Anda di halaman 1dari 41

HEMATO-ONCO

WEEK 1

ANEMIA
1. History Taking Anemia (Dewasa)

Keluhan Utama ● Lemas


● Pucat
● Gampang lelah
● Sakit kepala ringan
● Sesak Nafas

Onset Sejak kapan?


(DD Anemia akut atau kronis)

Saat awal muncul, tiba tiba atau karena sesuatu hal?

Karakteristik Hilang timbul?


Keluhan muncul saat sedang apa?
Apakah ada orang yang menyadari keluhan? (pucat)
Apakah pernah merasakan hal ini sebelumnya?
Semakin lama semakin parah?

Keluhan lain ● Kepala: Demam, sakit kepalam menggigil


● Hidung: mimisan
● Mulut: Gusi berdarah, angular cheilitis (merah2 di sudut mulut)
● Paru: sesak nafas, orthopneu
● Jantung: berdebar-debar
● Perut: Muntah, Mual, Kembung, nafsu makan menurun (didalemin
lagi kalau ada)
● BAB: warna, darah, nyeri, cacing
● Ginjal: ada gangguan BAK? warna apa urinnya, jumlah, frekuensi
tanyain.
● Sakit pada tulang
● Nyeri pinggang → gangguan ginjal
● Kulit: lebam-lebam, kemerahan, kuning

Kalau ada keluhan lain, perdalam lagi, jangan lupa tanya sejak kapan.

Pola makan, Kebiasaan, - Apakah seorang vegetarian?


Sosial - alergi?
- Nafsu makan?
- Apakah sedang hamil?
- Alkohol / perokok?
- Tidur berapa jam sehari?
- Bagaimana pola makan biasanya? Sarapan ngga?
Riwayat Penyakit - DM, Hipertensi, Jantung
Dahulu - Penyakit infeksi: TB, malaria
- Sering main kotor/tanah/keluar tanpa memakai sendal
- Riwayat masuk rumah sakit
- Riwayat operasi
- Riwayat melahirkan
- Riwayat Kecelakaan/trauma
- Hipotiroid
- Riwayat Transfusi darah
- Riwayat Menstruasi
- Vaginal Discharge

Riwayat Obat - Obat rematik


- Obat dari warung/beli sendiri
- NSAID

Riwayat Bepergian - Apakah ada mengunjungi daerah?

Riwayat Keluarga - Apakah keluarga pernah mengalami hal ini?


- Riwayat transfusi di keluarga
- Riwayat thalassemia atau penyakit genetik lainnya.

Riwayat Pekerjaan - Pekerjaannya apa?


- Produktivitas terganggu?
- Apakah sedang mengalami perubahan aktivitas (apakah dari dulu
memang tidak aktif?)

FIFE

2. History Taking (Anak)


Risk Factor
Anak-anak Remaja

Preterm / berat badan lahir rendah Riwayat Menstruasi (abnormal bleeding)

Pemberian susu formula tanpa zat besi Aktivitas fisik berat

Pemberian susu sapi dibawah 1 tahun Diet vegetarian

Negara berkembang: cacingan Diet berlebih (biasanya pada cewek)

Kemiskinan Malnutrisi

Cacingan

● Identitas, umur, anak ke berapa?


● Keluhan utama
● Keluhan tambahan :
- Gejala pendarahan: mimisan, gusi berdarah, sering memar,luka,
- Gejala sistemik : penurunan BB , mudah lelah
- Gejala GI : BAB, BAK
- garuk” saat malam hari,
● Anaknya jd kurang aktif? tidur gmn?
SELALU TANYAKAN
● Riwayat imunisasi, berat lahir
● Riwayat makanan: apakah bervariasi? Lauknya apa saja? Porsinya bagaimana?
● Riwayat pemberian ASI: eksklusif 6 bulan?
● Riwayat keluarga , jgn lupa saudaranya
● Riwayat tumbuh kembang
● Riwayat pingsan, mimisan, transfusi (dll kayak dewasa)
● Riwayat konsumsi obat,alergi, trauma, dirawat di RS
● Masa balita:
- Riwayat kehamilan ibu
a. Kondisi selama kehamilan? Ada hipertensi, gula darah naik, perdarahan
b. Status gizi
c. Usia saat hamil
- Riwayat bayi
a. Usia persalinan
- Riwayat nutrisi: sesuaikan sama umur, apakah sudah diberi MPASI? Diberikan apa aja?
Tetap minum susu? Apakah seimbang antara MPASI dan susu?
- Riwayat menyusui: sampai kapan, apakah dicampur susu formula, seberapa sering,
apakah bayi tetap rewel ketika sudah diberi susu
- Riwayat imunisasi: lengkap ngga?
● Usia Anak Sekolah
- Kalau keluar rumah menggunakan alas kaki?
- Aktivitas sehari”
- Suka main tanah?
- Ada gatal di anus? Keluar cacing saat BAB?
- Nutrisi bagaimana
● Usia Remaja
- Pubertas (menarche, telarche,rambut pubis)
- Nutrisi
- Aktivitas berlebihan
- Pola makan? Diet tertentu?
- HEEEADSSS
Home/health Bagaimana kondisi di rumah? Apa ada masalah di rumah? Rumahnya deket tanah?

Education Bagaimana prestasi di sekolah? Bisa ngikutin pelajaran ngga? Masalah di sekolah?

Eating Pola Makan?


Mengikuti diet tertentu?
Vegetarian?
Penurunan nafsu makan?
Muntah setelah makan?

Exercise Apakah melakukan aktivitas fisik berat?

Activity Apakah sedang banyak kegiatan?


Sehari-hari ngapain aja?
Sampai ada penurunan aktivitas ngga?

Drugs Ada mengkonsumsi obat-obatan? Narkoba? Beli di warung? Obat herbal / penurun
berat badan?

Sex and Tanda-tanda pubertas muncul sejak kapan? Pertumbuhan payudara, menarche
reproductive Riwayat menstruasi
health Pernah berhubungan seksual?
Safety Biasanya kesekolah dianter siapa?
Pernah mengalami kejahatan?
Pernah melukai diri sendiri/orang lain?

Stress Apakah sedang mengalami banyak pikiran? Masalah?

PEMERIKSAAN FISIK ANEMIA


- Inform Consent, pastikan identitas pasien.
- Cuci Tangan
- Minta pasien buka baju, lepas kacamata (kl ada)

PF bayi

Anthropometri BB, TB, umur, lingkar kepala, lingkar lengan atas, TTV

General Appearance Head to toe, KGB

Nervus Cranialis

Nervus IV Lihat benda atau jari huruf H. Pake ophtalmoskop lampu dimatiin lihat papil
edema.

Lateralisasi Hemiparesis (tangan diangkat keatas, jika ada hemiparesis sinistra: badan
bayi akan ke kiri)

PF DEWASA
General Appearance ● Pasien tampak sakit sedang, pucat, lemas, nyeri
● Periksa TTV (BP, HR, RR, TEMPERATURE)

Head to Toe Inspeksi Melihat keseluruhan


Warna Kulit: sawo matang, putih, jaundice

Kepala Normal, simetris, tidak ada massa, tidak ada


pembengkakan, tidak ada perdarahan
Tidak ada hipopigmentasi, hiperpigmentasi
Kulit tampak normal, tidak terlihat ada
lebam/memar

Mata Conjunctiva: anemis/ngga


Sclera: Ikterik/ngga

Hidung Tidak ada bekas perdarahan , tidak ada bekas luka

Mulut Tampak cyanosis atau tidak


Angular cheilitis/tdk
Gusi membesar/tidak
Mulut dibuka dengan lebar (julurin lidah liat papil
atrophy, faring tidak hiperemis, tonsil ada)
Stomatitis (sariawan)
Kasus anemia ada papil atrophy (smooth tongue).
KGB ● Postauricular (belakang)
● Occipital
● Preauricular
● Submandibular
● Submental
● Superficial cervical
● Deep cervical (suruh nengok),
● Supraclavicular
● Infraclavicular.
● Tiroid. (kanan kiri harus di cek).
● Laporan: tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembengkakan, kalau ada laporkan ukuran,
konsistensi, mobile/immobile, ada/ga nyeri
tekan

Jantung-Paru Inspeksi Dada tidak ada kelainan, perdarahan, massa, bekas


operasi, dll.

Palpasi Jantung: Palpasi Ichtus Cordis


Paru: Pengembangan nafas (simetris/simetris),
taktil vocal fremitus

Perkusi Batas Jantung


● Batas jantung kanan: midclavicula kanan
dari sonor sampe dull (hepar), naik 2 jari, ke
arah medial dari sonor sampe dull (jantung)
(berhenti di parasternal kiri ICS 4)
● Batas jantung kiri: lanjutin dari batas
jantung kanan dari dull (jantung) sampe
sonor (paru).
● Batas jantung atas: midclavicula kiri dari
sonor sampe dull.
● Batas pinggang jantung: dari linea anterior
axilla kiri menyerong ke arah medial.

Perkusi paru: sesuai anak tangga,


normalnya: sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi Paru: seluruh lapang paru (laporkan bising yang \


terdengar)
Jantung (laporkan ada murmur/gallop, atau tidak
ada kelainan) Pada anemia ditemukan murmur.
• Aortic: ICS 2 parasternal kanan
• Pulmonal: ICS 2 parasternal kiri
• Trikuspid: ICS 4 parasternal kiri
• Mitral: ICS 5 midclavicula kiri

JANGAN LUPA LAKUIN INSPEKSI, PERKUSI, PALPASI, AUSKULTASI DI


POSTERIOR

Abdomen Inspeksi Bentuknya: cembung, datar, cekung


(Kaki ditekuk) Perupahan warna
Benjolan/massa
Bekas operasi
Caput medusa, spider naevi, stretch mark

Auskultasi Bising usus di 9 regio (normal 8-12x/menit), tidak


ada metallic sound
Cek Bruit sound di arteri abdominalis. arteri renalis

Perkusi & Palpasi a. Light palpation (yg sakit terakhir di palpasi)


(KAKI DI TEKUK) b. Deep palpation (yg sakit terakhir di palpasi),
tanya ada nyeri tekan ga? massa
(konsistensi, mobile/immobile, di regio
mana, brp cm)
c. Hepar: hepatomegaly, tarik napas buang
(teken), pembesaran ditemukan jika hepar
berada 3 jari atau lebih dibawah arcus
costae, mulai dari SIAS
d. Spleen: Splenomegaly, tarik napas buang
(teken), schuffner 1 dada kiri, schuffner 4
umbilical, schuffner 8 sias.
e. Ascites: Shifting Dullness (dari umbilical ke
lateral, normalnya timpani)
f. Murphy sign: bile duct inflammation
a. McBurney: McBurney point: ditengah
umbilical & SIAS, pake 2 jari tekan saat
pasien tarik & buang nafas panjang
b. Ginjal: ballotemen (tangan kiri dibawah,
tangan kanan diatas, digoyangin), ketok
CVA (pasien suruh duduk, ketok di
costovertebral angle)

Ekstremitas Look Kelainan, lebam, petechiae, purpura, echimosis,


bekas luka, bekas operasi,hematoma.

Feel raba nadi (pulsasi kuat atau lemah), CRT, clubbing


finger (CHF)
− Kasus anemia (koilonikia, tanda sianosis)

Move Cek tonus clonus aktif pasif. Diraba clonusnya,


tanya kerasa atau ga (sensorik)

Motorik Strength

EDUKASI ANEMIA
Anemia adalah kondisi dimana tubuh tidak mempunyai sel darah merah yang cukup .
Nah di dalam darah ada HB,yaitu komponen paling penting yang dimana berfungsi mengikat oksigen, jika
kekurangan sel darah merah hemoglobin juga kurang , maka sel dalam tubuh tidak akan mendapat oksigen yg
cukup.
Penyebab?

1. Sel darah merah dapat hilang ketika seseorang mengeluarkan darah seperti terluka , kecelakaan , perdarahan
yang dapat terjadi perlahan lahan namun terjadi dalam jangka waktu panjang . Bisa juga menstruasi saat
melahirkan juga bisa
2. Bisa juga karna berkurangnya produksi karena kurangnya kualitas dan kuantitas biasanya dikarenakan
kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah , ini yang paling sering
karna bisa menyebabkan anemia zat besi , b12 dan asam folat
3. Penyebab yang jarang terjadi adalah rusak nya sel darah merah namun bisa juga terjadi itu dikarenakan
anemia hemoliti dimana sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan stres menyebabkan sel darah
merah rapuh sebelum waktunya

Faktor resiko anemia

1. Kekurangan vit b12,asam folat , def besi (biasanya terlalu pilah pilih makanan , kurang2 makan sayur , dan
makan protein hewani )
2. Menstruasi ( Wanita yang masih memiliki menstruasi risiko anemia nya lebih besar daripada laki-laki dan
wanita pascamenopause. Karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah)
3. Kehamilan ( krn Ibu hamil memiliki risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi harus melayani
peningkatan volume darah serta pembentukan hemoglobin janin)
4. Gangguan penyerapan usus
5. Riwayat keluarga
6. Penyakt kronik dll

Gejala anemia
1. Biasanya terlihat pucat
2. Kelelahan
3. Lemah dan cepat capek
4. Mudah mengantuk
5. Tangan dan kaki dingin
6. Pusing, terutama ketika orang tersebut berdiri
7. Detak jantung cepat atau jantung berdebar, terutama pada saat beraktivitas
8. Penurunan konsentrasi dan daya ingat

Mengukur anemia itu bisa dengan mengecek hb


Normalnya wanita minimum 12 laki laki 14

edukasinya :
Bu, anemia itu sendiri dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan asupan zat besi
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Zat itu dapat diperoleh dengan mengkonsumsi daging terutama daging sapi, Zat besi juga dapat ditemukan pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang mudah di serap oleh tubuh adalah daging dibandingkan sayuran

- pada anak Melakukan penyesuaian pada pilihan menu makanan anak, misalnya menambah konsumsi daging
merah sayur sayuran dan mengurangi asupan susu sapi hingga 500 ml/hari pada anak <1th
- Memberikan suplemen zat besi dan vitamin B12 .

- Untuk ibu hamil defisiensi besi Upaya pencegahan nya dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe 30 mg
pd trimester 3
- Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis
pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari

Anemia pada ibu hamil sangatlah bahaya karna bisa menyebabkan prematur, bayi berat lahir rendah

Bahaya anemia: kadar sel darah merah berkurang akan mengurangi oksigen yang akan dipakai oleh jaringan di
organ, sehingga komplikasinya banyak: bisa gagal ginjal, gagal jantung

Apakah ada yang ibu mau tanyakan lagi?

HEMATO-ONCO
WEEK 2
LEUKEMIA
HISTORY TAKING LEUKEMIA
● Identitas, umur, anak ke berapa?
● Keluhan utama
● Keluhan tambahan :
- Gejala anemia → lemas, letih, sesak nafas,kurang konsentrasi )
- Gejala sistemik → demam,keringat malam, penurunan BB, batuk, pilek
- Gejala GI → BAB, BAK, mual muntah, nafsu makan
- Gejala pendarahan → mimisan, gusi berdarah, bercak merah dikulit, sering memar, luka
- Garuk” saat malam hari, sesak napas, berdebar
- Organomegali : perut terasa begah setelah makan, benjolan di perut kanan atas (seperti
mengganjal)
● Anaknya jd kurang aktif? tidur bagaimana? nafsu makan?
SELALU TANYAKAN
● Riwayat imunisasi, berat lahir
● Riwayat makanan: apakah bervariasi? Lauknya apa saja? Porsinya bagaimana?
● Riwayat pemberian ASI: eksklusif 6 bulan?
● Riwayat keluarga, jangan lupa tanyakan saudaranya
● Riwayat tumbuh kembang
● Riwayat pingsan, mimisan, transfusi (dll kayak dewasa)
● Riwayat konsumsi obat,alergi, trauma, dirawat di RS
● Riwayat sosial : ada yg merokok di rumah? lingkungan rumah?
● Masa balita:
- Riwayat kehamilan ibu
d. Kondisi selama kehamilan? Ada hipertensi, gula darah naik, perdarahan
e. Status gizi
f. Usia saat hamil
- Riwayat bayi
b. Usia persalinan
- Riwayat nutrisi: sesuaikan sama umur, apakah sudah diberi MPASI? Diberikan apa aja?
Tetap minum susu? Apakah seimbang antara MPASI dan susu?
- Riwayat menyusui: sampai kapan, apakah dicampur susu formula, seberapa sering,
apakah bayi tetap rewel ketika sudah diberi susu
- Riwayat imunisasi: lengkap ngga?
WEEK 3
TROMBOSITOPENIA

DD: Infeksi (DBD, malaria, thyphoid), Leukemia, Aplastic Anemia, Autoimmune (SLE), ITP

Hemostasis:
1. Primer : vascular +trombosit (aggregation), contoh DBD ada epistaxis, petechiae,
purpura, hematom ringan.
2. Sekunder : intrinsic, extrinsic pathway. Hematom yang lebih berat: menometroragia,
hemarthrosis (inflamasi sendi)
3. Tersier : Faktor XIII, anticoagulant (fibrinolytic). cth: Perdarahan setelah operasi
(postpartum hemorrhage)
4. Thrombopoietin:​ liver + kidney
5. Trauma: fraktur pelvis (massive hemorrhage) bisa karena komponen darah menurun atau
kebutuhan platelet meningkat -> DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) -> platelet
menyebar, jadi koagulasi dimana-mana.

Anamnesis:
- Perdarahan (keluhan utama), tanyakan perdarahan pertama kali dimana? dari kapan (akut atau
kronis), kalau kadang muncul kadang ga (autoimun)
- Mulut : Hipertrophy ginggivae (gusi berdarah)
- Hidung : Epistaxis (mimisan)
- Kulit : Purpura, Petechiae (bentol-bentol, kemerahan, lebam), hematoma, gatal
- Bone pain : Nyeri sendi (hemartrosis)
- Ginjal : Urine bleeding
- Reproduksi : Menometroragia, pada perempuan tanyakan sedang hamil atau tidak
(gestational thrombocytopenia atau Acute Liver Pregnancy)
- Riwayat keluarga: riwayat keluhan seperti ini
- Riwayat perdarahan
- Sudah cek lab belum? sudah pernah ke dokter untuk masalah ini sebelumnya?
- Riwayat obat-obatan: ibuprofen, rifampisin, ceftriaxon, ranitidin
- Riwayat paparan sinar matahari atau radiasi

a. Kasus gusi berdarah:


- Sebelum berdarah sedang apa?
- Apakah berdarah terus menerus?
- Volume darah yang keluar?
- Apakah sudah dicoba untuk dikompres?
- Apakah mengalami demam? Dalami lagi demamnya.
- Kalau wanita → riwayat menstruasi, kehamilan
- Apakah pernah cek darah?
b. Kasus bintik merah di kulit
- Dimana aja ada bintiknya?
- Sebelum bintik lagi ngapain?
- Apakah terasa nyeri/gatal?
- Apakah diikuti dengan demam?
- Apakah disertai memar-memar?
- Terus menerus atau hilang timbul?
- Riwayat makan, alergi
- Apakah diikuti dengan mimisan & gusi berdarah?
- Riwayat vaksin

PF:
- TTV : febris, hipotensi, tachycardia, bradycardia relatif (S.typhi)
- Mata : Konjuctiva (anemis), sclera (ikterik)
- Mulut : Cianosis, Hipertrophy ginggivae
- Hidung : Epistaxis
- Leher : Cek KGB, massa (JVP tidak meningkat)
- Jantung paru tidak khas
- Abdomen : Hepatosplenomegaly, shifting dullness (asites), ginjal (ballotemen, ketok CVA)
- Extremitas : Purpura, Petechiae, hemarthrosis, hematom, CRT, pulsasi,

Etiology:
- MDS (Myelodysplastic Syndrome): bone marrow failure
- DBD (demam 2-7 hari): infeksi
- Hepatitis B: infeksi
- HIV: infeksi
- Zooster varicella: infeksi
- CMV (cytomegalyvirus): infeksi
- EBV: infeksi
- Sepsis (BIC): infeksi
- Cancer
- Autoimmune (APS, SLE, transfusi)
- Anemia aplastik (pansitopenia)
- MDS (Leukemia pada adult)
- Tiphus: mual, muntah, nyeri peru
WEEK 4
CANCER
Breast Cancer
- Bisa terjadi karena genetik & hormonal
Yang harus ditanyakan → kasus massa (benjolan) pada payudara

Progresivitas - Sejak kapan?


- Ukuran & bentuk awalnya gimana? (sebesar kacang, kelereng, bakso)
- Apakah ada perubahan signifikan dari yang sekarang?
- Apakah menemukan ditempat lain? Dekat ketiak?

Infiltrasi - Apakah benjolan dapat digerakkan?


- Apakah disertai dengan luka di kulit?
- Apakah ada cairan yang keluar dari payudara atau puting? Atau
darah?

Metastase - (Neurologi) Apakah mengalami keluhan lain seperti sakit kepala,


pusing, gangguan pandangan, lemah, atau kejang?
- (Paru) Apakah ada mengalami batuk berdarah, sesak, penurunan
berat badan?
- Dalami gejala anemia → meta ke tulang belakang

Faktor Resiko - Rokok


- Usia
- Keluarga dengan riwayat keganasan
- Pengobatan hormonal (kontrasepsi, hormon estrogen) → udah
berapa lama pake KBnya?
- Radiasi
- Bahan kimia
- Obesitas
- Kanker Ovarium
- Makanan pengawet
- Menyusui atau tidak?
- Apakah pernah melahirkan anak pertama ketika usia diatas 30 tahun?
*KB digunakan >8-10 tahun → faktor resiko kanker

Breast Examination
1. Selamat siang ibu ____, hari ini saya Terry akan melakukan pemeriksaan pada payudara ibu, pemeriksaan
ini agak terasa tidak nyaman, apakah ibu bersedia? Silahkan buka baju dan branya dan duduk diatas meja
pemeriksaan ya bu.
2. Pertama tama saya akan cuci tangan dan memakai handscoon
3. INSPEKSI​ - (Tangan pasien disamping badan → untuk memastikan massa mobile/tidak) Ibu, silahkan
meletakkan kedua tangan di samping badan ya bu. Saya akan menginspeksi kedua payudara dari depan .
Laporan:​ Payudara terlihat simetris dari ukuran dan bentuknya
Kulit payudara menilai: warna, ulkus, edema, venektasi
Contour (flat, dimpling, penonjolan massa)
Nipple: ada ulkus/cairan? retraksi ga?
Selanjutnya, bu silahkan tangannya di taruh di pinggang dan agak sedikit membungkuk untuk melihat
apakah massa menempel pada dinding dada
4. PALPASI LYMPH NODE
Saya akan melakukan palpasi pada kelenjar getah bening di supraclavicular dan infraclvicular.
Selanjutnya saya akan memeriksa axilla pasien dengan satu tangan menjabat tangan pasien dan tangan
lainnya melakukan palpasi di ketiak pasien
Laporan :​ Tidak teraba adanya massa di kedua ketiak

5. PALPASI BREAST
Ibu silahkan tiduran
Ibu payudara yang sakit / ada benjolan disebelah mana ya?
Saya akan memeriksa mulai dari payudara yg tidak sakit dulu ya bu
Tangannya silahkan diletakkan di atas kepala (abduksi, external rotasi) dan saya akan meletakkan bantal
di bawah punggung ibu
Saya akan melakukan palpasi dengan 3 jari dengan gerakan circular pada payudara ibu, dimulai dari
puting sampai ke luar payudara.
Laporan massa:
● Kontur: ​lembut / keras
● Konsistensi: ​keras, kenyal, kistik
● Border (tepi): rata/tidak
● Mobilitas: bergerak/tidak
● Warna:
● Nyeri tekan: Ada/tidak ada
● Jumlah massa:
● Ukuran: ​3 dimensi (p x l x t)
● Lokasi​ :
● Teraba hangat/tidak
● Permukaan rata/tidak
CARA INGAT: ​WAnita Negara Perancis Like Perfume​ : Warna, nyeri tekan, permukaan, letak, fluktuasi, ukuran,
mobile

Selanjutnya saya akan memeriksa apakah puting mengeluarkan cairan dengan menggunakan 2 jari
Laporan : ​Puting tdk mengeluarkan cairan apapun
Kalau keluar, deskripsikan lagi (warna,bau,kekentalan)
Selanjutnya saya akan memeriksa payudara satunya

Pemeriksaan payudara telah selesai, silahkan dipakai kembali baju & bra nya, saya akan mencuci tangan
WEEK 5
COMMUNICATION SKILL / PENYAMPAIAN BERITA BURUK
S → Setting: ​suasanya serius, ada orang penting / wakil pasien, jangan menggunakan jargon
P → Perception: ​pengertian pasien mengenai diagnosa, memastikan pasien mengerti
I → Invitation: ​mulai pembicaraan, siapkan pasien untuk mendapat kabar buruk
K → Knowledge: ​jelaskan diagnosanya, stadium, rencana ke depan mau bagaimana (lebih ke
penyakit)
E → Education & Resume: ​kesimpulan & rencananya mau bagaimana
S → Support: ​Convincing, bergantung keperluan pasien
TROPICAL MEDICINE

WEEK 1
History Taking - Fever
1. Introduction
2. Informed Consent
3. Keluhan utama?
4. GOODPASS OF A TEAM
G​rade Apa sudah diukur suhunya? Berapa?

O​nset Sejak kapan demamnya?

O​ccurrence Apakah demamnya sepanjang hari? Atau pagi/malam hari saja?

D​uration Berapa lama demamnya?

P​attern Bagaimana pola demamnya? Naik/turun? Terus menerus? Makin lama


makin panas? Hilang/timbul?

A​ssociated symptoms Keluhan lain: sakit kepala, mual muntah, batuk/pilek, gangguan BAB/BAK,
nyeri sendi, sakit otot, mimisan, kemerahan/bintik-bintik, mata merah

S​everity Apakah demamnya sampai mengganggu aktivitas ngga?

S​epsis Sign Apakah ada merasakan: jantung berdebar-debar, menggigil, sesak atau
merasakan disorientasi/kebingungan, atau berbicara kacau?

O​ccupation Lingkungan tempat pekerjaannya gimana? Ada orang yang mengalami


keluhan seperti ini?

F​amily History Apakah ada yang mengalami hal seperti ini?


Apakah ada yang mengalami penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kencing
manis, kolestrol?

A​nimal Contact Dirumah ada binatang peliharaan?


Apakah ada interaksi dengan hewan beberapa waktu ini?

T​ravelling History Apakah ada riwayat bepergian, keluar kota/ luar negeri?

E​ating Habit Kebiasaan makannya gimana? Sering jajan di warung/pinggir jalan?

A​rea of Endemic Apakah di daerah tempat tinggal bapak sedang ada wabah?

M​edication Apakah ada penggunaan obat-obatan?


5. Riwayat Penyakit Dahulu
6. Kebiasaan - alcohol, rokok
7. Resume
8. FIFE

Physical Examination - Cardiovascular


1. Selamat siang pak, saya Vena mahasiswa FK UPH. Dengan bapak/ibu siapa? Hari ini saya akan melakukan
pemeriksaan jantung pada bapak, apakah bapak bersedia?
2. Silahkan dibuka bajunya, saya akan cuci tangan terlebih dahulu
3. Pertama-tama saya akan memeriksa tanda-tanda vital: denyut nadi, laju pernafasan, temperatur, tekanan
darah.
4. Lalu saya akan memeriksa keadaan umum: sclera tidak ichteric, konjunktiva tidak anemis, tidak ada
pernafasan cuping hidung, bibir tidak terlihat cyanosis, tidak terdapat clubbing finger.
5. Lalu saya akan mengukur JVP
● Posisi pasien berbaring 45 derajat
● Pasien nengok ke sebelah kiri
● Tentukan vena jugularis dengan memberikan bendungan pada supraclavicular kanan
● Tekan submandibular, tekan jugularis
● Lepas submandibular
● Tandain denyutan pake spidol, titik patokan ukur JVP di angulus sterni ludovici (5cm dari atrium
kanan)
● Penggaris diletakkan di angulus ludovisi secara horizontal ke titik collapse
● Letakkan penggaris vertical sampe ke titik yang ditandain

6. Lalu saya akan melakukan palpasi arteri karotid di sisi kiri dan kanan
7. INSPEKSI - ​Saya akan melakukan inspeksi pada bagian dada pasien, tidak ada massa, bekas luka, tanda
inflamasi, bekas operasi, tidak ada scar/lesi, tidak ada perubahan warna, tidak ada spider navy,
pernafasan terlihat simetris statis dinamis. Bentuk dada normal. Tidak terlihat adanya ichtus cordis.
8. PALPASI ​- Saya akan melakukan palpasi, yang pertama ictus cordis teraba heave (kuat angkat), tidak ada
thrill
9. PERKUSI

● Batas jantung kanan: midclavicula ICS 2, kanan dari sonor sampe dull (hepar), naik 2 jari, ke arah medial
dari sonor sampe dull (jantung) ​(berhenti di parasternal kiri ICS 4)
● Batas jantung kiri: lanjutin dari batas jantung kanan dari dull (jantung) sampe sonor (paru), (​berhenti di
ICS 5 midclavicula sinistra)
● Batas jantung atas: parasternal sinistra ICS paling atas dari sonor sampe dull, sekitar ICS 2 parasternal
sinistra
● Batas pinggang jantung: dari linea anterior axilla kiri menyerong ke arah medial suaranya dari sonor ke
dull ( sekitar ICS 3 midclavicula sinistra )
10. AUSKULTASI - ​Normal: S1 S2 terdengar reguler
● Mitral: ICS 4 Midclavicula Sinistra
● Tricuspid: ICS 4 Parasternal Sinistra
● Pulmo: ICS 2 Parasternal Sinistra
● Aorta: ICS 2 Parasternal Dextra
11. Lalu saya akan melihat ekstremitas bawah pasien untuk melihat apakah ada peripheral edema, dengan
mempalpasi dibelakang medial malleous.
12. Lalu saya akan mempalpasi pada bagian dorsalis pedis untuk memeriksa denyut di tibial posterior.
13. Pemeriksaan sudah selesai, silahkan dipakai lagi bajunya, saya akan mencuci tangan.
WEEK 2
History Taking - Zoonotic Disease

Physical Examination - Respiratory


1. Selamat siang pak, saya Terry dari FK UPH, dengan bapakibu ini? Hari ini saya akan melakukan
pemeriksaan paru-paru, apakah bersedia?
2. Silahkan dibuka bajunya, saya akan mencuci tangan.
3. Pertama-tama saya akan memeriksa tanda-tanda vital: denyut nadi, laju pernafasan, temperatur, tekanan
darah.
4. Lalu saya akan memeriksa keadaan umum: sclera tidak ichteric, konjunktiva tidak anemis, tidak ada
pernafasan cuping hidung, bibir tidak terlihat cyanosis, tidak terdapat clubbing finger.
5. INSPEKSI​ - Saya akan melakukan pemeriksan inspeksi: Bentuk dada normal (tidak ada barrel chest,
pectus excavatum dan carinatum). Tidak ada massa, bekas luka, tanda inflamasi, bekas operasi, tidak ada
scar/lesi, tidak ada perubahan warna, tidak ada spider navy, pernafasan terlihat simetris statis dan
dinamis. Tidak terlihat adanya retraksi pernafasan.
6. PALPASI ​- Saya akan melakukan pemeriksaan chest expansion dengan meletakkan tangan di dada pasien
dan membandingkan kembang dada. “Pengembangan dada simetris kiri kanan”. Lalu, saya akan
melakukan pemeriksaan tactile vocal fremitus. “Pak, tolong bilang 77” “Tactile vocal fremitus simetris kiri
kanan.”
7. PERKUSI ​- Selanjutnya saya akan melakukan perkusi di seluruh lapang paru dengan pola anak-tangga
“Terdengar sonor di seluruh lapang paru.”
8. AUSKULTASI - ​Saya akan melakukan auskultasi pada seluruh lapang paru. “Suara terdengar vesikular di
seluruh lapang paru.
9. Selanjutnya, saya akan melakukan pemeriksaan pada bagian posterior. “Pak, silahkan duduk dan tolong
tangannya disilangkan.”
10. Lakukan INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI.
11. Pemeriksaan fisik sudah selesai. Silahkan dipakai bajunya kembali, saya akan mencuci tangan.

PF THYROID
1. Selamat siang pak, saya Vena mahasiswa FK UPH. Dengan bapak/ibu siapa? Hari ini saya akan melakukan
pemeriksaan kelenjar tiroid apakah bapak bersedia?
2. Silahkan duduk dan tolong di angkat celananya ya pak, saya akan mencuci tangan terlebih
dahulu.Selanjutnya, saya akan memeriksa ​keadaan umum dan tanda-tanda vital.
a. Tekanan darah, denyut nadi, laju pernafasan, temperatur normal
b. Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ichteric, tidak ada pernafasan cuping hidung, bibir tidak
sianosis, tidak ada perbesaran kelenjar getah bening, tidak ada deviasi trakea, tidak ada palmar
erythema, tidak ada clubbing finger.
c. Bentuk dada normal dan tidak terlihat spider navy.
3. Inspeksi​: saya akan melihat apakah pasien terlihat hipoaktif/hiperaktif, wajah moonface/tidak, apakah
pasien berkeringat, melihat kondisi kulit dan rambut pasien, dan mendengar suara pasien normal atau
tidak.
4. Lalu saya akan ​menginspeksi tangan pasien. Tidak terdapat diskolorasi, erythem (hyperthyroid), tangan
berkeringat (hyperthyroid), kering (hypothyroid), clubbing finger (thyroid acropachy), onycholysis (bagian
distal terlepas dari nail bed). Saya juga akan memeriksa apakah pasien mengalami tremor dengan
meminta pasien merentangkan tangan ke depan (ekstensi) dan meletakkan kertas di atas tangan pasien,
lalu pasien minta balikkin tangannya dan ulang tesnya. (Tremor = hyperthyroid)
5. Saya juga akan menginspeksi apakah pasien mengalami ​proximal myopathy. “Pak tolong naikkin
tangannya ke atas ya. “Arm Flexion”. Kalau sakit = hyperthyroidism, Kalau ga kuat = hypothyroidism.
Normalnya, tidak terasa nyeri dan tidak terasa lelah.
6. Selanjutnya, saya akan melakukan ​uji refleks​ pada lengan pasien.
a. Yang pertama Brachial Reflex. (tangan pasien relax di paha, pukul pakai jari di bicep)
b. Yang kedua Ulnar Reflex (lengan pasien abduksi & internal rotation, trus pukul di tricep)
c. Yang ketiga Brachioradial Reflex (tangan pasien relax di paha, pukul di tendon brachioradial)
Hyporeflexia = hypothyroid, hyperreflexia = hyperthyroid
7. Selanjutnya saya akan menghitung ​denyut nadi pasien pada arteri radialis PADA KEDUA TANGAN​.
Pasien tidak tachycardia atau bradycardia.
a. Ø​ ​Hyperthyroid: sinus tachycardia, Atrial fibrillation, collapsing character, extrasystole
8. ​Selanjutnya, saya akan memeriksa mata pasien.

a. EXOPHTHALMUS & Proptosis​: Berdiri didepan pasien, gerakkin jari ke atas. Normalnya = pasien
tidak bisa melihat ke atas tanpa mengkerutkan dahi). Trus jari ke tengan hidung, bikin juling.
Normalnya = matanya bisa stay di satu titik. Trus minta pasien tutup mata. Normalnya = bisa
tutup mata.
b. LID RETRACTION:​ kelopak mata tidak ketarik ke atas
c. LID LAG SIGN: kelopak mata gabisa ikutin kecepatan mata turun ke bawah / telat. Jari kita ke
bawah.
d. LAPORAN: Tidak terdapat exopthalmus dan proptosis, mata tidak kering, tidak ada lid retraction
& lid lag sign negatif.
9. (pasien minta agak dongak) Selanjutnya saya akan memeriksa leher pasien, saya akan melakukan
inspeksi dari depan dan dari samping.
a. LAPORAN: Tidak ada diskolorasi, bekas luka, bengkak. Kulit tidak kering, tidak ada erythema dan
vena yang prominen.
10. ​Lalu saya akan meminta pasien untuk menelan/meneguk air dan melihat pergerakkannya.

a. LAPORAN: Kelenjar ikut bergerak dengan gerakan menelan. Tidak ada pembengkakkan di sekitar
leher.
11. (jalan ke belakang pasien) ​FEEL: Selanjutnya saya akan melakukan palpasi pada kelenjar tiroid pasien
dari lobus kanan, isthmus dan lobus kiri)
a. LAPORAN: Ukuran dan bentuk kelenjar normal, konsistensi lembut dengan suhu normal tanpa
nyeri tekan.
b. Kalau teraba/bengkak: ​Saya akan meraba kedua lobus tiroid, beserta ismus untuk melihat
apakah ada pembengkakkan atau benjolan, dan merasakan bentuk & konsistensi lobus, dan
apakah benjolan lunak atau keras, diam atau bisa bergerak dan nyeri tekan.
c. Lembut = goiter
d. Keras = Hashimoto
e. Batu = Carcinoma
12. (masih dibelakang pasien)​ Lalu saya akan memeriksa kelenjar getah bening bagian cervical
a. (pre-postauricular, submandibular, submental, sternocleiodmasdoid ante-posterior,
supraclavicular) ​LAPORAN: Tidak terdapat perbesaran pada kelenjar getah bening.
13. Lalu, saya akan mengauskultasi kelenjar tiroid untuk melihat apakah ada bruit. “Tidak terdengar adanya
bruit.”
14. Lalu, saya akan melakukan pemeriksaan pada kaki pasien untuk melihat apakah ada pretibial myxedema
(hyperthyroid). Tidak terdapat pembengkakkan pada bagian pretibial.
15. Pemeriksaan sudah selesai, terimakasih pak. Saya akan mencuci tangan.
INJEKSI
TEKNIK INJEKSI
1. Intradermal/intrakutan (10-15o) suntikannya pake yg kecilbevel 27-gauge→ skin testing (mantoux test)
Intrakutan untuk memasukan BCG --
2. Subkutan (45 o) → insulin, heparin, beberapa vaksin (low-volume medication)
3. Intramuscular (90 o) → biasanya di deltoid, gluteus, vastus lateralis
4. Intravena (25 o)

Prosedur:
1. Pake handscoon
2. Bersihkan pake alcohol swab sirkular
3. Masukan jarum sesuai derajatnya, lubang menghadap keatas.
4. Aspirasi dulu baru injeksi

Obat bisa dalam sediaan ampul & vial.

Kontraindikasi:
1. Phlebitis: radang pada vena
2. Infeksi aktif
3. Koagulopati (IM injections)
4. Trauma: bleeding
5. Alergi obat
6. Post-mastectomy: tidak boleh suntik di unilateral, biasanya harus kontralateral. Tidak boleh suntik karena
pada orang yg sudah di mastektomi ada peningkatan resiko infeksi, inflamasi, aliran vena masuk ke lokasi
(merembes). Pasca operasi jjuga ada nyeri, bekas peradangan.

WEEK 3
History Taking - Fever & Exanthema in Children
1. Introduction
2. Informed Consent
3. Keluhan utama?
4. GOODPASS OF A TEAM
G​rade Apa sudah diukur suhunya? Berapa?

O​nset Sejak kapan demamnya?

O​ccurrence Apakah demamnya sepanjang hari? Atau pagi/malam hari saja?

D​uration Berapa lama demamnya?

P​attern Bagaimana pola demamnya? Naik/turun? Terus menerus? Makin lama


makin panas? Hilang/timbul?

A​ssociated symptoms Keluhan lain: sakit kepala, mual muntah, batuk/pilek, gangguan BAB/BAK,
nyeri sendi, sakit otot, mimisan, kemerahan/bintik-bintik, mata merah

S​everity Apakah demamnya sampai mengganggu aktivitas ngga?

S​epsis Sign Apakah ada merasakan: jantung berdebar-debar, menggigil, sesak atau
merasakan disorientasi/kebingungan, atau berbicara kacau?

O​ccupation Lingkungan tempat pekerjaannya gimana? Ada orang yang mengalami


keluhan seperti ini?

F​amily History Apakah ada yang mengalami hal seperti ini?


Apakah ada yang mengalami penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kencing
manis, kolestrol?

A​nimal Contact Dirumah ada binatang peliharaan?


Apakah ada interaksi dengan hewan beberapa waktu ini?

T​ravelling History Apakah ada riwayat bepergian, keluar kota/ luar negeri?

E​ating Habit Kebiasaan makannya gimana? Sering jajan di warung/pinggir jalan?

A​rea of Endemic Apakah di daerah tempat tinggal bapak sedang ada wabah?

M​edication Apakah ada penggunaan obat-obatan?

5. RASH: ​Sejak kapan? Lebih dulu demam atau muncul ruamnya? Pertama muncul ruam dimana? Makin
lama makin menyebar ngga? Gatal ngga? Mengeluarkan cairan?
6. Riwayat Penyakit Dahulu
7. Riwayat Anak
● Riwayat imunisasi, berat lahir
● Riwayat makanan: apakah bervariasi? Lauknya apa saja? Porsinya bagaimana?
● Riwayat pemberian ASI: eksklusif 6 bulan?
● Riwayat keluarga , jgn lupa saudaranya
● Riwayat tumbuh kembang
● Riwayat pingsan, mimisan, transfusi (dll kayak dewasa)
● Riwayat konsumsi obat,alergi, trauma, dirawat di RS

Masa balita:
- Riwayat kehamilan ibu
g. Kondisi selama kehamilan? Ada hipertensi, gula darah naik, perdarahan
h. Status gizi
i. Usia saat hamil
- Riwayat bayi
c. Usia persalinan
- Riwayat nutrisi: sesuaikan sama umur, apakah sudah diberi MPASI? Diberikan apa aja?
Tetap minum susu? Apakah seimbang antara MPASI dan susu?
- Riwayat menyusui: sampai kapan, apakah dicampur susu formula, seberapa sering,
apakah bayi tetap rewel ketika sudah diberi susu
- Riwayat imunisasi: lengkap ngga?
8. Resume
9. FIFE

Rash
Measles/Rubeola/Campak ● Demam muncul biasanya pada anak yang lebih besar
● Rash muncul di hari 3-4, demam makin tinggi
● 3C = Coryza (radanga saluran napas, sesak nafas), Conjunctivitis
(bengkak, merah, nyeri pada mata), Cough (batuk)
● Mencret, mual, muntah
● Lesi maculopapular

Roseola Infantum ● Anak berumur <1 tahun - 36 bulan


● Demam tinggi, lalu hilang, lalu timbul bercak di hari ke 3
● Rash timbul dari punggung ke muka
● Tidak ada konjungtivits,
● Ada batuk pilek

Campak Jerman / Rubella ● Lymphadenopathy: leher ada benjolan/bengkak


● Batuk pilek ringan

Varicella Zoster Ada rash veciular, lesi cairan <0,5 cm

Review: Catheter, NGT, Lung sound auscultation, Heart sound

CATHEHERIZATION
1. Selamat pagi, pak. Saya Vena, mahasiswa kedokteran UPH. Dengan bapak/ibu? Hari ini saya akan
melakukan pemasangan catheter dengan memasukkan selang ke saluran kencing.
Indikasi: dekompresi kandung kemih, memantau cairan dan keseimbangan elektrolit, mengukur volume
urine, ada hematuria, memperoleh sampel urine.
2. Apakah bapak bersedia? Saya akan memanggil perawat laki-laki terlebih dahulu. Silahkan bapak
membuka celana dan celana dalam dan berbaring (BARINGNYA SEDATAR MUNGKIN), saya akan mencuci
tangan terlebih dahulu.
3. Saya akan memposisikan pasien pada posisi lithotomy
4. Saya akan menyiapkan alat yaitu ​Foley Catherer, sarung tangan sterile, sarung tangan non-sterile,
larutan antiseptik (betadine), spuit 10cc, kantung urine sterile, gel lidocaine.
5. ​(JIKA PASIEN BLM SUNAT)​: Pasang sarung tangan tidak sterile.

Saya akan menginspeksi penis pasien, melihat apakah pasien sudah disunat atau blm. Jika belum, saya
akan menarik preputium penis ke arah proximal
6. LAKI-LAKI -- Lalu, saya akan memasang sarung tangan sterile, dan meletakkan duk. Dengan
menggunakan clamp dan kassa yang dibahasi betadine, saya akan mensterilisasi daerah penis dari glans
ke belakang.
PEREMPUAN -- Lalu, saya akan memasang sarung tangan sterile, dan meletakkan duk. Dengan
menggunakan clamp dan kassa yang dibahasi betadine, saya akan mensterilisasi daerah meatus urethra
dengan tangan kanan (ke arah bawah)
7. Lalu saya akan memastikan selang catheter tidak bocor dengan memasukkan udara ke selang catheher.
Lalu melubrikasi catheter dengan xylocaine gel (tarok banyak-banyak).
8. LAKI-LAKI – Lalu saya akan menegakkan penis pasien dan memasukkan catheter hingga mentok.
PEREMPUAN – Lalu saya akan membuka labia memasukkan catheter ke dalam meatus hingga mentok.
“Pak, tarik nafas ya. Akan terasa tidak nyaman sedikit.”
9. Lalu saya akan memasukkan 20cc akuades ke dalam syringe dan mengalirkan air ke dalam kateter untuk
mengembangkan balon.
10. Saya akan melepas duk, saya akan memfiksasi di inguinal dengan plester.
11. Saya akan memposisikan urine bag lebih rendah dari tubuh pasien.
12. Pemasangan kateter sudah selesai. Terimakasih, ya bu.
13. Saya akan mencuci tangan.

PROSEDUR PELEPASAN
1.​ ​Pakai syringe yang kosong untuk menarik air dan mengempiskan balon
2.​ ​Tarik catheter keluar.

NGT (Nasogastric Tube)


1. Selamat siang pak, saya ____ mahasiswa FK UPH. Dengan bapak/ibu ini? Hari ini saya akan melakukan
pemasangan NGT, dengan memasukkan sebuah tabung fleksibel dimasukkan lewat hidung bapak sampai
ke lambung, yang berguna untuk makanan/obat/dekompresi. Apakah bapak bersedia?
2. ​Silahkan duduk di kursi pemeriksaan ya pak. Saya akan mencuci tangan terlebih dahulu.
3. Lalu, saya akan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.
● Tabung NGT
● Gel & spray anastetik lidokain
● Spuit Toomey
● Plester untuk fiksasi
● Kantung steril untuk dekompresi
● emesis basin (muntah)
● Air putih
● Sarung tangan steril.
4. Lalu saya menggunakan sarung tangan sterile
5. Pak tolong duduk tegak, kepalanya sedikit mengdongak ya. Lalu, saya akan memilih lubang hidung yang
lebih lapang dan tidak ada hambatan.
6. Saya akan mengeluarkan tabung dari pembungkus, dan melingkarkan di tangan 3-5 putaran untuk
membuat ujungnya menghadap kebawah
7. Saya akan mengukur panjang insersi, dimulai dari lubang hidung, ke mandibula, processus xiphodeus.
8. Lalu akan memberikan gel lidocaine ke tabung NGT dan menyemprotkan anastesi spray lidokain ke faring
posterior pasien, untuk mengurangi refleks tersedak.
9. Lalu saya akan memasukkan tabung NGT secara perlahan, dengan sudut sejajar bidang datar dan ujung
NGT melengkung ke bawah. Saya akan meminta pasien untuk menunduk dan menelan jika pasien merasa
tersedak. (NGT didorong saat pasien menelan)
10. Lalu saya akan memasukkan secara perlahan sampai ke posisi yang tadi saya ukur. Saat sudah dititik
tersebut, saya akan meminta pasien berbicara untuk memastikan tabung tidak masuk ke trakea.
11. Jika pasien tersedak, atau sesak, atau gabisa ngomong, saya akan menarik tabung NGT dan mencoba
memasang kembali
12. Lalu saya akan mengkonfirmasi apakah tabung NGT masuk ke lambung dengan cara memasukkan spuit
Toomey yang berisi udara sambil auskultasi daerah lambung dan mendengar apakah ada bunyi dorongan
dan melakukan aspirasi untuk memastikan isi lambung.
13. Dekompresi: aspirasi isi lambung
14. Jika posisi sudah benar, saya akan melakukan fiksasi NGT dengan menggunakan plester kearah atas pada
hidung pasien.
15. Terimakasih pak. Saya akan mencuci tangan.

WEEK 4

History Taking - Vaginal Discharge


1. Identitas: nama, umur, status pernikahan, pekerjaan (pasien dan suami).
2. Keluhan utama sesuai SOCRATES,
3. RPD: hipertensi, diabetes, kolesterol, kanker/tumor kandungan, STD
4. RPK: hipertensi, diabetes, kolesterol, kanker

Vaginal Discharge
1. Warnanya? Bau? Konsistensi: kental atau cair?
a. Warna bening: normal, putih susu: candida, kuning ijo: trichomonas, abu: BV.
b. Apakah berbusa? (frothy: trichomonas)
c. ​Apakah berbau (Amis: BV, busuk: trichomonas)
2. Sudah berapa lama? Apa semakin hari semakin banyak?
3. Keluarnya berapa banyak bu? Sekitar berapa kali ganti celana dalam?
4. Apa sudah pernah mengalami hal ini sebelumnya?
5. Ada gatal atau rasa terbakar?
6. Apakah ada saat-saat tertentu cairan vaginanya keluar?
7. Apakah cairan yang dikeluarkan disertai darah? Darahnya merah gelap atau terang? Seberapa banyak?
8. Apakah ada rasa nyeri saat buang air kecil?
9. Kapan terakhir sex? Nyeri ga waktu sex? Keluar darah ga?
10. Jadwal haid teratur ga? Nyeri ga?
11. Apakah sedang menggunakan alat kontrasepsi?
12. Apakah ada konsumsi alkohol/rokok?
13. Status pernikahan? Pekerjaan suaminya?
14. Sudah pernah hamil?
15. Apakah memiliki pasangan seksual lebih dari 1?
16. Apakah pasangannya pernah mempunyai keluhan yang sama?
17. Apakah ada mengkonsumsi obat jangka panjang?

HYGIENE

1. Bagaimana kebersihan daerah kewanitaannya? Bagaimana cara mencuci vaginanya? Apakah


menggunakan sabun?
2. Pakai celana dalam berbahan apa?
3. Biasanya mencuci celana dalam sendiri atau di laundry? Apakah menggunakan deterjen?
4. Memakai pantyliner setiap hari? Pembalut/pantyliner ada, sabun yang digunakan untuk membersihkan
vagina?
5. Pernah memasukkan sesuatu ke vagina?

KELUHAN TAMBAHAN
1. Apakah ada keluhan lain? Demam, stress, lemes? Apakah lagi banyak pikiran?
2. BAB & BAK lancar?
3. Apakah ada luka di daerah kelamin? Merah, benjolan atau seperti apa?
4. Apakah disertai nyeri pinggul atau pinggang? (Curiga PID)

Physical Examination - Pap Smear, IVA


PAP SMEAR
Syarat pap smear:
● Tidak boleh melakukan hubungan seksual 3 hari sebelum melakukan prosedur papsmear.
● Sudah pernah berhubungan seksual.
● Sedang tidak menstruasi.
● Tidak melakukan cuci vagina.
● Sedang tidak menggunakan obat intravaginal
● Sedang tidak terkena penyakit infeksi pada organ reproduktif.

Prosedur :
1. Selamat pagi, bu. Saya Vena dari Fakultas Kedokteran UPH. Hari ini saya akan melakukan pap
smear pada ibu, apakah ibu bersedia?
2. Tanyakan pertanyaan sesuai syarat melakukan pap smear kepada pasien.
- Sudah pernah melakukan hubungan seksual?
- Kapan terakhir kali melakukan hubungan seksual?
- Apakah melakukan cuci vagina? (douche)
- Apakah sedang menstruasi?
- Apakah menggunakan obat intravaginal?
- Apakah mengalami penyakit infeksi pada organ reproduktif?
3. Silahkan kalau mau pipis dulu, lalu dibuka celananya bu dan silahkan berbaring di meja
pemeriksaan saya akan cuci tangan
4. Saya akan menyiapkan alat dan bahan,yaitu Sarung tangan sterile, Spekulum, Spatula vagina,
Cytobrush, Object glass 2pcs, Alcohol 95%
5. Saya akan memposisikan pasien dalam posisi lithotomy dan menyalakan lampu pemeriksaan
6. Saya akan menggunakan sarung tangan sterile
7. Pertama-tama, saya akan melakukan inspeksi pada vulva. “tidak terlihat adanya massa,lesi serta
kemerahan maupun sekret”
8. Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan inspekulo dengan menggunakan spekulum
(masukkin vertikal lalu diputar, trus dikunci. MASUKKINNYA HARUS DALAM KEADAAN NUTUP)
untuk melihat dinding vagina dan serviks. “Tidak terlihat adanya massa, lesi, kemerahan maupun
sekret. Cek bentuk dan ukuran porsio
9. Jika ada sekret / cairan vagina yang mengganggu pandangan, saya akan membersihkan sedikit
dengan menggunakan kapas lidi.
10. Selanjutnya saya akan mengambil specimen dengan: Spatula (ektoserviks) 360° dan Cytobrush
(endoserviks) 180°
11. Setelah diambil roll di object glass
Kalau yang spatula, roll ke object glass dari tengah lalu ke kanan, dari tengah lalu ke kiri
Kalau cytobrush, roll dari arah yang berlawanan (dari kanan)
12. Lalu difiksasi dengan alkohol 95% dengan jarak 25cm (spray) dan dikirim ke lab
13. Lalu saya akan melepaskan spekulum
14. Terimakasih ibu silahkan dipakai lagi celananya, saya akan mencuci tangan.

IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)


Syarat melakukan IVA
1. Sama seperti Pap Smear
2. Squamo-Columnar Junction Terlihat
Prosedur:
1. Selamat pagi, bu. Saya Vena dari Fakultas Kedokteran UPH. Hari ini saya akan melakukan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) pada ibu, apakah ibu bersedia?
2. Tanyakan pertanyaan sesuai syarat melakukan IVA kepada pasien.
- Sudah pernah melakukan hubungan seksual?
- Kapan terakhir kali melakukan hubungan seksual?
- Apakah melakukan cuci vagina? (douche)
- Apakah sedang menstruasi?
- Apakah menggunakan obat intravaginal?
- Apakah mengalami penyakit infeksi pada organ reproduktif?
3. Silahkan kalau mau pipis dulu, lalu dibuka celananya bu dan silahkan berbaring di meja pemeriksaan. Saya
akan cuci tangan
4. Saya akan menyiapkan alat dan bahan,yaitu Sarung tangan sterile, speculum, larutan asam asetat 3-5%,
dan kapas lidi
5. Saya akan memposisikan pasien dalam posisi lithotomy dan menyalakan lampu pemeriksaan
6. Saya akan menggunakan sarung tangan sterile
7. Pertama-tama, saya akan melakukan inspeksi pada vulva. “tidak terlihat adanya massa,lesi serta
kemerahan maupun sekret”
8. Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan inspekulo dengan menggunakan spekulum (masukkin
vertikal lalu diputar, trus dikunci. MASUKKINNYA HARUS DALAM KEADAAN NUTUP) untuk melihat
dinding vagina dan serviks. “Tidak terlihat adanya massa, lesi, kemerahan maupun sekret. Cek bentuk dan
ukuran porsio
9. Jika ada sekret / cairan vagina yang mengganggu pandangan, saya akan membersihkan sedikit dengan
menggunakan kapas lidi.
10. Selanjutnya saya akan melihat apakah sambungan skuamo-kolumnar terlihat
11. Setelah menemukan SSK, saya akan membalurkan asam asetat 5% pada daerah tersebut dengan gerakan
memutar searah jarum jam
12. Saya akan menunggu 1-2 menit dan melihat apakah terlihat adanya aceto-white change.
13. Lalu saya akan melepaskan spekulum
14. Pemeriksaan sudah selesai, terimakasih ibu, saya akan mencuci tangan.
WEEK 5
History Taking: Poisoning & Drug Overdose
Pasien datang dengan penurunan kesadaran, bisa karena
a. Overused: cimeng, kokain, ganja
b. Suicide Attempt
Tanyakan:
1. Sebelum kejadian ada masalah apa? Depresi/murung/happy?
2. Sudah tidak sadar berapa lama?
3. Ada masalah apa di keluarga?
4. Ada kejang? Mulut berbusa?
5. Gejala:
Intoksikasi: pas lagi pake obat (ingat gejala hipotiroid)
● Hipotensi, bradypnea, bradycardia, pinpoint pupil, mulut berbusa, palpitasi, chest pain
Withdrawal: lagi berhenti pake/putus obat
● Pupil midriasis, hipertensi, tachycardia, tachypnea, GI motility meningkat (diare), sakit
kepala, demam, agitated, mual muntah, kusmaul (RR naik), kejang, muscle cramp, temor,
gangguan penglihatan
6. Pekerjaan?
7. Ada minum alcohol/merokok?
8. Ada pemakaian suntikan, tato?
9. Pas ngga sadar apakah ada jatuh? Jatuh dimana, posisi seperti apa?

Physical Examination: Abdominal Examination

Abdomen Inspeksi Bentuknya: cembung, datar, cekung


(Kaki ditekuk) Perupahan warna
Benjolan/massa
Bekas operasi
Caput medusa, spider naevi, stretch mark

Auskultasi Bising usus di 9 regio (normal 8-12x/menit), tidak


ada metallic sound
Cek Bruit sound di arteri abdominalis. arteri renalis

Perkusi & Palpasi g. Light palpation (yg sakit terakhir di palpasi)


h. Deep palpation (yg sakit terakhir di palpasi),
tanya ada nyeri tekan ga? massa
(konsistensi, mobile/immobile, di regio
mana, brp cm)
i. Hepar: hepatomegaly, tarik napas buang
(teken), pembesaran ditemukan jika hepar
berada 3 jari atau lebih dibawah arcus
costae.
j. Spleen: Splenomegaly, tarik napas buang
(teken), schuffner 1 dada kiri, schuffner 4
umbilical, schuffner 8 sias.
k. Ascites: Shifting Dullness (dari umbilical ke
lateral, normalnya timpani)
l. Murphy sign: bile duct inflammation
c. McBurney
d. Ginjal: ballotemen (tangan kiri dibawah,
tangan kanan diatas, digoyangin), ketok
CVA (pasien suruh duduk, ketok di
costovertebral angle)
SKIN AND SPECIAL SENSE
WEEK 1
History Taking SKIN
Notes:
● Jangan menggunakan bahasa medis
● Berikan open & close questions
● Verifikasi pernyataan pasien
● Minta pasien untuk memperbaiki apabila ada kalimat yang salah

Chief Complaint: Keluhan Utama Pasien

History of Present Illness (OLDCARRTS or use SOCRATES)

O​nset Pertama kali terjadi kapan?


L​ocation Pertama timbul di lokasi mana?
D​uration Sudah berapa lama ini muncul?
C​haracteristics Awalnya bentuknya gimana? Ada berubah? Semakin parah?
A​ssociated Symptoms Ada gejala lain: demam, sesak nafas, mual?
R​elieving / Exacerbating factors Ada hal yang memperberat/memperingan?
R​adiating Awalnya muncul dimana, ada menyebar ngga?
T​iming Apakah gejala muncul saat waktu tertentu atau setiap saat?
S​everity

Past Medical History (AMPL)

A​llergies Alergi makanan? Obat? Udara dingin?

M​edications Apakah mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang? Kalau kasus


ini pernah terjadi, biasanya minum obat ngga?

P​ast Illness Penyakit jantung, diabetes, kolesterol, dll

L​ast Oral Intake / Last Menstruation Terakhir makan apa? Terakhir mens kapan?

Family Medical History

Apakah ada anggota keluarga yang mengalami hal​ seperti ini?

Apakah ada anggota keluarga yang mengalami ​asma, suka sesak nafas, alergi terhadap sesuatu?

Apakah ada anggota keluarga yang mengalami ​penyakit kronis?

Social History

Apakah tinggal sendirian dirumah? Biasanya ada yang bersihin atau ngga?

Aktivitas sehari-hari ngapain? Sering bepergian? Pekerjaan ngapain? Hobi ngapain?

Apakah mengkonsumsi alkohol? Apakah Merokok?

Riwayat seksual: berapa pasangan, apakah ada kebiasaan mengganti pasangan seksual?

Apakah di lingkungan tempat kerja atau di rumah ada bersentuhan dengan bahan-bahan kimia?
Review of System

STATUS DERMATOLOGIS
1. L​okasi
2. D​istribusi
3. B​entuk/Susunan
4. B​atas
5. U​kuran
6. E​floresensi

Status Dermatologi

1. Perkenalan diri, identitas, inform consent


2. Pasien buka baju/lengan/yang nutupin lesi
3. Keluhan utama: lokasi, sejak kapan, karakteristik
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi → pakai senter & lup untuk lesi kecil
b. Palpasi → penonjolan, ukuran, dll
c. Diaskopi → buat ngebedain radang atau perdarahan dengan menggunakan kaca objek. Kalau radang →
ditekan, warna merahnya hilang. Kalau perdarahan, warna merahnya ngga hilang.
1. Lokasi:​ tempat dimana ada lesi
2. Distribusi: penyebaran
● Bilateral : mengenai kedua belah badan
● Unilateral : mengenai sebelah badan
● Simetrik : mengenai kedua belah badan yang sama
● Soliter : hanya satu lesi
● Herpetiformis : vesikel berkelompok
● Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu
● Diskret : terpisah satu dengan yang lain
● Regional : mengenai daerah tertentu badan
● Generalisata : tersebar pada sebagian besar tubuh
● Universal : seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-100%)

3. Bentuk/susunan​:
1. Bentuk : khas ( bentuk yang dapat dimisalkan, seperti : bulat, lonjong, seperti ginjal, dll), dan tidak khas (
tidak dapat dimisalkan)
2. Susunan :
● Liniar : seperti garis lurus
● Sirsinar/anular : seperti lingkaran
● Polisiklik : bentuk pinggir yang sambung menyambung membentuk lingkaran.
● Korimbiformis : susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak-anaknya
4. Batas​ : tegas dan tidak tegas
5. Ukuran:
● o Milier : sebesar kepala jarum pentul
● o Lentikular : sebesar biji jagung
● o Numular : sebesar uang logam dengan Ø 3 cm – 5 cm, pipih
● o Plakat : lebih besar dari numular
6. Efloresensi:
1. Primer:
Makula Bercak pada kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata, tanpa penonjolan atau cekungan.

Papul Penonjolan di atas permukaan kulit, sikumskrip, Ø kecil dari 0,5 cm, bersisikan zat padat. (<0.5 cm)
Plak Papul datar, seperti macula tapi ada peninggian diatas permukaan kulit, permukaan datar, berisi zat
padat, diameter >2cm

Urtika Penonjolan yang disebabkan edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan.
(Contoh: di kasus Urtikaria/biduran)

Nodulus Nodus yang <1cm

Nodus Tonjolan berupa massa padat yang sirkumskrip, terletak dikutan atau subkutan, dapat menonjol. (> 1 cm)

Vesikel Gelembung berisi cairan serum, memiliki atap dan dasar, Ø kurang dari 0,5 cm. (<0.5 cm)

Bula Vesikel yang berukuran lebih besar (>0,5cm)

Pustul Vesikel yang berisi nanah (<0.5 cm), bila nanah mengendap dibagian bawah vesikel disebut hipopion.

Kista Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa sel.

2. Sekunder:

Skuama Sisik berupa lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. (Contoh: di kasus Psoriasis)

Krusta Kerak, keropeng, yang menunjukan cairan badan yang mengering.

Erosi Lecet kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melampaui stratum basal, ditandai dengan
keluarnya serum.

Ekskoriasi Lecet kulit yang disebabkan kehilangan jaringan melewati stratum basal (sampai ke stratum papilare),
ditandai dengan keluarnya darah selain serum.

Ulkus Tukak, borok disebabkan hilangnya jaringan lebih dalam dari ekskoriasi, memiliki tepi, dinding, dasar,
dan isi.

Likenifikasi Penebalan kulit disertai relief kulit yang makin jelas.

WEEK 2
History Taking - STD & KONSULTASI EDUKASI STD
1. Introduction
2. Informed Consent
3. Keluhan utama? Gali lagi
4. Tanyakan gejala ke arah HIV (stage 1: sering mencret, stage 2: candidosis oral)
5. Apakah suka berganti pasangan? Sering ngga? PSK atau orang biasa? Sesama jenis? Bisexual?
6. Apakah menggunakan kondom?
7. Genito-genital / ano-genital / oral
8. Terakhir kali berhubungan seksual?
9. Apakah pernah mengalami keluhan ini sebelumnya? Apa ada mengkonsumsi obat?
10. Nyeri perut bawah?
11. Penggunaan kontrasepsi
12. Ada riwayat transfusi darah?
13. Ada penggunaan jarum suntik berulang?
14. Pernah tattoo tidak? kapan?
15. Kontak dengan pasien yang mengalami infeksi?
16. Tanya riwayat kesehatan kandungan secara singkat: anaknya ada yang sakit, ada yang cacat? Pernah
mengalami keguguran?
17. Penggunaan antibiotik/corticosteroid
18. Duh tubuh

EDUKASI - GONORRHEA
● Pak/Bu, karena diagnosa setelah pemeriksaan adalah penyakit Gonorrhea atau Kencing Nanah, maka
pasangannya juga perlu diperiksa dan diobati ya. Karena penyakit kencing nanah ini dapat menular dalam
berhubungan suami istri.
● Apalagi, kalau penyakit ini terkena pada perempuan, umumnya memang tidak tampak ada gejala, namun
dapat menyebabkan anak lahir cacat, nangis nanah bahkan dapat mengalami keguguran. Ditakutkan
penyakit ini dapat menular pada istri bapak, akan menjadi sangat bahaya apalagi kalau istrinya sedang
hamil.
● ABSTINENCE / BERHUBUNGAN MENGGUNAKAN KONDOM: (Abstinence, Be faithful, Condom)
❖ Pak/bu, selagi dalam masa pengobatan ini, sebaiknya bapak/ibu puasa dulu ya berhubungan
suami istrinya. Supaya kita mengurangi kemungkinan pasangannya ketularan. Apakah bapak/ibu
bisa melakukannya?
❖ (Kalau misalnya pasien ngga bisa), Kalau misalnya ga bisa puasa dulu tidak apa-apa, tapi suaminya
harus menggunakan kondom ya ketika berhubungan seksual. Apakah bapak/ibu bisa
melakukannya?
❖ Direkomendasi untuk tidak melakukan hubungan seksual sampai sembuh secara laboratoris.
❖ Nanti akan dilakukan pemeriksaan ulang ya pak di hari ke 3, dan di hari ke 7
● Kalau pasien belum pernah menggunakan kondom, edukasi cara pakai kondom:
1. Kondom dipasangan saat sudah ereksi.
2. Periksa tanggal kadaluwarsa pada kemasan kondom
3. Buka kemasan dengan hati-hati, jangan dibuka dengan gigi atau digunting.
4. Saat kondom dibuka, bentuknya akan seperti topi / dot, jangan ditarik-tarik karena akan
membuat kondom menjadi tidak efektif.
5. Jepit ujung dot kondom, letakkan pada kepala penis. Kalau bapak belum disunat, jangan lupa kulit
penisnya dibuka dulu.
6. Ambil tepi bawah topi penis, buka gulungan kondom perlahan-lahan disepanjang batang
penisnya.
7. Lebihkan sedikit gulungannya untuk memberikan ruang untuk menampung air mani yang keluar.
8. Beri beberapa tetes air didalam penisnya supaya kondomnya lebih licin dan mengurangi resiko
bocor.
9. Lakukan hubungan seks seperti biasa.
10. Setelah ejakulasi, jepit pangkal kondomnya dan keluarkan penis dari tubuh pasangan secara
pelan-pelan. Lakukan segera sebelum penisnya tidak ereksi, kalau sudah ​ciut​, cairannya akan
tumpah
11. Buang kondom segera ke tempat sampah
12. Kondom hanya dipakai sekali, jangan dipakai ulang. Kalau mau ganti posisi saat berhubungan
seks, kondom juga harus diganti.

● Lanjutkan konseling mengenai: Infeksi, Komplikasi, Keteraturan berobat


➔ INFEKSI
a. Infeksi gonorrea bisa darimana aja? Kontak cairan → cairan kelamin, cairan darah dan
cairan tubuh. Berhubungan seksual (kelamin-kelamin, mulut-kelamin, dubur-kelamin),
atau berhubungan dengan alat pribadi (pakaian, handuk, termometer, alat cukur)
➔ KOMPLIKASI
1. Laki-laki:
a. Pada alat kelamin, dapat terjadi radang leher penis dan seluran penis, dimana
akan terasa sangat nyeri saat buang air kecil. Lalu pada sekitar kelamin, juga
dapat mengalami radang prostat, radang testis, dan dapat menyebabkan
kemandulan.
2. Perempuan
a. Pada alat kelamin, dapat terjadi radang vagina, dan pada sekitar kelamin dapat
menyebabkan radang saluran indung telur/tuba, radang rahim, radang panggul,
dan kemandulan.
3. Seluruh tubuh (jika sudah sangat parah)
a. Dapat menyebabkan radang sendi, radang otot & dinding jantung, radang selaput
otak, radang tenggorok, radang mata, dan sampai dapat menyebabkan kematian.
➔ KETERATURAN BEROBAT
● Jangan lupa makan obat, tepat waktu dan komit.
● Pasang alarm untuk membantu mengingatkan
● Kalau sampai lupa minum obat, kumannya bisa kebal terhadap obatnya sehingga
bapak/ibu akan membutuhkan antibiotik yang lebih kuat dan mahal, bahkan diperlukan
rawat inap untuk diberikan antibiotik suntik dan infus.
● Rekomendasi obat: Sekfiksim dosis tunggal 400mg, levofloksasin 500mg dosis tunggal,
tiamfenikol 3,5 gram dosis tunggal (source: BUKU MERAH UI)
● Lakukan Pemeriksaan terhadap infeksi HIV dan kemungkinan infeksi menular seksual lainnya:
➢ Karena bapak/ibu sudah mengalami penyakit menular ini, kita tidak tahu kalau penyakit
kelamin ini hanya kencing nanah aja, atau ada penyakit lainnya. Ada baiknya kita
mewaspadai kemungkinan penyakit yang lain. Jadi, direkomendasikan agar bapak
memeriksakan penyakit ini: HIV dengan periksa HIV rapid test, Sifilis periksa VDRL/TPHA,
herpes, TORCH, pemeriksaan darah lengkap untuk memeriksa penyakit yang bikin
kekebalan tubuh turun seperti diabetes
➢ Nanti hasil hasil pemeriksaan tersebut juga akan dikonsultasikan ke dokter spesialis kulit
dan kelamin.
● Kunjungan berulang
➢ Pak/bu, nanti 3 hari lagi balik lagi ya untuk diperiksa ulang, begitu juga 7 hari lagi, supaya kita bisa
periksa perkembangan kesehatan bapak/ibu. Semoga keluhan bapak/ibu dapat segera sembuh.
● Anjuran vaksinasi HPV kepada pasangannya
● Semoga berguna ya pak/bu edukasi dari saya, apakah ada yang ingin ditanyakan?
● Bagaimana perasaannya pal/bu? Apakah ada yang bisa saya bantu lagi?

Pengambilan Duh Tubuh (Pria)


1. Selamat pagi pak, saya Terry dari FK UPH. Saya akan melakukan pengambilan duh tubuh genitalia dengan
sengkelit atau swab berujung kecil. Apakah bapak bersedia?
2. Pastikan pasien tidak pipis selama 1 jam.
3. Saya akan mempersiapkan alat: 2 object glass, NaCl, klem, sengkelit
4. Pak silahkan dibuka celananya lalu berbaring, saya akan mencuci tangan.
5. Pertama, saya akan menginspeksi genitalia eksterna, KGB inguinal (nyeri, perubahan warna, pembesaran
KGB)
6. Lalu, saya akan memasukkan sengkelit/swab kedalam orificium uretra externa sampai kedalaman 1-2 cm,
putar sengkelit (kalau pake swab tidak perlu di putar, cukup menekan dinding uretra)
7. Tarik sengkelit keluar perlahan.
8. Oleskan duh tubuh ke kaca objek yang sudah disiapkan (​2 object glass: wet mount untuk trichimoniasis
dan gram stain untuk GO)
9. Bila duh tubuh tidak tampak, dilakukan pengurutan (milking) dengan cara memijat dari pangkal, kalau ga
keluar suruh jangan pipis dalam 3 jam
10. Pemeriksaan sudah selesai, silahkan dipakai kembali celananya. Saya akan mencuci tangan. Terimakasih.
Pengambilan Duh Tubuh (Wanita)
1. Selamat pagi bu, saya Terry dari FK UPH. Saya akan melakukan pengambilan duh tubuh genitalia dengan
sengkelit atau swab berujung kecil. Apakah ibu bersedia?
2. Ibu, menstruasi terakhir kapan? Sudah menikah/berhubungan seksual?
3. Ibu silahkan pipis dulu. Saya akan menyiapkan bahan: NaCl 0,9%, sarung tangan, 3 object glass, klem,
spekulum, swab & kassa sterile.
4. Silahkan dibuka celananya, dan berbaring saya akan mencuci tangan. Lalu saya akan menggunakan
sarung tangan.
5. POSISIKAN PASIEN LITHOTOMY
6. Pertama, saya akan menginspeksi genitalia externa, bartholin gland, KGB inguinal (nyeri, perubahan
warna, pembesaran KGB)
7. Saya akan membersihkan genital eksterna dengan kain kassa yang telah dibasahi NaCl.
8. Lalu saya akan memasukkan speculum sterile ( masukkin vertikal lalu diputar, trus dikunci.
MASUKKINNYA HARUS DALAM KEADAAN NUTUP.)
9. Kemudian saya akan mengambil duh tubuh serviks, forniks, dinding vagina dengan sengkelit/swab sterile
● Endoserviks: swab ke object glass untuk melihat GO (gram negative diplococcus)
● Fornix posterior: swab ke object glass dan teteskan NaCl, tutup dengan cover glass (untuk BV)
● Dinding vagina: gram staining untuk melihat candida (pseudohypae dan BV)
10. Tarik sengkelit keluar perlahan.
11. Oleskan duh tubuh ke kaca objek yang sudah disiapkan
12. Saya akan melepaskan spekulum (jangan lupa di putar dulu) dan melepas sarung tangan.
13. Pemeriksaan sudah selesai, silahkan dipakai kembali celananya. Saya akan mencuci tangan. Terimakasih.

Wood’s Lamp Examination


● Lampu dengan 360mm “black light” digunakan untuk mendiagnosa penyebab lesi kulit dengan melihat
pewarnaan.
● Steps:
1. Lakukan informed consent, cuci tangan
2. Jika lesi ada dibawah permukaan baju/sepatu/daerah lain yang tertutup, minta pasien membuka
terlebih dahulu
3. Pastikan pasien tidak menggunakan produk atau obat topikal sebelum melakukan pemeriksaan
4. Matikan lampu ruangan, tutup jendela
5. Hangatkan wood lamp selama 1 menit, sambil melakukan adaptasi mata terhadap ruangan gelap
6. Bersihkan daerah lesi untuk menghapus sisa sabun, obat topikal yang dipakai pasien
7. Sinarkan wood’s lamp ke atas lesi sejauh 10-15 cm
8. Inspeksi daerah lesi tersebut, dan perhatikan jenis fluorosensi yang muncul dan juga batasnya.
● Interpretasi:

Hypopigmentation / depigmentation ● Batas lesi tegas


● Fluorescence berwarna biru-putih terang
(akibat melanin yang menurun atau absent)

Vitiligo → patch
Tuberous Sclerosis → patch, bentuk lanset
Hypomelanosis → whirled / streaked patterns

Hyperpigmentation ● Kontras pada border meningkat


● Tidak ada warna
Melasma ● Melasma epidermal → lesi berbatas tegas,
lebih kontras
● Melasma dermal → kontras lebih kurang

Bacterial ● Pseudomonas: warna hijau (pyoferdin /


fluorescein)
● Corynebacterium minutissimum: coral red
● Propionibacterium acnes: orange-red in
comedones
● Fungal:
a. Tinea versicolor: yellowish white /
copper-orange
b. Pityrosporum folliculitis: Bluish-white
in follicular pattern
c. Tinea capitis: blue-green
(microsporum species), dull yellow
(microsporum gypsum), dull blue
(trichophyton schoenleinii)

Punch Biopsy
1. Selamat siang pak, saya Terry dari FK UPH, hari ini saya akan melakukan pengambilan jaringan kulit untuk
keperluan diagnosis biopsi.
2. Cuci tangan
3. Anamnesis: diabetes, hipertensi, pemakaian obat-obat anti-coagulation.
4. Ukur lesi pada kulit pasien untuk menentukan jenis punch yang akan digunakan
5. Tentukan skin lines / Relaxed skin tension lines pada regio lesi
6. Persiapkan alat dan bahan dalam keadaan sterile:
● Spuit ⅓ cc
● Punch biopsy 4mm
● Lidocaine 1%
● Iris scissors
● Anatomical forcep
● Needle holder
● Benang jahit
7. Saya akan menggunakan sarung tangan sterile
8. Bersihkan daerah kulit dengan alkohol atau iodine
9. Injeksi lidocaine, diawali dengan mengarahkan jarum kebawah lesi (semakin dalam semakin tidak sakit),
dilanjutkan ke dekat permukaan kulit. Tunggu 5-10 menit menunggu sampai vasoconstriksi
10. Lakukan peregangan pada kulit di tegak lurus dengan garis kulit
MANAGEMENT EPISTAXIS dan BENDA ASING

EPISTAXIS
1. Selamat siang pak, saya Terry dari FK UPH, hari ini saya akan melakukan penanganan pada mimisan
bapak. Apakah bapak bersedia?
2. Silahkan duduk dulu, saya akan cuci tangan dan memakai handscoon
3. Pertama-tama saya akan memencet hidung selama 2 menit dengan posisi wajah diturunkan (yang
didepannya ikut di pencet, full pencetnya) selama 2 menit, terus buka, kalo masih berdarah berarti ulang
maksimal 3 kali, pas dipencet nafasnya pake mulut
4. Kalau ga mempan: kasih tampon yang udah ada adrenalin (larutan adrenalin 1 ampul dan lidocaine 2
ampul, adrenaline untuk vasokonstriksi, lidocaine untuk antinyeri)) terus masukin ke hidung, terus
masukin kasa pake pinset bayonet, abis itu tunggu 1-​-2 menit, keluarin terus liat kalau masih berdarah
ulang selama maksimal 3 kali
5. Electrocouter/chemical couter: harus tau sumber perdarahannya, pake AgNO3 yang ditotolkan pake
kapas ke sumber perdarahan untuk koagulasi, maksimal 3 kali
6. Tampon di anterior: kassa (yang banyak sampe full) selama 2 x 24 jam rawat inap
7. Ligasi arteri: diiket di ruang operasi

BENDA ASING

1. Hidung: 90% di concha inferior dan septum, pake bagian clip kertas yang dilepas terus
dibengkokan yang bagian lebih kecilnya menjadi huruf S, ambil barang yang gak full blocked
dari atap terus ditarik dari belakang benda, kalao full blocked jangan pake teknik ini
2. Telinga: capit (kalau keliatan), kalau ga keliatan harus di rujuk

PEMERIKSAAN TELINGA
1. Posisi pasien sejajar dengan kita
2. Memakai lampu kepala, lebih terang dari lampu ruangan
3. Periksa telinga yang sehat dahulu:
4. INSPEKSI
● Bandingkan telinga kanan/kiri, simetris/tidak
● Bentuk daun telinga: normal (tidak mikrotia)
● Lihat pre-auricular: ada fistule, inflamasi, trauma, massa
● Lihat auricular: fistule, inflamasi, trauma, massa
● Pakai Othoscope:
a. Tarik daun telinga ke belakang dan ke atas
(meluruskan liang telinga). Periksa telinga kanan,
pakai tangan kiri.
b. Liang telinga: lapang/tidak, edema/tidak, serumen, massa, sekret, hiperemis, trauma,
tidak ada atresia
c. Membrane tymphani: intak/perforasi, lihat refleks cahaya, retraksi/bulging
Normal: intak, transparan, tidak cekung/cembung, cahaya refleks arah jam 5 (telinga
kanan) atau jam 7 (telinga kiri), tidak ada perforasi
d. Tuba eustachius:
➔ Valsava Maneuver:
❏ Pasien diminta menarik nafas dalam
❏ Pasien diminta mencubit hidung sendiri dan menutup mulut
❏ Minta pasien untuk berusaha meniup dengan mulut tertutup.
➔ Tonybee Test:
❏ Confirm normal tubal function
❏ Pasien diminta menelan sambil menutup hidung
5. PALPASI
● Tekan tragus: apabila terdapat nyeri tekan, kemungkinan terjadi otitis eksterna
● Tekan mastoid: apabila terdapat nyeri tekan → mastoiditis
6. Pemeriksaan Rinne
● Membandingkan hantaran melalui udara dan melalui tulang.
● Caranya ialah garputala (YANG 512 HZ) digetarkan, lalu diletakkan pada tulang di belakang
telinga dengan demikian getaran melalui tulang akan sampai ke telinga dalam. Apabila pasien
tidak mendengar bunyi dari garputala yang digetrakan itu, maka garputala dipindahkan ke depan
liang telinga, kira-kira 2,5 cm jaraknya dari liang telinga. Hantaran disini ialah hantaran melalui
udara. Pada pasien yang pendengarannya masih baik, maka hantaran melalui udara lebih baik
dari hantaran melalui tulang. Jadi garputala yang tadi diletakkan di tulang telinga belakang telinga
tidak terdengar lagi, ketika dipegang di dekat liang telinga akan terdengar lagi, disebut uji rinne
positif.
● Uji rinne positif pada orang normal dan orang dengan tuli sensorineural
● Uji rinne negative pada orang dengan tuli konduktif
7. Pemeriksaan Webber
● Membandingkan hantaran tulang telinga kanan dengan telinga kiri.
● Caranya garputala digetarkan kemudian diletakkan pada garis tengah seperti di ubun-ubun, dahi,
atau pertengahan gigi seri. Pasien dengan gangguan pendengaran akan mengatakan bahwa salah
satu telinga lebih jelas mendengar bunyi garputala itu. Pada orang normal akan mengatakan
bahwa tidak mendengar perbedaan bunyi kiri dan kanan. Bila lebih keras ke kanan disebut
lateralisasi ke kanan.
● Pada orang tuli konduktif, maka akan terjadi lateralisasi ke telinga yang sakit.
● Pada orang tuli sensorineural, maka akan terjadi lateralisasi ke telinga yang sehat.

Pemeriksaan Schwabach
● Membandingkan hantaran tulang pasien dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.
● Caranya ialah, garputala digetarkan , lalu dasarnya ditempelkan pada tulang di belakang telinga passion.
Setelah pasien mengatakan tidak mendnegar lagi, maka dasar garputala diletakkan ke tulang belakang
telinga pemeriksa.
● Apabila pemeriksa masih dapat mendengar bunyi, maka dikatakan bahwa telinga pasien uji
schwabachnya memendek.

Test of Balance
1. Romberg test (normal dan dipertajam)
2. Finger nose pointing test
3. Dix Hallpike method (BPPV)
PEMERIKSAAN HIDUNG
1. Informed Consent
2. Identitas, perkenalan diri
3. Cuci tangan
4. Pemeriksaan ​hidung bagian luar:
● Perhatikan apa ada deformitas/depresi tulang hidung
● Pembengkakan di hidung atau sinus paranasal
● Luka, neoplasma, infeksi
● Palpasi sinus paranasal (nyeri tekan/ngga?)
● Palpasi crepitus
● Palpasi nyeri tekan di ujung puncak hidung
5. Pemeriksaan ​indra penghidu:
● Check patensi hidung pasien dengan meminta pasien menghembuskan udara ke besi/kaca
preparat
● Samakan persepsi dengan pasien: “Pak, ini bau apa?”
● Minta pasien menutup 1 lubang hidung yang tidak diperiksa & minta pasien menutup mata’
● Dekatkan barang yang digunakan ke depan hidung pasien dan minta pasien menebak baunya
● Lakukan pada hidung yang lainnya.
6. Pemeriksaan​ Rhinoscopy:
a. Vestibule:
● Angkat hidung pasien sedikit pada puncaknya
● Inspeksi rambut dan kelenjar minyak
● Cek ada ulcer/excoriasi?
b. Nasal Cavity using speculum
● Pertama minta pasien mendongak kemudian tempelkan jari di hidung agar hidung
terfiksasi
● Masukkan spekulum dan periksa bagian dalam hidung
● Lihat concha inferior (normal: kemerahan, pilek: pucat, alergi: biru)
● Lihat pembesaran concha/ngga?
● Lihat septum: posisi, deviasi, warna mukosa, ulcer, crusting, perforasi
● Lihat ada mukus/ngga? Kalau ada mukus di antara concha medial & inferior,
kemungkinan sinus frontalis, maxillary, anterior ethmoidal
● Lateral wall → interior & middle turbinates (konka), ukuran, warna
c. Probe Test: pakai non-fluffy cotton, ditusuk-tusuk secara perlahan/probe untuk membedakan
inferior konka dari polyp.
Polyp: bisa digerakin, sensitive
Inferior konka: tidak bisa digerakan, tender

Pemeriksaan Tenggorokan
● Inspeksi: cyanosis, massa
● Palpasi: kelenjar getah bening
● Oral cavity, hygiene, lapisan putih
● Gigi: karies dentis, gigi hilang, gingivitis
● Lidah: julur ke depan, pergerakan lidah
● Arcus pharynx: simetris/tidak
● Uvula: deviasi kiri/kanan
● Dinding pharynx posterior: hiperemis, granul, massa, plaque
● Tonsil
o​ ​T0: tonsil sudah tidak ada karena operasi
o​ ​T1: tonsil occupy <25% of the oropharynx
o​ ​T2: tonsil occupy <50% but >25%
o​ ​T3: tonsil occupy <75% but >25%
o​ ​T4: tonsil meets in the midline
● Pake spatula, check lidah

PEMERIKSAAN MATA

1. Selamat pagi, pak. Saya Terry dari FK UPH. Hari ini saya akan melakukan pemeriksaan mata.

2. Visus Visus =
J​arak maksimal yang dapat dilihat penderita per
Jarak maksimal yang dilihat orang normal

Snellen → Pinhole → Hitung Jari → Lambaian Tangan → Cahaya

Saya akan memeriksa ketajaman penglihatan dengan menggunakan snellen chart


dengan jarak 6 m (normal 6/6), dan memastikan cahaya ruangan sudah cukup
terang.
● Jika huruf paling besar di snellen chart tidak terbaca maka saya akan
memeriksa dengan menghitung jari (normal: 60meter) dengan jarak saya
dengan pasien 1 meter.
● Jika pasien masih bisa, saya akan mundur lagi jadi 2 meter, dan seterusnya
sampai 6 meter. (misalnya pasien cuma bisa di 1 meter, laporannya
ketajaman visual 1/6)
● Jika pasien tidak bisa menghitung jari maka saya akan menyuruh pasien
untuk melihat lambaian tangan saya (1/300), dan menentukan arah
gerakan tangan
● Jika pasien tidak bisa melihat gerakan tangan, dilakukan pemeriksaan
penyinaran ke arah mata pasien. Apabila pasien dapat mengenali arah saat
disinari dan tidak disinari dari segala posisi (nasal, temporal, atas bawah) →
penglihatan 1/tak terhingga dengan persepsi baik/buruk (baik = tau
arahnya darimana, buruk = ga tau)
jika tidak bisa V = 0
● Tes pin hole jika bisa baca snellen chart tp ga sampai 6/6
Apabila setelah pakai pinhole penglihatan pasien membaik, maka
terdapat kelainan refraksi pada mata pasien, jika tidak membaik:
ada penyakit mata lain (mata tenang visus turun, mata tenang
visus normal)

3. Buta Warna Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan warna dengan menggunakan
ishihara card test.

4. Palpebra Memeriksa ulkus, kemerahan. Bulu mata trichiasis, ada massa, lesi, kelenjar
meibom, spasm, hordeolum. Palpebral masuk/keluar ​(entropion/ekstropion)

5. Conjunctiva Fornix, Tarsal, Bulbae (Melihat hiperemis, injeksi/pembuluh darah terlihat jelas),
pterygium, eversi
Injeksi:
● Posterior → injeksi konjungtiva bulbis: kemerahan konjungtiva ikut
bergerak, ada sekret, dikasih epinephrine mengecil pembuluh
darahnya
● Anterior → injeksi cilliary: warna keunguan, tidak ada sekret,
dikasih epinephrine mengecil pembuluh darahnya
● Injeksi episclera → dari arteri ciliaris: warna marah gelap, tidak ikut
bergerak kalau digerakkin, tidak menciut kalau diberi epinephrine.

6. Cornea ❖ Jernih atau ngga?


❖ Ada radang/ngga? Test pakai efluorosensi di kongjungtiva inferior: kalau
hijau, ada ulkus
❖ Perforasi
❖ Hirschberg Position: menilai deviasi bola mata
a. Senter 30cm, sejajar dengan mata pasien
b. Perhatikan reflek sinar pada kornea mata
c. Laporan: orthoforia (normal, posisi pantulan cahaya tepat
di tengah) / exotropia/esotropia/hiptropia/hipertropia

7. COA (anterior Dalam/ngga? (Disenter 45 derajat)


chamber) ❖ Duduk berhadapan dengan pasien, pegang senter sinar dari temporal
limbus
❖ Normal: seluruh permukaan iris mendapat sinar.
❖ Kalau dalam, iris terlihat semua saat disinari
❖ Kalau dangkal, ada bagian yang gelap, iris terdorong kedalam
8. IRIS/PUPIL ❖ Warna iris
❖ Pupil: reflex cahaya langsung & tidak langsung
❖ Ada RAPD (Relative Afferent Pupillary Defect - cahaya dari mata kiri ke
mata kanan trus langsung ke mata kiri, harusnya pupil langsung membesar)
❖ Ukuran normal pupil: 3-4 mm tanpa akomodasi
❖ Laporan: Reflek pupil terhadap cahaya langsung / tidak langsung (positive &
positive), pupil: isokor, ukuran pupil 3-5mm, warna iris coklat/dalam/dll)

9. LENSA Jernih/ngga?
Pakai shadow test (45derajat), kalo cataract pupil seperti bulan sabit.
Tujuan: mengetahui derajat kekeruhan lensa
Matur → putih semua (cloudy)
Imatur → sebagian aja, ngga jelas, tapi ada bayangannya

10. Vitreous Body Jernih/ngga?

11. FUNDUSKOPI ● Jika periksa mata KANAN pasien, maka pegang opthalmoscop dengan tangan
& mata KANAN juga.
● Biasanya diberikan midriatic drugs (tropicamide 1%) untuk membantu
pemeriksaan
● Oftalmoskop:​ alat untuk melihat segmen posterior bola mata:
❏ Vitreus
❏ Pembuluh darah retina center
❏ Papil N. optik
❏ Retina
● Dasar: gambaran fundus mata akan terlihat bila fundus diberi sinar
● Cara:
➢ Periksa oftalmoskop terlebih dahulu, sesuaikan dengan kelainan
refraksi pemeriksa dengan kekuatan dioptri pada oftalmoskop
➢ Berdiri di samping pasien, beritahu apa yang akan dikerjakan
➢ Mata kanan pasien diperiksa dengan mata kanan pemeriksa
➢ Pasang oftalmoskop 10 cm dari mata, maka akan tampak reflek
fundus
➢ Bila ada kekeruhan pada kornea atau lensa, akan tampak bayangan
hitam dengan dasar merah
➢ Teliti segmen posterior yang diperiksa
➢ Periksa kedua mata
● Hasil Pemeriksaan:
a. Gambaran media (termasuk Vitreus posterior)
b. Gambaran papil N. optik, pembuluh darah, retina, makula, dan
fovea
● Laporan:
a. Refleks retina normal
b. A : V = 2 : 3
c. Papil tidak edema
d. Tidak ada pendarahan
e. Cup : disc ratio normal (< 0,5 ; kurang lebih ​+ ​0,3 )
f. Cek retina dan makula

12. TIO (Tekanan Tonometri digital, bandingkan dengan mata pemeriksa, pasien menghadap ke
Intraokular) bawah, kelopak mata tidak ditutup.
Laporan: TIO Normal (N-1 jika lebih lembek dibandingkan mata pemeriksa atau N+1
jika lebih keras)

13. Kampus (Lapang Lalu saya akan melakukan pemeriksaan lapang pandang yaitu test konfrontasi. Saya
Pandang) akan berdiri, sejajar, berhadapan dengan jarak ½ meter dengan pasien. Lalu saya
akan menyuruh pasien menutup mata yang berlawanan dengan saya. Lalu saya
akan menggerakan tangan dari tepian lapang pandang ke pusat lapang pandang.
“pak keliatan ga?”. Saya akan memeriksa mata satunya dengan cara yang sama.
(​Jangan lupa vertikal & horizontal)

14. Gerak Bola Mata Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan bola mata dengan membentuk arah
mata angin dengan jari saya, dan memastikan leher pasien tidak bergerak. Jarak
pasien dengan pemeriksa 30-50cm

Anda mungkin juga menyukai