Anda di halaman 1dari 12

12

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

DAMPAK PENGALIH FUNGSIAN LAHAN HUTAN JATI MENJADI


LAHAN PERTANIAN JAGUNG TERHADAP KONDISI SOSIAL
EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR KECAMATAN KATOBU
KABUPATEN MUNA

Syahrill Hidayat1
1
Alumni Pendidikaan Geografi Universitas Halu Oleo

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk Dampak Pengalih fungsiaan Lahan Hutan
Jati Menjadi Lahan Pertanian Jagung Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Oleh
Masyarakat Di Sekitar Wilayah Kecamatan Katobu,Kabupaten Muna. Jenis penelitian
ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang di
gunakan adalah pengamatan,angket, wawancara dan dokumentasi. Data di peroleh
dari 43 informan. Keadaan social ekonomi di lihat dari 43 responden, yang memiliki
kondisi kesehatan yang baik sebanyak 27 responden atau dalam persentase 63 %,
Tingkat keamanan dapat di uraikan dari 43 responden yang merasa tidak aman
sebanyak 17 responden atau dalam persentase 40 %, Di lihat dari interaksi sosial,
responden yang memiliki interaksi sosial yang baik semakin banyak. Hal ini di lihat
responden yang memiliki interaksi sosial yang baik sebanyak 39 responden atau
dalam persentase 91 %.Di lihat dari luas lahan hutan jati warangga adalah sekitar
±130 Ha, sedangkan yang di gunakan dalam lahan pertanian jagung sadalah sekitar
±10 Ha.Dari 43 responden jumlah pendapatan petani jagung yang mempunyai
pndapatan setiap kali panen sebesar Rp 1. 500,000 – Rp 2. 000,000 adalah 18
responden atau dalam persentase 42 %.

Kata Kunci :Sosial Ekonomi, Lahan Pertanian Jagung, Cara

Syahrill Hidayat
13

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

THE IMPACT OF THE CONVERSION OF TEAK FOREST LAND INTO


CORN FARMING LAND TO THE SOCIO-ECONOMIC CONDITIONS OF
PEOPLE WHO LIVE IN KATOBU DISTRICT

Syahrill Hidayat1
1
Alumni Of Halu Oleo University Geography Education

Abstract : This study aims to impact the conversion of teak forest land into corn
farming land on the socio-economic conditions by communities around Katobu
District, Muna District. This type of research is a type of qualitative descriptive
research. Data collection techniques used are observation, questionnaires, interviews
and documentation. Data obtained from 43 informants. The socioeconomic situation
is seen from 43 respondents, who have good health conditions as many as 27
respondents or in the percentage of 63%, the level of security can be described from
43 respondents who feel unsafe as many as 17 respondents or in the percentage of
40%, seen from social interaction , respondents who have good social interaction are
increasing. This is seen by respondents who have good social interaction as many as
39 respondents or in the percentage of 91%. Looked at the width of the forest area of
Warangga teak is about ± 130 Ha, while the one used in the sad corn farm is about ±
10 Ha. respondents the amount of income of corn farmers who have income every
time of harvest is Rp. 1. 500,000 - Rp. 2,000,000 is 18 respondents or in the
percentage of 42%.

Keywords: Socio-Economic, Corn Farm Land, Way

PENDAHULUAN alam lingkungannya. Keanekaragaman


hayati dalam suatu kawasan hutan
Hutan merupakan kesatuan alam terdapat beragam dan tingkat
ekosistem berupa hamparan lahan kerapatan yang tidak teratur dan
yang di dominasi oleh pepohonan bertumbuhan (Muhammad Dika
berisi sumber daya hayati dan non Yudhistira,2013).
hayati dalam persekutuan alam Sebagai salah satu contoh alih
lingkungan, yang satu dengan lainnya fungsi lahan yang terjadi adalah di
tidak dapat di pisahkan. Hutan sebagai wilayah Kecamatan Katobu,
sekumpulan ekosistem di mana saling Kabupaten Muna. Kecamatan Katobu
itu sendiri merupakan salah satu dari
berhubungan erat antara hutan dan
kecamatan yang terdapat di
lingkungan baik itu berupa pepohonan, Kabupaten Muna. Sebagian dari
benda-benda hayati dan non hayati, masyarakatnya telah membangun
lingkungan pendukung ( jasa ) hutan rumah tempat tinggal dan menjadikan
secara keseluruhan merupakan lahan pertanian jagung. Hal ini di
kumpulan hidup alam hayati beserta perlukan adanya perhatian dari
pemerintah ,terutama pemerintah

Syahrill Hidayat
14

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

daerah dalam melakukan antisipasi social,(2) Tingkat keamanan,(3)


sebelum terjadinya alih fungsi lahan Kesehatan, (4) Luas lahan.
yang tidak terkendali.
1. Interaksi Sosial
Pengalihan fungsi lahan atau
lazimnya disebut sebagai konversi Kata interaksi berasal dari
lahan adalah perubahan fungsi bahasa inggris yakni interaction yang
sebagian atau seluruh kawasan lahan terdiri dari inter dan action. Inter
artinya antara dan action artinya
dari fungsinya semula (seperti yang di
tindakan. Jadi interaksi dapat di
rencanakan) menjadi fungsi lain yang artikan bahwa interaksi merupakan
menjadi dampak negative (masalah) tindakan antara satu sama lain.
terhadap lingkungan dan potensi lahan Menurut kamus ilmiah opular interksi
itu sendiri .Alih fungsi lahan juga adalah hal sewaktu melakukan aksi,
dapat diartikan sebagai perubahan hubungan, mempengaruhi antar
untuk penggunaan lain disebabkan hubungan. Dengan demikian interaksi
adalah suatu tindakan antara sat sama
oleh faktor-faktor yang secara garis lain yang berhubungan dan saling
besar meliputi keperluan untuk mempengaruhi ( Barbara Agusti ).
memenuhi kebutuhan penduduk yang
makin bertambah jumlahnya dan 2 Tingkat Keamanan
meningkatnya tuntutan akan mutu Masalah keamanan
kehidupan yang lebih baik (Herman merukan salah satu aspek penting
Soesangobeng¸ 2002). dari semuah kehidupan sosial.
Alih fungsi lahan sawah ke Menurut Kamus Besar Bahasa
penggunaan lain telah menjadi salah Indonesia, keamanan adalah
satu ancaman yang serius terhadap keadaan aman atau ketentraman.
keberlanjutan swasembada pangan.
Intensitas alih fungsi lahan masih sulit 3 Kesehatan
dikendalikan, dan sebagian besar Undang – undang Nomor 36
lahan sawah yang beralih fungsi Tahun 2009 tentang kesehatan yaitu
tersebut justru yang produktivitasnya kesehatan di defenisiskan sebagai
termasuk kategori tinggi-sangat keadaan sehat baik secara fisik,
tinggi. Lahan-lahan tersebut adalah mental, spiritual, maupun sosial yang
lahan sawah beririgasi teknis atau menunjukan setiap orang untuk hidup
semi teknis dan beralokasi di produktif secara sosial dan ekonomis.
kawasan pertanian dimana tingkat Badan Pusat Statistik ( 2001 : 68 )
aplikasi teknologi dan kelembagaan m,enjelaskan bahwa untuk melihat
penunjang pengembangan produksi tingkat kesejahteraan suatu masyarakat
padi telah maju (Tati Nurmala,dkk. dari segi kesehatannya. Sebagai
2012). penanggung jawab pelayanan
kesehatan bagi masyarakat maka
Menurut Notohadiprawiro pemerintah terus berusaha
Tejoyuwono. (2006), dampak sosial meningkatkan kualitas pelayanan
masyarakat akibat pengalih fungsiaan kesehatan. Untuk meningkatkan
lahan hutan jati menjadi lahan pelayanan kesehatan kepada
pertanian jagung adalah : (1) Interaksi masyarakat, pemerintah berusaha

Syahrill Hidayat
15

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

menyediakan berbagaio sarana dan a. Jumlah faktor-faktor produksi atau


prasarana kesehatan seperti puskesmas kekayaan yang dimilikinya.
utama, puskesmas pembantu, dan b. Harga jual perunit dari setiap
posyandu serta tenaga medis maupun kekayaan atau faktor-faktor
para medis seperti dokter, perawat, dan produksi yang dimiliki
tenaga bidan, hal ini di lakukan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih Menurut Soekartiwi, 1995,
dan sehat, mencegah dan memberantas Pendapatan / keuntungan merupakan
penyakit, meningkatkan keadaan gizi selisih antara penerimaan perusahaan
masyarakat dan meningkatkan masalah dan biaya total :
kesehatan. P = TR - TC
TR = Q X H
4 Luas Lahan TC = TFC + TVC
Keterangan :
Istilah lahan di gunakan
P = Pendapatan
berkenaan dengan permukiman bumi
beserta segenap karateristik – TR = Total Penerimaan
karateristik yang ada padanya dan
penting bagi perikehidupan manusia TC = Total Biaya
(Soemarwoto. 2003.). Secara lebih
rinci, istilah lahan atau land dapat di METODE PENELITIAN
definisikan sebagai suatu wilayah di
Penelitian ini telah di
permukaan bumi, mencakup semua
laksanakan diwilayah Kecamatan
komponen biosfer yang dapat di
Katobu Kabupaten Muna pada bulan
anggap tetap atau bersifat simklis yang
Mei 2018 sampai selesai.
berada di atas dan di bawah wilayah
tersebut termasuk atmosfer, tanah,
Populasi dalam penelitian ini
batuan induk, relief, hidrologi,
adalah seluruh masyarakat petani
tumbuhan dan hewan, serta segala
jagung yang tinggal di Wilayah
akibat yang di timbulkan oleh aktivitas
Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna
manusia di masa lalu dan sekarang,
sebanyak 43 KK.
yang kesemuanya itu berpengaruh
terhadap penggunaan lahan oleh
Penentuan sampel penelitian
manusia pada saat sekarang dan di
ini adalah seluruh masyarakat petani
masa mendatang
di Wilayah Kecamatan Katobu,
Mishabul Munir, 2008 Kabupaten Muna sebanyak 43 KK.
dampak ekonomi adalah pendapatan.
pendapatan dari seorang warga Penelitian ini adalah jenis
masyarakat adalah hasil penjualanny penelitian deskriptif kualitatif yaitu
dari hasil-hasil produksi yang untuk mendeskripsikan dampak
dimilikinya kepada sektor produksi pengalihfungsian lahan hutan jati
(Urip Santoso 2005). Disini menjadi lahan pertanian jagung oleh
pendapatan seseorang diartikan hasil masyarakat di sekitar wilayah
penjualan faktor-faktor produksi yang Kecamatan Katobu Kabupaten Muna.
dimilikinya, ini mengandung
pengertian bahwa besar kecilnya
pendapatan seseorang akan di tentukan
oleh dua hal yaitu :

Syahrill Hidayat
16

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

Variabel yang di teliti adalah : mendeskripsikan kondisi yang


a. Kesehatan sebenarnya dan mengambil
b. Luas lahan gambar/foto di lokasi penelitian di
c. Tingkat keamanan lokasi tersebut.
d. Interaksi sosial
e. Pendapatan Teknik analisis data yang di
gunakan adalah teknik deskriptif
Dalam penelitian ini kualitatif, sesuai dengan kebutuhan
pengumpulan data di lakukan dengan yang menjelaskan tentang keadaan
cara sebagai berikut: sesunguhnya mengenai dampak
a. Pengamatan (observasi) yaitu pengalihfungsiaan lahan hutan jati
aktifitas dalam koleksi data dengan warangga menjadi lahan pertanian
cara mengamati dan mencatat jagung oleh masyarakat di sekitar
mengenai kondisi objek penelitian. wilayah Kecamatan Katobu Kabupaten
b. Wawancara ( interview), yaitu Muna.
melakukan tanya jawab dengan Teknik analisis data penelitian
para informan untuk memperoleh ini menggunakan rumus:
data mengenai kondisi sosial 𝐹
P = X100%
𝑁
ekonomi petani jagung. Selain
(Mukhtar Dan Erna Widodo,2000)
wawancara terstruktur, data
Keterangan :
penelitian di lakukan, wawancara
P =kategori
bebas dengan para informan dan
F =frekuensi (jumlah responden yang
sebagian responden.
memilih alternatif yang sama)
c. Dokumentasi dalam penelitian ini
N =jumlah responden
di lakukan untuk mengamati secara
100%=presentase
langsung sehinga dapat

2.1 Tabel Kisi-Kisi Instrumen


No Variabel Item Jumlah
Penelitian pertanyaan Pertanyaan
Indikator
1 Dampak pengalihan Kesehatan 1,2,3,4,5, 5
fungsian lahan hutan jati Luas lahan 6,7 2
menjadi lahan pertanian
jagung di sekitar wilayah Tingkat 8,9,10,11 4
Kecamatan Katobu, keamanan
Kabupaten Muna Intreaksi 12,13 2
sosial

Sumber : Data diolah 2018


Instrumen penelitian ini di fungsiaan Lahan Hutan Jati Menjadi
gunakan sebagai acuan dalam Lahan Pertanian Jagung Oleh
pengumpulan data yang di lakukan Masyarakat Di Sekitar Wilayah
dengan membagikan daftar pertanyaan Kecamatan Katobu, Kabupaten
berupa angket kepada responden untuk Muna.Angket yang di sediakan terdiri
mendeskripsikan Dampak Pengalih dari 13 butir pernyataan.

Syahrill Hidayat
17

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian


Kondisi Geografis selatan diantara 4.490– 4.500 Lintang
Selatan dan membentang dari barat
Secara astronomis, Kecamatan
Katobu terletak dibagian Selatan Pulau ketimur diantara 122.420-122.430
Muna. Secara geografis,Katobu Bujur Timur.
terletak di bagian selatan garis Luas Wilayah
khatulistiwa, memanjang dari utara ke
Tabel 3.2 Luas Wilayah Kecamatan Katobu

No Desa/Kelurahan Luas wilayah Persentase


(Km2)
1 RahaI 1,30 10,09
2 Laende 1,25 9,70
3 FooKuni 2,27 17,62
4 Watonea 5,68 44,10
5 Butung-Butung 0,56 4,35
6 RahaII 0,56 4,35
7 Wamponiki 0,55 4,27
8 . RahaIII 0,71 5,51
Jumlah 12,88 100
Sumber : Data diolah (2018)

Secara administratif, kelurahan. Dari jumlah kelurahan yang


Kecamatan Katobu terdiri dari 8 ada,yang memiliki wilayah terluas

Syahrill Hidayat
18

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

adalah Kelurahan Watonea dengan luas air. Seperti halnya daerah Sulawesi
5,68Km2 (44,10%), sedangkan Tenggara pada umumnya, di
Kelurahan yang memiliki Wilayah Kecamatan Katobu angin bertiup
dengan arah yang tidak menentu pula,
terkecil adalah Kelurahan Wamponiki
dan keadaan ini disebut musim
dengan luas 0,55Km2(4,27%)dari luas pancaroba.
Kecamatan Katobu. Musim hujan terjadi pada
bulan November sampai dengan juni
Iklim dan Cuaca angin yang mengandung banyak uap
air bertiup dari benua Asia dan
Keadaan iklim di nyatakan Samudra pasifik sehingga
sebagai keadaan rata –rata cuaca menyebapkan hujan.
dalam periode waktu tertentu, Kondisi Demografi
sedangkan cuaca adalah keadaan
atmosfer pada suatu saat. Keadaan Demografi adalah ilmu yang
iklim ini sangat di pengaruhi oleh suhu mempelajari tentang susunan, jumlah
udara, kelembapan udara, tekanan dan perkembangan penduduk. Kondisi
udara, curah hujan, dan durasi sinar demografi berarti memberikan urayan
matahari. Faktor – faktor yang atau gambaran statistic mengenai suatu
mempengaruhi iklim tersebut bangsa dilihat dari sudut sosial politik
memberikan gambaran iklim di suatu atau ilmu kepend udukan. Kondisi
tempat yang lain ( Bayong, 1990). demografi secara administratif,
Kecamatan Katobu pada Kecamatan Katobu terdiri dari 7
umumnya beriklim tropis dengan suhu Kelurahan, 28 lingkungan, dan 64
rata – rata 250 – 270 C. Seperti halnya rukun tetangga menurut hasil
daerah lain, pada bulan November pendataan pada tahun 2017 yaitu
sampai Juni angin bertiup dari benua berjumlah 31.077 pada tahun 2017
Asia dan Samudra Pasifik jiwa yang terdiri dari 14.842 jiwa
mengandung banyak uap air yang laki– laki dan 16.235 jiwa perempuan .
menyebapkan terjadinya hujan di secara terperinci keadaan penduduk
sebagian besar wilayah Indonesia, Kecamatan katobu dapat di uraikan
termasuk Kecamatan Katobu. menurut umur dan jenis kelamin,
Sedangkan musim kemarau tingkat pendidikan, dan mata
terjadi antara bulan juli dan oktober, pencaharian.
dimana pada bulan ini angin bertiup
dari benua Australia yang sifatnya HASIL PENELITIAN
kering dan sedikit mengandung uap

Tabel 4.1 Tingkat Kesehatan Responden


No Kondisi Kesehatan Jumlah Persentase
(%)
1 Baik 27 63
2 Kurang baik 9 21
3 Buruk 7 16
Jumlah 43 100
Sumber : Data di olah 2018
Data di atas menunjukan mempunyai kondisi kesehatan yang
bahwa pada umumnya responden yang baik, yang meliputi kesehatan

Syahrill Hidayat
19

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

keluarga, lingkungan dan masyarakat sebanyak 9 responden atau dalam


sebanyak 27 responden atau dalam persentase 21 %. Sedangkan
persentase 63 %. Namun demikian responden yang memiliki kondisi
terdapat pula responden yang memiliki kesehatan yang buruk sebanyk 7
kondisi kesehatan yang kurang baik, responden atau dalam persentase 16
dimana responden yang memiliki %.
kondisi kesehatan yang kurang baik
Tabel 4.2 Tingkat Keamanan
No Pernyataan Responden Jumlah Persentase (%)
1 Tidak aman 17 40
2 Aman 7 16
3 Sangat tidak aman 19 44
Jumlah 43 100
Sumber: data diolah pada tahun 2018
Dari tabel di atas dapat di responden yang merasa tidak aman
uraikan dari 43 responden yang merasa sebanyak 19 responden atau dalam
tidak aman sebanyak 17 responden persentase 44 %. Hal ini di sebapkan
atau dalam persentase 40 %, karena daerah yang di jadikan sebagai
sedangkan responden yang merasa tempat meneliti adalah daerah yang
aman aman sebanyak 7 rsesponden sering terjadinya tingkat kejahatan.
atau dalam persentase 16 %, dan
Tabel 4. 3 Interaksi Sosial
No Pernyataan Responden Jumlah Persentase (%)
1 Baik 39 91
2 Tidak baik 4 9
3 Sangat tidak baik - -
Jumlah 43 100
Sumber :Data diolah pada tahun 2018
Pada tabel tersebut dapat sedangkan responden yang memiliki
diuraikan responden yang memiliki interaksi soasial yang sangat tidak baik
interaksi sosial yang baik sebanyak 39 tidak ada.
responden atau dalam persentase 91 %,
dan yang responden yang memiliki Luas Lahan
komunikasi yang tidak baik hanya 4
responden atau dalam persentase 9 % ,
Tabel 4.4 Luas Alih Fungsi Lahan Hutan Warangga
No Tahun Alih Fungsi Lahan
Sebelum (Ha) Sesudah (Ha)
1 2015 107.119 94.073
2 2016 44.214 22.991
3 2017 24.103 18.138
4 2018 1.270 870
Sumber : Data diolah 2018
Berdasarkan tabel diatas yang Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor
bersumber dari Surat Keputusan 115 Tahun 2018 dapat di jelaskan

Syahrill Hidayat
20

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

bahwa pada tahun 2015 luas hutan jagung oleh masyarakat yang tinggal
warangga sebelum di alih fungsikan di Kecamatan Katobu Kabupaten
seluas 107.119 Ha, setelah di alih Muna adalah penerimaan yang di
fungsikan menjadi 94. 073 Ha, untuk peroleh dari hasil petani jagung yang
tahun 2016 jumlah luas lahan hutan telah di kerjakan. Responden dalam
warangga sebelum di alih fungsikan penelitian ini umumnya bermata
seluas 44. 214 Ha, sedangkan setelah pencaharian sebagai petani jagung .
di alih fungsikan menjadi 22. 991 Ha, Pendapatan adalah penerimaan yang di
untuk tahun 2017 luas hutan warangga terima oleh responden sebagai imbalan
sebelum di alih fungsikan seluas 24. atas sesuatu pekerjaan atau jasa yang
103 Ha, sedangkan pada tahun 2018 telah di lakukan setelah di kurangi
luas hutan warangga sebelum di alih dengan pengeluaran.Dari hasil
fungsikan seluas 1.270 Ha, sedangkan penelitian yang di peroleh bahwa
sesudah di alih fungsikan lahan hutan pendapatan yang di terima responden
warangga menjadi 870 Ha. bervariasi sesuai dengan pendapatan
pekerjaan pokok yang di tekuni oleh
1. Pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan
Pendapatan adalah jumlah hidup keluarga. Berikut ini jumlah
uang yang di terima dari aktivitasnya, pendapatan setiap kali panen (3 bulan)
kebanyakan dari penjualan produk petani jagung yang tinggal di sekitar
dana jasa kepada pelanggan. Kecamatan Katobu Kabupaten Muna.
Sedangkan bagi masyarakat petani
Tabel 4.5 Biaya Pengeluaran Per Sekali Tanam
No Pengeluaran Satuan Harga Jumlah Harga
tiap kali panen satuan Produksi
(Rp) (Rp)
1 Bibit Liter 10. 000 2 20.000
2 Cangkul Unit 70.000 2 140.000
3 Tembilang Unit 45.000 2 135.000
4 Parang Unit 35.000 2 70.000
5 Karung Unit 6.000 7 42.000
6 Keranjang Besar Unit 35.000 2 70.000
7 Pupuk Kg 17.000 4 68.000
8 Ember Unit 25.000 4 100.000
9 Alat Penyemprot Unit 285.000 1 285.000
10 Tenaga Orang 50.000 3 150.000
Total Biaya 578.000 32 968.000,-
(TC)
Total - - 4.865.000
Penerimaan
( TR)
Sumber : Data diolah tahun 2018

Syahrill Hidayat
21

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

PEMBAHASAN %, sedangkan responden yang merasa


aman aman sebanyak 7 rsesponden
Berdasarkan hasil analisis atau dalam persentase 16 %, dan
dampak pengalih fungsian hutan jati responden yang merasa tidak aman
menjadi lahan pertanian jagung sebanyak 19 responden atau dalam
terhadap kondisi sosial ekonomi persentase 44 %. Hal ini di sebapkan
masyaraat di sekitar Kecamatan karena daerah yang di jadikan sebagai
Katobu Kabupaten Muna menunjukan tempat meneliti adalah daerah yang
kondisi sosial ekonomi yang terbagi sering terjadinya tingkat kejahatan.
menjadi dua yaitu kondisi sosial yang Di lihat dari interaksi sosial,
terdiri dari kondisi kesehatan, interaksi responden yang memiliki interaksi
sosial, tingkat keamanan,luas lahan sosial yang baik semakin banyak. Hal
sedangkan kondisi ekonomi yang ini dapat di sebapkan masyarakat
terdiri dari pendapatan. menyadari seberapa pentingnya
Di lihat dari kondisi kesehatan interaksi sosial di perlukan dalam
dari 43 responden, yang memiliki bermasyarakat. Sedangkan responden
kondisi kesehatan yang baik sebanyak yang memiliki responden yang tidak
27 responden atau dalam persentase 63 baik, hal ini di karenakan sebagian
%. Namun demikian terdapat pula responden sebagian menetap di kebun
responden yang memiliki kondisi dan menjaga tanaman jagung agar
kesehatan yang kurang baik, dimana tidak di ganggu oleh hama-hama
responden yang memiliki kondisi sehingga dapat menyebapkan jagung
kesehatan yang kurang baik sebanyak tersebut gagal panen.
9 responden atau dalam persentase 21 Di lihat dari luas lahan hutan
%. Sedangkan responden yang jati warangga adalah sekitar ±130 Ha,
memiliki kondisi kesehatan yang sedangkan yang di gunakan dalam
buruk sebanyak 7 responden atau lahan pertanian jagung sadalah sekitar
dalam persentase 16 %. Reseponden ±10 Ha. Hal ini dapat membantu lahan
yang terserang penyakit yang sering, tersebut untuk tidak manjadi lahan
kadang kadang maupun tidak pernah. kering. Di sisi lain di dukung juga
Hal ini dapat di sebapkan karena oleh kebijakan dari pemerintah bahwa
pergantian musim yang tidak menentu. lahan hutan warangga dapat di
Akan tetapi ada beberapa responden gunakan sebagai lahan pertanian
yang memiliki penyakit tersebut. Dari jagung mengingat pemerintah
hasil penelitian di lapangan berencana lahan pertanian jagung akan
menunjukan bahwa keadaan kesehatan menjadi sebuah gerakan masyarakat
masyarakat telah memiliki kesadaran karena memiliki potensi besar untuk
tentang pemanfaatan jasa atau meningkatkan kesejahteraan petani
pelayanan pusat kesehatan atau warga yang konsentrasi menanam
masayarakat (Rumah Sakit) pada tanaman jagung, serta dapat jadikan
umumnya masyarakat bila terserang sebagai pendapatan untuk daerah.
penyakit selalu berobat ke Rumah Di lihat dari segi pendapatan
Sakit atau pada pada petugas jelaskan jumlah pendapatan petani
kesehatan yang ada. jagung yang tinggal di Kecamatan
Di lihat dari tingkat keamanan Katobu Kabupaten Muna yang
dapat di uraikan dari 43 responden mempunyai jumlah pendapatan hail
yang merasa tidak aman sebanyak 17 panen jagung sebesar Rp 500, 000 –
responden atau dalam persentase 40 Rp 1. 000, 000 adalah 4 responden

Syahrill Hidayat
22

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

atau dalam persentase 9 %, kemudian responden, yang memiliki kondisi


jumlah pendapatan petani jagung yang kesehatan yang baik sebanyak 27
mempunyai pndapatan setiap kali responden atau dalam persentase
panen sebesar Rp 1. 500,000 – Rp 2. 63 %.
000,000 adalah 18 responden atau 2. Tingkat keamanan dapat di
dalam persentase 42 %, sedangkan uraikan dari 43 responden yang
jumlah pendapatan petani jagung yang merasa tidak aman sebanyak 17
mempunyai pendapatan sebesar Rp 2. responden atau dalam persentase
500,000 – Rp 3.000,000 adalah 15 40 %. Perlu adanya perhatian dari
responden atau dalam persentase 35 pemerintah.
%, dan jumlah pendapatan yang 3. Di lihat dari interaksi sosial,
mempunyai pendapatan sebesar ≥ Rp responden yang memiliki interaksi
3.000,000 sebanyak 6 responden atau sosial yang baik semakin banyak.
dalam persentase 14 %. Adanya Hal ini di lihat responden yang
perbedaan jumlah pendapatan memiliki interaksi sosial yang
pertanian jagung yang tinggal di baik sebanyak 39 responden atau
Kecamatan Katobu Kabupaten Muna dalam persentase 91 %.
hal ini di sebabkan karena sebagian 4. Di lihat dari luas lahan hutan jati
dari lahan pertanian jagung tersebut di warangga adalah sekitar ±130 Ha,
makan oleh hama seperti monyet dan sedangkan yang di gunakan dalam
babi. Sehingga mengurangi hasil lahan pertanian jagung sadalah
panen jagung. Di sisi lain, jumlah sekitar ±10 Ha.
pendapatan tersebut bukan hanya di Dari 43 responden jumlah
dapatkan sebagai pertanian jagung pendapatan petani jagung yang
akan tetapi ada tanaman lain yang di mempunyai pndapatan setiap kali
tanam seperti sayur – sayuran, panen sebesar Rp 1. 500,000 – Rp 2.
tanaman pisang serta tanaman lainnya. 000,000 adalah 18 responden atau
untuk di manfaatkan oleh masyarakat dalam persentase 42 %.
pertanian jagung seperti di jual di
pasaran.
DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN Agustin Barbara. (1994). Kamus


Lengkap Bahasa Inggris.
Adapun yang dapat di Surabaya: Mega Press.
simpulkan dari penelitian ini dapat di
uraikan sebagai berikut : Herman Soesangobeng. (2002).
1. Dari hasil penelitian di lapangan Sinkronisasi Peraturan
menunjukan bahwa keadaan Perundang-undangan
kesehatan masyarakat telah Mengenai Pengelolaan
memiliki kesadaran tentang Sumberdaya Alam.
pemanfaatan jasa atau pelayanan
pusat kesehatan masayarakat Munir, Mishabul (2008), Pengsaruh
(Rumah Sakit) pada umumnya Konversi Lahan Pertanian
masyarakat bila terserang Terhadap Tingkat
penyakit selalu berobat ke Rumah Kesejahteraan Ruma
Sakit atau pada pada petugas htangga Petani, Skripsi,
kesehatan yang ada. Dari 43

Syahrill Hidayat
23

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 4. No 2 April 2019

Sarjana Pertanian Institut


Pertanian Bogor.
Muhamad Yudhistira Dika (2013).
Analisis Dampak Alih
Fungsi Lahan Pertanian
Terhadap Ketahanan
Pangan di Kabupaten
Bekasi Jawa Barat.
Skripsi. Program Sarjana.
Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Nurmala Tati, dkk .(2012). Pengantar
IlmuPertanian.Yogyakarta
:Graha Ilmu.
Santoso, Urip. (2005). Hukum Agraria
dan Hak-Hak atas Tanah.
Jakarta: Kecana.
Soemarwoto. (2003). Analisis
Mengenai Dampak
Lingkungan.Yogyakarta :
Gaja Mada University Press

Soekartawi.(1995). Analisis Usaha


Tani. Jakarta : UI Press.

Widodo, Erna dan Mukhtar (2000).


Konstruksi ke Arah
Penelitian Deskriptif.
Yogyakarta : Avaroz.

Syahrill Hidayat

Anda mungkin juga menyukai