Anda di halaman 1dari 5

Nama : Desak Nyoman Avrilia Trianggita Dewi

NIM : 1802013422

Kelas : IV A Manajemen Sore

Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen

Dosen : Putu Cita Ayu SE.M.Si

Jawaban :

1. Menurut pendapat saya akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan

ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu

organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis

yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi

kontrol.

Adapun tiga tujuan umum sistem informasi akuntansi manajemen yaitu:

1. Menyediakan informasi untuk perhitungan biaya jasa, produk atau objek lainnya yang

ditentukan oleh manajemen.

2. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan

berkelanjutan

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

2. Perbandingan Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan :

 Akuntansi Manajemen adalah bidang akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan

informasi keuangan yang diperuntukkan bagi pihak manajemen ataupun manajer perusahaan

(intern). Informasi yang dihasilkan ialah untuk digunakan oleh semua lini manajemen. Mulai

dari top manajemen, middle manajemen, sampai lower manajemen untuk mengambil

keputusan bisnis bagi perusahaan.


 Akuntansi keuangan ialah bidang yang bertugas mengolah transaksi perusahan serta pada

akhir periode menghasilkan laporan keuangan (baik itu Neraca, Laba Rugi, serta laporan lain

yang diperlukan). Informasi yang dihasilkan ialah untuk digunakan oleh pihak luar (ekstern)

perusahaan ialah, seperti kreditor, investor, pemegang saham, pemerintah, dan sebagainya.

3. Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit

atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui break even

ini diharapkan pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak

rugi ataupun tidak untung.Analisis ini memerlukan estimasi mengenai biaya tetap, biaya

variabel, dan penjualan.

Contohnya:

Pak Amin memiliki sebuah usaha ook sepeda dengan Fixed cost sebesar Rp.5.000.000. Variable

Cost adalah sebesar Rp.200.000/unit, dengan harga jual Rp.1.500.000/unit.

Dapat dihitung BEP per unitnya yaitu :

BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)

= Rp.5.000.000/ (Rp.1.500.000 – Rp.200.000)

= Rp.5.000.000 / Rp.1.300.000

= 3.84 pembulatan ke atas menjadi 4 unit

Sehingga Pak Amin dapat mengalami balik modal jika mampu menjual 4 unit sepeda dalam satu

bulannya. Pada penjualan sepeda ke 5, maka Pak Amin sudah menuai keuntungan karena biaya

tetap sudah tertutupi oleh penjualan 4 unit sepeda sebelumnya.

4. Dalam menjalankan bisnis, perencanaan keuangan sangat penting untuk dilakukan. Cara yang

paling efektif untuk menjaga bisnis dan alat-alat pembayarannya agar tetap di jalur adalah
dengan menciptakan proses anggaran. Anggaran dan rencana kerja wajib dibuat untuk mencapai

rencana perusahaan untuk masa yang akan datang.

Menurut saya perusahaan tersebut tidak berjalan apabila tidak melaksanakan budgeting

(anggaran), karena menciptakan suatu proses anggaran merupakan cara paling efektif untuk

menjaga bisnis dan alat-alat pembayarannya agar tetap pada jalur. Perusahaan menyusun rencana

anggaran sebagai dasar pelaksanaan seluruh aktivitas usahanya dalam periode satu tahun. Oleh

karena itu, suatu rencana kerja dan anggaran wajib dibuat untuk mencapai rencana (tujuan) suatu

perusahaan untuk masa mendatang (plan for future).

5. Adapun 3 jenis ratio keuangan yang saya ketahui :

 Ratio Profitabilitas
Berikut ini beberapa ukuran ratio profitabilitas yang digunakan, diantaranya adalah :

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Membandingkan Laba Kotor dengan Penjualan. Semakin besar persentase atau rasionya, artinya
semakin baik kondisi keuangan perusahaan.

b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)


Ukuran dari Laba yang telah dikurangi dengan semua biaya dan pengeluaran kecuali
bunga dan pajak, dibagi dengan Pendapatan. Hasil dari perhitungan tersebut merupakan
gambaran laba bersih sebelum bunga dan pajak yang didapat dari setiap rupiah penjualan
atau pendapatan.

c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Digunakan untuk mengukur persentase atau rasio laba bersih setelah dikurangi bunga
dan pajak yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan. Semakin tinggi
rasionya berarti semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Return On Assets (ROA)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua aktiva atau asset yang dimilikinya. Laba yang dihitung adalah laba sebelum
bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax).

e. Return On Investment (ROI)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba terhadap
investasi yang telah dikeluarkan. Laba yang digunakan adalah laba yang telah dikurangi
pajak atau EAT ( Earning After Tax )

 Ratio Likuiditas
Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio likuiditas yang dapat digunakan, yaitu :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar
kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancarnya. Sebagai ilustrasi, apabila
perbandingannya adalah 1:1 dimana artinya Current Ration-nya adalah 100%, berarti
aktiva lancarnya memiliki jumlah yang sama banyak untuk melunasi semua kewajiban
lancarnya. Semakin lebih besar dari 100% artinya semakin baik.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar
kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memasukan nilai
persediaannya.

c. Rasio Kas (Cash Ratio)


Digunakan untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar setara kas dengan
kewajiban lancar. Yang dimaksud dengan aktiva lancar setara kas adalah aktiva yang
dapat dengan mudah dan segera diuangkan.

 Ratio Solvabilitas
Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio solvabilitas yang dapat digunakan, yaitu :

a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)


Digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari hutang, baik
hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin rendah rasio ini artinya semakin
baik bagi keuangan perusahaan, sebab keamanan dananya semakin baik.

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)


Digunakan untuk mengukur hutang yang dimiliki dengan modal sendiri. Semakin kecil
ratio ini maka akan semakin baik untuk perusahaan. Sebaiknya besarnya hutang tidak
melebihi modal perusahaan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai