Peraturan Menteri PANRB No. 25 Tahun 2020 Road Map RB 2020 2024 PDF
Peraturan Menteri PANRB No. 25 Tahun 2020 Road Map RB 2020 2024 PDF
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG ROAD MAP
REFORMASI BIROKRASI 2020-2024.
Pasal 1
(1) Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 merupakan
bentuk operasionalisasi Grand Design Reformasi
Birokrasi dan rencana rinci Reformasi Birokrasi selama 5
(lima) tahun yaitu tahun 2020-2024.
(2) Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 digunakan
sebagai acuan bagi:
a. kementerian/lembaga yang disebut dalam Road Map
Reformasi Birokrasi 2020-2024 untuk menetapkan dan
menjalankan program pada level Makro dan Meso; dan
b. seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah
untuk menyusun Road Map Reformasi Birokrasi di
internal instansi serta menjalankan program Mikro.
Pasal 2
(1) Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 memuat:
a. pendahuluan;
b. evaluasi capaian dan pelaksanaan reformasi birokrasi;
c. analisis lingkungan strategis;
-3-
Pasal 3
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku,
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang telah
menyusun Road Map Reformasi Birokrasi berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2015-2019 harus menyesuaikan dengan
Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 dalam Peraturan
Menteri ini paling lambat tanggal 31 Desember 2020.
Pasal 4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi 2015-2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 985), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-4-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 Mei 2020
ttd
TJAHJO KUMOLO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 4 Mei 2020
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
LAMPIRAN
TENTANG
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini Reformasi Birokrasi telah masuk kepada periode ketiga atau
terakhir dari Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional. Pada tahap akhir ini,
Reformasi Birokrasi diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas
dunia (world class bureaucracy) yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu
pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin
efektif dan efisien.
Periodisasi perjalanan Reformasi Birokrasi di Indonesia tidak terlepas
dari pengaruh perkembangan paradigma ilmu administrasi dan tata kelola
pemerintahan yang berkembang di dunia. Upaya perbaikan tata kelola
pemerintah dilakukan dengan mencari paradigma terbaik yang dapat
dipraktikkan di lapangan. Secara umum, Indonesia mengarah pada praktik
paradigma New Public Management, yang ditunjukkan dengan upaya
menciptakan efektivitas, efisiensi, dan pemerintahan yeng berorientasi pada
hasil, serta New Public Service (Governance) yang ditunjukkan dengan
keterlibatan aktor lain di luar pemerintah dalam kedudukan yang sama,
seperti masyarakat sipil, dunia usaha, dan media masa. Meskipun demikian,
pada beberapa kondisi Indonesia masih menerapkan beberapa praktik
birokrasi weberian, khususnya dalam mengelola pelayanan yang bersifat
strategis dan terkait dengan kedaulatan negara. Oleh karenanya dapat
disimpulkan bahwa saat ini di Indonesia, ketiga paradigma berjalan secara
-7-
Reformasi Birokrasi akan dilakukan secara fokus pada akar masalah tata
kelola pemerintahan. Prioritas berarti setiap instansi akan memilih prioritas
perbaikan tata kelola pemerintahan sesuai dengan karakteristik sumber daya
dan tantangan yang dihadapi.
Selain itu, guna meningkatkan kualitas Road Map ini dibandingkan
dengan Road Map sebelumnya, terdapat setidaknya tiga hal yang diperbaharui.
Pertama, Road Map ini lebih menekankan hal-hal yang bersifat implementatif
dibandingkan dengan formalitas. Penyusunan strategi diarahkan untuk
menjawab permasalahan yang sebenarnya trjadi di lapangan. Kedua, program
dan kegiatan didesain agar dapat diimplementasikan sampai dengan unit kerja
kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Hal ini dilakukan agar reformasi
birokrasi berjalan sampai dengan tingkatan paling terendah dari
kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Ketiga, analisis dilakukan secara
lebih holistik, komprehensif, dan antisipatif sehingga didapatkan potret
kemajuan, tantangan, dan permasalahan Reformasi Birokrasi yang lebih utuh.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya pembahasan tentang “Evaluasi atas
Capaian Reformasi Birokrasi 5 Tahun Terakhir” serta “Analisis atas
Lingkungan Strategis”. Kedua pembahasan tersebut menjadi dasar bagi
penetapan Sasaran Reformasi Birokrasi, upaya yang perlu dilakukan, serta
manajemen atau pengelolaan Reformasi Birokrasi.
Selain itu, pada Road Map ini tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi
yang ditetapkan didapatkan dari proses berpikir logis yang melibatkan
berbagai pemangku kepentingan seperti akademisi dari berbagai universitas,
praktisi, pengusaha, birokrat, dan masyarakat dengan berdasarkan dua
pertimbangan yang sudah disebutkan sebelumnya (evaluasi pencapaian
Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Analisis Lingkungan Strategis). Strategi
pelaksanaan Reformasi Birokrasi juga diformulasikan secara lebih riil
menjawab permasalahan yang terjadi di lapangan, dengan mengedepankan
kolaborasi dan keterlibatan banyak pihak. Pelibatan ini dilakukan secara
vertikal, yaitu melibatkan setiap level jabatan dalam pemerintahan dari level
paling strategis sampai paling teknis, maupun secara horizontal yaitu
melibatkan banyak kementerian/lembaga terkait, dan unsur di luar
pemerintahan seperti masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan politisi.
BAB II
Kebijakan yang dinilai terlalu detail atau kaku telah diperbaiki dengan
tujuan memberikan ruang yang lebih bagi masing-masing instansi untuk
menyusun program Reformasi Birokrasi dengan kebutuhan dan karakteristik
masing-masing. Kebijakan yang tertera dalam Road Map ini bersifat sebagai
panduan umum dalam rangka menyediakan sebuah indikator yang minimum
perlu dicapai oleh setiap instansi. Aspek ini menjadi pertimbangan mengingat
kemampuan masing-masing daerah tidak sama sehingga perlu penyesuaian
target capaian Reformasi Birokrasi. Lebih dari itu, sinkronisasi kebijakan,
kontekstualisasi bagi kebutuhan pengguna, pengelolaan pengetahuan berbasis
virtue yang mapan, serta pengarusutamaan inovasi merupakan komponen
-11-
Dalam Road Map ini terdapat indikator yang telah disinkronkan dengan
RPJMN dan target capaian dari setiap sasaran Reformasi Birokrasi. Indikator
yang disusun juga mempertimbangkan hasil evaluasi dari masyarakat sebagai
objek sekaligus subjek dari program Reformasi Birokrasi. Hal ini berangkat
dari paradigma governance yang menjadi salah satu kunci sukses pelaksanaan
Reformasi Birokrasi, terutama di Pemerintah Daerah. Penggunaan paradigma
governance menuntut kementerian/lembaga/pemerintah daerah untuk
melibatkan aktor-aktor di luar pemerintah dalam penyusunan dan
pelaksanaan program-program Reformasi Birokrasi. Dengan demikian,
pelibatan masyarakat secara lebih intens menjadi salah satu agenda prioritas
dalam setiap kebijakan Reformasi Birokrasi.
2) Deregulasi Kebijakan
3) Penyederhanaan Organisasi
akhir seleksi CPNS. Hal ini mengingat bahwa untuk mewujudkan Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang bersih, kompeten, dan melayani, setiap Aparatur Sipil
Negara (ASN) wajib memiliki standar nilai kompetensi dasar bagi Pegawai
Negeri Sipil serta standar nilai kompetensi teknis, manajerial dan sosio
kultural (bagi PPPK) agar sesuai dengan tuntutan jabatan dan peranannya
sebagai penyelenggara pemerintahan dan pelayan masyarakat. Untuk
menjamin terpenuhinya standar nilai kompetensi dimaksud, maka perlu
ditetapkan standar penilaian dalam bentuk nilai ambang batas (passing grade)
seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN). Berikut persentase
kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang memanfaatkan CAT dari tahun
2015-2018.
Selain itu, penataan sumber daya manusia aparatur juga diarahkan agar
kinerja setiap pegawai selaras dengan pencapaian kinerja organisasi. Untuk
itu, penerapan manajemen kinerja yang efektif melalui perencanaan kinerja
pegawai, bimbingan kinerja, penilaian kinerja, serta pemberian penghargaan
-18-
dan sanksi berdasarkan hasil penilaian kinerja pegawai menjadi kata kunci
didalamnya.
7) Penguatan Pengawasan
Percepatan Reformasi Birokrasi dihadapkan pada tantangan luasnya
wilayah Indonesia, banyaknya unit kerja dan beragamnya jenis pelayanan.
Untuk itu dibutuhkan strategi percepatan Reformasi Birokrasi yang masif dan
memiliki dampak yang lansung dapat dirasakan oleh masyarakat. Zona
Integritas (ZI) adalah strategi percepatan Reformasi Birokrasi melalui
pembangunan unit kerja pelayanan percontohan (role model) yang bebas dari
korupsi (WBK) dan pelayanan yang prima (WBBM). Fokus pembangunan ZI
adalah pada unit kerja yang mampu membangun budaya anti korupsi dan
memberikan pelayanan prima sehingga dampaknya dapat dirasaakan langsung
oleh masyarakat. Proses pembangunan tersebut akan tergambar pada dua
survei eksternal yaitu Survei persepsi anti korupsi dan Survei Persepsi
Pelayanan Publik. Berikut adalah hasil pembangunan Zona Integritas pada
instasi pemerintah.
fungsi sekaligus, yaitu sebagai fungsi yang melekat di unit induk dan fungsi
sebagai pelaksana program Reformasi Birokrasi. Akibatnya, di beberapa
kementerian/lembaga/pemerintah daerah, tim adhoc hanya bekerja ketika
terdapat kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Tantangan lainnya yaitu potensi
perubahan komposisi tim yang cukup tinggi. Perubahan tim berdampak
terhadap kebutuhan waktu bagi pegawai baru untuk memahami dan
beradaptasi terhadap perkembangan pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Berhubung tidak semua pegawai memahami Reformasi Birokrasi dengan baik,
adaptasi tersebut seringkali memakan waktu yang tidak sebentar. Dari
berbagai kelemahan tersebut, tim Reformasi Birokrasi yang bersifat adhoc
memiliki kelebihan yaitu cakupan keterlibatan pegawai yang lebih luas
memiliki potensi kepemilikan program Reformasi Birokrasi yang juga lebih
tinggi.
Targe
Satua Baselin Realisas
Sasaran Indikator t
n e i 2019
2019
akuntabel
b. Provinsi % 53 85 91
c. Kabupaten % 18 60 66
d. Kota % 33 65 77
a. K/L 23,53
b. Provinsi 52,94
c. Kabupaten/Kota 23,23
Targe
Satua Baselin Realisas
Sasaran Indikator t
n e i 2019
2019
a. K/L 24,42
b. Provinsi 44,12
c. Kabupaten/Kota 23,23
4 Kementerian/lembaga/pemerint
ah daerah yang Akuntabel (Skor
B atas SAKIP)
5 Penggunaan e-Procurement % 30 80
terhadap Belanja Pengadaan
efektif 1-100
Targe
Satua Baselin Realisas
Sasaran Indikator t
n e i 2019
2019
publik
b. Integritas pelayanan publik Skor 6,82 8,5
berkualita
(Daerah) 0-10
s
Keterangan:
0-100
50-59
(neutral)
60-100
(trust)
-28-
Beberapa indeks tersebut yang tidak menjadi ukuran dalam Road Map
Reformasi Birokrasi 2015-2019, dapat menjadi refleksi terhadap pelaksanaan
Reformasi Birokrasi karena hal-hal yang diukur dalam indeks-indeks tersebut
terkait perubahan yang terjadi di sebuah negara. Kemudian, dampak maupun
hasil Reformasi Birokrasi tidak boleh berhenti pada ukuran-ukuran bagi
pemerintah itu sendiri, akan tetapi haruslah juga mencerminkan perubahan
maupun perbaikan kualitas terhadap kehidupan bernegara, bahkan
perubahan maupun perbaikaan kualitas hidup di masyarakat. Reformasi
Birokrasi dapat dijadikan sebagai faktor pendorong perbaikan ekonomi melalui
penciptaan iklim investasi yang baik dan penghapusan pungli, peningkatan
kualitas kehidupan dan kebahagiaan masyarakat melalui pelayanan publik,
dan peningkatan daya saing bangsa dengan menciptakan ASN yang kompeten.
5. TANTANGAN/HAMBATAN
A. INTERVENSI POLITIK
D. PEMBELAJARAN
BAB III
D. BUDAYA BIROKRASI
Isu strategis Reformasi Birokrasi adalah beberapa hal terkini yang segera
direspon oleh pemerintah dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yan
baik, diantaranya penyederhanaan struktur dan kelembagaan birokrasi,
program pemindahan ibu kota negara, dam pemanfaatan teknologi.
C. TRANSFORMASI DIGITAL
tetap membawa dampak yang lebih baik, salah satunya adalah dengan
mempercepat penyusunan Omnibus Law. Selain itu penyederhanaan regulasi
perlu untuk dilakukan seluruh kementerian/lembaga/pemerintah daerah
dalam rangka menciptakan kemudahan berusaha dan pembangunan ekonomi,
serta meningkatkan efektivitas berbagai program pemerintah yang memerlukan
kolaborasi lintas instansi. Dalam hal penyederhanaan birokrasi, Reformasi
Birokrasi perlu dilakukan dengan memangkas berbagai prosedur dan jenjang
yang panjang dan berbelit. Salah satunya dengan melakukan penyederhanaan
struktur organisasi menjadi lebih ramping dan efisien. Penyederhanaan
birokrasi ini dilakukan untuk menciptakan kemudahan berusaha serta
menekan berbagai biaya yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi. Dalam hal
transformasi ekonomi, Reformasi Birokrasi perlu mengarahkan
kementerian/lembaga/pemerintah daerah untuk memastikan setiap program
dan kegiatannya dirancang untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dan
memangkas berbagai biaya birokrasi yang menyebabkan efisiensi dan
pemborosan.
-38-
BAB IV
1. TUJUAN
2. SASARAN
Terdapat tujuh indikator sasaran yang akan menjadi tolok ukur keberhasilan
sasaran Reformasi Birokrasi 2020-2024. Di bawah ini adalah rincian dari
indikator sasaran Reformasi Birokrasi 2020-2024 beserta baseline tahun 2019
dan target pada tahun 2024.
-41-
BASELINE TARGET
SASARAN INDIKATOR SASARAN
2019 2024
2 Persentase
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Predikat SAKIP
minimal B
a. K/L
b. Provinsi
a. 96,40% a. 100%
b. 94,12% b. 100%
c. Kabupaten/Kota (2018)
c. 46,85%
c. 100%
(2018)
3 Persentase
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Opini BPK minimal
WTP
c. 84,5%
(2018)
a. K/L
b. Provinsi
c. Kabupaten/Kota
2 Persentase
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan predikat penilaian
SPBE minimal Baik
(Indeks SPBE >2,6):
-42-
BASELINE TARGET
SASARAN INDIKATOR SASARAN
2019 2024
a. K/L
b. Pemerintah Provinsi
22% 50%
Pelayanan 1 Persentase
Publik kementerian/lembaga/pemerintah
yang daerah dengan Indeks Pelayanan
Prima Publik yang Baik
a. K/L
b. Pemerintah Provinsi
59,52% 100%
c. Pemerintah
76,47% 100%
Kabupaten/Kota
33,27% 100%
3. STRATEGI PELAKSANAAN
4. PROGRAM-PROGRAM
A. PROGRAM MAKRO
B. PROGRAM MESO
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
• Menetapkan peraturan
presiden mengenai kebijakan
dan manajemen risiko di
kementerian/lembaga/pemeri
ntah daerah
• Membentuk sistem
manajemen risiko
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
manajemen risiko
• Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
dalam proses perencanaan
dan penganggaran (e-planning
dan e-budgeting)
• Melakukan evaluasi
ketersambungan antara
tujuan, sasaran, indikator
kinerja, dan pelaporan
pelaksanaan
• Meningkatkan kualitas
evaluasi penerapan SAKIP di
kementerian/lembaga/pemeri
ntah daerah
• Menetapkan kebijakan
-48-
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
mengenai peningkatan
kompetensi dan pembudayaan
kinerja dalam perencanaan
dan penganggaran;
• Menetapkan Peraturan
Menteri mengenai penilaian
kinerja individu kinerja
organisasi.
• Menggunakan informasi
kinerja sebagai dasar dalam
menyusun proses bisnis
internal pemerintah.
• Menetapkan Peraturan
Menteri mengenai penggunaan
capaian kinerja sebagai dasar
untuk pemberian tunjangan
kinerja.
• Melakukan monitoring
mengenai pelaksanaan
perencanaan dan
penganggaran berbasis kinerja
di daerah
• Melakukan pengembangan
kompetensi kepala daerah
dalam perencanaan dan
penganggaran berbasis kinerja
• Melakukan monitoring
mengenai pelaksanaan
perencanaan dan
penganggaran berbasis kinerja
di daerah
• Melakukan pengembangan
kompetensi kepala daerah
dalam perencanaan dan
-49-
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
• Memberikan kemudahan
akses kepada seluruh
pemangku kepentingan dalam
perolehan data untuk berbagai
kepentingan secara terbuka
• Memperkuat knowledge
management melalui
digitalisasi arsip
• Melaksanakan pengawasan
rencana, penganggaran, dan
pelaksanaan pengadaan
barang/jasa
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
• Mendorong penyederhanaan
regulasi pada setiap jenjang
level peraturan perundangan-
undangan.
• Meningkatkan kompetensi
ASN sebagai perancang
peraturan perundang-
undangan (legal drafter) pusat
dan daerah
• Melakukan monitoring
evaluasi atas pelaksanaan
kebijakan pemisahan antara
pembuat kebijakan (policy
maker) dan pelaksana
kebijakan (policy implementing
agency) di pemerintahan
daerah.
• Memastikan teknologi
-52-
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
• Mengarusutamakan evidence-
based policy dengan
melibatkan pemangku
kepentingan, seperti
perguruan tinggi, riset, dan
lembaga penelitian pada K/L
sebagai proses dan metode
analisis dalam setiap proses
kebijakan yang dilakukan.
• Menetapkan pembentukan
jabatan fungsional risk officer
(penelaah risiko)
• Sinkronisasi kebijakan pola
karir nasional berbasis pada
manajemen talenta nasional
dan berorientasi terhadap
keahlian (expertise) dan
profesionalisme jabatan
-53-
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
• Memasukan kurikulum
pembuatan dan implementasi
serta analisis kebijakan
publik dalam semua jenjang
kediklatan ASN.
• Memperbaiki sistem
pengajaran diklat yang
berbasis studi kasus dan
proyek perubahan.
• Melakukan perubahan
kelembagaan diklat
-54-
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
• Membentuk dan
mengembangkan Corporate
University.
• Melakukan perubahan
kelembagaan diklat
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
1) Mendorong Penciptaan
inovasi dalam rangka
mendapatkan data dan
informasi inovasi serta
inovasi yang terseleksi
sesuai standar
internasional melalui
Kompetisi Inovasi
Pelayanan Publik;
2) Mendorong Pengembangan
Inovasi melalui
pengembangan Hub
Inovasi dalam rangka
penyebarluasan
pengetahuan dan replikasi
inovasi;
3) Mendorong Pelembagaan
Inovasi dalam rangka
keberlanjutan inovasi
melalui kebijakan dan
pembinaan yang terus
menerus.
LEADING
SASARAN PROGRAM KEGIATAN/TEMA
SECTOR
pelayanan publik;
• Membangun profesionalitas
ASN di bidang pelayanan
publik.
Kementerian • Mengkoordinasikan
Koordinator penyederhanaan prosedur
bidang perizinan terkait EoDB pada
Perekonomian seluruh stakeholder terkait
Hasil pada program Meso ini akan diukur dengan menggunakan beberapa
indikator antara pada setiap sasaran Reformasi Birokrasi. K/L yang tugas dan
kewenangannya terkait dengan indikator antara ini wajib untuk melaporkan
perkembangan capaian indikator tersebut kepada Komite Pengarah Reformasi
Birokrasi Nasional setiap tahunnya.
SASARAN TARGET
INDIKATOR SASARAN
2024
3. Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks Maturitas
SPIP minimal level 3
4.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Predikat SAKIP
minimaL B
5.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
-57-
SASARAN TARGET
INDIKATOR SASARAN
2024
6.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks Perencanaan
baik
7.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks Reformasi
Hukum baik
8.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks Tata Kelola
Pengadaan Barang dan Jasa baik
Birokrasi 1.
Persentase 100%
yang kementerian/lembaga/pemerintah
kapabel daerah dengan Indeks Kelembagaan
baik
2.
Persentase
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan predikat penilaian
SPBE minimal Baik (Indeks SPBE 100%
>2,6):
80%
a. K/L
50%
b. Pemerintah Provinsi
c. Pemerintah Kabupaten/Kota
3.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks Pengawasan
Kearsipan baik
4.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks Profesionalitas
ASN baik
5.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks Tata Kelola
Manajemen ASN baik
6.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
-58-
SASARAN TARGET
INDIKATOR SASARAN
2024
7.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks Kualitas
Kebijakan baik
8.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks
Kepemimpinan Perubahan baik
9.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks Pemerintahan
Daerah Baik
10.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks Pengelolaan
Keuangan baik
11.
Persentase 100%
kementerian/lembaga/pemerintah
daerah dengan Indeks Pengelolaan
Aset baik
Pelayanan 1.
Persentase 75%
Publik kementerian/lembaga/pemerintah
yang daerah dengan Indeks Pelayanan
Prima Publik Baik
C. PROGRAM MIKRO
Biro Pela
krasi yana
Biro
yang n
krasi
Program/Area Indikator Bersi Publ
Kegiatan yang
Perubahan h ik
Kapa
dan yang
bel
Akun Prim
tabel a
Manajemen 1. Indeks • Pengembangan dan ✔ ✔ ✔
Perubahan Kepemimpinan Penguatan nilai-nilai
Perubahan untuk meningkatkan
komitmen dan
implementasi perubahan
(reform);
• Penguatan nilai
integritas;
• Pengembangan dan
Penguatan peran agen
perubahan dan role
model;
• Pengembangan budaya
kerja dan cara kerja yang
adaptif dalam
menyongsong revolusi
industry 4.0;
Penataan 2. Indeks Reformasi • Melakukan identifikasi ✔
Peraturan Hukum dan pemetaan regulasi
Perundangan/ lingkup IP
Deregulasi 3. Indeks Kualitas
Kebijakan (menghilangkan
Kebijakan overlapping peraturan);
• Deregulasi aturan yang
menghambat birokrasi;
• Penguatan Sistem
Regulasi Nasional di
lingkup IP;
• Melakukan perencanaan
kebijakan yang meliputi
agenda setting dan
formulasi kebijakan;
• Melakukan evaluasi
kemanfaatan kebijakan
-60-
Biro Pela
krasi yana
Biro
yang n
krasi
Program/Area Indikator Bersi Publ
Kegiatan yang
Perubahan h ik
Kapa
dan yang
bel
Akun Prim
tabel a
yang telah disusun.
Biro Pela
krasi yana
Biro
yang n
krasi
Program/Area Indikator Bersi Publ
Kegiatan yang
Perubahan h ik
Kapa
dan yang
bel
Akun Prim
tabel a
• Melakukan pengelolaan
atas aset sesuai dengan
kaedah dan aturan yang
berlaku.
• Penguatan implementasi
keterbukaan informasi
publik;
• Pengembangan proses
bisnis instansi dan unit;
• Penyelarasan Proses
bisnis dan SOP;
Sistem 10. Indeks • Menerapkan prinsip- ✔ ✔ ✔
Manajemen Profesionalitas prinsip manejemen ASN
SDM ASN secara professional;
Biro Pela
krasi yana
Biro
yang n
krasi
Program/Area Indikator Bersi Publ
Kegiatan yang
Perubahan h ik
Kapa
dan yang
bel
Akun Prim
tabel a
implementasi
Manajemen Talenta
(Talent pool);
• Penguatan database dan
sistem informasi
kepegawaian untuk
pengembangan karir dan
talenta ASN;
Biro Pela
krasi yana
Biro
yang n
krasi
Program/Area Indikator Bersi Publ
Kegiatan yang
Perubahan h ik
Kapa
dan yang
bel
Akun Prim
tabel a
• Penembangan dan
pengintegrasian sistem
informasi kinerja,
perencanaan, dan
penganggaran;
• Penguatan implementasi
value for money dalam
rangka merealisasikan
anggaran berbasis
kinerja;
Biro Pela
krasi yana
Biro
yang n
krasi
Program/Area Indikator Bersi Publ
Kegiatan yang
Perubahan h ik
Kapa
dan yang
bel
Akun Prim
tabel a
• Penguatan pengendalian
gratifikasi;
• Penguatan penganganan
pengaduan dan
komplain;
• Penguatan efektivitas
manajemen risiko;
• Pelaksanaan
pemantauan benturan
kepentingan;
Pelayanan 19. Indeks • Melakukan penguatan
Publik Pelayanan Publik implementasi kebijakan
20. Hasil Survei bidang pelayanan publik
Kepuasan (Standar Pelayanan,
Masyarakat Maklumat Pelayanan,
SKM)
• Pengembangan dan
pengintegrasian sistem
informasi pelayanan
publik dalam rangka
peningatan akses publik
dalam rangka
memperoleh informasi
pelayanan;
• Pengelolaan pengaduan
pelayanan publik secara
terpadu, tuntas dan
berkelanjutan dalam
rangka memberikan
akses kepada publik
dalam mendapatkan
pelayanan yang baik;
• Peningkatan pelayanan
publik berbasis
elektronik dalam rangka
memberikan pelayanan
yang mudah, murah,
cepat, dan terjangkau.
• Penciptaan,
-65-
Biro Pela
krasi yana
Biro
yang n
krasi
Program/Area Indikator Bersi Publ
Kegiatan yang
Perubahan h ik
Kapa
dan yang
bel
Akun Prim
tabel a
pengembangan, dan
pelembagaan inovasi
pelayanan publik dalam
rangka percepatan
peningkatan kualitas
pelayanan publik;
• Pengembangan sistem
pelayanan dengan
mengintegrasikan
pelayanan pusat, daerah
dan bisnis dalam Mal
Pelayanan Publik;
• Pengukuran kepuasan
masyarakat secara
berkala;
• Pelaksanaan monitoring
dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan
pelayanan publik secara
berkala.
• Mendorong K/L/D
untuk melaksanakan
survei kepuasan
masyarakat;
• Meningkatkan tindak
lanjut dari Laporan
Hasil Survei Kepuasan
Masyarakat.
5. QUICK WINS
Gambar 16. Perbedaan Quick Win Mandatory dan Quick Win Mandiri
-67-
BAB V
INSTANSI KEDUDUKAN
a. Hasil-hasil monitoring;
b. Survei kepuasan masyarakat dan persepsi anti korupsi;
c. Pengukuran target-target kegiatan Reformasi Birokrasi sebagaimana
diuraikan dalam Road Map dengan realisasinya;
d. Pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi, yang dikoordinasikan oleh Inspektorat/Pengawas Internal.
Hasil evaluasi diharapkan dapat secara terus menerus memberikan
masukan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di tahun-tahun
berikutnya.
5. PENDANAAN
Setiap program dan kegiatan yang tertuang dalam Road Map harus
mampu terakomodir dalam setiap tahap perencanaan pembangunan. Hal ini
dilakukan agar program dan kegiatan dalam Road Map mampu dibiayai
melalui penganggaran setiap instansi dan unit kerja. Disamping itu, bagi
pemerintah daerah, pos Dana Alokasi Khusus (DAK)/Dana Alokasi Umum
(DAU) untuk Reformasi Birokrasi yang diberikan adalah berdasarkan
implementasi Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah.
-75-
BAB VI
PENUTUP
ttd
TJAHJO KUMOLO