Anda di halaman 1dari 14

ASAL USUL SATUAN BESARAN POKOK 

1. Satuan Panjang (meter)


Meter pada awalnya ditetapkan oleh Akademi Sains Prancis sebagai 1/10.000.000 jarak
sepanjang bumi dan kutub utara hingga Khatulistiwa melalui Meridian Paris pada tahun 1791,
dan pada tahun 1795 perancis menggunakan meter sebagai jarak resmi untuk panjang.
Ketidakpastian dalam mengukur jarak tersebut menyebabkan biro berat dan ukuran Internasional
menetapkan satu meter adalah jarak antara dua garis pada batang platinum-iridium yang
disimpan di Sevres Perancis tahun 1889.
Pada tahun 1960 hingga 1970, ketika laser di perkenalkan Konferensi umum tentang berat
dan ukuran ke-11 mengganti definisi meter sebagai 1.650.763,63 kali panjang gelombang
spektrum cahaya oranye-merah atom krypton-86 dalam sebuah ruangan vakum. Pada tahun
1983, BIPM menentukan meter sebagai jarak yang dilalui cahaya melalui vakum pada
1/299.792.458 detik kecepatan cahaya ditetapkan sebesar 299.792.458 meter per detik. Oleh
karena itu kecepatan cahaya dalam vakum dimana saja adalah sama. Devinisi ini adalah lebih
universal dibandingkan jarak ukur lilit bumi atau panjang batang logam tertentu.
Pada tahun 1120 raja Inggris yaitu Henry 1 secara pribadi menggunakan hitung dan
 jempolnya untuk menetapkan standar satuan panjang, kemudian memutuskan bahwa standar
 panjang di negara itu akan diberi nama yard (3 kaki) dan akan sama dengan jarak dari ujung
hidung ke ujung lengan.Meter asal kata dari Yunani yaitu metron yang berarti ukuran.
Persegi panjang (inggris rectangle) adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua
 pasang rusuk yang masing-masing sama panjang
panj ang dan
d an sejajar dengan pasangannya, dan memiliki
empat buah sudut yang kesemuanya adalah sudut siku-siku.Rusuk terpanjang disebut sebagai
 panjang (p) dan rusuk terpendek disebut sebagai lebar (l).Persegi panjang yang keempat
rusuknya sama panjang disebut sebagai persegi.

Sejarah Kaki Sebagai Satuan


Satuan kaki (bahasa inggris: foot, jamak: feet) tidak banyak digunakan di
negara-negara di dunia. Hanya beberapa negara yang mempergunakannya. Satuan ini
lebih dikenal dengan satuan British, karena memang satuan ini awalnya yang
memperkenalkan adalah Britania Raya, dan sampai sekarang masih dipakai di
Britania Raya dan beberapa negara jajahannya seperti Amerika Serikat.
Banyak orang yang sebenarnya masih bingung asal usul besaran kaki. Banyak
dari mereka mengatakan bahwa 1 kaki adalah ukuran langkah seseorang. Tapi
menurut sepengetahuan saya sebenarnya kaki itu merupakan ukuran panjang telapak
kaki orang dewasa. Kalau kita lihat penggaris 30 cm, disitu juga terdapat satuan inci,
nah 12 inci itu sama dengan 1 kaki. Kalau kita bandingkkan dengan kaki orang
Indonesia, 12 inci terlalu besar untuk ukuran sebuah telapak kaki, atau panjang kaki.
Tapi bagi orang Britania Raya (Ingris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara) yang
notabene mereka mempunyai badan yang sangat besar-besar, 12 inci merupakan
ukuran yang tidak begitu besar. Jadi ukuran 12 inci atau satu kaki adalah ukuran
 panjang 1 kaki mereka. Simbol internasional untuk kaki adalah ft.
Kita tahu bahwa 1 kaki tadi adalah 12 inci, nah ada juga yang mencari-cari asal
usul inchi. Menurut sebagian sumber, inci pada awalnya didefinisikan sebagai jarak
antara ujung ibu jari dengan ruas pertama ibu jari. Perkataan bagi "inci" sama dengan
 perkataan "ibu jari" dalam beberapa bahasa. Bahasa Perancis : inci, pouce  ibu jari;
 bahasa Italia: pollice inci, pollice ibu jari; bahsa Spanyol: pulgada inci, pulgar  ibu jari;
 bahasa Swedia: tum inci,tumme ibu jari, bahasa Belanda: duim, inci dan ibu jari.
Kemudian satuan panjang lagi yang tidak sesuai dengan satuan internasional
(SI) adalah yard. Dalam kenyataannya yard adalah ukuran panjang 3 kaki. Jadi kalau
kita bandingkan dengan inchi, 1 yard adalah 36 inci. nah banyak yang kurang tahu
tentang hal ini. Menurut sebagian sumber juga, yard didefinisikan sebagai jarak
antara hidung Raja Henry I dari Inggris hingga ibu jarinya.
Meski dewasa ini kaki terutama hanya digunakan di Britania Raya dan (bekas)
 jajahannya seperti Amerika Serikat, satuan ini konon asalnya dari Sumeria kuno.

Sejarah joule sebagai satuan


Joule (simbol J) adalah satuan SI untuk energi dengan basis unit kg.m2/s2. Nama
 joule diambil dari penemunya James Prescott Joule. Joule disimbolkan dengan huruf
J. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Mayer of Heilbronn.
Joule diambil dari satuan unit yang didefinisikan sebagai besarnya energi yang
dibutuhkan untuk memberi gaya sebesar satu Newton sejauh satu meter. Oleh sebab
itu, 1 joule sama dengan 1 newton meter (simbol: N.m). Selain itu, satu joule juga
adalah energi absolut terkecil yang dibutuhkan (pada permukaan bumi) untuk
mengangkat suatu benda seberat satu kilogram setinggi sepuluh sentimeter.
Definisi satu joule lainnya yaitu pekerjaan yang dibutuhkan untuk memindahkan
muatan listrik sebesar satu coulomb melalui perbedaan potensial satu volt, atau satu
coulomb volt (simbol: C.V). 1 joule juga dapat didefinisikan sebagai pekerjaan untuk
menghasilkan daya satu watt terus-menerus selama satu detik, atau satu watt sekon
(simbol: W.s).
Konversi
1 joule adalah sama dengan 107 erg.
1 joule mendekati sama dengan: 6.241506363x1018 eV (elektron volt), 0.239
kal (kalori), 2.7778x10-7 kwh (kilowatt-hour), 2.7778x10-4 wh (watt-hour), atau
9.8692x10-3 liter-atmosfer

2. Satuan waktu (detik)

Sebelum adanya pengukuran waktu modern seperti zaman sekarang, arloji dan stopwatch
waktu diukur menggunakan jam matahari dan jam pasir, waktu diukur abad, tahun, bulan,
minggu, jam, menit, dan sekon atau sekon. Sebelum tahun1967, satu sekon ditetapkan sama
dengan(1/60) (1/60) (1/24) atau dengan 1/86400 hari. Jadi 1 sekon adalah 1/86400 hari.
Akan tetapi dari kemudian hari diketahui bahwa waktu edar matahari rata-rata itu berubah
dari tahun ke tahun sehingga pada tahun 1967 ditetapkan waktu standar satu sekon adalah waktu
yang diperlukan oleh atom sesium-33 untuk melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali
 periode getaran radiasi dari atom sesium.

3. Satuan Massa (kilogram)


Pada Satuan Internasional massa dinyatakan dalam satuan koligram. Didefinisikan sebagai
massa sebuah silinder platina-iridium tertentu disimppan di Biro Internasional Poids et Mesures
di Sevres, Perancis. Standar ini ditetapkan pada tahun 1887. Penggunaan bahan platinum-iridium
sebagai standar satu kilogram karena merupakan bahan yang stabil.
Dalam penggunaan sehari-hari, massa sebuah benda disamakan dengan berat, padahal
sebenarnya keduanya adalah hal yang berbeda sama sekali, dilihat dari nilai serta konsepnya.
Dalam konteks sains, massa merujuk kepada banyaknya jumlah partikel dalam suatu objek,
sedangkan berat merujuk kepada gaya yang dialami oleh suatu benda akibat adanya gaya
gravitasi, sebuah objek yang memiliki massa satu kilogram akan memiliki berat antara 9.78
newton dan 9.83 newton, tergantung dari gravitasi di tempat itu.
Pada situasi normal, berat suatu objek adalah sebanding dengan massanya. Namun
 pembedaan antara massa dengan berat diperlukan untuk pengukuran berpresisi tinggi. Oleh
karena hubungan relativistik antara  massa dengan energi, adalah mungkin untuk menggunakan
satuan energi untuk mewakili massa. Sebagai contoh, eV normalnya digunakan sebagai satuan
−36
massa (kira-kira 1,783×10  kg) dalam fisika partikel. itu lah rumusnya.
Dalam mekanika klasik,  massa mempunyai peranan penting dalam menentukan sifat-sifat
suatu benda. Hukum kedua Newton menyatakan bahwa gaya F  adalah massa benda (m)
dikalikan dengan percepatan a:

Selain itu, massa juga berhubungan dengan momentum p dan kecepatan v dengan rumus:

dan juga energi kinetik E k  dengan kecepatan, dengan rumus:

Tekanan dan Tegangan (FL-2 atau ML-1t-2)


Apabila suatu gaya bekerja pada suatu bidang dengan luas tertentu maka terjadi
tekanan atau tegangan. Jika arah gaya tegak lurus menuju bidang itu, terjadi
“tekanan” dan apabila gaya tegak lurus mengarah keluar bidang akan terjadi
“tegangan”.Lambang dimensi dari tekanan mau pun tegangan adalah sama yaitu
 besaran gaya dibagi luas bidang kerjanya. Untuk Sistim MLT (Sistim Dinamis),
lambang dimensinya adalah MLT-2/L2 = ML-1T-2. Untuk Sistim FLT (Sistim
Statis), lambangnya adalah F/L2 = FL-2.
Dalam Sistim MLT, satuan tekanan/tegangan adalah kgm/m.s2 atau =
newton/m2. Satuan tekanan ini disebut pascal, disingkat Pa.
Jadi 1 Pa = 1 N/m2 .Dalam Sistim FLT/Statis, satuan tekanan adalah kggaya/m2 = 1
kgf/m2.
Oleh karena satuan 1 kgf/m2 terlalu kecil, dipakai satuan turunannya yang
lebih besar yaitu 1 atmosfer teknik atau ditulis 1 atmtek = 1 kgf/cm2 = 104 kgf/m2 =
9.81 x 104 Pa. Angka ini dan angka-angka berikut adalah hasil pembulatan, untuk
angka yang lebih tepat dapat dilihat pada Bab VIII. Tekanan udara luar disepakati
disebut 1 atm standard atau ditulis 1 atmstd = 1,0328 kgf/cm2 = 1,0328 x 104 x 9,81
 N/m2 .Dapat ditulis 1 atmstd = 1,0132 x 105 Pa.
Dalam sehari-hari dipakai satuan yang bulat dan ditetapkan 1 bar = 105 Pa.
Dalam Sistim Inggeris-FLT, satuan tekanannya adalah lbf/ft2 dan lbf/in2 disingkat
 psi. Apabila dikonversi, 1 lbf /ft2 = 47,88 Pa sedang 1 psi = 6,8947 x 103 Pa.
Dalam Sistim Inggeris-MLT, satuan tekanannya adalah poundal/ft2 (= lbm.ft/s2.ft2).
Dapat dikonversikan 1 poundal/ft2 = 1.4882 Pa  .

Satuan Usaha atau Kerja (FL atau ML2T-2).


Bila suatu gaya bekerja pada sebuah objek dan objek itu berpindah sejauh L
selama gaya itu bekerja maka dikatakan gaya telah melakukan usaha atau kerja
(“work”) sebesar gaya x L .Pada Sistim Dinamis, dimensi gaya dapat dilambangkan
oleh MLT-2 sehingga lambang dimensi usaha adalah MLT-2 x L = ML2T-2. ( Karena
yang didefinisikan adalah massa, sedang gaya dihitung –  lihat Pasal 2.2).
Pada Sistim Statis, lambang dimensi usaha atau kerja adalah F x L = FL
(Karena gaya didefinisikan dulu, sedang massa dihitung). Satuan usaha/kerja dalam
Sistim Dinamis Besar adalah satuan gaya x satuan jarak/panjang yaitu 1 newton x 1
meter = 1 newton-meter. Satuan ini disebut 1 joule disingkat J, artinya 1 joule(J ) = 1
newton-meter.
Untuk Sistim Dinamis Kecil - cgs, satuan usaha atau kerjanya adalah 1 dyne x
1 cm = 1 dyne-cm. Nilai ini disebut 1 erg. Jadi 1 erg = 1 dyne-cm.
Dapat dihitung 1 joule = 105 dyne x 100 cm = 107 erg.
Satuan usaha/kerja dalam Sistim Statis Besar adalah 1 kgf-meter = 1 kgf-m.
Walaupun dalam buku-buku sains Sistim Statis tidak dipakai, satuan usahanya atau
disebut juga satuan kerja mekanisnya masih tetap dipakai dalam ilmu-ilmu teknik,
dan kita akan membicarakannya lagi nanti.
Satuan usaha atau kerja dalam dalam Sistim Statis Kecil adalah 1 gf-cm.
Pada Sistim Inggeris, satuan usaha atau kerjanya juga dua macam yaitu untuk
masing-masing Sistim MLT dan Sitim FLT. Satuan usaha Sistim Inggeris  –   MLT
adalah 1 poundal-ft, dan satuan usaha untuk Sistim Inggeris –   FLT adalah 1 lbf-ft.
Kedua satuan ini tetap dipakai sampai sekarang termasuk dalam buku-buku teknik,
dan akan dibicarakan lagi nanti.

Satuan Daya (FLT-1 atau ML2T-3)


Daya atau “power” adalah besarnya usaha/kerja yang dilakukan dalam jangka
waktu tertentu. Satu satuan daya adalah daya sebesar satu satuan usaha per satuan
waktu. Lambang dimensi satuan daya untuk Sistim Statis/FLT adalah FL/T atau FLT
1, sedang lambang dimensi satuan daya untuk Sistim Dinamis/MLT adalah ML2T-
2/T atau ML2T-3. Dalam Sistim Dinamis Besar (MLT) satu satuan daya adalah 1
 joule per second. Angka ini didefinisikan sebagai 1 watt, atau dengan perkataan lain 1
watt = 1 J/s.
Dalam Sistim Statis Besar, satuan daya adalah 1 kgf-m/s.
Dalam bidang teknik ditentukan besaran daya 1 Tenaga Kuda (HP) = 75 kgf-m/s.
Dari Pasal 2.3 diketahui 1 kgf = 9,806 65 N, maka:
1 HP = 75 x 9,806 65 N-m/ sec = 735,498 75 N-m/sec dibulatkan 1 HP = 736 watt.
Untuk Sistim Ingeris, ditentukan 1 HP = 550 lbf-ft/sec, dan dihitung:1 lbf = 0,454
kgf. Bila dihitung kedalam satuan metrik maka 1 HP = 550 x 0,454(kgf/lbf) x
0,3048(m/ft) x 9,806 65 (N/kgf)/s = 746,370 N-m/s = 746,37 N-m/s dibulatkan 1 HP
= 746 watt. Besaran 1 HP yang berbeda-beda tersebut tetap dipergunakan tergantung
sistimnya.
Bila memakai Sistim Statis 1 HP = 75 kgf-m/s = 736 watt, dan bila memakai
Sistim Inggeris 1HP = 550 lbf/s = 746 watt . Dalam Sistim Internasional (yang
dibahas pada Bab khusus), kecendrungan memakai 1 HP = 746 watt namun istilah
Tenaga Kuda (HP) tidak masuk dalam SI sebab HP adalah satuan teknik/engineering.
Untuk penyederhanaan, dalam bidang teknik sering dipakai nilai 1 HP = 750 watt.

Satuan Tenaga atau Energy (FL atau ML2t-2).


Tenaga adalah hasil perkalian daya dengan waktu-pakai daya tersebut. Apabila
misalnya suatu daya sebesar 1 watt dipakai selama 1 jam maka tenaga atau energy
yang terpakai adalah 1 watt x 1 jam = 1 wattjam.disingkat 1 Wh. Apabila daya
sebesar 1 kilowatt (= 1.000 watt) dipakai selama 1 jam maka tenaga/energy terpakai
adalah 1 kilowattjam disingkat 1 kWh. Maka 1 kWh disebut satuan tenaga/energy
Lambang dimensi tenaga/energy didapat dari hasil kali lambang dimensi daya
dikalikan lambang dimensi waktu.
Jadi untuk Sistim Statis lambang dimensi tenaga/energy adalah FL, dan untuk
Sistim Dinamis lambang dimensi tenaga/energy adalah ML2T-2. Itu berarti lambang
dimensi satuan tenaga/energy adalah sama dengan lambang dimensi satuan usaha,
 jadi: Masing masing satuan usaha adalah sejenis dengan satuan tenaga/energy dan
karenanya dapat saling dikonversikan. Contoh : 1 kWh = 1.000 Joule x 1 jam/detik =
3.600.000 Joule = 3.6 x 106 N-m.
Tenaga/energy yang dibicarakan diatas dihitung dari waktu pakai dari suatu
daya, dan karenanya disebut sebagai tenaga/energy mekanis. Untuk penyederhanaan,
dari beberapa jenis energy, satuan-satuan yang akan dibahas disamping satuan energy
mekanis adalah satuan energy panas dan satuan energy listrik.

Asal usul satuan ukuran tenaga kuda / horse power

Daya kuda atau tenaga kuda adalah salah satu unit pengukuran daya yang pada
umumnya setara dengan 735.5 hingga 745.7 watt . Pada awalnya, istilah daya
digunakan untuk membandingkan performa antara mesin uap dengan Kemanpuan
tarikan kuda (draft horse). Setelah itu, satuan ini diadopsi untuk mengukur daya
keluaran dari piston, turbin, motor listrik, dan mesin lainnya.
Horsepower atau biasa disingkat HP merupakan salah satu satuan untuk daya.
Pernah mendengar istilah Watt (W)? Ya Watt juga merupakan salah satu satuan daya.
Umumnya, penggunaan satuan daya yang paling populer menggunakan Watt. Hampir
di setiap barang, seperti barang elektronik dan pompa, menggunakan satuan Watt
untuk menunjukkan daya input dan output-nya.
kenapa namanya horsepower? Apa karena satu horsepower itu sama dengan
tenaga yang dihasilkan oleh satu ekor kuda? Waktu itu James Watt, si penemu mesin
uap pada tahun 1782, mencoba untuk mempromosikan mesin uap temuannya, tapi
 pada saat itu orang masih menggunakan kuda sebagai tenaga penggerak. Karena itu,
ia mencoba membandingkan daya mesin uap temuannya dengan daya kuda agar
orang-orang tertarik untuk menggunakan mesin uap temuannya. Untuk
membandingkan dengan mesin uapnya, ia terlebih dahulu menentukan berapa daya
yang dihasilkan oleh satu ekor kuda. Percobaan yang ia lakukan adalah dengan
membuat seekor kuda mengangkat beban seberat 180 lbs melalui roda dengan
diameter 12 feet seperti pada gambar di bawah ini.

Dari dua data diameter dan berat yang ada, kita bisa menghitung besarnya 1
daya kuda melalui perhitungan di bawah ini:

Bisa dilihat dari perhitungan di atas, 1 daya kuda setara dengan 735.53 Watt. Nilai
ini merupakan metric horsepower . Beberapa nilai horsepower yang biasa ditemui
antara lain adalah mechanical horsepower  (745.7 Watt), dan electrical horsepower 
(746 Watt). Kisaran nilai horsepower   yang ada berkisar antara 735.5 hingga 750
Watt. Mmm.. Agak bingung juga ya harus menggunakan nilai yang mana?
Mungkin karena ini, penggunaan satuan daya horsepower  agak kurang populer jika
dibandingkan dengan satuan daya Watt.
4. Satuan Temperatur (kelvin)

Skala kelvin adalah skala suhu dimana nol absolut di definisikan sebagai 0 K. Kelvin adalah
salah satu dari tujuh unit dasar SI. Satuan kelvin didefinisikan oleh dua fakta yaitu nol kelvindan
nol absolut, dan satu kelvin adalah pecahan 1/273,16 dari suhu termodinamika. Skala suhu
celcius sekarang didefinisikan kelvin.
Kelvin dinamakan berdasarkan mana seorang fisikawan dan insinyur Inggris William
Thomso 1st Baron Kelvin. Perkataan kelvin sebagai unit ditulis huruf kecil (k) kecuali dalam
awal kalimat dan tidak pernah di ikuti kata dan simbol derajat, berbeda dengan fahrenheit dan
celcius. Ini karena kedua skala tersebut adalah skala ukuran sementar kelvin adalah unit ukuran.
Ketika kelvin diperkenalkan pada tahun 1954 di Konverensi umum Ukuran dan Berat ke-10,
Resolusi 3, CR 79 namanya adalah derajat kelvin dan ditulis ᴼK, dan kata derajat dibuang pada
tahu 1967.

Sejarah Temperatur Farinhait


Ada beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit memikirkan skala temperaturnya.
Ada yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) dan 100 °F pada skala
temperaturnya dengan cara mencatat temperatur di luar terendah yang dapat ia ukur, dan
temperatur badannya sendiri. Temperatur di luar terendah ia jadikan titik nol yang ia ukur pada
saat musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung halamannya, (-17.8 °C).
Fahrenheit ingin menghindari suhu negatif di mana skala Ole Rømer seringkali menunjuk
temperatur negatif dalam penggunaan sehari-hari.
Fahrenheit memutuskan bahwa suhu tubuhnya sendiri adalah 100 °F (suhu tubuh normal
adalah mendekati 98.6 °F, berarti Fahrenheit saat itu sedang demam ketika bereksperimen atau
termometernya tidak akurat). Dia membagi skala normalnya menjadi 12 divisi, dan kemudian ke-
12 divisi masing-masing dibagi lagi atas 8 sub-divisi. Pembagian ini menghasilkan skala 96
derajat. Fahrenheit menyebut bahwa pada skalanya, titik beku air pada 32 °F, dan titik didih air
 pada 212 °F, berbeda 180 derajat.
Ada pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) pada skalanya
sebagai suhu di mana campuran sama rata antara es dan garam melebur dan 96 derajat sebagai
temperatur darahnya (dia pada awalnya menggunakan darah kuda untuk menandakan skalanya).
Skalanya terdiri atas 12 divisi, tapi kemudian dia membagi masing-masing divisi menjadi 8 sub-
divisi sama besar. Dan menghasilkan 96 derajat. Dia kemudian menemukan bahwa air (tanpa
campuran apa-apa) akan membeku pada suhu 32 derajat dan mendidih pada suhu 212 derajat.
Yang ketiga adalah cerita yang paling dikenal, seperti yang digambarkan pada serial televisi
fisika populer The Mechanical Universe . Serial itu menyatakan bahwa Fahrenheit mengadopsi
skala Romer di mana air membeku pada suhu 7,5 derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4
untuk mengeliminasi pecahan serta meningkatkan granularity dari skala tersebut (menghasilkan
30 dan 240 derajat). Kemudian dia kembali menentukan skalanya di antara titik beku air dan
temperatur normal tubuh manusia (di mana ia mengambil 96 derajat); titik beku air ditentukan 32
derajat sehingga ada 64 interval akan membagi dua. Sehingga ia bisa menandai garis derajat
 pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut dua kali.
Pengukurannya tidak semuanya akurat. Dengan menggunakan skala awalnya, titik beku dan
titik didih air yang sebenarnya akan berbeda dengan 32 °F dan 212 °F. Beberapa waktu setelah
kematiannya, diputuskan untuk kembali menandakan skalanya dengan 32 °F dan 212 °F sebagai
titik beku dan titik didih air murni yang benar. Perubahan ini memudahkan konversi dari Celsius
ke Fahrenheit dan vice versa  dengan menggunakan rumus sederhana. Perubahan ini juga
menjelaskan mengapa temperatur tubuh pernah sekali ditentukan 96 atau 100 °F oleh Fahrenheit
sekarang ditentukan 98,6 °F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 °F akan lebih akurat.
Keempat, adalah cerita yang tidak begitu dikenal mengenai asal muasal skala Fahrenheit.
Cerita keempat menceritakan bahwa skala Fahrenheit ditentukan Fahrenheit sendiri yang
menjadi anggota organisasi persaudaraan (tidak ada bukti yang tentu). Dalam organisasi tersebut,
ada 32 tingkat penerangan, 32 menjadi yang tertinggi. Penggunaan kata degree  (dalam bahasa
Indonesia berarti: derajat atau tingkatan) sendiri dikatakan diambil dari tingkatan dalam
organisasi tersebut. Ini mungkin suatu kebetulan, tapi tidak ada bukti yang menunjukkan
kebenaran hal tersebut .
Versi kelima menceritakan bahwa Fahrenheit menentukan 0 derajat berdasarkan temperatur
di mana manusia akan mati beku karena kedinginan dan 100 derajat adalah temperatur di mana
manusia akan mati karena panas. Untuk alasan itu, 0 sampai 100 menunjukkan rentang di mana
manusia bisa hidup.
5. Satuan Arus (Ampere)

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik
 bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu, Arus konvensional
didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu
dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.
Saat arus listrik mengalir lewat suatu kabel, maka bidang magnet akan berada di sekeliling
kabel. Ampere didefinisikan pada 1948 dari kekuatan tarik-menarik dua kabel yang berarus
listrik.
1 ampere adalah arus listrik konstan dimana jika terdapat dua kabel dengan panjang tak
terhingga dengan circular cross section?? yang dapat diabaikan, ditempatkan dengan jarak 1
7
meter pada ruang hampa, akan menghasilkan gaya 2 x 10 newton per meter.
Arus adalah banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap
satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan detik atau Ampere . Contoh arus listrik
dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere (μ A)
seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti
yang terjadi pada petir . Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi
terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung
 pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam . Satuan internasional untuk arus
listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan
-7
yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10  N/m di antara dua penghantar
lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain
dalam ruang hampa udara.

6. Satuan Intensitas Cahaya (candela)

Bagai cahaya, maka perlu menunggu sampai 1909 untuk melihat awal unufikasi di tingkat
Internasional, ketika laboraturiun Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris memutuskan untuk
mengadopsi lilin internasional yang diwalili oleh lampu pilamen karbon. Jerman pada saat yang
sama, tinggal dengan lilin Hefner, ditetapkan oleh standar api, dan setara dengan sekitar 9/10
lilin Internasional. Tapi standar dengan menggunakan lampu pijar dan akibatnya bergantung
 pada stabilitas mereka tidak akan pernah memuaskan dan oleh karena itu, bisa hanya sementara.
Disisi lain sifat hitam yang disediakan secara teoritis sempurna, dan pada awal 1933, prinsip
diadopsi bahwa unit fotometrik baru akan didasarkan kepada emisi bercahaya hitam di suhu beku
 besi platina (2045 K).
Sebelum intensitas cahaya berdasarkan filamen api atau pijar digunakan di berbagai negara
tahun 1948, awal digantikannya lilin baru berdasarkan luminasi radiator hitam a pada suhu beku
 platinum. Modifikasi ini telah disiapkan oleh Komisi internasional tentang Penerangan dan oleh
CIPM sebelim 1937, dan telah di umumkan oleh CIPM pada tahun 1946. Saaat ini diratifikasi
 pada tahun 1948 oleh CGPM 9 yang mengadopsi nama internasional baru untuk unit ini yang
candela pada tahu 1967 CGPM ke-13 memberi perubahan dari definisi 1946.
Pada tahun 1979 karena kesulitan eksperimental dalam mewujudkan radiator Plank pada
suhu tinggi dan kemungkinan-kemungkinan baru yang ditawarkan oleh radiometri, yaitu
 pengukuran daya radiasi optik, mengadopsi definisi baru candela.

7. Satuan Jumlah Zat (mole)

Mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat. Istilah mol pertama kali diciptakan
oleh Wilhem Ostwald dalam bahasa Jerman pada tahun 1893, walaupun sebelumnya telah
terdapat konsep massa equivalan seabad sebelumnya. Istilah mol diperkirakan berasal dari kata
 bahasa Jerman molekul. Nama gram atom dan gram molekul juga pernah digunakan dengan
artian yang sama dengan mol tetapi unutk sekarang ini sudah tidak digunakan lagi.
Satuan mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem yang mengandung entitas elemeter
sebanyak atom-atom yang berda pada 12 gram karbon-12.
Terdapat miskonsepsi yang umum bahwa mol didefinisikan menurut tetapan Avogadro (juga
disebut "bilangan Avogadro"). Namun kita tidak perlulah mengetahui jumlah atom ataupun
molekul yang ada dalam suatu zat untuk menggunakan satuan mol, dan sebenarnya pula
 pengukuran jumlah zat dilakukan pertama kali sebelum adanya teori atom modern. Definisi
mutakhir mol disepakati pada tahun 1960-an. Sebelumnya, definisi mol didasarkan pada berat
atom hidrogen, berat atom oksigen, dan massa atom relativ oksigen-16. Keempat definisi ini
memiliki tingkat perbedaan yang lebih kecil dari 1%.
Metode yang paling umum untuk mengukur jumlah zat adalah dengan mengukur
massanyadan kemudian membagi nilai massanya dengan massa molar zat tersebut.Massa molar
dapat dihitung dengan mudah dari nilai tabulasi bobot atom dan tetapan massa molar
(didefinisikan sebagai 1 g/mol). Metode lainnya meliputi penggunaan volume molar ataupun
 pengukuran muatan listrik

Anda mungkin juga menyukai