Clinical Skill Sem 6 - TV PDF
Clinical Skill Sem 6 - TV PDF
WEEK 1
ANEMIA
1. History Taking Anemia (Dewasa)
Kalau ada keluhan lain, perdalam lagi, jangan lupa tanya sejak kapan.
FIFE
Kemiskinan Malnutrisi
Cacingan
Education Bagaimana prestasi di sekolah? Bisa ngikutin pelajaran ngga? Masalah di sekolah?
Drugs Ada mengkonsumsi obat-obatan? Narkoba? Beli di warung? Obat herbal / penurun
berat badan?
Sex and Tanda-tanda pubertas muncul sejak kapan? Pertumbuhan payudara, menarche
reproductive Riwayat menstruasi
health Pernah berhubungan seksual?
Safety Biasanya kesekolah dianter siapa?
Pernah mengalami kejahatan?
Pernah melukai diri sendiri/orang lain?
PF bayi
Anthropometri BB, TB, umur, lingkar kepala, lingkar lengan atas, TTV
Nervus Cranialis
Nervus IV Lihat benda atau jari huruf H. Pake ophtalmoskop lampu dimatiin lihat papil
edema.
Lateralisasi Hemiparesis (tangan diangkat keatas, jika ada hemiparesis sinistra: badan
bayi akan ke kiri)
PF DEWASA
General Appearance ● Pasien tampak sakit sedang, pucat, lemas, nyeri
● Periksa TTV (BP, HR, RR, TEMPERATURE)
Motorik Strength
EDUKASI ANEMIA
Anemia adalah kondisi dimana tubuh tidak mempunyai sel darah merah yang cukup .
Nah di dalam darah ada HB,yaitu komponen paling penting yang dimana berfungsi mengikat oksigen, jika
kekurangan sel darah merah hemoglobin juga kurang , maka sel dalam tubuh tidak akan mendapat oksigen yg
cukup.
Penyebab?
1. Sel darah merah dapat hilang ketika seseorang mengeluarkan darah seperti terluka , kecelakaan , perdarahan
yang dapat terjadi perlahan lahan namun terjadi dalam jangka waktu panjang . Bisa juga menstruasi saat
melahirkan juga bisa
2. Bisa juga karna berkurangnya produksi karena kurangnya kualitas dan kuantitas biasanya dikarenakan
kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah , ini yang paling sering
karna bisa menyebabkan anemia zat besi , b12 dan asam folat
3. Penyebab yang jarang terjadi adalah rusak nya sel darah merah namun bisa juga terjadi itu dikarenakan
anemia hemoliti dimana sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan stres menyebabkan sel darah
merah rapuh sebelum waktunya
1. Kekurangan vit b12,asam folat , def besi (biasanya terlalu pilah pilih makanan , kurang2 makan sayur , dan
makan protein hewani )
2. Menstruasi ( Wanita yang masih memiliki menstruasi risiko anemia nya lebih besar daripada laki-laki dan
wanita pascamenopause. Karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah)
3. Kehamilan ( krn Ibu hamil memiliki risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi harus melayani
peningkatan volume darah serta pembentukan hemoglobin janin)
4. Gangguan penyerapan usus
5. Riwayat keluarga
6. Penyakt kronik dll
Gejala anemia
1. Biasanya terlihat pucat
2. Kelelahan
3. Lemah dan cepat capek
4. Mudah mengantuk
5. Tangan dan kaki dingin
6. Pusing, terutama ketika orang tersebut berdiri
7. Detak jantung cepat atau jantung berdebar, terutama pada saat beraktivitas
8. Penurunan konsentrasi dan daya ingat
edukasinya :
Bu, anemia itu sendiri dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan asupan zat besi
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Zat itu dapat diperoleh dengan mengkonsumsi daging terutama daging sapi, Zat besi juga dapat ditemukan pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang mudah di serap oleh tubuh adalah daging dibandingkan sayuran
- pada anak Melakukan penyesuaian pada pilihan menu makanan anak, misalnya menambah konsumsi daging
merah sayur sayuran dan mengurangi asupan susu sapi hingga 500 ml/hari pada anak <1th
- Memberikan suplemen zat besi dan vitamin B12 .
- Untuk ibu hamil defisiensi besi Upaya pencegahan nya dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe 30 mg
pd trimester 3
- Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis
pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari
Anemia pada ibu hamil sangatlah bahaya karna bisa menyebabkan prematur, bayi berat lahir rendah
Bahaya anemia: kadar sel darah merah berkurang akan mengurangi oksigen yang akan dipakai oleh jaringan di
organ, sehingga komplikasinya banyak: bisa gagal ginjal, gagal jantung
HEMATO-ONCO
WEEK 2
LEUKEMIA
HISTORY TAKING LEUKEMIA
● Identitas, umur, anak ke berapa?
● Keluhan utama
● Keluhan tambahan :
- Gejala anemia → lemas, letih, sesak nafas,kurang konsentrasi )
- Gejala sistemik → demam,keringat malam, penurunan BB, batuk, pilek
- Gejala GI → BAB, BAK, mual muntah, nafsu makan
- Gejala pendarahan → mimisan, gusi berdarah, bercak merah dikulit, sering memar, luka
- Garuk” saat malam hari, sesak napas, berdebar
- Organomegali : perut terasa begah setelah makan, benjolan di perut kanan atas (seperti
mengganjal)
● Anaknya jd kurang aktif? tidur bagaimana? nafsu makan?
SELALU TANYAKAN
● Riwayat imunisasi, berat lahir
● Riwayat makanan: apakah bervariasi? Lauknya apa saja? Porsinya bagaimana?
● Riwayat pemberian ASI: eksklusif 6 bulan?
● Riwayat keluarga, jangan lupa tanyakan saudaranya
● Riwayat tumbuh kembang
● Riwayat pingsan, mimisan, transfusi (dll kayak dewasa)
● Riwayat konsumsi obat,alergi, trauma, dirawat di RS
● Riwayat sosial : ada yg merokok di rumah? lingkungan rumah?
● Masa balita:
- Riwayat kehamilan ibu
d. Kondisi selama kehamilan? Ada hipertensi, gula darah naik, perdarahan
e. Status gizi
f. Usia saat hamil
- Riwayat bayi
b. Usia persalinan
- Riwayat nutrisi: sesuaikan sama umur, apakah sudah diberi MPASI? Diberikan apa aja?
Tetap minum susu? Apakah seimbang antara MPASI dan susu?
- Riwayat menyusui: sampai kapan, apakah dicampur susu formula, seberapa sering,
apakah bayi tetap rewel ketika sudah diberi susu
- Riwayat imunisasi: lengkap ngga?
WEEK 3
TROMBOSITOPENIA
DD: Infeksi (DBD, malaria, thyphoid), Leukemia, Aplastic Anemia, Autoimmune (SLE), ITP
Hemostasis:
1. Primer : vascular +trombosit (aggregation), contoh DBD ada epistaxis, petechiae,
purpura, hematom ringan.
2. Sekunder : intrinsic, extrinsic pathway. Hematom yang lebih berat: menometroragia,
hemarthrosis (inflamasi sendi)
3. Tersier : Faktor XIII, anticoagulant (fibrinolytic). cth: Perdarahan setelah operasi
(postpartum hemorrhage)
4. Thrombopoietin: liver + kidney
5. Trauma: fraktur pelvis (massive hemorrhage) bisa karena komponen darah menurun atau
kebutuhan platelet meningkat -> DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) -> platelet
menyebar, jadi koagulasi dimana-mana.
Anamnesis:
- Perdarahan (keluhan utama), tanyakan perdarahan pertama kali dimana? dari kapan (akut atau
kronis), kalau kadang muncul kadang ga (autoimun)
- Mulut : Hipertrophy ginggivae (gusi berdarah)
- Hidung : Epistaxis (mimisan)
- Kulit : Purpura, Petechiae (bentol-bentol, kemerahan, lebam), hematoma, gatal
- Bone pain : Nyeri sendi (hemartrosis)
- Ginjal : Urine bleeding
- Reproduksi : Menometroragia, pada perempuan tanyakan sedang hamil atau tidak
(gestational thrombocytopenia atau Acute Liver Pregnancy)
- Riwayat keluarga: riwayat keluhan seperti ini
- Riwayat perdarahan
- Sudah cek lab belum? sudah pernah ke dokter untuk masalah ini sebelumnya?
- Riwayat obat-obatan: ibuprofen, rifampisin, ceftriaxon, ranitidin
- Riwayat paparan sinar matahari atau radiasi
PF:
- TTV : febris, hipotensi, tachycardia, bradycardia relatif (S.typhi)
- Mata : Konjuctiva (anemis), sclera (ikterik)
- Mulut : Cianosis, Hipertrophy ginggivae
- Hidung : Epistaxis
- Leher : Cek KGB, massa (JVP tidak meningkat)
- Jantung paru tidak khas
- Abdomen : Hepatosplenomegaly, shifting dullness (asites), ginjal (ballotemen, ketok CVA)
- Extremitas : Purpura, Petechiae, hemarthrosis, hematom, CRT, pulsasi,
Etiology:
- MDS (Myelodysplastic Syndrome): bone marrow failure
- DBD (demam 2-7 hari): infeksi
- Hepatitis B: infeksi
- HIV: infeksi
- Zooster varicella: infeksi
- CMV (cytomegalyvirus): infeksi
- EBV: infeksi
- Sepsis (BIC): infeksi
- Cancer
- Autoimmune (APS, SLE, transfusi)
- Anemia aplastik (pansitopenia)
- MDS (Leukemia pada adult)
- Tiphus: mual, muntah, nyeri peru
WEEK 4
CANCER
Breast Cancer
- Bisa terjadi karena genetik & hormonal
Yang harus ditanyakan → kasus massa (benjolan) pada payudara
Breast Examination
1. Selamat siang ibu ____, hari ini saya Terry akan melakukan pemeriksaan pada payudara ibu, pemeriksaan
ini agak terasa tidak nyaman, apakah ibu bersedia? Silahkan buka baju dan branya dan duduk diatas meja
pemeriksaan ya bu.
2. Pertama tama saya akan cuci tangan dan memakai handscoon
3. INSPEKSI - (Tangan pasien disamping badan → untuk memastikan massa mobile/tidak) Ibu, silahkan
meletakkan kedua tangan di samping badan ya bu. Saya akan menginspeksi kedua payudara dari depan .
Laporan: Payudara terlihat simetris dari ukuran dan bentuknya
Kulit payudara menilai: warna, ulkus, edema, venektasi
Contour (flat, dimpling, penonjolan massa)
Nipple: ada ulkus/cairan? retraksi ga?
Selanjutnya, bu silahkan tangannya di taruh di pinggang dan agak sedikit membungkuk untuk melihat
apakah massa menempel pada dinding dada
4. PALPASI LYMPH NODE
Saya akan melakukan palpasi pada kelenjar getah bening di supraclavicular dan infraclvicular.
Selanjutnya saya akan memeriksa axilla pasien dengan satu tangan menjabat tangan pasien dan tangan
lainnya melakukan palpasi di ketiak pasien
Laporan : Tidak teraba adanya massa di kedua ketiak
5. PALPASI BREAST
Ibu silahkan tiduran
Ibu payudara yang sakit / ada benjolan disebelah mana ya?
Saya akan memeriksa mulai dari payudara yg tidak sakit dulu ya bu
Tangannya silahkan diletakkan di atas kepala (abduksi, external rotasi) dan saya akan meletakkan bantal
di bawah punggung ibu
Saya akan melakukan palpasi dengan 3 jari dengan gerakan circular pada payudara ibu, dimulai dari
puting sampai ke luar payudara.
Laporan massa:
● Kontur: lembut / keras
● Konsistensi: keras, kenyal, kistik
● Border (tepi): rata/tidak
● Mobilitas: bergerak/tidak
● Warna:
● Nyeri tekan: Ada/tidak ada
● Jumlah massa:
● Ukuran: 3 dimensi (p x l x t)
● Lokasi :
● Teraba hangat/tidak
● Permukaan rata/tidak
CARA INGAT: WAnita Negara Perancis Like Perfume : Warna, nyeri tekan, permukaan, letak, fluktuasi, ukuran,
mobile
Selanjutnya saya akan memeriksa apakah puting mengeluarkan cairan dengan menggunakan 2 jari
Laporan : Puting tdk mengeluarkan cairan apapun
Kalau keluar, deskripsikan lagi (warna,bau,kekentalan)
Selanjutnya saya akan memeriksa payudara satunya
Pemeriksaan payudara telah selesai, silahkan dipakai kembali baju & bra nya, saya akan mencuci tangan
WEEK 5
COMMUNICATION SKILL / PENYAMPAIAN BERITA BURUK
S → Setting: suasanya serius, ada orang penting / wakil pasien, jangan menggunakan jargon
P → Perception: pengertian pasien mengenai diagnosa, memastikan pasien mengerti
I → Invitation: mulai pembicaraan, siapkan pasien untuk mendapat kabar buruk
K → Knowledge: jelaskan diagnosanya, stadium, rencana ke depan mau bagaimana (lebih ke
penyakit)
E → Education & Resume: kesimpulan & rencananya mau bagaimana
S → Support: Convincing, bergantung keperluan pasien
TROPICAL MEDICINE
WEEK 1
History Taking - Fever
1. Introduction
2. Informed Consent
3. Keluhan utama?
4. GOODPASS OF A TEAM
Grade Apa sudah diukur suhunya? Berapa?
Associated symptoms Keluhan lain: sakit kepala, mual muntah, batuk/pilek, gangguan BAB/BAK,
nyeri sendi, sakit otot, mimisan, kemerahan/bintik-bintik, mata merah
Sepsis Sign Apakah ada merasakan: jantung berdebar-debar, menggigil, sesak atau
merasakan disorientasi/kebingungan, atau berbicara kacau?
Travelling History Apakah ada riwayat bepergian, keluar kota/ luar negeri?
Area of Endemic Apakah di daerah tempat tinggal bapak sedang ada wabah?
6. Lalu saya akan melakukan palpasi arteri karotid di sisi kiri dan kanan
7. INSPEKSI - Saya akan melakukan inspeksi pada bagian dada pasien, tidak ada massa, bekas luka, tanda
inflamasi, bekas operasi, tidak ada scar/lesi, tidak ada perubahan warna, tidak ada spider navy,
pernafasan terlihat simetris statis dinamis. Bentuk dada normal. Tidak terlihat adanya ichtus cordis.
8. PALPASI - Saya akan melakukan palpasi, yang pertama ictus cordis teraba heave (kuat angkat), tidak ada
thrill
9. PERKUSI
● Batas jantung kanan: midclavicula ICS 2, kanan dari sonor sampe dull (hepar), naik 2 jari, ke arah medial
dari sonor sampe dull (jantung) (berhenti di parasternal kiri ICS 4)
● Batas jantung kiri: lanjutin dari batas jantung kanan dari dull (jantung) sampe sonor (paru), (berhenti di
ICS 5 midclavicula sinistra)
● Batas jantung atas: parasternal sinistra ICS paling atas dari sonor sampe dull, sekitar ICS 2 parasternal
sinistra
● Batas pinggang jantung: dari linea anterior axilla kiri menyerong ke arah medial suaranya dari sonor ke
dull ( sekitar ICS 3 midclavicula sinistra )
10. AUSKULTASI - Normal: S1 S2 terdengar reguler
● Mitral: ICS 4 Midclavicula Sinistra
● Tricuspid: ICS 4 Parasternal Sinistra
● Pulmo: ICS 2 Parasternal Sinistra
● Aorta: ICS 2 Parasternal Dextra
11. Lalu saya akan melihat ekstremitas bawah pasien untuk melihat apakah ada peripheral edema, dengan
mempalpasi dibelakang medial malleous.
12. Lalu saya akan mempalpasi pada bagian dorsalis pedis untuk memeriksa denyut di tibial posterior.
13. Pemeriksaan sudah selesai, silahkan dipakai lagi bajunya, saya akan mencuci tangan.
WEEK 2
History Taking - Zoonotic Disease
PF THYROID
1. Selamat siang pak, saya Vena mahasiswa FK UPH. Dengan bapak/ibu siapa? Hari ini saya akan melakukan
pemeriksaan kelenjar tiroid apakah bapak bersedia?
2. Silahkan duduk dan tolong di angkat celananya ya pak, saya akan mencuci tangan terlebih
dahulu.Selanjutnya, saya akan memeriksa keadaan umum dan tanda-tanda vital.
a. Tekanan darah, denyut nadi, laju pernafasan, temperatur normal
b. Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ichteric, tidak ada pernafasan cuping hidung, bibir tidak
sianosis, tidak ada perbesaran kelenjar getah bening, tidak ada deviasi trakea, tidak ada palmar
erythema, tidak ada clubbing finger.
c. Bentuk dada normal dan tidak terlihat spider navy.
3. Inspeksi: saya akan melihat apakah pasien terlihat hipoaktif/hiperaktif, wajah moonface/tidak, apakah
pasien berkeringat, melihat kondisi kulit dan rambut pasien, dan mendengar suara pasien normal atau
tidak.
4. Lalu saya akan menginspeksi tangan pasien. Tidak terdapat diskolorasi, erythem (hyperthyroid), tangan
berkeringat (hyperthyroid), kering (hypothyroid), clubbing finger (thyroid acropachy), onycholysis (bagian
distal terlepas dari nail bed). Saya juga akan memeriksa apakah pasien mengalami tremor dengan
meminta pasien merentangkan tangan ke depan (ekstensi) dan meletakkan kertas di atas tangan pasien,
lalu pasien minta balikkin tangannya dan ulang tesnya. (Tremor = hyperthyroid)
5. Saya juga akan menginspeksi apakah pasien mengalami proximal myopathy. “Pak tolong naikkin
tangannya ke atas ya. “Arm Flexion”. Kalau sakit = hyperthyroidism, Kalau ga kuat = hypothyroidism.
Normalnya, tidak terasa nyeri dan tidak terasa lelah.
6. Selanjutnya, saya akan melakukan uji refleks pada lengan pasien.
a. Yang pertama Brachial Reflex. (tangan pasien relax di paha, pukul pakai jari di bicep)
b. Yang kedua Ulnar Reflex (lengan pasien abduksi & internal rotation, trus pukul di tricep)
c. Yang ketiga Brachioradial Reflex (tangan pasien relax di paha, pukul di tendon brachioradial)
Hyporeflexia = hypothyroid, hyperreflexia = hyperthyroid
7. Selanjutnya saya akan menghitung denyut nadi pasien pada arteri radialis PADA KEDUA TANGAN.
Pasien tidak tachycardia atau bradycardia.
a. Ø Hyperthyroid: sinus tachycardia, Atrial fibrillation, collapsing character, extrasystole
8. Selanjutnya, saya akan memeriksa mata pasien.
a. EXOPHTHALMUS & Proptosis: Berdiri didepan pasien, gerakkin jari ke atas. Normalnya = pasien
tidak bisa melihat ke atas tanpa mengkerutkan dahi). Trus jari ke tengan hidung, bikin juling.
Normalnya = matanya bisa stay di satu titik. Trus minta pasien tutup mata. Normalnya = bisa
tutup mata.
b. LID RETRACTION: kelopak mata tidak ketarik ke atas
c. LID LAG SIGN: kelopak mata gabisa ikutin kecepatan mata turun ke bawah / telat. Jari kita ke
bawah.
d. LAPORAN: Tidak terdapat exopthalmus dan proptosis, mata tidak kering, tidak ada lid retraction
& lid lag sign negatif.
9. (pasien minta agak dongak) Selanjutnya saya akan memeriksa leher pasien, saya akan melakukan
inspeksi dari depan dan dari samping.
a. LAPORAN: Tidak ada diskolorasi, bekas luka, bengkak. Kulit tidak kering, tidak ada erythema dan
vena yang prominen.
10. Lalu saya akan meminta pasien untuk menelan/meneguk air dan melihat pergerakkannya.
a. LAPORAN: Kelenjar ikut bergerak dengan gerakan menelan. Tidak ada pembengkakkan di sekitar
leher.
11. (jalan ke belakang pasien) FEEL: Selanjutnya saya akan melakukan palpasi pada kelenjar tiroid pasien
dari lobus kanan, isthmus dan lobus kiri)
a. LAPORAN: Ukuran dan bentuk kelenjar normal, konsistensi lembut dengan suhu normal tanpa
nyeri tekan.
b. Kalau teraba/bengkak: Saya akan meraba kedua lobus tiroid, beserta ismus untuk melihat
apakah ada pembengkakkan atau benjolan, dan merasakan bentuk & konsistensi lobus, dan
apakah benjolan lunak atau keras, diam atau bisa bergerak dan nyeri tekan.
c. Lembut = goiter
d. Keras = Hashimoto
e. Batu = Carcinoma
12. (masih dibelakang pasien) Lalu saya akan memeriksa kelenjar getah bening bagian cervical
a. (pre-postauricular, submandibular, submental, sternocleiodmasdoid ante-posterior,
supraclavicular) LAPORAN: Tidak terdapat perbesaran pada kelenjar getah bening.
13. Lalu, saya akan mengauskultasi kelenjar tiroid untuk melihat apakah ada bruit. “Tidak terdengar adanya
bruit.”
14. Lalu, saya akan melakukan pemeriksaan pada kaki pasien untuk melihat apakah ada pretibial myxedema
(hyperthyroid). Tidak terdapat pembengkakkan pada bagian pretibial.
15. Pemeriksaan sudah selesai, terimakasih pak. Saya akan mencuci tangan.
INJEKSI
TEKNIK INJEKSI
1. Intradermal/intrakutan (10-15o) suntikannya pake yg kecilbevel 27-gauge→ skin testing (mantoux test)
Intrakutan untuk memasukan BCG --
2. Subkutan (45 o) → insulin, heparin, beberapa vaksin (low-volume medication)
3. Intramuscular (90 o) → biasanya di deltoid, gluteus, vastus lateralis
4. Intravena (25 o)
Prosedur:
1. Pake handscoon
2. Bersihkan pake alcohol swab sirkular
3. Masukan jarum sesuai derajatnya, lubang menghadap keatas.
4. Aspirasi dulu baru injeksi
Kontraindikasi:
1. Phlebitis: radang pada vena
2. Infeksi aktif
3. Koagulopati (IM injections)
4. Trauma: bleeding
5. Alergi obat
6. Post-mastectomy: tidak boleh suntik di unilateral, biasanya harus kontralateral. Tidak boleh suntik karena
pada orang yg sudah di mastektomi ada peningkatan resiko infeksi, inflamasi, aliran vena masuk ke lokasi
(merembes). Pasca operasi jjuga ada nyeri, bekas peradangan.
WEEK 3
History Taking - Fever & Exanthema in Children
1. Introduction
2. Informed Consent
3. Keluhan utama?
4. GOODPASS OF A TEAM
Grade Apa sudah diukur suhunya? Berapa?
Associated symptoms Keluhan lain: sakit kepala, mual muntah, batuk/pilek, gangguan BAB/BAK,
nyeri sendi, sakit otot, mimisan, kemerahan/bintik-bintik, mata merah
Sepsis Sign Apakah ada merasakan: jantung berdebar-debar, menggigil, sesak atau
merasakan disorientasi/kebingungan, atau berbicara kacau?
Travelling History Apakah ada riwayat bepergian, keluar kota/ luar negeri?
Area of Endemic Apakah di daerah tempat tinggal bapak sedang ada wabah?
5. RASH: Sejak kapan? Lebih dulu demam atau muncul ruamnya? Pertama muncul ruam dimana? Makin
lama makin menyebar ngga? Gatal ngga? Mengeluarkan cairan?
6. Riwayat Penyakit Dahulu
7. Riwayat Anak
● Riwayat imunisasi, berat lahir
● Riwayat makanan: apakah bervariasi? Lauknya apa saja? Porsinya bagaimana?
● Riwayat pemberian ASI: eksklusif 6 bulan?
● Riwayat keluarga , jgn lupa saudaranya
● Riwayat tumbuh kembang
● Riwayat pingsan, mimisan, transfusi (dll kayak dewasa)
● Riwayat konsumsi obat,alergi, trauma, dirawat di RS
●
Masa balita:
- Riwayat kehamilan ibu
g. Kondisi selama kehamilan? Ada hipertensi, gula darah naik, perdarahan
h. Status gizi
i. Usia saat hamil
- Riwayat bayi
c. Usia persalinan
- Riwayat nutrisi: sesuaikan sama umur, apakah sudah diberi MPASI? Diberikan apa aja?
Tetap minum susu? Apakah seimbang antara MPASI dan susu?
- Riwayat menyusui: sampai kapan, apakah dicampur susu formula, seberapa sering,
apakah bayi tetap rewel ketika sudah diberi susu
- Riwayat imunisasi: lengkap ngga?
8. Resume
9. FIFE
Rash
Measles/Rubeola/Campak ● Demam muncul biasanya pada anak yang lebih besar
● Rash muncul di hari 3-4, demam makin tinggi
● 3C = Coryza (radanga saluran napas, sesak nafas), Conjunctivitis
(bengkak, merah, nyeri pada mata), Cough (batuk)
● Mencret, mual, muntah
● Lesi maculopapular
CATHEHERIZATION
1. Selamat pagi, pak. Saya Vena, mahasiswa kedokteran UPH. Dengan bapak/ibu? Hari ini saya akan
melakukan pemasangan catheter dengan memasukkan selang ke saluran kencing.
Indikasi: dekompresi kandung kemih, memantau cairan dan keseimbangan elektrolit, mengukur volume
urine, ada hematuria, memperoleh sampel urine.
2. Apakah bapak bersedia? Saya akan memanggil perawat laki-laki terlebih dahulu. Silahkan bapak
membuka celana dan celana dalam dan berbaring (BARINGNYA SEDATAR MUNGKIN), saya akan mencuci
tangan terlebih dahulu.
3. Saya akan memposisikan pasien pada posisi lithotomy
4. Saya akan menyiapkan alat yaitu Foley Catherer, sarung tangan sterile, sarung tangan non-sterile,
larutan antiseptik (betadine), spuit 10cc, kantung urine sterile, gel lidocaine.
5. (JIKA PASIEN BLM SUNAT): Pasang sarung tangan tidak sterile.
Saya akan menginspeksi penis pasien, melihat apakah pasien sudah disunat atau blm. Jika belum, saya
akan menarik preputium penis ke arah proximal
6. LAKI-LAKI -- Lalu, saya akan memasang sarung tangan sterile, dan meletakkan duk. Dengan
menggunakan clamp dan kassa yang dibahasi betadine, saya akan mensterilisasi daerah penis dari glans
ke belakang.
PEREMPUAN -- Lalu, saya akan memasang sarung tangan sterile, dan meletakkan duk. Dengan
menggunakan clamp dan kassa yang dibahasi betadine, saya akan mensterilisasi daerah meatus urethra
dengan tangan kanan (ke arah bawah)
7. Lalu saya akan memastikan selang catheter tidak bocor dengan memasukkan udara ke selang catheher.
Lalu melubrikasi catheter dengan xylocaine gel (tarok banyak-banyak).
8. LAKI-LAKI – Lalu saya akan menegakkan penis pasien dan memasukkan catheter hingga mentok.
PEREMPUAN – Lalu saya akan membuka labia memasukkan catheter ke dalam meatus hingga mentok.
“Pak, tarik nafas ya. Akan terasa tidak nyaman sedikit.”
9. Lalu saya akan memasukkan 20cc akuades ke dalam syringe dan mengalirkan air ke dalam kateter untuk
mengembangkan balon.
10. Saya akan melepas duk, saya akan memfiksasi di inguinal dengan plester.
11. Saya akan memposisikan urine bag lebih rendah dari tubuh pasien.
12. Pemasangan kateter sudah selesai. Terimakasih, ya bu.
13. Saya akan mencuci tangan.
PROSEDUR PELEPASAN
1. Pakai syringe yang kosong untuk menarik air dan mengempiskan balon
2. Tarik catheter keluar.
WEEK 4
Vaginal Discharge
1. Warnanya? Bau? Konsistensi: kental atau cair?
a. Warna bening: normal, putih susu: candida, kuning ijo: trichomonas, abu: BV.
b. Apakah berbusa? (frothy: trichomonas)
c. Apakah berbau (Amis: BV, busuk: trichomonas)
2. Sudah berapa lama? Apa semakin hari semakin banyak?
3. Keluarnya berapa banyak bu? Sekitar berapa kali ganti celana dalam?
4. Apa sudah pernah mengalami hal ini sebelumnya?
5. Ada gatal atau rasa terbakar?
6. Apakah ada saat-saat tertentu cairan vaginanya keluar?
7. Apakah cairan yang dikeluarkan disertai darah? Darahnya merah gelap atau terang? Seberapa banyak?
8. Apakah ada rasa nyeri saat buang air kecil?
9. Kapan terakhir sex? Nyeri ga waktu sex? Keluar darah ga?
10. Jadwal haid teratur ga? Nyeri ga?
11. Apakah sedang menggunakan alat kontrasepsi?
12. Apakah ada konsumsi alkohol/rokok?
13. Status pernikahan? Pekerjaan suaminya?
14. Sudah pernah hamil?
15. Apakah memiliki pasangan seksual lebih dari 1?
16. Apakah pasangannya pernah mempunyai keluhan yang sama?
17. Apakah ada mengkonsumsi obat jangka panjang?
HYGIENE
KELUHAN TAMBAHAN
1. Apakah ada keluhan lain? Demam, stress, lemes? Apakah lagi banyak pikiran?
2. BAB & BAK lancar?
3. Apakah ada luka di daerah kelamin? Merah, benjolan atau seperti apa?
4. Apakah disertai nyeri pinggul atau pinggang? (Curiga PID)
Prosedur :
1. Selamat pagi, bu. Saya Vena dari Fakultas Kedokteran UPH. Hari ini saya akan melakukan pap
smear pada ibu, apakah ibu bersedia?
2. Tanyakan pertanyaan sesuai syarat melakukan pap smear kepada pasien.
- Sudah pernah melakukan hubungan seksual?
- Kapan terakhir kali melakukan hubungan seksual?
- Apakah melakukan cuci vagina? (douche)
- Apakah sedang menstruasi?
- Apakah menggunakan obat intravaginal?
- Apakah mengalami penyakit infeksi pada organ reproduktif?
3. Silahkan kalau mau pipis dulu, lalu dibuka celananya bu dan silahkan berbaring di meja
pemeriksaan saya akan cuci tangan
4. Saya akan menyiapkan alat dan bahan,yaitu Sarung tangan sterile, Spekulum, Spatula vagina,
Cytobrush, Object glass 2pcs, Alcohol 95%
5. Saya akan memposisikan pasien dalam posisi lithotomy dan menyalakan lampu pemeriksaan
6. Saya akan menggunakan sarung tangan sterile
7. Pertama-tama, saya akan melakukan inspeksi pada vulva. “tidak terlihat adanya massa,lesi serta
kemerahan maupun sekret”
8. Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan inspekulo dengan menggunakan spekulum
(masukkin vertikal lalu diputar, trus dikunci. MASUKKINNYA HARUS DALAM KEADAAN NUTUP)
untuk melihat dinding vagina dan serviks. “Tidak terlihat adanya massa, lesi, kemerahan maupun
sekret. Cek bentuk dan ukuran porsio
9. Jika ada sekret / cairan vagina yang mengganggu pandangan, saya akan membersihkan sedikit
dengan menggunakan kapas lidi.
10. Selanjutnya saya akan mengambil specimen dengan: Spatula (ektoserviks) 360° dan Cytobrush
(endoserviks) 180°
11. Setelah diambil roll di object glass
Kalau yang spatula, roll ke object glass dari tengah lalu ke kanan, dari tengah lalu ke kiri
Kalau cytobrush, roll dari arah yang berlawanan (dari kanan)
12. Lalu difiksasi dengan alkohol 95% dengan jarak 25cm (spray) dan dikirim ke lab
13. Lalu saya akan melepaskan spekulum
14. Terimakasih ibu silahkan dipakai lagi celananya, saya akan mencuci tangan.
Last Oral Intake / Last Menstruation Terakhir makan apa? Terakhir mens kapan?
Apakah ada anggota keluarga yang mengalami asma, suka sesak nafas, alergi terhadap sesuatu?
Social History
Apakah tinggal sendirian dirumah? Biasanya ada yang bersihin atau ngga?
Riwayat seksual: berapa pasangan, apakah ada kebiasaan mengganti pasangan seksual?
Apakah di lingkungan tempat kerja atau di rumah ada bersentuhan dengan bahan-bahan kimia?
Review of System
STATUS DERMATOLOGIS
1. Lokasi
2. Distribusi
3. Bentuk/Susunan
4. Batas
5. Ukuran
6. Efloresensi
Status Dermatologi
3. Bentuk/susunan:
1. Bentuk : khas ( bentuk yang dapat dimisalkan, seperti : bulat, lonjong, seperti ginjal, dll), dan tidak khas (
tidak dapat dimisalkan)
2. Susunan :
● Liniar : seperti garis lurus
● Sirsinar/anular : seperti lingkaran
● Polisiklik : bentuk pinggir yang sambung menyambung membentuk lingkaran.
● Korimbiformis : susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak-anaknya
4. Batas : tegas dan tidak tegas
5. Ukuran:
● o Milier : sebesar kepala jarum pentul
● o Lentikular : sebesar biji jagung
● o Numular : sebesar uang logam dengan Ø 3 cm – 5 cm, pipih
● o Plakat : lebih besar dari numular
6. Efloresensi:
1. Primer:
Makula Bercak pada kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata, tanpa penonjolan atau cekungan.
Papul Penonjolan di atas permukaan kulit, sikumskrip, Ø kecil dari 0,5 cm, bersisikan zat padat. (<0.5 cm)
Plak Papul datar, seperti macula tapi ada peninggian diatas permukaan kulit, permukaan datar, berisi zat
padat, diameter >2cm
Urtika Penonjolan yang disebabkan edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan.
(Contoh: di kasus Urtikaria/biduran)
Nodus Tonjolan berupa massa padat yang sirkumskrip, terletak dikutan atau subkutan, dapat menonjol. (> 1 cm)
Vesikel Gelembung berisi cairan serum, memiliki atap dan dasar, Ø kurang dari 0,5 cm. (<0.5 cm)
Pustul Vesikel yang berisi nanah (<0.5 cm), bila nanah mengendap dibagian bawah vesikel disebut hipopion.
Kista Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa sel.
2. Sekunder:
Skuama Sisik berupa lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. (Contoh: di kasus Psoriasis)
Erosi Lecet kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melampaui stratum basal, ditandai dengan
keluarnya serum.
Ekskoriasi Lecet kulit yang disebabkan kehilangan jaringan melewati stratum basal (sampai ke stratum papilare),
ditandai dengan keluarnya darah selain serum.
Ulkus Tukak, borok disebabkan hilangnya jaringan lebih dalam dari ekskoriasi, memiliki tepi, dinding, dasar,
dan isi.
WEEK 2
History Taking - STD & KONSULTASI EDUKASI STD
1. Introduction
2. Informed Consent
3. Keluhan utama? Gali lagi
4. Tanyakan gejala ke arah HIV (stage 1: sering mencret, stage 2: candidosis oral)
5. Apakah suka berganti pasangan? Sering ngga? PSK atau orang biasa? Sesama jenis? Bisexual?
6. Apakah menggunakan kondom?
7. Genito-genital / ano-genital / oral
8. Terakhir kali berhubungan seksual?
9. Apakah pernah mengalami keluhan ini sebelumnya? Apa ada mengkonsumsi obat?
10. Nyeri perut bawah?
11. Penggunaan kontrasepsi
12. Ada riwayat transfusi darah?
13. Ada penggunaan jarum suntik berulang?
14. Pernah tattoo tidak? kapan?
15. Kontak dengan pasien yang mengalami infeksi?
16. Tanya riwayat kesehatan kandungan secara singkat: anaknya ada yang sakit, ada yang cacat? Pernah
mengalami keguguran?
17. Penggunaan antibiotik/corticosteroid
18. Duh tubuh
EDUKASI - GONORRHEA
● Pak/Bu, karena diagnosa setelah pemeriksaan adalah penyakit Gonorrhea atau Kencing Nanah, maka
pasangannya juga perlu diperiksa dan diobati ya. Karena penyakit kencing nanah ini dapat menular dalam
berhubungan suami istri.
● Apalagi, kalau penyakit ini terkena pada perempuan, umumnya memang tidak tampak ada gejala, namun
dapat menyebabkan anak lahir cacat, nangis nanah bahkan dapat mengalami keguguran. Ditakutkan
penyakit ini dapat menular pada istri bapak, akan menjadi sangat bahaya apalagi kalau istrinya sedang
hamil.
● ABSTINENCE / BERHUBUNGAN MENGGUNAKAN KONDOM: (Abstinence, Be faithful, Condom)
❖ Pak/bu, selagi dalam masa pengobatan ini, sebaiknya bapak/ibu puasa dulu ya berhubungan
suami istrinya. Supaya kita mengurangi kemungkinan pasangannya ketularan. Apakah bapak/ibu
bisa melakukannya?
❖ (Kalau misalnya pasien ngga bisa), Kalau misalnya ga bisa puasa dulu tidak apa-apa, tapi suaminya
harus menggunakan kondom ya ketika berhubungan seksual. Apakah bapak/ibu bisa
melakukannya?
❖ Direkomendasi untuk tidak melakukan hubungan seksual sampai sembuh secara laboratoris.
❖ Nanti akan dilakukan pemeriksaan ulang ya pak di hari ke 3, dan di hari ke 7
● Kalau pasien belum pernah menggunakan kondom, edukasi cara pakai kondom:
1. Kondom dipasangan saat sudah ereksi.
2. Periksa tanggal kadaluwarsa pada kemasan kondom
3. Buka kemasan dengan hati-hati, jangan dibuka dengan gigi atau digunting.
4. Saat kondom dibuka, bentuknya akan seperti topi / dot, jangan ditarik-tarik karena akan
membuat kondom menjadi tidak efektif.
5. Jepit ujung dot kondom, letakkan pada kepala penis. Kalau bapak belum disunat, jangan lupa kulit
penisnya dibuka dulu.
6. Ambil tepi bawah topi penis, buka gulungan kondom perlahan-lahan disepanjang batang
penisnya.
7. Lebihkan sedikit gulungannya untuk memberikan ruang untuk menampung air mani yang keluar.
8. Beri beberapa tetes air didalam penisnya supaya kondomnya lebih licin dan mengurangi resiko
bocor.
9. Lakukan hubungan seks seperti biasa.
10. Setelah ejakulasi, jepit pangkal kondomnya dan keluarkan penis dari tubuh pasangan secara
pelan-pelan. Lakukan segera sebelum penisnya tidak ereksi, kalau sudah ciut, cairannya akan
tumpah
11. Buang kondom segera ke tempat sampah
12. Kondom hanya dipakai sekali, jangan dipakai ulang. Kalau mau ganti posisi saat berhubungan
seks, kondom juga harus diganti.
Vitiligo → patch
Tuberous Sclerosis → patch, bentuk lanset
Hypomelanosis → whirled / streaked patterns
Punch Biopsy
1. Selamat siang pak, saya Terry dari FK UPH, hari ini saya akan melakukan pengambilan jaringan kulit untuk
keperluan diagnosis biopsi.
2. Cuci tangan
3. Anamnesis: diabetes, hipertensi, pemakaian obat-obat anti-coagulation.
4. Ukur lesi pada kulit pasien untuk menentukan jenis punch yang akan digunakan
5. Tentukan skin lines / Relaxed skin tension lines pada regio lesi
6. Persiapkan alat dan bahan dalam keadaan sterile:
● Spuit ⅓ cc
● Punch biopsy 4mm
● Lidocaine 1%
● Iris scissors
● Anatomical forcep
● Needle holder
● Benang jahit
7. Saya akan menggunakan sarung tangan sterile
8. Bersihkan daerah kulit dengan alkohol atau iodine
9. Injeksi lidocaine, diawali dengan mengarahkan jarum kebawah lesi (semakin dalam semakin tidak sakit),
dilanjutkan ke dekat permukaan kulit. Tunggu 5-10 menit menunggu sampai vasoconstriksi
10. Lakukan peregangan pada kulit di tegak lurus dengan garis kulit
MANAGEMENT EPISTAXIS dan BENDA ASING
EPISTAXIS
1. Selamat siang pak, saya Terry dari FK UPH, hari ini saya akan melakukan penanganan pada mimisan
bapak. Apakah bapak bersedia?
2. Silahkan duduk dulu, saya akan cuci tangan dan memakai handscoon
3. Pertama-tama saya akan memencet hidung selama 2 menit dengan posisi wajah diturunkan (yang
didepannya ikut di pencet, full pencetnya) selama 2 menit, terus buka, kalo masih berdarah berarti ulang
maksimal 3 kali, pas dipencet nafasnya pake mulut
4. Kalau ga mempan: kasih tampon yang udah ada adrenalin (larutan adrenalin 1 ampul dan lidocaine 2
ampul, adrenaline untuk vasokonstriksi, lidocaine untuk antinyeri)) terus masukin ke hidung, terus
masukin kasa pake pinset bayonet, abis itu tunggu 1--2 menit, keluarin terus liat kalau masih berdarah
ulang selama maksimal 3 kali
5. Electrocouter/chemical couter: harus tau sumber perdarahannya, pake AgNO3 yang ditotolkan pake
kapas ke sumber perdarahan untuk koagulasi, maksimal 3 kali
6. Tampon di anterior: kassa (yang banyak sampe full) selama 2 x 24 jam rawat inap
7. Ligasi arteri: diiket di ruang operasi
BENDA ASING
1. Hidung: 90% di concha inferior dan septum, pake bagian clip kertas yang dilepas terus
dibengkokan yang bagian lebih kecilnya menjadi huruf S, ambil barang yang gak full blocked
dari atap terus ditarik dari belakang benda, kalao full blocked jangan pake teknik ini
2. Telinga: capit (kalau keliatan), kalau ga keliatan harus di rujuk
PEMERIKSAAN TELINGA
1. Posisi pasien sejajar dengan kita
2. Memakai lampu kepala, lebih terang dari lampu ruangan
3. Periksa telinga yang sehat dahulu:
4. INSPEKSI
● Bandingkan telinga kanan/kiri, simetris/tidak
● Bentuk daun telinga: normal (tidak mikrotia)
● Lihat pre-auricular: ada fistule, inflamasi, trauma, massa
● Lihat auricular: fistule, inflamasi, trauma, massa
● Pakai Othoscope:
a. Tarik daun telinga ke belakang dan ke atas
(meluruskan liang telinga). Periksa telinga kanan,
pakai tangan kiri.
b. Liang telinga: lapang/tidak, edema/tidak, serumen, massa, sekret, hiperemis, trauma,
tidak ada atresia
c. Membrane tymphani: intak/perforasi, lihat refleks cahaya, retraksi/bulging
Normal: intak, transparan, tidak cekung/cembung, cahaya refleks arah jam 5 (telinga
kanan) atau jam 7 (telinga kiri), tidak ada perforasi
d. Tuba eustachius:
➔ Valsava Maneuver:
❏ Pasien diminta menarik nafas dalam
❏ Pasien diminta mencubit hidung sendiri dan menutup mulut
❏ Minta pasien untuk berusaha meniup dengan mulut tertutup.
➔ Tonybee Test:
❏ Confirm normal tubal function
❏ Pasien diminta menelan sambil menutup hidung
5. PALPASI
● Tekan tragus: apabila terdapat nyeri tekan, kemungkinan terjadi otitis eksterna
● Tekan mastoid: apabila terdapat nyeri tekan → mastoiditis
6. Pemeriksaan Rinne
● Membandingkan hantaran melalui udara dan melalui tulang.
● Caranya ialah garputala (YANG 512 HZ) digetarkan, lalu diletakkan pada tulang di belakang
telinga dengan demikian getaran melalui tulang akan sampai ke telinga dalam. Apabila pasien
tidak mendengar bunyi dari garputala yang digetrakan itu, maka garputala dipindahkan ke depan
liang telinga, kira-kira 2,5 cm jaraknya dari liang telinga. Hantaran disini ialah hantaran melalui
udara. Pada pasien yang pendengarannya masih baik, maka hantaran melalui udara lebih baik
dari hantaran melalui tulang. Jadi garputala yang tadi diletakkan di tulang telinga belakang telinga
tidak terdengar lagi, ketika dipegang di dekat liang telinga akan terdengar lagi, disebut uji rinne
positif.
● Uji rinne positif pada orang normal dan orang dengan tuli sensorineural
● Uji rinne negative pada orang dengan tuli konduktif
7. Pemeriksaan Webber
● Membandingkan hantaran tulang telinga kanan dengan telinga kiri.
● Caranya garputala digetarkan kemudian diletakkan pada garis tengah seperti di ubun-ubun, dahi,
atau pertengahan gigi seri. Pasien dengan gangguan pendengaran akan mengatakan bahwa salah
satu telinga lebih jelas mendengar bunyi garputala itu. Pada orang normal akan mengatakan
bahwa tidak mendengar perbedaan bunyi kiri dan kanan. Bila lebih keras ke kanan disebut
lateralisasi ke kanan.
● Pada orang tuli konduktif, maka akan terjadi lateralisasi ke telinga yang sakit.
● Pada orang tuli sensorineural, maka akan terjadi lateralisasi ke telinga yang sehat.
Pemeriksaan Schwabach
● Membandingkan hantaran tulang pasien dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.
● Caranya ialah, garputala digetarkan , lalu dasarnya ditempelkan pada tulang di belakang telinga passion.
Setelah pasien mengatakan tidak mendnegar lagi, maka dasar garputala diletakkan ke tulang belakang
telinga pemeriksa.
● Apabila pemeriksa masih dapat mendengar bunyi, maka dikatakan bahwa telinga pasien uji
schwabachnya memendek.
Test of Balance
1. Romberg test (normal dan dipertajam)
2. Finger nose pointing test
3. Dix Hallpike method (BPPV)
PEMERIKSAAN HIDUNG
1. Informed Consent
2. Identitas, perkenalan diri
3. Cuci tangan
4. Pemeriksaan hidung bagian luar:
● Perhatikan apa ada deformitas/depresi tulang hidung
● Pembengkakan di hidung atau sinus paranasal
● Luka, neoplasma, infeksi
● Palpasi sinus paranasal (nyeri tekan/ngga?)
● Palpasi crepitus
● Palpasi nyeri tekan di ujung puncak hidung
5. Pemeriksaan indra penghidu:
● Check patensi hidung pasien dengan meminta pasien menghembuskan udara ke besi/kaca
preparat
● Samakan persepsi dengan pasien: “Pak, ini bau apa?”
● Minta pasien menutup 1 lubang hidung yang tidak diperiksa & minta pasien menutup mata’
● Dekatkan barang yang digunakan ke depan hidung pasien dan minta pasien menebak baunya
● Lakukan pada hidung yang lainnya.
6. Pemeriksaan Rhinoscopy:
a. Vestibule:
● Angkat hidung pasien sedikit pada puncaknya
● Inspeksi rambut dan kelenjar minyak
● Cek ada ulcer/excoriasi?
b. Nasal Cavity using speculum
● Pertama minta pasien mendongak kemudian tempelkan jari di hidung agar hidung
terfiksasi
● Masukkan spekulum dan periksa bagian dalam hidung
● Lihat concha inferior (normal: kemerahan, pilek: pucat, alergi: biru)
● Lihat pembesaran concha/ngga?
● Lihat septum: posisi, deviasi, warna mukosa, ulcer, crusting, perforasi
● Lihat ada mukus/ngga? Kalau ada mukus di antara concha medial & inferior,
kemungkinan sinus frontalis, maxillary, anterior ethmoidal
● Lateral wall → interior & middle turbinates (konka), ukuran, warna
c. Probe Test: pakai non-fluffy cotton, ditusuk-tusuk secara perlahan/probe untuk membedakan
inferior konka dari polyp.
Polyp: bisa digerakin, sensitive
Inferior konka: tidak bisa digerakan, tender
Pemeriksaan Tenggorokan
● Inspeksi: cyanosis, massa
● Palpasi: kelenjar getah bening
● Oral cavity, hygiene, lapisan putih
● Gigi: karies dentis, gigi hilang, gingivitis
● Lidah: julur ke depan, pergerakan lidah
● Arcus pharynx: simetris/tidak
● Uvula: deviasi kiri/kanan
● Dinding pharynx posterior: hiperemis, granul, massa, plaque
● Tonsil
o T0: tonsil sudah tidak ada karena operasi
o T1: tonsil occupy <25% of the oropharynx
o T2: tonsil occupy <50% but >25%
o T3: tonsil occupy <75% but >25%
o T4: tonsil meets in the midline
● Pake spatula, check lidah
PEMERIKSAAN MATA
1. Selamat pagi, pak. Saya Terry dari FK UPH. Hari ini saya akan melakukan pemeriksaan mata.
2. Visus Visus =
Jarak maksimal yang dapat dilihat penderita per
Jarak maksimal yang dilihat orang normal
3. Buta Warna Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan warna dengan menggunakan
ishihara card test.
4. Palpebra Memeriksa ulkus, kemerahan. Bulu mata trichiasis, ada massa, lesi, kelenjar
meibom, spasm, hordeolum. Palpebral masuk/keluar (entropion/ekstropion)
5. Conjunctiva Fornix, Tarsal, Bulbae (Melihat hiperemis, injeksi/pembuluh darah terlihat jelas),
pterygium, eversi
Injeksi:
● Posterior → injeksi konjungtiva bulbis: kemerahan konjungtiva ikut
bergerak, ada sekret, dikasih epinephrine mengecil pembuluh
darahnya
● Anterior → injeksi cilliary: warna keunguan, tidak ada sekret,
dikasih epinephrine mengecil pembuluh darahnya
● Injeksi episclera → dari arteri ciliaris: warna marah gelap, tidak ikut
bergerak kalau digerakkin, tidak menciut kalau diberi epinephrine.
9. LENSA Jernih/ngga?
Pakai shadow test (45derajat), kalo cataract pupil seperti bulan sabit.
Tujuan: mengetahui derajat kekeruhan lensa
Matur → putih semua (cloudy)
Imatur → sebagian aja, ngga jelas, tapi ada bayangannya
11. FUNDUSKOPI ● Jika periksa mata KANAN pasien, maka pegang opthalmoscop dengan tangan
& mata KANAN juga.
● Biasanya diberikan midriatic drugs (tropicamide 1%) untuk membantu
pemeriksaan
● Oftalmoskop: alat untuk melihat segmen posterior bola mata:
❏ Vitreus
❏ Pembuluh darah retina center
❏ Papil N. optik
❏ Retina
● Dasar: gambaran fundus mata akan terlihat bila fundus diberi sinar
● Cara:
➢ Periksa oftalmoskop terlebih dahulu, sesuaikan dengan kelainan
refraksi pemeriksa dengan kekuatan dioptri pada oftalmoskop
➢ Berdiri di samping pasien, beritahu apa yang akan dikerjakan
➢ Mata kanan pasien diperiksa dengan mata kanan pemeriksa
➢ Pasang oftalmoskop 10 cm dari mata, maka akan tampak reflek
fundus
➢ Bila ada kekeruhan pada kornea atau lensa, akan tampak bayangan
hitam dengan dasar merah
➢ Teliti segmen posterior yang diperiksa
➢ Periksa kedua mata
● Hasil Pemeriksaan:
a. Gambaran media (termasuk Vitreus posterior)
b. Gambaran papil N. optik, pembuluh darah, retina, makula, dan
fovea
● Laporan:
a. Refleks retina normal
b. A : V = 2 : 3
c. Papil tidak edema
d. Tidak ada pendarahan
e. Cup : disc ratio normal (< 0,5 ; kurang lebih + 0,3 )
f. Cek retina dan makula
12. TIO (Tekanan Tonometri digital, bandingkan dengan mata pemeriksa, pasien menghadap ke
Intraokular) bawah, kelopak mata tidak ditutup.
Laporan: TIO Normal (N-1 jika lebih lembek dibandingkan mata pemeriksa atau N+1
jika lebih keras)
13. Kampus (Lapang Lalu saya akan melakukan pemeriksaan lapang pandang yaitu test konfrontasi. Saya
Pandang) akan berdiri, sejajar, berhadapan dengan jarak ½ meter dengan pasien. Lalu saya
akan menyuruh pasien menutup mata yang berlawanan dengan saya. Lalu saya
akan menggerakan tangan dari tepian lapang pandang ke pusat lapang pandang.
“pak keliatan ga?”. Saya akan memeriksa mata satunya dengan cara yang sama.
(Jangan lupa vertikal & horizontal)
14. Gerak Bola Mata Selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan bola mata dengan membentuk arah
mata angin dengan jari saya, dan memastikan leher pasien tidak bergerak. Jarak
pasien dengan pemeriksa 30-50cm