PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan karbohidrat merupakan molekul yang sangat
penting bagi tubuh makhluk hidup. Secara sederhana karbohidrat dapat
didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang
mengandung sejumlah gugus hidroksil. Pada proses pencernaan makanan
karbohidrat mengalami proses hidrolisis, baik mulut, lambung maupun usus
yang hasil terakhir dapat berupa glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa
serta monosakarida lainnya. Dalam sel-sel tubuh karbohidrat mengalami
berbagai proses kimia. Proses inilah yang mempunyai peranan penting dalam
tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini tidak berdiri sendiri
tetapi saling berhubungan dan saling memengaruhi. Sebagai contoh apabila
glukosa yang teroksidasi untuk memproduksi energi, maka glikogen dalam
hati akan mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa. Pokok
pembahasan ini erat kaitannya dengan kerja tubuh kita sehari-hari. Oleh
karena itu, kami menyusun makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah hakikat dari metabolisme karbohidrat?
2. Bagaimanakah proses yang terjadi dalam metabolisme karbohidrat?
3. Bagaimanakah kerja organ yang berperan dalam metabolisme
karbohidrat?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui hakikat dari metabolisme karbohidrat;
2. Memahami proses yang terjadi dalam metabolisme karbohidrat;
3. Memahami kerja organ yang berperan dalam metabolisme karbohidrat.
1
D. Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai metabolisme
karbohidrat;
2. Kita dapat mengetahui tentang proses metabolisme karbohidrat
dalam kehidupan kita.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam tahap awalnya, proses glikolisis membutuhkan dua ATP
sebagai sumber energi. Namun dalam tahap selanjutnya, glikolisis akan
menghasilkan ATP yang dapat digunakan untuk membayar hutang ATP
yang telah digunakan tadi dan masih ada sisa ATP yang dapat digunakan
untuk fungsi yang lain. Jadi dalam glikolisis, terjadi surplus ATP, lebih
banyak ATP yang dihasilkan daripada yang digunakan dalam proses
tersebut.
2. Glikogenesis
Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila
terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah (misalnya beberapa saat
setelah makan) maka pankreas akan mensekresikan hormon insulin yang
akan menstimulasi penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen di dalam
hati dan otot. Hormon insulin akan menstimulasi enzim glikogen sintase
untuk memulai proses glikogenesis.
Dalam sintesis glikogen, satu ATP dibutuhkan untuk setiap
molekul glukosa. Molekul glukosa diubah menjadi glukosa-6-fosfat
sebagai struktur pembangun glikogen. Glukosa-6-fosfat akan ditambahkan
pada molekul glikogen yang sudah ada sehingga glikogen menjadi lebih
panjang. Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total
hati, sedangkan otot hanya mampu menyimpan gikogen kurang dari 1%
saja.
3. Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen
menjadi glukosa. Apabila tubuh dalam keadaan lapar, tidak ada asupan
makanan, kadar gula dalam darah menurun, gula diperoleh dengan
memecah glikogen menjadi glukosa yang kemudian digunakan untuk
memproduksi energi.
Dalam glikogenolisis, glikogen yang disimpan dalam hati dan otot
dipecah menjadi glukosa-1-fosfat kemudian diubah menjadi glukosa-6-
fosfat. Glukogenolisis diatur oleh hormon glukagon yang disekresikan
pankreas dan epinefrin (adrenalin) yang disekresikan kelenjar adrenal.
4
Kedua hormon tersebut akan menstimulasi enzim glikogen fosforilase
untuk memulai glikogenolisis dan menghambat kerja enzim glikogen
sintase (menghentikan glikogenesis).
Glukosa-6-fosfat akan masuk ke dalam proses glikolisis untuk
menghasilkan energi. Glukosa-6-fosfat juga dapat diubah menjadi glukosa
untuk didistribusikan oleh darah menuju sel-sel yang membutuhkan
glukosa.
4. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses sintesis glukosa dari sumber bukan
karbohidrat. Molekul yang umum sebagai bahan baku glukosa adalah
asam piruvat, namun oxaloasetat dan dihidroxiaseton fosfat dapat juga
menjalani proses glukoneogenesis. Asam laktat, beberapa asam amino
dan gliserol dapat dikonversi menjadi glukosa. Glukoneogenesis hampir
mirip dengan glikolisis dengan proses yang dibalik, hanya beberapa
tahapan yang membedakannya dengan glikolisis. ATP dibutuhkan dalam
tahapan glukoneogenesis.
Glukoneogenesis terjadi terutama dalam hati dan dalam jumlah
sedikit terjadi pada korteks ginjal. Sangat sedikit glukoneogenesis terjadi
di otak, otot rangka, otot jantung dan beberapa jaringan lainnya.
Umumnya glukoneogenesis terjadi pada organ-organ yang membutuhkan
glukosa dalam jumlah banyak. Glukoneogenesis terjadi di hati untuk
menjaga kadar glukosa darah agar tetap dalam kondisi normal.
5
L-gulonat, yang kemudian mengalami dekarboksilasi menjadi L-
xylulose. Reaksi: glukosa-6fosfat akan diubah menjadi glukosa 1-
fosfat.
Glukosa 1-fosfat akan bereaksi dengan UTP (uridin trifosfat)
dan membentuk nukleotida aktif UDPG (uridin difosfat glukosa) dan
akan mengalami oksidasi dua tahap pada atom karbon yang keenam.
Asam glukoronat (D-glucoronate) yang terbentuk oleh enzim yang
tergantung pada NADPH, direduksi menjadi L-gulonat. L-gulonat
merupakan bahan baku untuk membuat asam askorbat. Pada manusia,
primata dan guinea pig L-gulonat melalui 3-keto L-gulonat akan
diubah men-jadi L-xylulose (L silulose) (mungkin lebih baik dipakai
istilah bah Ingrisnya, sebab bisa dis-alah artikan dengan
selulose=cellulose). D-xylulose merupakan bagian dari HMP Shunt.
Untuk bisa masuk ke dalam HMP Shunt,maka L-xylulose harus
diubah dulu menjadi D-xylulose me-lalui silitol. Dalam proses ini
diperlukan NADPH dan NAD+. Perubahan silitol menjadi D-silulosa
dikatalisis enzim silulosa reduktase. D-xylulose akan diubah menjadi
D-xylulose 5-fosfat, ATP bertindak sebagai donor fosfat. Pada suatu
penyakit yang menurun yang disebut "essential pentosuria" di dalam
urinnya banyak didapatkan L-xylulose, diperkirakan enzim yang
mengkatalisis L-xylulose menjadi sili-tol tidak ada pada penderita
penyakit ini.
2. Metabolisme Galaktosa
6
1) galaktosa difosforilasi dengan bantuan galaktokinasi dengan
menggukan ATP sebagai donor fosfat. Produk galaktosa 1-fosfat
bereaksi dengan urididn difosfat glukosa (UDPG) membentuk
urididi fosfat galaktosa dan glukosa 1-fosfat;
2) transfarase galaktosa dipindahkan ke suatu posisi pada UDPG
yang menggantikan Glukosa;
3) di dalam reaksi nukleotida yang mengandung galaktosa yang
dikatalis oleh epimerase. Produknya adalah uridin difosfat
glukosa, UDPG. Epimirase mungkin memerlukan oksidasi dan
reduksi pada karbon dengan NAD sebagai enzim;
4) glukosa dibebaskan dari UDPG sebagai glukosa 1-fosfat setelah
inkorporasi ke dalam glikogen yang disusul oleh fosforilase.
Reaksi 3 dapat terbalik dengan bebas dengan cara ini glukosa
dapat dikonversi menjadi galaktosa sehingga galaktosa yang telah
terbentuk sebelumnya tidak esensial lagi.
7
Massa otot bisa membuat seseorang menjadi kuat sehingga
mambantu membakar kalori. Beberapa studi telah menemukan bahwa
ketika latihan kekuatan untuk meningkatkan massa otot ditambakan
dalam rutinitas olahraga mingguan bisa mendorong laju basal
metabolisme.
e. Tidur yang cukup akan menyehatkan metabolisme
Sebuah studi yang dilakukan University of Chigago menemukan
ketika seseorang tidak cukup tidur akan mengganggu sistem endokrin
tubuh, termasuk metabolisme. Kondisi ini akan mempengaruhi kadar
gula darah dan proses penyimpanan energi di dalam tubuh.
C. Toleransi Glukosa
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) adalah istilah yang dipakai untuk
menyatakan adanya disglikemi yaitu kenaikan glukosa plasma 2 jam setelah
beban 75 gram glukosa pada pemeriksaan tes toleransi glukosa oral (TTGO)
yaitu antara 140 mg/dl sampai dengan 199 mg/dl. Keadaan ini disebut juga
sebagai prediabetes oleh karena risiko untuk mendapat diabetes melitus tipe 2
dan penyakit kardiovaskuler sangat besar.Baik obesitas dan toleransi glukosa
terganggu merupakan faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskuler
sehingga keduanya dimasukkan sebagai komponen dari sindroma metabolik.
Sindroma metabolik terdiri 5 komponen dimana dikatakan sindroma
metabolik bila ditemukan sekurang-kurangnya 3 komponen dari 5 komponen.
Kriteria ini didasarkan kriteria National Cholesterol Education Program
(NCEP) – Adult Treatment Program III (ATP III) yang terdiri dari obese
sentral dengan lingkar pinggang lebih atau sama dengan 80 cm, kadar
kolesterol-HDL < 40 mg/dl pada laki-laki dan wanita > 50 cm, trigliserid
>150 mg/dl, hipertensi lebih atau sama dengan 130/85 mmHg dan kadar
glukosa plasma puasa lebih atau sama dengan 110 mg/dl.
8
D. Glukosa Darah
Glukosa darah pada orang normal biasanya berkisar antara 50 mg -
100 mg per 100 ml, tergantung pada makanan, waktu pengambilan darah bila
dihubungkan dengan waktu makan, aktivitas dan keadaan emosi (state of
exitement).
Beberapa mekanisme dalam tubuh bekerja untuk mengatur glukosa
darah agar berada pada konsentrasi tersebut di atas. Glukosa dapat dipakai
oleh semua sel dalam tubuh. Setelah makan akan terjadi penimbunan glukosa
dalam tubuh, misalnya dalam hepar, otot, jaringan lemak, dan terjadi
peningkatan oksidasi. Sedangkan dalam keadaan puasa ataupun keadaan
darurat, akan terjadi pengambilan glukosa dari cadangan makanan dalam
tubuh, hingga glukosa darah berkisar pada konsentrasi yang dapat ditolerir
tubuh.
Glukosa darah berasal dari :
a. Karbohidrat dalam makanan
Sebagian besar karbohidrat dalam makanan akan membentuk
glukosa, galaktosa dan fruktosa yang diserap dan masuk ke vena porta.
Galaktosa dan fruktosa bisa diubah menjadi glukosa dalam hati.
b. Hasil dari proses glukoneogenesis
Glukoneogenesis bisa dibagi menjadi dua yaitu:
1. Bisa langsung diubah menjadi glukosa, seperti asam amino dan asam
propionat. Senyawa (metabolit) yang merupakan hasil metabolisme
parsial glukosa, yang perlu dibawa ke hati atau ke ginjal di mana
akan diubah menjadi glukosa. Sebagai contoh, asam laktat hasil
oksidasi glukosa dalam otot dan sel darah merah akan dibawa ke hati
dan ginjal untuk diubah menjadi glukosa. Glukosa yang terbentuk
akan masuk ke dalam peredaran darah untuk bisa dipakai lagi oleh
jaringan. Siklus ini disebut Cori cycle atau "lactic acid cycle".
Contoh yang lain misalnya gliserol yang diperlukan untuk sintesis
triasilgliserol dalam jaringan lemak tidak bisa dipakai oleh jaringan
9
ini, akan tetapi akan dibawa ke hepar, dan bisa diubah menjadi
glukosa.
2. Telah diketahui bahwa asam amino, sebagian besar alanin, pada
waktu kelaparan diangkut dari otot menuju ke hati. Ini
menyebabkan timbulnya suatu postulat akan adanya suatu siklus
glukosa-alanin, di mana terjadi suatu siklus glukosa dari hepar
menuju ke otot dan alanin dari otot menuju ke hepar yang
menghasilkan hasil netto adanya pemindahan alanin dari otot ke
hepar dan "free energy" dari hepar ke otot. "Energy" atau tenaga
yang diperlukan untuk membuat glukosa dari asam laktat berasal
dari oksidasi asam lemak.
10
Pada binatang percobaan, glukosuria dapat dibuat dengan
memberikan phlorhizin. Senyawa ini dapat menghambat reabsorpsi
glukosa dalam tubulus. Keadaan ini dikenal dengan nama renal glukosuria.
Glukosuria yang disebabkan karena kelainan ginjal dapat
diturunkan, tapi bisa juga akibat menderita suatu penyakit.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Metabolisme karbohidrat adalah proses kimia yang berlangsung dalam
tubuh makhluk hidup khusus untuk mengolah karbohidrat, baik itu reaksi
pemecahan (katabolisme) atau reaksi pembentukannya (anabolisme). Hasil
pemecahan karbohidrat adalah glukosa. Apabila sel-sel tubuh sedang aktif
membelah, glukosa akan diubah menjadi gula pentosa yang penting dalam
sintesis DNA dan RNA. Dan ketika tubuh membutuhkan energi, glukosa
akan diproses untuk menghasilkan energi melalui tahapan glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transfer elektron.
2. Macam-macam metabolisme karbohidrat ada 4, yaitu :
a) Glikolisis, merupakan proses pengubahan glukosa menjadi dua molekul
asam piruvat yang terjadi pada sitoplasma dengan bantuan 10 jenis enzim
dan menghasilkan ATP serta NADH. Dalam tahap awalnya, proses
glikolisis membutuhkan dua ATP sebagai sumber energi.
b) Glikogenesis, adalah pembentukan glikogen dari glukosa apabila terjadi
peningkatan kadar glukosa dalam darah. Dalam sintesis glikogen, satu
ATP dibutuhkan untuk setiap molekul glukosa. Glikogen tersebut yang
nantinya akan disimpan pada hati dan otot.
c) Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen menjadi
glukosa. Proses ini terjadi apabila tidak ada asupan makanan dan kadar
gula dalam darah menurun. Glukogenolisis diatur oleh hormon glukagon
dan epinefrin (adrenalin).
d) Glukoneogenesis adalah proses sintesis glukosa dari sumber bukan
karbohidrat seperti; asam piruvat, namun oxaloasetat, dihidroxiaseton
fosfat, asam laktat, gliserol dan beberapa asam amino. Proses ini
memerlukan ATP.
12
3. Glukosa darah pada orang normal biasanya berkisar antara 50 mg - 100 mg
per 100 ml dan didapatkan dari karbohidrat dalam makanan dan hasil dari
proses glukoneogenesis.
4. Kelebihan glukosa akan disimpan pada otot dan hati dalam bentuk glikogen.
Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total hati,
sedangkan otot hanya mampu menyimpan glikogen kurang dari 1% saja.
5. Glukosa dapat melalui filter glomeruli, tapi biasanya direabsorpsi kembali
dan masuk ke dalam peredaran darah. Proses ini dapat dipengaruhi oleh
insulin. Apabila kadar glukosa darah meningkat tinggi maka glukosa dalam
lumen tubulus keadaannya lebih tinggi dari kemampuan untuk mengabsorpsi
kembali, sehingga glukosa akan didapatkan dalam urine. Keadaan ini disebut
glukosuria.
B. Saran
Karbohidrat adalah sumber energi utama dalam tubuh. Sebelum
menjadi energi, karbohidrat harus diubah menjadi molekul yang lebih kecil
melalui proses metabolisme karbohidrat. Agar metabolisme dalam tubuh
kita seimbang sebaiknya kita memperhatikan pola makan dan aktivitas
tubuh kita. Olahraga dan tidur yang cukup juga dapat meningkatkan
metabolisme tubuh yang akan membuat tubuh kita sehat.
13
DAFTAR PUSTAKA
14