Anda di halaman 1dari 16

VIII.

PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN TENAGA KERJA


a. Desain Pekerjaan
Desain pekerjaan dapat didefinisikan sebagai fungsi penetapan kegiatan-
kegiatan kerja seseorang individu atau kelompok secara organisasional.
Tujuan :
Adalah untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan organisasi dan teknologi dan memuaskan kebutuhan-
kebutuhan pribadi dan individual para pemegang jabatan.
Desain pekerjaan adalah suatu fungsi kompleks karena hal ini memerlukan
pemahaman baik terhadap variabel-variabel tehnikal maupun variabel-variabel
sosial, bila variabel tersebut diabaikan maka desain pekerjaan akan menyebabkan
kegiatan-kegiatan dilakukan secara tidak efektif dan efisien.

b. Sasaran Desain Pekerjaan


Sasaran-sasaran pokok desain pekerjaan biasanya adalah : Untuk
menghemat tenaga manusia, menentukan campuran atau kombinasi antara
karyawan dan mesin yang paling ekonomik dan merancang pekerjaan.
Sehingga dapat diperoleh jumlah kepuasan yang memadai.
Studi pekerjaan untuk meningkatkan produktifitas (Sumber :T.Hani Handoko),

STUDI PEKERJAAN

Studi metode-metode dengan Pengukuran Kerja


pokok masalah perbaikan

 Mengembangkan metoda- Mengembangkan standar-


metoda lebih baik standar waktu untuk :
 Pemilihan metoda yang
 Menstandardisasikan tepat
metoda yang paling baik  Pengawasan produksi
 Pengawasan anggaran
 Perkiraan biaya
 Upah intensif

Produktivitas lebih besar dan


lebih ekonomik
c. Pengukuran Kerja
Standar tenaga kerja (labours standars) adalah jumlah waktu yang harus
digunakan untuk melaksanakan kegiatan tertentu dibawah kondisi kerja
normal.
Standar-standar yang telah ditetapkan dan “Rasionable” mempunyai,
berbagai kegunaan, termasuk penawaran kebutuhan karyawan, penyediaan
ukuran prestasi bagi organisasi, dan mempermudah operasi-operasi
organisasi.
Ada lima metode penentuan waktu kegiatan yang dapat digunakan sebagai
dasar penetapan standar-standar :
1) Pendekatan Historikal / film --- pendekatan sebelumnya / kilas balik
Interval pendek, sangat berulang-ulang
2) Studi Waktu (Time Study) ---- sampel kecil
3) Data Standar (Standar Data) – bank data
4) Data Waktu Standar yang ditetapkan sebelumnya (Predetermined
Time Standar Data) --- menggunakan data waktu yang telah
ditetapkan sebelumnya
5) Pengambilan Sampel Kerja (Work Sampling) --- pengambilan
observasi-observasi secara acak
d. Penggunaan Tehnik-tehnik pengukuran kerja dapat digunakan sebagai
berikut :
Antara lain :
1) Mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan
2) Merencanakan kebutuhan tenaga kerja
3) Menentukan tingkat kapasitas
4) Menentukan harga atau biaya suatu produk
5) Memperbandingkan metide-metode kerja
6) Memudahkan scheduling operasi-operasi
7) Menetapkan upah insentif
IX. MANAJEMEN DAN PRODUKTIFITAS

a. Produktivitas adalah : Hubungan antara masukan-masukan dan keluaran-


keluaran suatu sistem produktif.
Atau jumlah hasil yang dicapai seseorang atau unit faktor produksi lain dalam
jangka waktu tertentu.
b. Pengukuran produktivitas
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan dengan bermacam-macam ukuran,
baik pada tingkat perusahaan maupun unit-unit atau kegiatan individual.
Beberapa contoh ukuran-ukuran produktivitas tingkat perusahaan :
Produktifitas = Output × Standard Time
_________________
(Jumlah Tenaga Kerja × Waktu Kerja ) × 100

Satuan Dalam Rumus :


• Output : Satuannya Dalam Unit
• Standard Time : Satuannya Adalah Menit ( Minutes )
• Jumlah Tenaga Kerja : Satuannya Adalah Orang ( Person )
•Waktu Kerja : Satuannya Adalah Menit ( Minutes )

Contoh :
perusahaan A memiliki satu bagian produksi yang memproduksi kalkulator,
standart time yang telah di perhitungkan oleh para product designer adalah
10 menit dalam menyelesaikan perakitan 1 unit kalkulator. Dalam
memproduksinnya, perusahaan A memakai tenaga kerja sebanya 23 orang,
waktu yang di tentukan oleh pemerintah adalah 420 menit, jumlah output
yang berhasil diprodusi pada hari yang bersangkutan adalah 1000 unit.
Berapakah produktivitas yang di capai bagian produksi kalkulator perusahaan
A

Penyelesaian:
Diketahui:
Standard Time: 10 Menit
Jumlah Tenaga Kerja:23 Orang
Waktu Kerja:420 Menit
Output Yang Dihasilkan:1000 Unit
Berapakah Produktifitasnya?

Produktifitas (%)= Output×Standard Time


___________________________________
( Jumlah Tenaga Kerja × Waktu Kerja )×100

Produktivitas (%) = (1000 Unit × 10 Menit)


_______________________________________
(23 Orang × 420 Menit) ×100

Produktifitas (%) = (10000)


_______________________________
(9660)×100

Produktifitas (%) = 103,52%


JADI PRODUKTIFITAS YANG DICAPAI OLEH BAGIAN PROKDUKSI
KALKOLATOR PERUSAHAAN A PADA HARI TERSEBUT ADALAH 103,52%

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas


Antara lain :
1. Kondisi phisik pekerjaan
2. Derajat otomatisasi yang digunakan
3. Lay out
4. Desain pekerjaan
5. Ketrampilan dan motivasi karyawan
6. Sistem pengupahan dan paket-paket benefit.
d. Program-program peningkatan produktivitas
Langkah-langkahnya antara lain :
1) Mengembangkan ukuran-ukuran produktivitas pada seluruh tingkat
organisasi.
2) Menetapkan tujuan-tujuan peningkatan produktivitas dalam konteks
ukuran yang ditetapkan. Tujuan produktivitas hendaknya realistis dan
mempunyai batasan waktu.
3) Mengembangkkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan-tujuan
4) Mengimplementasikan rencana
5) Mengukur hasil-hasil.

e. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar program


peningkatan produktivitas berhasil :
1. Dukungan manajemen puncak
2. Komitmen dengan implementasi
3. Monitoring pelaksanaan peningkatan produktifitas
4. Apresiasi produktivitas
5. Organisasi komite

f. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam manajemen tenaga


kerja dalam upaya peningkatan produktifitas :
1. Memadukan karyawan dan pekerjaan.
2. Menetapkan standar-standar pelaksanaan kerja
3. Memberikan penghargaan atas prestasi kerja
4. Menjamin supervisi yang baik
5. Merumuskan secara jelas tanggung jawab karyawan

PELAJARI MINGGU DEPAN :


- KONSEP DASAR POLA PRODUKSI DAN SKEDULING
1. Jenis Proses Produksi Di Tinjau Dari Segi Wujud Proses Produksi
a) Proses produksi kimiawi
b) Proses produksi perubahan bentuk
c) Proses produksi assembling
d) Proses produksi transportasi
e) Proses produksi penciptaan jasa administrasi

2. Jenis Proses Produksi Di Tinjau Dari Segi Arus Proses Produksi


a) Proses produksi terus menerus (Continous Process)
b) Proses produksi terputus-putus (Hitermitten Process)

3. Perancangan Proses
Langkah-langkah dan perencanaan proses
X. KONSEP DASAR POLA PRODUKSI DAN SKEDULING

3. Jenis Proses Produksi Di Tinjau Dari Segi Wujud Proses Produksi


f) Proses produksi kimiawi
g) Proses produksi perubahan bentuk
h) Proses produksi assembling
i) Proses produksi transportasi
j) Proses produksi penciptaan jasa administrasi
4. Jenis Proses Produksi Di Tinjau Dari Segi Arus Proses Produksi
c) Proses produksi terus menerus (Continous Process)
d) Proses produksi terputus-putus (Hitermitten Process)
3. Keputusan-keputusan seleksi proses
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan
seleksi proses antara lain :
1. Pemilihan diantara alternatif pemprosesan analisis break event digunakan
untuk membantu pembuatan-pembuatan keputusan pemulihan diantara
berbagai proises alternatif, berdasarkan penggolongan biaya tetap dan
biaya variabel.
TC = FC + VC
4. Perancangan Proses
Langkah-langkah dan perencanaan proses antara lain :
1) Memutuskan tujuan-tujuan perencanaan
2) Memilih proses (atau sistem) produktiv releven
3) Menggambarkan proses transformasi yang ada sekarang dengan
bantuan bagan-bagan proses dan pengukuran efisiensi.
4) Mengembangkan desdain proses yang diperbaiki melalui perbaikan-
perbaikan aliran-aliran proses dan atau masukan-masukan yang
digunakan.
5) Mendapatkan persetujuan manajemen untuk desain proses yang telah
direvisi.
6) Mengimplemasikan desain proses baru.
XI. PEMELIHARAAN FASILTIAS DAN PENANGANAN BAHAN
a. Pemeliharaan ( Maintanance ) :
Pemeliharaan yang baik menjamin bahwa fasilitas-fasilitas produksi akan
dapat beroperasi secara efektif. Hal ini dihasilkan dari suatu kombinasi
pemeliharaan preventif yang mengantisipasi daya pakai mesin-mesin dan
perbaikan kerusakan, bila terjadi secepat mungkin sehingga biaya sistem
mesin tidak produktif dan tenaga kerja yang menganggur dapat
diminimumkan.
Berbagai kebijaksanaan dan alternatif pemeliharaan
- Kebijaksajaan- Alterantif-alternaif perusahaan
kebijaksanaan - Mereparasi, - Mereparasi, - Mereparasi, - Memeriksa
pemeliharaan. memperbaiki memperbaiki memperbai mengukur
- Pemeliharaan atau / mengganti ki / kebutuhan
perbaikan mengganti pada periode mengganti reparasi,
(remedial) pada akhir waktu pada perbaikan
- Pemeliharaan jam operasi persiapan periode atau
preventif waktu pergantian
- Pemeliharaan persiapan
kondisional

b. Pemeliharaan sebagai masalah regabilitas sistem


c. analisis antrian dalam pemeliharaan preventif
d. pemeliharaan dalam produksi lini perakitan dan otomasi
 Penanganan Bahan (Materials Handling)
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam hal menangani bahan-
bahan yang harus dipindah dari mobil-mobil pengangkut ke gudang
penyimpanan bahan mentah. Dari sana bahan-bahan dipindahkan ke operasi
pertama kemudian operasi-operasi selanjutnya dan dari sana ke tempat-
tempat penyimpanan sementara. Diantara berbagai operasi, dan ke gudang
penyimpanan barang jadi ke ruang pengiriman, dan akhirnya. Ke atas truck
atau mobil pengangkut menuju ke langganan atau distributor.
Biaya-biaya penanganan bahan dapat ditekan melalui 3 hal :
1. Penghapusan kegiatan penanganan kapan saja hal itu mungkin
dilakukan.
2. Mekanisasi dengan conveyor dan truck bila penanganan masih dilakukan.
3. Pembuatan penanganan bahan yang diperlukan lebih efisien melalui
pengurangan jarak pemindahan.
Conveyor adalah : Suatu peralatan yang memindahkan bahan-bahan atua
orang-orang baik dengan arah horizontal maupun vertikal antara dua tempat
(titik) tetap.

 Pemilihan Peralatan Penanganan Bahan


Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe peralatan
dalam penanganan bahan antara lain :
1. Jalur pengangkutan yang akan diikuti oleh bahan atau orang yang akan
meninggalkan lokasi tertentu.
2. Sifat obyek yang diangkut.
3. Karakteristik-karakteristik bangunan.
4. Keadaan ruangan yang tersedia.
5. Kapasitas peralatan penanganan yang diperlukan.
XII. PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PRODUKSI (ATAU
OPERASI) DAN PERSEDIAAN ( PIPC )

 (Producion and Inventory Planning and Contyrol = PIPC)


kegiatan yang dilaksnakan pada specialis PIPC pada umumnya dapat
diperinci sebagai berikut :
1. Berpartisipasi dalam penyusunan 10ariable-schedul produksi induk yang
10ariable10 atas dasar kapasitas yang tersedia. Melaporkan ke
departemen pemasaran tentang hari penyelesaian bagi pesanan-
pesanan langganan.
2. Berpartisipasi dalam perencanaan kebutuhan tenaga kerja untuk
memenuhi schedul produksi induk.
3. Menerima pesanan-pesanan untuk memproduksi produk-produk
4. Menguraikan pesanan-pesanan bagi produk-produk yang dirakit dari bills
of material atau berarti operasi-operasi yang dibutuhkan.
Selanjutnya secara detail dalam dasdar-dasar manajemen produksi dan
operasi edisi I.T. Hari Handoko, Hal 227 Pengertian PPIC

 PERENCANAAN AGRERAT dan SCHEDULING INDUK


Perencanaan Agrerat adalah proses perencanaan kuantitas dan pengaturan
waktu keluaran selama periode waktu tertentu (biasanya antara 3 bulan
sampai 1 tahun) melalui penyesuaian 10ariable-variabel tingkat produksi,
karyawan, persediaan dan 10ariable-variabel yang dapat dikendalikan
lainnya. Perencanaan agrerat mencerminkan strategi perusahaan dalam hal
pelayanan kepada langganan. Tingkat persediaan, tingkat produksi, jumlah
karyawan dan lain-lain. Beberapa pedoman umum dalam perencanaan
agrerat antara lain :
1) Menentukan kebijaksanaan perusahaan dengan memperhatikan variabel-
variabel yang dapat dikendalikan.
2) Gunakan hasil ramalan yang baik sebagai dasar perencanaan.
3) Membuat rencana-rencana dengan dalam unit-unit kapasitas yang tepat.
4) Sedapat mungkin pelihara stabilitas karyawan.
5) Melakukan pengawasan efektif persediaan
6) Pelihara fleksibilitas untuk menghadapi perubahan
7) Tanggapi permintaan dengan suatu cara yang terkendali
8) Evaluasi perencanaan secara teratur.
Skedul Produksi Induk (Master Produktion Schedule Atau Master Schedule)
Adalah merupakan formalisasi rencana produksi dan mengubahnya menjadi
kebutuhan-kebutuhan kapasitas, tenaga kerja dan material tertentu.

 Jenis-jenis Pengawasan Produksi :


1) Order Control
2) Flow Control
3) Load Control
4) Block Control
XIII. MANAJEMEN PERSEDIAAN

 Persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala


sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
 Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian
yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang
harus dijaga, kapan persediaan harus diisi dan berapa besar yang harus
diterima.
 Sistem ini bertujuan : menetapkan dan menjamin tersedianya sumberdaya
yang tepat dalam kuantitas yang tepat pada waktu yang tepat.

 Jenis-Jenis Persediaan Phisik


1) Persediaan bahan mentah (raw materials)
2) Persediaan komponen-komponen rakitan (purehased parts)
3) Persediaan bahan pembentuk atau penolong (supplies)
4) Persediaan barang dalam proses (work in process)
5) Persediaan barang jadi (finished goods)

 Fungsi-fungsi persediaan antara lain :


a) Fungsi “Decaupling”
b) Fungsi “Economic lot sizing”
c) Fungsi “Antisipasi”
 Biaya-biaya persediaan meliputi :
1) Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs) meliputi :
biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan, biaya modal (opportunity cost of
capital), biaya keusangan, biaya perhitungan phisik, biaya asuransi
persediaan, biaya pajak persediaan, biaya penanganan-persediaan.
2) Biaya pemesanan / pembelian (order costs atua procurement costs)
Biaya ini meliputi : Pemprosesan pesanan dan biaya ekspedisi, upah,
biaya telephone, pengeluaran surat menyurat biaya pengepakan dan
penimbangan biaya pemeriksaan penerimaan, biaya pengiriman ke
gudang.

 Model Economic Order Quantity (EQQ)


Metode manajemen persediaan yang paling terkenal adalah Economic
Order Quantity (EQQ) atau Economic Lot Size (ELS).
Model EQQ : Biasanya digunakan untuk barang-barang yang dibeli
Model ELS : Biasanya digunakan untuk barang-barang yang diproduksi
secara internal.
Perbedaan pokok adalah bahwa untuk ELS biaya pemesanan (Ordering cost)
meliputi : Biaya persiapan pesanan untuk dikirimkan ke pabrik, dan biaya
penyiapan mesin-mesin (setup costs yang diperlukan untuk mengerjakan
pesanan).
Rumusan EQQ yang digunakan adalah :
2 SD
EQQ =
H

Keterangan :
EQQ : (Economic Order Quantity) / jumlah pemesanan yang ekonomis
S : Biaya pemesanan (Order Costs) persetiap kali pesan
D : Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu
H : Biaya, penyimpanan per unit per tahun
XIV. MANAJEMEN KUALITAS

 Inspeksi (Pemeriksaan)
Produk dan jasa harus selalu diperiksa agar sesuai dengan standar-standar
yang telah ditetapkan dan agar satuan-satuan yang rusak dapat disingkirkan.
Pemeriksaan produk selama diproses juga menghindarkan perusahaan dari
pengerjaan satuan-satuan yang sebenarnya telah rusak, dengan jenis
pemeriksaan ini organisasi dapat menghemat berbagai biaya.
 Tujuan :
Tujuan utama inspeksi seharusnya pencegahan (invention) bukan perbaikan,
(atau menghentikan jasa yang tidak berguna)
 Pengujian dan Inspeksi
Pengujian (testing) adalah suatu jenis khusus inspeksi-inspeksi istilah yang
lebih luas dari pada pengujian mencakup seluruh pengujian untuk memeriksa
apakah produk memenuhi standart atau tidak.
 Waktu Pelaksanaan Inspeksi
Ada beberapa pedoman umum untuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi
dilakukan :
1) Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung memproduksi barang-
barang salah agar tidak ada kerja lebih dilakukan pada barang-barang
jelek.
2) Inspeksi sebelum operasi-operasi yang memakan biaya agar berbagai
operasi ini tidak akan dilaksanakan pada barang-barang yang telah rusak,
dan seterusnya.
(secara terperinci pada Hal. 429 Manajemen Produksi dan Operasional, T.
Hari Handoko, Edisi I)
 Tempat Melaksanakan Inspeksi
1) Inspeksi di tempat pekerjaan (Floor Inspection)
Kebaikan inspeksi ini :
- Menghemat kegiatan penanganan bahan
- Memungkinkan bahan-bahan bergerak lebih cepat
- Mencegah kerusakan bahan lebih parah
Kelemahan :
- Para karyawan dan mesin-mesin harus menunggu para pemeriksa
- Pemeriksa harus membawa peralatan-peralatan inspeksi setiap tempat
2) Inspeksi Terpusat (Central Inspection)
Kebaikan inspeksi ini :
- Menghemat waktu inspeksi
- Peralatan inspeksi khusus dapat dipergunakan
- Menghemat biaya inspeksi
Kelemahan :
- Menaikkan biaya transportasi
- Mengakibatkan penundaan-penundaan penanganan bahan
- Menaikkan kerugian-kerugian dalam bentuk pekerjaan ulang dan sisa.
3) Inspeksi Lini Perakitan
Biasanya dijumpai pada pemeriksaan produk-produk yang diproduksi
secara massa.

 Sistem Pelaksanaan Kualitas Statistikal


Statistical Quality Controll (SQC) adalah merupakan metode statistik untuk
mengumpulkan dan menganalisa data hasil pemeriksaan terhadap sampel
dalam kegiatan pengawasan kualitas produk.
SQC dilakukan dengan pengambilan sampling dari populasi dan menarik
kesimpulan berdasarkan karakteristik-karakteristik sampel tersebut secara
statistik. SQC berasal dari negara Inggris dikembangkan di Amerika.

 Pengawasan Kualitas Model Jepang


Quality Control Cicles (QCC)
QCC adalah suatu teknik pengawasan kualitas, dimana karyawan dan
pimpinan bersama-sama. Bersama memperbaiki dan meningkatkan kualitas
hasil produksi melalui QCC. Karyawan dan pimpinan melakukan usaha
bersama untuk meningkatkan desain, produktivitas, penekanan biaya
produksi, keselamatan kerja dan pelayanan jumlah jual (After Sales Service).
Jika semula pengawasan kualitas hanya diterapkan pada bagian produksi
saja, maka di Jepang diterapkan untuk semua bidang dan bagian operasi
perusahaan sehingga sering disebut juga : Total Quality Control.
Daftar Pustaka

1) Agus Ahyari, Drs, Manajemen Produksi, Perencanaan Sistem Produksi 1, BPFE,


Yogyakarta.
2) T. Hari Handoko, Dr, MBA, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi,
BPFE, Yogyakarta.
3) Sofyan Assauri, Manajemen Pabrik, FEUI, Jakarta.
4) Sukanto Reksohadiprodjo, M. Com, PhD, Perencanaan dan Pengawasan
Produksi, BPFE, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai