Anda di halaman 1dari 9

Agriprimatech

Vol. 2 No. 1, Oktober 2018 e-ISSN : 2621-6566

e-ISSN : 2621-6566

MOTIVASI PETANI TERHADAP ALIH FUNGSI KOMODITI PADI GOGO


MENJADI TANAMAN JAGUNG DI KECAMATAN PURBA,
KABUPATEN SIMALUNGUN

TONNY HENDRA NADEAK1


1
Program Studi Agribisnis, Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia
E-mail : tonnyhendranadeak@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor faktor internal (umur,
pendidikan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan dan luas lahan) dan eksternal
(lingkungan sosial, lingkungan ekonomi dan kebijakan pemerintah) terhadap motivasi
petani melakukan alih fungsi lahan padi gogo menjadi tanaman jagung di Kecamatan
Purba Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2017
di Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Populasi dalam
penelitian ini adalah petani padi gogo yang lahannya beralih fungsi menjadi lahan jagung
di Kecamatan Purba sebanyak 3 desa dengan jumlah 50 petani padi gogo yang telah
melakukan alih fungsi lahan menjadi tanaman jagung. Karena jumlah populasi lebih kecil
dari 100 maka semua populasi dijadikan sebagai sampel (sensus). Berdasarkan hasil
analisis menunjukkan bahwa tingkat motivasi petani dalam melakukan alih fungsi lahan
padi gogo menjadi tanaman jagung berada pada kategori sedang sampai dengan tinggi,
sehingga hipotesis yang menyatakan motivasi petani dalam alih fungsi lahan padi gogo
menjadi tanaman jagung di Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun tinggi. Secara
serempak (uji F) menunjukkan bahwa umur (X1), tingkat pendidikan (X2), jumlah
tanggungan (X3), tingkat pendapatan (X4), luas lahan (X5), lingkungan sosial (X6),
lingkungan ekonomi (X7) dan kebijakan pemerintah (X8). Secara simultan (parsial)
variabel umur (X1), tingkat pendapatan (X4), lingkungan sosial (X6) dan kebijakan
pemerintah (X8) berpengaruh signifikan terhadap motivasi petani melakukan alih fungsi
lahan.
Kata kunci: motivasi, alih fungsi lahan, padi gogo dan jagung

PENDAHULUAN

Lahan padi gogo adalah lahan yang kaidah konservasi tanah. Untuk usaha
dapat digunakan untuk usaha pertanian pertanian lahan kering dapat dibagi
dengan menggunakan air secara dalam tiga jenis penggunaan lahan, yaitu
terbatas dan biasanya hanya lahan kering berbasis palawija (tegalan),
mengharapkan dari curah hujan. Lahan lahan kering berbasis sayuran (dataran
ini memiliki kondisi agro-ekosistem yang tinggi) dan pekarangan. Permasalahan
beragam, umumnya berlereng dengan utama usahatani lahan padi gogo
kondisi kemantapan lahan yang labil terjadinya erosi yang menyebabkan
(peka terhadap erosi) terutama bila kesuburan tanah menjadi rendah, dan
pengelolaannya tidak memperhatikan tidak adanya ketersediaan air. Ciri

38
Agriprimatech
Vol. 2 No. 1, Oktober 2018 e-ISSN : 2621-6566

lainnya adalah makin menurunnya rendahnya pendapatan petani.


produktifitas lahan (leveling off), Rendahnya pendapatan petani padi
tingginya variabilitas kesuburan tanah gogo menyebabkan petani mengalihkan
dan macam spesies tanaman yang fungsi lahan padi gogo dengan
ditanam, memudarnya modal sosial- menanaminya dengan jagung.
ekonomi dan budaya, rendah atau tidak Pengalihan fungsi lahan padi gogo
optimalnya adopsi teknologi maju, serta menjadi tanaman jagung dapat
terbatasnya ketersediaan modal dan meningkatkan produksi jagung di
infrastruktur yang tidak sebaik di daerah Kabupaten Simalungun.
sawah (Setiawan, 2008). Jagung (zea mays L.) merupakan
Pada kenyataannya, keberadaan salah satu bahan makanan pokok di
lahan padi gogo yang sangat luas dan Indonesia dan memiliki kedudukan yang
potensial tersebut belum dapat sangat strategis setelah beras. Dalam
dimanfaatkan secara optimal bagi perspektif ekonomi modern, jagung tidak
pemenuhan kebutuhan dan hanya berfungsi sebagai bahan pangan,
kesejahteraan masyarakat di pedesaan. tetapi juga merupakan bahan baku
Kecenderungannya, keberadaan lahan utama bagi industri makanan dan pakan
kering telah terpinggirkan dan terbiaskan ternak (produk jagung). Menurut
oleh program pembangunan pertanian Bustanul Arifin (2004), dalam beberapa
yang terlalu fokus pada padi, tahun terakhir, peningkatan produksi
perkebunan, dan sayuran dataran tinggi. pangan Indonesia (khususnya jagung)
Sampai saat ini belum ada komoditas tidak mampu memenuhi permintaan
unggulan yang bernilai ekonomis tinggi yang terus meningkat dan bervariasi. Hal
yang dihasilkan dari zona agroekosistem ini terindikasi dari angka rasio produksi
lahan kering. Ubi kayu, jagung, ubi jalar, domestik terhadap konsumsi bahan
padi gogo, dan kacang-kacangan pangan. Menurut FAO (2003), dengan
merupakan komoditas utamanya. kondisi seperti itu, maka Indonesia harus
Meskipun keenamnya disebut sebagai mengandalkan impor untuk memenuhi
komoditas utama lahan kering, namun kebutuhan pangan tersebut. Secara
secara ekonomi semua komoditas sosial-ekonomi, mendatangkan pangan
tersebut belum mampu memberikan (impor) tidak hanya menguras anggaran
jaminan harga dan kehidupan yang layak negara tetapi juga menciptakan
(kesejahteraan) kepada sebagian besar ketergantungan. Bustanul Arifin (2004),
pelaku utamanya, yaitu petani. menegaskan bahwa Indonesia sejatinya
Kabupaten Simalungun, lahan sudah ketergantungan terhadap impor
pertanian pangan yang merupakan lahan jagung. Secara kuantitatif, produksi
kering terus mengalami alih fungsi jagung domestik hanya berkisar 9,3 juta
menjadi pertanian kering seperti jagung. ton sedangkan konsumsinya mencapai
Alih fungsi lahan pertanian pangan ini 10,3 juta ton. Artinya, Indonesia harus
berakibat pada berkurangnya produksi mengimpor jagung sekitar 1 juta ton
pangan daerah terutama beras. setiap tahun.
Terjadinya alih fungsi lahan dari tanaman Perkembangan impor jagung di
padi gogo menjadi tanaman jagung Indonesia mulai tahun 2011 – 2015
dipengaruhi oleh rendahnya tingkat dapat dilihat pada Tabel 1.
produksi padi gogo yang berakibat pada

39
Agriprimatech
Vol. 2 No. 1, Oktober 2018 e-ISSN : 2621-6566

Tabel 1. Perkembangan Impor Jagung di Indonesia tahun 2011 – 2015

Volume Impor
Tahun
(ton)
2011 3.207.657
2012 1.805.392
2013 3.194.419
2014 3.175.362
2015 3.500.104
Sumber : BPS, 2016

Permintaan jagung yang terus menerus sebagian lahan padi gogo menjadi lahan
meningkat setiap tahun menyebabkan pertanian jagung sangat perlu dikaji.
harga jagung juga semakin meningkat,
sehingga petani semakin termotivasi
melakukan alih fungsi lahan padi gogo METODE PENELITIAN
menjadi tanaman jagung, karena Penelitian ini dilaksanakan pada
anggapan petani dengan menanam bulan Maret – Mei 2017 di Kecamatan
jagung akan diperoleh pendapatan yang Purba, Kabupaten Simalungun Provinsi
lebih besar dibandingkan dengan Sumatera Utara. Populasi dalam
tanaman padi gogo. Disamping harga penelitian ini adalah petani padi gogo
jagung yang lebih menguntungkan bagi yang lahannya beralihfungsi menjadi
petani, alih fungsi lahan juga dipengaruhi lahan jagung di Kecamatan Purba
oleh teknik budidaya jagung yang lebih sebanyak 3 desa dengan jumlah 50
sederhana dibandingkan dengan padi petani padi gogo yang telah melakukan
gogo. Pada tanaman padi gogo alih fungsi lahan menjadi tanaman
dibutuhkan perawatan yang lebih rutin jagung. Karena jumlah populasi lebih
dibandingkan dengan tanaman jagung. kecil dari 100 maka semua populasi
Demikian juga halnya dengan dijadikan sebagai sampel (sensus).
penanganan hama dan penyakit yang
lebih rumit pada tanaman padi gogo HASIL DAN PEMBAHASAN
dibandingkan dengan tanaman jagung. Pengujian untuk hipotesis kedua
Terjadinya alih fungsi lahan padi dilakukan untuk mengetahui pengaruh
gogo oleh petani dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal terhadap
bebrapa faktor diantaranya: minat, sikap motivasi alih fungsi lahan padi gogo
positif, kebutuhan dan pengaruh orang menjadi tanaman jagung digunakan
lain. Oleh karena itu, diketahuinya dengan metode regresi linier berganda
faktor-faktor motivasi petani yang telah seperti pada Tabel 2.
dan akan mengalihkan seluruh atau

Tabel 2. Uji Regresi Berganda Faktor Internal dan Eksternal terhadap Motivasi Alih
Fungsi Lahan Padi Gogo Menjadi Tanaman Jagung
No Variabel Koefisien Regresi thitung Sig
1 Umur (X1) 1,266 2,220* 0,032
2 Tingkat Pendidikan (X2) 0,350 0,644ts 0,523
3 Jumlah Tanggungan (X3) 0,383 0,684ts 0,498
4 Tingkat Pendapatan (X4) 1,070 2,357* 0,023
5 Luas Lahan (X5) 0,071 0,182ts 0,857
6 Lingkungan Sosial (X6) 0,564 2,609* 0,013
7 Lingkungan Ekonomi (X7) 0,094 0,337ts 0,738

40
Agriprimatech
Vol. 2 No. 1, Oktober 2018 e-ISSN : 2621-6566

8 Kebijakan Pemerintah (X8) 0,428 2,167* 0,036


R2 0,858
F-hitung 30,881
Konstanta 21,086
F-tabel 2,17
t-tabel 2,011
Keterangan:* = Signifikan pada tingkat kesalahan 5 %
ts = tidak signifikan pada tingkat kesalahan 5 %

Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi :


Y = 1,266 X1+0,350 X2+0,383 X3+1,070 X4+0,071 X5+0,564 X6+0,094 X7+0,428 X8

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa lingkungan sosial (X6), lingkungan


variabel umur (X1), tingkat pendapatan ekonomi (X7) dan kebijakan pemerintah
(X4), lingkungan sosial (X6) dan kebijakan (X8) berpengaruh signifikan terhadap
pemerintah (X8) berpengaruh signifikan motivasi alih fungsi lahan padi gogo
terhadap motivasi alih fungsi lahan padi menjadi tanaman jagung (Y) dimana
gogo menjadi tanaman jagung.. Nilai diperoleh nilai Fhitung sebesar 30,881
signifikasi t untuk variabel umur, tingkat lebih besar dari Ftabel (2,17). Hal ini
pendapatan, lingkungan sosial dan menunjukkan bahwa peningkatan dari
kebijakan pemerintah secara berturut- salah satu variabel independen akan
turut sebesar 0,032; 0,023; 0,013 dan
semakin meningkatkan varibel motivasi
0,036 lebih kecil dari 0,05. Artinya
semakin tinggi umur, tingkat pendapatan, alih fungsi lahan padi gogo menjadi
lingkungan sosial dan kebijaka tanaman jagung.
pemerintah akan meningkatkan motivasi Untuk lebih mengetahui pengaruh
alih fungsi lahan padi gogo menjadi dari masing-masing faktor internal dan
tanaman jagung. eksternal dari hasil pengkajian ini dapat
Selanjutnya diketahui bahwa dijelaskan sebagai berikut :
koefisien determinasi (R²) sebesar 0,858 1. Umur
menunjukkan bahwa motivasi alih fungsi Hasil uji t menunjukkan bahwa
lahan padi gogo menjadi tanaman umur berpengaruh positif dan signifikan
jagung dapat dipengaruhi oleh variabel terhadap motivasi alih fungsi lahan padi
independen yaitu umur (X1), tingkat gogo menjadi tanaman jagung, dimana t-
pendidikan (X2), jumlah tanggungan (X3), hitung sebesar 2,220 > t-tabel (2,011).
tingkat pendapatan (X4), luas lahan (X5), Umur seseorang berkaitan dengan
lingkungan sosial (X6), lingkungan kemampuan bekerja secara fisik.
ekonomi (X7) dan kebijakan pemerintah Semakin tua usianya, secara fisik
(X8) sebesar 85,80 %, sedangkan tenaganya semakin lemah, dengan
sisanya yaitu 14,20 % dipengaruh oleh demikian akan kurang mampu
faktor lainnya. melakukan pekerjaan yang produktif.
Untuk menguji tingkat signifikansi Sebaliknya umur yang muda dianggap
pengaruh umur (X1), tingkat pendidikan masih mampu melakukan pekerjaan
(X2), jumlah tanggungan (X3), tingkat berat sehingga hasil kerjanya cenderung
pendapatan (X4), luas lahan (X5), akan lebih produktif. Secara pengalaman
lingkungan sosial (X6), lingkungan jika semakin tinggi umur seseorang,
ekonomi (X7) dan kebijakan pemerintah maka semakin tinggi pula mutu
(X8) secara bersama-sama terhadap penerapan teknologi yang diketahuinya,
motivasi alih fungsi lahan padi gogo karena pengalaman hidup yang
menjadi tanaman jagung (Y) digunakan diperolehnya semakin banyak. Melihat
uji F yang menunjukkan bahwa secara usia rata-rata petani sampel yang
serempak umur (X1), tingkat pendidikan tergolong produktif maka diharapkan
(X2), jumlah tanggungan (X3), tingkat dapat melakukan pekerjaan secara
pendapatan (X4), luas lahan (X5), efektif terutama pekerjaan yang

41
Agriprimatech
Vol. 2 No. 1, Oktober 2018 e-ISSN : 2621-6566

berkaitan dengan mutu teknologi baru. tersebut dapat dipergunakan sebagai


Umur petani akan mempengaruhi tingkat tenaga kerja dalam keluarga, tetapi jika
motivasi petani yang didasarkan pada tanggungan masih dalam kelompok
kemampuan fisik dan respon petani umur anak-anak atau tidak produktif
terhadap hal-hal yang baru. Menurut maka jumlah tanggungan menjadi beban
Kartasapoetra (1991), petani yang bagi pendapatan keluarga. Menurut
berusia lanjut akan sulit untuk diberikan Pakpahan dkk., (2013) bahwa semakin
pengertian-pengertian yang dapat tinggi jumlah tanggungan keluarga petani
mengubah cara berfikir, cara kerja dan maka akan semakin tinggi tingkat
cara hidup. Umur petani akan keputusan petani untuk melakukan alih
mempengaruhi kemampuan fisik dan fungsi lahan dalam mengembangkan
respon terhadap hal-hal yang baru dalam usahanya, meningkatkan produktivitas
menjalankan usahataninya. serta memperbaiki struktur pendapatan
petani. Hal ini didukung oleh Pewista
2. Tingkat Pendidikan dan Harini (2011) bahwa semakin
Hasil uji t menunjukkan bahwa banyaknya tanggungan keluarga
tingkat pendidikan berpengaruh positif tentunya pengeluaran keluarga juga
tetapi tidak signifikan terhadap motivasi semakin besar. Untuk mendapatkan
alih fungsi lahan padi gogo menjadi penghasilan rumah tangga yang besar
tanaman jagung, dimana t-hitung tentunya akan dilakukan berbagai upaya,
sebesar 0,644 < t-tabel (2,011). Hal ini tidak sedikit orang yang memiliki lahan
disebabkan rata-rata pendidikan petani pertanian akan mengalihfungsikan lahan
di daerah pengkajian tergolong rendah, pertaniannya untuk menghasilkan
sehingga tidak terdapat perbedaan yang tambahan agar dapat mencukupi
signifikan dalam pengelolaan informasi kebutuhan hidup keluarganya.
yang diperoleh tentang alih fungsi lahan.
Walaupun demikian dapat diketahui 4. Tingkat Pendapatan
bahwa tingkat pendidikan berpengaruh Hasil uji t menunjukkan bahwa
positif terhadap motivasi alih fungsi lahan tingkat pendapatan berpengaruh positif
yang berarti ada kecenderungan dengan dan signifikan terhadap motivasi alih
pendidikan yang lebih tinggi akan fungsi lahan padi gogo menjadi tanaman
meningkatkan motivasi alih fungsi lahan. jagung, dimana t-hitung sebesar 2,357 >
Menurut Mardikanto (1993) mengatakan t-tabel (2,011). Hal ini berarti bahwa
bahwa tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi tingkat pendapatan maka
akan berpengaruh motivasi seseorang, motivasi alih fungsi lahan padi gogo
karena motivasi memerlukan menjadi tanaman jagung semakin
pengetahuan tertentu untuk meningkat yang disebabkan oleh
memahaminya. tersedianya modal dalam melakukan alih
fungsi lahan. Tingkat kesejahteraan
3. Jumlah Tanggungan petani sering dikaitkan dengan keadaan
Hasil uji t menunjukkan bahwa usahatani yang dicerminkan oleh tingkat
jumlah tanggungan berpengaruh positif pendapatan petani. Seperti diketahui
tetapi tidak signifikan terhadap motivasi pendapatan mempunyai hubungan
alih fungsi lahan padi gogo menjadi langsung dengan hasil produksi
tanaman jagung, dimana t-hitung merupakan sesuatu yang diperoleh
sebesar 0,684 < t-tabel (2,011). Hal ini sebagai akibat bekerjanya faktor
disebabkan rata-rata petani di daerah produksi (input) secara sekaligus yaitu
pengkajian adalah keluarga besar. tanah, modal, tenaga kerja dan
Jumlah tanggungan umumnya akan manajemen (Mubyarto, 2005).
berpengaruh terhadap ketersediaan
tenaga kerja dalam keluarga responden. 5. Luas Lahan
Jika umur tanggungan tersebut adalah Hasil uji t menunjukkan bahwa
usia kerja maka jumlah tanggungan luas lahan berpengaruh positif tetapi

42
Agriprimatech
Vol. 2 No. 1, Oktober 2018 e-ISSN : 2621-6566

tidak signifikan terhadap motivasi alih (Mardikanto, 2001). Menurut Sorkartawi


fungsi lahan padi gogo menjadi tanaman (2008), lingkungan sosial yang
jagung, dimana t-hitung sebesar 0,182 < mempengaruhi perubahan-perubahan itu
t-tabel (2,011). Hal ini disebabkan luas adalah famili atau keluarga, tetangga,
lahan yang dimiliki oleh petani tergolong kelompok sosial dan status sosial.
luas dengan kisaran di atas 1 hektar.
Menurut Mosher (1987) yang 7. Lingkungan Ekonomi
menjelaskan bahwa luas lahan yang Hasil uji t menunjukkan bahwa
digarap petani, cenderung terkait dengan lingkungan ekonomi berpengaruh positif
pendapatan usahatani, dan jumlah tetapi tidak signifikan terhadap motivasi
tanggungan keluarga petani. keluarga alih fungsi lahan padi gogo menjadi
petani, cenderung memiliki pendapatan tanaman jagung, dimana t-hitung
yang tinggi, sehingga memiliki sebesar 0,337 < t-tabel (2,011).
ketersediaan modal usahatani yang Pengaruh yang tidak nyata ini diduga
cukup untuk pengembangan disebabkan oleh lingkungan ekonomi
usahataninya. Besarnya jumlah anggota petani yang tidak begitu berbeda.
keluarga yang akan menggunakan Secara umum ketersediaan kredit bagi
pendapatan yang diperoleh akan petani di daerah pengkajian masih
berpengaruh pada produktivitas kerja tergolong susah, karena rumitnya
dan kecerdasan anak, meningkatnya pengurusan administrasi dalam
kemampuan investasi, dan pengajuan kredit ke bank. Disamping itu
pengembangan modal. langkanya ketersediaan sarana produksi
terutama pupuk menyebabkan
6. Lingkungan Sosial terhambatnya proses usahatani yang
Hasil uji t menunjukkan bahwa dilakukan oleh petani.
lingkungan sosial berpengaruh positif Dengan lingkungan ekonomi
dan signifikan terhadap motivasi alih yang mendukung biasanya semakin
fungsi lahan padi gogo menjadi tanaman mudah memotivasi petani, seperti
jagung, dimana t-hitung sebesar 2,609 > tersedianya dana atau kredit usahatani,
t-tabel (2,011). Lingkungan sosial petani tersedianya sarana produksi dan
dapat dinilai dari keterlibatan petani peralatan usahatani, perkembangan
dalam organisasi kelompoktani, teknologi pengolahan hasil pertanian,
pertemuan kelompoktani, keaktifan serta tersedianya pasar. Pertimbangan
mengikuti pelatihan dan seminar yang diberikan oleh lingkungan sosial
kelompoktani, sehingga dengan adanya juga mempengaruhi motivasi petani.
aktivitas petani tersebut akan semakin Lingkungan ekonomi merupakan
meningkatkan pengetahuan petani kekuatan ekonomi yang ada di sekitar
dalam melakukan alih fungsi lahan padi petani yang meliputi:a) Tersedianya
gogo menjadi tanaman jagung terutama dana atau kredit usahatani, b)
dari segi pendapatan usahatani. Menurut Tersedianya sarana produksi dan
Mardikanto (2001) petani sebagai peralatan usahatani, c) Perkembangan
pelaksana usahatani (baik sebagai juru teknologi pengolahan hasil, d)
tani maupun sebagai pengelola) adalah Pemasaran hasil (Mardikanto et.al,
manusia yang di setiap pengambilan 1996).
keputusan untuk usahatani tidak selalu
dapat dengan bebas dilakukan sendiri, 8. Kebijakan Pemerintah
tetapi sangat ditentukan oleh kekuatan- Hasil uji t menunjukkan bahwa
kekuatan di sekelilingnya. Dengan kebijakan pemerintah berpengaruh
demikian, jika petani ingin melakukan positif dan signifikan terhadap motivasi
perubahan-perubahan untuk usahatani, alih fungsi lahan padi gogo menjadi
petani harus memperhatikan tanaman jagung, dimana t-hitung
pertimbangan-pertimbangan yang sebesar 2,167 > t-tabel (2,011). Adanya
diberikan oleh lingkungan sosial kebijakan pemerintah yaitu kebijakan-

43
Agriprimatech
Vol. 2 No. 1, Oktober 2018 e-ISSN : 2621-6566

kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tangga, terdapat hubungan yang


yang mendukung proses alih fungsi signifikan pada taraf kepercayaan 95%
lahan padi gogo menjadi tanaman antara umur dengan tingkat motivasi
jagung melalui program penyuluhan ekonomi, artinya semakin bertambahnya
yang dilakukan oleh PPL akan umur seseorang maka semakin tinggi
menyebabkan petani akan semakin tingkat motivasi ekonomi seseorang.
termotivasi melakukan alih fungsi lahan. Antara tingkat pendidikan dengan tingkat
Menurut Irawan (2008) menyatakan motivasi ekonomi terdapat hubungan
bahwa dengan adanya kemandirian yang yang nyata pada taraf kepercayaan 95%.
luas kepada daerah dalam Makin tua (umur produktif 22-55
merencanakan dan melaksanakan tahun) petani biasanya mempunyai
pembangunan pada era otonomi daerah, semangat untuk ingin tahu apa yang
menyebabkan implementasi kebijakan belum mereka ketahui, sehingga dengan
alih fungsi lahan tergantung kepada demikian mereka berusaha untuk lebih
kemauan politik kepala daerah. cepat melakukan penerapan suatu
Persaingan antara sub sektor teknologi walaupun sebenarrnya mereka
perkebunan (kopi, jeruk dan kakao) yang masih belum berpengalaman soal
secara ekonomis lebih banyak teknologi tersebut.
mendatangkan PAD kepada Pemerintah Hasil penelitian juga
Daerah jika dibandingkan dengan sub menunjukkan secara parsial tingkat
sektor tanaman pangan menyebabkan pendidikan berpengaruh positif tetapi
Pemerintah Daerah terkesan kurang tidak signifikan terhadap motivasi.
mempertimbangkan aturan tentang alih Mardikanto (1996), menyatakan bahwa
fungsi lahan tanaman pangan. motivasi dipengaruhi oleh status sosial
Hasil penelitian menunjukkan ekonomi petani dan persepsi petani
bahwa secara serempak (uji F) terhadap inovasi. Menurut Sajogyo dan
menunjukkan bahwa umur (X1), tingkat Pudjiwati (1983), status sosial ekonomi
pendidikan (X2), jumlah tanggungan (X3), dalam masyarakat dapat dimengerti
tingkat pendapatan (X4), luas lahan (X5), melalui apa yang dimiliki oleh individu-
lingkungan sosial (X6), lingkungan individu ataupun melalui kemampuan
ekonomi (X7) dan kebijakan pemerintah kepala keluarga untuk
(X8) berpengaruh signifikan terhadap mengusahakannya, misalnya dengan
motivasi petani melakukan alih fungsi kekuasaan ataupun kewenangan yang
lahan. dimiliki. Status sosial ekonomi
Hasil penelitian menunjukkan masyarakat dapat dilihat dari status
bahwa secara parsial variabel umur (X1), sosial keluarga yang diukur melalui
tingkat pendapatan (X4), lingkungan tingkat pendidikan kepala keluarga,
sosial (X6) dan kebijakan pemerintah (X8) perbaikan lapangan pekerjaan dan
berpengaruh signifikan terhadap motivasi tingkat penghasilan keluarga. Status
petani melakukan alih fungsi lahan. Hasil sosial keluarga dipengaruhi oleh
penelitian ini memberikan bukti empiris pekerjaan, tingkat pendidikan dan
bahwa semakin tinggi tinggi umur, pendapatan.
tingkat pendapatan, lingkungan sosial Pendidikan merupakan sarana
dan adanya kebijakan pemerintah maka belajar, dimana selanjutnya akan
motivasi alih fungsi lahan padi gogo menanamkan pengertian sikap yang
menjadi tanaman jagung semakin menguntungkan menuju penggunana
meningkat. Hal ini sesuai dengan praktek pertanian yang lebih modern.
pendapat Yatno, et al (2003), bahwa Mereka yang berpendidikan lebih tinggi
motivasi dipengaruhi oleh faktor-faktor adalah relatif lebih cepat dalam
sosial ekonomi petani responden. melaksanakan adopsi petani.
Faktor-faktor sosial ekonomi petani Sedangkan luas lahan tidak
dalam penelitiannya terdiri dari umur, berpengaruh signifikan tetapi bernilai
tingkat pendidikan, pendapatan rumah positif terhadap motivasi. Pengaruh

44
Agriprimatech
Vol. 2 No. 1, Oktober 2018 e-ISSN : 2621-6566

yang tidak nyata disebabkan DAFTAR PUSTAKA


pengelolaan lahan yang luas
membutuhkan modal yang lebih besar, Azwar, Saifuddin, 1998. Sikap Manusia,
sehingga luas lahan tidak langsung Teori, dan Pengukurannya.
mempengaruhi motivasi petani untuk Yogyakarta: Liberti.
melakukan alih fungsi lahan, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor lain. Tetapi ada BPS, 2013. Perkembangan Impor
pengaruh positif antara luas lahan Jagung di Indonesia. Jakarta :
dengan motivasi petani melakukan alih Badan Pusat Statistik.
fungsi lahan. Petani yang mempunyai
lahan yang lebih luas akan lebih mudah Hartatik, R.I. 2004. Motivasi Petani
menerapkan inovasi dibanding daripada Dalam Budidaya Jeruk Pamelo Di
petani yang berlahan sempit. Hal ini Kabupaten Magetan. Surakarta :
dikarenakan keefektifan dan efisiensi UNS Press.
dalam penggunaan sarana produksi
(saprodi). Petani yang kegiatan Hasibuan.M. 2010. Manajemen Sumber
utamanya bertani menggantungkan Daya Manusia. Jakarta : PT.
hidup dari tanah garapannya. Dengan Gunung Agung.
demikian luas tanah garapan yang
dimilikinya menjadi salah satu petunjuk Hernanto, F., 1998. Ilmu Usaha Tani.
besarnya pendapatan yang diterimanya Jakarta : Penebar Swadaya.
(Suardiman, 2001).
Irawan, B. 2008. Meningkatkan
KESIMPULAN Efektivitas Kebijakan Konversi
Lahan. Forum Penelitian Agro
1. Tingkat motivasi petani dalam Ekonomi. Volume 26 No. 2.
melakukan alih fungsi lahan padi Desember 2008. Pusat Penelitian
gogo menjadi tanaman jagung dan Pengembangan Sosial
berada pada kategori sedang sampai Ekonomi Pertanian. Bogor.
dengan tinggi, sehingga hipotesis
yang menyatakan motivasi petani Kartasapoetra, A.G. 1991. Teknik
dalam alih fungsi lahan padi gogo Penyuluhan Pertanian. Jakarta :
menjadi tanaman jagung di Bina Aksara.
Kecamatan Purba Kabupaten
Simalungun adalah sedang. Mardikanto, Totok. 1993. Ilmu Usaha
2. Secara serempak (uji F) Tani. Jakarta : Penebar
menunjukkan bahwa umur (X1), Swadaya.
tingkat pendidikan (X2), jumlah
tanggungan (X3), tingkat pendapatan _______________. 1994. Bunga Rampai
(X4), luas lahan (X5), lingkungan Pembangunan Pertanian.
sosial (X6), lingkungan ekonomi (X7) Surakarta : UNS Press.
dan kebijakan pemerintah (X8)
_______________ . 2001. Penyuluhan
berpengaruh signifikan terhadap Pembangunan Pertanian.
motivasi petani melakukan alih fungsi Surakarta : Sebelas Maret
lahan. University Press.
3. Secara parsial variabel umur (X1),
tingkat pendapatan (X4), lingkungan Mardikanto, Totok; E. Lestari; A.
sosial (X6) dan kebijakan pemerintah Sudrajat; E.S. Rahayu; R.
(X8) berpengaruh signifikan terhadap Setyowati; Supanggyo. 1996.
motivasi petani melakukan alih fungsi Penyuluhan Pembangunan
lahan. Kehutanan. Jakarta : Pusat
Penyuluhan Kehutanan
Departemen Kehutanan RI

45
Agriprimatech
Vol. 2 No. 1, Oktober 2018 e-ISSN : 2621-6566

bekerjasama dengan Fakultas Kesejahteraan Petani Lahan


Pertanian Universitas Sebelas Kering. Bandung : Fakultas
Maret (UNS). Pertanian Universitas Padjajaran.

Mosher, A. T. 1981. Menggerakkan dan Siagian, S. P. 2009. Teori Motivasi dan


Membangun Pertanian: Syarat- Aplikasinya. Jakarta : Bina
syarat Pokok Pembangunandan Aksara..
Modernisasi. Jakarta : Yasaguna.
Subagio, D. 2004. Faktor-Faktor Yang
Mubyarto, 2005. Pengantar Ekonomi Berhubungan Dengan Motivasi
Pertanian. Jakarta : Pustaka Petani Mengunakan Pupuk NPK
LP3ES Indonesia. Di Kecamatan Kalikotes
Kabupaten Klaten. Surakarta :
Pewista, I dan R. Harini, 2011. Faktor UNS Press.
dan Pengaruh Alih Fungsi Lahan
Pertanian terhadap Kondisi Suardiman. 2011. Wanita Kepala Rumah
Sosial Ekonomi Penduduk di Tangga. Penerbit Jendela:
Kabupaten Bantul. Kasus Yogyakarta.
Daerah Perkotaan, Pnggiran dan
Pedesaaan tahun 2001 – 2010. Vellas, F. 2008. Pemasaran Pariwisata
Internasional. Yayasan Obor:
Rantini, R. R. dan H. Prabatmodjo, 2013. Jakarta.
Tanggapan Petani Terhadap
Kebijakan Perlindungan Lahan Winardi. 2011. Motivasi dan
Pertanian Pangan Berkelanjutan Pemotivasian Dalam Manajemen.
di Kabupaten Bandung. Jurnal Jakarta : PT Raja Grafindo.
Perencanaan Wilayah dan Kota B
SAPPK V3N2/373. Yatno, Marcellinus, M dan Eny, L. 2003.
Motivasi Petani Samin Dalam
Riri, 2008. Aspek Sosial Dalam Menanam Kacang Tanah.
Pembangunan Pertanian. Agritexts No 14 Tahun 2003.
Terdapat pada http:// Surakarta : Jurusan Penyuluhan
primary09.blog.sosial.com/2008/0 dan Komunikasi Pertanian
6/aspek-sosial-dalam- Fakultas Pertanian Universitas
pembangunan-pertanian/. Sebelas Maret.
Diakses Pada Tanggal 22
Februari 2015. Zainun, B. 2004. Manajemen dan
Motivasi. Jakarta : Balai Aksara.
Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo. 2012.
Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta :
UGM Press.

Setiawan, 2008. Alternatif


Pemberdayaan Bagi Peningkatan

46

Anda mungkin juga menyukai