I. PENDAHULUAN
Ikan Patin (Pangasius sp.) merupakan ikan istimewa, karena selain sebagai
ikan konsumsi yang tergolong mewah, ikan Patin juga digunakan sebagai ikan
hias. Saat masih berukuran kecil (5 - 12 cm), ikan Patin banyak dipelihara sebagai
ikan hias. Sebagai ikan konsumsi, ikan Patin mempunyai nilai ekonomis yang
termasuk tinggi diantara ikan air tawar lainnya. Dagingnya pun rendah sodium
sehingga sangat cocok bagi orang yang diet garam, mudah dicerna oleh usus serta
mengandung banyak kalsium, zat besi dan mineral yang sangat baik untuk
kesehatan tubuh.
Penyakit pada ikan timbul karena adanya interaksi yang tidak seimbang antara
inang, lingkungan dan patogen. Salah satu patogen penyebab penyakit yang
menyerang ikan adalah bakteri, (Azhari, dkk., 2014). Penyakit bakteri merupakan
besar dan dalam waktu yang singkat. Identifikasi bakteri sangat penting dilakukan
tersebut. Selain itu meningkatnya isu mengenai keamanan pangan dan keamanan
pengobatan yang dilakukan tepat sasaran. Pengobatan yang dianjurkan saat ini
adalah pengobatan menggunakan bahan alami, seperti daun jambu biji , daun
mangga, daun sirsak, kulit pisang, dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih lanjut
bagaimana gejala klinis ikan patin terinfeksi bakteri dan cara pengobatannya.
bagaimana cara mengamati gejala penyakit pada ikan yang disebabkan bakteri,
dan bagaimana cara menguji sensitivitas daun jambu biji terhadap bakteri isolat.
praktikan dalam mengamati gejala penyakit pada ikan yang disebabkan bakteri,
djambal.
relatif kecil. Ujung kepala terdapat mulut yang dilengkapi dua pasang sungut
pendek. Susanto dan Amri (2002) menambahkan, pada sirip punggung memiliki
sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar di
sebelah belakangnya. Sirip ekor membentuk cagak dan bentuknya simetris. Ikan
patin tidak mempunyai sisik, sirip dubur relatif panjang yang terletak di atas
lubang dubur terdiri dari 30-33 jari-jari lunak sedangkan sirip perutnya memiliki
enam jari-jari lunak. Sirip dada mempunyaii 12-13 jari-jari lunak dan sebuah
jarijari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal dengan patil.
4
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan
metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang
Bakteri memiliki sifat metabolisme yang berbeda, hal ini didasarkan dari interaksi
dalam identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis
biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil
media yang memproduksi tipe metabolit yang dapat dideteksi dengan reaksi
Uji katalase digunakan untuk mendeteksi adanya enzim katalase. Enzim ini
terdapat pada sel - sel yang mempunyai metabolisme aerobik. Bakteri anaerob
tidak mempunyai enzim katalase. Uji katalase merupakan salah satu pengujian
tidak. Enzim katalase dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri dalam rangka
mencegah oksidasi radikal bebas yang dapat merusak atau membunuh bakteri
(Koneman, 2006).
Uji katalase dilakukan dengan meneteskan larutan H 2O2 pada kedua ujung gelas
objek menggunakan pipet tetes. Selanjutnya, pada tetesan H 2O2 yang terbentuk
gelembung udara dan dinyatakan negatif apabila tida terbentuk gelembung udara.
Gelembung udara tersebut merupakan oksigen yang berasal dari reaksi enzim
gelembung gas yang menandakan bahwa pada uji katalase inokulum EE hasilnya
katalase maka segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang
dan O2. Prinsip dari uji katalase adalah respirasi aerob, mikroorganisme
racun toksik superoksida. Akumulasi dari zat ini dapat mengakibatkan kematian
Uji motilitas digunakan untuk mengetahui apakah bakteri yang diamati motil
berupa flagel, karena ukurannya yang kecil maka terkadang flagel tidak dapat
dilihat dengan mikroskop. Flagel bergerak dengan cara memutar. Untuk bakteri
(meluncur) dan akan bergerak bila ada kontak terhadap benda padat. Flagela
protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran sel untuk
berada disalah satu ujung sel. 2) Monopolar lofotrikha, bakteri memiliki banyak
flagel yang ditemukan pada salah satu kutub sel. 3) Bipolar amfitrika, memiliki
flagel pada kedua kutubnya dengan jumlah lebih dari satu. 4) Peritrikha, bakteri
Tidak semua bakteri mempunyai daya motilitas, ada bakteri yang tidak
mempunyai alat gerak, flagel sehingga berdasarkan letak dan jumlah flagel pada
sel bakteri, jenis tersebut digolongkan dalam bakteri atrik. Bila bakteri tidak
menunjukkan gerakan yang cepat dan perpindahan tempat saat diamati maka
gerakan tersebut merupakan gerak Brown. Pada gerak Brown semua organisme
bergetar dengan laju yang sama dan menjaga hubungan ruang yang tetap satu
sama lain, sedangkan bakteri yang motil terus menerus bergerak kearah tertentu
(Pommerville, 2007).
termasuk jenis bakteri gram positif atau gram negatif serta untuk mengetahui
bentuk bakteri. Jika bakteri terwarnai ungu, maka bakteri tersebut adalah bakteri
gram positif. Akan tetapi, jika bakteri terwarnai merah, maka bakteri tersebut
adalah bakteri gram negatif. Adapun pewarna yang digunakan dalam praktikum
pengecatan gram yaitu safranin dan crystal violet. Sedangkan reagen yang
digunakan yaitu lugol’s iodin dan aceton. Safranin dan crystal violet berperan
sebagai pewarna sel bakteri. Lugol’s iodin berfungsi untuk meningkatkan afinitas
zat warna oleh bakteri, memperjelas zat warna, dan mempersulit kelarutan zat
8
warna. Aceton berfungsi untuk mendekolorisasi zat warna pada bakteri (Patil et
al.,2008).
tahapan senbagai berikut. Pertama, smearing. Pada kaca objek ditetesi aquades
dan diberi inokulum EE. Kaca objek tersebut kemudian difikasasi, dilewatkan
diatas api. Tujuan dari fiksasi yaitu mematikan bakteri tanpa merusak strukturnya,
menempelkan bakteri pada kaca objek, dan menjadikan sel lebih reaktif saat
pewarnaan. Tahap ke dua, hasil pada proses smearing kemudian diberi crystal
violet, diamkan selama satu menit dan aliri dengan air. Ketiga, tambahkan lugos’s
iodin, diamkan selama satu menit dan aliri dengan air. Keempat, dekolorisasi hasil
tahap ke tiga dengan memberikan alkohol selama 3 – 5 detik dan aliri kaca objek
menggunakan safranin yang didiamkan selama satu menit dan aliri dengan air.
Prinsip dasar pewarnaan gram negatif berkaitan dengan struktur dinding sel
bakteri gram negatif. Dinding sel bakteri negatif memiliki lapisan peptidoglycan
yang tipis namun memiliki lapisan lipopolysaccharide yang tebal. Dengan struktur
praktikum pengecatan gram negatif yaitu Crystal violet. Pewarna tersebut akan
isolasi bakteri pada tanggal 11 maret 2020, Pemurniaan 1 pada tangal 12 maret
fast,uji O/F , uji motility, uji produksi H2S, uji katalase, ujk oksidase ) pada
tanggal 14 maret 2020, Reinfeksi (LD50) pada tanggal 18 maret 2020 pada pukul
08.00 -10.00 WIB dan 13.00 – 15.00 WIB di Laboratorium Parasit dan Penyakit
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah sebagai
secara langsung dimana objek yaitu biakkan bakteri difiksasi dan diamati secara
langsung yang sebelumnya telah diberi zat warna oleh praktikan guna mengambil
data sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.
12
disterilisasi di dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 1210C dan tekanan 1
atm.
agar didalam cawan petri, lampu bunsen dan jarum oase. Setelah itu, panaskan
jarum ose dan pinggir cawan petri yang berisi media agar didekat lampu bunsen.
Lalu penggoresan dalam media TSA dilakukan dengan cara menyentuhkan jarum
secara aseptic. Pada saat menggores, media agar tidak boleh robek. Kemudian
bungkus cawan petri tersebut dengan posisi terbalik dengan menggunakan kertas.
Pertama, ikan di bedah untuk diambil bakteri pada organ yang sering
terinfeksi bakteri seperti ginjal. Inokulasi bakteri pada media dengan cara
menggoreskan jarum ose steril pada organ ginjal,hati dan limpa digoreskan zigzag
pada media tumbuh secara aseptic. Lalu, dibungkus cawan petri yang telah
digores dengan kertas dengan posisi terbalik dan kemudian diberi label.
Kemudian, bakteri yang telah diinokulasi tersebut diinkubasi dengan suhu kamar
Pertama, biakan bakteri diamati apakah koloni bakteri sudah terpisah dan
bakteri diambil dengan jarum ose lalu dimasukkan ke larutan pengencer yaitu
ditebar pada media tumbuh (TSA) dan diratakan denganjarum ose. Selanjutnya,
bakteri yang telah dimurnikan tersebut diinkubasi dengan suhu kamar selama 18 -
24 jam. Setelah itu, diamati bentuk morfologi koloni bakteri pada hari berikutnya.
bakteri. Pada pengujian biokimia koloni bakteri berasal dari bakteri yang telah
dimurnikan. Pengujian biokimia meliputi uji katalase, uji oksidase, uji motiliti, uji
O/F, pewarnaan gram, uji Zeihl-Neelsen acid fast, dan uji produksi H2S.
Pewarnaan Gram dilakukan dengan cara membuat preparat ulas dari koloni
bakteri, pembuatan preparat ulas dilakukan dengan cara meletakkan satu tetes
akuades pada kaca objek, kemudian diambil koloni bakteri dengan menggunakan
jarum ose steril, disebarkan pada object glass dengan menggeserkan ujung kaca
objek lain agar menjadi sediaan yang tipis. Selanjutnya sediaan tersebut difiksasi
dengan cara melintaskan diatas lampu bunsen beberapa kali agar sediaan melekat
Preparat digenangi dengan larutan kristal violet selama 1-2 menit, lalu
dibuang kelebihan warna dengan diberi larutan lugol 1 menit. Lalu dicuci dengan
safranin 1 % selama 2-3 menit, lalu dicuci dengan air mengalir dan dikering
14
larutan minyak emersi untuk memperjelas warna dan bentuk bakteri. Kemudian,
apabila hasil pewarnaan berwarna violet (ungu), berarti bakteri tersebut adalah
bakteri Gram positif (+) dan apabila preparat yang diwarnai menjadi berwarna
akuades pada kaca objek, kemudian diambil koloni bakteri dengan menggunakan
jarum ose steril, disebarkan pada object glass dengan menggeserkan ujung kaca
objek lain agar menjadi sediaan yang tipis. Selanjutnya sediaan tersebut difiksasi
dengan cara melintaskan diatas lampu bunsen beberapa kali agar sediaan melekat
dengan nyala api hingga menguap tetapi tidak mendidih selama kurang lebih 5
menit dan dicuci dengan air. Setelah itu, preparat digenangi larutan alkohol asam
sampai tidak keluar warna lagi selama kurang lebih 2 menit dan dicuci dengan air.
Selanjutnya, preparat digenangi dengan larutan metilen blue selama kurang lebih
1 menit dan dicuci serta dikering anginkan. Lalu diamati apabila terjadi perubahan
warna menjadi merah maka bakteri tersebut tahan asam dan jika terjadi perubahan
Pertama, disiapkan dua tabung media O/F dalam tabung reaksi dan
diinokulasikan dengan bakteri murni dari media TSA. Salah satu tabung reaksi
yang sudah diinokulasi diberi parafin cair steril dengan tebal 1 cm. Tujuannya
15
tersebut memanfaatkan glukosa dalam media O/F tanpa Oksigen. Lalu, kedua
warna menjadi kuning maka bakteri tersebut bersifat fermantatif sebaliknya jika
tabung yang tidak ditutup parafin berubah warna menjadi kuning dan yang ditutup
Uji ini menggunakan medium SIM (Simon Indicated Motility), cara kerjanya
yaitu biakan bakteri dari media TSA diambil dengan menggunakan jarum ose
yang sudah disterilkan dengan menggunakan bunsen, lalu ditusukkan secara tegak
lurus pada medium motility. Medium yang yang sudah diinokulasi bakteri
diinkubasi pada suhu kamar selama 18-24 jam. Kemudian diamati, Jika arah
pertumbuhan bakteri menyebar dari tusukan tegak lurus artinya bakteri tersebut
bersifat motil (+) sedangkan jika arah pertumbuhan bakteri hanya ada pada garis
Uji produksi H2S menggunakan media TSIA (Triple Sugar Ion Agar).
Bakteri diinokulasi dengan cara ditusuk pada media miring kemudian digores
secara zig-zag dan diinkubasi pada suhu kamar selama 18 - 24 jam. Kemudian,
diamati perubahannya. Indikasi adanya H2S bila pada bekas tusukan berwarna
hitam dan bila tidak terjadi perubahan warna maka bakteri tersebut tidak
memproduksi H2S.
16
Pertama, disiapkan larutan H2O2 3%. Uji ini dilakukan dengan cara
meneteskan larutan H2O2 3% di atas objek glass, kemudian bakteri diambil dengan
jarum ose dan dicelupkan dalam larutan H 2O2 3% yang telah diteteskan pada
objek glass lalu diangkat, ulangi beberapa kali. Bila bakteri mengeluarkan
gelembung (busa) dengan cepat berarti bakteri tersebut katalase positif (+) dan
Pertama, diambil konvack reagen dengan pipet tetes lalu diteteskan pada
kertas saring. Kemudian koloni bakteri diambil dengan jarum ose steril lalu
digoreskan pada kertas saring yang telah ditetesi konvack reagen tersebut. Apabila
kertas berubah warna menjadi biru/ungu pekat berarti bakteri tesebut termasuk
oksidase positif (+) dan jika tidak berubah warna maka termasuk oksidase negatif
(-).
dicampur dengan larutan PBS sebanyak 9 ml dengan kepadatan 109 sel/ml, dengan
yang berisi larutan PBS tadi lalu dihomogenkan dengan vortex. Kemudian, bakteri
yang telah diencerkan tersebut dispuit dengan jarum suntuik 0,1 ml dan
disuntikkan ke ikan, serta amati kematian ikan hingga 50% dalam waktu kurang
lebih 24 jam.
17
IV.1. Hasil
berikut (Tabel 3) :
morfologi dan tingkah laku memiliki gejala klinis, yaitu : pergerakan ikan yang
lambat, terdapat borol diujung tubuh, pada mulut bintik merah-merah, sirip
gripis. Bentuk koloni bakteri yang diisolasi batang, tepian licin, dan elevasi
cembung. Spesies bakteri isolat berdasarkan uji biokimia yang telah dilakukan
IV.2. Pembahasan
Metabolisme adalah semua reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel untuk
yang menggunakan energi untuk sintesis dan fungsi-fungsi sel lainnya disebut
reaksi asimilasi atau anabolik. Jadi, reaksi disimilasi menghasilkan energi, dan
biologis.Selama masa hidup sel, kerja ini bersifat ekstensif dan beragam.
Berdasarkan uji katalase yang dilakukan, objek glass yang terdapat koloni bakteri
bakteri yang bersifat katalase positif merupakan bakteri yang mempunyai sel-sel
menghasilkan enzim katalase sehingga terjadi degradasi H2O2 menjadi H2O dan
O2. Reaksi tersebut menjadi pelindung bagi bakteri dari toksin yang dihasilkan
H2O2.
dapat bergerak. Bakteri motil mempunyai flagel yang berfungsi sebagai alat
gerak. Pergerkan yang dilakukan dengan cara memutar. Karena ukuran flagel
yang kecil maka terkadang flagel tidak dapat dilihat dengan mikroskophal ini
21
Bakteri gram negatif mempunyai dinding sel yang terdiri dari lapisan
akan diperjelas dengan penambahan lugol’s iodin. Akan tetapi, warna tersebut
safranin, maka safranin akan memberi warna merah pada sel bakteri (Rajor,
2002).
menyerupai bakteri Yersina ruckeri dengan karakterisasi Gram (-), motililitas (+),
oksidase (-), katalase (+), Oksidative (+), tidak tahan asam dan tidak mempunyai
kemampuan memproduksi gas dan H2S (pada medium TSIA). Hal ini sesuai
dengan yang ditemukan Triyanto et al. (1997) yang menemukan variasi sifat
biokimianya yang sangat besar dari 164 isolat yang diteliti yang kemudian disebut
dengan strain. Kamiso et al. (1996) menemukan variasi yang besar terutama pada
produksi gas, glukosa, laktosa, manitol, dulkitol, sorbitol, arabinosa, adonitol, dan
raffinosa. Sedangkan Triyanto et al. (1997) menemukan variasi terutama pada uji
5.1. Kesimpulan
patin yang sakit merupakan bakteri Yersina ruckeri. Identifikasi dilakukan secara
Juga dilakukan uji LD50 bakteri yang menyebabkan ikan uji mati 24 -96 jam
IV.3. Saran
lebih diperhatikan lagi sehingga uji-uji yang dilakukan didapatkan hasil yang real.
Sebaiknya asisten juga memakai masker dan sarung tangan ketika mempraktekkan
DAFTAR PUSTAKA
Azhari C, Tumbol RA, Kolopita MEF. 2014. Diagnosa penyakit bakterial pada
ikan Nila (Oreocromis niloticus) yang dibudidayakan pada jaring tancap di
Danau Tondano. Jurnal Budidaya Perairan. Vol 2 No. 3: 24 – 30.
Djariah, A.S. 2001. Budidaya Ikan Patin. Kanisius. Yogyakarta. Hlm 87.
Susanto, H dan Amri, K. 2002. Budi Daya Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta.
90 hal.
Sxena, N.P. & D.K. Awasthi. 2003. Microbiology. Krishna Prakashan Media (P)
Ltd., India : 345 hlm.