Anda di halaman 1dari 2

‫صب ِْر ِم ْن‬ َّ ‫ق َوال‬ ِّ ‫ص ْينَ بِال َح‬ ِ ‫ق ا ِإل ْن َسانَ ِم ْن ِط ْي ٍن َو َج َع َل نَ ْسلَهُ ِم ْن ُساَل لَ ٍة ِم ْن َّما ٍء َم ِه ْي ٍن َوأَ ْخ َر َج ْال ُم ْؤ ِمنِ

ِمنِ ْينَ ْال ُمتَ َوا‬ َ َ‫اَ ْل َح ْمد هللِ الَّ ِذيْ َخل‬
‫ْن َوأ َم َر ِعبَا َدهُ ال ِذ ْينَ أ َمنُوا بِالتَّ َعا ُو ِن‬6َ ‫ُز ْم َر ِة ْال َخا ِس ِر ْينَ بِا ْستِثنَائِ ِه إِيَّاهُ ْم بَ ْع َد أ ْن َع َّم بِال ُخس َْرا ِن أ ْن َوا َع ا ِإل ْن َسا ِن ال ِذيْ هُ َو َسائِ ُر األ َد ِميِّي‬
َ َّ َ َ ْ َّ ْ َ ْ َ ْ
ُّ ‫الح‬
‫ق‬ َ ‫ك‬ ُ ِ‫ك لَهُ ال َمل‬ َ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن آلإِلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬. َ‫َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َوى َوأَ ْخبَ َرهُم أَ َّن أَ ْك َر َمهُ ْم ِع ْن َدهُ أَ ْتقَاهُ ْم َوأَنَّهُ َولِ ُّي ال ُمتَّقِ ْين‬
َ‫ار ْك َعلَى َع ْب ِدكَ َو َرسُوْ لِك‬ ِ َ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َوب‬ َ َ‫ اللَّهُ َّم ف‬. ُ‫ق ْال َو ْع ِد األَ ِميْن‬ُ ‫ْال ُمبِيْنُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن َسيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الصَّا ِد‬
‫ فَيَا َم َعا ِش َر‬،ُ‫ أَ َّما بَ ْعد‬.‫ب ُكلٍّ َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬ ِ ْ‫صح‬ َ ‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى األَ ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َو َعلَى أَ ِل ُك ٍّل َو‬
‫ق تُقَاتِ ِه‬ ُ َّ َ
َّ ‫ يَا أيُّهَا ال ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتَّقوْ ا هللاَ َح‬،‫َّحي ِْم‬ ِ ‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬: ‫ قَا َل هللاُ تَ َعالَى‬. َ‫ اِتَّقُوا هللاَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬.ُ‫ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َر ِح َم ُك ُم هللا‬
َ‫َوالَ تَ ُموْ تُ َّن إِالَّ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬

Maasyiral muslimin rahimakumullah,


Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam sistem penanggalan Hijriah atau bulan kedua
belas. Sebentar lagi kita pun akan memasuki bulan baru dan tahun baru Hijriah, yakni bulan
Muharram 1442 H.
Oleh karenanya tidak ada salahnya kita terus melakukan muhasabah, yakni menghitung
kedirian kita atau introspeksi atas apa yang kita lakukan selama satu tahun, sehingga dapat
menjadi pijakan kita dalam melangkah tahun-tahun berikutnya.
Dalam rangka hal tersebut, kiranya pantas kita mengingat kembali pesan Sayyidina Ali
karramallahu wajhah, sebagaimana termaktub dalam kitab Nashaihul Ibad karya Ibnu Hajar
al-Asqalani:

ِ َّ‫اس َو ُك ْن ِع ْن َد الن‬
ِ َّ‫اس َر ُجالً ِمنَ الن‬
‫اس‬ ِ ‫اس َو ُك ْن ِع ْن َد النَّ ْف‬
ِ َّ‫س َش َّر الن‬ ِ َّ‫ُك ْن ِع ْن َد هللاِ خَ ْي َر الن‬

“Jadilah manusia yang paling baik di sisi Allah, dan jadilah manusia yang paling jelek dalam
pandangan dirimu, serta jadilah manusia biasa di hadapan orang lain.”

Jamaah Jumat rahimakumullah,


Pesan ini memberikan arahan yang sangat luar biasa bagi umat Islam dalam mengarungi
kehidupan dunia, demi memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pertama, kita diharapkan terus meningkatkan ketakwaan dan amal kebaikan di hadapan Allah
subhanahu wata‘ala. Menjalankan perintah-Nya dan sedapat mungkin menjauhi apa yang
menjadi pantangan atau larangan dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama. Sehingga
kita bisa menjadi manusia yang baik di sisi-Nya. 
Kedua, kita harus merasa kurang atas amal kebaikan yang kita lakukan dengan terus merasa
diri kita jelek. Hal ini bukan berarti merendahkan diri, namun untuk menjauhkan kita dari
sikap ujub (sombong), riya (pamer), dan sum’ah (mengharap pujian orang lain).
Ketiga, kita harus menundukkan diri di hadapan orang lain dengan tidak merasa lebih baik.
Mungkin banyak di antara kita ketika melihat orang lain, merasa dirinya lebih baik atau lebih
mulia. 

Maasyiral muslimin rakhimakumullah,


Lantas bagaimana kita mampu mendorong diri kita untuk terus berbuat kebaikan tersebut?
Syekh Abdul Qadir al-Jailani memiliki tips sederhana yang dapat kita lakukan dalam
keseharian kita.
Pertama, jika kita melihat orang lain hendaknya kita memandangnya bahwa dia memiliki
kelebihan daripada diri kita sendiri, mungkin dia lebih bertakwa, lebih banyak amal
kebajikannya, lebih tinggi derajatnya di hadapan Allah subhanahu wata‘ala. 
Kedua, jika kita melihat anak kecil atau lebih muda, jangan kita merasa lebih baik darinya.
Katakanlah, “Mungkin dia dosanya lebih sedikit daripada diriku, karena umurnya lebih
sedikit dariku.” Sebaliknya jika kita melihat orang lebih tua, hendaknya kita melihat bahwa
dia telah berbuat kebaikan lebih banyak dari diri kita.
Ketiga, jika kita melihat orang alim, orang yang memiliki ilmu, hendaknya kita menilainya
dia memiliki cara yang baik dan benar mengamalkan pengetahuannya dan telah berbuat
kebaikan dengan ilmunya tersebut. Sebaliknya jika kita melihat orang bodoh, hendaknya kita
katakan, “Mungkin dia berbuat dosa atau salah akibat ketidaktahuannya, sementara kita lebih
berdosa karena berbuat salah pengetahuan pengetahuan yang kita miliki.” Orang bodoh
berbuat salah bisa jadi karena ketidaktahuannya, sementara orang alim (memiliki
pengetahuan) berbuat dosa bukan karena tidak tahu. Ilustrasi sederhana yang mungkin dapat
kita pakai, siapakah yang bisa berbuat korupsi? Tentu ia yang memiliki akses, pengetahuan
bagaimana mengambil dan memanfaatkan uang tersebut untuk dirinya atau golongannya.
Bukan orang yang tidak memiliki pengetahuan bagaimana menyelewengkan uang negara. 
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Instrospeksi diri bukan hanya dilakukan sekali, namun harus menjadi bagian yang tertanam
dalam kehidupan kita sehari-hari. Muhasabah adalah cara mengendalikan hidup kita, yang
akan memiliki efek luar biasa pada diri kita, keluarga, dan lebih luas lagi pada masyarakat.
Keteledoran kita untuk melakukan introspeksi bukan hanya dapat mengakibatkan kerusakan
pada kehidupan kita, tetapi juga kehidupan yang lebih luas yakni keluarga dan masyarakat. 
Rasulullah SAW bersabda:
)‫اج ُز َم ْن أَ ْتبَ َع نَ ْف َسهُ هَ َواهَا َوتَ َمنَّى َعلَى هللاِ (رواه أحمد‬
ِ ‫ت َو ْال َع‬
ِ ْ‫اَ ْل َكيِّسُ َم ْن دَانَ نَ ْف َسهُ َو َع ِم َل لِ َما بَ ْع َد ْال َمو‬ 
“Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri,
serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah
orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah” (HR Ahmad).
Hadirin Jamaah Jumat rahimakumullah,
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mampu terus introspeksi dan berbenah
diri. Sehingga kita mampu menjadi penyokong tumbuhnya keluarga dan masyarakat yang
baik menuju baldatunn thayyibatunn warabbun ghafuur.
ٌ ِ‫إنّهُ تَعاَلَى َجوّا ٌد َك ِر ْي ٌم َمل‬  .‫ت وال ِّذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‬
ٌ ْ‫ك بَ ٌّر َر ُؤو‬
  ‫ف َر ِح ْي ٌم‬ ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوإِيّا ُك ْم بِاآليا‬،‫با َ َركَ هللاُ لِ ْي َولك ْم فِي القُرْ آ ِن ال َع ِظي ِْم‬

Anda mungkin juga menyukai