http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/phpj
Hubungan Masa Kerja, Lama Menyemprot, Jenis Pestisida, Penggunaan APD dan
Pengelolaan Pestisida dengan Kejadian Keracunan Pada Petani di Brebes
Alamatkorespondensi: p-ISSN 2528-5998
Kampus Unnes Kelud Utara III, Semarang, 50237, Indonesia
e-ISSN 2540-7945
E-mail: istianahfar@gmail.com
Istianah & Ari Yuniastuti./ Public Health Perspective Journal 2 (2) (2017) 117 - 123
PENDAHULUAN
kematian mencapai 220.000 korban jiwa.
Pencemaran pestisida di Asia, Afrika, Sedangkan informasi yang berhubungan dengan
Amerika Latin, Timur Tengah, dan Eropa pestisi dahanya diberikan kepada para
Timur sekarang serius. Setelah itu tahun 1990 petugaspengendali hama dari Departemen
penjualan pestisida global yang meningkat 270- Kesehatan dan Departemen Pertanian
300 miliar dolar (Zhang et al, 2011). Studi (Yulianietal, 2011).
sebelumnya telah melaporkan bahwa Kecamatan Sirampog merupakan salah
aplikasipestisida yang tidak aman lebih sering satu wilayan di kabupaten Brebes dengan
dikaitkan dengan keracunan dan masalah luaswilayah 57.482 km2, luas lahan tanaman
kesehatan yang lebih tinggi (Calvert et al, 2008; sayur 315Ha,jumlah kelompok tani sayur 13,
Levesque et al, 2012). Perubahan iklim yang jumlah petani sayur 640 orang. Data kelompok
terjadi saat ini, menurut Kolevaetal (2009), dapat tani binaan penyuluh pertanian lapangan bidang
meningkatkan penggunaan bahan aktif pada tanaman pangan Kecamatan Sirampog
pestisida hingga60%. Kabupaten Brebes Tahun2015 menunjukkan
Penggunaan pestisida secara berlebihan produktifitas sayuran dan kebutuhan pestisida
dan tidak terkendali seringkali memberikan paling banyak dibandingkan dengan daerah lain.
risiko keracunan pestisida bagi petani. Pajanan Petanimempunyai kebiasaan merokok
pestisida tergantung peran dosis pestisida, lama pada saat dan sesudah penyemprotan, padahal
pajanan dan faktor modifikasi pajanan seperti melalui udara ketika menghisaprokokdan tangan
penggunaan APD (Hohenadel K, 2011).Risiko yang tercemar pestisida dapat mengakibatkan
keracunan pestisida ini terjadi karena keracunan.Dampak dari keracunan pestisida
penggunaan pestisida pada lahan pertanian dapat menimbulkan gejala muntah, diare,
khususnya sayuran (Prihadi, 2008). dyspnea, penglihatan kabur, paresthesia, bicara
Penyebabnya adalah penggunaan dan cadel, dan nyeri dada (Kim J. Hyun et al,
pengelolaan pestisida yang tidak benar, tingkat 2013).Keracunan pestisida terjadi bila ada bahan
pengetahuan rendah tentang bahaya pestisida yang mengenai atau masuk kedalam
pestisida,tidak memperhatikan cara yang baik tubuh dalam jumlah tertentu. Petani yang
dan aman dalam penanganannya(Wudiyanto, melakukan kontak dengan pestisida justru tidak
2008). Departemen Kesehatan Kerja Thailand terbiasa mengenakan alat pelindung diri(APD),
melaporkan bahwa tes darah para petani kalaupun memakai tidak memenuhi
menunjukkan peningkatan keterpaparan persyaratan. Prijanto (2009),menyatakan bahwa
pestisida dari tahun sebelumnya(16% pengamanan pengelolaan pestisida adalah
menjadi18%). Hal tersebut disebabkan tingkat serangkaian kegiatan ditujukan untuk mencegah
pengetahuan rendah, dan kebiasaan (perilaku) dan menanggulangi keracunan serta
memformulasikan pestisida yang tidak pencemaran pestisida terhadap manusia dan
mengikuti petunjuk(Jintanaetal, 2009). lingkungannya. Berbagai upaya untuk
Penyemprotan merupakan metode mengontrol penggunaan pestisida telah
aplikasi pestisida yang paling banyak digunakan. dilakukan seperti di China oleh Fen Jin (2010).
Diperkirakan 75% pestisida diaplikasikan Monitoring dan analisis risiko pada tanaman
dengan cara disemprotkan (Djojosumarto,2008). omija di Korea oleh Jeong (2011). Pemantauan
Bila aplikasinya kurang bijaksana dapat penggunaan pestisida pada sayuran serta menilai
membawa dampak pada pengguna, hama tingkat kesadaran masyarakat dan analisis
sasaran, maupun lingkungan yangsangat potensi penyakit akibat paparan pestisida oleh
berbahaya (Wudianto, 2008).Organisasi Bempah (2011) dan Palma (2009).
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
setiaptahun terjadi1-5 juta kasus keracunan faktor eksternal dalam Penggunaan Pestisida
pestisida pada pekerja pertanian dengan tingkat yang mempengaruhi Intoksikasi (keracunan)
118
Istianah & Ari Yuniastuti./ Public Health Perspective Journal 2 (2) (2017) 117 - 123
119
Istianah & Ari Yuniastuti./ Public Health Perspective Journal 2 (2) (2017) 117 - 123
square (p-value= 0,044) bahwa ada hubungan Pada umumnya suami / ayah responden
antara lama setiap penyemprotan dengan yang menggunakan pestisida dalam
kejadian keracunan. memberantas hama pertanian, baik itu sebagai
Mokoagowet al(2013), menyatakan bahwa petani pemilik atau penggarap / buruh tani
terdapat hubungan yang signifikan antarapetani semuanya mengoplos pestisida minimal 3
denganlama menyemprot berdasarkan hasil uji macam dalam satu kali penyemprotan, jadi tidak
statistik yang didapat hasilnilair=- 0,419danp ada yang menggunakan 1 jenis pestisida,dengan
=0,012 atau α<0,05 yang berarti bahwa terdapat alasan agar lebih efektif membasmi hama
hubungan antara lama penyemprotan dengan tanaman tanpa mempertimbangkan bahaya
kadarkolinesterase darah. Artinya semakin lama yang ditimbulkannya bagi masyarakat terutama
responden melakukan penyemprotan semakin petani di sekitar daerah pertanian tersebut.Hasil
menurun kadar kolinesterase dalam darah penelitian Nasruddin (2001), menunjukkan
responden.Sedangkan menurut Prabu (2008), jumlah jenis pestisida yang digunakan dalam
gejala keracunan pestisida organofosfat dan waktu yang sama untuk menimbulkan efeksi
karbamat biasanya timbul setelah 4 jam kontak, nergistik akan mempunyai risiko3
tetapi bisa timbul setelah 12 jam.Penelitian yang kali(OR2,972;95%CI1,047-3,512) lebih besar
dilakukan oleh Tugiyo (2003), menyatakan untuk terjadinya keracunan bila dibandingkan
bahwa tenaga kerja penyemprot yang dengan 1 jenis pestisida yang digunakan karena
mempunyai jam kerja >5 jam mempunyai risiko daya racun dan dosis pestisida akan semakin
keracunan pestisida lebih besar daripada tenaga kuat sehingga memberikan efek samping yang
penyemprot yang mempunyai jam kerja≤ 5jam semakinbesar pula.Jumlah jenis pestisida yang
(OR= 5,22) lama waktu saat menyemprot harus banyak yang digunakan dalam waktu
diwaspadai karena semakin lama petani penyemprotan akan menimbulkan efek
kontakdengan pestisida maka akan semakin keracunan lebih besar bila dibanding dengan
besar kemungkinan petani mengalami penggunaan satu jenis pestisida karena daya
keracunan apalagi jika diiringi dengan waktu racun atau konsentrasi pestisida akan semakin
penyemprotan. kuat sehingga memberikan efeksamping yang
semakin besar.
Jumlah Jenis Pestisida
Jumlah jenis pestisida adalah Banyaknya Kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD)
jenis pestisida yang digunakan responden dalam Alat pelindung diri adalah Kelengkapan
setiap penyemprotan tanaman. dalam penggunaan alat untuk melindungi diri
Responden yang menggunakan jumlah agar terhindar dari kontak langsung terhadap
jenis pestisida dengan buruk sebanyak 46 pestisida dalam setiap praktek penyemprotan.
responden dan sebagian besar mengalami Sebagian besar responden tidak
keracunan yaitu 38 orang (82,6%) sedangkan menggunakan APD secara lengkap yaitu
yang tidak keracunan sebanyak8 orang sebanyak 70 responden. Responden yang
(17,4%).Sedangkan responden yang menggunakan APD tidak lengkap sebagian
menggunakan jumlah jenis pestisida dengan besar mengalami keracunan akibat pestisida
baik yaitu sebanyak 40 responden dan yang yaitu sebanyak 51 orang (72,9%) dan yang tidak
mengalami keracunan sebanyak17 orang keracunan sebanyak 19 orang(27,1%).
(42,5%) serta yang tidak keracunan sebanyak 23 Sedangkan responden yang menggunakan APD
orang (57,5%). Hasil analisis statistik dengan secara lengkap hanya 16 orang dan yang
menggunakan ujiChi- square (p-value = 0,000), mengalami keracunan hanya sebanyak4 orang
didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan (25%)serta tidak keracunan sebanyak 12
antara jumlah jenis pestisida dengan kejadian orang(75%). Hasil analisis statistik dengan
keracunan. menggunakan ujiChi- square(p-value =0,000),
bahwa ada hubungan antara kelengkapan APD
120
Istianah & Ari Yuniastuti./ Public Health Perspective Journal 2 (2) (2017) 117 - 123
121
Istianah & Ari Yuniastuti./ Public Health Perspective Journal 2 (2) (2017) 117 - 123
122
Istianah & Ari Yuniastuti./ Public Health Perspective Journal 2 (2) (2017) 117 - 123
123