Anda di halaman 1dari 28

ENGESAHAN

Proposal Skripsi ini disetujui oleh dosen pembimbing pada

tanggal, …

Semarang, ……

Pembimbing I Pembimbing II

NIP. NIP.
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. JUDUL

EFEKTIVITAS DISAIN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA AUDIO, VISUAL, DAN


KINESTETIK MELALUI POWER POINT DALAM MENGAJARKAN KONSEP LUAS
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV

(Sudi Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Karangayu 02 Kecamatan Semarang Barat
Kota Semarang )

2. BIDANG KAJIAN
Matematika

3. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Matematika biasanya dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit oleh anak-anak
maupun orang dewasa ( Daniels Muijs,2008: 332). Kesulitan-kesulitan yang dihadapi di
tingkat sekolah dasar terutama dalam melakukan penjumlahan, pengurangan, dan
penghitungan decimal, persentase, dan pengukuran luas maupun volume. Kesulitan sering
berawal ketika peserta didik tidak mampu menemukan jawaban yang sesuai dengan kunci
jawaban. Mengapa bisa terjadi? Karena ciri utama matematika adalah penalaran deduktif
sehingga jawaban dari soal matematika harus dapat dibuktikan kebenarannya.

Karena mengutamakan penalaran, siswa yang tidak memahami konsep atau pengetahuan
awal dan kaidah pemecahan masalah tentu mengalami hambatan belajar. Jika hal ini terus-
menerus dibiarkan, siswa akan mengalami kebosanan dan hambatan belajar.

Efektivitas pembelajaran matematika di sekolah dasar semakin berkurang ketika siswa


mengalami hambatan belajar. Hambatan belajar ini muncul ketika siswa mengalami
kesulitan dalam memahami konsep matematika, ketrampilan matematika dan pemecahan
masalah matematika. Kebanyakan kesulitan belajar matematika disebabkan karena
rendahnya penerimaan tingkat pemahaman siswa. Dan menurut Vygotsky faktor bahasalah
yang paling kuat mempengaruhi tingkat pemahaman konseptual yang dapat dicapai siswa
(Vygotsky, 1978).

Oleh karena kebanyakan pembelajaran matematika konvensional masih dilaksanakan


dengan metode ceramah. Dan materi yang cukup banyak dengan jumlah siswa yang tidak
sebanding dengan kapasitas pelayanan guru membuat siswa-siswa yang mengalami
kesulitan belajar semakin tidak terbimbing dengan baik. Hal ini menyebabkan siswa yang
pintar semakin aktif dan siswa yang mengalami masalah belajar semakin pasif dan
mengalami kejenuhan.
Agar pembelajaran matematika dapat terlaksana secara efektif, salah satu faktor penting
yang harus diperhatikan adalah metode atau cara-cara mengajar materi pelajaran dengan
memperhatikan tingkat kelas, umur, situasi dan kondisi lingkungan siswa tanpa
mengabaikan faktor-faktor lainnya. Metode drill dan ceramah sangat baik untuk
menanamkan konsep pada siswa. Tetapi guru harus mengembangkan pembelajaran yang
berpusat pada anak dan menghindari pembelajaran yang berpusat pada guru. Karena
pembelajaran yang bermakna selalu tampak pada keaktifan siswa. Guru cukup sebagi
fasilitator, komunikator, motivator, dan inovator yang selalu mengeksplorasi siswa dalam
belajar. Sehingga diperlukan keaktifan siswa secara visual dan kinestetik dalam
mewujudkan pembelajaran yang efektif.

Menurut teori behavioristik keberhasilan siswa dalam belajar ditinjau secara psikologis,
ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yaitu dari belum tahu menjadi tahu, dari
belum mengerti menjadi mengerti, dari sikapnya yang belum baik menjadi lebih baik, dari
belum terampil menjadi terampil. Dan diikuti oleh pembentukan sikap teliti, kritis, dan
inovatif melaui proses belajar aktif.

Kelas 4 sebagai kelas awal dalam penanaman konsep matematika tingkat domain
pendidikan dasar adalah dasar untuk menentukan berhasil atau tidak proses belajar anak di
kelas 5 dan kelas 6 di sekolah dasar. Proses pembelajaran yang kurang tepat dari kelas
rendah karena kurangnya tepatnya penggunaan metode belajar, jarangnya perbaikan dan
penekanan yang kurang optimal, serta proses bimbingan belajar yang minim akan
mengakibatkan peserta didik mengalami kesulitan belajar Hal ini terlihat ketika peserta didik
kurang menunjukkan antusias belajar, sering melamun, nilai rendah, dan selalu berkeluh
kesah ketika mengikuti mata pelajaran matematika

UASBN mendorong guru untuk meningkatkan mutu dan kuantitas pembelajarannya.


Guru harus kreatif menyulap kondisi siswa yang ia hadapi menjadi siswa yang pintar dan
sisap menghadapi ujian. Kenyataan dilapangan menunjukkan mata pelajaran matematika
sebagai penyebab utama kegagalan siswa dalan ujiam. Jika masalah di atas tidak cepat
diatasi maka kemungkinan semakin banyak siswa yang tidak lulus ujian. Sehingga siswa
kesulitan melanjutkan ke jenjang sekolah selanjutnya. Dengan melihat kenyataan di
lapangan seperti itu, guru dituntut agar benar-benar dapat mengajar dengan baik dengan
menggunakan media dan metode yang tepat, agar anak dapat lebih kreatif serta dapat
menerima pelajaran yang disampaikan guru secara optimal dan bermakna. Untuk efektifitas
pembelajaran guru sebaiknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
optimal secara visual dan kinestetik dalam pembelajaran matematika.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan diteliti
dapat kami rumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana efektifitas alat peraga audio, visual, dan kinestetik melalui power point dalam
mengajarkan konsep luas pada mata pelajaran matematika kelas IV?
2. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar pada saat alat peraga audio, visual, dan
kinestetik dengan power point digunakan dalam pembelajaran?

3. Pemecahan Masalah

Kondisi umum siswa kelas IV SD N Karangayu 02 tahun pelajaran 2009/2010 terdiri dari
39 siswa dengan beragam karakter, kecerdasan, ekonomi dan latar belakang. Ketika
menghadapi soal matematika tentang konsep luas dari 39 siswa hanya 2 siswa yang tuntas
dengan KKM 60. Berdasarkan kondisi diatas peneliti harus memiliki tindakan yang tepat
untuk memecahkan masalah belajar yang dihadapi siswa melaui alat peraga yang mampu
mengefektifkan proses belajar. Keterlibatan aktif siswa secara visual dan kinestetik dapat
dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:

1. Merencanakan desain pembelajaran yang mengoptimalkan pembelajaran matematika


secara audio, visual, dan kinestetik.
2. Merencanakan alat peraga yang sesuai untuk mengajarkan konsep luas dengan
menggunakan aspek belajar audio, visual, dan kinestetik.

4. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui efektifitas desain
pembelajaran dengan media audio, visual, dan kinestetik dalam mengajarkan konsep luas
pada pembelajaran Matematika kelas 4 di SDN Karangayu 02.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan peran aktif siswa pada mata pelajaran matematika


2. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran yang efektif dengan
mengoptimalkan media pembelajaran audio, visual, dan kinestetik melalui power point.

1. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat bagi sekolah:

o Hasil penelitian ini memperkaya wawasan dan khasanah pengetahuan, sikap,


keterampilan secara lebih konkret dari teori-teori yang telah dibaca.

2. Manfaat Praktis
1. Manfaat bagi guru

Memberi masukan terhadap guru untuk kreatif, inovatif, serta aktif dalam
menambah pengetahuan pedagogik dan kompetensi profesional yang bermanfaat
terhadap proses pembelajaran selanjutnya.

1. Manfaat bagi siswa


1. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
minat siswa pada mata pelajaran Matematika
2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran mata
pelajaran Matematika.

4. KAJIAN PUSTAKA

1. DISAIN PEMBELAJARAN
1. Pengertian belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu”. Belajar adalah tempat yang mengalir, dinamis, penuh
resiko, dan menggairahkan( Bobbi De Porter, 2000: 62). Jadi belajar merupakan usaha sadar
untuk memperoleh kepandaian atau ilmu yang dilaksanakan dengan dinamis dan penuh resiko
dengan tujuan baik. Menurut Piaget belajar terjadi apabila terjadi proses pengolahan data yang
aktif dipihak yang belajar, pengolahan data yang aktif itu merupakan aktivitas lanjutan dari
kegiatan mencari informasi dan dilanjutkan dengan kegiatan penemuan-penemuan (discovery).
Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan perubahan diposisi atau kecakapan manusia yang
berlangsung selama periode waktu tertentu.

b. Teori Belajar

Ada beberapa teori belajar yang sangat dikenal dalam matematika yaitu:

1. Teori Jean Peaget

Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tigkat perkembangan


intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran matematika diberikan

2. Teori Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya


menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic representation of
experiment) kemudian ke belajar dengan simbol, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic

representation). Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak
tetapi juga untuk orang dewasa.

3. Teori Charles F. Haban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada
tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis
media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak.

4. Teori Edgar Dale, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang
berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat
kejadian nyata, dilanjutkan ke siwa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan
dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan
simbul. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut
pengalaman (cone of experiment), seperti yang ditunjukkan pada gambar.

c. Disain Pembelajaran

Menurut Reiser, 2002 disain pembelajaran berbentuk rangkaian prosedur sebagai suatu
sistem untuk pengembangan program pendidikan dan pelatihan dengan konsisten dan teruji. Dan
menurut Dick, Carey&Carey, 2005 menjelaskan disain pembelajaran sebagai seluruh proses
yang dilaksanakan pada pendekatan sistem. Jadi disain pembelajaran merupakan rangkaian
prosedur untuk pengembangan program pendidikan dalam penelitian ini di dalam kelas dalam
tingkat satuan pendidikan dasar.

Sebenarnya disain pembelajaran hanyalah mencakup empat komponen(siswa, tujuan,


metode, dan evaluasi serta analisis topik. Empat komponen ini dipengaruhi oleh teori belajar dan
pembelajaran, sedangkan analisis topik merupakan disain pembelajaran yang dihasilkan dari
disiplin ilmu tertentu(Dewi Salma Prawiradilaga,2007:16).

2. EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN

Kata efektif menurut KBBI adalah tepat sasaran, berhasil guna. Sedangkan mengajar
efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar yang efektif ( Maman Rachman,199:
156). Untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif proses pembelajaran harus di
desain secara kreatif. Artinya pembelajaran harus bisa mengatasi segala hambatan dan
keterbatasan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Pembelajaran Kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasi, melakukan


inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya(Beni S.Ambarjaya,2008:54). Ada 7
perilaku efektif guru dalam pembelajaran menurut Beni S. Ambarjaya, yaitu: konsisten,
memperlakukan siswa sebagai individu, menciptakan lingkungan kelas yang bernuansa
belajar, melibatkan diri dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal dan informal,
membuka diri terhadap kebutuhan siswa, melaksanakan umpan balik mengajar dan bekerja,
dan melaksanakan penilaian terhadap siswa dengan alasan yang kuat.

Pembelajaran efektif telah tercapai jika dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat


keaktifan siswa dalam belajar. Siswa aktif atau tidak dalam pembelajaran sudah dapat
diperkirakan sejak awal melalui rencana pembelajaran yang dibuat guru. Keaktifan belajar
siswa selalu muncul ketika guru menghadirkan media pembelajaran yang tepat dan dapat
dimanfaatkan oleh siswa semaksimal mungkin. Semakin bervariasi media pembelajaran yang
digunakan, siswa akan semakin antusias mengikuti pembelajaran. Keterlibatan aktif siswa
telah terbukti membuat pembelajaran menjadi efektif dengan hasil taraf seraf yang maksimal.

Lebih dari 2400 tahun yang lalu Confucius menyatakan:

Apa yang saya dengar, saya lupa.

Apa yang saya lihat, saya ingat.

Apa yang saya lakukan, saya faham.

Tiga pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting belajar aktif (Dr. Komaruddin
Hidayat, 2001: 1)

3. MEDIA PEMEBELAJARAN

Heinich, dkk (1982) mengemukakan kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara yaitu perantara sumber pesan
(Source) dengan penerima pesan (Receiver) dalam pembelajaran media dapat diartikan
sebagai berikut

1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran


(Schramm:1977), Nana sujana dan Akhmad Rifai (1990)

2. Saran fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide dsb.
(Bringgs 1997)

3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk teknologi
perangkat kerasnya (NEA 1969) Arif S. Sadiman dkk(1990)

Media atau alat peraga merupakan wahana dari pesan atau informasi oleh sumber pesan
(guru) ingin diteruskan kepada penerima pesan (siswa) pesan yang disampaikan adalah
materi pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai adalah tercadinya proses belajar dari diri
siswa

Secara umum media berarti alat perantara penyampai pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Jadi jika seorang guru menggunakan alat peraga dalam situasi belajar, berarti ia sudah
mencoba menghadirkan sarana penyampai pesan yang paling efektif dalam
pembelajarannya.

Peran media pembelajaran menurut Smaldino dalam Wiradilag, diantaranya:

 Diatur pengajar (instructor-directed)

Media pembelajaran yang difungsikan oleh pengajar dan menjadi bagian dari
penyajian materi yang disajikan oleh pengajar tersebbut

 Diatur peserta didik (learned-directed)

Media pembelajaran yang difungsikan peserta didik itu sendiri karena ia merasa
bahwa ia ingin terlibat langsung dalam kegiatan belajarnya. Sarana laboratorium,
modul, CIA adalah media pembelajaran yang memang khusus pemanfaatannya
diatur oleh peserta didik.

 Belajar jarak jauh (distance education)

Belajar jarak jauh memerlukan sarana telekomunikasi yang memadai, baik untuk
interaksi yang bersifat sinkron atau asinkron.

4. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

a Definisi Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa yunani “mathematikos” yang berarti ilmu pasti atau
ajaran pengetahuan abstrak dan deduktif dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan
pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik berdasarkan pengalaman kaidah-
kaidah tertentu melalui deduktif (ensiklopedia Indonesia)

Fadjar Shadiq ( 2007 ) mengutarakan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang bilangan dan bangun (datar dan ruang) lebih menekankan pada materi
matematikanya. Namun kecenderungan pada saat ini, definisi matematika lebih dikaitkan dengan
kemampuan berpikir yang digunakan para matematikawan. NRC (1989:31) menyatakan dengan
singkat bahwa: “Mathematics is a science of patterns and order.” Artinya, matematika adalah
ilmu yang membahas pola atau keteraturan (pattern) dan tingkatan. Pendapat yang sama
dikemukakan Iwan Zahar ( 2009:15) bahwa sistim pembelajaran matematika saat ini lebih
banyak menghitung dan menjawab soal cerita.

Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan bahwa matematika adalah suatu cara untuk
menemukan suatu jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan
pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam manusia itu
sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

b. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional menjelaskan tujuan
pembelajaran matematika sebagai berikut:

1. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya,
serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

2. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-
sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

3. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut,
waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari.

4. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan


menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
5. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel, gambar dan
grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung, modus, serta
menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

6. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan.

7. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.

c. Prestasi Belajar Matematika

Pengertian prestasi, prestasi adalah segala pekerjaan yang berhasil menunjukkan kecakapan
manusia yang dicapai ( Adinegara 1954:298) prestasi adalah hasil yang dicapai anak sebagai
hasil belajar yang berupa angka huruf serta tindakan hasil belajar yang dicapai (Buchori
1977:85) jadi prestasi adalah hasil yang dicapai anak menunjukkan kecakapan manusia yang
berupa angka huruf serta tindakan.

Pengertian belajar adalah proses aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan keterampilan dan sikap
(Cholijah Hasan, 1994:84) sedang N. Nasution berpendapat belajar adalah aktifitas yang
menghasilkan perubahan diri individu yang belajar baik aktula maupun potensial (1992:3) dari
uraian diatas ditarik definisi belajar adalah proses aktifitas mental yang berlangsung dalam
interaksi aktif bersama lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan
keterampilan dan sikap pada diri individu yang belajar

Pengertian prestasi belajar matematika adalah hasil usaha yang dilakukan dengan sunguh-
sungguh dan menghasilkan perubahan pada diri seorang baik pengetahuan keterampilan dan
sikap yang dinyatakan dalam angka atau huruf untuk menunjukkan hasil yang telah dicapai
dalam mata pelajaran matematika dalam waktu tertentu sesuai ketetapan.

E. METODE PENELITIAN

1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas IV pada SD Karangayu 02 UPTD Kecamatan
Semarang Barat Kota Semarang, dengan jumlah siswa sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) yaitu
19 (sembilan belas) siswa puteri dan 20 (dua puluh) siswa putera.

2. Variabel / Faktor yang Diteliti

Penelitian tindakan kelas ini menyelidiki Efektifitas Disain Pembelajaran dengan Media
Audio, Visual, dan Kinestetik Melalui Power Point dalam Mengajarkan Konsep Luas pada Mata
Pelajaran Matematika Kelas IV UPTD Pendidikan Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang

3. Prosedur / Langkah-Langkah PTK


1. Proses Penelitian

Proses penelitian tindakan kelas dilakukan melalui tiga langkah pokok secara
siklus seperti pada gambar yaitu:

1. Perencanaan bersama antara guru kelas dan teman sejawat (observer) mengenai fokus
yang akan diobservasi berdasarkan kriteria yang disepakati bersama serta waktu dan
tempat observasi yang akan dilakukan
2. Praktik observasi yakni guru kelas dan teman sejawat ( observer ) mengamati proses
pelaksanaan tindakan, pengaruh, kendala-kendala dan atau masalah-masalah yang timbul
selama pembelajaran Matematika dilaksanakan.
3. Diskusi balikan, atau refleksi kolaboratif antara teman sejawat dan guru kelas terhadap
hasil observasi.

Gambar I
Skema Pra Siklus, Siklus I, II
2. Rencana Tindakan (Pra Siklus)
1. Perencanaan
1. Perencanaan Tindakan

Direncanakan peneliti bersama-sama guru lain dilakukan dalam kegiatan


berikut:

1. Guru menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan kepada siswa


2. Pembelajaran luas persegi, segitiga, jajar genjang dengan rumus
3. Siswa mencari luas persegi, segitiga, jajar genjang

1. Pelaksanaan Tindakan
1. Perencanaan Tindakan

1. Keadaan awal refleksi siswa dengan guru tentang proses pembelajaran dalam kaitannya
dengan kesulitan belajar, hingga ditemukan beberapa permasalahan secara apa adanya.
2. Peneliti mempersiapkan rencana tindakan untuk penyempurnaan tindakan.
3. Guru melaksanakan proses pembelajaran apa adanya di kelas, peneliti mengadakan
dibantu oleh teman sejawat.
4. Refleksi, mendiskusikan temuan-temuan ketika guru melaksanakan proses pembelajaran.

1. Implementasi Tindakan

1. Guru menyiapkan soal yang akan dijadikan sebagai bahan belajar siswa
2. Guru menjelaskan teknik penemuan rumus luas dengan kertas berpetak persegi satuan
3. Guru dan siswa yang melaksanakan proses pembelajaran dengan kertas berpetak
4. Guru bersama siswa menyelesaikan soal matematika yang berkaitan dengan luas persegi,
segitiga, jajar genjang
5. Guru memberi soal lain yang masih berhubungan.
6. Siswa mengerjakan soal sesuai dengan hasil pengamatan.

3. Observasi

Pada tahap ini peneliti melaksanakan observasi yang dibantu teman sejawat.
Adapun yang diobservasi adalah aktivitas siswa dan guru dalam proses
pembelajaran dengan penerapan kertas berpetak persegi satuan untuk menemukan
luas bangun datar.

4. Refleksi

Pada tahap ini hasil observasi siswa dalam proses pembelajaran dan aktivitas guru
dalam menerapkan media persegi satuan untuk menemukan luas. Hasilnya
dianalisa oleh guru dan observer untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
media kertas berpetak persegi satuan.

4. Siklus Penelitian

Dalam melaksanakan siklus-siklus penelitian, peneliti dan teman sejawat berpedoman


pada skema sebagai berikut:
a. Siklus I

Hasil kegiatan guru maupun siswa dalam mencari luas dengan menggunakan
kertas berpetak diulang untuk menemukan luas jajar genjang divariasikan dengan
tayangan power point

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai


2. Mengemukakan cara penemuan rumus luas jajar genjang dengan menggunakan
persegi satuan dengan menyaksikan tayangan power point dalam kelompok.
3. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk menemukan rumus luas jajar
genjang
4. Guru memberikan penguatan untuk bertanya bagi siswa yang belum mengerti.

3.2 Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II ini memperbaiki aspek-aspek pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I yang perlu diperbaiki sebagai berikut:

1. Guru melatih siswa untuk menemukan luas segitiga, jajar genjang dan keliling
bangun tersebut dengan panduan tayangan power point
2. Guru membimbing siswa untuk mengatasi kesulitan belajar matematika dalam
menemukan rumus luas segitiga, jajar genjang dan kelilingnya.
3. Guru memberikan soal luas bangun datar
4. Guru memberikan penguatan dan motivasi terhadap proses pembelajaran

Observasi

Dalam hal ini yang dilakukan adalah mengumpulkan data tentang kesulitan siswa,
dan kemampuan siswa dalam menemukan luas dengan menggunakan kertas berpetak dan
tayangan power point.

Refleksi

Semua data yang diperoleh akan dipaparkan baik data hasil evaluasi maupun hasil
observasi. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diambil simpulan apakah siswa telah
memahami cara menemukan luas segitiga dan jajar genjang dengan panduan tayangan
power point.

1. Data dan Cara Pengumpulan Data

1. Sumber Data
Data penelitian yang akan dikumpulkan berupa perkataan, aktivitas dokumen, situasi
dan peristiwa yang dapat diobservasi berkenaan dengan kinerja guru dan siswa dalam
penemuan luas bangun datar dengan media audio, visual dan kinestetik dengan
persegi satuan dan panduan tayangan power point ketika proses pembelajaran
Matematika berlangsung di kelas.

2. Jenis Data

1. Data hasil belajar yang diperoleh adalah data kuantitatif dan


kualitatif yang terdiri atas hasil diskusi kelompok, hasil latihan,
hasil tes, dan hasil observasi pembelajaran.
2. Data tentang keaktifan siswa diambil dari pengamatan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Data hasil latihan diambil setiap siswa menyelesaikan soal-soal
latihan.

3. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi untuk merekam aktivitas guru dan


siswa selama proses pembelajaran
berlangsung instrumennya lembar observasi,
lembar refleksi latihan dan hasil tes.
2. Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu, wawancara yang akan
dilaksanakan digunakan untuk pemeriksaan
keabsahan data.
6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam hal ini menggunakan analisis deskriptif dengan rumus:

n
% = x 100%

Keterangan:

n : Nilai yang diperoleh

N : Nilai Total

% : tingkat keberhasilan yang dicapai

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria diskriftif prosentase yang


dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat
kurang sebagai berikut

Tabel Klasifikasi Kategori Tingkatan dan Prosedur

Kriteria Nilai Prosentase Penafsiran

Baik sekali 86 % - 100 % Hasil belajar baik sekali

Baik 71 % - 85 % Hasil belajar baik

Cukup 56 % - 70 % Hasil belajar cukup

Kurang 41 % - 55 % Hasil belajar kurang

Sangat kurang 40 % Hasil belajar sangat kurang

7. Indikator Keberhasilan

Indikator efektifitas desain pembelajaran dengan media audio, visual, dan kinestetik
dalam mengajarkan konsep luas pada pembelajaran Matematika kelas 4 di SDN
Karangayu 02 adalah sebagai berikut:
1. Guru terampil mengelola proses belajar mengajar dengan
menggunakan media audio, visual, dan kinestetik kertas
persegi satuan dan tayangan slide power point yang
ditandai aktivitas guru sebagai fasilitator dan pembelajaran
yang berpusat pada anak
2. Terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa dalam
mengikuti pembelajaran Matematika setelah menggunakan
media audio, visual, kinestetik ditandai dengan aktivitas
siswa minimal baik dalam lembar observasi.
3. 70 % siswa kelas VI SD Karangayu 02 memperoleh
ketuntasan belajar dalam pembelajaran Matematika
khususnya Mata Pelajaran Matematika tentang luas bangun
datar segitiga dan jajar genjang.

F. Jadwal Penelitian

Efektivitas Disain Pembelajaran dengan Media Audio, Visual, dan Kinestetik Melalui Power
Point Dalam Mengajarkan Konsep Luas pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV Sekolah
Dasar tahun 2009 / 2010 dilaksanakan sesuai jadwal berikut ini:

Bulan dan Mingga

No Nama Kegiatan

April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Menyusun √
proposal
2 Penelitian √

3 Persiapan √

4 Pelaksanaan siklus √
I
5 √
Analisis
6 Persiapan
Pelaksanaan siklus
II √

7 Analisis √

8. Penyusunan
laporan PTK
√ √

G. Rencana Anggaran Biaya

N Jenis Pengeluaran Biaya Ketera


o ngan

1 Menyusun proposal Rp.


300.000,-
a. Pembelian buku
Rp
b. Referensi, foto copy 200.000,-

2 Persiapan Rp.
100.000,-
1. Pembuatan
fotocopi LKS Rp.
2. Pembuatan 200.000,-
Modul Ajar
3. Pembuatan Alat Rp.
Peraga 50.000,-
3
Pelaksanaan semua siklus I Rp.
4 150.000,-
Analisis/ refleksi
Rp.
Persiapan 50.000,-

a. pembuatan fotocopi LKS Rp.


50.000,-
b. Perbaikan alat peraga
5 Rp.
Pelaksanaan siklus II 95.000,-
6
Penyusunan laporan

1. Dokumentasi Rp.
2. Fotocopy 45.000,-
3. Penjilidan
Rp.
Lain-lain 50.000,-
7
Rp.
50.000,-

Rp
225.000,-

Rp.
50.000,-

Rp.
75.000,-

Rp.
100.000,-

Rp.
180.000,-

Rp.1.200.
000,-
8. Tim Peneliti

Peneliti

Nama : Ibnu Anwar

NIM : 1402907271

Jabatan : guru kelas

Instansi kerja : SD Karangayu 02 Kec. Semarang Barat Kota Semarang

Dengan dibantu oleh teman sejawat:

Nama : Nur Aziza, S.Pd

Jabatan : guru kelas


Instansi kerja : SD Karangayu 04

8. Daftar Pustaka

 Ambarjaya, Beni S. Model-model Pembelajaran Kreatif. 2008. Tinta Emas Publishing.

Bandung

 Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi Ilmu Pengetahuan Alam

SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

 Delphie, Bandi. MATEMATIKA untuk Anak Berkebutuhan Khusus. 2009. PT Intan

Sejati. Klaten

 Hariwijaya. Meningkatkan Kecerdasan Matematika. 2009. Tugu Publisher. Yogyakarta

 Hidayat, Komarudin. Active Learning. 2001. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

 Khalifah, Mahmud. Menjadi Guru yang Dirindu. 2009. Ziyad Visi Media. Surakarta

 Muijs, Daniel. Effective Teaching Teori dan Aplikasi. 2008. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

 Muslich, Masnur. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. 2007. Bumi Aksara:

Jakarta

 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006.

 Rachman, Maman. Manajemen Kelas. 2000. UNNES Press. Semarang

 Rahadi Aristo, Media Pembelajaran. 2003 Depdiknas: Jakarta


 Salma, Dewi. Prinsip Disain Pembelajaran. 2008. Kencana Predana Media Group. Jakarta

 Siberman, Mel. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. YAPPENDDIS.

Yogyakarta

 Zahar, Iwan. Belajar Matematikaku Pembelajaran Matematika Secara Visual dan

Kinestetik.PT Elex Media Komputindo: Jakarta


FORMAT KONSULTASI

BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Ibnu Anwar

NIM : 1402907271

Judul : EFEKTIVITAS DISAIN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA AUDIO, VISUAL,


DAN KINESTETIK MELALUI POWER POINT DALAM MENGAJARKAN KONSEP LUAS
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV

Pembimbing I : Dra. Pitajeng, M.Pd.

II : Dra. Tri Daryati, M.Pd.

No Tgl Catatan Kegiatan Catatan Paraf Catatan Paraf


Pembimbing I Pembimbing II

Anda mungkin juga menyukai