Anda di halaman 1dari 6

Nama : Desak Nyoman Avrilia Trianggita Dewi

NPM : 1802013422

Kelas : IV A Manajemen Sore

Mapel : Pengantar Hukum Bisnis

Dosen : I Nengah Surapati,SH.MH

Pengertian BUMN

Istilah BUMN atau kependekan dari Badan Usaha Milik Negara memiliki pengertian sebagai
suatu badan usaha, dimana modalnya dimiliki oleh pemerintah yang berasal dari kekayaan
Negara. Hal ini sesuai dengan UU no. 19 tahun 2003.

Dalam sistem perekonomian, peranan BUMN sebagai pelaku ekonomi berlaku secara nasional.
Tujuan didirikanya BUMN adalah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, serta
memenuhi kebutuhan masyarakat di berbagai sector yang ada. Beberapa sector seperti pertanian,
perikanan, transportasi, telekomunikasi, perdagangan, listrik, keuangan hingga konstruksi.

Dasar Hukum BUMN

Konsep dasar dibentuknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengacu kepada badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Pengertian dari kekayaan negara
yang dipisahkan ialah kekayaan negara yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) untuk dijadikan penyertaan modal negara pada Persero dan/atau Perum serta
perseroan terbatas lainnya.Dasar hukum BUMN tertuang dalam Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
BUMN dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan untuk mencukupi APBN.

BUMN dapat berbentuk Perseroan Terbuka yang selanjutnya disebut Persero Terbuka, adalah
Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero
yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal.

BUMN dapat berbentuk Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN
yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus
mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Landasan pendirian BUMN dimaksudkan sebagai perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum
dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.

Pendirian BUMN

Pendirian BUMN meliputi :

a. pembentukan Perum atau Persero baru;


b. perubahan bentuk unit instansi pemerintah menjadi BUMN;
c. perubahan bentuk badan hukum BUMN; atau
d. pembentukan BUMN sebagai akibat dari peleburan Persero dan Perum.

Pendirian Persero dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang


perseroan terbatas.

Pasal 5

(1) Pendirian BUMN ditetapkan dengan peraturan pemerintah.


(2) Peraturan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya memuat :
a. penetapan pendirian BUMN;
b. maksud dan tujuan pendirian BUMN; dan
c. penetapan besarnya penyertaan kekayaan negara yang dipisahkan dalam rangka pendirian
BUMN.

Dalam hal pendirian BUMN dilakukan dengan mengalihkan unit instansi pemerintah menjadi
BUMN, maka dalam peraturan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimuat
ketentuan bahwa seluruh atau sebagian kekayaan, hak dan kewajiban unit instansi pemerintah
tersebut beralih menjadi kekayaan, hak dan kewajiban BUMN yang didirikan.

Khusus untuk pendirian Perum, peraturan pemerintah memuat pula anggaran dasar Perum
bersangkutan dan penunjukan Menteri selaku wakil pemerintah sebagai pemilik modal.

Pasal 6

BUMN mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang
ditentukan dalam anggaran dasar.

Pasal 7

BUMN didirikan untuk jangka waktu yang ditentukan dalam anggaran dasar.

Pasal 8

Pendirian BUMN dilakukan dengan memperhatikan ketentuan mengenai tata cara penyertaan
modal dalam rangka pendirian BUMN.

Pembubaran BUMN

Bagian Ketiga

Pembubaran Perum
Pasal 83

Perum bubar karena :

a.ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah berdasarkan usulan Menteri;

b.jangka waktu berdiri yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir;

c.penetapan pengadilan;

d.dicabutnya putusan pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga sebab harta pailit Perum tidak
cukup untuk membayar biaya kepailitan; atau

e.Perum dalam keadaan tidak mampu membayar (insolven) sebagaimana diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang kepailitan.

Selanjutnya di atur dalam pasal 84 s/d 93

Pengertian BUMD

BUMD adalah singkatan dari (Badan Usaha Milik Daerah) ini Merupakan badan usaha yang
dalam pelaksanaannya itu berada dibawah pengawasan, pengelolaan serta juga pembinaan
pemerintah daerah. Sebagian besar atau seluruh modal dari BUMD tersebut dimiliki atau
dikuasai oleh negara yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan.
Dapat juga dikatakan kalau BUMD ini merupakan cabang dari Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) di tiap-tiap daerah. BUMD ini ialah salah satu instrumen pemerintahan yang memiliki
peran sangat penting dalam menjalankan serta juga mengembangkan perekonomian pada daerah
serta juga perekonomian nasional.

Dasar Hukum BUMD

Dasar hukum BUMD diatur dalam PP 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah memiliki cerita
bahwa UU 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah dicabut dengan UU 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Perusahaan Daerah diatur dengan peraturan pemerintah yang baru dan
memiliki nama baru yaitu Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD. BUMD merupakan badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah. BUMD didirikan dengan
tujuan untuk memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian Daerah pada umumnya,
menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu
bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik, dan potensi Daerah yang
bersangkutan berdasarkan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik.
 Dasar hukum PP 54 tahun 2017 tentang BUMD adalah:
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

Pendirian BUMD
Di atur dalam PP 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah PENDIRIAN BUMD-
Bagian Kesatu

Pasal 4
1. Daerah dapat mendirikan BUMD.
2. Pendirian BUMD ditetapkan dengan Perda.
3. BUMD terdiri atas:

a) perusahaan umum Daerah; dan


b) perusahaan perseroan Daerah.

4. Kedudukan perusahaan umum Daerah sebagai badan hukum diperoleh pada saat Perda yang
mengatur mengenai pendirian perusahaan umum Daerah mulai berlaku.
5. Kedudukan perusahaan perseroan Daerah sebagai badan hukum diperoleh sesuai dengan
ketentuan undang-undang yang mengatur mengenai perseroan terbatas
Pembubaran BUMD
Pasal 124

Pembubaran BUMD ditetapkan dengan Perda.


Fungsi BUMD yang dibubarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan ole
Pemerintah Daerah.
Kekayaan daerah hasil pembubaran BUMD dikembalikan kepada Daerah.

Pasal 125

Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan pembubaran BUMD dilakukan berdasarkan


hasil analisis investasi, penilaian tingkat kesehatan, dan hasil evaluasi BUMD.

Pasal 126

Ketentuan lebih lanjut mengenai penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan pembubaran


perusahaan perseroan Daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai perseroan terbatas.

Anda mungkin juga menyukai