Anda di halaman 1dari 8

Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor BPS Kabupaten Kudus 2012

SYARAT – SYARAT TEKNIS

1. LINGKUP PEKERJAAN  Nama Kegiatan : Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara
Badan Pusat Statistik Kabupaten
 Nama Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor BPS Kabupaten Kudus
 Sumber Dana : DIPA BPS Tahun Anggaran 2012
 Lokasi : Kompleks Perkantoran Mejobo Kabupaten Kudus.
.
Seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang tertuang dalam RKS ,
Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

2. PENJELASAN UMUM  Uraian / Jenis Pekerjaan :


1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah dan pondasi
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan dinding dan pelapis dinding
5. Pekerjaan Lantai
6. Pekerjaan Atap .
7. Pekerjaan Instalasi Air dan Listrik
8. Pekerjaan……………….
9. Pekerjaan………………..

3. JENIS DAN MUTU BAHAN A. Bahan alam


1. Batu merah
Berasal dari pembakaran yang masak dengan maksimum pecah 20 % dan
merupakan produksi lokal yang berukuran sama dan padat.
2. Pasir pasang
Untuk semua pekerjaan pasangan, plesteran harus memakai pasir pasang
berbutir kasar tidak mengandung kadar lumpur terlalu banyak .
3. Pasir (sirtu)
Untuk semua pekerjaan sirtu alam dan mempunyai kadar tanah 5 %.
4. Pasir cor
Berbutir kasar, tajam dan bersih dari kotoran atau kadar lumpur. Khusus pasir
cor beton lihat syarat teknis (PBI 1971) . Pasir pasang tidak diperkenankan untuk
pekerjaan pengecoran.
5. Batu pecah
Berasal dari batu kali pecah 3/5 cm dan 4/6 cm yang menggunakan mesin, yang
dipergunakan untuk campuran dalam pengecoran.
6. Batu kali
Berasal dari batu kali pecah 15/20 cm dan bukan batu gunung dimana sisi dari
batu tersebut bersih dari lumpur yang mengikat dan punya daya lekat terhadap
spesi.

B. Bahan Pabrikasi
1. Sement (PC)
Hasil produk (Sement Gresik) dan tidak boleh memakai sement (PC) yang sudah
mengeras (sweping) Khusus untuk mengerjakan beton konstruksi harus
memakai mutu yang sejenis dan memenuhi syarat teknis.
2. Keramik
Keramik lantai uk. 30 x 30,dan keramik dinding uk. 20x25 setara Asia Tile,
Roman, KIA,
3. Cat
 Cat dinding tembok yang dipergunakan cat dinding warna setara Vinylex,
Maxilite.
 Cat kayu yang dipergunakan cat setara Bee Brand.

Jenis dan Mutu Bahan


3.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus utamakan bahan –
bahan produksi dalam negeri , sesuai dengan keputusan bersama Menteri
3.2. Bahan Bangunan / tenaga kerja lokal / setempat yang memenuhi syarat
teknis, sesuai dengan peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk
dipergunakan dengan mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas,
Tim Pemeriksa Pekerjaan (TPP) dan Pelaksana Kegiatan.
3.3. Bila bahan – bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa / bermacam – macam jenis (Merk) diharuskan untuk memakai
jenis dan mutu bahan dipilih satu jenis.
3.4. Bahan – bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan
bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu , maka harus
ditetapkan untuk dilaksanakan dipergunakan yang mutu/kwalitas (kw. 1).

3.5. Bila rekanan / kontraktor sudah menanda tangani untuk dilaksanakan

SYARAT – SYARAT TEKNIS -1


Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor BPS Kabupaten Kudus 2012

jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai
dengan yang telah ditetapkan, bahan – bahan tersebut harus ditolak dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan
biaya menjadi tanggung jawab kontraktor penyedia jasa.
3.6. Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor mengajukan contoh bahan
dari beberapa produk sesuai ketentuan dalam RKS kepada konsultan
pengawas, Tim pemeriksa pekerjaan dan pelaksana kegiatan.
3.7. Bila dalam uraian dan syarat – syarat disebutkan nama pabrik / produk
dari suatu barang , maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan
kwalitas dan type dari barang – barang yang dikehendaki Pemberi tugas /
Pelaksana kegiatan.
3.8. Kontraktor Pelaksana harus menawarkan harga –harga barang / bahan
tersebut sesuai RKS dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dan
bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan atau harga
satuan bahan / upah adalah mengikat.
4. URAIAN PEKERJAAN 4.1. Kontraktor / Rekanan harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara baik , sempurna dan efisien dengan
urutan yang teratur.
4.2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan :
Kuantitas pekerjaan yang berkualitas baik yang termasuk dalam harga
kontrak harus diangap seperti yang tertera dalam gambar – gambar
bestek atau uraian dalam Rencana Kerja dan syarat – syarat dan Berita
Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing) kecuali yang disebut
diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat – syarat dalam kontrak itu
bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah / mempengaruhi penerapan
atau interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat – syarat ini.
Kekeliruan / perbedaan dalam uraian pekerjaan dan kuantitas baik
pengurangan maupun penambahan bagian – bagian dari gambar dan
uraian syarat – syarat tidak boleh merusak (membatalkan) Perjanjian /
Kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan
yang dikehendaki oleh Pemberi tugas / Pelaksana Kegiatan.
4.3. Gambar – gambar pekerjaan .
Gambar – gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek,
gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah
disampaikan kepada Rekanan / Kontraktor beserta dokumen –dokumen
lain, Rekanan / Kontraktor tidak boleh mengubah atau menambah tanpa
persetujuan tertulis dari Pelaksana Kegiatan / Direksi.
4.4. Gambar – gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau
dipergunakan untuk maksud – maksud lain. Bila Direksi menganggap
perlu maka Kontraktor harus membuat tambahan gambar detail (gambar
penjelasan) yang diperiksa dan disyahkan oleh Direksi dan gambar –
gambar tersebut menjadi milik Direksi.
4.5. Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar bestek baik
penyimpangan atau perubahan atas perintah Pemberi Tugas atau tidak,
Rekanan / Kontraktor harus membuat gambar kerja atau gambar
penjelasan (shop drawing) untuk mendapatkan persetujuan dari pemberi
tugas / Pelaksana Kegiatan.
4.6. Rekanan / Kontraktor Pelaksana Harus menyediakan di lokasi pekerjaan 1
(satu) Dokumen Kontrak lengkap termasuk gambar bestek, Rencana kerja
dan syarat – syarat (RKS), Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan
(Aanwijzing) Time Schedule yang telah disetujui oleh pelaksana kegiatan /
Tim Pemeriksa Pekerjaan / Konsultan Pengawas dalam masa Pelaksana
Pekerjaan.
4.7. Rekanan / Kontraktor pelaksana dianggap sudah mempelajari /
memahami maksud dan tujuan perencana.
4.8. Rekanan / kontraktor pelaksana harus membuat gambar yang sesuai
dengan apa yang dilaksanakan (As built drawing) yang
jelas,memperhatikan perbedaan atau perubahan antara gambar – gambar
dalam dokumen kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan , gambar –
gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 5 (lima) sebelum serah
terima tahap I (STT-I).

5.PERATURAN TEKNIS YANG 1. SK – SNI 1991


DIPERGUNAKAN 2. Peraturan beton Indonesia (PBI) tahun 1971.
3. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan – bahan Bangunan (NI-3/56).
4. Peraturan Muatan Indonesia (PMI-NI-18/1970).
5. Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia (NI-3)1970.
6. Peraturan Sement Portland Indonesia (NI-8)
7. Peraturan batu merah sebagai bahan bangunan (NI-10).
8. Standart Industri Indonesia (SII).
9. Peraturan Konstruksi kayu Indonesia (PKKI NI.5/1961).
10. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja) antara
lain tentang larangan mengerjakan anak di bawah umur .

SYARAT – SYARAT TEKNIS -2


Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor BPS Kabupaten Kudus 2012

11. Dan peraturan – peraturan lain yang belum tercantum diatas tetapi berkaitan
dengan pekerjaan ini.

6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR 1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang dipakai / diikuti.
2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai maka
ukuran dengan angka dalam gambar yang diikuti.
3. Bila ukuran – ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan / barang yang
dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar maka RKS yang diikuti.
4. Rekanan / Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang
hal – hal tersebut . Setelah Rekanan / Kontraktor menerima dokumen dan
Panitia Pengadaan / Pemberi Tugas dan hal tersebut akan dibahas dalam
rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).
5. Sebelum melaksanakan pekerjaan semua dokumen yang ada untuk
disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.

7.PERSIAPAN DILAPANGAN DAN 1. Setelah Kontraktor Penyedia Jasa mendapat SKPPBJ dari Pelaksana Kegiatan
ADMINISTRASI maka segera membuat Surat pemberitahuan akan memulai pekerjaan
2. a. Kontraktor Penyedia Jasa di wajibkan memasang Papan nama Proyek
dengan ukuran 90 x 120 cm. Biaya pembuatan Papan nama Proyek sudah
termasuk dalam pekerjaan persiapan.
b. Rekanan Kontraktor Penyedia jasa dapat membuat bouwkeet / Bangunan
sementara untuk kantor pegawainya dan gudang untuk bahan – bahan
yang diperlukan agar terhindar dari kerusakan atau hujan.
3. Rekanan / Kontraktor Penyedia Jasa setelah menerima Surat keputusan
penetapan penyedia barang dan jasa (SKPPBJ) segera membuat Time
Schedule berupa Bar Chart yang terinci untuk dapat diikuti lebih awal
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan apabila
terdapat / terlihat adanya indikasi keterlambatan pekerjaan diperlukan
koordinasi atau langkah – langkah untuk menanggulangi hambatan
/keterlambatan .

8. PENJAGAAN KEAMANAN 1. Selama pelaksanaan pekerjaan Rekanan /Kontraktor Penyedia Jasa


LAPANGAN PEKERJAAN diwajibkan mengadakan segala keperluan untuk keamanan dan kesejakteaan
para pekerja dan tamu, seperti PPPK, Sanitai , Air Minum dan fasilitas-fasilitas
kesejakteraan. Juga diwajibkkan memenuhi segala peraturan, tata tertib
ordonasi pemerintah atau pemerintah setempat.
2. Rekanan / kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar
lokasi pekerjaan dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah
orang lain.
3. Rekanan / Kontraktor harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan hak
pemakai jalan bersih dari bahan-bahan, bangunan dan sebagainya dan
memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaran maupun pejalan kaki
selama pekerjaan berlangsung.
4. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, rekanan/kontraktor penyedia jasa
bertanggung jawab penuh atas segala kerusakaan bangunan yang ada
disekitarnya, utilitas, jalan-jalan, saluran saluran pembuangan dan sebagainya
dilokasi dan kerusakan sejenis yang disebakan karena pelaksanaan pekerjan
kontraktor dalam arti yang luas, itu semua diperbaiki kontraktor hingga dapat
diterima oleh pemberi tugas.
5. Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan dan kerusakan seluruh
pekerjaan termasuk bahan bahan bangunan dan perlengkapan instalasi
hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi.

9. JAMINAN DAN KESELAMATAN 1. Air Minum dan Air kerja :


BURUH a. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih
ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Kontraktor mengadakan air kerja untuk keperluan pekerjaan selam
pelaksanaan dapat mempergunakan atau menyambung pipa air yang telah
ada dengan meteran air sendiri (guna memperhitungkan pembayaranya) air
sumur yang bersih / jernih dan tawar, bila hal ini meragukan harus diperiksa
di laboratorium.

2. Kecelakaan kerja.
a) Apabila terjadi kecelakaan pada tenaga kerja pada wktu melaksanakan
pekerjaan, Kontrator harus segera mengambil tindakan-tindakan yang perlu
untuk keselamatan si korban. Biaya pengobatan dan lain-lain menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan harus segera melaporkan kepada instansi
yang berwenang dan Direksi. Serta segera mengurus ke Jamsostek / PT.
Astek.
b) Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk PPPK yang
selalu tersedia dalam saat dan berada ditempat Direksikeet/Bouwkeet.

SYARAT – SYARAT TEKNIS -3


Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor BPS Kabupaten Kudus 2012

10. ALAT-ALAT PELAKSANAAN DAN a. Selama pelaksnaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan / menyeiapkan
PENGUKURAN LAPANGAN alat-alat baik untuk sarana / peralatan pekerjaannya maupun peralatan-
peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil pekerjaan dan alat-
alat lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
b. Penentuan titik duga dan batasan-batasan pekerjaan sesuai kontrak harus
ditentukan memakai alat yang tepat atau alat ukur ( waterpass atau
theodolite ) .
c. Penentuan atau batasan pekerjaan dilaksanakan kontraktor bersama-sama
Konsultan Pengawas, Direksi / Pengawas Dinas Bangunan dan Tim Pemeriksa
Pekerjaan.
d. Pengukuran lapangan dituangkan dalam berita acara hasil pengukuran ( BA
Uietzet ) dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang terkait.
e. Apabila terdapat perbedaan antara gambar dengan kondisi lapangan maka
akan dituangkan dalam bentuk Addendum perubahan pekerjaan. Dan
kontraktor diharuskan membuat gambar perubahan / gambar yang sesuai
kondisi lapangan ( As Build Drawing ) yang ditandatangani oleh pihak-pihak
terkait.

11.SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN a. Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kontrak dan
BAHAN BANGUNAN mempunyai keahlian sesuai dengan tugas yang diserahkan kepadanya.
b. Kontraktor menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan menurut dokumen kontrak dalam keadaan baru dan semua hasil
pekerjaan berkualitas baik, bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak
sesuai dengan standart ini dapat dianggap defective (rusak).
c. Dalam pengajuan penawaran harga kontraktor harus sudah
memperhitungkan biaya-biaya pengujian/pemeriksaan berbagai bahan yang
dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.

12. PEKERJAAN YANG TIDAK BAIK a. Pemberi tugas dan konsultan pengawas berhak mengeluarkan instruksi agar
kontraktor membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk
diperiksa atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan bahan atau
barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam
pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Biaya untuk pekerjaan dan
sebagainya menjadi beban kontraktor untuk disempurkan sesuai dengan
dokumen kontrak.
b. Pemberi tugas / Pelaksana Kegiatan dan konsultan Pengawas berhak
mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan,
pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai
dengan dokumen kontrak.

13. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN Syarat-syarat untuk bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini adalah :
PEKERJAAN a. Semen PC : Hasil produksi lokal/dalam negeri jenis I yang belum kadaluarsa /
mengeras (sweping), mutu yang sejenis produksi Semen Gresik, Semen Tiga
Roda atau yang mempunyai SNI dan harus memakai merek pabrik dengan
jenis dan kualitas yang sama.
b. Pasir cor : Berbutir sangat kasar tajam dan bersih dari lumpur.
c. Kerikil : Berasal dari batu pecah mesin padat (stone crusher) ukuran 1-1, 1-2
cm dan 2-3 cm.
d. Air kerja : Air bersih/tawar atau air dari saluran PDAM.
e. Kayu : Berkualitas baik kering lurus tidak pecah / lapuk harus keras.
f. Batu merah : Berasal dari produk lokal kualitas I, padat berukuran sama dan
dari hasil pembakaran yang matang serta maximum pecah 20%.
g. Pasir pasang : Berasal dari sungai, berbutir agar keras/kasar, tajam bersih
dan tidak mengandung lumpur.
h. Batu pecah : Berasal dari batu kali pecah ± 3/5 cm dan ± 4/6 cm yang
i. menggunakan mesin, yang dipergunakan untuk campuran dalam pengecoran.
j. Batu kali : Berasal dari batu kali pecah ± 15/20 cm dan bukan batu gunung
dipergunakan untuk pondasi pagar dan saluran air, dimana sisi dari batu
tersebut bersih dari lumpur yang mengikat dan punya daya lekat terhadap
spesi.

Dan bahan-bahan yang digunakan tetapi tidak tercantum diatas agar disesuikan
dengan type/merek existing atau lihat Berita Acara Penjelasan ( BAPP).

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN 1. Pekerjaan persiapan adalah suatu pekerjaan awal yang merupakan suatu
kesatuan pekerjaan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan utama ang diatur
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Surat Perjanjian/Kontrak
yang meliputi :
a. Pembuatan Foto Dokumentasi Pengambilan Foto Dokumen harus
dilakukan pada waktu :
- Pekerjaan ( 0%, 25%,50%, 75%,100% )
- Setiap jenis/item pekerjaan (proses dan finish)
- Setiap pengajuan Pembayaran Angsuran
- Setelah masa pemeliharaan berakhir.

SYARAT – SYARAT TEKNIS -4


Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor BPS Kabupaten Kudus 2012

Foto harus berwarna ukuran postcard sebanyak masing-masing 3 (tiga)


lembar, disusun dalam album dan diberi keterangan.
2. Pemasangan papan nama proyek agar dilakukan terlebih dahulu di lokasi
agar tidak menimbulkan kecurigaan dari warga masyarakat sekitar dan LSM
yang ada di daerah bersangkutan. Yang isinya menjelaskan dari instansi
pemeritah, nama PT/CV. Pelaksana/pemborong, jangka waktu dan nilai
pekerjaan serta keterangan lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang
bersangkutan, selanjutnya agar berkoordinasi dengan instansi
pemerintah/Pelaksana Kegiatan.
3. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan di lokasi sebelumnya
harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / berkenan untuk
memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan kepada Pemerintah
Daerah.
4. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran, Direksi pengawas
lapangan harus sudah memulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai
dengan tugasnya.
5. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelumnya tiap-tiap bagian
pekerjaan dilaksanakan, harus mendapatkan ijin tertulis dari pelaksana
kegiatan untuk dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara
berkala.
6. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai pemborong harus mempersiapkan
keperluan keperluan lapangan diantaranya pembuatan gudang penyimpanan
bahan material dan alat-alat kerja/gudang bahan dan gudang kerja.
7. Pembersihan lokasi dari berbagai macam hal yang bisa menghambat
pelaksanaan pekerjaan.
8. Teknis pelaksanaan untuk proyek ini dengan cara tidak boleh mengganggu
kegiatan / bangunan yang ada disekitarnya.

B. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI Pekerjaan tanah meliputi :


a. Galian tanah untuk pondasi dibuat kemiringan 1 : 3 dan tanah bekas galian
harus dibuang keluar bouwplank adapun kedalamannya bisa dilihat dalam
gambar.
b. Urugan pasir bawah pondasi harus dipadatkan lapis demi lapis sampai padat
betul dan ukuran 10 cm atau disesuaikan gambar.

Pekerjaan pondasi footplat sesuai dengan gambar kerja, dilaksanakan dengan


ketentuan sebagai berikut ;
a. Mutu beton K-225
Tata cara dan pelaksanaan termasuk pengujian harus sesuai dengan
persyaratan pekerjaan beton seperti tertera dalam PBI’89.
b. Mutu tulangan yang dipakai untuk :
Ø < 12 digunakan U24 ( Fy = 2400 kg/cm² )
Ø > 12 digunakan U40 ( Fy = 4000 kg/cm² )

Syarat Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan pondasi plat beton dimulai pekerjaan pendahuluan seperti :
1. Galian tanah, kedalaman sesuai gambar
2. Lantai kerja, ketebalan sesuai gambar
3. Patok-patok untuk acuan pondasi harus sudah dibuat.
4. Pelaksanaan teknis pembetonan yang menyangkut :
a. Pembesian, yaitu sambungan-sambungan panjang penyaluran.
b. Sambungan Pengecoran
c. Pemadatan Harus sesuai dengan persyaratan pekerjaan beton seperti
tertera dalam PBI ”89 atau SK SNI 1991.

b.Untuk pondasi batu kali dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja / bestek.

C. PEKERJAAN BETON BERTULANG Pekerjaan beton bertulang harus dilaksanakan menurut peraturan Beton Bertulang.

Pekerjaan yang dilaksanakan dalam beton bertulang :


a. Pondasi Foot Plat / Telapak
b. Sloof
c. Kolom Utama, Kolom Praktis
b. Balok Induk, Balok Anak
c. Plat beton tebal 12cm
d. Semua ukuran pekerjaan beton ditentukan sesuai gambar.

Adukan Beton :
 Semua adukan beton terdiri campuran 1pc : 2 ps : 3 kr dan beton K225
 Mencampur beton harus dilaksanakan dengan beton molen dan atau ready
mix

Plesteran Beton :

SYARAT – SYARAT TEKNIS -5


Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor BPS Kabupaten Kudus 2012

Plesteran bidang beton dari campuran 1pc : 3 ps sebelum diplester, bidang-bidang


tersebut diteliti dan harus dikasarkan terlebih dahulu.

Syarat-syarat Untuk Bahan :


a. Semen PC : Semen Gresik atau semen Tiga Roda yang belum kedaluarsa
atau semen produksi Indonesia lainnya ( standar SNI ) yang belum
kedaluarsa atas persetujuan pengawas.
b. Besi beton : Berkualitas baik ex. Krakatau steel atau sekualitas dengan
ukuran normal ( Standar SII , SNI ).
c. Pasir cor : Pasir cor yang kasar dan bersih dari lumpur.
e. Batu stenslag : Berasal dari hasil pecahan dari batu kali ukuran 1-3 cm atau
stenslag mesin padat dan bersih dari debu / kotoran.
f. Air : Air bersih / tawar dari saluran PDAM
g. Bekisting : Kayu meranti gergaji mesin tebal Minimum 2 cm atau multiplek
tebal 1,2 cm, sehari setelah pengecoran harus dibasahi dengan air selama ±
1 minggu.

Syarat-syarat lain yang perlu diperhatikan adalah :


1. Standart-standart dan persyaratan-persyaratan yang dipakai dalam
spesifikasi teknis ini adalah PBI’89 atau SKSNI-T.15-1991.
2. Bahan-bahan beton yang terdiri dari semen, agregat halus (pasir) dan kasar
(kerikil), air dan baja tulangan harus memenuhi syarat.
3. Beton yang dipakai untuk konstruksi harus memenuhi standart mutu 25
Mpa ( kubus ) dengan mengingat syarat-syarat lain dalam PBI 1971 atau
SKSNIT.15.1991. Untuk itu pemborong harus membuat campuran-
campuran percobaan (mixDesign) yang kemudian harus diperiksa di
laboratorium yang disetujui direksi/pengawas dengan biaya pemborong
sesuai mutu beton 25 Mpa (kubus)
4. Kontrol kualitas harus dilaksanakan terus menerus selama pekerjaan
berlangsung dimana pengontrolan tersebut harus memenuhi PBI-71 atau
SKSNI-T.15- 1991.
5. Untuk beton praktis dipergunakan campuran 1pc : 2ps: 3kr.
6. Acuan harus menghasilkan suatu akhir yang mempunyai bentuk garis dan
dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
rencana serta uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan. Acuan harus
cukup kokoh sehingga mampu mencegah kebocoran adukan.
7. Kayu acuan (bekisting) digunakan kayu meranti berkualitas baik dengan
ukuran tebal 2 cm (papan) dan untuk penguatnya dipakai kayu 5/7 atau
4/6.
8. Semua sambungan-sambungan dalam pekerjaan acuan antara papan-papan
dan tidak boleh bocor.
9. Bekisting harus sedemikian kuatnya sehingga dapat menahan gaya tekan ke
arah luar yang diakibatkan oleh berat bahan adukan yang dituangkan.
10. Sebelum pengecoran dimulai akan diadakan pengecekan bekisting.
11. Lantai kerja haus bersih dari kotoran, sisa-sisa kerjaan dan sebagainya,
dibasahi permukaannya sebelum beton dicor.
12. Untuk bahan bekisting yang menggunakan papan kayu meranti maka
ketebalan minimum yang diperbolehkan adalah 9 mm. Pada alas bekisting
yang berhubungan dengan staggerd dibuatkan rangka tempat dudukan
papan kayu meranti dengan menggunakan papan pada arah vertikal,
dengan interval 60 cm.
13. Pada saat pengecoran beton harus diusahakan agar tidak terjadi keropos,
segregasi dengan system perojokan/sistem penggetaran yang tepat
( vibrator ) dan sistem pengecoran yang benar.

D. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI a. Untuk pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja/bestek,
b. Campuran yang dipergunakan adalah
c. Dinding bagian dalam selokan dilakukan plesteran setebal 1,5 cm dengan spesi
1 pc : 5 ps
d. Bagian bibir saluran juga dilakukan plesteran setebal 5 cm serta benangan sudut.

E. PEK. DINDING DAN PELAPIS DINDING Pekerjaan Batu bata dan plesteran ini dilaksanakan pada
dinding sebagai berikut :
a. Campuran spesi untuk plesteran dinding dibuat 1pc : 6 ps sedang dengan ayakan
pasir yang halus.
b. Semua pekerjaan plesteran dinding harus rata dan halus dan merupakan satu
bidang yang tegak lurus dan siku, tidak boleh ada retak-retak seandainya
terjadi retak-retak pemborong harus segera
memperbaikinya.
c. Sebelum pelaksanaan plesteran tembok dilaksanakan, jalur-jalur instalasi listrik
sudah harus ditanam dalam tembok terlebih dahulu sesuai dengan rencana.
d. Sebelum dilakukan plesteran harus dibasahi terlebih dahulu.
e. Untuk penyelesaian sudut-sudut, benangan supaya digunakan plesteran 1pc : 3ps

SYARAT – SYARAT TEKNIS -6


Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor BPS Kabupaten Kudus 2012

dan dilaksanakan harus tajam.


f. Setelah plesteran cukup kering dilakukan acian dan benangan dengan halus, rata,
lurus dan tajam.
g. Pasangan batu bata trasram dengan campuran spesi 1pc : 3ps dilakukan diatas
beton sloof s/d ± 100 cm
h. Pasangan batu bata biasanya dengan campuran spesi 1pc : 5ps, dilaksanakan
diatas/setelah pasangan bata trasraam s/d bawah ring
i. Sebelum batu bata dipasang kontraktor pelaksana supaya merendam batu bata
terlebih dahulu.
j. Pasangan batu bata harus tegak lurus, siku dan rata
k. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dari hasil pembakaran yang matang
dengan bakaran kayu, berukuran sama, tidak boleh keropos dan retak dan lain-
lain menurut pemeriksaan Direksi.

i. Semua siar (voeg) diantara pasangan batu bata harus dikeruk sedalam 1 cm pada
bagian luar dan dalam pada saat pasangan belum kering
m. Tidak diperbolehkan menggunakan bata yang pernah digunakan (bekas) dan
maksimum pecah yang terjadi 20%.
n. Pasangan bata maksimum setinggi 1 m setiap hari dan harus dikontrol
kelurusannya setiap terhadap arah horizontal maupun vertikal.
o. Apabila luas bidang dinding lebih dari 12 m2 maka harus dipasang kolom beton
praktis ukuran 15 x 15 cm
p. Pemasangan perancah (andang) tidak menebus dinding.
q. Penghentian pasangan bata yang akan diteruskan esok hari, harus diakhiri
pemasangannya dengan berselang seling dan membentuk sudut 45.

PEKERJAAN PENGECATAN 1. Pekerjaan pengecatan meliputi :


a. Pengecatan Dinding Tembok
b. Pengecatan kayu

III. 14. Pemberitahuan Penyerahan Apabila pekerjaan telah selesai atau kontrak berakhir, kontraktor penyedia jasa
Pekerjaan Yang Pertama harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak
kepada pelaksana kegiatan secara tertulis dan konsultan pengawas berkewajiban :
a. Membuat evaluasi atau cek list tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan
kontrak pemborongan.
b. Menyampaikan/melaporkan kepada pelaksana kegiatan tentang hasil pekerjaan
yang telah dilaksanakan tersebut secara tertulis. Pelaksana Kegiatan akan
meneruskan kepada Tim Pemeriksa Pekerjaan untuk mengadakan rapat
kegiatan mengenai pekerjaan penyerahan tersebut di atas berdasarkan :
a. Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong
b. Surat tanggapan dari pengawas lapangan, setelah dapat menerima
penyerahan pekerjaan tersebut.
III.15. Pemeliharaan Bangunan Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama
Sebelum Penyerahan Kedua hingga masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab pemborong
sepenuhnya, antara lain :
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan
3. Pembersihan
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut di atas sesuai dengan kontrak,
maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara
(prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang pertama.
III.16. Pekerjaan Tambah dan a. Pemborong berkewajiban melaksanakan pekerjaan yang diterima sesuai detail
Kurang yang telah disahkan oleh pengawas, melaksanakan secara keseluruhan atau
dalam bagian tertentu menurut persyaratan teknis untuk mendapatkan hasil
yang baik.
b. Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan
segala sesuatunya demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang
tepat walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar
dan bestek.
c. Pekerjaan tambah kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
secara tertulis dari pengawas. Selanjutnya perhitungan
penambahan/pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui
oleh kedua belah pihak, tidak tercantum daftar harga upah dan satuan
pekerjaan.
d. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin direksi secara
tertulis, adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
III. 17. Sarana dan Prasarana 1. FOTO DOKUMENTASI
a. Sejak mulai, selama masa dan pada akhir pelaksanaan pekerjaan, kontraktor
diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang
diwujudkan dalam bentuk foto dokumentasi.
b. Foto dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa
memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan
pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai kronologi merupakan satu
gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.

SYARAT – SYARAT TEKNIS -7


Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor BPS Kabupaten Kudus 2012

c. Foto dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari titik yang berbeda atau


sesuai dengan pengarahan direksi pekerjaan, dan sudah harus bisa
memberikan gambaran secara garis kegiatan pelaksanaan pekerjaan :
1. Saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0 %.
2. Saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25%.
3. Saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%.
4. Saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%.
5. Saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100%.
e. Foto dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos,
masing-masing rangkap 5 ( lima ), dengan distribusi 1 ( satu ) copy dipasang
dibarak kerja dan 4 (empat) copy lainnya ditata rapi pada album photo dan
diserahkan kepada pemilik pekerjaan.
f. Di samping foto dokumentasi utama tersebut, atas permintaan direksi pekerjaan
kontraktor bias melaksanakan pengambilan foto dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan cukup mempunyai
nilai penting untuk didokumentasikan.
g. Pada saat penyerahan foto dokumentasi, kontraktor juga harus menyerahkan
negatif film, ditata menurut urutan foto dokumentasi yang diserahkan.

PENUTUP
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pelaksana Kegiatan, bilamana perlu
diadakan perbaikan dalam RKS ini.

SYARAT – SYARAT TEKNIS -8

Anda mungkin juga menyukai