Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, NON PERFORMING LOAN DAN LOAN

DEPOSIT RATIO TERHADAP PENYALURAN KREDIT UMKM TAHUN 2008-2017

Supanji Setyawan1
Jurusan Akuntansi, Universitas Tidar, Indonesia
(supanji@untidar.ac.id)

Chaidir Iswanaji2
Jurusan Akuntansi, Universitas Tidar, Indonesia
(chais@untidar.ac.id)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how much influence the variable amount of interest
rate, non performing loan and loan deposit ratio affect the variable SME’s lending. The data
collected from commercial banks performance report year 2008-2017. Data collection technique
obtained from Indonesian banking statistics for 15 years from the Bank Indonesia. In this study
using α of 5% and techniques of multiple linear regression data analysis, statistical tests, and
classical assumption. The survey results revealed detachment from the classical assumption, then
the estimation results of regression and t test showed that the interest rate during the year 2008-
2017 have no significant effect on SME’s lending. However, t test of non performing loan and
loan deposit ratio during the year 2080-2017 showed a significant effect SME’s lending.
simultaneously shows that the interest rate, non permorming loan and loan deposit ratio have a
significant effect on SME’s lending
Keywords: interest rate, non performing loan, and SME’s lending

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, NPL, dan
LDR terhadap Penyaluran Kredit UMKM pada Bank Umum di Indonesia. Data yang
dikumpulkan laporan kinerja bank-bank umum periode 2008-2017. Teknik pengumpulan
data diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia selama 15 tahun dari Bank Indonesia.
Dalam penelitian ini menggunakan α 5% serta teknik analisis data regresi linear berganda, uji
statistik, dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian diketahui sudah terbebas dari uji asumsi
klasik, kemudian hasil estimasi regresi dan uji t menunjukkan bahwa tingkat suku bunga
selama tahun 2008-2017 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran
kredit UMKM. Namun uji t non performing loan dan loan deposit ratio selama tahun 2008-
2017 menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. Secara
simultan menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, non performing loan dan loan deposit ratio
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM.
Kata Kunci: tingkat suku bunga, NPL, LDR, dan penyaluran kredit UMKM
1. PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 5 Nomor 10 Tahun 1998, terdapat
dua jenis bank yang dibagi menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum di
sini adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat
jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada
Bustari Muchtar, (2016) Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Menurut Kasmir (2014) Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau
bagi hasil.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah, usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil dengan jumlah asset lebih dari Rp 50 juta sampai Rp 500 juta dan
omzet total Rp 300 juta sampai Rp 2,5 milyar. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang dengan
jumlah kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai Rp 10 milyar dan omzet total Rp 2,5
milyar sampai Rp 50 milyar. Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan
demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
Usaha Mikro Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan
usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi
yang berkeadilan Fahmi (2014). Jumlah kredit UMKM yang disalurkan pihak perbankan
menurun meskipun total kredit bank umum meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tabel tentang
Rata-rata Tingkat Suku Bunga, Non Performing Loan, Loan Deposit Ratio, dan Kredit UMKM
yang Disalurkan Periode 2008-2017.
Tabel 1 Kredit UMKM
Tahun TSB % NPL % LDR % Kredit UMKM %
2008 14,22 3,63 74,58 16,03
2009 13,01 3,85 72,88 15,68
2010 12,07 3,31 75,21 14,54
2011 11,88 2,87 79,18 13,17
2012 9,69 1,87 83,58 12,73
2013 10,47 1,77 89,70 11,85
2014 12,11 2,16 89,42 11,27
2015 11,83 2,49 92,11 10,98
2016 10,66 2,93 90,70 10,65
2017 10,19 2,59 89,17 10,11
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Vol. 16 No. 1 Desember 2017
Dari data yang ada di tabel dapat dilihat bahwa dari 2008-2013, Loan Deposit Ratio
(LDR) mengalami pergerakan yang fluktuatif, sementara pada tahun 2014-2017 angka LDR
terlihat menurun. Hal tersebut tidak searah dengan pergerakan kredit (indikasi negatif).
Kemudian melihat dari sisi Non Performing Loan yang juga memperlihatkan adanya fluktuasi,
menjadi pertimbangan pihak perbankan untuk bersikap hati-hati dalam hal penyaluran kredit.
Persaingan perbankan khususnya dalam penyaluran kredit semakin ketat, karena tekanan
terutama dari pemerintah dan BI terkait dengan belum bergeraknya sektor riil, mendorong
terjadinya penurunan suku bunga kredit yang menyebabkan pendapatan perbankan akan turun.
Pendapatan perbankan yang diperkirakan turun memaksa perbankan untuk meningkatkan dana
murah dengan cara meningkatkan sistem layanan perbankan berbasis teknologi. Sistem tersebut
terbukti memberikan manfaat selain untuk memuaskan nasabah, juga mengkonsolidasikan data
secara cepat dan tepat, memperbesar perolehan fee based income (FBI), dan mengurangi dan
mencegah fraud yang juga berujung pada peningkatan efisiensi perbankan Mulyawan and Hafidz
(2014).
Menurut Anindita (2012) hambatan penyaluran kredit tidak hanya datang dari pihak
perbankan. Sektor UMKM yang ingin mengajukan permohonan kredit terhalang oleh kendala
jaminan (collateral) yang diminta oleh pihak bank. Padahal sebagian besar nasabah UMKM
tidak memiliki jaminan yang memadai yang dapat digunakan untuk memperoleh kredit. Selain
itu, prosedur dan administrasi kredit yang berbelit-belit juga menjadi penyebab keengganan
pihak debitur untuk meminjam uang di bank. Seiring dengan kondisi perekonomian Indonesia
yang mengalami perbaikan, kredit perbankan juga mengalami hal yang sama, akan tetapi
pembiayaan yang diberikan pihak perbankan untuk sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan
Menengah) nyatanya masih sangat minim meski tren keberadaan sektor usaha ini terus
meningkat (Aldila 2014). Porsi kredit usaha yang diberikan perbankan kepada UMKM ternyata
masih jauh lebih kecil dibandingkan yang disalurkan kepada perusahaan besar atau non UMKM.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa institusi keuangan ini masih menganggap UMKM sebagai
usaha yang lebih berisiko dibandingkan usaha besar. Berdasarkan data Bank Indonesia, besaran
kredit yang diberikan kepada UMKM memperlihatkan tren yang meningkat setiap tahunnya.
Pada 2010, besaran kredit UMKM yang disalurkan sebanyak Rp394,3 triliun dan meningkat
sebesar 21,71 persen menjadi Rp479,89 triliun di 2011. Nilai kredit kepada UMKM yang
disalurkan ini terus meningkat hingga pada 2016 kredit mencapai Rp900,4 triliun. Meskipun
nilainya terus meningkat, akan tetapi porsi kredit usaha yang diberikan perbankan kepada
UMKM ternyata masih jauh lebih kecil dibandingkan yang disalurkan kepada perusahaan
besar/non UMKM. Pada 2011, proporsi kredit yang diberikan perbankan kepada UMKM sebesar
21,77 persen dari total kredit yang disalurkan. Porsi ini bahkan menurun pada 2016, menjadi
hanya sebesar 19,98 persen.(www.bi.go.id/kredit/umkm) Hal tersebut menjadi alasan untuk
menelaah kembali faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit UMKM.
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka pertanyaan penelitian yang ada
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh Suku Bunga Kredit terhadap penyaluran kredit UMKM
pada sektor Bank Umum tahun 2008-2017?
2. Bagaimanakah pengaruh Non Performing Loan terhadap penyaluran kredit UMKM
pada sektor Bank Umum tahun 2008-2017?
3. Bagaimanakah pengaruh Loan Deposit Ratio terhadap penyaluran kredit UMKM
pada sektor Bank Umum tahun 2008-2017?

2. TINJAUAN LITERATUR
2.1 Kajian Pustaka
Perkembangan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia tidak
terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada UMKM. Setiap tahun kredit
kepada UMKM mengalami pertumbuhan dan secara umum pertumbuhannya lebih tinggi
dibanding total kredit perbankan.
Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan menengah yang
memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur dalam UU
No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. Berdasarkan UU tersebut, UMKM adalah usaha produktif
yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekayaan bersih dan hasil penjualan
tahunan. Statistik kredit UMKM disajikan dengan berbagai item yakni Net Ekspansi (NE), Baki
Debet (BD), Non Performance Loan (NPL), dan Kelonggaran Tarik, dilengkapi dengan variasi
berdasarkan kelompok bank, Sektor Ekonomi, Jenis Penggunaan dan Lokasi Proyek pada setiap
Propinsi dan rincian skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Publikasi Statistik kredit UMKM
berdasarkan definisi dan kriteria usaha berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM
mulai dilaksanakan untuk data laporan bulanan bank sejak Januari 2011. Sampai akhir 2010
Statistik kredit UMKM didasarkan pada definisi plafon, yaitu: (1) kredit mikro dengan plafon s.d
Rp50juta, (2) kredit kecil dengan plafon lebih dari Rp50juta s.d Rp500 juta, dan (3) kredit
menengah dengan plafon lebih dari Rp500juta s.d Rp5miliar. Dalam definisi tersebut, seluruh
jenis penggunaan kredit termasuk kredit konsumtif masuk di dalam Statistik kredit UMKM.
(https://www.bi.go.id/id/umkm/kredit/data/Default.aspx).
Kredit kepada Usaha Kecil adalah pemberian kredit kepada debitur usaha kecil yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang
UMKM.  Berdasarkan UU tersebut, Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yaitu:
a.     Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyakl Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
b.     Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Pada dasarnya penyaluran kredit UMKM di pengaruhi oleh beberapa variabel. Beberapa
peneletian telah di lakukan untuk melihat variabel – varibel yang mempengaruhi penyaluran
kredit UMKM di antaranya oleh Nisa (2016) yang meneliti tentang pertumbuhan pembiayaan
UMKM oleh perbankan yang menyatakan bahwa kebijakan penyaluran kredit kepada UMKM
masih belum memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan UMKM. Sejalan dengan
hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Ersa (2016) menyatakan bahwa tidak adanya
pengaruh yang signifikan penyaluran kredit UMKM terhadap pertumbuhan UMKM. Dimana
dalam hal ini pertumbuhan UMKM diukur  dari jumlah output yang dihasilkan. 
Tingkat suku bunga menurut Boediono (2014) adalah harga dari penggunaan dana
investasi (loanable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam
menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau menabung. Pengertian suku bunga
menurut Sunariyah (2013) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai
persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang
digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Tabungan, simpanan menurut
teori klasik adalah fungsi tingkat bunga, makin tinggi tingkat bunga, maka makin tinggi pada
keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank. Artinya pada tingkat bunga yang lebih
tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk
berkonsumsi guna menambah tabungan. Sedangkan bunga adalah “harga” dari (penggunaan)
loanable funds, atau dapat diartikan sebagai dana yang tersedia untuk di pinjamkan atau dana
investasi, karena menurut teori klasik, bunga adalah “harga” yang terjadi di pasar
investasi.Boediono (2014)
Non Performing Loan (NPL) menurut Kasmir (2014) mengemukakan bahwa Kredit
bermasalah atau kredit macet adalah kredit yang didalamnya terdapat hambatan yang disebabkan
oleh 2 unsur yakni dari pihak perbankan dalam menganalisis maupun dari pihak nasabah yang
dengan sengaja atau tidak sengaja dalam kewajibannya tidak melakukan pembayaran. Menurut
Darmawi (2011) pengertian Non Performing Loan (NPL) adalah Salah satu pengukuran dari
rasio risiko usaha bank yang menunjukkan besarnya risiko kredit bermasalah yang ada pada
suatu bank. Kredit bermasalah diakibatkan oleh ketidak lancaran pembayaran pokok pinjaman
dan bunga yang secara langsung dapat menurunkan kinerja bank dan menyebabkan bank tidak
efisien.
Menurut Kasmir (2014) Loan to Deposit Ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan”, sementara menurut Darmawi (2011) Loan to
Deposit Ratio adalah salah satu ukuran likuiditas dari konsep persediaan yang berbentuk rasio
pinjaman deposit. Berdasarkan definisi di atas, Loan to Deposit Ratio merupakan salah satu rasio
yang digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas bank dan juga menjadi alat ukur terhadap
fungsi intermediasi perbankan. Loan to Deposit Ratio merupakan perbandingan antara jumlah
kredit yang disalurkan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.

2.2 Hipotesis
Penelitian tentang suku bunga dilakukan oleh Kaunang (2013) yang menyatakan bahwa
tingkat suku bunga pinjaman memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
permintaan kredit UMKM, hal tersebut membuktikan bahwa tingkat suku bunga merupakan
salah satu pertimbangan dalam menentukan kredit. Selain itu penelitian oleh Effendi (2016)
menunjukan bahwa perubahan tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan secara
statistik pada tingkat kepercayaan 99 persen terhadap perubahan kredit usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM). Tingkat suku bunga kredit berpengaruh negatif terhadap kredit usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM). Beberapa penelitian diatas merupakan dasar untuk menentukan
hipotesis sebagai berikut:

H1 : Suku Bunga Kredit berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM pada


sektor Bank Umum tahun 2008-2017

Adanya berbagai sebab membuat debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajiban
kepada bank. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang
operasinya memberikan kredit, karena semakin besar piutang semakin besar pula risikonya.
Apabila suatu bank kondisi NPL tinggi maka akan memperbesar biaya lainnya, sehingga
berpotensi terhadap kerugian bank. Penelitian yang dilakukan oleh Khotimah (2014)
menunjukkan bahwa Perkembangan rasio Non Performing Loan Periode April 2012 – Maret
2013 pada Sektor UMKM tertinggi ada pada kredit yang disalurkan kelompok Bank
Pembangunan Daerah, kemudian Bank Persero dan NPL terendah pada kelompok Bank Swasta
Nasional. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Mandolang and Kumaat
(2017) menunjukan bahwa NPL mempunyai pengaruh yang positif terhadap kredit UMKM di
Sulawesi Utara. Hasil secara individu pengaruh NPL terhadap kredit UMKM (uji t) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kredit UMKM. Berdasarkan beberapa penelitian diatas,
menjadikan rumusan hipotsesis sebagai berikut:

H2 : Non Performing Loan berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM pada


sektor Bank Umum tahun 2008-2017

Loan to Deposit Ratio (LDR) mencerminkan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya, dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit
dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin
menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit yang
diberikan dengan total dana pihak ketiga. Penelitian dilakukan oleh Isnurhadi and Kartika (2015)
meneunjukan bahwa Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Pertumbuhan Kredit UMKM Bank Pembangunan Daerah di Indonesia. Hal tersebut
membuktikan bahwa bank juga membutuhkan modal yang besar untuk penyaluran kredit.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Efriyani (2016) menunjukan bahwa memperoleh
hasil yang menyatakan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap
penyaluran kredit UMKM dengan sampel 11 bank umum pada periode 2014. Berdasarkan
penelitian tersebut, maka dirumuskan hipotesis:

H3 : Loan Deposit Ratio berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM pada


sektor Bank Umum tahun 2008-2017
Berikut ini adalah model yang dirumuskan pada penelitian ini

Suku Bunga Kredit


H1

Non Perfoming Loan H2


Penyaluran Kredit UMKM

Loan Deposit Ratio H3

Gambar 1. Hasil Kerangka Berfikir

3. METODOLOGI DAN ANALISA DATA


3.1 Jenis Penelitian
Dalam suatu penelitian seorang peneliti harus menggunakan jenis penelitian yang tepat.
Hal ini dimaksud agar peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang
dihadapi serta langkah-langkah yang digunakan dalam mengatasi masalah tersebut. Bentuk
penelitian dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan motode deskriptif analistik. Prosedur
dalam penelitian ini adalah peneliti mencari data di website resmi Bank Indonesia. Setelah
data diperoleh kemudian di hitung atau diolah menggunakan SPSS 20.0.
3.2 Populasi dan sampel
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna
data. Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data runtun waktu (time series)
tahun berupa laporan kinerja bank-bank umum. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh
dari Statistik Perbankan Indonesia yang terdaftar di direktori Bank Indonesia dengan
menggunakan beberapa media baik elektronik maupun media tulis berupa website resmi Bank
Indonesia. Pada penelitian ini memiliki populasi seluruh laporan kinerja keuangan perbankan
umum. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah Dalam penelitian ini daerah
yang menjadi sampel dipilih berdasarkan Purposive Sampling (kriteria yang dikehendaki) yang
biasanya digunakan jika populasi bersifat heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus
dibagi-bagi dalam lapisan yang seragam Sugiyono (2017). Berdasarkan teknik pengambilan
sampel maka dieperoleh sampel laporan kinerja bank umum tahun 2008-2017.
3.3 Definisi Operasional variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel
indepanden. Variabel dependen adalah variabel yang dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen,
dimana pengaruhnya dapat positif maupun negatif Sugiyono (2017).
Penyaluran kredit sebagai variabel dependen dalam penelitian ini, sedangkan Tingkat
Suku Bunga (TSB), Non Performing Loan (NPL) dan Loan Deposit Ratio (LDR) sebagai
variabel independen.
Tingkat suku bunga didefinisikan sebagai Bunga bank umum yang diberikan pada para
peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank umum dengan
skala persen Fahmi (2014). Kemudian NPL dijelaskan sebagai Dana yang dipercayakan
masyarakat (di luar bank) kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dengan skala
rasio. Serta LDR didefinisikan sebagai Perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan
total dana pihak ketiga dengan skala rasio. Kasmir (2014)

3.4 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah sebuah metode yang akan menjadi dasar bagi penarikan kesimpulan
terhadap data yang sudah terkumpul. Dalam penelitian ini digunakan uji asumsi klasik, analisis
regresi linear berganda dan uji statistik. Uji asumsi klasik dilakukan karena dalam model regresi
perlu memperhatikan adanya penyimpangan-penyimpangan atas asumsi klasik, karena pada
hakekatnya jika asumsi klasik tidak dipenuhi maka variabel-variabel yang menjelaskan akan
menjadi tidak efisien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi : uji
multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan apakah dalam penelitian sudah
berdistribusi secara normal atau belum, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi
klasik maka uji t dan uji F yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistik dapat
mengacaukan kesimpulan yang diperoleh Ghozali (2017)
Model regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap satu variabel dependen dan umumnya dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut menurut Ghozali (2017):

Keterangan:
Y = Penyaluran Kredit UMKM X1 = Tingkat Suku Bunga
X2 = Non Performing Loan X3 = Loan Deposit Ratio ε = Error

Uji statistik dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan ada tidaknya korelasi antara
variabel independen dengan variabel dependen Dari hasil regresi berganda akan diketahui
besarnya koefisien masing-masing variabel. Uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu untuk
memprediksi bahwa sampel yang diteliti mensyaratkan BLUE (Best Linier Unbias
Estimator) terbebas dari permasalahan normalitas data, heteroskedastisitas, multikolinearitas,
dan autokorelasi. Setelah lolos dari uji asumsi klasik, maka dapat dilanjutkan ke dalam uji
hipotesis dengan analisis regresi. Dari besarnya koefisien akan dilihat adanya hubungan dari
variabel-variabel bebas, baik secara terpisah ataupun bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji
statistik antara lain uji t, uji F, dan uji R².

4. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI


4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas

Tabel 2 hasil Uji Multiolinieritas


Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
TSB .422 2.372
NPL .312 3.209
LDR .420 2.382
Dependent Variable: Penyaluran Kredit UMKM
Sumber: Diolah oleh peneliti dengan SPSS
Variabel Tingkat Suku Bunga memiliki nilai tolerance sebesar 0,422, Non Performing
Loan memiliki nilai tolerance sebesar 0,312, dan Loan Deposit Ratio memiliki nilai tolerance
sebesar 0,420. VIF Tingkat Suku Bunga sebesar 2,372, Non Performing Loan sebesar 3,209, dan
Loan Deposit Ratio sebesar 2,382. Ketiga variabel tersebut memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1
dan nilai VIF yang kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas
multikolinearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot Hasil regresi uji Scatterplot terlihat
bahwa titik-titik menyebar secara acak diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak
terdapat pola. Jadi dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini memenuhi syarat untuk
menjadi model yang baik dapat dilihat pada gambar 2 berikut:

Gambar. 2 Scatterplot
c. Uji Autokorelasi
Tabel 3 Uji Autokorelasi
Std. Error of the Durbin-
Estimate Watson
272,55584 2,982
Sumber: Diolah oleh peneliti dengan SPSS

Hasil uji Autokorelasi dengan Durbin Watson nilai uji Durbin Watson diketahui sebesar
2,982. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel independen dengan jumlah observasi yaitu 10.
Sehingga nilai dL sebesar 0,5253 dan dU sebesar 2,0163 atau 4-dl < d < 4. Hasil uji Durbin
Watson tersebut menyatakan tidak ada autokorelasi negatif.

d. Uji Normalitas
Tabel 4 uji Normailitas
PENYALURAN
KREDIT UMKM TSB NPL LDR
N 10 10 10 10
Normal a
Paramet
ers Mean 10.0010 11.6130 2.7470 83.6530
Std.
Deviation 4.44456 1.38483 .70874 7.53597
Most Extreme
Differences Absolute .202 .162 .098 .268
Positive .202 .160 .098 .169
Negative -.162 -.162 -.094 -.268
Kolmogorov-Smirnov Z .639 .513 .310 .847
Asymp. Sig. (2-tailed) .808 .955 1.000 .469
Test distribution is Normal.
Sumber: Diolah oleh peneliti dengan SPSS
Sesuai dengan kriteria pengujian uji normalitas menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov
disimpulkan nilai sig masing-masing variabel lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Jadi
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau data pada model berdistribusi normal.
Dapat dilihat pada tabel diatas yang menunjukan signifikansinya sebesar 0,469 berarti bahwa
data berdistribusi normal.

4.2 Hasil Analisis Regresi


Hasil Analisis Regresi Penyaluran Kredit UMKM Bank Umum di Indonesia
Tabel 5 Uji Regresi
Koefisien Std Error F- Adj R-
Independen
Statistik Square
(Constant) -50.350 12.550
TSB -.839 .561
23.923 .884
NPL -3.959 1.274

LDR .708 .103


Sumber : Data Diolah dengan SPSS
Dari hasil estimasi pada tabel dapat dituliskan persamaan sebagai berikut : Penyaluran
Kredit UMKM = - 50.350 - 0,839 TSB - 3.959 NPL + 0,708 LDR Dari hasil estimasi tersebut
dapat diinterpretasi sebagai berikut :
Konstanta sebesar -50,350,artinya jika TSB (X1),NPL (X2), LDR (X3), bernilai 0, maka
Penyaluran Kredit UMKM nilainya adalah - 50,350.
Koefisien regresi variabel TSB (X1) sebesar -0,839, artinya jika variabel independen lain
nilainya tetap dan TSB mengalami kenaikan 1%, maka Penyaluran Kredit UMKM akan
mengalami penurunan sebesar 0,839.
Koefisien regresi variabel NPL (X2) sebesar -3.959, artinya jika variabel independen lain
nilainya tetap dan NPL mengalami kenaikan 1%, maka Penyaluran Kredit UMKM akan
mengalami penurunan sebesar 3.959.
Koefisien regresi variabel LDR (X3) sebesar 0,708, artinya jika variabel independen lain
nilainya tetap dan LDR mengalami kenaikan 1%, maka Penyaluran Kredit UMKM akan
mengalami peningkatan sebesar 0,708.
Uji Koefisien Determinasi digunakan sebagai pengukur kekuatan pengaruh variabel
bebas terhadap variasi variabel terikat dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien
determinan (R2), yang berada antara nol dan satu. Apabila nilai R2 semakin mendekati
satu, berarti variabel variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Adapun hasil perhitungan nilai koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6 Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 ,153 ,803 ,844 272,55584 2,982
a. Predictors: (Constant),
b. Dependent Variable: TSB,NPL,LDR

4.3 Uji Statistik


Uji F digunakan untuk mengetahui variabel independen secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel dependen. Hasil yang diperoleh yaitu nilai F hitung (23.923) > F tabel (4,35),
keputusannya adalah Hipotesisi nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternative (Ha) diterima. Hasil
dari uji F tersebut menyatakan bahwa tingkat suku bunga, non performing loan, dan loan deposit
ratio secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan dan bermakna terhadap
penyaluran kredit UMKM.
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial.
Tabel 7. Hasil Pengujian Regresi Secara Parsial

Variabel t-statistik Probabilitas t-tabel kesimpulan


TSB -1.497 .185 Tidak Signifikan
NPL -3.108 .021 2,44691 Signifikan
LDR 6.859 .000 Signifikan
Sumber : Data Diolah dengan SPSS
a. Tingkat suku bunga
Hasil regresi diperoleh : t-hitung (-1,497) < t-tabel (2,44691), maka keputusannya adalah
Hipotesis nol (Ho) diterima dan Hipotesis alternative (Ha) ditolak. Hasil dari uji t tersebut
menyatakan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan dan bermakna terhadap
penyaluran kredit UMKM.
b. Non Performing Loan
Hasil regresi diperoleh : t-hitung (-3,108) < t-tabel (2,44691), maka keputusannya adalah
Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternative (Ha) diterima. Hasil dari uji t tersebut
menyatakan bahwa NPL berpengaruh signifikan dan bermakna terhadap penyaluran kredit
UMKM.
c. Loan Deposit Ratio
Hasil regresi diperoleh : t-hitung (6,859) < t-tabel (2,44691), maka keputusannya adalah
Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternative (Ha) diterima. Hasil dari uji t tersebut
menyatakan bahwa LDR berpengaruh signifikan dan bermakna terhadap penyaluran kredit
UMKM.
d. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini menunjukkan tingkat derajat keakuratan hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Dari hasil regresi diperoleh nilai Adjusted R
square adalah sebesar .884 yang berarti bahwa penyaluran kredit UMKM dapat dijelaskan oleh
variasi model dari jumlah tingkat suku bunga, NPL, dan LDR sebesar 88,40% dan sisanya
11,60% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model tersebut.
5. PEMBAHASAN
Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan hasil uji
statistik, diketahui bahwa variabel tingkat suku bunga memiliki nilai t-hitung yaitu - 1.497,
sedangkan nilai sig. 0,185, sehingga secara parsial variabel tingkat suku bunga berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. Hasil penelitian ini sejalan
dengan teori yang ada dimana besarnya volume kredit yang disalurkan bank akan berpengaruh
terhadap margin (selisih) antara tingkat bunga pinjaman (cost of funds) dan tingkat bunga
simpanan (lending rate). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Eke, Chikulirim, and
Inyang (2015) di mana tingkat suku bunga berpengaruh negatif. Akan tetapi, terdapat perbedaan
mengenai signifikansi variabel tersebut. Hasil penelitian ini tingkat suku bunga berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM karena tingkat suku bunga yang
tinggi tidak terlalu menjadi masalah bagi para pelaku UMKM. Pelaku UMKM lebih
membutuhkan kemudahan akses dalam mendapatkan kredit atau modal dengan tanpa agunan
atau jaminan. Sebagian besar pelaku UMKM tidak memiliki jaminan yang memadai. Sehingga
pinjaman dengan agunan seringkali mempersulit pelaku UMKM yang ingin memulai usaha.
Pengaruh Non Performing Loan terhadap Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan hasil
uji statistik, diketahui bahwa variabel non performing loan memiliki nilai t-hitung yaitu -3.108,
sedangkan nilai sig. 0,021 sehingga secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
penyaluran kredit UMKM. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian (Caroline and Lu 2013)
di mana non performing loan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit UMKM. Secara
teori, besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit.
Ketika rasio NPL tinggi atau kredit macet mengalami kenaikan maka semakin besar pula risiko
kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Hal tersebut membuat pihak perbankan lebih berhati-
hati dalam menyalurkan kredit. Hal ini dikarenakan adanya potensi kredit yang tidak tertagih
Pengaruh Loan Deposit Ratio terhadap Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan hasil uji
statistik, diketahui bahwa variabel loan deposit ratio memiliki nilai t-hitung yaitu 6.859,
sedangkan nilai sig. 0,000 sehingga secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penyaluran kredit UMKM. Hal tersebut didasarkan penelitian terdahulu Cucinelli (2015) di mana
LDR merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana
kepada debiturnya. Secara teori, semakin tinggi rasio LDR mencerminkan bahwa jumlah kredit
yang diberikan oleh pihak perbankan semakin banyak, sehingga akan meningkatkan jumlah
pendapatan bagi pihak bank atas penerimaan dari bunga pinjaman. Dengan semakin tinggi rasio
LDR, maka perbankan akan memperoleh tambahan dana lebih dari masyarakat yang akhirnya
dapat disalurkan kembali kepada pihak yang membutuhkan. Oleh karenanya Bank Indonesia
telah menetapkan standar untuk LDR yaitu berkisar antara 78% sampai dengan 92%. Dalam hal
penyaluran porsi kredit UMKM, Bank Indonesia menetapkan rasio LDR sebesar 94%, bagi bank
yang dapat memenuhi rasio kredit UMKM lebih cepat dari target. Besaran rasio LDR yang ada
menunjukkan bank berada pada keadaan likuid. Hal tersebut membuat perbankan masih dapat
menyalurkan kredit meskipun harus mulai memperhitungkan pembiayaan kredit melalui
instrumen lainnya bukan hanya melalui dana pihak ketiga.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Non Performing Loan, dan Loan Deposit Ratio Terhadap
Penyaluran Kredit UMKM Dari perhitungan uji secara simultan diperoleh nilai F tabel sebesar
4,35 dan F hitung sebesar 23,923 Sehingga nilai F hitung > F tabel (23.923. > 4,35). Sedangkan
sig, sebesar 0,001 atau lebih kecil dari 0,05.
Secara simultan terdapat pengaruh signifikan dari variabel Tingkat Suku Bunga, NPL,
dan LDR terhadap Penyaluran Kredit UMKM. Dengan hasil demikian membuktikan bahwa
penyauran kredit UMKM ini dipengaruhi berbagai faktor, antara lain tingkat suku bunga, NPL,
dan LDR. Selain ketiga faktor tersebut masih terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi
penyaluran kredit. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian Caroline and Lu (2013) bahwa
secara bersama-sama tingkat suku bunga, NPL dan LDR berpengaruh terhadap penyaluran kredit
UMKM pada bank umum.

6. KESIMPULAN
Variabel tingkat suku bunga secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap penyaluran kredit UMKM. Tingkat suku bunga yang tinggi tidak terlalu menjadi
masalah bagi para pelaku UMKM. Pelaku UMKM lebih membutuhkan kemudahan akses
mendapatkan kredit atau modal dengan tanpa agunan. Sebab dengan adanya agunan mempersulit
pelaku UMKM yang ingin memulai usaha.
Variabel non performing loan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap penyaluran kredit UMKM. Adanya kredit macet membuat bank lebih berhati-
hati dalam menyalurkan kredit. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perbankan masih
menganggap UMKM sebagai usaha yang beresiko.
Variabel loan deposit ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penyaluran kredit UMKM. Rasio LDR yang masih sesuai dengan batas yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia, mengindikasikan bahwa perbankan masih berada dalam keadaan likuid dan
dapat menyalurkan kredit meskipun harus mulai memperhitungkan pembiayaan kredit melalui
instrumen lainnya bukan hanya melalui dana pihak ketiga.

7. IMPLIKASI /KETERBATASAN DAN SARAN UNTUK PENELITIAN


SELANJUTNYA
Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan dalam hal kompleksitas data. Data yang
dianalisis kurang maksimal karena masih terdapat kurang lengkapnya data tahun berjalan. Selain
itu dalam pembahasan hasil belum menjawab secara keseluruhan masalah yang ada dikarenakan
referensi yang terbatas, sehingga validitas hasil masih perlu dilakukan penelitian kembali. Saran
untuk peneliti selanjutnya agar dapat memenuhi kompleksitas data yang masih kurang dalam
penelitian ini.
 

REFERENSI
Aldila, Gaby Firda. 2014. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga, Dan Non
Performing Loan Terhadap Penyaluran Kredit UMKM Pada Bank Umum Di Indonesia.”
Jurnal Ekonomi Pembangunan 10(1).
Anindita, Irma. 2012. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, CAR, NPL Dan LDR Terhadap
Penyaluran Kredit UMKM (Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional Periode 2003-2010).”
Universitas Diponegoro.
Boediono. 2014. Ekonomi Internasional - Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta: Badan Penerbit
FEB UGM.
Bustari Muchtar. 2016. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Pertama. Jakarta: Kencana.
Caroline, Barus Andreani, and Marya Lu. 2013. “Pengaruh Spread Tingkat Suku Bunga Dan
Rasio Keuangan Terhadap Penyaluran Kredit UMKM Pada Bank Umum Di Indonesia.”
Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil 13(1).
Cucinelli, Doriana. 2015. “Impact of on Bank Lending Behavior: Evidence from the Italian
Banking Sector.” Eurasian Journal of Business and Economics 8(16).
Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
Effendi, Isnaen. 2016. “Analisis Pengaruh Suku Bunga Terhadap Kredit Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (Umkm) Pada Bank Pembangunan Daerah (Bpd) Di Provinsi Jambi.” Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 16(1).
Efriyani, Ade. 2016. “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Non
Performing Loan Dan Return On Asset Terhadap Penyaluran Kredit Umkm Pada Bank
Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Bisnis Tani 2(1).
Eke, Felix Awara, Ihuoma Chikulirim, and Odim Godday Inyang. 2015. “Interest Rate And
Commercial Banks’ Lending Operations In Nigeria: A Structural Break Analysis Using
Chow Test.” Global Journal Of Social Sciences 14(3).
Ersa, Ratna Sari. 2016. “Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM Terhadap Pertumbuhan UMKM
Di Indonesia Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional (Periode 2008-2012).”
Jurnal ilmiah mahasiswa FEB UB 3(2).
Fahmi, Irham. 2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Teori Dan Aplikasi). Bandung:
Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2017. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. 11th ed. Semarang:
Badan Penerbit UNDIP.
Isnurhadi, and Iriana Kartika. 2015. “Pengaruh Loan To Deposit Ratio (Ldr), Nonperforming
Loan (Npl) Dan Net Interest Margin (Nim) Terhadap Pertumbuhan Pinjaman Usaha Kecil
Dan Menengah Bank Pembangunan Daerah.” Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya
13(1).
Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kaunang, Gently. 2013. “Tingkat Suku Bunga Pinjaman Dan Kredit Macet Pengaruhnya
Terhadap Permintaan Kredit Umkm Di Indonesia.” Jurnal EMBA 1(3).
Khotimah, Nurul. 2014. “Analisis Kredit Bermasalah Usaha Dan Non Usaha Mikro Kecil
Menengah Pada Perbankan Indonesia.” Jurnal Ekonomi Bisnis 19(3).
Mandolang, Andrew, and Robby Joan Kumaat. 2017. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kredti Umkm Di Sulawesi Utara Periode 2012.1-2015.4.” Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi
17(1).
Mulyawan, Dadang, and Januar Hafidz. 2014. Faktor-Faktor Penentu Efisiensi Perbankan
Indonesia Serta Dampaknya Terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit. Jakarta.
Nisa, Chaerani. 2016. “Analisis Dampak Kebijakan Penyaluran Kredit Kepada Umkm Terhadap
Pertumbuhan Pembiayaan Umkm Oleh Perbankan.” DeReMa Jurnal Manajemen 11(2).
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunariyah. 2013. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. 6th ed. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
www.bi.go.id

Anda mungkin juga menyukai