Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nurlida Tri Apria Putri

NPM : 1413024059
Kelompok : 4 (Empat)

KELAS REPTILIA
(Laporan Praktikum Zoologi Vertebrata)

A. Tabel Pengamatan

No Hasil Pengamatan Keterangan

1 Ular Kadut (Acrocordus glanulater) 1. Kepala (Caput)


Morfologi 2. Badan (Truncus)
3. Ekor (Cauda)
7 4. Mata (Organon Visus)
5. Rahang Atas (Maxilla)
3 6. Rahang Bawah
2 6
(Mandibula)
5 7. Gigi (Dentis)
4
8. Lingua
1 8
Anatomi 1. Paru-Paru (Pulmo)
2. Jantung (Cor)
3 1 3. Lambung (Ventrikulus)
4. Telur (Ovum)

4
2

2 Kadal (Mabuya sp) 1. Celah Mulut (Rima Oris)


Morfologi 2. Lengan Bawah (Ante
Branchium)
7 5 1 3. Jari (Digiti)
12
4. Lengan Atas (Branchium)
6 5. Mata (Organon Visus)
8 4
6. Ekor (Cauda)
7. Kepala (Caput)
8. Badan (Truncus)
9. Femur
10. Anus (Kloaka)
11. Cerviks
12. Manus
10 11 3 2 9 1. Hati (Hepar)
Anatomi 2. Usus Halus
(Intestinum Tenue)
5 3. Usus Besar
4
(Intestinum Grasum)
4. Paru-Paru (Pulmo)
6 5. Jantung (Cor)
1 6. Lambung
(Ventrikulus)
3 7. Anus (Kloaka)
2 7

3 Tokek (Gecko gekko) 1. Celah Mulut (Rima Oris)


Morfologi 2. Mata (Organon Visus)
3. Jari (Digiti)
10 1
4. Lengan Atas (Branchium)
4 5
9 3 5. Lengan Bawah (Ante
Branchium)
6. Kepala (Caput)
12 7. Badan (Truncus)
8. Anus (Kloaka)
7 2 9. Ekor (Cauda)
8 10. Femur
11 6 11. Cerviks
12. Manus
Anatomi 1. Paru-Paru (Pulmo)
2. Hati (Hepar)
2 3. Lambung (Ventrikulus)
4. Usus (Intestinum)
5. Jantung (Cor)
1 6. Telur (Ovum)
4 6
3
5
4 Biawak (Varanus albigularis) 1. Celah Mulut (Rima Oris)
Morfologi 2. Badan (Truncus)
3. Ekor (Cauda)
8 4. Jari / Cakar (Digiti)
4 3
5. Kepala (Caput)
1 6. Lengan Atas (Branchium)
5
7. Anus (Kloaka)
6 2 8. Lengan Bawah (Ante
Branchium)
9. Femur
10. Cerviks
7

10 9

Anatomi 1. Anus (Kloaka)


2. Usus (Intestinum)
1 3. Telur (Ovum)
2 4. Hati (Hepar)
3 5. Jantung (Cor)
6. Pankreas (Pancreas)
4
7. Lambung (Ventrikulus)
5

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini mengamati morfologi dan anatomi dari kelas reptilia
yaitu ular, kadal, tokek, dan biawak.

Berdasarkan praktikum adapun morfologi pada ular antara lain; mata, gigi,
lingua, rahang atas, rahang bawah, kepala, badan, dan ekor. Ukuran tubuh
memiliki panjang cm dengan lebar cm dan berat kg.
Berdasarkan praktikum anatomi pada ular antara lain; paru-paru, lambung
(Ventriculus), hati (Hepar), dan jantung (Cor).

Berdasarkan praktikum morfologi pada kadal (Mabuya sp) berukuran panjang


cm dengan lebar cm, ciri-cirinya memiliki caput (kepala), nares externa
(lubang hidung luar), rima oris (celah mulut), organon visus (mata), cerviks
(leher), badan, brancium, antebrancium, manus, digiti (5 jari), femur, digiti (5
jari), dan cauda. Berdasarkan praktikum anatomi pada kadal yaitu jantung, hati,
paru-paru, usus halus, usus besar, ventriculus, dan kloaka.

Berdasarkan praktikum morfologi dari tokek adalah tubuhnya berukuran


panjang 25 cm dengan lebar 8 cm, caput (kepala), celah mulut, organon visus
(mata), cerviks (leher), truncus, brancium, antebrancium, manus, digiti (5 jari),
femur, digiti (5 jari), dan cauda. Sedangkan anatomi pada tokek yaitu hati,
jantung, paru-paru, lambung, usus halus, usus besar, telur dan kloaka.
Berdasarkan praktikum morfologi dari biawak adalah tubuhnya berukuran
panjang 147 cm dengan lebar 19 cm dan berat 5 kg, caput (kepala), nares
externa (lubang hidung luar), mulut, lingua, organon visus (mata), cerviks
(leher), truncus, brancium, antebrancium, manus, digiti (5 jari), femur, digiti (5
jari), dan cauda. Sedangkan anatomi pada biawak yaitu hati, jantung, paru-
paru, lambung, usus halus, usus besar, telur dan kloaka.

Sistem indra, indra penglihatan secara umum, reptil memiliki struktur mata
yang sama dengan vertebrata lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada
pula yang tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali ular diatur oleh lensa
yang dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa dapat memipih
danmembesar. Sementara pada ular, untuk akomodasi lensa mata dapat
diarahkan maju- mundur. Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi
dilindungi oleh selaput transparan. Sensor yang ditangkap adalah bayangan dan
sensitif terhadap cahaya dan panas. Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada
kadal, gendang telinganya nampak jelas terlihat dari luar, berada tepat di
belakang rahang. Buaya memiliki gendang telinga yang berada di dalam
lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran telinga. Gendang telinga ini
berfungsi untuk menggetarkan tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi, hampir
semua jenis ular tidak memiliki gendang telinga. Sehingga, sinyal- sinyal
getaran diterima dari lingkungan melalui rahang bawah (Wahyu, 2013: 7).

Sistem syaraf pada reptil memiliki kemoreseptor khusus yaitu organ


vomeronasal, organ perasa, dan pit organ. Organ vomeronasal atau organ
Jacobson berhubungan dengan bulbus olfaktorius dan berfungsi sebagai
pendeteksi kimia adanya mangsa maupun pemangsa.Lidah berfungsi sebagai
poembawa sinyal kimia berupa gas dari lingkungan ke dalam organ ini. Organ
perasa yaitu lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga, ia bisa
merasakan mangsanya. Pit organ merupakan detektor panas pada ular. pit
organ ini berupa lubang- lubang di depan wajah ular yang di dalamnya terdapat
membran thermoreseptor (Brotowijoyo, 1994: 179).

Sistem rangka pada reptil, atap ruang otak reptil adalah melengkung agak
datar. Sebuah foramen parietal  kea rah  pineal, atau mata ketiga, ditemukan
pada tuatara (sphenodon)I  dan beberapa jenis kadal, tetapi tidak ditemukan
pada kebanyakan reptil. Kolumna vertebralis reptile kecuali pada ular dan
kadal, berada pada bagian servik, thorak, lumbal, sacrum dan kauda.Kondilus
oksipital dihubungkan dengan vertebra servik pertama (atlas). Tulang leher
kedua (aksis) menahan bagian anteriornya yang dikenal sebagai prosesus
odontoid  yang diyakini sebagai pusat dari atlas tersebut. Vertebra thorakis
mendukung tulang iga dan bertemu sternum pada bagian ventral (kecuali pada
reptile tak bertungkai dan kura-kura). Antara vertebra thorak dan kedua
vertebra sacrum adalah bagian lumbal yang sangat fleksibel geraknya. Jumlah
vertebra bagian ekor pada reptile sangat bervariasi. Ruas tulang belakang kura-
kura, selain servik dan kauda, menyatu pada lempeng karapaks. Sebagian besar
reptile mempunyai cetrum tulang belakang yang disebut procoelous dengan
tipe persendian berbentuk bola dan socket, ujung posterior membulat dan ujung
anteriornya cekung. Bentuk sambungan ini sangat bervariasi tergantung dari
tipe gerakan reptile bersangkutan, sehingga dapat ditemukan berbagai bentuk
permukaan cetrum vertebra, antara lain; procoelous, opisthocoelous,
heterocoelous, amphycoelous maupun acoelous (Windy, 2014: 4).

Sistem respirasi pada reptil umumnya reptilia mempunyai trachea yang


panjang dimana dindingnya dilengkapi oleh sejumlah cincin cartilago. Larinx
terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx ini dilengkapi oleh cartilago
cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk
percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang
masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Bentuk Pulmo
lacertilia dan ophidia reptilia relatif sederhana. Pada beberapa reptilia, bagian
internal pulmo terbagi tidak sempurna dan menjadi 2 bagian, yaitu bagian
anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak
vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir. Pada ular umumnya pulmo
mempunyai lekukan-lekukan yang asymetris, dan pulmo kanan selalu sangat
pamang. Mekanisme respirasi udara masuk ke lubang hidung, melewati bagian
atas langit-langit keras menuju rongga hidung yang terdapat di bawah velum,
melewati glottis pada faring yang terletak di belakang lidah. Glottis terdiri dari
tiga tulang katilago dan pita suara, dan selanjutnya terhubung ke trakea yang
berupa cicin kartilago. Trakea memanjang ke bagian depan toraks, selanjutnya
bercabang menjadi dua bronchi pendek, menuju lobus paru-paru kanan dan
kiri. Paru-paru terdiri dari kapiler pulmonary. (Radiopoetro, 1977: 322).

Sistem uregetalia terdiri atas systema uropectica dan systema


genetalis.Systema uropetica berupa ren berwarna kecoklat-coklatan (sepasang),
terletak didaerah sacrum dan merupakan benda yang retroperitoneal dan terdiri
atas lobus anterior dan lobus posterior. Dari masing-masing ren terdapat ureter
yakni ureter sinestra dan dextra.Pada hewan jantan sebelum bermuara di cloaca
ureter itu bersatu dahulu dengan vasa deferensia,sedang pada hewan betina
langsung ke cloaca.Vesica urinaria. Yang merupakan kantung tipis yang
terdapat di dekat cloaka dan bermuara disebelah ventralnya,berfungsi sebagai
penampung urine sementara (Wahyu, 2013: 7).

Sistem pencernaan pada reptil terdiri atas beberapa saluran dan kelenjar
pencernaan. Nah, saluran tersebut terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung,
usus dan kloaka. Sedangkan kelenjarnya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas
dan hati. Makanan dari mulut yang telah dilumasi oleh kelenjar ludah masuk ke
kerongkongan dan kemudian masuk ke lambung. Di lambung makanan ini
dicerna dan kemudian menuju usus untuk diserap nutrisinya. Nah, sisa sisa dari
makanan tersebut dibuang melalui kloaka dalam bentuk feses (tinja) dengan
proses defekasi (Maskoeri, 1992: 216).

Sistem sirkulasi pada reptil termasuk sistem sirkulasi ganda yang artinya darah
yang miskin akan oksigen masuk ke jantung melalui sinus venosus ke atrium
kanan lalu ke ventrikel kanan. Lalu darah tersebut dipompa ke paru-paru. Nah,
darah yang kaya akan oksigen yang berasal dari paru-paru masuk ke atrium kiri
dan kemudian masuk ke ventrikel kiri. Darah dari ventrikel kiri dipompa keluar
melalui aorta menuju seluruh tubuh (Brotowijoyo, 1994: 179).

Sistem reproduksi pada reptil umumnya bersifat ovipar kecuali pada ular
bersifat ovovivipar, dinama betina menghasilkan ovum di dalam ovarium.
Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan
menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran
yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis
sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis
merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-
balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan
reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke
dalam saluran kelamin betina. Ovum \betina yang telah dibuahi sperma akan
melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan
dikelilingi oleh cangkang (Maskoeri, 1992: 215).

Sistem eksresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru dan kulit dan kloaka. Fungsi
ginjal yaitu untuk menyaring zat-zat yang tidak dibutuhkan sisa hasil
metabolisme tubuh dan mengeluarkannya dalam bentuk urine melalui kloaka.
Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang
dikeluarkan dalam bentuk setengah padat yang berwarna putih (Kurniati, 2009:
77).

Keterkaitan morfologi pada ular, kadal, biawak dan tokek memiliki kulit yang
kering dengan struktur dermis dan epidermis seperti ini memberikan kekuatan
mekanis yang sifatnya elastis sehingga kulit dapat meregang, seperti yang
diperlukan ular jika menelan mangsa yang besar. Gigi pada ular, kadal, biawak
dan tokek tidak digunakan untuk mengunyah makanannya jadi giginya
berfungsi sebagai penangkap mangsa. Pada tokek tidak mempunyai kelopak
mata, melainkan matanya dilapisi membrane transparan yang dibersihkan
dengan cara dijilat dan tokek memiliki jari khusus yang termodifikasi untuk
memudahkannya memanjat permukaan vertikal maupun melewati langit-langit
dengan mudah. Pada kadal, ular, biawak dan tokek adanya sisik dan kulit yang
menanduk mencegah hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk
hidup di permukaan yang kasar. Pada ular sisik ventral melebar ke arah
transversal, sedangkan pada tokek sisik mereduksi menjadi tonjolan atau
tuberkulum. Pada kadal ekornya dapat terputus seperti cicak jika berada dalam
keadaan yang berbahaya. Biawak mempunyai kemampuan untuk mendeteksi
kehadiran biawak lain dengan mencium bau yang ditinggalkan. Pada kadal,
biawak dan tokek terdapat anggota tubuh bagian extremitus cranialis dan
caudalis digunakan sebagai alat gerak sehingga dapat memungkinkan bergerak
cepat dan berlari. Sedangkan ular tidak memiliki anggota tubuh bagian
extremitus cranialis dan caudalis, namun ulaar bergerak dengan menggunakan
perutnya termasuk kedalam hewan melata.

C. Kesimpulan

1. Tubuh ular berdasarkan hasil praktikum terdiri dariantara lain; mata, gigi,
lingua, rahang atas, rahang bawah, kepala, badan, dan ekor. Anatomi pada
ular antara lain; paru-paru, lambung (Ventriculus), hati (Hepar), dan jantung
(Cor).
2. Tubuh kadal berdsarkan hasil praktikum memiliki caput (kepala), nares
externa (lubang hidung luar), rima oris (celah mulut), organon visus (mata),
cerviks (leher), badan, brancium, antebrancium, manus, digiti (5 jari),
femur, digiti (5 jari), dan cauda. Ukuran tubuhnya panjang cm dengan
lebar cm dan berat kg. Anatomi pada kadal yaitu jantung, hati, paru-
paru, usus halus, usus besar, ventriculus, dan kloaka.
3. Tubuh tokek berdasarkan hasil praktikum tubuhnya berukuran ukuran tubuh
panjang 25 cm dengan lebar 8 cm, caput (kepala), celah mulut, organon
visus (mata), cerviks (leher), truncus, brancium, antebrancium, manus, digiti
(5 jari), femur, digiti (5 jari), dan cauda. Sedangkan anatomi pada tokek
yaitu hati, jantung, paru-paru, lambung, usus halus, usus besar, telur dan
kloaka.
4. Tubuh biawak berdasarkan hasil praktikum tubuhnya berukuran panjang
147 cm dengan lebar 19 cm dan berat 5 kg, memiliki caput (kepala), nares
externa (lubang hidung luar), mulut, lingua, organon visus (mata), cerviks
(leher), truncus, brancium, antebrancium, manus, digiti (5 jari), femur, digiti
(5 jari), dan cauda. Sedangkan anatomi pada biawak yaitu hati, jantung,
paru-paru, lambung, usus halus, usus besar, telur dan kloaka.
5. Pada tubuh ular, kadal, tokek, dan biawak memiliki kulit kering bertanduk
(tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau kuku, dan kelenjar
dipermuakaan hanya sedikit. Adanya sisik dan kulit yang menanduk
mencegah hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup
di permukaan yang kasar. Bernafas dengan paru-paru.
Daftar Pustaka

Brotowijoyo, Djarubito Mukayat. 1994. Zoologi Dasar. Erlangga. Bandung.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Sinar Wijaya. Jakarta.

Kurniati, M.Pd. Tuti dkk. 2009. Zoologi Vertebrata. UIN SGD. Bandung.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga. Jakarta.

Windy, Sahar. 2013. Laporan Praktikum Reptilia. www.zoover reptil/Artikel


Gehol_ Laporan Praktikum Reptilia.html. Diunduh pada tanggal 05 Mei
2016. Pukul 19.38.

Wahyu, Diana. 2014. Laporan Praktikum Reptil. www.LAPORAN


PRAKTIKUM REPTIL - Documents.html. Diunduh pada tanggal 05 Mei
2016. Pukul 19.50.

Bandar Lampung, 9 Mei 2016

Mengetahui,
Praktikan Asisten,

Nurlida Tri A.P Dhoni Agung Riyadi


NPM. 1413024059 NPM.1313024022

Anda mungkin juga menyukai