Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari kehidupan
kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia untuk selalu
memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari berbagai macam
penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai
kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat dirinya sendiri juga
untuk merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di Rumah Sakit, keluarga
maupun di masyarakat.
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri
yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis.
Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, di antaranva: budaya, nilai sosial
pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap peerawatan diri, serta persepsi
terhadap perawatan diri. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang
sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan
dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga,
pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika
seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena
kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. (Tarwoto, Watonah, 2006 :
78).
Pencucian rambut umumnya bergantung pada berminyaknya rambut dan kebiasaan pasien.
Pasien yang lama dirumah sakit, perlu melakukan pencucian rambut. Dalam pencucian
rambut ini ada pasien yang bisa melakukannya sendiri, ataupun bantuan dari keluarga atau
perawat. Dalam pencucian rambut ini, rambut pasien harus dibasahi, lalu diberikan
shampoo dan cuci, setelah itu masase kulit kepala dengan jari-jari anda. Kemudian bilas
rambut, keringkan dengan handuk bersih, dan sisir rambut untuk mencegah kekusutan.
Setelah itu, rambut pasien juga bias diberikan vitamin apabila pasien menginginkannya.
b. Perawatan mata
Biasanya mata manusia tidak memerlukan perawatan khusus karena mata itu sendiri
dibersihkan oleh cairan yang ada dalam mata. Bulu mata dan kelopak mata pun dapat
mencegah partikel yang masuk kedalam mata. Namun, pasien yang mengalama cidera atau
pembedahan mata, pasien yang mengalami infeksi mata, atau pasien tidak sadar
memerlukan perawatan khusus terhadap mata. Pada infeksi atau cidera, mata cenderung
mengeluarkan rabas dan cairan yang dikeluarkan mungkin terakumulasi dan mongering
dibulu mata seperti krusta. Pasin tidak sadar tidak dapat mengedipkan mata dan mata
mereka menjadi kering dan teriritasi. Rabas dari air mata juga bias terbentuk.
c. Perawatan hidung
Secara tipikal perawatan higien hidung memang sederhana, tetapi sangat vatal akibatnya
jika kebersihan hidung tidak dijaga. Seperti yang kita tahu rongga hidung merupakan
saluran utama udara saat bernafas. Dari sini dapat kita bayangkan kalau seandainya saluran
ini mampet maka udara sulit untuk masuk ataupun keluar dan hal ini bisa mengakibatkan
sesak nafas dan bahkan kematian.
d. Perawatan telinga
Perawatan mulut yang baik memerlukan dua kali sikat gigi sehari, masase gusi dan
pembilasan mulut. Perawat perlu memeriksa mulut pasien setiap hari dan membantu pasien
tersebut untuk merawat gigi dan mulut atau melakukan perawatan gigi dan mulut untuk
pasien. Biasanya perawatan mulut harus dilakukan setiap hari. Bergantung pada kondisi
mulut pasien, perawatan ini mungkin diperlukan lebih sering. Melakukan perawatan mulut
lebih sering sangatlah penting terutama pada pasien yang puasa. Saat melakukan perawatan
mulut, selalu perhatikan adanya pendarahan atau ulserasi dan tanyakan pasien tentang
adanya nyeri.
Beberapa pasien mungkin memerlukan bantuan dalam membersihkan atau memotong kuku
jari tangan dan kaki, dengan menggunakan pemotong kuku atau gunting kuku. Bila kuku
sudah dipotong semuanya, dengan perlahan bersihkan bagian bawahnya. Apabila kuku jari
kaki pasien tebal dan keras, anda mungkin perlu merendam kaki didalam baskom sebelum
memotong kukunya. Periksa baik-baik jari kaki maupun tangan apakah ada tanda inflamasi
atau tidak.
g. Perawatan genetalia
Masalah genetalia merupakan hal yang sangat sensitif untuk dibicarakan, namun perawatan
kebersihan genetalia sangat penting karena pada genetalia yang kurang bersih pertumbuhan
dan perkembangan bakteri sangat cepat, sehingga rawan terhadap infeksi.
Kesehatan kulit sangatlah penting. Kulit melindungi jaringan dari cedera dengan mencegah
kuman (mikroorganisme) memasuki tubuh. Ketika kulit tergores atau luka, mikroorganisme
dapat masuk dan pasien rentan terhadap infeksi. Ketika kulit kering atau bersisik, kulit
dapat pecah. Bila pasien mengalami ruam atau gatal, akan mudah untuk menggores kulit.
Dengan demikian, penting untuk selalu memeriksa kulit pasien. Menghindari cedera kulit
dan memperbaiki kesehatan kulit bila mungkin, melalui nutrisi, losion dan yang penting
adalah mandi. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh,
menghilangkan bau badan,memperbaiki sirkulasi darah ke kulit dan membuat pasien
merasa lebih rileks dan segar.
2. Anatomi Fisiologi
1. Kulit
Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh
lingkungan, baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan sinar matahari. Kulit terbagi
menjadi 3 lapisan utama, yaitu epidermis yang tersusun dari stratum korneurn, stratum
lusidurn, stratum granulosus, stratum germinativum, dan stratumbasle. Dermis yang
terdiri dari kelenjar keringat, Kelenjar minyak, rambut, Jaringan lemak, ujung saraf dan
kapiler darah. Pada kulit terdapat ujung ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor
yaitu:
a. RasaDingin : Organ dari Krause
b. Rasa Panas : Organ dari ruffini
c. Rasa Raba : Benda benda dari meissners
d. Rasa Tekan : Benda benda dari pacini
e. Rasa Nyeri : Ujung saraf bebas
Fungsi Kulit yaitu:
a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi
e. Pengatur keseimbangan
a. Kulit Kering
b. Acne
c. Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e. Skin rushes
2. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata
yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya terang
atau gelap. Mata yang lebih komplek dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Mata memiliki berbagai organ seperti.
a. Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakan
mata kita keatas.
b. Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata.
c. Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau warna biru
jika orang Eropa.
d. Lens adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
e. Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak ada
pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang
masuk ke mata.
f. Arterior Chambers adalah bilik mata depan.
g. Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.
h. Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea dan kornea.
i. Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
j. Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang mengisi bola
mata kita.
k. Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita.
l. Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk
mendapatkan sinar yang masuk ke mata.
m. Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk di terjemahkan
sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.
3. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau mengenal suara
dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga terdiri atas 3
bagian, yaitu:
a. TelingaLuar
Daun telinga (pinna), dan Liang telinga (meatusauditoriuseksternus).
b. Telinga Tengah
Tulang landasan (incus)
Gendang telinga (membran timpani),
Malleus (tulang martil)
Tulang sanggurdi (stapes)
Saluran eustachius.
c. Telinga Dalam
Skala timpani
Tingkap oval
Tingkap bulat
Rumah siput (koklea)
Labirin osea.
4. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra
pembau. Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung,
yaitu pada lapisan lendir bagian atas Fungsi Hidung:
a. Menghangatkan udara
b. Sebagai penyaring udara yang masuk
c. Sebagai saluran udara pernapasan
d. Membunuh kuman kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput lendir
Faktor presipitasi
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stres
seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Stresor pencetus dapat
dikelompokkan dalam kategori :
a. Stresor sosiokultural
merupakan stres yang dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit
keluarga dan berpisah dari orang yang berarti didalam kehidupannya.
b. Stresor psikologik
ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya (Stuart, 2006)
a. Etiologi
Adapun penyebab terjadinya defisit gangguan personal hygiene adalah:
1. Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri
2. Kurangnya pengetahuan dan informasi
3. Keterbatasan biaya
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Tidak adanya fasilitas yang memadai
b. Proses Terjadi
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan dampak
baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
d. Komplikasi
1. Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul adalah gangguan
integritas kulit,gangguan membran mukosa mulut,infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada luka.
2. Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri dan gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.
5. Penatalaksanaan
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan bagian awal pada proses keperawatan dimana pada tahap ini
dilakukan pengumpulan data, pengelompokan data, dan analisa data yang menghasilkan
suatu masalah keperawatan yang dikumpulkan baik melalui wawancara, pengumpulan
riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, maupub
review catatan medis sebelumnya (Doenges; 2000)
Pengkajian terhadap masalah perawatan kulit terdiri dari warna kulit, kelembaban dan
tekstur kulit.
Pengkajian terhadap masalah perawatan kuku terdiri dari penilaian tentang keadaan warna,
bentuk, dan keadaan kuku.
Pengkajian terhadap masalah perawatan rambut terdiri dari warna, ukuran, susunan, jenis,
pola pertumbuhan, aspek perkembangan dan faktor yang mempengaruhi perawatan rambut.
Pengkajian gigi dan mulut yang perlu diperhatikan antara lain, warna, keadaan permukaan,
serta kelengkapan gigi; pada pipi dalam perlu dilihat adnya warna mukosa serta keadaan
permukaan,pada gusi dilihat warna, tekstur serta kelembapan. Pada daerah lidah dapat dilihat
warna, tekstur dan posisi lidah.
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian alat kelamin vulva hygiene antara lain adalah ada
atau tidaknya iritasi pada daerah sekitarnya, adanya pendarahan, mukus, lokhea, kateterisasi,
luka jahitan pada pasien pascapartum, serta kebersihannya.
a. Pengumpulan Data
o Identitas pasien
Identitas pasien yang terdiri dari, Nama, Umur, Jenis kelamin, status
perkawinan, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomer
telepon, nomor register dan tanggal masuk rumah sakit.
o Riwayat Kesehatan
Keluhan utama masuk rumah sakit
Keluhan yang membuat pasien datang untuk memeriksakan
kesehatannya ke rumah sakit.
Keluhan utama saat pengkajian
Keluhan yang disampaikan oleh pasien pada saat dilakukan
pengkajian. Misalnya, klien mengeluh badannya merasa lemas,
sulit bergerak dan merasa tidak nyaman dengan kondisinya.
Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRS :
P (Provocing) : Faktor gawat atau ringannya penyakit
Q (Quality) : Level dari suatu penyakit.
R (Region) : Daerah perjalanan dari penyakit.
S (severity) : keparahan atau intensitas penyakit.
T (time) : Lamanya waktu serangan atau frekuensi
penyakit tersebut.
Riwayat penyakit sebelumnya
Kaji tentang riwayat kesehatan yang pernah dialami klien. Apakah
klien pernah mengalami nyeri sebelumnya. Bagaimana
penanggulangannya jika terjadi nyeri.
Riwayat penyakit keluarga
Kaji riwayat kesehatan keluarga. Apakah ada keluarga yang
menderita penyakit seperti klien.
o Pola Kebiasaan
Bernafas
Kaji pola nafas pasien sebelum dan saat pengkajian, adakah kesulitan bernafas
dan sebagainya.
Makan dan minum
Kaji pola makan pasien, jumlah dan jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi pasien sebelum dan saat pengkajian.
Eliminasi
Kaji pola eliminasi, konsistensi, warna dan frekuensi BAB dan BAK pasien
sebelum dan saat pengkajian.
Gerak dan aktivitas
Kaji kemampuan gerak dan aktivitas klien sebelum dan saat
pengkajian, apakah normal atau ada gangguan.
Istirahat dan tidur
Kaji pola istirahat dan tidur klien sebelum dan saat pengkajian, klien
dengan keluhan tertentu biasanya susah untuk beristirahat ataupun
tidur akibat sakit yang dirasakan
Kebersihan Diri
Kaji pola dan kualitas kebersihan diri pasien sebelum dan saat
pengkajian.
Pengaturan Suhu Tubuh
Kaji suhu tubuh pasien sebelum dan saat pengkajian.
Rasa nyaman
Kaji kenyamanan klien sebelum dan saat pengkajian. Adanya sesuatu
yang dirasakan oleh klien akan mengganggu kenyamanan klien
Rasa aman
Kaji rasa aman klien, Klien merasa cemas, gelisah atau tidak
Data Sosial
Kaji hubungan sosial pasien baik dengan keluarga maupun dengan
perawat.
Prestasi dan Produktivitas
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan sesuatu yang dapat
dilakukan pasien seperti memasak, mencuci piring dan sebagainya
sebelum dan saat pengkajian.
Rekreasi
Kaji hobi atau kebiasaan pasien yang berhubungan dengan
rekreasi.
Belajar
Kaji pengetahuan pasien mengenai penyakitnya.
Ibadah
Kaji kemampuan pasien untuk melakukan ibadah sesuai
kepercayaannya sebelum dan saat pengkajian.
Berikut ada 3 gangguan pemenuhan personal hygiene yang dapat ditemukan menurut
NANDA yaitu :
1) Batasan karakteristik deficit perawatan diri : MANDI
Data objektif
Ketidakmampuan untuk (melakukan tugas-tugas) berikut :
- Mengakses kamar mandi
- Mengeringkan badan
- Mengambil perlengkapan mandi
- Mendapatkan sumber air
- Mengatur (suhu atau aliran) air mandi
- Membersihkan tubuh (atau anggota tubuh)
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Menurut NANDA 2013, diagnosa keperawatan umum untuk klien dengan masalah
personal hygiene adalah defisit perawatan diri. Diagnosa tersebut dibagi menjadi 4 yaitu:
- Penurunan motivasi
- Kendala lingkungan
- Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh
- Ketidakmampuan merasakan hubungan special
- Gangguan musculoskeletal
- Kerusukan neuromuscular
- Nyeri
- Gangguan persepsi atau kognitif
- Ansietas hebat
- Kelemahan (dan kelelahan)
- Depresi
- Ketunadayaan perkembangan
- Intoleran aktivitas
- Pembatasan karena pengobatan
- Gangguan psikologis (sebutkan)
- Penurunan motivasi
- Keetidaknyamanan
- Kendala lingkungan
- Keletihan
- Gangguan musculoskeletal
- Gangguan neuromuscular
- Nyeri
- Gangguan kognitif dan persepsi
- Ansietas berat
- Kelemahan
- Depresi
- Ketunadayaan perkembangan
- Intoleransi terhadap aktivitas
- Gangguan psikologis
- Penurunan motivasi
- Keetidaknyamanan
- Kendala lingkungan
- Keletihan
- Gangguan musculoskeletal
- Gangguan neuromuscular
- Nyeri
- Gangguan kognitif dan persepsi
- Ansietas berat
- Kelemahan
- Depresi
- Ketunadayaan perkembangan
- Intoleransi terhadap aktivitas
- Gangguan psikologis
C. Rencana Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan personal hygiene harus
meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal – halyang disukai klien, kesehatan klien serta
keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu mempertimbangkan waktu yang
tepat untuk memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga yang tersedia.
Berikut ini adalah salah satu contoh rencana keperawatan.
Diagnosa yang dapat diangkat:
1. Defisit perawatan diri: berpakaian berhubungan dengan penurunan motivasi ditandai
dengan penampilan tidak rapi
2. Defisit perawatan diri: eleminasi berhubungan dengan hambatan mobilitas ditandai
dengan tidak mampu ke toilet sendiri
3. Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
badan kotor.
4. Defisit perawatan diri: makan berhubungan dengan nyeri ditandai dengan tidak
mampu menelan makanan
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
dx
1. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji hambatan 1. Menyiapkan untuk
keperawatan selama ...x 24 partisipasi meningkatkan
jam, px mampu dalam kemandirian
mempertahankan kebersihan perawatan diri 2. Px mungkin
diri dan kerapian, dengan 2. Bantu pasien membutuhkan
KH: memilih pakaian berbagai bantuan
dalam persiapan
1. Penampilan rapi
memilih pakaian
2. Rambut rapi dan
3. Jelaskan tentang 3. Menambah
bersih
cara – cara pengetahuan pasien
3. Mampu memakai
personal dan keluarga
pakaian dan berhias
hygiene yang mengenai perawatan
secara mandiri
tepat diri yang tepat
4. Libatkan 4. Memberikan
keluarga kesempatan kepada
keluarga untuk
membantu pasien
dan memberikan
motivasi
D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan yang telah di
rencanakan) (Aziz,2006)
E. EVALUASI
Evaluasi perkembangan pasien dapat dan hasilnya, tujuannya adalah untuk
mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan
balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Evaluasi dari diagnosa defisit perawatan diri yaitu:
a. Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapo secara mandiri
b. Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi
c. Pasien mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar
mandi dan menyediakan perlengkapan mandi
d. Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu