Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) ANAK SEKOLAH DITENGAH

PANDEMI COVID 19 (CORONAVIRUS DISEASE 19)”

OLEH
KELOMPOK 1

1. Asnawaty Ali

2. Ayu Devinasari

3. Rindah Maharani Yusuf

4. Rosdita Ishak

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI NERS

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study : Keperawatan Komunitas

Pokok Bahasan : PHBS ( perilaku hidup bersih dan sehat) di Sekolah ditengah

pandemi covid 19 (coronavirus disease 19)

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian PHBS

2. Tujuan PHBS

3. Manfaat PHBS di Sekolah

4. Indikator PHBS di Sekolah

5. Tindakan perlindungan anak usia Sekolah untuk

mencegah dan menangani penularan Covid-19

Hari/Tanggal : Kamis/21 Mei 2020

Waktu/tempat : 10.00 WIT s/d, Media Sosial

Sasaran : Anak sekolah

I. Tujuan Instruksional

Tujuan Umum

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, diharapkan sasaran dapat mengetahui perilaku

hidup bersih dan sehat ditengah pandemi covid 19.

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengertian PHBS secara sederhana

2. Untuk mengetahui tujuan PHBS

3. Untuk mengetahui manfaat dari PHBS

4. Untuk mengetahui indikator dari PHBS di Sekolah

2
5. Untuk mengetahui pengembangan tindakan perlindungan anak Sekolah untuk

mencegah dan menangani penularan Covid-19

II. Metode

Penyuluhan melaui media social

III.Media/alat

1. Poster

2. Video

IV. Setting Tempat

Tempat dilakukan penyuluhan kesehatan secara online menggunakan media sosial

seperti WhatsApp, Instagram, Facebook dan media lainnya.

V. Pengorganisasian

Pembuatan media dan SAP :

5. Asnawaty Ali

6. Ayu Devinasari

7. Rindah Maharani Yusuf

8. Rosdita Ishak

VI. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Penyuluhan dilakukan menggunakan Aspek Kognitif (DARING) :

1. Dalam memaksimalkan kontribusi dalam upaya penanggulangan masalah-

masalah kesehatan pada anak usia sekolah maka, setiap kelompok melakukan

edukasi online/daring mengenai perilaku hidup bersih dan sehat anak usia

sekolah ditengah pandemic Covid-19 melalui berbagai media sosial yang

3
dimiliki khususnya grup yang dimiliki, beranda story dengan menggunakan

sumber yang terpercaya dan dibuat secara kreatif.

2. Bisa dalam bentuk gambar atau pun video dan dibuat semenarik mungkin

dengan memperhatikan nilai edukasi.

3. Mendokumentasikan tugas tersebut dengan melampirkan bukti melakukan

edukasi berupa bahan edukasi serta bukti chat

VII. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Kesiapan Materi

b. Kesiapan SAP

c. Kesiapan dan Kekerativitas Media

2. Evaluasi Proses

3. Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil meliputi isi dari SAP dan Media yang dibuat semenarik mungkin

dengan sumber terpercaya dan dapat dipahami tentang kegiatan yang dapat

dilakukan dirumah di tengah pandemic Covid 19.

LAMPIRAN MEDIA PENYULUHAN

4
PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DITENGAH

PANDEMI COVID 19 (CORONAVIRUS DISEASE 19)

A. Konsep PHBS Di Sekolah

1. Definisi

PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat.

Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan

karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu

menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam

aktivitas masyarakat (Notoatmodjo, 2012)  .

PHBS pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan

pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun

masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi

informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi

guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara

hidup yang bersih dan sehat (Notoatmodjo, 2012). 

Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka

atau pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan

masyarakat dengan tujuan kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan

yang ada di sekitar; terutama pada tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk

memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih sehat.

2. Tujuan

5
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,

keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support), dan

gerakan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara

hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan

masyarakat. Aplikasi paradigma hidup sehat dapat dilihat dalam program

perilaku hidup bersih dan sehat.

Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan

preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup

sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku

perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dapat

meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik,

mental, spiritual maupun sosial (Kemenkes RI, 2016).

3. Manfaat

Manfaat PHBS bersarkan Kemenkes RI (2016) yaitu di lingkungan

sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa,

guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai ancaman

penyakit, meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada

prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin

meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua dan dapat mengangkat

citra dan kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta menjadi percontohan

sekolah sehat bagi daerah lain

4. Indikator Dari PHBS Di Sekolah

6
Menurut Kemenkes RI (2016), beberapa indikator PHBS di lingkungan sekolah

antara lain:

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

Siswa dan guru mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perilaku cuci tangan

dengan air mengalir dan menggunakan sabun mencegah penularan penyakit.

WHO menyarankan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun karena dapat

meluruhkan semua kotoran dan lemak yang mengandung kuman. Cuci

tangan ini dapat dilakukan pada saat sebelum makan, setelah beraktivitas

diluar sekolah, bersalaman dengan orang lain, setelah bersin atau batuk,

setelah menyentuh hewan, dan sehabis dari toilet. Usaha pencegahan dan

penanggulangan ini disosialisasikan di lingkungan sekolah untuk melatih

hidup sehat sejak usia dini. Anak sekolah menjadi sasaran yang sangat

penting karena diharapkan dapat menyampaikan informasi kesehatan pada

keluarga dan masyarakat.

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

Di sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan

yang bersih dan tertutup di warung sekolah sehat. Makanan yang sehat

mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Makanan

yang seimbang akan menjamin tubuh menjadi sehat. Makanan yang ada di

kantin sekolah harus makanan yang bersih, tidak mengandung bahan

berbahaya, serta penggunaan air matang untuk kebutuhan minum.

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

7
Jamban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang

memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung

tertutup) dan terjaga kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang tidak

mencemari sumber air minum, tidak berbau kotoran, tidak dijamah oleh

hewan, tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah dibersihkan dan aman

digunakan.

d. Olah raga yang teratur dan terukur

Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat

terkait dengan pemeliharaan dan penigkatan kesehatan. Kegiatan olah raga

disekolah bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental anak agar

tidak mudah sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani, perlu

dilakukan latihan fisik yang benar dan teratur agar tubuh tetap sehat dan

segar.

e. Memberantas jentik nyamuk

Kegiatan ini dilakukan dilakukan untuk memberantas penyakit yang

disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah.

Memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dilakukan dengan

gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) tempat-tempat

penampungan air (bak mandi, drum, tempayan, ban bekas, tempat air

minum.

f. Tidak merokok di sekolah

Siswa dan guru tidak ada yang merokok di lingkungan sekolah.

Timbulnya kebiasaan merokok diawali dari melihat orang sekitarnya

merokok. Di sekolah siswa dapat melakukan hal ini mencontoh dari teman,

8
guru, maupun masyarakat sekitar sekolah. Banyak anak-anak menganggap

bahwa dengan merokok akan menjadi lebih dewasa. Merokok di lingkungan

sekolah sangat tidak dianjurkan karena rokok mengandung banyak zat

berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan anak sekolah.

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan

Siswa menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap

bulan. Kegiatan penimbangan berat badan di sekolah untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan anak serta status gizi anak sekolah. Hal ini

dilakukan untuk deteksi dini gizi buruk maupun gizi lebih pada anak usia

sekolah.

h. Membuang sampah pada tempatnya

1) Pengertian

Sampah adalah suatu bahan yang tebuang atau dibuang dari sumber hasil

aktivitas manusia maupun alam. Sampah ditampung dan dibuang setiap

hari ditempat pembuangan yang memenuhi syarat karena membuang

sampah tidak pada tempatnya akan dapat mengakibatkan penyakit dan

akan mencemari udara disekitarnya. Mendidik anak untuk selalu

membuang sampah pada tempatnya akan dapat menekan angka penyakit

yang dapat muncul di lingkungan sekolah.

2) Jenis Sampah

Sampah dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

a) Sampah anorganik/kering yaitu tidak dapat mengalami pembususkan

secara alami seperti logam, besi, kaleng plastik, karet, atau botol.

9
b) Sampah organik/basah dapat memngalami pembususkan secara alami

seperti sisa makanan, sayuran, sampah dapur, dan lain sebagainya.

c) Sampah berbahaya yaitu sampah yang dapat menimbulkan gangguan

pada kesehatan seperti botol racun nyamuk, jarum suntik, batere, dan

lain sebagainya.

5. Menurut Kemnsos RI (2020), Mengembangkan tindakan perlindungan anak

Sekolah untuk mencegah dan menangani penularan Covid-19,

b. Berbicara dengan Anak tentang Covid-19

1) Persiapan diri: Kumpulkan dan pelajari tentang Covid-19 dari sumber-

sumber yang dapat dipercaya. Fahami dan siapkan pesan-pesan yang

relevan dan penting dalam bahasa yang sederhana untuk bisa dipahami

anak.

2) Lebih fokuskan pada fakta positif bahwa Covid-19 dapat dicegah dan

disembuhkan, bukan menakut-nakuti dengan informasi kematian yang

diakibatkannya.

3) Kesempatan diskusi/bicara langsung, jangan hanya mengandalkan

selebaran, leaflet, atau meneruskan pesan-pesan media sosial atau Grup

WA. Simak juga perspektif dan ekspresi perasaan mereka, serta luruskan

jika perlu.

4) Biarkan mereka bertanya, dan gunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut

sebagai pan-duan tentang seberapa banyak informasi yang perlu

disampaikan.

10
5) Tetap tenang dan meyakinkan; isi dan cara menyampaikan, verbal

maupun nonverbal, serta apa yang dilakukan terkait Covid-19 akan

menurunkan atau menaikkan kecema-san anak.

6) Jika tidak dapat menjawab pertanyaan dari anak, jangan menjawab

dengan asumsi atau dugaan, tetapi anda dapat mengajak anak bersama-

sama untuk mencari informasi dan jawaban yang benar dari sumber yang

terpercaya. Pakai kesempatan ini untuk menjelas-kan bahwa banyak

informasi yang tidak benar dan beri tau mereka akses informasi yang

benar dan dapat dipercaya.

7) Pastikan anak-anak tidak menggunakan kondisi atau menjadikan

informasi mengenai Covid 19 untuk melakukan perundungan bagi anak-

anak yang kurang sehat atau anak yang lebih kecil.

8) Tenangkan dan ingatkan bahwa pengasuh dan orang dewasa lain di

lembaga ada di sana untuk menjaga mereka tetap sehat dan selamat, dan

selalu siap bila mereka butuh bantuan.

9) Perhatikan tingkat kematangan/usia anak dan sesuaikan pendekatan.

c. Menjalankan PHBS

1) Jelaskan dan contohkan (menjadi teladan) perilaku hidup bersih dan

sehat.

2) Ajak anak-anak untuk mempraktikkan langkah-langkah sederhana

sehari-hari yang dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah penularan

penyakit, antara lain:

 Cuci tangan dengan sabun beberapa kali sehari, setidaknya selama

20 detik tiap kali.

11
 Menutupi mulut ketika batuk atau bersin (dengan bagian dalam

siku tangan, atau tisu – dan membuang tissu-nya segera).

 Tidak menggunakan alat makan/minum/pakaian/handuk

bergantian/bersa-ma-sama, terutama ketika ada yang sakit.

 Mengganti jabat tangan, cium tangan, bersentuhan pipi, dan

menyentuh bagian dari wajah/kepala dengan cara lain yang lebih

aman dari saling bertukar virus/bakteri.

 Mandi dan membersihkan diri setiap hari 2 kali.

3) Membuat anak tahu cara mencegah penularan akan mengurangi

kecemasan mereka serta memberikan kepercayaan diri bahwa mereka

bisa mengendalikan keadaan.

4) Siapkan dan dorong anak-anak untuk menjaga kesehatannya melalui

makan dengan gizi dengan seimbang, tidur cukup, dan berolahraga atau

aktivitas fisik

DAFTAR PUSTAKA

Article Kemenkes RI, 2016. Penuntun Hidup Bersih Dan Sehat. Diakses 16 Mei
2020

Article Kemensos RI, 2020. Pedoman Melindungi Anak Dari Ancaman Covid-
19 Di Lingkungan Balai/Loka Anak, Lembaga Kesejahteraan Sosial

12
Anak (LKSA), Dan Pengasuhan Anak Dalam Lembaga Lainnya.
Diakses 16 Mei 2020

Notoatmodjo, 2012. Promosi Ilmu Kesehatan Dan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat. Diakses 16 Mei 2020

13

Anda mungkin juga menyukai