Anda di halaman 1dari 28

KONSEP TEORITIS KDM PEMENUHAN KEBERSIHAN

DIRI ATAU PERSONAL HYGIENE

A. Konsep teori Kebutuhan


1. Definisi
Kebersihan diri atau Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal
yang artinya perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. (Tarwoto, Wartonah, 2006 : 78).

Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari kehidupan
kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia untuk selalu
memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari berbagai macam
penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai
kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat dirinya sendiri juga
untuk merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di Rumah Sakit, keluarga
maupun di masyarakat.

Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri
yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis.
Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, di antaranva: budaya, nilai sosial
pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap peerawatan diri, serta persepsi
terhadap perawatan diri. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang
sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan
dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga,
pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika
seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena
kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. (Tarwoto, Watonah, 2006 :
78).

Jenis-Jenis Kebersihan Diri

Jenis Perawatan Diri atau Personal Hygiene :

a. Perawatan kulit kepala dan rambut

Pencucian rambut umumnya bergantung pada berminyaknya rambut dan kebiasaan pasien.
Pasien yang lama dirumah sakit, perlu melakukan pencucian rambut. Dalam pencucian
rambut ini ada pasien yang bisa melakukannya sendiri, ataupun bantuan dari keluarga atau
perawat. Dalam pencucian rambut ini, rambut pasien harus dibasahi, lalu diberikan
shampoo dan cuci, setelah itu masase kulit kepala dengan jari-jari anda. Kemudian bilas
rambut, keringkan dengan handuk bersih, dan sisir rambut untuk mencegah kekusutan.
Setelah itu, rambut pasien juga bias diberikan vitamin apabila pasien menginginkannya.

b. Perawatan mata

Biasanya mata manusia tidak memerlukan perawatan khusus karena mata itu sendiri
dibersihkan oleh cairan yang ada dalam mata. Bulu mata dan kelopak mata pun dapat
mencegah partikel yang masuk kedalam mata. Namun, pasien yang mengalama cidera atau
pembedahan mata, pasien yang mengalami infeksi mata, atau pasien tidak sadar
memerlukan perawatan khusus terhadap mata. Pada infeksi atau cidera, mata cenderung
mengeluarkan rabas dan cairan yang dikeluarkan mungkin terakumulasi dan mongering
dibulu mata seperti krusta. Pasin tidak sadar tidak dapat mengedipkan mata dan mata
mereka menjadi kering dan teriritasi. Rabas dari air mata juga bias terbentuk.

c. Perawatan hidung

Secara tipikal perawatan higien hidung memang sederhana, tetapi sangat vatal akibatnya
jika kebersihan hidung tidak dijaga. Seperti yang kita tahu rongga hidung merupakan
saluran utama udara saat bernafas. Dari sini dapat kita bayangkan kalau seandainya saluran
ini mampet maka udara sulit untuk masuk ataupun keluar dan hal ini bisa mengakibatkan
sesak nafas dan bahkan kematian.
d. Perawatan telinga

Normalnya, telinga sangat sedikit memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan


serumen yang terlalu banyak, telinganya perlu dibersihkan sehingga dokter ataupun
perawat dapat melihat bagian dalam telinga. Ketika dalam merawat pasien, periksa telinga
untuk adanya rabas, pembentukan serumen telinga, atau inflamasi. Usap telinga kea rah
luar dengan waslap bersih dan keluarkan kelebihan serumen. Biasanya, Anda dapat
menghilangkan serumen dengan menarik daun telinga ke bawah. Jika serumen masih dan
tidak dapat dikeluarkan, Anda mungkin perlu melakukan irigasi saluran telinga.

e. Perawatan gigi dan mulut

Perawatan mulut yang baik memerlukan dua kali sikat gigi sehari, masase gusi dan
pembilasan mulut. Perawat perlu memeriksa mulut pasien setiap hari dan membantu pasien
tersebut untuk merawat gigi dan mulut atau melakukan perawatan gigi dan mulut untuk
pasien. Biasanya perawatan mulut harus dilakukan setiap hari. Bergantung pada kondisi
mulut pasien, perawatan ini mungkin diperlukan lebih sering. Melakukan perawatan mulut
lebih sering sangatlah penting terutama pada pasien yang puasa. Saat melakukan perawatan
mulut, selalu perhatikan adanya pendarahan atau ulserasi dan tanyakan pasien tentang
adanya nyeri.

f. Perawatan kuku kaki dan tangan

Beberapa pasien mungkin memerlukan bantuan dalam membersihkan atau memotong kuku
jari tangan dan kaki, dengan menggunakan pemotong kuku atau gunting kuku. Bila kuku
sudah dipotong semuanya, dengan perlahan bersihkan bagian bawahnya. Apabila kuku jari
kaki pasien tebal dan keras, anda mungkin perlu merendam kaki didalam baskom sebelum
memotong kukunya. Periksa baik-baik jari kaki maupun tangan apakah ada tanda inflamasi
atau tidak.

g. Perawatan genetalia
Masalah genetalia merupakan hal yang sangat sensitif untuk dibicarakan, namun perawatan
kebersihan genetalia sangat penting karena pada genetalia yang kurang bersih pertumbuhan
dan perkembangan bakteri sangat cepat, sehingga rawan terhadap infeksi.

h. Perawatan kulit tubuh

Kesehatan kulit sangatlah penting. Kulit melindungi jaringan dari cedera dengan mencegah
kuman (mikroorganisme) memasuki tubuh. Ketika kulit tergores atau luka, mikroorganisme
dapat masuk dan pasien rentan terhadap infeksi. Ketika kulit kering atau bersisik, kulit
dapat pecah. Bila pasien mengalami ruam atau gatal, akan mudah untuk menggores kulit.
Dengan demikian, penting untuk selalu memeriksa kulit pasien. Menghindari cedera kulit
dan memperbaiki kesehatan kulit bila mungkin, melalui nutrisi, losion dan yang penting
adalah mandi. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh,
menghilangkan bau badan,memperbaiki sirkulasi darah ke kulit dan membuat pasien
merasa lebih rileks dan segar.

2. Anatomi Fisiologi

1. Kulit
Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh
lingkungan, baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan sinar matahari. Kulit terbagi
menjadi 3 lapisan utama, yaitu epidermis yang tersusun dari stratum korneurn, stratum
lusidurn, stratum granulosus, stratum germinativum, dan stratumbasle. Dermis yang
terdiri dari kelenjar keringat, Kelenjar minyak, rambut, Jaringan lemak, ujung saraf dan
kapiler darah. Pada kulit terdapat ujung ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor
yaitu:
a. RasaDingin : Organ dari Krause
b. Rasa Panas : Organ dari ruffini
c. Rasa Raba : Benda benda dari meissners
d. Rasa Tekan : Benda benda dari pacini
e. Rasa Nyeri : Ujung saraf bebas
Fungsi Kulit yaitu:
a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi
e. Pengatur keseimbangan

Masalah masalah pada kulit:

a. Kulit Kering
b. Acne
c. Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e. Skin rushes

2. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata
yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya terang
atau gelap. Mata yang lebih komplek dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Mata memiliki berbagai organ seperti.
a. Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakan
mata kita keatas.
b. Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata.
c. Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau warna biru
jika orang Eropa.
d. Lens adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
e. Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak ada
pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang
masuk ke mata.
f. Arterior Chambers adalah bilik mata depan.
g. Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.
h. Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea dan kornea.
i. Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
j. Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang mengisi bola
mata kita.
k. Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita.
l. Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk
mendapatkan sinar yang masuk ke mata.
m. Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk di terjemahkan
sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.

3. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau mengenal suara
dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga terdiri atas 3
bagian, yaitu:
a. TelingaLuar
Daun telinga (pinna), dan Liang telinga (meatusauditoriuseksternus).
b. Telinga Tengah
 Tulang landasan (incus)
 Gendang telinga (membran timpani),
 Malleus (tulang martil)
 Tulang sanggurdi (stapes)
 Saluran eustachius.
c. Telinga Dalam
 Skala timpani
 Tingkap oval
 Tingkap bulat
 Rumah siput (koklea)
 Labirin osea.
4. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra
pembau. Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung,
yaitu pada lapisan lendir bagian atas Fungsi Hidung:
a. Menghangatkan udara
b. Sebagai penyaring udara yang masuk
c. Sebagai saluran udara pernapasan
d. Membunuh kuman kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput lendir

5. Mulut dan gigi


Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses
perncernaan makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan
sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat
menghaluskan makanan karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Tanpa adanya
gigi, manusia akan sulit memakan makanan yang dimakannya. Gigi tumbuh di dalam
lesung pada rahang memiliki jari ngan seperti pada tulang, tapi gigi bukanlah bagian dari
kerangka. Bagian bagian gigi yaitu:
a. Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak dari luar rahang,
b. Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di dalam procesusal veolaris,
c. Leher gigi adalah bagian gigi antara puncak gigi dan akar gigi yang ditutupi oleh
gusi.
d. Email,merupakan zat terkeras di dalam tubuh untuk melapisi mahkota.
e. Dentin,lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang.
f. Sementum, lapisan yang keras di sekelilingi akar.
g. Pulp,jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah.

Fungsi gigi yaitu:


a. Mengunyah : Biasany agigi molar dan geraham
b. Memotong : Gigi Insisivus(seri)
c. Merobek : Gigi taring ( Caninus 1 premolar)
6. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari organisme
sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan reproduksi aseksual
atau vegetatif yang individunya terbentuk tanpa melakukan peleburan sel kelamin dan
dengan reproduksi seksual atau generatif yang individunya terbentuk karena melibatkan
persatuan sel kelamin atau gamet dari 2 individu yang berbeda jenis kelaminnya.
a. Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin, kelenjar
tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil sperma
dan hormon testosteron.
1. Saluran kelamin
Vasaeferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk
disalurkan ke epidermis berjumlah antara 10 – 20 buah.
Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan panjang antara 5-6 meter.
Saluran ini berfungsi menyimpan sperma untuk sementara (minimal selama 3
minggu).
Vas diferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40 cm. Saluran ini
berfungsi menghubungan epididimis dengan uretra pada penis dan bagian ujungnya
terdapat saluran ejakulasi.
2. Kelenjar tambahan
Vesika seminaris merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya menyekresi
cairan lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat dan asam
amino.
Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang mengelilingi bagian
pangkal saluran uretra.
Kelenjar cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar berukuran sebesar butir
kacang yang terletak di bagian proksimal atau pangkal uretra.
b. Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung telur) yang
terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi), uterus atau rahim,
vagina dan organ kelamin bagian luar.
1. Organ kelamin luar
 Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,
 Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,
 Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia minor (bibir
kecil).
 Uretra merupakan saluran kemih,
 Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina.
 Fundus merupakan bagian lipatan paha.

3. Faktor Predisposisi Dan Presipitasi


Faktor predisposisi
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangan mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
kebersihannya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga kemungkinan
akan terjadi perubahan personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo dan alat lainnya yang semuanya memerlukan biaya untuk membelinya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti pengguanaan sabun, shampoo.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

Faktor presipitasi
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stres
seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Stresor pencetus dapat
dikelompokkan dalam kategori :
a. Stresor sosiokultural
merupakan stres yang dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit
keluarga dan berpisah dari orang yang berarti didalam kehidupannya.
b. Stresor psikologik
ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya (Stuart, 2006)

4. Gangguan ( Etiologi,Proses Terjadi,Tanda Gejala,Komplikasi)

a. Etiologi
Adapun penyebab terjadinya defisit gangguan personal hygiene adalah:
1. Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri
2. Kurangnya pengetahuan dan informasi
3. Keterbatasan biaya
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Tidak adanya fasilitas yang memadai
b. Proses Terjadi
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan dampak
baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku

Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:


a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi sosial
c. Aktualisasi diri
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kebutuhan mencintai dicintai

Klasifikasi Personal Hygiene


a. Perawatan diri berpakaian
b. Perawatan diri eleminasi
c. Perawatan diri makan
d. Perawatan diri mandi

c. Tanda Gejala / manifestasi klinis

Menurut Damaiyanti (2008) tanda dan gejala personal hygiene adalah


1. Gannguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
2. Ketidak mampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
3. Ketidak mampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidak mampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAK/BAB.

d. Komplikasi

1. Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul adalah gangguan
integritas kulit,gangguan membran mukosa mulut,infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada luka.
2. Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri dan gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.

5. Penatalaksanaan

1. Pasien dengan gangguan integritas kulit


Penatalaksanaannya:
a) Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu
mandi pasien untuk menghindari resiko infeksi kulit.
b) Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan kencang untuk mengurangi
tekanan dan menghindari luka dekubitus.
c) Lakukan perawatan luka dengan teknik steril sesuai program untuk penyembuhan
luka.
d) Obeservasi tanda-tanda infeksi untuk pencegahan infeksi secara dini.
e) Lakukan pijat pada kulit dan lakukan perubahan posisi setiap 2 jam untuk
mencegah dekubitus dan tambahkan bedak setelah pijat.
2. Pasien dengan gangguan membrane mukosa mulut dan gigi
Peatalaksanaannya:
a) Lakukan kebersihan mulut sesudah makan dan sebelum tidur untuk
membersihkan sisa makanan dan mencegah karang gigi.
b) Gunakan sikat gigi yang lembut untuk mencegah pendarahan pada gusi.
c) Gunakan larutan garam atau baking soda dan kemudian bilas dengan air bersih.
Untuk larutan garam atau soda membantu melembabkan mukosa, meningkatkan
granulasi dan menekan bakteri.
d) Lakukan program terapi medis untuk membantu menyembuhkan luka atau
infeksi.
Jika pasien tidak sadar :
- Bersihkan mulut menggunakan lidi kapas dan spatel idah (dibungkus
perban) yang dilembabkan dengan antisektif dan air.
- Bersihkan gigi dan dinding mulut dari dalam ke luar.
- Bilas beberapa kali dengan lidi kapas yang dilembabkan dengan air.
- Minta perawat kedua mengisap sekresi yang mengumpul selama
pembersihan.
e) Jika pasien menggunakan gigi palsu :
- Lepas gigi palsu, cuci gigi palsu di air mengalir, kemudian bilas dan
letakkan pada tempatnya.
- Bersihkan rongga mulut pasien, kemudian pasang gigi palsu jika
diinginkan.
3. Pasien dengan gengguan kebersihan pada mata
Penatalaksanaannya:
a) Bersihkan mata saat mencuci muka, setelah perjalanan jauh, terkena paparan debu
atau terkena serangga dan setelah terkena zat kimia.
b) Gunakan kapas lembab (dengan air mendidih yang didinginkan) untuk mencegah
terjadinya luka.
c) Bagi pengguna lensa mata :
- jaga kebersihan lensa dan kotak lensa sesuai jenis produk.
- Ganti lensa lunak sekali pakai setiap minggu.
4. Pasien dengan gengguan kebersihan pada telinga
Penatalaksanaannya:
a) Bersihkan telinga secara rutin dengan kapas.
b) Gunakan kapas lembab jika serumennya kering dan keras.
c) Jika menggunakan cotton buds, jangan memasukkan cotton buds terlalu dalam
(ideal 1-2 cm) karena dapat melukai telinga bagian dalam.
5. Pasien dengan gangguan kebersihan pada hidung
Penatalaksanaannya:
a) Bersihkan hidung secara rutin dengan menggunakan kapas lidi atau tisu (kering
untuk skresi yang cair dan kental) dan (lembab untuk kotoran yang kering dan
keras)
b) Jika pasien menggunakan selang makan atau saksionpada hidung, ganti plaster
yang mengikat selang minimal sekali sehari. Dan bersihkan lubang hidung dengan
teliti di sekitar selang karena kemungkinan sekresi yang mengumpul.
6. Gangguan fisik pada kuku
Penatalaksanaannya:
a) Bersihkan kuku terutama bagian bawah kuku jari tangan dengan stik jingga saat
jari-jari dicelupkan.
b) Potong kuku lurus memanjang dengan ujung jari rata.
c) Bentuk kuku dengan penghalus.
d) Berikan lotion untuk kulit yang kering.
7. Gangguan fisik pada rambut
Penatalaksanaannya:
a) Jika rambut kusut sisir terlebih dahulu
b) Gunakan obat anti kutu jika ada kutunya
c) Kramas dengan menggunakan sampo
d) Gunakan vitamin rambut jika diperlukan
8. Gangguan pada genetalia
Penatalaksanaannya:
a) Jika ada feses, bersihkan feses dengan tisu dan dengan usapan sekali buang.
b) Bersihkan bokong dan anus dari depan ke belakang.
c) Bilas dan keringkan dengan teliti.
d) Pada genetalia wanita:
- Bersihkan labia mayora dengan kapas lembab, usapan dari atas ke bawah
(usapan sekali buang).
- Bersihkan secara merata sekitar labia minora, klitoris, dan orivisium
vagina dengan kapas lembab (usapan sekali buang).
e) Pada genetalia pria:
- Bersihkan kepala penis dengan kapas lembab (usapan sekali buang dan
melingkar).
- Bilas dan keringkan dengan teliti.
- Bersihkan tangkai penis dengan kapas lembab, dari ujung ke pangkal.
- Bilas dan keringkan dengan teliti.
- Secara lembut bersihkan scrotum, bilas dan keringkan.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS GANGGUAN PERSONAL
HYGIENE

A. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan bagian awal pada proses keperawatan dimana pada tahap ini
dilakukan pengumpulan data, pengelompokan data, dan analisa data yang menghasilkan
suatu masalah keperawatan yang dikumpulkan baik melalui wawancara, pengumpulan
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, maupub
review catatan medis sebelumnya (Doenges; 2000)

Pengkajian terhadap masalah perawatan kulit terdiri dari warna kulit, kelembaban dan
tekstur kulit.
Pengkajian terhadap masalah perawatan kuku terdiri dari penilaian tentang keadaan warna,
bentuk, dan keadaan kuku.
Pengkajian terhadap masalah perawatan rambut terdiri dari warna, ukuran, susunan, jenis,
pola pertumbuhan, aspek perkembangan dan faktor yang mempengaruhi perawatan rambut.
Pengkajian gigi dan mulut yang perlu diperhatikan antara lain, warna, keadaan permukaan,
serta kelengkapan gigi; pada pipi dalam perlu dilihat adnya warna mukosa serta keadaan
permukaan,pada gusi dilihat warna, tekstur serta kelembapan. Pada daerah lidah dapat dilihat
warna, tekstur dan posisi lidah.
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian alat kelamin vulva hygiene antara lain adalah ada
atau tidaknya iritasi pada daerah sekitarnya, adanya pendarahan, mukus, lokhea, kateterisasi,
luka jahitan pada pasien pascapartum, serta kebersihannya.

a. Pengumpulan Data
o Identitas pasien
Identitas pasien yang terdiri dari, Nama, Umur, Jenis kelamin, status
perkawinan, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomer
telepon, nomor register dan tanggal masuk rumah sakit.
o Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama masuk rumah sakit
Keluhan yang membuat pasien datang untuk memeriksakan
kesehatannya ke rumah sakit.
 Keluhan utama saat pengkajian
Keluhan yang disampaikan oleh pasien pada saat dilakukan
pengkajian. Misalnya, klien mengeluh badannya merasa lemas,
sulit bergerak dan merasa tidak nyaman dengan kondisinya.
 Riwayat penyakit sekarang
 Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRS :
 P (Provocing) : Faktor gawat atau ringannya penyakit
 Q (Quality) : Level dari suatu penyakit.
 R (Region) : Daerah perjalanan dari penyakit.
 S (severity) : keparahan atau intensitas penyakit.
 T (time) : Lamanya waktu serangan atau frekuensi
penyakit tersebut.
 Riwayat penyakit sebelumnya
Kaji tentang riwayat kesehatan yang pernah dialami klien. Apakah
klien pernah mengalami nyeri sebelumnya. Bagaimana
penanggulangannya jika terjadi nyeri.
 Riwayat penyakit keluarga
Kaji riwayat kesehatan keluarga. Apakah ada keluarga yang
menderita penyakit seperti klien.

o Pola Kebiasaan
 Bernafas
Kaji pola nafas pasien sebelum dan saat pengkajian, adakah kesulitan bernafas
dan sebagainya.
 Makan dan minum
Kaji pola makan pasien, jumlah dan jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi pasien sebelum dan saat pengkajian.
 Eliminasi
Kaji pola eliminasi, konsistensi, warna dan frekuensi BAB dan BAK pasien
sebelum dan saat pengkajian.
 Gerak dan aktivitas
Kaji kemampuan gerak dan aktivitas klien sebelum dan saat
pengkajian, apakah normal atau ada gangguan.
 Istirahat dan tidur
Kaji pola istirahat dan tidur klien sebelum dan saat pengkajian, klien
dengan keluhan tertentu biasanya susah untuk beristirahat ataupun
tidur akibat sakit yang dirasakan
 Kebersihan Diri
Kaji pola dan kualitas kebersihan diri pasien sebelum dan saat
pengkajian.
 Pengaturan Suhu Tubuh
Kaji suhu tubuh pasien sebelum dan saat pengkajian.
 Rasa nyaman
Kaji kenyamanan klien sebelum dan saat pengkajian. Adanya sesuatu
yang dirasakan oleh klien akan mengganggu kenyamanan klien
 Rasa aman
Kaji rasa aman klien, Klien merasa cemas, gelisah atau tidak

 Data Sosial
Kaji hubungan sosial pasien baik dengan keluarga maupun dengan
perawat.
 Prestasi dan Produktivitas
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan sesuatu yang dapat
dilakukan pasien seperti memasak, mencuci piring dan sebagainya
sebelum dan saat pengkajian.
 Rekreasi
Kaji hobi atau kebiasaan pasien yang berhubungan dengan
rekreasi.
 Belajar
Kaji pengetahuan pasien mengenai penyakitnya.
 Ibadah
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan ibadah sesuai
kepercayaannya sebelum dan saat pengkajian.

 Berikut ada 3 gangguan pemenuhan personal hygiene yang dapat ditemukan menurut
NANDA yaitu :
1) Batasan karakteristik deficit perawatan diri : MANDI
Data objektif
Ketidakmampuan untuk (melakukan tugas-tugas) berikut :
- Mengakses kamar mandi
- Mengeringkan badan
- Mengambil perlengkapan mandi
- Mendapatkan sumber air
- Mengatur (suhu atau aliran) air mandi
- Membersihkan tubuh (atau anggota tubuh)

2) Batasan karakteristik deficit perawatan diri : BERPAKAIAN ATAU BERHIAS


Data objektif
Hambatan kemampuan untuk :
- Mengancingkan pakaian
- Mengambil pakaian
- Mengenakan atau melepas bagian-bagian pakaian yang penting
Ketidakmampuan untuk :
- Memilih pakaian
- Mempertahankan penampilan pada tingkatyang memuaskan
- Mengambil pakaian
- Mengenakan pakaian pada tubuh bagian bawah
- Mengenakan pakaian pada tubuh bagian atas
- Mengenakan sepatu
- Mengenaakan kaos kaki
- Melepas pakaian
- Menggunakan alat bantu
- Menggunakan resleting
3) Batasan karakteristik deficit prawatan diri : MAKAN
Data objektif
Ketidakmampuan untuk :
- Menyuap makanan dari piring ke mulut
- Mengunyah makanan
- Menyelesaikan makanan
- Meletakkan makanan ke piring
- Memegang alat makan
- Mengingesti makanan dengan dengan cara yang dapat di terima oleh
masyarkat
- Mengingesti makanan secara aman
- Mengingesti makanan yang cukup
- Memanipulasi makanan di mulut
- Membuka wadah makanan
- Mengambil cangkir atau gelas
- Menyiapkan makanan untuk diingesti
- Menelan makanan menggunakan alat bantu

4) Batasan karakteristik deficit perawatan diri : ELIMINASI


Data objektif
- Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
- Ketidakmampuan menyiran closet atau kursi buang air
- Ketidakmampuan untuk mencapai kloset atau kursi buang air
- Ketidakmampuan memanipulasi akaian untuk eliminasi
- Ketidkmampuan untuk duduk atau bangun dari kloset atau kursi buang air

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Menurut NANDA 2013, diagnosa keperawatan umum untuk klien dengan masalah
personal hygiene adalah defisit perawatan diri. Diagnosa tersebut dibagi menjadi 4 yaitu:

1. deficit perawatan diri : MANDI

Factor yang berhubungan :

- Penurunan motivasi
- Kendala lingkungan
- Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh
- Ketidakmampuan merasakan hubungan special
- Gangguan musculoskeletal
- Kerusukan neuromuscular
- Nyeri
- Gangguan persepsi atau kognitif
- Ansietas hebat
- Kelemahan (dan kelelahan)

Factor lain yang behubungan (non-NANDA Internasional) :

- Depresi
- Ketunadayaan perkembangan
- Intoleran aktivitas
- Pembatasan karena pengobatan
- Gangguan psikologis (sebutkan)

2. deficit perawatan diri : BERPAKAIAN ATAU BERHIAS


Factor yang berhubungan
- Penurunn motivasi
- Ketidaknyamanan
- Hambatan lingkungan
- Keletihan
- Gangguan musculoskeletal
- Gangguan neuromuskular
- Nyeri
- Gangguan kognitif atau persepsi
- Ansietas berat
- (kelemahan atau kelelahan)

Factor lain yang behubungan (non-NANDA Internasional)


- Depresi
- Ketunadayaan perkembangan
- Intoleran aktivitass
- Gangguan psikologis

3. deficit prawatan diri : MAKAN


Factor yang berhubugan :

- Penurunan motivasi
- Keetidaknyamanan
- Kendala lingkungan
- Keletihan
- Gangguan musculoskeletal
- Gangguan neuromuscular
- Nyeri
- Gangguan kognitif dan persepsi
- Ansietas berat
- Kelemahan

Factor lain yang berhungan (non-NANDA Internasional) :

- Depresi
- Ketunadayaan perkembangan
- Intoleransi terhadap aktivitas
- Gangguan psikologis

4. deficit perawatan diri : ELIMINASI

Factor yang berhubungan

- Penurunan motivasi
- Keetidaknyamanan
- Kendala lingkungan
- Keletihan
- Gangguan musculoskeletal
- Gangguan neuromuscular
- Nyeri
- Gangguan kognitif dan persepsi
- Ansietas berat
- Kelemahan

Factor lain yang berhungan (non-NANDA Internasional) :

- Depresi
- Ketunadayaan perkembangan
- Intoleransi terhadap aktivitas
- Gangguan psikologis

C. Rencana Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan personal hygiene harus
meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal – halyang disukai klien, kesehatan klien serta
keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu mempertimbangkan waktu yang
tepat untuk memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga yang tersedia.
Berikut ini adalah salah satu contoh rencana keperawatan.
Diagnosa yang dapat diangkat:
1.     Defisit perawatan diri: berpakaian berhubungan dengan penurunan motivasi ditandai
dengan penampilan tidak rapi
2.     Defisit perawatan diri: eleminasi berhubungan dengan hambatan mobilitas ditandai
dengan tidak mampu ke toilet sendiri
3.     Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
badan kotor.
4.     Defisit perawatan diri: makan berhubungan dengan nyeri ditandai dengan tidak
mampu menelan makanan
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
dx
1. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji hambatan 1. Menyiapkan untuk
keperawatan selama ...x 24 partisipasi meningkatkan
jam, px mampu dalam kemandirian
mempertahankan kebersihan perawatan diri 2. Px mungkin
diri dan kerapian, dengan 2. Bantu pasien membutuhkan
KH: memilih pakaian berbagai bantuan
dalam persiapan
1. Penampilan rapi
memilih pakaian
2. Rambut rapi dan
3. Jelaskan tentang 3. Menambah
bersih
cara – cara pengetahuan pasien
3. Mampu memakai
personal dan keluarga
pakaian dan berhias
hygiene yang mengenai perawatan
secara mandiri
tepat diri yang tepat
4. Libatkan 4. Memberikan
keluarga kesempatan kepada
keluarga untuk
membantu pasien
dan memberikan
motivasi

2 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji budaya 1. Mngetahui


keperawatan selama ...x 24 pasien ketika kebiasaan px dalam
jam, px mampu mempromosikan toileting
melakukanaktivitas aktivitas
eleminasi secara tepat, perawatan diri
dengan KH: 2. Bantu pasien ke 2. Hambatan mobilitas
toilet menyebabkan px
1. Px mampu duduk
tidak mampu
dan turun dari toilet melakukan
2. Px mampu perawatan diri secara
membersihkan diri mandiri
setelah eleminasi 3. Berikan 3. Mengetahui
secara pengetahuan pentingnya personal
mandiri/dibantu tentang personal hygiene bagi pasien
hygiene 4. Memberikan
4. Libatkan kesempatan kepada
keluarga keluarga untuk
membantu pasien

3 Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau integritas 1. Mengetahui kondisi


keperawatan selama ...x 24 kult pasien kulit secara umum
jam, px merasa nyaman dan 2. Bantu pasien 2. Agar pasien merasa
bersih dengan KH: mandi lebih nyaman dan
3. Berikan segar
1. Kulit pasien tidak
pendidikan 3. Menambah wawasan
kotor
kesehatan pasien dan keluarga
2. Tidak ada bau badan
tentang tentang pentingnya
3. Kuku pasien tidak
perawatan diri perawatan diri
panjang dan kotor
4. Libatkan 4. Memberikan
4. Rambut bersih
keluarga kesempatan kepada
keluarga untuk
membantu pasien

4 Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi diet 1. Makanan


keperawatan selama ...x 24 yang diresepkan disesuaikan dengan
jam, px mampu makan 2. Bantu pasien kondisi klien
secara mandiri dan tepat, menyiapkan 2. Pasien mungkin
dengan KH: makanan yang kesulitan mengambil
lunak makanan sendiri
1. Px mampu
3. Jelaskan tentang 3. Menambah wawasan
mengambil makanan
personal pasien dan keluarga
sendiri hygiene tentang tentang persoal
2. Px mampu makan pola makan hygiene: makan
sendiri dengan rapi 4. Kolaborasikan 4. Memberikan
3. Px meampu dengan keluarga kesempatan kepada
mengungkapkan keluarga untuk
kepuasan makan membantu pasien

D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan yang telah di
rencanakan) (Aziz,2006)

E. EVALUASI
Evaluasi perkembangan pasien dapat dan hasilnya, tujuannya adalah untuk
mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan
balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Evaluasi dari diagnosa defisit perawatan diri yaitu:
a. Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapo secara mandiri
b.      Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi
c.       Pasien mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar
mandi dan menyediakan perlengkapan mandi
d.      Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu

Anda mungkin juga menyukai