Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ketika baru dilahirkan, semua tingkah laku manusia yang baru lahir tersebut
digerakkan olen insting dan naluri. Insting atau naluri ini tidak termasuk dalam
kebudayaan, tetapi mempengaruhi kebudayaan. Contohnya adalah kebutuhan akan
tempat tinggal,dulu manusia hanya hidup berpindah-pindah atau nomaden. Mereka
hanya mencari perlindungan di goa atau di bawah pohon-pohon besar agar tidak
diserang oleh binatang buas, tetapi sekarang tempat tinggal adalah kebutuhan dasar
yang tidak termasuk dalam kebudayaan. Bagaimana kebutuhan itu dipenuhi;dengan
cara apa agar kebutuhan itu terpenuhi adalah bagian dari kebudayaan. Semua manusia
perlu tempat tinggal yang bersih dan nyaman bagi kehidupannya,agar tidak diserang
penyakit tetapi kebudayaan yang berbeda dari kelompok kelompoknya menyebabkan
manusia melakukan kegiatan itu dengan cara yang berbeda.
Sebagai contoh adanya kepercayaan masyarakat Jawa memiliki budaya
mencuci kaki selepas bepergian dengan alasan kepercayaan menghindari musibah dan
gangguan makhluk halus. Meskipun memiliki alasan yang tidak ilmiah, namun budaya
tersebut secara langsung mempengaruhi kesehatan masyarakat Jawa. Contoh lainnya
adalah budaya sumpah-serapah dalam keluarga di beberapa daerah di Indonesia.
Budaya ini lebih jauh dapat mempengaruhi kesehatan kejiwaan anggota keluarga. Hal
ini semua terjadi karena manusia mempelajari atau mencontoh sesuatu yang dilakukan
oleh generasi sebelumya atau lingkungan disekitarnya yang dianggap baik dan berguna
dalam hidupnya. Sehingga dalam mensosialisasikan kesehatan pada masyarakat luas
dapat lebih terarah yang implikasinya adalah naiknya derajat kesehatan masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan disampaikan, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan antropologi kesehatan ?
2. Bagaimana hubungan antara budaya dan kesehatan ?
3. Bagaimana perkembangan budaya kesehatan manusia ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswi mampu menganalisis hubungan antropologi dengan Ilmu
Kesehatan Masyarakat
2. Agar mahasiswi mengetahui, hubungan antara budaya dan kesehatan
3. Agar mahasiswi mengetahui perkembangan budaya kesehatan manusia
4. Untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan dosen kepada mahasiswi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Antropologi dan kesehatan

1. Definisi Antropologi
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono,
1993). Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya. Pokok
perhatian Kutub Biologi. Pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit
dalam evolusi manusia, paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba).
Pokok perhatian kutub sosial-budaya : Sistem medis tradisional (etnomedisin),
masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka, tingkah laku
sakit, hubungan antara dokter pasien, dinamika dari usaha memperkenalkan
pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian
pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama
tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia,
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986;
1-3).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan
kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat
mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan masalah
terkait lainnya. Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang
menggambarkan pengaruh sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap kesehatan
(dalam arti luas) meliputi pengalaman dan distribusi kesakitan, pencegahan dan
pengobatan penyakit, proses penyembuhan dan hubungan sosial manajemen
pengobatan serta kepentingan dan kegunaan kebudayaan untuk sistem kesehatan yang

3
beranekaragam.
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi
sosial yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan
spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan
globalisasi.

2. Definisi Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga
merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme, sering
secara implisit manusia. Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan." Pada
1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa
kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari
kehidupan. Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial
dan pribadi, serta kemampuan fisik."

Ciri Ciri Sehat :


Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit
atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua
organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan


spiritual.

1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan


emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.

3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa


syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana

4
ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari
praktik keagamaan seseorang

B. Sehat Sakit
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan
resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah
buatan manusia, sosial budaya, prilaku, populasi penduduk, genetika dan sebagainya.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembanugnan nasionaldiarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. dan kesehatan yang
demukian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. tetapi datangnya
penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah
atau dihindari.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal
karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhniya terutama
faktor sosial budaya. kedua pengertian saling mempengruhi dan pengertin yang satu
hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. banyak ahli filsafat, biologi,
antropologi, sosiologi, kedokteran dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba
memberikan pengertian tentnag konsepsehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan
dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik
secara biologis, psikologis maupun sosial budaya.
Undang-undang No.23 tahun 19992 tentang kesehatan menyatakan bahwa:
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secar sosial dan ekonomi. dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial
didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. definisi sakit:
Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (Kronis), Atau
ganggun kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.

5
walaupun seseorang yang sakit (Istilah sehari-hari) seperti masuk angin, pilek tetapi bila
ia tidak terganggu untuk melakukan kegiatannya, maka dianggap tidak sakit.

Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psychosocio somatic health well
being, merupakan resultante dari 4 faktor yaitu:

 Environment atau lingkungan


 Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi
penduduk, dan sebagainya.
 Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Berdasarkan empat faktor tersebut, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang
paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat. tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangt dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan budaya. maka ancaman
kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variabel-variabel
tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.

C. Paradigma Sehat Sakit


1. Paradigma sehat
Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik. cara pandang menekankan pada melihat masalah
kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor. upayanya
lebihdiarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. bukan
hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan, dengan diterapkannya
paradigma ini diaharpakn mampu mendorong masyarakat untuk hidup mandiri dalam
upaya menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pada
pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

6
Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat:
a. Pelayanan kesehatan yang befokus pada pelayanan orang sakit ternyata
tidak efektif
b. konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehat dimasukan
unsur produktif sosial ekonomis
c. Adanya transisi demografi, meningkatnya lansia yang memerlukan
penanganan khusus
d. Adanya transisi epidemiologi dan penyakit infeksi ke penyakit kronik
degenoratif
e. Makin jelas pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan
penduduk.

Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah meruakan “Health


program for survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya promotif dan
prevetif merupakan “Health program for human development”. paradigma sehat
dicanangkan depkes pada tnggal 15 september 1998.
Upaya pelayanan kesehatan yang menekankan upaya kuratif-rehabilitatif kurang
menguntungkan karena:
a. Melakukan intervensi setelah sakit
b. Cendenrung berkumpul di tempat yang banyak uang
c. dari segi ekonomi lebih cont effective
d. melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang penyakit.

2. Paradigma sakit
Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang
mengutamakan upaya kuratif dan reahbilitatif. penanganan kesehatan pendududk
menekankan pada penyelenggaraan pelayanan dirumah sakit. penanganan
pendudukyang sakit secar individu atau spesialistis. hal ini menjadikan kesehatan
sebagai suatu yang konsumtif. sehingga menempatkan sekot kesehatan dalam arus
pinggir (sidestream) pembangunan (Does sampoerna, 1998).

7
Hingga saat ini, mayoritas masyarakat indonesia ternyta masih mengusung
pardigma sakit. umumnya, masyarakat baru mengunjungi dokter ketika sakit
melanda. padahal, memelihara kesehatan wajib dilakukan dalam keadaan apapun.

D. Perilaku sehat sakit


Perilaku sehat dan Perilaku sakit
Berdasarkan batasan perilaku dari skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah
suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan
sakit dan pentakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan
dari batasan ini. perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintanance)
adalah perilaku atqau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
oleh sebab itu perilaku pemeliharan kesehatan ini terdiri dari tiga aspek.
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta
pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit .
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. perlu
dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif. maka dari itu
orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang
seoptimal mungkin.
c. Perilaku gizi (Mkanan dan minunan). makanan dan minuman dapat memelihara
dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan
minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan
dapat mendatangkan penyakit. Hal ini dapat tergantung pada perilaku orang
terhadap makanan dan minuman tersebut.

8
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau
sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Health seeking behavior) Perilaku ini
adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan
atau kecelakaan. tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self
treatment) sampai mencari pengobatan keluar negeri.
a. Perilaku kesehatan lingkungan, adalah bagaimana seseorang merespon
lingkungan, baik lingkungan fisik maupu sosial budaya, dan sebagainya sehingga
lingkungan tersebut tidak mempengruhi kesehatannya dengan perkataan lain,
bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu
kesehatannya sendiri, keluarga dan masyarakatnya.
b. Perilaku hidup sehat, adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
kegiaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
perilaku ini mencakup antara lain:
1) Makan dengan menu seimbang (appropriate diet), menu seimbang
disini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan
tubuh), dan kuantitd dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih) secara
kualitas mungkin diindonesia diknal dengan ungkapan empat sehat
lima sempurna
2) Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan), dan
kuantitas dalam arti ferkuensi dan waktu yang digunkan untuk
olahraga, dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari
usia, dan sistem kesehatan yang bersangkutan.
3) tidak merokok. merokok merupakan kebiasaan jelek yang
mengakibatkan berbagai macam penyakit. ironisnya kebiasaan
merokok ini, khususnya diindonesia seolah-olah sudah
memmbudaya. hampir 50% penduduk indoensia dewasa meokok.
bahkan dari hasil suatu penelitian, skitar 15% remaja kita telah
merokok, dan inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.

9
4) tidak minum-minuman keras dan narkoba. kebiasaan minuman
kearas dan mengkonsumsi narkoba juga cenderung meningkat. sekita
1% penduduk indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai
kebiasaan munuman keras ini.
5) istirahat cukup. dengan meningktnya kebutuhan hidup akibat
tuntutan untuk penyesuaian lingkungan modern, mengahuskan orang
untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat,
hal ini daapt juga membahayakan kesehatan.
6) mengendalikan stres. stres akan terjadi pada siapa saja. dan akibatnya
bermCM0-macam bagi kesehatan. lebih-lebih sebagai akibatnya
bermacam-macam bagi kesehatan. lebih-lebih sebagai akibat dari
tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. kecenderungan
stres akan meningkat pada setiap orang. stres tidak menyebabkan
gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola
stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
7) perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya:
tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri
kita dengan lingkungan, dan sebagainya.

c. Perilaku sakit (illness behavior)


Perilaku sakit ini mencangkup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,
persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: pennyebab dan grejala
penyakit, pengobatan penyakit sebagainya.

d. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)


dari segi sosiologi, orang sakit mempunyai peran yang mencakup hak-hak orang
sakit (right) dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun
orang lain (terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang
sakit the sick role).

10
Perilaku ini meliputi:
1) tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2) mengenal / mengetahui fasilitias atau sarana pelayanan penyembuhan
penyakit yang layak.
Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan
kesehatan, dsb) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada
orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan penyakit
kepada rang lain, dan sebagainya.

E. Hubungan antara budaya dan kesehatan


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat
itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagaisuperorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,

11
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak
terpisahkan akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan
bagian budaya yang ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat
ditelusuri. Yaitu melalui komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat
penyakit, cacat dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta
kebudayaan dan teknologi yang berkembang di masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di
setiap masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu,
ketika pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa
masyarakat untuk menempuh cara “trial and error” guna menyembuhkan segala jenis
penyakit, meskipun resiko untuk mati masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian
perpaduan antara pengalaman empiris dengan konsep kesehatan ditambah juga dengan
konsep budaya dalam hal kepercayaan merupakan konsep sehat tradisional secara
kuratif. Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan
adalah penggunaan kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning
(hepatitis) di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna
penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat yang telah disediakan oleh alam.
Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system drainase pada tahun 3000 SM di
kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa Minoans. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan
dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

F. Perkembangan budaya kesehatan manusia


Budaya adalah hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Budaya lahir akibat
adanya interaksi dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya
manusia pun juga akan ikut berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Hal yang
sama terjadi budaya kesehatan yang ada di masyarakat. Budaya kesehatan akan
mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengethuan yang pesat dan teknologi

12
yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan
kesehatan di masa sekarang dan mendatang.
Salah satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan
personal, seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum
ditemukannya formula untuk membuat sabun oleh Al-Razi, kimiawan Persia, manusia di
berbagai daerah di belahan bumi ini memiliki cara yang berbeda dalam membersihkan
badan. Penggunaan yang lazim pada masa itu diantaranya adalah minyak, abu, atau batu
apung sesuai dengan kebudayaan mereka.
Masyarakat Mesir Kuno melakukan ritual mandi dengan menggunakan
kombinasi minyak hewani dan nabati ditambah garam alkali. Ini adalah bahan pengganti
sabun. Ramuan ini pun berfungsi untuk menyembuhkan penyakit kulit sekaligus untuk
membersihkan. Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan kecantikan dan tidak
menggunakan sabun. Mereka membersihkan tubuh dengan menggunakan balok lilin,
pasir, batu apung dan abu. Mereka juga mengoleskan tubuh dengan minyak dan kadang
dicampur abu. Sedangkan orang Sunda kuno biasa menggunakan tanaman wangi liar
sebagai alat mandi mereka.
Ketika peradaban Romawi mulai maju, penduduk jadi sering mandi. Tempat
mandi Romawi yang pertama sangat terkenal. Di pemandian yang dibangun tahun 312
SM itu terdapat saluran air. Sejak saat itu mandi menjadi hal yang mewah dan populer.
Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk pengobatan dan
pembersih. Akhirnya, mandi dengan memnggunakan sabun menjadi sebuah kegiatan
rutin hingga saat ini. Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari masa dahulu dan
sekarang, tapi juga budaya gosok gigi. Pada zaman dahulu masyarakat Jazirah Arab
menggunakan kayu siwak untuk menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan
kaca halus sebagai bagian dari pembersih mulut mereka. Sedangkan masyarakat
Indonesia menggunakan halusan genting dan bata. Namun saat ini manusia beralih
menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga dengan shampoo yang
secara luas digunakan. Dahulu, secara luas masyarakat menggunakan merang untuk
keramas.

13
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang
mengalami perubahan. Budaya kesehatan masyarakat pun saat ini telah mengalami
perubahan jika dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke arah
paradigma sakit. Namun saat ini seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat
cenderung berparadigma sehat dalam memaknai kesehatan mereka. Penilaian individu
terhadap status kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya,
yaitu perilaku sakit jika mereka merasa sakit dan perilaku sehat jika mereka
menganggap sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu
yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat
layanan kesehatan jika sakit saja, karena mereka ingin sakitnya menjadi sembuh.
Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatannya, misalnya: pencegahan penyakit, personal hygiene,
penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan bergizi. Masyarakat akan selalu
menjaga kesehatannya agar tidak menjadi sakit. Masyarakat menjadi rajin berolah raga,
fitness, chek up ke pusat layanan kesehatan, membudayakan cuci tangan menggunakan
sabun, menghindari makanan berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya
kesehatan dalam masyarakat. Contohnya masyarakat dahulu saat persalinan minta
bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih
banyak yang ke bidan atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba canggih.
Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam kandungan
melalui USG.
Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi
kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat
masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa melakukan
berbagai macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif terhadap adanya
suatu penyakit. Yaitu pola pikir bahwa mencegah datangnya penyakit itu lebih baik
daripada mengobati penyakit.

14
G. Macam-macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Antropologi

1. Antropologi fisik

a. Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul manusia dan


evolusi manusia dengan meneliti fosil

b. Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan


ciri-ciri fisik.

2. Antropologi budaya

a. Prehistori, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan


budaya manusia mengenai tulisan

b. Etnolinguistik antrologi, yaitu ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang


ada di dunia

c. Etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam


kehidupan masyarakat suku bangsa yang ada di dunia

d. Etnopsikologi, yaitu yang mempelajari kepribadian bangsa seta peranan


individu kepada bangsa dalam proses perubahan adapt-istiadat dan nilai
universal dengan berpegang pada konsep psikologi.

3. Antorpologi terapan, seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi


ekonomi, dan sebagainya

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial
yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies
lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi.
Budaya memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan. Hal ini tidak lain karena
pngertian budaya itu sendiri mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan,
hukum, adat istiadat dan kebiasaan. Ini dikarenakan budaya bersifat dinamis sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada
faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhniya terutama faktor
sosial budaya. kedua pengertian saling mempengruhi dan pengertin yang satu hanya
dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. banyak ahli filsafat, biologi,
antropologi, sosiologi, kedokteran dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah
mencoba memberikan pengertian tentnag konsepsehat dan sakit merupakan proses
yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan
lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial budaya.

B. SARAN
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan
budaya masyarakat sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan
masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anderson, Foster. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.

FKM UI. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai