Anda di halaman 1dari 10

Lelaki dan sejuta kenangan

"aku ga akan ninggalin kamu" Ucap nya dengan senyuman yang sangat menyakinkan ku.

Ntah mengapa, seorang Naysila dapat ditaklukan oleh lelaki seperti mu.

Kemarin aku mendapat sebuah hadiah dari kedua orangtua ku, karena aku berhasil masuk ke
sekolah favorite yang ada di kota ku. Untuk masuk ke sekolah itu, sangatlah tidak mudah
(bagiku) Hehe.

Jadi, ospek pertama pada senin itu, dilaksanakan dilapangan sekolah baru ku yang sangat luas .
Aku berjalan dengan sangat senang, mulai dari rambut panjang ku yang tak lupa ku pakaikan
pita kuning hingga sepatu putihku yang sangat bersih membuat ku semakin percaya diri untuk
memasuki lapangan yang luas itu. Dari pagi hingga sore kami berada dilapangan dengan
bantuan tiang awan hingga sore.

Setelah selesai ospek, barulah semua siswa/i di SMA Fav 1 Memulai aktivitas seperti biasa.
Ketika hendak menuju Gerbang sekolah ,tiba-tiba suara yang tidak asing memanggil ku "silaa"

Aku berhenti sejenak dan menoleh kebelakang, "Hei Jos!! " ku lambaikan tangan ku kearahnya .
Seketika Jos berlari ke arah ku. Namanya adalah Josafat , ya dia teman ku sejak duduk di kelas 1
SD-Smp. Dulu kami bersahabat bagai kepompong, namun Dia memutuskan pindah sekolah
ketika naik ke kelas 3 Smp, aku juga tidak tahu alasan Dia pindah sekolah karena kami tidak
pernah berkomunikasi sama sekali. Sejak itu, aku kecewa karena dia pindah tanpa memberi
kabar

"Hei apakabar sil? " Tanya jos sembari kami berjalan menuju gerbang

" Baik, kamu apa kabar" tanya ku

" aku juga Baik, seperti yang kamu lihat sekarang hehe" berlari kecil dan berhenti dihadapanku

" Syukurlah"lanjut ku dan bergeser sedikit untuk menghindarinya

" Kamu kok cuek gini sil, kamu marah ya karena aku pindah Ga bilang bilang dulu ke kamu"
tanya jos dengan wajah memelas

"plis, kamu jangan marah yaaa . Aku janji kali ini aku mau lulus bareng kamu" Lanjutnya

" Gpp jos, yaudah aku ke kelas dulu ya" aku berjalan menuju kelas baru ku dan meninggalkan
josh.

"Silaa, nanti kita pulang bareng ya" Teriak Josh dari kejauhan
*

Ketika mulai pembelajaran pertama, kami diminta untuk memperkenalkan diri. Karena aku
duduk paling depan, jadi aku yang pertama kali diminta untuk perkenalkan diri .

"Iya kamu, silahkan perkenalkan dirimu kepada kita semua. Dan setelah itu lanjut yang
disampingnya ya. Silahkan" Ucap Bu There

"Baik, selamat pagi semyanya" sapa ku kepada mereka

"selamat pagiii" ucap mereka secara serentak

"Terimakasih, Perkenalkan nama saya Naysila biasa dipanggil Silaa. Alamat rumah ku di Jl. Gatot
subroto no. 27. Terimakasih" aku langsung duduk dan mendengar teman teman lainnya
mendengar Perkenalan dari mereka.

** bel pulang berbunyi

Aku berjalan menuju gerbang, dan ternyata Josh ada disana yang sudah menatapku dari
kejauhan , ketika aku melihat ke arahnya dia melambaikan tangannya.

"Gimana hari pertama mu sil?" tanya nya

"lancar dan menyenangkan " jawab ku sambil berjalan menuju halte

"Sila, aku minta maaf ya " kejarnya dengan berlari kecil.

"Untuk apa? " tanya ku sambil menunggu angkutan umum

" aku ga tepat Janji.."

"aku pulang ya josh" memasuki angkutan umum yang kebetulan belum penuh.

"eh tunggu, aku ikut juga" lalu dia duduk disampingku.

Sepanjang perjalanan kami tidak banyak bicara. Aku tahu, sebenarnya banyak hal yang dia
ingin bicarakan dengan ku tapi aku hanya diam dan tidak menjawab apapun. Sekitar 35 menit,
aku sampai di komplek rumah ku. Selesai itu, aku pamit ke josh, yang jarak rumah kami hanya
10-15mnt. Dan Josh hanya tunduk ketika aku turun.

Jujur, aku senang ketemu kembali dengan sahabat dari kecil ku, tapi ntah mengapa ketika
bersamanya aku merasa sakit yang teramat dalam mungkin karena dia pindah tanpa ada
sepatah dua kata untuk ku .
Seminggu berlalu, aku dan Josh tidak ada berpapasan. Bahkan aku tidak pernah melihatnya lagi.
Akhirnya ku beranikan diri untuk ke kelasnya, disana tak ku temukan dia hingga bel masuk
pembelajaran. "kemana dia" gumam ku sambil berjalan menuju kelas ku yang tidak jauh dari
kelasnya . Ketika jam istirahat ku sempatkan untuk ke kelas josh, ya seperti biasa dia tidak
disana. Lalu ku tanyakan pada teman sekelasnya tentang keberadaannya , ternyata dia
kebanyakan menghabiskan waktu istirahat nya di perpustakaan. Karena jam istirahat hanya
15menit, ku pikir tidak akan sempat berjalan kesana dengan langkah ku yang kecil ini, gumam
ku dalam hati. Aku memutuskan kembali ke kelas.

Hati ku selalu bertanya mengapa dia tidak pernah bertegur sapa dengan ku lagi, aku tidak fokus
dalam mengikuti pelajaran, seakan akan pikiran ku ini miliknya Hufhh. Tidak lama kemudian bel
pulang berbunyi juga, secepat mungkin aku bergegas dan memilih untuk menunggu josh di
gerbang. Aku berlari secepat mungkin agar tak josh pergi dahulu. Terik matahari yang sangat
menyengat hampir membakar kulit ku, tapi aku tetap berdiri di dekat gerbang. Sekitar 5menit
aku belum juga melihat nya dari kejauhan , ku coba untuk tetap berdiri dibawah terik matahari
sampai Dia benar benar muncul. Lama aku menunggu, hingga tak satu orangpun lagi ku lihat di
Parkiran maupun dilapangan. "apa Dia udah balik luan, ah gamungkinn secepat itu hm" tanya
ku sekilas melemparkan pandangan ke segala arah. Aku merasa ga kuat dengan terik matahari .
ku putuskan untuk berjalan menuju halte walaupun yang ku tahu angkutan umum tidak ada lagi
jam 3 sore dan harus mencarinya ke jalan besar . Rasanya aku ingin menangis karena
kebodohan ku mencari josh yang tak kunjung muncul. Karena aku merasa kelelahan, aku
memilih duduk sebentar di halte.

"eh siapa ini? Tolong jangan macem macem ya" teriak ku sambil melepaskan tangan nya yang
menutupi mataku.

"Duarrr hahahaha" tawa josh yang merasa tak bersalah

"Ih, kirain orang jahat!! " ucapku sambil memukulnya

"Iya maaf Silllaaaaku" ledeknya sambil mengusap rambut ku

Deg! Aku sontak terdiam, dunia seakan berhenti, angin yang tadinya sepoi kian membentuk
pusaran didepan ku, aku tak bisa berbicara apa pun, otak ku berputar dengan cepat, dan (hikss)
air mataku jatuh, tubuh ku tak mampu menahan beban segalanya. Peluk erat membuat ku
melayang yang menjadikan dunia ku gelap gulita, tak kulihat apa pun disana. Tangan kekar nan
hangat tengah menjamah jemari kecil ku , ku coba membuka mata untuk memastikan sekeliling
ku. Lalu ku temukan tuan berseragam putih dengan duduk tunduk sambil menjaga jemari
in,siapalagi pemilik lengan kekar itu kalau bukan Josh. Kulempar kan pandangan ke seluruh
arah, aku tak tahu dimana aku berada.
"sudah bangun sila?" lelaki itu bertanya pada ku dengan rambut acak acakan dan mata sayu

"Sudah, dimana kita? Tanyaku bingung antara sadar tidak sadar

"kita di Rumah Sakit" ucapnya

"aku kenapa? Aku sakit apa josh? " tanya ku

"Dua hari yang lalu, kamu pingsan di halte lalu aku membawa mu kemari " ucapnya sedikit
terbata

"Mama dan Papa ku dimana? " tanya ku mencari kesana kemari yang tak kutemui satu diantara
mereka

"kamu sehat dulu ya, nanti mereka datang" ucapnya sambil mengelus kening ku

Aku tak tahu apa sebenarnya yang terjadi, Josh yang tidak biasanya gelisah seakan gerak
tubuhnya kian tak menentu arah dan tujuannya. Aku ingin bertanya banyak, namun kondisi
tubuh ku yang lemah tak mengijinkan.

Permisi.. (suara ketukan) kami melihat kearah suara itu berasal. Tak lama kemudian, sipemilik
suara masuk dan mengahmpiri kami.

"Mama, pa.." aku belum selesai berkata mereka langsung mencium ku dan menitikkan air mata

"kamu udah sadar sayang? Kamu mau apa nak? " ucap mama dengan tangisan

"aku kenapa ma? " tanya ku dengan memelas

"gapapa sayang, kamu hanya kecapekan kata dokter" jawab mamak mengusap rambutku dan
mengirimkan ciuman hangat disana

(suara dering hp)

"halo, iya pak, baik pak kami akan kesana "

"sayang, papa sama mama kembali kerja dulu ya" ucap papa dan mengajak mama

"Josh, kamu jagain silaa ya" lanjut papa sembari bergegas menuju pintu keluar ruangan

"Iya om"jawab josh

**

Dua hari Setelah merasa pulih, aku diperbolehkan pulang kerumah. Dan sampai saat itu aku
belum tahu mengapa aku dirawat berminggu, dan hanya ditemani Josh.
Sesampainya dirumah, aku tidak menemukan mama dan papa. Ku lihat mbak ratih berjalan
kearah aku dan josh

"Sudah pulang dik, kamu istirahat ya. Nanti mbak anterin makanan kesukaan dek silaa" rayu
mbak ratih yang mampu membuat ku tersenyum

Kemudian, Josh menghantarkan ku ke kamar. Dari kami kecil hingga beranjak dewasa tak ada
satupun yang berubah dari kami. Josh tahu segala sesuatu tentang ku, dan begitu juga aku.
Josh teman ku bertumbuh,yang selalu ada disetiap tangis dan tawa ku. Dia mengajarkan ku
untuk mengenal Tuhan ku lebih dekat, mulai dari beribadah, berdoa, saat teduh,bahkan tiap
pagi kami selalu melakukan saat teduh ya walaupun melalui media chat. Dia tak lupa
mengingatkan ku untuk hal tersebut. Itu lah Josh-ku yang dulu, sebelum dia memilih pindah
sekolah dan tanpa memberi kabar.

Josh melihat Alkitab yang ia berikan sewaktu aku berulangtahun, alkitab tak pernah ku sentuh
sama sekali karena aku kecewa dengan pindah nya dia sekolah. Setahun itu, aku benar benar
kehilangan sosok dirinya. Setelah itu, aku tak pernah melakukan apa pun sebelum josh yang
mengingatkan ku. Selama setahun, aku tak menyentuh apa pun yang pernah dia ajarkan untuk
ku.

"kenapa kitab ini berdebu? Kamu gapernah baca lagi? " tanya nya sembari membersihkan
alkitab tersebut

Lalu ku ceritakan semuanya kepada Josh, ketika bercerita panjang aku menangis .

"Sila, ingat ya apa pun keadaan mu tetap lah bertegu pada iman yang kau percayai. Jangan
goyah " ucap Josh yang duduk disampingku dan mengusap air mataku

"yang ku percayai itu, kamu Josh. Bagaimana mungkin aku melakukan semua hal itu tanpa
mu"hiksss tangisan ku tak dapat terbendung

"Iyaa, maafkan aku sila yang pergi tanpa mengirimkan pesan waktu itu" ucapnya memenangkan
ku. " Mulai detik ini aku gaakan ninggalin kamu, aku akan tetap disamping mu" lanjutnya.

"janji? " tuntut ku keadanya

"Iya, aku Josh efrata berjanji tidak akan meninggalkan Naysila margaretha " ucapnya

Dan saat itu, aku menemukan dunia ku kembali .

Kami memulai semuanya seakan kami kembali seperti anak kecil lagi, berangkat - pulang
sekolah bareng.
Singkat Cerita,

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu Kuranglebih 3tahun aku telah bersama Josh , sampai
dimana akan Ujian Nasional . Seperti biasa kami selalu belajar bersama dan mendoakan apa
yang akan kami lalui bersama.

Seminggu sebelum ujian, Josh datang kerumah ku untuk mengajakku KKR. Sesampainya Josh
dirumah, Josh ijin ke toilet. Aku menunggu diruang tamu dan tibatiba handphone Josh
berbunyi, ya awalnya aku ga ngelirik tapi rasa penasaran menuntut ku untuk melihat ke arah
ponsel nya.

"Josh, jadi kan ketempat ku? " pesan 1

"Pasti kamu ditempat sila Kan? " pesan 2

" Seberapa cantik sih sila, kenapa kamu patuh banget " pesan 3

"aku yakin kok, kamu hanya kasihan liat Dia " pesan 4

Ku letakkan kembali ponsel nya, Lalu aku diam menunggu Josh keluar dari toilet .

"yok kita berangkat " ajak Josh

"ponsel mu tadi ada masuk pesan, keknya penting " ucapku dan mengarahkan mata ke arah
ponsel

Sebenarnya itu haknya, mau kenal dengan siapa aja. Dari SMP aku udah pendam semua rasa
cinta dan sayangku untuk Josh, terkadang ingin rasanya aku mengungkapkan semua rasa yang
telah lama ku pendam, tapi aku yakin Josh udah Menganggap ku seperti adiknya . Dan
perhatian perhatian yang selama Dia beri itu, karena Dia memang baik ke semua orang.

Tapi, ntah kenapa hati ini belum pernah tertarik dengan oranglain selain Josh, aku tak tahu
bagaimana aku kedepannya. Jika ku ungkapkan rasa ini, semua akan berakhir begitu saja dan
aku tidak mau Josh menghindar dari hanya karena perasaan ini. Disetiap doa ku, aku selalu
meminta kepada Tuhan untuk membuang rasa cinta ini yang suatu saat nanti akan
menimbulkan keegoisan dalam diriku. Jika memang Dia ditakdirkan untuk ku, aku sangat
bersyukur tapi bukan berarti aku tidak bersyukur jika tidak ditakdirkan untuk hidup dengannya.

Sepanjang perjalanan menuju gedung KKR aku selalu memikirkan tentang Josh dan perempuan
itu, tapi untuk cemburu pun aku ga berhak.

"sila, kamu kenapa? " tanya Josh dan menarik lembut tangan ku

"eh, em aku, itu"kacauu aku gugup banget


"kamu mikirin apa? Dari tadi aku ajak bicara padahal " lanjut sambil menggenggam tangan ku "
kamu, kalo lagi mikirin sesuatu jangan sendiri. Cerita ke aku"

Tuhan, mana mungkin aku cerita ke Dia kalau aku cemburu huaaahhh :(

"kamu kenapa sih sil?" tanya Josh lagi dengan memberhentikan mobil ditengah jalan

"aku ngga lagi mikirin apa apa kok hehe" jawab ku memalingkan wajah dari pandangannya

"yakin ga mikirin apa2? " tanya Josh mulai kembali mengendarai

"Iyaa hehe" duh aku degdegserrrr inii, padahal udah lama bareng tapi baru kali ini merasakan
hal ini

"aku tau kamu cemburu sil, tapi percayalah aku akan selalu ada untuk mu. Sampai nanti kamu
mendapatkan orang yang benar benar kamu Cintai" ucapnya tanpa pertimbangan

(aku udah ketemu sama orang yang aku cintai Josh) ucap batin ku, bego banget aku untuk
ngucapin kalimat ini aja aku gabisaaa. Lemah kau silll lemahhh!

"yaudah yok sil, kita turun. Kamu fokus kan dirimu untuk Tuhan ya sil, jangan mikir macem
macem " ucap Josh sembari mengacak acak rambut ku

"Siap komandan haha " jawabku memberi hormat untuk mencairkan suasana

**.

Sepulang KKR, kami memutuskan kerumah Josh. Orangtua kami sudah saling kenal, dan
dirumah siapapun kami sudah dianggap anak. Disana aku melihat mama nya Josh, yang tengah
beberes untuk berangkat ibadah. Ketika kami sampai disana, mama nya permisi untuk
berangkat. Seperti biasa, kami mulai belajar,makan,dan akhirnya aku diantar pulang. Ditengah
jalan, aku dikagetkan dengan pertanyaan dari Josh

"Sila, apa kamu selama ini nyaman bersama ku? "

Dengan memantapkan jawaban "Aku selalu nyaman bersama mu josh " rasanya geli, malu dan
ahh semua rasa itu bercampur adukk, pipi ku rasanya ingin meledak karena panas nya.

"Syukurlah, jika selama ini kamu nyaman bersama ku" melemparkan senyum manis nya
keoadaku.

"haha kenapa senyum2? " tanya ku agar tak terlihat canggung

"salah aku senyum ke orang yang sayang? " tanya nya serius
Seketika aku terdiam membisu, rasanya jiwa dan raga ku sedang tak berdamai.

"Sila, Jika nanti kita tidak ditakdirkan untuk hidup bersama, kamu harus jadi wanita yang
mandiri, tetap berbaik hati dan jangan pernah menyombongkan apa yang kamu punya ya" Ucap
nya yang sedaritadi sudah memberhentikan mobil nya

Aku tau, kali ini dia benar benar serius . Bingung bercampur sedih ketika mendengar kalimat
yang ia ucapkan tadi.

" apa yang ingin ku sombongkan didunia ini josh?" ucapku sejenak terdiam

"jika, jikalaupun aku tidak ditakdirkan untuk mu ,aku akan tetap meminta supaya kita
ditakdirkan sehidup semati Hehe "ucapku meneteskan air mata dibarengi tawa kecil untuk
menghalangi air mata bercucuran , sesak dada ini menahan semuanya tapi aku selalu
memenangkan diri

Josh memeluk ku dengan tangisan "aku gatau gimana aku tanpa mu sila, terserah kamu
membenci ku setelah mendengar ini. Yang ku tahu aku mencintai mu sejak dulu "

"aku juga merasakan hal yang sama Josh, ku pikir hanya aku yang ada diposisi ini" isak tangis
kami berdua pecah saat kejujuran mulai terungkap.

Tak lama kemudian, kami diam dan tertawa seperti tak ada masalah. Lega rasanya sampai
dititik ini, ternyata selegah ini. "Terimakasih Tuhan " ucapku dalam dihatiku

"Aku berangkat ya Sil, ingat saat teduh mu besok " Pamitnya sembari mengacak rambut ku

"siapp dann"ku beri hormat seperti biasa

**

Setelah sbulan tak saling kabar, karena memfokuskan diri untuk UN

Selesai Ujian Nasional aku bergegas menuju rumah Josh, dengan membawakan makanan
favorit kami berdua. Rasanya rindu ini sangat berat. Aku pamit ke mbak ratih, lalu berangkat.
Aku sengaja tak nengabarinya dahulu, biar jadi kejutan.

Sesampainya depan rumah Josh, tak kulihat satu orangpun disana. Ku coba cek kesana, dan ku
panggil Josh . Tak satupun menjawab ku. Kemudian, tetangga nya datang mengahmpiri ku "Sila,
Josh sedang dirumah sakit Elisabeth pukul 05 pagi tadi " selesai berkata seperti itu ibu itu
langsung pamit pulang

Tanpa pikir panjang, aku berangkat menuju rumah sakit . Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa
semua diluar pikiran. Ah sudahlah, ku coba untuk fokus ke perjalanan ku.

Dan tibalah aku dirumah sakit, ku lihat sekelilingku tak ada yang ku kenal. Perasaan ku sangat
gelisah.

"suster, Adakah pasien yang dilarikan kesini pukul 5pagi tadi? "

"sebentar ya dik, saya cek dulu " jawab suster

Rasanya sangat lama suster ini bergerak, ku coba melihat sekelilingku sekalian menunggu suster
tersebut.

"Ada dik, ikut dengan suster ya biar saya antar" jawab suster menunjuk kearah suster yang baru
keluar dari ruangan

Kaki ini seakan tak bisa terkontrol untuk melangkah lebih tenang. Kulihat kanan kiri lorong tak
ada ku temukan yang ku cari.

Ku putuskan untuk tenang, tibatiba suster memanggilku dan menunjuk ruang sudah dipenuhi
keluarga Josh. Dengan sekuat tenaga aku berlari sekencang mungkin menuju keramaian itu.
Ketika aku sampai disana mama Josh memeluk ku dan menangis.

Aku mencoba berpikir tenang dan menenagkan mama nya, "Josh dimana tan? " tanya ku

Belum sempat dijawab, Dokter keluar dan meminta minimal 3orang yang masuk kedalam.
Mama dan papa Josh mengajakku masuk dalam ruangan tersebut, dan aku berusaha menahan
diri untuk tidak Berpikiran yang bodoh.

Tak lama kemudian, ku lihat Josh dengan kulit pucat, bibir seputih kertas, badan kekarnya
terletak diatas sprei hijau yang dihiasi dengan puluhan infus disetiap tubuh Josh. Mulut ku
terkunci rapi, kaki ku tak dapat menopang tubuhku, dan aku terjatuh tanpa ada tangan kekar
yang menangkap ku. Aku merasa tak berdaya, bahkan untuk bangkit berdiri aku tak mampu.
Mama dan papa josh memanggil Dokter, dan mengambilkan kursi Roda untuk ku, mereka
mengangkat ku dan kami menuju Josh yang belum menyadari kami disana. Tangisanku tak
terbendung ketika menggenggam tangan yang selalu ada untuk ku, tapi mulut ini seakan tak
mampu juga berkata.

"Ma, pa sila dimana? Aku mau ketemu " ucap Josh terbatabata
"aku disini Josh"ucapku seperti bayi baru belajar bicara

"terimakasih sudah menjadi bahagiaku, walaupun kita tidak ditakdirkan untuk bersama tapi aku
selalu mengucap syukur Kepada Tuhan " ucap Josh sambil memberikan sebuah kunci lemari nya

"Ma, kalian sehat selalu ya. Jagain sila juga, dia gaboleh jatuh sama orang yang sala" tak lama
kemudian Josh terdiam dan *titttttttttttttt*

"Dia sudah menghadap bapa yang disurga"ucap dokter

Rasanya raga ku telah hilang, hancur semuaa, hancurrr akuu

Tangisan kami memenuhi ruangan tersebut dan semua dari mereka memeluk ku memberi
ketenangan. Aku tak tahu dimana raga ku saat itu, yang ku tahu aku ingin membunuh diriku
sendiri. Ku coba membangunkan Josh "Josh bangun, josafat efrataaaa. Bangunnn aku mohon"
teriak ku yang yakin dia akan bangun.

"Josh sudah pergi nak" ucap mereka memeluk ku erat yang semakin membuat ku hancur
berkeping

"Josh dimana janji mu untuk selalu ada setiap tangis Dan tawa ku??? "

"Josh bangunnn, lihat akuuu, kamu bilang tak satu orangpun engkau biarkan membuat ku
menangis, sekarang kamu yang membuat ku menangis josh! Jahat kamuuu! Bangun Josh aku
mohon" rasanya takbisa aku menahan derai air mata ini

Selepas kepergian Josh, tak ku dapati lagi hari hariku seperti dulu . Josh engkau adalah lelaki
yang sangat sempurna yang pernah dititipkan Tuhan untuk ku. Lelaki yang mengertiku, yang
mencintaiku dan mampu membuat ku untuk tidak ingin mengenal lelaki lain .

Jika diberi kesempatan kedua untuk ku, akan ku beranikan diri ini untuk mengatakann aku
mencintai mu, Josafat Efrata.

Jagakan dia Tuhan, aku ingin bertemu dengan nya di firdaus kedua.

Anda mungkin juga menyukai