Anda di halaman 1dari 14

Kolokium Sebranmas 2010

Optimalisasi Peran Sosial dan Ekonomi Masyarakat Madura –


Surabaya Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu

Andri Hakim
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sebranmas
Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum
Jln. Sapta Taruna Raya No. 26, Kompleks PU Ps. Jum’at, Jakarta
andri96@yahoo.com

ABSTRACT

Suramadu bridge construction is intended to accelerate development on the island of


Madura, including infrastructure and socio-economic field, which is relatively backward
compared to other areas in East Java. In accelerating the development, what is the
socio-economic potential that can be grown in the community and should be developed
in order to synergize Madura community welfare. The research method used is
descriptive and qualitative. The results of that research show that the potential of
agricultural, tourism, culture and industry folk can be very adequate and reliable for
improving public welfare for the future of Madura. To that end, As buffer
industrialization, agriculture and plantation sector Madura island needs to be improved,
especially the cultivation of tobacco as the leading plant community that has high
economic value was supported by the condition of nature

Keywords: Development, Suramadu Bridges, socio-economic potential, the community,


Madura Island

ABSTRAK

Pembangunan jembatan Suramadu ditujukan untuk mempercepat pembangunan di


pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan sosial ekonomi, yang relatif tertinggal
dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Dalam mempercepat pembangunan
tersebut, potensi sosial ekonomi apa saja yang dapat tumbuh di masyarakat dan perlu
dikembangkan agar dapat saling bersinergi guna kesejahteraan masyarakat Madura.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukk an bahwa potensi pertanian, pariwisata, budaya dan industri rakyat sangat
memadai dan dapat dijadikan andalan strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat
Madura kedepan. Untuk itu, Sebagai penyangga industrialisasi, sektor pertanian dan
perkebunan pulau Madura perlu ditingkatkan, khususnya tanaman tembakau sebagai
tanaman unggulan masyarakat yang memiliki nilai ekonomis tinggi, ditunjang kondisi
alamnya

Kata Kunci : Pembangunan, Jembatan Suramadu, potensi sosial ekonomi,


masyarakat, Pulau Madura

PENDAHULUAN

Pandangan tentang pulau Madura sebagai kawasan yang relatif tertinggal dan
memiliki daya tarik investasi yang rendah dibandingkan kab/kota lain di sekitar Kota
Surabaya, perlahan-lahan menjadi berbalik arah ketika Jembatan Suramadu
diresmikan. Madura menjadi sangat potensial dan cocok dijadikan daerah investasi
yang menjanjikan. Setiap wilayah akan selalu berkembang sesuai dengan potensi
yang dimilikinya. Perkembangan wilayah yang kurang terkendali, dalam jangka
panjang akan menimbulkan berbagai masalah. Masalah yang timbul antara lain

Andri Hakim 1
Kolokium Sebranmas 2010

kesenjangan perkembangan wilayah yang tinggi dan ketidakmerataan pengembangan


infrastruktur wilayah. Untuk itu, diperlukan sebuah rencana strategis yang pada
dasarnya merupakan arahan kebijakan pembangunan daerah berwawasan sosial dan
ekonomi.
Pengembangan Madura, sebaiknya bukan hanya terkonsentrasi pada Kabupaten
Bangkalan saja, akan tetapi juga harus merata di Kabupaten Sampang, Pamekasan
dan Sumenep. Keempat kabupaten ini memiliki potensi relatif sama. Untuk kawasan di
sekitar kaki Jembatan Suramadu seluas 600 HA, yang akan segera dikelola oleh
Badan Pengelola Pengembangan Wilayah Suramadu (BPPWS), sangat potensial
sebagai daerah industrialisasi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam pengembangan kawasan strategis ekonomi tersebut, penekanan utama
adalah pada beberapa faktor yaitu tingkat kebutuhan pengembangan infrastruktur dan
potensi sosial dan ekonomi yang ada. Selain itu perkembangan kawasan strategis baik
yang telah ada maupun penetapan kawasan strategis baru, harus dapat
mengakomodasikan kebutuhan pengembangan sektor ekonomi unggulan baik di
kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Hal itu sekaligus dapat
memacu perkembangan yang lebih luas ( Jawa Timur).
Untuk itu perlu diinventarisasi potensi sosial ekonomi apa saja yang tumbuh di
masyarakat Madura yang perlu dikembangkan agar dapat saling bersinergi guna
kesejahteraan masyarakat Madura, dan infrastruktur pendukung yang diperlukan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguraikan potensi sosial ekonomi dalam
mendukung pengembangan sisi Madura dan sisi Surabaya kedepan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode


pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) Studi Pustaka/Literatur; 2) Indepth
Interview (Wawancara Mendalam); 3) Pengamatan (Observation) ; 4) Focus Group
Discussion (FGD. Lokus pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk sisi Surabaya, pengambilan data dilakukan secara mikro yaitu di kecamatan
Bulak dan Kecamatan Kenjeran
2. Untuk sisi Madura, pengambilan data dilakukan secara mikro (Kecamatan Labang)
dan makro (kabupaten Bangkalan, Sampang , Pamekasan dan Sumenep)
Ke-3 kecamatan diatas dimasukkan ke dalam lokus penelitian dikarenakan kecamatan
tersebut masuk dalam kategori Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS) yaitu
kawasan yang terkait langsung dengan akses Jembatan Suramadu. Metode analisis
data dalam penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan kegiatan, yaitu tahap
identifikasi, kategorisasi, interpretasi, dan penarikan kesimpulan. (Neuman. 1997).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dualisme Sosio Kultural Masyarakat Madura dan Surabaya


Pembangunan Jembatan Suramadu bukan saja menghubungkan kedua pulau
Jawa dan Madura, namun juga menghubungkan dua kultur masyarakat yang sangat
mencolok perbedaannya. Dalam merencanakan pemanfaatan ruang (KKJS) sebaiknya
perlu melihat sosio kultural masyarakat baik di sisi Madura maupun di sisi Surabaya.
Pembangunan Jembatan Suramadu bukan saja menghubungkan kedua pulau Jawa
dan Madura, namun juga menghubungkan dua kultur masyarakat.
Kultur masyarakat di sisi Madura ternyata sangat berbeda dengan kultur
masyarakat di sisi Surabaya (Tabel 1). Perbedaan Sosio Kultural tersebut sangat
berpengaruh terhadap karakteristik ruang sosial baik di sisi Madura maupun di sisi
Surabaya, oleh karenanya hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun
pemanfaatan ruang spasial baik di sisi Madura maupun di sisi Surabaya

Andri Hakim 2
Kolokium Sebranmas 2010

Tabel 1. Dualisme Sosio Kultural Masyarakat Surabaya dan Madura


No Masyarakat Madura Masyarakat Surabaya
1 Dominasi etnik Madura homogen Dominasi etnik Jawa heterogen
2 Kurangnya akses Perekonomian Memiliki akses perekonomian lebih baik
3 Pola hidup pedesaan, pertanian & Pola hidup perkotaan, Buruh & nelayan
Nelayan
4 Keterdidikan masih lemah Keterdidikan lebih tinggi
5 Lebih memegang teguh nilai-nilai Lebih terbuka terhadap budaya baru
tradisional
6 Peran pemuka masyarakat sebagai Peran pemuka masyarakat sudah tidak
panutan lebih kental (paternalistik) terlalu dominan

Walaupun terlihat ketimpangan sosio kultural antara masyarkat Madura dengan


Surabaya, namun diperlukan langkah-langkah konkrit guna menyeimbangkan
perbedaan sosio kultural tersebut. Upaya antisipasi terhadap perubahan pola pikir,
perilaku masyarakat terutama sisi Madura agar dapat mendukung aktivitas ekonomi,
layak diperlukan agar masyarakat Madura tetap menjadi tuan rumah seiring
perkembangan ekonomi.
Dengan direncanakannya Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS) sisi
Madura sebagai area Industri, dibarengi dengan rencana Pelabuhan peti kemas di
bagian utara Madura, memerlukan tenaga kerja terampil siap kerja. Upaya-upaya
peningkatan kapasitas SDM perlu segera direalisasi. Kemitraan antara pondok
pesantren dengan Balai Latihan Kerja / Sekolah Unggulan / Universitas harus segera
diaplikasikan. Santri Pondok Pesantren di Madura perlu dibekali dengan kemampuan
siap kerja (Keahlian, keterampilan, dll). Pondok Pesantren Plus perlu diperbanyak
guna peningkatan kapasitas SDM ke depan.
Sebagai contoh, pada tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Bangkalan telah
merencanakan dana alokasi untuk pendidikan dengan total APBD untuk anggaran
pendidikan sebesar Rp. 54,2 Milyar. Selain itu Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah
memberikan tambahan dana pendidikan sebesar Rp. 5,5 Milyar. Namun dana tersebut
tidak hanya diperuntukkan untuk pembangunan BLK, SMK dan SMU Unggulan saja
melainkan untuk seluruh strata pendidikan mulai dari SD, SMP dan SMA di seluruh
Bangkalan.
Upaya pembangunan BLK & SMK yang mencukupi merupakan solusi konkrit
untuk mengejar kebutuhan industrialisasi di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu dan
meningkatkan kualitas SDM di Madura. Diperlukan alokasi ruang wilayah dan dana
pembangunan untuk BLK & SMK yang cukup, untuk mengejar ketersediaan fasilitas
BLK dan SMK di Pulau Madura khususnya di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu.

Fenomena Sosial Masyarakat Sisi Surabaya Dan Madura

Pasca diresmikannya Jembatan Suramadu, bertumbuhan sektor non formal di


akses jembatan Suramadu sisi Madura, yaitu muncullah fenomena Pedagang Kaki
Lima (PKL) yang berbondong-bondong membangun tenda nonpermanen untuk
berjualan (Tabel 2). Mulai dari buah-buahan ala Madura sampai suvenir khas Madura.
Disatu sisi fenomena PKL ini merupakan bukti bahwa Jembatan Suramadu benar-
benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraanya.

Tabel 2. Data Jumlah Pedagang di KKJS, September 2009


No Lokasi Pedagang Lapak Asongan
1 Sisi Timur Akses Jembatan Suramadu 69 Lapak 21 Penjaja
2 Sisi Barat Akses Jembatan Suramadu 57 Lapak 23 Penjaja
Sumber : Hasil Pengamatan Langsung (dari arah Surabaya)

Andri Hakim 3
Kolokium Sebranmas 2010

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pedagang, omset penjulan rata-


rata selama mereka berjualan (hari libur dan biasa) berkisar antara Rp. 50 – Rp 75 ribu.
Kawasan Suramadu telah menjadi magnet PKL dan pendatang luar.
Namun di sisi lain, diperlukan penataan ruang yang tepat untuk mengakomodir
para PKL agar tidak tercerabut dari perekonomiannya. Oleh karena itu, “Rest Area”
menjadi sebuah kebutuhan, dan pengadaannya menjadi solusi konkrit guna
memindahkan sentra penjualan di daerah Kamal.
Solusi ini sekaligus juga menjadi alat kendali PKL liar warga sekitar yang
menempati sisi barat dan timur akses jembatan Suramadu. Apabila PKL terus
dibiarkan liar, dapat berdampak pada penempatan lahan-lahan disekitar jalan akses
jembatan Suramadu secara illegal. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan pemanfaatan
ruang wilayah yang dapat mengakomodir PKL liar tersebut kedalam tata ruang
Kawasan Kai Jembatan Suramadu (KKJS) kedepan
Keindahan Jembatan Suramadu dapat dipandang dari sisi Surabaya, tepatnya di
Kecamatan Bulak dan Kenjeran. Oleh karena itu Pemerintah Kota Surabaya,
memprakarsai dibangunnya “Pusat Pengolahan Hasil Laut” dan “menata kembali
permukiman nelayan”. Selain itu sentra hasil laut ini dapat sekaligus menjadi wisata
kuliner seperti di Muara Angke Yakarta, Namun wisata kuliner tersebut memiliki daya
tarik yang luar biasa yaitu pemandangan terhadap keindahan Jembatan Suramadu.

Peran Sektor Pertanian & Perkebunan Sebagai Penyangga Industrialisasi


Masyarakat Di Madura

Di Madura, tanaman tembakau merupakan tanaman idola masyarakat dan petani


Madura. Tanaman tembakau memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi dan ditunjang
dengan kondisi alam yang relatif kering. Hampir seluruh masyarakat kabupaten
Pamekasan dan Sumenep memprioritaskan tanam tembakau sebagai mata pencarian
utama di musim kemarau maupun daerah kering. Komoditas tanaman tembakau
sebagian besar dipasarkan pada pasar regional, nasional maupun
internasional Khususnya pada pabrik rokok (Gudang garam, Sampurna, Djarum, dan
lain-lain).
Sektor pertanian di kabupaten Sampang, menempati urutan pertama dalam hal
kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 51,75 %, sedangkan di
Kabupaten Bangkalan juga memberikan kontribusi sebesar 32,09%. Demikian pula
halnya dengan di kabupaten Pamekasan dan Sumenep. Ini berarti bahwa sektor
pertanian cukup potensial untuk dikembangkan terutama untuk komoditas kelapa dan
jambu mente, karena terdapat hampir di semua wilayah Madura (Lihat Tabel-3 &
Lampiran 01)

Tabel 3. Komoditas Potensial Sektor Pertanian & Perkebunan


Pulau Madura 2007

No Komoditas Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep


Potensial
1 Tanaman Pangan Kecamatan Semua Semua Semua
(padi, jagung, ubi Burneh, Socah, Kecamatan Kecamatan Kecamatan
kayu, ubi jalar, Blega, Modung,
kacang tanah, Arosbaya dan
kedelai, kacang Kwanyar
hijau, sayur-
sayuran, buah-
buahan)
2 Kelapa Semua Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Kecamatan Omben, Pakong, Batang-
Tambelangan Palengaan, batang,
& Banyuates. Pagantenan,

Andri Hakim 4
Kolokium Sebranmas 2010

Pasean
3 Kapuk Randu Kecamatan Kecamatan - -
Galis dan Tanah Ketapang,
Merah Banyuates,
dan
Sokobanah.
4 Tembakau - Kecamatan Semua Semua
Sokobanah Kecamatan Kecamatan
5 Jambu Mente Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Tanjung Bumi, Banyuates, Pakong, Dasuk
Geger dan Robatal, Pasean,
Kokop Karang Waru
Penang,
Ketapang
dan
Sokobanah.

6 Cabe Jamu Kecamatan - Kecamatan Kecamatan


Tanjung Bumi Larangan, Gayam,
dan Kokop Kadur, Batu Bluto,
Marmar Pragaan
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten & dari berbagai
Sumber

Tembakau memiliki potensi untuk dikembangluaskan dan dapat dijadikan ikon


pengembangan dan semangat para petani yang ada di Sumenep maupun Pamekasan.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka dalam rangka menjaga ketahanan pangan,
meningkatkan kepercayaan dan kesejahteraan petani di Pulau Madura, diperlukan
upaya upaya berikut ini:

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil petanian. Pertanian tanaman


semusim seperti tembakau harus sesuai dengan kondisi lahan dan karakteristik
lahan tersebut serta sistem irigasinya. Hal ini diperlukan agar kualitas panen,
khususnya komoditas unggulan dapat terjaga.
2. Menambah luas areal intensifikasi tanaman pangan. Penurunan luas lahan
pertaniaan seharusnya tidak mempengaruhi hasil panen, apabila diikuti dengan
peningkatan areal intensifikasi tanaman pangan. Peningkatan areal intensifikasi,
tentunya perlu diikuti dengan peningkatan unsur unsur terkait misalnya peningkatan
(i) kegiatan balai balai latihan kerja (BLK), (ii) sekolah sekolah kejuruan, (iii)
penyuluhan dan pelatihan dll.
3. Pengaturan Pola tanam Pertanian. Peningkatan fungsi pos-pos informasi pasar,
diperlukan untuk meningkatkan pengaturan ndan pengendalian pola tanam dan
mencegak budaya latah menanam. Saat ini, masyarakat cenderung latah
melakukan penanaman sesuai trend tanaman pertanian saat ini. Petani Sampang
dan Sumenep, yang berlomba lomba menanam tembakau adalah contoh kelatahan
tersebut karena lahannya tidak cocok untuk ditanami tembakau. Hal tersebut
berakibat pada kualitas hasil panen dan berlebihnya produksi sehingga harga
jualnya rendah.
4. Sentra Pemasaran & Pengembangan Komoditi Potensi. Sentra-sentra
pengembangan kegiatan dari suatu komoditi potensial, diperlukan untuk menjaga
kualitas produksi dan juga memacu perkembangan wilayah. Sentra sentra tersebut
diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan sistem pengelolaan yang
masih sangat tradisonal dan meningkatkan efisiensinya.
5. Peningkatan Modal Petani. Modal awal diperlukan petani untuk menyiapkan
lahan, menyediakan bibit unggul, membasmi organisme pengganggu tumbuhan
(OPT). Modal yang cukup dapat meningkatkan kuantitas maupun kualitas hasil
produksi meskipun luas lahannya tidak berubah. Peningkatan produksi dan

Andri Hakim 5
Kolokium Sebranmas 2010

pendapatan diharapkan dapat meningkatkan motivasi petani untuk berusaha dalam


memperbaiki sistem budidaya dan pola usaha yang dilakukan.

Peran Industri Kerajinan & Rumah (Home Industri) sisi Madura dan Surabaya
Sektor Industri kerajinan dan Industri Rumah (Home Industri) dinilai sebagai
sektor yang berpotensi menambah PDRB baik di sisi Madura maupun di sisi Surabaya.
Sentra-sentra industri kerajinan dan industri rumah merupakan cikal bakal
pengembangan kegiatan dari suatu komoditi potensial, oleh karena itu, diperlukan
sebuah perencanaan wilayah ke depan untuk menjaga kualitas produksi dan juga
memacu perkembangan wilayah. Sentra sentra tersebut diharapkan dapat menjadi
solusi untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk masyarakat baik di sisi Madura
maupun di sisi Surabaya ( Lihat Tabel -4 & Lampiran 02)

Tabel 4. Sentra Industri Kerajinan dan Industri rumah sisi Madura dan
Sisi Surabaya
No Sentra Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota
Industri Surabaya
Kerajinan &
Industri
Rumah
1 Kerajinan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Batik Tanjung Sampang, Propo, Bluto
Bumi Jrengkik Pagentenan,
Pamekasan
2 Industri Kecamatan Pademawu, Kali Anget
Garam Sampang, Galis,
Rakyat Camplong,
Torjun,
Pangarengan,
Jrengik dan
Sreseh
3 Sentra Kecamatan Kecamatan
Ranjang Sampang Pamekasan,
Palek & Galis,
Mebel Larangan
4 Kerajinan Kecamatan Kecamatan
Kerang Camplong Bulak
5 Petis Ikan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
kwanyar Sampang, Galis, Pasongsongan, Bulak
Camplong, Pademawu, Ambunten,
Ketapang Tlanakan, Dasuk, Batu
Pasean Putih, Batang-
batang,
Dungkek,
6 Industri Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Kerupuk Kwanyar, Pamekasan, Bulak
Kamal Tlanakan,
Kadur
7 Industri Kecamatan Kecamatan
Genteng Karang Palengaan
Penang
8 Kerajinan Kecamatan
Topeng Dasuk
Sumber : Bappeda Kabupaten & dari berbagai Sumber

Andri Hakim 6
Kolokium Sebranmas 2010

Peran Objek Wisata Di Sisi Madura Dan Surabaya

Hingga saat ini, obyek-obyek wisata di Pulau Madura & Kota Surabaya belum
dikembangkan secara maksimal khususnya di Pulau Madura. Hal ini karena obyek
wisata belum termasuk “skala prioritas”. Pariwisata di Madura, terbagi atas wisata
alam, dan wisata buatan serta wisata sejarah dan budaya. Ada kesan obyek wisata di
Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep dikelola apa adanya.
Pengembangan pariwisata yang belum maksimal tersebut antara lain disebabkan hal
hal sebagai berikut:
1. Persepsi Masyarakat. Persepsi masyarakat tentang kedekatan industri pariwisata
dengan kemaksiatan masih belum terhapus, sehingga belum mendapat cukup
dukungan dari tokoh masyarakat. Akibatnya, pariwisata terkesan berjalan sendiri
tanpa panduan. Objek wisata “ Api tak Kunjung Padam” di daerah Pamekasan
yang hanya dimanfaatkan untuk membakar jagung, adalah contoh konkrit
kurangnya perhatian terhadap objek wisata.
2. Infrastruktur Jalan . Infrastruktur jalan nasional, propinsi dan kabupaten belum
mendukung sektor pariwisata. Akses jalan terutama ke pantai utara di kabupaten
Pamekasan dan Sampang belum memadai. Sebagai contoh pantai Camplong,
pantai Nipah, air terjun Toroan memiliki potensi wisata pantai. Sayangnya dari
sejumlah potensi pantai tersebut, hanya Pantai Camplong yang dikelola dengan
baik. Sedangkan air terjun Toroan di Ketapang dan Pantai Nipah masih dibiarkan
tetap “perawan”. Padahal kedua objek itu juga mempunyai “daya tarik tersendiri”.
Air terjun Toroan yang mengucurkan air langsung ke pantai Laut Jawa masih
dibiarkan apa adanya. Sedangkan Pantai Nipah yang berhutan pantai dan dihuni
sekawanan kera masih dibiarkan apa adanya. Padahal objek ini bisa dijadikan
tontonan bagi setiap wisatawan yang berkunjung kesana.
3. Strategi Pengembangan Wisata. Pengembangan pariwisata di empat (4)
kabupaten, dikembangkan sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan kewenangan
otonomi daerah. Hal ini yang menyebabkan tidak tersinerginya obyek daerah tujuan
wisata satu dengan yang lainnya. Selain objek-objek wisata berpanorama alam
pantai, sebenarnya Madura juga memiliki objek wisata sejarah, budaya dan alam
(Lihat Tabel 5 dan Lampiran 03)

Tabel 3. Potensi Wisata sisi Madura dan Surabaya

No Potensi Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota


Wisata Surabaya
1 Wisata Pantai siring Pantai Camplong Pantai Talang Pantai Pantai
Alam kemuning (Kec.Camplong); Siring Lombang Kenjeran
(kecamatan Air Terjun Toroan (Kec.Galis) ; (Kec.Batang (Kecamat
Tanjung Bumi); (Kec.Ketapang); Api tak batang); an Bulak)
Pantai Hutan Kera Nepa kunjung Pantai
Rongkang (Kec.Banyuates); Padam Slopeng
(Kec.Kwanyar); Gua Lebar (Kec.Tlanakan (Kec.Dasuk);
Pantai (Kec.Sampang); ); Pantai Batu Taman Laut
Sampilangan Goa Macan Kerbuy Pulau
(Kec.bangkalan) (Kec.Sokobanah); (Kec.Pasean); Gihilabak
Goa Kelelawar Pantai (Kec.Kaliang
(Kec.Sokobanah) Jumiang (Kec. et); Air
Pademawu); Terjun
Lembah Grujukan
Sembir (Kec.Pasong
(Kec.Batumar songan)
mar)
2 Wisata Kesenian Karapan Sapi, Karapan Kerapan
Budaya Salabadan Sapi Sonok Sapi;Sapi Sapi;
(semua Sonok; UpacaraAdat

Andri Hakim 7
Kolokium Sebranmas 2010

kecamatan), (Kec.Pamekas Nyadar;


Karapan Sapi an)Upacara UpacaraAdat
(Kec. Petik Laut Petik Laut;
Bangkalan) Topeng,Ludr
Uk; Macopat
dan Saronen
(Kec.Sumen
ep)
3 Wisata Bukit Geger Makam Sayyid Pesarean Keraton dan
Sejarah/ (Kecamatan Ustman Bin Ali Batuampar Museum
Religi Geger); Makam Bin Abdillah Al- (Kec.Proppo) Sumenep
Ratu Ebhu Habsyi Vihara (Kec.Sumen
(Kec.Arosboyo); (Kec.Sokobanah) Alokitesvara ep); Masjid
Pasarean (Kec.Galis) Agung
M.Cholil (Kec.Sumen
(Kec.Bangkalan) ep);
; Makam Aer AstaTinggi
Mata (Aros (Kec.Sumen
Baya) ep); Makam
Joko Tole
(Kec.Mandin
g)
4 Wisata Museum Sumber Otto Monumen Are' Rumah Taman
Buatan Purbakala (Kec.Camplong); Lancor (Kec. Kasur Pasir Hiburan
(Kec.Bangkalan) Waduk Klampis Pamekasan), (Kec.Batang- Pantai(Ke
(Kec. Kolam Renang Batang) c. Bulak)
Kedungdung); Tirta Besuki
Waduk Nipah (Kec.Pamekas
(Kec.Banyuates) an)

Guna mensinergikan dan meningkatkan potensi sosial budaya sisi Madura dan sisi
Surabaya, diperlukan solusi antara lain :
1. Memberikan jaminan hukum dan kenyamanan usaha bagi investor di bidang
pariwisata, termasuk mengurangi persepsi kekhawatiran bahwa pariwisata
berdekatan dengan maksiat.
2. Meningkatkan infrastruktur jalan serta fasilitas obyek tujuan wisata (tempat
istirahat/penginapan, restorasi, sarana bermain anak-anak, dll) sebagai solusi
konkrit untuk membuka lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
3. MoU 4 (Empat) kabupaten di Madura & Pemerintah Kota Surabaya tentang
pengembangan pariwisata terpadu, melalui pembinaan dan pengembangan
pariwisata di tingkat Propinsi Jawa Timur.

Konsep Pengembangan Infrastruktur Yang Dapat Dikembangkan Oleh Bppws


Sebagai Pendukung Peran Sosial Ekonomi Masyarakat Madura

Berdasarkan Peraturan Presiden No.27 Tahun 2008, BPPWS (Badan Pelaksana


Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura) memiliki tugas yang bertujuan untuk
pengembangan wilayah Madura ke depan.
Semakin mudahnya akses dan transportasi ke Pulau Madura akan meningkatkan
investasi pengusaha besar dan investor asing, karena Investasi di Madura relatif sama,
bahkan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan Surabaya. Harga tanah di Madura
masih relatif lebih murah dibandingkan dengan di Surabaya. Pembangunan pabrik dan
kantor akan lebih murah di Bangkalan dibandingkan dengan Gresik, Lamongan,
Sidoarjo maupun Mojokerto. Untuk itu dukungan sosek dan infrastruktur yang tepat
ukuran sangat dibutuhkan untuk pengembangan Madura ke depan. Atas dasar hal
tersebut, konsep pengembangan sosek dan infrastruktur kedepan yang dapat
dilakukan oleh BPPWS adalah sebagai berikut (Tabel-6 & Lampiran 04)

Andri Hakim 8
Kolokium Sebranmas 2010

Tabel-6. Konsep Pengembangan Sosek dan Infrastruktur oleh BPPWS

No Kebutuhan Surabaya Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep


1 Peningkatan Jaringan Mengusahakan 1. Akses Pelabuhan Peti Lintas Tengah, Utara Lintas Tengah, Utara & Jalan Lintas Utara
Jalan Percepatan MER Kemas & Selatan Selatan & Selatan
(Simpang 2. Lintas Tengah, Utara
Juanda – & Selatan
T.Perak)
2 Realisasi Pelabuhan Kecamatan Tanjung
Peti Kemas Bumi/T.Modung (600Ha
+ Sisa Alokasi
3 Kebutuhan Air Baku ( Waduk Waduk Nipah
10.000 liter/detik) Blega
4 Kebutuhan Lsitrik Pembangkit Listrik
Madura
5 Penataan Ruang • KKJS Wilayah Pantai Utara, Wilayah Pantai Utara, Wilayah Pantai
Madura • Wilayah Pantai Selatan & Tengah Selatan & Tengah Utara, Selatan &
Utara, Selatan & Tengah
Tengah
6 Pengembangan Potensi Pariwisata & Potensi Pariwisata & Potensi Pariwisata & Home Potensi Pariwisata
Pariwisata & Home Home Industri Home Industri Industri & Home Industri
Industri
7 Pembangunan SMK/BLK SMK/BLK SMK/BLK SMK/BLK
20 SMK/BLK
8 Membangun Dermaga Kecamatan Kecamatan Labang
Patroli Laut dekat Kenjeran
Jembatan Suramadu
9 Pengemasan Karapan Bangkalan Kota Sampang Kota Pamekasan Kota Sumenep Kota
Sapi menjadi Ajang
Wisata
10 Wisata Ladang Garam Kecamatan Sampang, Kecamatan Pademawu, & Kecamatan Kali
Camplong & Torjun Galis Anget
Sumber : Hasil FGD dengan BPPWS, Pemkot Surabaya & Renstra Kabupaten,2009

KESIMPULAN

1. Sebagai penyangga industrialisasi, peran sektor pertanian dan perkebunan pulau


Madura perlu ditingkatkan, khususnya tanaman tembakau sebagai tanaman
unggulan masyarakat yang memiliki nilai ekonomis tinggi, ditunjang kondisi alam
yang mendukung.
2. Potensi pariwisata, budaya dan industri rakyat Madura sangat memadai dan dapat
dijadikan andalan strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Pengembangan potensi pariwisata dan industri rakyat di pesisir sisi Surabaya
(Kecamatan Bulak & Kenjeran) dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan yang
tinggal di kawasan bersinggungan dengan jembatan suramadu, yaitu dengan
membangun sentra industri laut, peningkatan sarana penangkap ikan dan
penataan lingkungan nelayan sebagai wisata kuliner.

Andri Hakim 9
Kolokium Sebranmas 2010

4. Potensi-potensi sosial dan ekonomi yang tumbuh di masyarakat bisa


dikembangkan maksimal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sisi
Surabaya dan Madura, sehingga Jembatan Suramadu sebagai objek Vital Nasional
dapat mencapai rencana umur jembatan 100 tahun

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab. Solichin, 2002. Masa Depan Otonomi Daerah : Kajian Sosial, Ekonomi
dan Politik untuk Menciptakan Sinergi dalam Pembangunan Daerah, Penerbit
SIC, Surabaya
Adi, Rukminto Isbandi. 2002. Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.
Anonymous. 2000. Hasil Sensus Penduduk 2000 : Karakteritik Kabupaten Bangkalan
Anonymous. 2001. Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2001
Propinsi Jawa Timur Surabaya
Anonymous. 2004. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bangkalan 2004,
Bappeda dan BPS Bangkalan
Anonymous. 2007. Jawa Timur Dalam Angka. BPS Propinsi Jawa Timur.
Anonymous. 2007, Kabupaten Bangkalan Dalam Angka, Jawa Timur
Anonymous. 2007, Kabupaten Pamekasan Dalam Angka, Jawa Timur
Anonymous. 2007, Kabupaten Sampang Dalam Angka, Jawa Timur
Anonymous. 2007, Kabupaten Sumenep Dalam Angka, Jawa Timur
Bappeda Pamekasan, 2007 Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Kabupaten
Pamekasan, 2007
Anonymous. 2007. Jawa Timur Dalam Angka. BPS Propinsi Jawa Timur.
Anonymous. 2007, Kecamatan Kenjeran Dalam Angka, Jawa Timur
Anonymous. 2007, Kecamatan Bulak Dalam Angka, Jawa Timur
Balitbang Departemen Dalam Negeri dan Otonomi daerah, 2000, Metode Penelitian
Sosial (Terapan dan Kebijaksanaan), Jakarta
Burgess, Robert G, 1984. In The Filed: An Introduction to Field Research, London:
George Allen & Unwin Publisher Ltd.
Erny Susanti Hendarso, Metode Penelitian, Jakarta, 2005
Ife, Jim, 1996. Community Development: Creating Community Alternatives – Vision,
Analysis and Practice. Longman.
Mulyana, Deddy, 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, Rosda
Pusat Bahasa Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka
Soekanto, Soejono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Tjokrowinoto, Moeljarto, Pembangunan dilema dan tantangan, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2001
Titik Triwulan Tutik, Trianto. Dimensi Transendental dan Transformasi Sosial Budaya,
Jakarta, Lintas Pustaka
www.rekompakjrf.org/.../Tata%20Cara%20Kajian%20Dampak%20Sosial.pps -

Andri Hakim 10
Kolokium Sebranmas 2010

Lampiran 01

Andri Hakim 11
Kolokium Sebranmas 2010

Lampiran 02

Andri Hakim 12
Kolokium Sebranmas 2010

Lampiran 03

Andri Hakim 13
Kolokium Sebranmas 2010

Lampiran 04

Andri Hakim 14

Anda mungkin juga menyukai