ABSTRACT
Persaingan di dunia industri saat ini semakin ketat, berbagai perusahaan yang bergerak dalam dunia
industri terus berlomba dalam upaya meningkatkan profit dengan memperhatikan mutu produk,
kualitas pelayanan, juga melakukan efisiensi internal baik dalam penggunaan sumberdaya baik
sumberdaya mesin, manusia maupun bahan baku. Hal ini dilakukan dalam upaya perusahaan dapat
tetap bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Dalam industri terutama industri
manufacture, baik dalam skala besar, menengah maupun kecil, planning atau perencanaan adalah
bagian yang sangat krusial, karena sangat berkaitan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk
bisa melakukan proses produksi. Studi ini bertujuan diawali dengan pengumpulan data-data yang
dibutuhkan,seperti past data pemakaian bahan baku,budget marketing, dan metode peramalan
yang digunakan saat ini. Dari data-data tersebut dilakukan analisa untuk memecahkan
permasalahan yang terjadi. Dari data-data yang tersedia, dapat terlihat pola pemakaian bahan
baku, sehingga dapat dilakukan improvement terhadap cara peramalan dan perhitungan safety
stock dengan menggunakan metode yang lebih tepat dan aplikatif, dengan tujuan agar dapat
menurunkan stock level. Saran perbaikan untuk metode peramalan ini sudah di uji secara
matematis dan dapat dijadikan guideline untuk perusahaan dalam melakukan perencanaan bahan
baku.
Kata Kunci : Past data, budget penjualan, pola pemakaian bahan baku, metode peramalan, safety
stock, inventory level.
1. Introduction
Dalam industri terutama industri manufacture, baik dalam skala besar, menengah maupun kecil,
planning atau perencanaan adalah bagian yang sangat krusial, karena sangat berkaitan dengan
kemampuan suatu perusahaan untuk bisa melakukan proses produksi. Perencanaan bahan baku,
sangat krusial, dengan perencanaan bahan baku dan perencanaan produksi yang baik, sebuah
perusahaan dapat memproses seluruh order yang ada dengan efektif.
PT. ACP adalah perusahaan yang bergerak dibidang flexible packaging, dengan porsentase customer
adalah 80% pharmaceutical industries, 10% Food industries dan 10% others industries. Kegiatan
planning baik production planning maupun bahan baku, sepenuhnya dilakukan dan di kontrol oleh
department PPIC. Dalam industri converting packaging, banyak hal-hal yang terkadang di luar
planning awal, seperti tender, limpahan order tambahan, dan hal-hal lain yang diluar budget
marketing semua hal tersebut tidak terlepas dari perubahan strategi dari perusahaan customer.
Saat ini, perencanaan bahan baku dan penetapan safety stock dilakukan secara kualitatif, sehingga
berimbas pada tingginya nilai inventory level.
2. Method
Masalah persediaan merupakan masalah yang sering terjadi, sangat menarik dan sangat penting
karena besar peranannya terhadap keuangan dan keuntungan perusahaan serta kepuasan
pelanggan. Bagi individu, penelitian tentang bagaimana menemukan metode peramalan yang tepat
dan aplikatif sangat berarti untuk dapat mempermudah pekerjaan dan mengurangi masalah-
masalah yang kerap terjadi dalam perencanaan persediaan, seperti kelebihan persediaan (over
stock) ataupun kekurangan persediaan (shortage).
2.1. Fungsi dan Jenis Persediaan
Tersine (1994), Persediaan atau inventory adalah persediaan material yang ada pada suatu
waktu tertentu atau asset nyata yang dapat terlihat, diukur dan dihitung atau dalam arti
lain disebut sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut.
Persediaan dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
a. Persediaan bahan baku (Raw Material)
b. Persediaan dalam proses ( Work in Process)
c. Persediaan bahan penolong.
d. Persediaan barang jadi (Finish Goods).
(2-1)
b. Metode Single Moving Average (SMA)
Model rata-rata bergerak yang menggunakan sejumlah data aktual kebutuhan yang baru,
untuk membangkitkan nilai ramalan permintaan periode mendatang. Penentuan jumlah
periode bergantung dari hasil percobaan dalam range antara 3 sampai dengan 8.
(2-2)
c. Metode Weighted Moving Average (WMA)
Metode WMA dapat mengatasi kelemahan dari metode MA yang menganggap data setiap
bulan memiliki bobot yang sama, padahal lebih masuk akal biladata yang lebih baru
memiliki bobot yang lebih tinggi, karena data tersebut mempresentasikan kondisi terakhir
yang terjadi.
WMA = ∑Wt . At (2-3)
d. Metode Double Moving Average (DMA)
Metode double moving average dapat mengatasi adanya trend secara lebih baik.
(2-4)
e. Metode Single Exponential Smoothing (SES)
Metode pemulusan atau exponential smoothing, adalah prosedur yang mengulang
perhitungan secara terus menerus dengan menggunaklan data terbaru. Metode ini
didasarkan pada perhitungan pemulusan atau rata-rata dari data masa lalu secara
exponensial.
Ft+1 = α, Xt – (1- α)Ft (2-5)
(2-7)
b. Mean Absolute Persentage Error (MAPE)
Mean absolute percentage error (MAPE) merupakan ukuran ketepatan relatif yang
digunakan untuk mengetahui porsentase penyimpangan hasil peramalan.
(2-8)
c. Mean Square Error (MSE)
Cara untuk menghindari nilai penyimpangan positif dan negatif yang saling meniadakan
adalah dengan mengkuadratkan nilai kesalahan tersebut.
(2-9)
2.5. Validasi Hasil Peramalan
Langkah penting setelah peramalan adalah verifikasi peramalan, dengan melakukan uji secara
statistika.
3.1.Flexible Packaging
Flexible packaging atau yang biasa disebut dengan kemasa lentur karena bentuknya yang bisa
berubah mengikuti bentuk dari benda yang dikemas, adalah kemasan multi layer yang diproses
dengan metode tertentu sehingga menghasilkan kemasan multi layer yang dapat melindungi isi.
3.2.Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari department PPIC untuk past data
dan departemen marketing untuk data budget. Dalam penelitian ini akan berfokus pada
past data tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 untuk material yang paling banyak
digunakan untuk industri farmasi. Berikut adalah paretto material yang digunakan untuk
pembuatan flexible packaging yang digunakan dalam industri farmasi :
Jumlah Pemakaina
Kode Material Jenis Material
dalam (%)
Grafik 4.3 MR Chart Double Moving Average (n=5) Grafik 4.5 Tracking Signal Single Moving Average (n=5)
Pada table 4.7 dapat dilihat nilai M , batas atas dan batas bawah MR Chart Metode Double
Moving Average (n=5) terlihat bahwa nilai MRt pada periode ke-10 dan 11 berada diluar
batas kendali, hal ini berarti bahwa model ini diluar kontrol dan tidak layak untuk
digunakan.
Hasil uji validasi tracking signal pada grafik 4.5, memperlihatkan bahwa model ini masuk
dalam batas kendali dan dapat dinyatakan layak, walau terlihat adanya kecenderungan
tracking signal positif yang berarti nilai permintaan aktual lebih besar dari pada hasil
peramalan. Data ini masih dalam range, namun kurang baik untuk digunakan, karena dari
grafik tracking signal sebagian besar berada di dalam satu sisi saja dalam kasus ini positif.
Maka dari itu, dipilih kembali metode peramalan lain dengan nilai MAPE terkecil
berikutnya, yaitu metode peramalan WMA (weighted moving average) dengan n=5. Nilai
MAPE = 4.59%.
Grafik 4.6 MR Chart WMA (n=5) Grafik 4.7 Tracking Signal WMA (n=5)
3.8 Simpulan
Berdasarkan evaluasi hasil perbaikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Budgeting yang dilakukan oleh pihak marketing tidak terlalu akurat dengan tingkat
ketepatan rata-rata sebesar 89,5%, dibawah angka kebutuhan aktual yang bisa
mengakibatkan kekurangan persediaan atau shortage bahan baku.
2. Metode Peramalan bahan baku yang dilakukan kurang akurat dengan tingkat ketepatan
107,65%, diatas angka kebutuhan aktual.mengakibatkan over stock.
3. Metode peramalan Weighted Moving Average (WMA) dengan n=5 dapat direkomendasikan,
berdasarkan nilai MAPE dan hasil uji verifikasi MR Chart dan tracking signal.
4. Metode penerapan safety stock yang dilakukan kurang tepat, karena safety stock yang
diberikan terlalu besar nilainya, sehingga meningkatkan inventory level.
5. Metode perhitungan safety stock dengan tingkat service level 95% direkomendasikan,
karena dari hasil simulasi terlihat nilai yang didapat cukup untuk mengatasi adanya
fluktuasi yang terjadi,sehingga menurunkan inventory level.
3.9 Saran
Agar metode peramalan dan perhitungan safety stock dihitung dengan menggunakan metode yang
sistematis, sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
Daftar Pustaka
Makridakis, S. Steven, C Wheelwright. Victor E Mcgee. 1991. Metode dan Aplikasi Peramalan.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nasution, Arman Hakim dan Prasetyawan, Yudha. 2006. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Rangkuti, Freedy. 2004. Management Persediaan: Aplikasi di bidang bisnis. Rajawali Pers, Jakarta
Sofyan Assauri, Management Produksi dan Operasi, edisi revisi, Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia,1999
Tersine, Richard J. 1994. Principles of Inventory and Material Management. 4th edition. New
Jersey: University of Oklahoma, Pentice Hall international Inc.
Lampiran