Anda di halaman 1dari 12

153

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


KELAS VB PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 002 BAGAN BESAR
KECAMATAN BUKIT KAPUR KOTA DUMAI

Dewi Anggraini
0852-7108-9962
SDN 002 Bagan Besar, Dumai

ABSTRACT
The background of this study is the teaching and learning process in the classroom VB SDN
002 Bagan Besar, Dumai in social studies that are still dominated by teachers so that students
become passive blindly accept the material provided by the teacher and the learning outcomes
are not satisfactory with an average value below KKM. This study aims to determine whether
there is influence of the method of discussion, both individually and classically on learning
outcomes in the VB class IPS Subjects in SDN 002 Bagan Besa Kecamatan Bukit Kapur, Dumai.
The study was conducted for 32 students consisting of 20 men and 12 women. Data were
collected through observation by the observer uses observation sheets to the data the method
of discussion, and through postes unutuk learning outcomes data. The results showed that the
method of discussion individually significant influence on student learning outcomes. Where 28
people declared complete their study of 32 students. Seen in the classical, was the method of
discussion is also a significant influence, namely the classical completeness gain of 87.53%,
with an average score 75.31. This means that the discussion method can improve student
learning outcomes either individually or classical.

Keywords: methods of discussion, social studies learning outcomes

PENDAHULUAN membentuk watak serta peradaban bangsa


Kegiatan proses belajar mengajar yang bermartabat dalam rangka
antara guru dan siswa yang dilaksanakan di mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
kelas merupakan interaksi edukatif, yang untuk berkembangnya potensi peserta didik
merupakan waktu untuk berlangsungnya agar menjadi manusia yang beriman dan
kegiatan belajar mengajar. Dalam hubunga n bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
ini diharapkan terjadinya aktivitas belajar berakhlak mulia, sehat berlimu, cakap,
siswa yang produktif, baik secara mandir i kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
maupun kelompok. Dalam kaitan ini, peran yang demokratis serta bertangJXQJ MDZDE´
guru sangat menentukan, terutama dalam (Udin S Winataputra, 2006).
menumbuhkan kondisi belajar yang IPS di sekolah dasar bertujuan agar
kondusif, yang secara keseluruhan peserta siswa mampu mengembangkan pengetahua n
didik dapat melakukan kegiatan belajar. dan keterampilan dasar yang berguna bagi
Adapun tujuan pendidikan dalam dirinya dalam kehidupan sehari-har i.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Pengajaran sejarah bertujuan agar siswa
Sistem Pendidikan Nasional yang mampu mengembangkan pemahama n
dirumuskan dalam pasal 3 yang menyataka n tentang perkembangan masyarakat
EDKZD ³SHQGLGLNDQ QDVLRQDO EHUIXQJV L Indonesia. Sejak masa lalu hingga masa kini,
mengembangkan kemampuan dan sehingga siswa memiliki kebanggaan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
154

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air METODE PENELITIAN


(Sumarno, 2007). Metode yang digunakan dalam
Dalam proses belajar mengajar di penelitian ini adalah model Penelitia n
kelas VB SDN 002 Bagan Besar, masih di Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam
dominasi oleh guru, sehingga siswa menjadi penelitian ini adalah siswa kelas VB SDN
pasif menerima begitu saja materi yang di 002 Bagan Besar Semester Genap Tahun
berikan guru, banyaknya siswa yang apabila Pelajaran 2012/2013 sebanyak 32 orang.
ditanya tidak dapat menjawab, apabila diberi 1. Tahap Perencanaan
latihan atau tugas tidak selesai dan tugas a. Menetapkan kelas penelitian yaitu
rumah tidak dikerjakan. Di samping itu kelas VB SDN 002 Bagan Besar.
siswa tidak mau membantu teman saat b. Menetapkan jadwal penelitian yaitu
proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini April ± Mei 2013
menyebabkan rendahnya motivasi siswa dan c. Menetapkan materi yang akan
memiliki kelemahan dimana informasi yang disajikan yaitu peristiwa sekitar
diperoleh siswa tidak bertahan lama, proklamasi dan perjuangan
sehingga sulit untuk diingat kembali, hal ini mempertahankan kemerdekaan.
terlihat dari hasil ulangan harian setiap akhir d. Menetapkan jumlah siklus yaitu 2
pokok bahasan yang belum memuaska n siklus terdiri dari :
serta mendapat ketuntasan klasikal di kelas 1) Siklus pertama, 2 kali pertemuan
V B dengan daya serap 5,6 pada ulanga n dengan materi : Tokoh-Tokoh
harian. Penting yang Berperan dalam
Melihat kondisi di atas perlu adanya Peristiwa Proklamasi
pembaharuan serta perbaikan dalam 2) Sikus kedua, 2 kali pertemuan
pembelajaran dimana guru sebagai fasilito r dengan materi : Mengenal
dan motivator dalam melakukan perubahan Perjuangan Bangsa Indonesia
dan perbaikan dalam proses pembelajara n dalam Mempertahanka n
IPS yaitu dengan menerapkan salah satu Kemerdekaan.
strategi pembelajaran yang memungkinka n e. Menyiapkan perangkat pembelajaran
siswa terlibat secara aktif dan kreatif dalam yang terdiri dari :
proses belajar. Strategi pembelajaran yang 1) Menyusun skenario pembelajaran
diduga dapat meningkatkna hasil berlajar 2) Menyiapkan sumber belajar
siswa adalah dengan menggunakan metode 3) Membentuk kelompok
diskusi. 4) Menyusun tugas kelompok
Diharapkan dengan penggunaa n 5) Membuat lembar observasi aktifitas
metode diskusi dapat mendorong dan guru dan siswa
memotivasi siswa dalam proses belajar 6) Menentukan observer
mengajar, sehingga dapat meningka tka n
hasil belajar dan aktivitas dalam proses 2. Tahap Pelaksanaan
belajar mengajar. a. Kegiatan Awal
Oleh karena itu, penelitian ini 1) Memberikan apersepsi
bertujuan untuk menerapkan metode Diskusi 2) Menyampaikan tujuan
dalam pembelajaran IPS untuk pembelajaran
meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VB b. Kegiatan Inti
pada SDN 002 Bagan Besar. 1) Guru menjelaskan materi, siswa
memperhatikan dan bertanya.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
155

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

2) Guru membagi siswa ke dalam Data dan Cara Pengumpulannya


kelompok, siswa duduk sesuai 1. Pengumpulan Data
dengan kelompoknya. a. Data tentang aktivitas guru dan
3) Guru menjelaskan tugas kelompok, aktivitas siswa dikumpulkan melalui
siswa mendengarkan. observasi oleh observer
4) Siswa berdiskusi dalam kelompok, menggunakan lembar observasi.
guru membimbing dan b. Data mengenai prestasi/ hasil belajar
mengarahkan. siswa dikumpulkan melalui
5) Siswa menyampaikan hasil diskusi pemberian tes pada setiap siklus.
dalam diskusi kelas. Guru 2. Pengolahan Data
membimbing dan mengarahkan. Data aktivitas guru diolah
c. Kegiatan Akhir berdasarkan aspek-aspek penilaian oleh
1) Guru dan siswa bersama-sama observer. Hasilnya disajikan secara
menyimpulkan materi tabulasi frekuensi dan di analisa secara
2) Melakukan evaluasi deskriptif. Data observasi terhadap
3) Memberikan PR / tugas siswa diolah berdasarkan aspek-aspek
penilaian oleh oberser. Hasilnya
3. Tahap Observasi disajikan secara tabulasi frekuensi dan
a. Oberserver melakukan pengamatan di analisa secara deskriptif. Data tentang
atas aktivitas guru dan siswa selama hasil beljaar siswa dari 2 siklus yang
kegiatan berlangsung sesuai dengan dilakukan hasil belajar dijumlahkan dan
lembar observasi aktivitas guru dan dihitung rata-rata nilainya, kemudian
lembar ovservasi aktivitas siswa dalam dibandingkan dengan nilai sebelum
proses pembelajaran yang pembelajaran metode diskusi.
menggunakan metode diskusi.
b. Observer melakukan pendataan atas Indikator Kinerja
hasil pengamatan dalam lembar Penelitian ini dikatakan berhasil
observasi. apabila.
c. Menyimpulkan hasil pengamatan 1. Minimal 70% siswa memperoleh hasil
untuk mengetahui keberhasilan dan belajar di atas KKM dengan nilai
kekurangan-kekurangannya. minimal 6,5.
d. Hasil observasi akan menjadi 2. Menghasilkan rumusan menjadi diskusi
pedoman dalam merefleks ika n yang sesuai dengan pembelajaran.
tindakan yang telah dilakukan. 3. Guru telah melaksanakan semua kriteria
dengan hasil baik.
4. Tahap Refleksi 4. Seluruh siswa telah melaksanakan
a. Observer menyampaikan hasil aktivitas dengan baik.
observasi kepada guru
b. Guru bersama observer melakukan Aktivitas Guru
diskusi atas tingkat keberhasila n Tabel 1 Klasifikasi Keberhasilan
berdasarkan standar yang telah Klasifikasi Interval Skor
ditentukan dan kemungkina n-
Sangat Baik 37 ± 48
kemungkinan penyebab kurang
berhasilnya pencapaian tujuan. Cukup 25 ± 36
c. Menyusun rencana tindakan perbaikan Tidak Baik 12 - 24
untuk siklus berikutnya.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
156

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

1) Klasifikasi yang ditetapkan sangat baik, Ketuntasan Klasikal


cukup, tidak baik (jumlah klasifikas inya Suatu kelas telah tuntas belajar jika
ada 3). sekurang-kurangnya 85% dari siswa belajar.
2) Jumlah butir aktivitas guru adalah 12, Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan
skor penilaian tertinggi adalah 4, skor menggunakan rumus:
terendah adalah 1. -,
KK = -6 [ %
Keterangan:
Interval =
ÌÞâå ÆÔÞæÜàèà Â×ØÔß ?ÌÞâå ÆÜáÜàèá Â×ØÔß KK = % Ketentuan Belajar Klasikal
ÃèàßÔÛ ÄßÔæÜÙÜÞÔæÜ JI = Jumlah Siswa yang Tuntas
Skor Maksimum Ideal = 12 x 4 = 48 JS = Jumlah Seluruh Siswa
Skor Minimum Ideal = 12 x 1 = 12
Interval =
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan tindakan dilakukan oleh
Aktivitas Siswa peneliti dan satu orang observer. Observasi
Tabel 2 Klasifikasi Keberhasilan dilakukan terhadap aktivitas dalam
Klasifikasi Interval Skor penggunaan metode diskusi yang mencakup
Sangat Baik 5±6 aktivitas guru dan aktivitas siswa selama
Cukup 3±4 pembelajaran berlangsung. Untuk hasil
Tidak Baik 0±2 belajar siswa sebagai variabel yang diatasi,
data diperoleh melalui tes yang dilakukan
1) Klasifikasi yang ditetapkan sangat baik, oleh guru dengan menggunakan soal buatan
cukup, tidak baik (Jumlah klasifikas inya guru berdasarkan materi yang diajarkan.
ada 3). Adapun pelaksanaan kegiatan pembelajara n
2) Jumlah butir aktivitas guru adalah 6, skor adalah sebagai berikut:
penilaian tertinggi adalah 1, skor terendah
adalah 0. 1. Siklus I
Hasil observasi Aktivitas Guru
Interval = Perbaikan proses pembelajara n
ÌÞâå ÆÔÞæÜàèà Â×ØÔß ?ÌÞâå ÆÜáÜàèá Â×ØÔß
dengan metode diskusi dalam sikluas
ÃèàßÔÛ ÄßÔæÜÙÜÞÔæÜ
pertama dikelola berdasarkan RPP I. Proses
Skor Maksimum Ideal = 6 x 1 = 6
pembelajaran diawali dengan apresepsi,
Skor Minimum Ideal = 6 x 0 = 0
kemudian guru menyampaikan tujuan
Interval = pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru
dan siswa.
Ketuntasan Individu Proses pembelajaran selanjutnya
Seorang siswa dikatakan tuntas adalah penjelasan materi pelajaran secara
dalam belajar apabila mencapai daya serap singkat oleh guru dilanjutkan dengan
minimal 65%. Ketuntasan secara individ u membagi kelompok secara heterogen dan
dihitung- hitung dengan rumus: memberikan tugas kelompok kepada
66 masing- masing kelompok untuk
KI = 60 [ %
didiskusikan.
Keterangan:
Selama diskusi kelompok
KI = % Ketentuan Individu berlangsung, guru memberikan bimbinga n
SS = Skor yang diperoleh siswa
kepada seluruh kelompok. Selama siswa
SM = Skor Maksimal mengerjakan tugas kelompoknya guru

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
157

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

mengawasi dan memberikan aarahan kepada Dalam penerapan metode diskusi


kelompok yang memerlukan. secara umum guru sudah melaksanaka n
Setelah diskusi kelompok, GHQJDQ ³&XNXS´ +DO LQi sesuai hasil
dilanjutkan dengan diskusi kelas. Dalam pengamatan dimana aktivitas guru pada
diskusi kelas, guru berperan sebagai pertemuan I memperoleh skor 32, pada
fasilitator. Sebelum mengakhir i pertemuan 2 memperoleh skor 35
pembelajaran, guru menyimpulkan materi diharapkan 48. Hal ini dapat dilihat pada
yang dipelajari. Proses pembelajara n tabel 3.
diakhiri dengan memberikan soal-soal
postes kepada siswa.

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Guru


Pelaksanaan
No Kegiatan Guru Pertemuan I Pertemuan II
Ket Ket
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Memberikan apersepsi 9 9
Menyampaikan tujuan
2. 9 9
pembelajaran
3. Menjelaskan materi 9 9
4. Membentuk kelompok 9 9
5. Menjelaskan tugas kelompok 9 9
Membimbing siswa bekerja
6. 9 9
dalam kelompok
Memberi kesempatan kepada
7. 9 9
kelompok untuk bertanya
Mengarahkan pertanyaan
8. 9 9
siswa
9. Mengarahkan pendapat siswa 9 9
Memberikan dorongan kepada
10. 9 9
siswa
Menyimpulkan pendapat-
11. 9 9
pendapat siswa
12. Melaksanakan postes 9 9
Jumlah 0 8 24 32 4 27 4 35

1. Data skor aktivitas guru berdasarkan 3. Aktivitas guru dalam melaksanakan


lembar observasi diperoleh dari pembelajaran dengan metode diskusi
penelitian yaitu 32 pada pertemuan 1 tergolong cukup dikarenakan guru
dan 35 pada pertemuan ke 2. belum terbiasa menerapkan metode
2. Kesimpulan yang dapat diambil adalah diskusi dalam pembelajaran sehari-hari.
aktivitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan metode diskusi Hasil Observasi Aktivitas Siswa
tergolong cukup, baik pada pertemuan 1 Berdasarkan pengamatan observer,
maupun pada pertemuan 2. secara umum siswa memperhatika n
penjelasan guru. Pada aktivitas 1 keaktifan

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
158

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

siswa pada pertemuan 1 mencapai 78,13% guru, namun masih banyak siswa yang
(25 orang dari 32 orang), sedangkan pada kurang perhatian terhadap aktivita s
pertemuan ke 2 mencapai 90,62% (29 orang belajarnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4
dari 32 orang). Walaupun sebagian besar berikut ini.
siswa sudah memperhatikan penjelasan

Tabel 4. Frekuensi Pelaksanaan Aktivitas Belajar Siswa


Jumlah Siswa yang Persentase (%)
No Aktiviatas Belajar Melakukan yang Melakukan
P1 P2 P1 P2
1 Memperhatikan penjelasan Guru 25 29 78,13 90,63
2 Bekerja dalam Kelompok 17 17 53,12 53,12
3 Mengajukan pertanyaan 15 18 46,87 56,25
4 Menjawab pertanyaan 13 15 40,62 46,87
Memperhatikan penjelasan
5 25 27 78,13 84,38
kawan/kelompok lain
6. Kerjasama dalam kelompok 12 27 37,50 37,50
Jumlah Siswa/ Rata-rata 32 32 55,73 61,46

Berkaitan dengan hasil pengamata n siswa belum terbiasa dalam pembelajara n


ini dapat di jelaskan dalam mengajuka n yang diterapkan oleh peneliti. Untuk meliha t
pertanyaan siswa sudah berani walaupun aktivitas siswa secara klasikal, dapat diliha t
belum sepenuhnya benar. Hal ini disebabkan pada tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Siswa yang melakukan Aktivitas Belajar


Interval Frekuensi Persentase (%)
Klasifikasi
Skor P1 P2 P1 P2
Sangat Baik 5±6 6 7 18, 75 21,87
Cukup 3±4 17 21 53,12 65,62
Belum Baik 0±2 9 0 28,13 12, 51
Jumlah 32 32 100,00 100,00

Berdasarkan tabel 5 dapat baru melaksanakan 2 aktivitas. Ini


disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa menunjukkan aktivitas belajar siswa pada
mengingat pada pertemuan 2, dimana umumnya masih belum baik, karena hampir
jumlah siswa yang sudah melakuka n semua siswa belum melakukan seluruh
aktivitas belajar dalam katergori sangat baik aktivitas belajarnya dan belum ada satu
baru mencapai 21,87% atau 7 orang siswa. aktivitaspun yang sudah dilakukan oleh
Dari jumlah ini ternyata yang sudah seluruh siswa.
melakukan seluruh aktivitas belajar (6
aktivitas) ada 3 orang sedang 4 orang lainnya Hasil Belajar Siswa
baru melakukannya lima aktivitas belajar. Nilai Postes Siswa
65,62% siswa baru melaksanakan aktivita s Berdasarkan pada lampiran dapat
belajar dalam kategori cukup, yaitu baru dilihat daya serap siswa yang diperoleh dari
melaksanakan 3 dan 4 aktivitas belajar. nilai postes siklus 1, baik pertemuan 1
Bahkan ada 5 orang (12,51%) siswa yang maupun pertemuan 2 pada materi pelajaran

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
159

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

³7RNRK ± tokoh penting yang berperan postes pada siklus 1 pertemuan 1


GDODP SHULVWLZD 3URNODPDVL´ 8QWXN PHOLKD W memperoleh rata±rata 66,25, pertemuan 2
daya serap siswa pada siklus 1 dapat memperoleh rata±rata nilai 70,78. Bahkan
dipedomai pada tabel 6. ada 1 orang anak yang mendapat nila i
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa nila i kurang dikarenakan anak tersebut kurang
rata±rata daya serap siswa melalui hasil perhatian selama pembelajaran berlangs ung.

Tabel 6. Daya Serap Siswa melalui Postes


Frekuensi Persentase (%)
Klasifikasi Interval
P1 P2 P1 P2
Amat baik 85 - 100 3 7 9,37 21, 87
Baik 70 ± 84 14 12 43,75 37,50
Cukup 50 ± 69 14 12 43,75 37,50
Kurang 0 ± 49 1 1 3,13 3,13
Jumlah 32 32 100,00 100,00
Rata ± Rata Nilai 66, 25 70, 78
Klasifikasi Cukup Baik

Ketuntasan Belajar Siswa Besar tahun pelajaran 2007/2008 dengan


Hasil analisis ketuntasan belajar siswa menggunakan metode diskusi pada siklus 1
kelas VB semester genap SDN 002 Bagan dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Nilai Postes


Siswa Yang Siswa Yang Tidak Ketuntasan
Jumlah Siswa Tuntas Tuntas Klasikal %
P1 P2 P1 P2 P1 P2
32 19 22 13 10 59.38 68.75

Dari tabel 7 dapat dilihat ketuntasan dari skor maksimal yang diharapkan
belajar siswa berdasarkan nilai postes pada sebesar 48. Hasil pengamatan aktivitas guru
siklus I pertemuan I sebanyak 19 orang tersebut apabila dianalisis lebih jauh dan
siswa dinyatakan tuntas secara individu dan didiskusikan dengan observer ditemuka n
siswa yang belum tuntas ada 13 orang, pada beberapa kelemahan sebagai berikut :
pertemuan ke 2 sebanyak 22 orang siswa 1) Dalam memberikan apersepsi, guru
dinyatakan tuntas secara individu, dan masih kurang, akibatnya ada beberapa
siswa yang belum tuntas ada 10 orang, siswa yang kurang memahami materi
sedangkan ketuntasan secara klasikal pada pelajaran.
pertemuan 1 baru mencapai 59,38% pada 2) Guru kurang memberikan kesempatan
pertemuan ke 2 mencapai 68,75% yang kepada anggota kelompok yang ingin
berarti belum tuntas. bertanya, ini mengakibatkan aktivitas
siswa seakan-akan dibatasi oleh guru
Refleksi dan siswa merasa kurangnya perhatian
Dalam penerapan pembelajara n guru.
dengan metode diskusi secara umum guru
PHODNVDQDNDQ GHQJDQ NDWHJRUL ³FXNXS´ Untuk memperbaiki kelemahan dan
Hal ini sesuai hasil pengamatan observer, kekurangan yang dijumpai pada siklus I ini
dimana aktivitas guru memperoleh skor 35

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
160

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

ada beberapa saran perbaikan dari observer guru membimbing siswa, dilanjutk a n
yaitu: dengan diskusi kelas. Dalam diskusi kelas,
1) Dalam memberikan apersepsi guru mengarahkan pertanyaan dan
disarankan agar guru lebih pendapat siswa serta memberikan dorongan
mengembangkannya dengan cara kepada siswa. Sebelum mengakhir i
mengaitkan materi yang sudah pembelajaran, guru menyimpulkan materi
dipelajari dengan materi yang akan yang sudah dipelajari. Proses pembelajara n
dipelajari siswa. diakhiri dengan memberikan postes kepada
2) Guru disarankan lebih bijaksana dalam siswa.
menanggapi anggota kelompok yang Dalam penerapan metode diskusi
ingin bertanya agar kreativitas siswa pada siklus II pada pertemuan I secara
dapat berkembang dengan baik. umum guru sudah melaksanakan aktivita s
yang ada pada lembar aktivitas guru dengan
Siklus II NDWHJRUL ³EDLN´ QDPXQ PDVLK DGD NDWLYLWa s
Hasil Observasi Aktivitas Guru \DQJ EHUDGD GDODP NDWHJRUL ³NXUDQJ´ \DLWX
Perbaikan proses pembelajara n dalam menyimpulkan pendapat siswa, pada
dengan metode diskusi dalam siklus kedua, pertemuan ke 2 secara umum guru
dikelola berdasarkan RPP II. Proses melaksanakan semua aktivitas yang ada
pembelajaran diawali dengan apersepsi, pada lembar aktivatas guru dengan kategori
kemudian guru menyampaikan tujuan ³VDQJDW EDLN´ +DO LQL VHVXDL KDVLO
pembelajaran, dilanjutkan dengan pengamatan observer, dimana aktivita s
penjelasan materi secara singkat. Setelah guru pertemuan 1 memperoleh skor 38,
siswa duduk menurut kelompok yang sudah pada pertemuan 2 memperoleh skor 43 dari
ditentukan guru, maka guru menjelaska n skor maksimal yang diharapkan 48. Hal ini
tugas untuk masing- masing kelompok. dapat dilihat pada tabel 8.
Selama siswa melakukan diskusi kelompok,

Tabel 8. Hasil Obsevasi Aktivitas Guru


Pelaksanaan
No Kegiatan Guru Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ket Ket
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Memberikan apersepsi 9 9
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 9 9
3. Menjelaskan materi 9 9
4. Membentuk kelompok 9 9
5. Menjelaskan tugas kelompok 9 9
Membimbing siswa bekerja dalam
6.
kelompok 9 9
Memberi kesempatan kepada kelompok
7.
untuk bertanya 9 9
8. Mengarahkan pertanyaan siswa 9 9
9. Mengarahkan pendapat siswa 9 9
10. Memberikan dorongan kepada siswa 9 9
Menyimpulkan pendapat-pendapat
11.
siswa 9 9
12. Melaksanakan postes 9 9
Jumlah - 2 29 12 38 15 28 43

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
2

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

Hasil Observasi Aktivitas Siswa lembar aktivitas siswa yang diukur dari 6
Berdasarkan pengamatan observer. komponen (lampiran aktivitas siswa)
Pada Siklus II siswa terlihat antusias untuk mencapai 83,33%. Untuk melihat aktivita s
mendengarkan penjelasan guru. Begitu juga siswa pada siklus kedua ini, dapat diliha t
dengan aktivitas lainnya yang terdapat pada pada tabel 9.

Tabel 9. Frekuensi Pelaksanaan Aktivitas Belajar Siswa


Jumlah Siswa yang Persentase (%)
No Aktiviatas Belajar Melakukan yang Melakukan
P1 P2 P1 P2
1 Memperhatikan penjelasan Guru 30 32 93,75 100,00
2 Bekerja dalam Kelompok 18 20 56,25 62,5
3 Mengajukan pertanyaan 19 20 59,37 62,5
4 Menjawab pertanyaan 20 24 62,5 75,00
Memperhatikan penjelasan
5 30 32 93,75 100,00
kawan/kelompok lain
6. Kerjasama dalam kelompok 30 32 93,75 100
Jumlah Siswa / Rata ± rata 32 160 76,56 83,33

Pada tabel 9 menunjukkan bahwa dilakukan oleh seluruh siswa. Aktivita s


belum semua siswa yang melakukan seluruh belakar siswa meningkat pada pertemuan ke
aktivitas belajarnya dan aktivitas belajar 2 dibandingkan dengan aktivitas belajar
yang sudah dilakukan oleh seluruh siswa siswa pada pertemuan 1. Untuk meliha t
baru sebanyak tiga aktivitas (50%) dari aktivitas siswa secara klasikal, dapat diliha t
enam aktivitas belajar yang seharusnya pada tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Siswa yang Melakukan Aktivitas Belajar


Frekuensi Persentase (%)
Klasifikasi Interval Skor
P1 P2 P1 P2
Sangat Baik 5±6 13 19 40,63 59,37
Cukup 3±4 19 13 59,37 40,63
Belum Baik 0±2 0 0
Jumlah 32 32 100,00 100,00

Berdasarkan tabel 10 dapat melaksanakan 4 aktivitas belajarnya,


disimpulkan bahwa jumlah siswa yang sedangkan 3 orang lainnya baru
sudah melakukan aktivitas belajar pada melaksanakan 3 aktivtitas belajar. Pada
SHUWHPXDQ GDODP NDWHJRUL ³sangat baik´ pertemuan 2 aktivitas belajar siswa
mencapai 40,63% yaitu 13 orang siswa. Dari meningkat dimana siswa yang sudah
jumlah ini yang sudah melakukan seluruh melaksanakan aktivitas belajar dalam
aktivitas belajar (6 aktivitas) ada 4 orang, NDWHJRUL ³sangat baik´ PHQFDSDL
sedangkan 9 orang lainnya baru melakuka n yaitu 19 orang siswa. Dari jumlah ini yang
5 aktivitas belajar. Siswa yang melakuka n sudah melakukan seluruh aktivitas belajar (6
DNWLYLWDV EHODMDU GDODP NDWHJRUL ³cukup´ aktivitas) ada 9 orang, sedangkan 10 orang
sebanyak 19 orang dengan persentase lainnya baru melakukan 5 aktivitas belajar.
59,37%, dimana 16 orang siswa baru 40,63% siswa melaksanakan aktivita s

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
162

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

EHODMDU GDODP NDWHJRUL ³cukup´ \DLWX .HPHUGHNDDQ´ PHQLQJNDW GLEDQGLQJND Q


orang siswa baru melaksanakan 4 aktivita s dengan siklus I. Dari tabel 11 dapat diliha t
belajar. bahwa nilai rata-rata daya serap siswa
melalui hasil postes pada pertemuan 1
Hasil Belajar Siswa mencapai 71,80%, pada pertemuan ke 2 nila i
Nilai Postes Siswa rata-rata daya serap siswa mencapai 75,31.
Pada siklus II, daya serap siswa pada Hal ini dapat dilihat pada tabel 11.
PDWHUL ³3HUMXDQJDQ 0HPSHUWDKDQND Q

Tabel 11. Daya Serap Siswa melalui Postes


Frekuensi Persentase (%)
Klasifikasi Interval
P1 P2 P1 P2
Amat baik 85 - 100 6 8 18,76 25,00
Baik 70 ± 84 13 15 40,62 46,88
Cukup 50 ± 69 13 9 40,62 28,12
Kurang 0 ± 49 - - - -
Jumlah Siswa 32 32 100,00 100,00
Rata ± Rata Nilai 71,80 75,31
Klasifikasi Cukup Baik

Ketuntasan Belajar pertemuan 1 maupun ke 2 dilihat pada tabel


Ketuntasan belajar siswa secara 12.
individu dan klasikal pada siklus II baik

Tabel 12. Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Nilai Postes


Siswa Yang Siswa Yang Ketuntasan
Jumlah Tuntas Tidak Tuntas Klasikal %
Siswa
P1 P2 P1 P2 P1 P2
32 24 28 8 4 75,00 87,53

Pada tabel 12 dapat diliha t Refleksi


ketuntasan belajar siswa berdasarkan nila i Berdasarkan hasil pembahasan
postes pada siklus II pertemuan 1 sebanyak peneliti denga observer terhadap perbaikan
24 orang siswa dinyatakan tuntas secara pada siklus kedua, terdapat beberapa
individu, sedangkan siswa belum tuntas ada kekuatan dan kelemahan, diantaranya
8 orang. Ketuntasan klasikal mencapai 75% adalah:
yang bearti siswa belum tuntas secara 1. Pengelolaan pembelajaran oleh peneliti
klasikal. Pada pertemuan ke 2 sebanayk 28 telah sesuai dengan tahapan yang
orang siswa dinyatakan tuntas secara dimuat dalam rencana pelaksanaan
individu, sedangkan siswa yang belum pembelajaran, namun guru tidak
tuntas ada 4 orang ketuntasan klasikal sepenuhnya menguasai materi pelajaran
mencapai 87,53% yang berarti siswa tuntas yang disajikan.
secara klasikal. 2. Secara umum aktivitas siswa dalam
belajar meningkat dengan metode
diskusi, namun perlu bimbingan guru.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
163

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

3. Hasill belajar siswa setelah perbaikan Perbandingan Hasil Belajar


pembelajaran lebih baik, jika Untuk melihat perbandingan hasil
dibandingkan dengan hasil belajar siswa belajar siswa sebelum penelitian dengan
sebelum tindakan. setelah penelitian baik siklus I dan II dapat
4. Masih ada beberapa siswa yang masih dilihat pada tabel 13 dan grafik 1, sehingga
malu atau enggan untuk mengemukaka n dapat dilihat adanya peningkatan hasil
ide-idenya. belajar dari sebelum pelaksanaan metode
diskusi dengan pembelajaran menggunaka n
metode diskusi pada siklus I dan siklus II.

Tabel 13. Perbandingan Hasil Belajar


Awal Siklus I Siklus II
Interval
N % N % N %
90 ± 100 2 6,29 4 12,50 7 21,88
80 ± 99 4 12,50 7 21,88 6 18,75
70 ± 79 7 21,88 8 25,00 10 31,25
60 ± 69 9 28,12 4 12,50 8 25,00
50 ± 59 5 15,62 8 25,00 1 3,12
40 ± 49 2 6,25 1 3,12 - -
30 ± 39 2 6,25 - - - -
20 ± 29 1 3,12 - - - -
10 ± 19 - - - - - -
Jumlah 32 100,00 32 100,00 32 100,00

100
90
80
Nilai Rata - Rata

70
60
50
40 70.78 75.31
63.59
30
20
10
AWAL SIKLUS I SIKLUS II

Grafik 1. Peningkatan Hasil Belajar

PEMBAHASAN peneliti masih perlu perencanaan yang lebih


Dari hasil penelitian siklus I baik. Kelemahan-kelemahan dalam
menunjukkan bahwa aktivitas belajar belum penerapan metode diskusi pada siklus I
sepenuhnya dilakukan secara baik oleh guru tersebut setelah diperbaiki pada siklus 2,
dan siswa. Hal ini menandakan bahwa ternyata dapat meningkatkan hasil belajar
proses pembelajaran yang diterapkan oleh siswa. Melalui perbaikan proses

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |
164

Metode Diskusi, Hasil Belajar IPS


Dewi Anggraini

pelaksanaan metode diskusi pada siklus 2, DAFTAR PUSTAKA


hasil belajar siswa mencapai ketuntasan Sumarno. (2007). Karya Ilmiah Praktis
individu 28 orang dari 32 orang, namun untuk Guru Profesional. Cendikia
demikian ketuntasan klasikal mencapai Insani, Pekanbaru
87,53% dengan nilai rata-rata 75,31 yang Udin S Winataputra dan Neneng Suminarti.
dinyatakan siswa tuntas secara klasikal. (2006). Sekolah sebagai Wahana
Meningkatnya hasil belajar pada Pengembangan Warga Negara yang
siklus 2 dibandingkan sebelum menerapkan Demokratis dan Bertanggung Jawab
metode diskusi maupun dibanding pada melalui Pendidikan
siklus I menunjukkan bahwa pembelajara n Kewarganegaraan. Depdiknas RI,
dengan metode diskusi dapat mengatas i Jakarta.
permasalahan yang terjadi di kelas. __________. (2003). Undang-Undang No.
Selanjutnya, adanya peningkatan hasil 20 Tahun 2003 tentang Sistem
belajar siswa pada mata pelajaran IPS dari Pendidikan Nasional. Depdiknas.
sebelumnya ke Siklus I dan ke Siklus 2
menunjukkan bahwa penerapan metode
diskusi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VB pada SDN 002 Bagan Besar,
Dumai.

Hambatan Pembelajaran
Ada beberapa hal yang menjadi
hambatan di dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode diskusi yaitu:
1. Waktu yang tersedia kurang, sehingga
ada beberapa siswa ingin mengajuka n
pertanyaan tidak dapat pelayanan guru.
2. Anak belum terbiasa dalam
pembelajaran menggunakan metode
diskusi, sehingga guru harus
menjelaskan berkali-kali.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI


Pembelajaran IPS dengan motode
diskusi ternyata dapat meningkatkan serta
hasil belajar siswa. Respon positif terhadap
pembelajaran IPS dengan menggunaka n
metode diskusi juga diberikan oleh peserta
didik, sehingga metode ini dapat dijadikan
alternatif pilihan guru dalam upaya
meningkatkan hasil belajar peserta didik
terhadap pembelajaran IPS.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 4 Nomor 2, Oktober 2015 | ISSN: 2303-1514 |

Anda mungkin juga menyukai