Anda di halaman 1dari 5

Nama: Nur elaeni

Nim : 30901800131

A. PEMERIKSAAN FISIK 12 SARAF KRANIAL

1. Nervus Olfaktorius/ N ( sensorik )

Nervus olfaktorius diperiksa dengan zat – zat (bau-bauan) seperti : kopi, the dantembakau. Pada
pemeriksaan ini yang perlu diperhatikan adalah adanya penyakitintranasal seperti influenza karena dapat
memberikan hasil negative atau hasil pemeriksaan menjadi samar/tidak valid.Cara pemeriksaan : tiap
lubang hidung diuji terpisah. Pasien atau pemeriksaanmenutup salah satu lubang hidung pasien kemudian
passion disuruh menciumsalah satu zat dan tanyakan apakah pasien mencium sesuatu dan tanyakan
zatyang dicium. Untuk hasil yang valid, lakukan dengan beberapa zat/bau-bauanyang berbeda, tidak
hanya pada 1 macam zat saja.Penilaian : pasien yang dapat mengenal semua zat dengan baik desebut daya
cium baik (normosmi). Bila daya cium kurang disebut hiposmi dan bila tidak dapatmencium sama sekali
disebut anosmi.

2. Nervus Optikus/ N II (sensorik)

Kelainan-kelainan pada mata perlu dicatat sebelum pemeriksaan misalnya :katarak, infeksi konjungtifa
atau infeksi lainya. Bila pasien menggunakan kacamata tetap diperkenankan dipakai.

a. Ketajaman penglihatanPasien disuruh membaca buku dengan jarak 35 cm kemudian dinilaiapakah


pasien dapat melihat tulisan dengan jelas, kalau tidak bisalanjutkan dengan jarak baca yang dapat
digunakan klien, catat jarak bacaklien tersebut.

Pasien disuruh melihat satu benda, tanyakan apakah benda yang dilihat jelas/kabur, dua bentuk atau tidak
sama sekali/buta.

b. Lapangan penglihatanCara pemeriksaan : alat yang digunakan sebagai objek biasanya jari pemeriksaan.
Fungsi mata diperiksa bergantian. Pasien dan pemeriksaduduk atau berdiri berhadapan, mata yang akan
diperiksa berhadapansejajar dengan mata pemeriksa. Jarak antara pemeriksaa dan pasien berkisar 60-100
cm. mata yang lain ditutup. Objek digerakkan oleh pemeriksa pada bidang tengah kedalam sampai pasien
melihat objek, catat beberapa derajat lapang penglihatan klien.3.

3. Nervus okulomotorius/N III (motorik)

Merupakan nervus yang mempersarafi otot-otot bola mata eksterna, levator palpeora dan
konstriktor pupil.Cara pemeriksaan :Dioperasikan apakah terdapat edema kelopak mata, hipermi
konjungtiva,hipermisklerata kelopak mata jatuh (ptosis), celah mata sempit (endophtalamus), dan
bolamata menonjol (exophtalamus).
4. Nervus Trokhlearis/ N IV (motorik)

Pemeriksaan pupil dengan menggunakan penerangan senter kecil. Yang diperiksaadalah ukuran pupil
(miosis bila ukuran pupil < 2 mm, normal dengan ukuran 4-5mm, pin point pupil bila ukuran pupil sangat
kecil dan mdiriasis dengan ukuran>5 mm), bentuk pupil, kesamaan ukuran antara kedua pupil (isokor /
sama,anisokor / tidak sama), dan reak pupil terhadap cahaya (positif bila tampak kontraksi pupil, negative
bila tidak ada kontraksi pupil. Dilihat juga apakahterdapat perdarahan pupil (diperiksa dengan
funduskospi).

5. Nervus trigeminus / N V (motorik dan sensorik)Merupakan saraf yang mempersarafi sensoris


wajah dan otot pengunyah. Alatyang digunakan : kapas, jarum, botol berisi air panas, kuliper/jangka dan
garpu penala.Sensibilitas wajah.Rasa raba : pemeriksaan dilakukan dengan kapas yang digulung
memanjang,dengan menyentuhkan kapas kewajah pasien dimulai dari area normal ke areadengan
kelainan.Bandingkan rasa raba pasien antara wajah kiri dan kanan.Rasa nyeri : dengan menggunkan
tusukan jarum tajam dan tumpul. Tanyakan pada klien apakah merasakan rasa tajam dan tumpul. Dimulai
dari area normal kearea dengan kelainan.

Rasa suhu : dengan cara yang sama tapi dengan menggunakan botol berisi air dingin dan aie panas, diuji
dengan bergantian (panas-dingin). Pasien disuruhmenyebutkan panas atau dingin yang dirasakan.

Rasa sikap : dilakukan dengan menutup kedua mata pasien, pasien dimintamenyebutkan area wajah yang
disentuh (atas atau bawah)Tasa getar : pasien disuruh membedakan ada atau tidak getaran garpu penala
yangdisentuhkan ke wajah pasien.Otot pengunyah

Cara pemeriksaan : pasien disuruh mengatup mulut kuat-kuat kemudian dipalpasikedia otot pengunyah
(muskulus maseter dan temporalis) apakah kontraksinya baik, kurang atau tidak ada. Kemudian dilihat
apakah posisi mulut klien simetrisatau tidak, mulut miring.Reflek kornea.

Cara pemerikasaan: pada saat pasien melihat keatas , lakukan sentuhan ringan dengan sebuah gumpalan
kapas kecil di daerah temporal masing-masing cornea bila terjadi kedipan mata, dan keluarnya air mata
adalah respon yang normal.

6. Nervus abdusen / N VI (motorik)

Fungsi otot bola mata dinilai dengan keenam arah utama yaitu lateral. Latera atas,medial atas, medial
bawah, lateral bawah, keatas dan kebawah. Pasien disuruhmengikuti arah pemeriksaan yang dilakukan
pemeriksa sesuai dengan keenamarah tersebut. Normal bila pasien dapat mengikuti arah dengan baik.
Terbatas bila pasien tidak dapat mengikuti dengan baik karrena kelemahan otot mata,ninstagmus bila
gerakan bola mata pasien bolak balik involuntor.
7. Nervus fasialis/N VII (motorik dan sensorik)

Cara pemeriksaan : dengan memberikan sedikit berbagai zat di 2/3 lidah bagiandepan seperti fula, garam
dan kina. Pasien disuruh menjulurkan lidah pada waktudiuji dan selama menentukan zat-zat yang
dirasakan klien disebutkan atau ditulisdikertas oleh klien.

8. Nervus akustikus / N VIII (sensorik)

1. Pengdengaran : diuji dengan mendekatkan, arloji ketelinga pasien di ruangyang sunyi. Telinga diuji
bergantian dengan menutup salah satu telingayang lain. Normal klien dapat mendengar detik arloji 1
meter. Bila jaraknya kurang dari satu meter kemungkinan pasien mengalami penurunan pendengaran.

2. Keseimbangan : dilakukan dengan memperhatikan apakah klienkehilangan keseimbangan hingga tubuh


bergoyah-goyah (keseimbanganmenuurun) dan normal bila pasien dapat berdiri/berjalan dengan
seimbang.

9. Nervus glosso-faringeus/ N IX (motorik dan sensorik )

Cara pemeriksaan dengan menyentuhkan tongspatel keposterior faring pasien.Timbulnya reflek muntah
adalah normal (positif), negative bila tidak ada reflek muntah (motorik).

10. Nervus vagus /N X (motorik dan sensorik)

Cara pemeriksaan pasien disuruhn membuka mulut lebar-lebar dan disuruh berkata “aaah” kemudian
dilihat apakah terjadi regurgitasi kehidung. Lihatkesimetrisan pita suara dan observasi denyut jantung
klien apakah ada takikardiatau brakardi.

11. Nervus aksesorius/N XI (motorik)

Cara pemeriksaan : dengan menyuruh pasien menengok kesatu sisi melawantangan pemeriksa sedang
mempalpasi otot wajah test angkat bahu dengan pemeriksa menekan bahu pasien ke bawah dan pasien
berusaha mengangkat bahukeatas. Normal bila klien dapat melakukannya dengan baik, bila tidak
dapatkemungkinan klien mengalami parase.

12. Nervus hipoglosus (motorik)

Cara pemeriksaan : pasien disuruh menjulurkan lidah dan menarik lidah kembali,dilakukan berulang kali.
Normal bila gerakan lidah terkoordinasi dengan baik, parese /miring bila terdapata lesi pada hipoglosus.
B. INTERVENSI KEPERAWATAN SOL

1. Dx Gangguan rasa nyaman b.d efek samping terapi (mis medikasi,radiasi kemoterapi)

Intervensi:

 Identifikasi lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas intensitas nyeri


 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinana tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

2. Dx Gangguan pertukaran gas b.d disfungsi neuromuscular (hilangnya kontrol terhadap otot
pernafasan ).

Intervensi:

 Monitor pola napas


 Monitor kemampuan batuk efektif
 Monitor adanya produksi sputum
 Monitor adanya sumbatan jalan napas
 Palpasi kesimetrisan ekspensi paru
 Auskultasi bunyi napas
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor nilai AGD
 Monitor hasil x-ray
 Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien

3. Dx Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d neoplasma otak

Intervensi:
 Identifikasi penyebab peningkatan TIK
 Monitor tanda/gejala peningkatan TIK
 Monitor MAP
 Monitor CVP
 Monitor PAWP
 Monitor PAP
 Monitor ICP
 Monitor CPP
 Monitor ICP
 Monitor status pernafasan
 Berikan posisi semi fowler
4. Dx Gangguan memori b.d ketidakadekuatan stimulasi intelektual gangguan neurologis

Intervensi :

 Identifikasi masalah memori yang dialami


 Identifikasi kesalahan terhadap orientasi
 Memori perilaku dan perubahan memori selama terapi
 Rencanakan metode mengajar sesuai kemampuan pasien
 Koreksi kesalahan orientasi
 Fasilitasi mengingat kembali pengalaman masa lalu jika perlu
 Fasilitasi tugas pembelajaran
 Fasilitasi kemampuan kosentrasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur latihan

Anda mungkin juga menyukai