Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua
dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua
adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah
memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah.
Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon
kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik di masa
kini dan masa mendatang.
2. Pengertian KTSP
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan ditegaskan bahwa:
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi, untuk
melakukan penyesuaian program pendidikan pada satuan
pendidikan dengan kondisi dan ciri khas potensi yang ada di
daerah serta peserta didik;
Kurikulum dikembangkan dan diimplementasikan pada
tingkat satuan pendidikan.
Kurikulum operasional yang dikembangkan dan
diimplementasikan oleh satuan pendidikan diwujudkan
dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Pengembangan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum.
KTSP dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan melibatkan
komite sekolah/madrasah, dan kemudian disahkan oleh kepala
dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
1
yang meliputi standar isi,standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan
penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk
usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15- 64 tahun) lebih banyak dari usia tidak
produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua
berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif
ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada
saat angkanya mencapai 70%. Olehsebab itu tantangan
besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini
dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang
memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan
agar tidak menjadi beban.
Salah satu tantangan internal SMP Muhammadiyah Adipala
belum menjadi tujuan utama dari calon peserta didik,
sehingga input yang diperoleh berasal dari peserta didik
yang memiliki kemamapuan akademik maupun non
akademik di bawah rata-rata, sarara prasasarana yang
belum lengkap juga menjadi tantangan yang harus
mendapatkan perhatian tersendiri terlebih orang tua / wali
murid merupakan masyarakat yang berpenghasilan di
bawah UMR; banyak yang berada pada garis kemiskinan;
dan pada masa pandemi covid-19 dampak itu semakin
terasa; antara lain menyediakan sarana prasaran
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ); Handphone yang cangkih,
kuota/paket data/internet juga menjadi kendala.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus
globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah
lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan
perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization (WTO), Association of SoutheastAsian Nations
(ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation
(APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi
dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends
in International Mathematics and ScienceStudy (TIMSS) dan
Program for International Student Assessment (PISA) sejak
tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak
Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini
disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia.
2
Salah satu tantangan eksternal SMP Muhammadiyah
Adipala belum menjadi tujuan utama dari calon peserta
didik, hal ini disebabkan karena banyak sekolah/madrasah
yang memiliki sarana prasarana yang lebih lengkap dan
pada masa pandemi covid-19 dampak itu semakin terasa;
antara lain menyediakan sarana prasarana Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ); Handphone yang cangkih, kuota/paket
data/internet juga menjadi kendala.
3
b. menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat
dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
c. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
d. mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam
bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar mata pelajaran;
e. mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar.
Semua kompetensi dasar danproses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam kompetensi inti;
f. mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan
memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal danvertikal).
4
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan
masyarakat dan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai
bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap
apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa
budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi
sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan
intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan
disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa
depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi
ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan
potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang
lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi
sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan
individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang
sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan umat manusia.
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan
akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka
memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara,
sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional.
Dewasa ini perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
5
seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya
tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan
kurikulum secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar
pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan sesuai
dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan
mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya
membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based
society).
3. Landasan Psikopedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan
perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada
perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya
sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan
sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan
pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.
Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang
kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah khususnya SMP.
Oleh karena itu implementasi pendidikan di SMP yang selama ini
lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui
berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik.
Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada
pemahaman konsep yang steril dari kehidupan masyarakat
melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran
otentik. Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain
mencerminkan muatan pengetahuan sebagai bagian dari
peradaban manusia, juga mewujudkanproses pembudayaan
peserta didik sepanjang hayat.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan
berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan
berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat;
dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-
curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan
kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya,
sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum
5. Landasan Yuridis
6
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala
ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35
Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah
Tsanawiyah
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang KTSP
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan
Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan Dan
Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi
Pekerti
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan Tindak
Kekerasan
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pengenalan
Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
m.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kelulusan
n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 22tahun 2016 tentang Standar Proses
p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23tahun 2016 tentang Standar Penilaian
q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor37tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24
Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan
Menengah
r. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian hasil belajar
7
oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Menengah.
s. Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2013
t. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
u. Keputusan Bersama Menteri Lingkungan Hidup dengan
Mendiknas No. 03/MENLH/02/2010 serta No.
01/11/KB/2010, tanggal 1 Pebruari 2010 tentang Pembinaan
dan Pengembangan Lingkungan Hidup
v. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2013
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
w.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15
Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Bagi Guru,
Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah
x. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang
Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru
Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Dalam
Implementasi Kurikulum 2013
y. Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Merdeka Belajar Dalam Penentuan Kelulusan Peserta
Didik dan Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun
Pelajaran 2020/2021
z. Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan Corona Virus Disease ( Covid-19 ) pada Satuan
Pendidikan
aa. Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Coronavirus Disesase ( Covid-19 )
bb. Surat Edaran Mendikbud Nomor 12 tahun 2019 tentang
Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
cc. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemdikbud No 15 tahun
2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah
Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19
dd. Keputusan Bersama Kepmendikbud, Kementrian Kesehatan,
Kementrian Agama dan Kementrian Dalam Negeri tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran
dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19
ee. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Nomor 423.5/14995 tanggal 4Juni 2014 tentang Kurikulum
mata pelajaran Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan
SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/M.Ts,SMA/SMALB/MA,danSMK/
MAK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah.
ff. Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
No.424/13242 tgl 23Juli 2013 tentang Implementasi Mulok
Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
gg. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.
Cilacap………………..
hh. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/2010 Tahun
2010 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal
( Bahasa Jawa ) untuk Jenjang SD/SDLB/MI dan
SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta
8
ii. SE Gubernur Jateng Nomor 420/0007652/2015 tanggal 27
Mei 2015 tentang Kurikulum Mapel Bahasa Jawa sebagai
Mulok Wajib Provinsi Jateng
C. Acuan Konseptual
9
dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada
satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus
menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh
karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu
memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan
lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah
satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang
dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.
D. Prinsip Pengembangan
10
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada
masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti
bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta
didik.
2. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik
untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,
dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan.
E. Tujuan Penyusunan Kurikulum
1. Untuk Kepala Sekolah dan Guru
KTSP sebagai acuan operasional pelaksanaan kurikulum di
sekolah
11
c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja
pendidik tingkat kelas;
d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
e. penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan
lokal; dan
f. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap
muatan pembelajaran.
3. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan
hasil rapat dewan pendidik satuan pendidikan dengan
melibatkan komite sekolah/madrasah.
4. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
12
BAB II
A. Visi Sekolah
INDIKATOR
a. Berpengetahuan Luas
1) Tercapainya hasil ujian yang baik.
2) Terciptanya budaya membaca bagi warga sekolah.
3) Mampu meraih prestasi dalam berbagai macam kompetisi
b. Berketrampilan
1) Mampu membaca Al Qur’an dan menghafal do’a sehari –
hari dan surat surat pendek.
2) Mampu melakukan olah raga atletik maupun permainan
dengan baik
13
3) Mampu mengoperasikan komputer dan sistem jaringan.
4) Mampu berkarya ilmiah dan kerajinan tangan lain
5) Mampu berkarya bidang seni dan bahasa
c. Iman dan Taqwa
1) Siswa rajin menjalankan ibadah sholat 5 waktu
2) Siswa mampu membaca Al Qur’an
3) Siswa berjiwa sosial, suka menolong terhadap sesama.
4) Siswa hormat kepada yang lebih tua dan sayang kepada
yang lebih muda.
5) Sesama siswa saling asah, saling asih, saling asuh.
B. Misi Sekolah
a) Melaksanakan nilai nilai islami baik ritual maupun perilaku
b) Membiasakan budaya salam senyum sapa dan santun
c) Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan (PAIKEM)
d) Memberikan ketrampilan mandiri
C. TUJUAN SEKOLAH
a) Tertingkatnya kegiatan keagamaan baik yang ritual maupun non
ritual.
b) Terlaksananya budaya salam, senyum,sapa, dan santun
c) Terwujudnya prilaku siswa cakap, kritis, inovatif, dan berkarakter
d) Terwujudnya peningkatan kelulusan dalam kualitas maupun
kuantitas
e) Terbentuknya siswa yang mampu berkarya
14
BAB III.A.
MUATAN KURIKULER DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR
PADA MASA PANDEMI COVID-19
A. Muatan Kurikuler
1. Muatan Nasional
a. Struktur Kurikulum SMP Muhammadiyah Adipala
ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN PER MINGGU / JP
VII VIII IX
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi
2 2 2
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
2 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 2 2 2
4. Matematika 2 2 2
5. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2
7. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya 2 2 2
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
2 2 2
dan Kesehatan
3. Prakarya/ Informatika 2 2 2
4. Bahasa Jawa 2 2 2
Jumlah jam pelajaran per minggu 22 22 22
Keterangan :
1) 1 ( satu ) jam pelajaran : 40 menit
2) Pelaksanaan pembelajaran : Belajar Dari Rumah ( BDR )
melalui Pembelajaran Jarak Jauh
3) Moda Pembelajaran : kombinasi dalam jaringan dan luar
jaringan.
4) Materi pelaksanaan BDR difokuskan pada :
a) literasi dan numerasi;
b) pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19;
c) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Gerakan
Masyarakat Sehat (Germas);
d) kegiatan rekreasional dan aktivitas fisik;
e) spiritual keagamaan; dan/atau
15
f) penguatan karakter dan budaya
ALOKASI WAKTU
Kegiatan PER MINGGU
VII VIII IX
Bimbingan Konseling 1 1 1
Pembimbingan TIK 1 1 1
Ekstrakurikuler Kepramukaan 1 1 1
( Aktualisasi )
Literasi Sekolah 1 1 1
Keterangan :
1) Tidak perlu terjadwal
2) Bimbingan Konseling dan Pembimbingan TIK disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik
3) Ekstrakurikuler kepramukaan diintegrasikan dalam mata
pelajaran ( aktualisasi )
4) Kegiatan literasi dilakukan secara mandiri dengan alokasi
waktu yang cukup banyak
ALOKASI WAKTU
Mata Pelajaran PER MINGGU
VII VIII IX
Kemuhammadiyahan 1 1 1
Bahasa Arab 1 1 1
Hafalan al Qur’an juz ke-30 1 1 1
Keterangan :
16
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
c. Bahasa Indonesia;
d. Matematika;
e. Ilmu Pengetahuan Alam;
f. Ilmu Pengetahuan Sosial; dan
g. Bahasa Inggris.
Keterangan :
Diuraikan dalam silabus dan mengacu pada Surat Edaran
Sekretaris Jenderal Kemdikbud No 15 Tahun 2020 dan Surat
Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Cilacap
Nomor 443.1/ 1747/ 02/ 15 tanggal 27 Mei 2020 tentang
Kegiatan Belajar Dari Rumah ( BDR ) dan Penerimaan Rapot
Peserta Didik Tahun pelajaran 2019/2020 pada Satuan
Pendidikan SD dan SMP di Kabupaten Cilacap
2) Mata Pelajaran Umum Kelompok B
Mata pelajaran umum Kelompok B merupakan program kurikuler
yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta
didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
Mata pelajaran umum Kelompok B terdiri atas:
a. Seni Budaya;
b. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan
c. Prakarya dan/atau Informatika.
Keterangan :
Diuraikan dalam silabus dan mengacu pada Surat Edaran
Sekretaris Jenderal Kemdikbud No 15 Tahun 2020 dan Surat
Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Cilacap
Nomor 443.1/ 1747/ 02/ 15 tanggal 27 Mei 2020 tentang
Kegiatan Belajar Dari Rumah ( BDR ) dan Penerimaan Rapot
Peserta Didik Tahun pelajaran 2019/2020 pada Satuan
Pendidikan SD dan SMP di Kabupaten Cilacap
17
Muhammadiyah Adipala adalah aspek kerajinan, pengolahan
untuk kelas VII, VIII, dan IX
b) Peserta didik mengikuti satu aspek untuk setiap semester, dan
diganti untuk semester berikutnya dalam satu tahun pelajaran.
c) Tabel Pelaksanaan Tahun Pelajaran 2020/2021
2. Muatan Lokal
a. Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada
satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran
tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk
membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan
kearifan di daerah tempat tinggalnya.
b. Muatan lokal sebagaimana diajarkan dengan tujuan membekali
peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diperlukan untuk:
1) mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan
spiritual di daerahnya; dan
2) melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan
daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka
menunjang pembangunan nasional.
c. Berdasarkan :
1. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/5/2010
tentang Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal ( Bahasa Jawa
) untuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs
Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Tengah
2. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Jawa tengah No 423.5/
14995 tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum Mata Pelajaran
Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk Jenjang Pendidikan
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta di Provinsi
Jawa Tengah
Muatan Lokal SMP Muhammadiyah Adipala adalah Bahasa Jawa,
yang dilaksanakan 2 jam pelajaran per minggu untuk semua
kelas, dan termasuk dalam muatan kurikulum kelompok mata
pelajaran B.
d. Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa dikembangkan
dengan penyempurnaan pola pikir, baik secara makro (jagad
18
gedhe) dan secara mikro (jagad cilik).Pola pemikiran secara mikro
(jagad cilik) mengacu pada :
1) pola pembelajaran bahasa Jawa mengarah pada pembentuk
kepribadian dan penguat jati diri masyarakat Jawa yang
tercermin pada pocapan, patrap, dan polatan;
2) pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya pengolahan kearifan
budaya lokal untuk didayagunakan dalam pembangunan
budaya nasional, watak, dan karakter bangsa;
3) pembelajaran bahasa Jawa sebagai penjaga dan pemelihara
kelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa;
4) pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya penyelarasan
pemakaian bahasa, sastra, dan aksara Jawa agar sejalan
dengan perkembangan bahasa Jawa (nut ing jaman kalakone);
5) pembelajaran bahasa Jawa sebagai proses pembiasaan
penggunaan bahasa Jawa yang laras dan leres dalam
berkomunikasi dan berinteraksi sehari-hari di dalam keluarga
dan masyarakat sesuai dengan kaidah, etika, dan norma yang
berlaku;
6) pembelajaran bahasa Jawa memiliki ciri sebagai pembawa dan
pengembang budaya Jawa.
Keterangan :
Diuraikan dalam silabus dan mengacu pada Surat Edaran
Sekretaris Jenderal Kemdikbud No 15 Tahun 2020 dan
Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.
Cilacap Nomor 443.1/ 1747/ 02/ 15 tanggal 27 Mei 2020
tentang Kegiatan Belajar Dari Rumah ( BDR ) dan Penerimaan
Rapot Peserta Didik Tahun pelajaran 2019/2020 pada Satuan
Pendidikan SD dan SMP di Kabupaten Cilacap.
19
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri,maksimal 50% untuk SMP dari waktu kegiatan
pembelajaran jarak jauh mata pelajaran yang bersangkutan
2) Beban Belajar Tambahan ( bila ada )
Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per
minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik
dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta faktor lain yang dianggap
penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah, maksimal
2 (dua) jam/minggu
c. Pengaturan Pelaksanaan Beban Belajar Peserta Didik,
mengacu pada Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemdikbud
Nomor 15 Tahun 2020 dan Surat Edaran Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Cilacap Nomor 443.1/
1747/ 02/ 15 tanggal 27 Mei 2020 tentang Kegiatan Belajar
Dari Rumah ( BDR ) dan Penerimaan Rapot Peserta Didik
Tahun pelajaran 2019/2020 pada Satuan Pendidikan SD dan
SMP di Kabupaten Cilacap
20
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan kriteria pencapaian
hasil belajar minimal peserta didik baik pada aspek Pengetahuan
dan Keterampilan.
KKM ditentukan oleh satuan pendidikan bedasarkan pada standar
kompetensi lulusan :
a. mempertimbangkan karakteristik peserta didik ( INTAKE )
b. karakteristik mata pelajaran ( KOMPLEKSITAS )
c. kondisi satuan pendidikan ( DAYA DUKUNG )
b. Prosedur Penentuan KKM
a. Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada
masingmasing tingkat kelas dalam satu tahun pelajaran.
b. Menentukan nilai aspek karakteristik peserta didik (intake),
karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi),
dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung)
1) Karakteristik Peserta Didik (Intake)
a) Karakteristik peserta didik (intake) bagi peserta didik baru
(kelas VII) antara lain memperhatikan rata-rata nilai rapor
SD, nilai ujian sekolah SD, nilai hasil seleksi masuk
peserta didik baru di jenjang SMP.
b) Bagi peserta didik kelas VIII dan IX antara lain
diperhatikan rata-rata nilai rapor semester-semester
sebelumnya.
21
Kelas VII
Kelas VII
No Mata Pelajaran Pengetahuan Ketrampilan
Sem 1 Sem 2 Sem 1 Sem 2
1 PAIBP 70 70 70 70
2 PPKn 70 70 70 70
3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70
4 Matematika 61 61 61 61
5 IPA 66 66 66 66
6 IPS 70 70 70 70
7 Bahasa Inggris 68 68 68 68
8 Seni Budaya 75 75 75 75
9 PJOK 75 75 75 75
10 Prakarya/ Informatika 75 75 75 75
11 Bahasa Jawa 68 68 68 68
Kelas VIII
Kelas VIII
No Mata Pelajaran Pengetahuan Ketrampilan
Sem 1 Sem 2 Sem 1 Sem 2
1 PABP 70 70 70 70
2 PPKn 70 70 70 70
3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70
4 Matematika 61 61 61 61
5 IPA 66 66 66 66
6 IPS 70 70 70 70
7 Bahasa Inggris 68 68 68 68
8 Seni Budaya 75 75 75 75
9 PJOK 75 75 75 75
10 Prakarya/ Informatika 75 75 75 75
11 Bahasa Jawa 68 68 68 68
Kelas IX
Kelas IX
No Mata Pelajaran Pengetahuan Ketrampilan
Sem 1 Sem 2 Sem 1 Sem 2
1 PABP 70 70 70 70
2 PPKn 70 70 70 70
3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70
4 Matematika 61 61 61 61
5 IPA 66 66 66 66
6 IPS 70 70 70 70
7 Bahasa Inggris 68 68 68 68
8 Seni Budaya 75 75 75 75
9 PJOK 75 75 75 75
10 Prakarya/ Informatika 75 75 75 75
11 Bahasa Jawa 68 68 68 68
22
tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif . Penilaian
dilakukan dengan mempertimbangkan ketuntasan seluruh aktivitas
dan penugasan
Peserta didik yang belum mencapai KKM berarti belum tuntas, wajib
mengikuti program remedial, sedangkan peserta didik yang sudah
mencapai KKM dinyatakan tuntas dan dapat diberikan pengayaan.
Remedial dan pengayaan ini merupakan proses yang harus dilakukan
berdasarkan hasil penilaian selama proses pembelajaran (assessment as
learning dan for learning) maupun akhir pembelajaran (assessment of
learning).
a. Remidial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan
bagi peserta didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD
tertentu. Pembelajaran remedial diberikan segera setelah hasil
penilaian dianalisis oleh guru dan hasil tersebut diberikan pada
peserta didik sehingga dapat dipergunakan untuk mengetahui
kelemahan dan kesulitannya
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan
tingkat kesulitan peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:
1. Pemberian bimbingan secara individu.
2. Pemberian bimbingan secara kelompok.
3. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda
4. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh
teman sekelas yang telah mencapai KKM, baik secara individu
maupun kelompok
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat
pencapaian peserta didik pada KD yang diremedial.
Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang
belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai
mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir semester.
Apabila hingga akhir semester pembelajaran remedial belum bisa
membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial
bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan.
Pendidik tidak boleh memaksakan untuk memberi nilai tuntas
(sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
Pemberian nilai setelah remidial, guru dapat memilih salah satu
alternatif sbb :
1. Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh
peserta didik setelah mengikuti remedial
2. Peserta didik diberi nilai dengan cara merata-rata antara
nilai capaian awal (sebelum mengikuti remedial) dan
capaian akhir (setelah mengikuti remedial), dengan
ketentuan, apabila nilai rata-rata lebih dari KKM, maka nilai
akhirnya adalah nilai rata rata tersebut; sedangkan jika
nilai rata-rata kurang dari KKM, maka nilai akhirnya adalah
sebesar nilai KKM.
3. Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan
oleh sekolah untuk suatu mata pelajaran, meskipun nilai
yang dicapai melampaui KKM. Keuntungan dari alternatif
ini adalah memotivasi siswa untuk belajar sungguh-
sungguh dan tidak mengandalkan kesempatan mengikuti
remidial.
b. Pengayaan
23
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik yang telah melampaui KKM.
Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari
kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera
setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan
hasil PH.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak
berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial.
Bentuk Pengayaan :
a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang
memiliki minat tertentu diberikan tugas untuk memecahkan
permasalahan, membaca e-book terkait dengan KD yang
dipelajari didiskusikan secara daring
b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar
mengenai sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman
yang membutuhkansecara daring
Pendidik dapat menyelenggarakan penilaian terhadap peserta didik
yang mengikuti program pengayaan.
Mekanisme dan pengolahan hasil penilaian dalam program
pengayaan diserahkan kepada pendidik dan atau satuan
pendidikan.
Pemanfaatan hasil penilaian dapat digunakan sebagai bagian dari
portofolio peserta didik.
24
4) Bagi guru BK, 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas di
bawah bimbingannya.
5) Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik
dapat dicatat dalam 1 (satu) jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal
yang terpisah.
6) Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah
mereka yang menunjukkan perilaku yang sangat baik atau
kurang baik secara alami (peserta didik yang menunjukkan
sikap baik tidak harus dicatat dalam jurnal).
7) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam
jurnal tersebut tidak terbatas pada butir-butir nilai sikap
(perilaku) yang hendak ditanamkan melalui pembelajaran yang
saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam
RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya yang
ditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut
ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya secara
alami.
8) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat
(perkembangan) sikap peserta didik segera setelah mereka
menyaksikan dan/atau memperoleh informasi terpercaya
mengenai perilaku peserta didik sangat baik/ kurang baik
yang ditunjukkan peserta didik secara alami.
9) Apabila peserta didik tertentu PERNAH menunjukkan sikap
kurang baik, ketika yang bersangkutan telah (mulai)
menunjukkan sikap yang baik (sesuai harapan), sikap yang
(mulai) baik tersebut harus dicatat dalam jurnal.
10) Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK
meringkas perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial
setiap peserta didik dan menyerahkan ringkasan tersebut
kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut
d. Penilaian Diri
1) Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik
penilaian terhadap diri sendiri (peserta didik) dengan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam
berperilaku.
2) Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai
data konfirmasi perkembangan sikap peserta didik.
3) Untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan meningkatkan
kemampuan refleksi atau mawas diri.
4) Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri
yang berisi BUTIR-BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG
DIHARAPKAN dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan Likert
Scale. Satu lembar penilaian diri dapat digunakan untuk
penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.
e. Penilaian Antar Teman
1) Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang
dilakukan oleh seorang peserta didik (penilai) terhadap peserta
didik yang lain terkait dengan sikap/perilaku peserta didik
yang dinilai.
2) Selain itu penilaian antarteman juga dapat digunakan untuk
menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang
rasa, dan saling menghargai
f. Pelaksanaan Penilaian Sikap
1) Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama
proses pembelajaran jarak jauh) dan/atau di luar jam
25
pembelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas
(selama peserta didik di luar pembelajaran jarak jauh).
2) Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-
menerus selama satu semester
3) Penilaian sikap spiritual dan sosial selama proses
pembelajaran jarak jauh maupun diluar proses
pembelajaran jarak jauhdilakukan oleh guru mata pelajaran,
wali kelas dan guru BK mencatat perilaku peserta didik yang
sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah
perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang
perilaku peserta didik
4) yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang
baik dan sangat baik saja, tetapi juga setiap perkembangan
sikap menuju sikap yang diharapkan
5) Sikap dan perilaku peserta didik yang teramati oleh pendidik
ini dan tercacat dalam jurnal, akan lebih baik jika
dikomunikasikan kepada peserta didik yang bersangkutan dan
kepadanya diminta untuk paraf di jurnal, sebagai bentuk
“pengakuan” sekaligus merupakan upaya agar peserta didik
yang bersangkutan segera menyadari sikap dan perilakunya
serta berusaha untuk menjadi lebih baik.
2. Penilaian Pengetahuan
a. Pengertian
Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil
pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa
kombinasipenguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir)
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif.
b. Teknik Penilaian
1) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara
tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Dapat dilaksanakan dengan moda
26
daring maupun luring, dengan tetap melaksanakan protokol
kesehatan.
2) Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
pendidik secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan
tersebut secara lisan pada saat proses pembelajaran
berlangsung.Dilaksanakan dengan moda daring.
3) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik
untuk mengukur dan/atau memfasilitasi peserta didik
memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.
Penugasan untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan
setelah proses pembelajaran (assessment of learning).
Sedangkan penugasan untuk meningkatkan pengetahuan
diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran
(assessment for learning).Dapat dilaksanakan dengan moda
daring maupun luring, dengan menggunakan protokol
kesehatan.
c. Pelaksanaan Penilaian
1) Penilaian harian dilaksanakan setelah serangkaian kegiatan
pembelajaran berlangsung sebagaimana yang direncanakan
dalam RPP.
2) Penilaian tengah semester (PTS) merupakan kegiatan penilaian
yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
dasar mata pelajaran setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung 8-9 minggu.
3) Frekuensi penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh
pendidik ditentukan berdasarkan hasil pemetaan penilaian
dan selanjutnya dicantumkan dalam program tahunan dan
program semester.
4) Penentuan frekuensi penilaian tersebut didasarkan pada
analisis KD.
5) KD “gemuk” dapat dinilai lebih dari 1 (satu) kali, sedangkan
beberapa KD “kurus” dapat disatukan untuk sekali penilaian
atau diujikan bersama. Dengan demikian frekuensi dalam
penilaian atau ulangan dalam satu semester dapat bervariasi
tergantung pada tuntutan KD dan hasil pemetaan oleh
pendidik.
d. Pengolahan Hasil Penilaian
1) Hasil Penilaian Harian ( HPH )
a) Hasil Penilaian Harian merupakan nilai rata-rata yang
diperoleh dari hasil penilaian harian melalui tes tertulis
dan/atau penugasan untuk setiap KD. Dalam perhitungan
nilai rata-rata DAPAT diberikan pembobotan untuk nilai
tes tertulis dan penugasan. Misalnya 60% untuk bobot tes
tertulis dan 40% untuk penugasan.
b) Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali
untuk KD yang “gemuk” (cakupan materi yang luas)
sehingga PH tidak perlu menunggu selesainya
pembelajaran KD tersebut. Materi dalam suatu PH untuk
KD “gemuk” mencakup sebagian dari keseluruhan materi
yang dicakup oleh KD tersebut.
c) Bagi KD dengan cakupan materi sedikit, PH dapat
dilakukan setelah pembelajaran lebih dari satu KD.
2) Hasil Penilaian Tengah Semester ( HPTS )
27
b) Hasil Penilaian Tengah Semester (HPTS) merupakan nilai
yang diperoleh dari penilaian tengah semester (PTS)
melalui tes tertulis dengan materi yang diujikan terdiri atas
semua KD dalam tengah semester.
c) Jumlah butir soal yang diujikan dari setiap KD ditentukan
secara proporsional, bergantung tingkat “kegemukan” KD
dalam tengah semester tersebut.
3. Penilaian Keterampilan
a. Pengertian
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan
pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam
konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.
Penilaian keterampilan tersebut meliputi ranah berpikir dan
bertindak.
Keterampilan ranah berpikir meliputi antara lain keterampilan
membaca, menulis, menghitung, dan mengarang.
Keterampilan dalam ranah bertindak meliputi antara lain
menggunakan, mengurai, merangkai, modifikasi, dan membuat.
28
2) Hasil penilaian pada satu KD yang dilakukan lebih dari satu
kali dengan teknik yang sama, maka nilai pada KD tersebut
adalah yang tertinggi.
3) Satu KD yang dinilai dengan lebih dari satu Teknik maka nilai
KD tersebut merupakan nilai rata-ratanya.
4) Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan
angka pada skala 0 – 100, predikat dan deskripsi
5) Portofolio dikumpulkan dari penilaian dengan berbagai teknik
digunakan sebagai sebagian data perumusan deskripsi
pencapaian keterampilan
29
d) Hasil analisis US digunakan pendidik dan satuan pendidikan
untuk perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan pada
tahun pelajaran berikutnya.
e) Hasil US dilaporkan satuan pendidikan kepada orangtua peserta
didik. Hasil US digunakan sebagai salah satu pertimbangan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
5. Pelaksanaan Penilaian Akhir Semester, Penilaian Akhir Tahun,
dan Ujian Sekolah dilaksanakan secara daring
H. Kriteria Kelulusan
1. Kriteria Kelulusan
Kriteria kelulusan dari satuan pendidikan minimal
mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran, dibuktikan
dengan peserta didik telah memiliki nilai raport 6 ( enam
) semester.
2. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik, ditentukan
nilai sikap/ perilaku pada semester terakhir ( ke-6 )
dengan mempertimbangkan nilai sikap/ perilaku
semester ke-5.
3. Lulus US sesuai dengan kriteria :
1) Tidak memiliki LEBIH DARI 3 (tiga) mata pelajaran
yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan
dan/atau kompetensi keterampilan di bawah KKM
atau belum tuntas.
2) Rata-rata nilai kompetensi pengetahuan dan
ketrampilan minimal sama dengan rata-rata KKM
kompetensi pengetahuan dan ketrampilan.
3) Nilai mata pelajaran PABP dan PPKn pada kompetensi
pengetahuan dan ketrampilan minimal sama dengan
KKM kompetensi pengetahuan dan ketrampilan.
2. Penetapan Kelulusan
Penetapan kelulusan peserta didik melalui rapat dewan guru.
I. Ekstrakurikuler
1. Pengertian
30
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan
oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan
kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan
pendidikan.
2. Tujuan
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
3. Bentuk Kegiatan
a. Ekstrakurikuler Wajib
Kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan ( telah
diuraikan di atas )
b. Ekstrakurikuler Pilihan
1) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dapat berbentuk latihan
olah-bakat dan latihan olah-minat.
2) Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Pilihan dilakukan dengan mengacu pada prinsippartisipasi
aktif danmenyenangkan.
3) Pengembanganberbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Pilihandilakukan melalui tahapan:
a) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik;
b) analisis sumber daya yang diperlukan untuk
penyelenggaraannya;
c) pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan
peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan
atau lembaga lainnya;
d) penyusunan program Kegiatan Ekstrakurikuler; dan
e) penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;
4) Bentuk kegiatan ekstrakurikuler pilihan di SMP
Muhammadiyah Adipala
a) Krida, berupa: Kepramukaan, yaitu Kepanduan Hizbul
Wathan (HW);
b) Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya:
pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, berupa
Drum Band, Tapak Suci, Bola Basket;
c) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah
keagamaan, baca tulis alquran, hafalan juz ke-30;
4. Prorgam Ekstrakurikuler
a. SMP Muhammadiyah Adipala menyusun program Kegiatan
Ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari Rencana Kerja
Sekolah.
b. Program Kegiatan Ekstrakurikuler memuat:
1) rasional dan tujuan umum;
2) deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler;
3) pengelolaan;
4) pendanaan; dan
5) evaluasi.
c. Program Kegiatan Ekstrakurikulerdisosialisasikan kepada
peserta didik dan orangtua/wali pada setiap awal tahun
pelajaran.
5. Pelaksanaan
31
Ekstrakurikuler yang dilaksanakan adalah ekstrakurikuler yang
tidak menggunakan alat/ fasilitas yang dipegang secara
bergantian oleh banyak orang dan yang memungkinkan
menerapkan jaga jarak minimal 1,5 m antar peserta didik, dan
yang menerapkan protokol kesehatan lainnya.
6. Penilaian
Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu
mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria
keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian kompetensi
peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Penilaian dilakukan secara kualitatif. Peserta didik wajib
memperoleh nilai minimal “baik” pada Pendidikan Kepramukaan
pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan
Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik.
Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
7. Evaluasi
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan
dalam perencanaan satuan pendidikan. Satuan pendidikan
hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai
maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan
pendidikan dapat melakukan perbaikan rencana tindak lanjut
untuk siklus kegiatan berikutnya.
8. Daya Dukung
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
merupakan kewenangan dan tanggung jawab penuh dari satuan
pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat mengembangkan dan
melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler diperlukan kebijakan
satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan
pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah baik
langsung maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Pembina
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler harus didukung dengan
ketersediaan pembina. Satuan pendidikan dapat bekerja sama
dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pembina.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan
berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan.
Yang termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala
kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk
mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan. Selain
itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana
olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya.
32
BAB III.B.
MUATAN KURIKULER DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR
SETELAH MASA PANDEMI
A. Muatan Kurikuler
1. Muatan Nasional
a. Struktur Kurikulum SMP Muhammadiyah Adipala
ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN PER MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi
3 3 3
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
3 3 3
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, 3 3 3
33
ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN PER MINGGU
VII VIII IX
dan Kesehatan
3. Prakarya/ Informatika 2 2 2
4. Bahasa Jawa 2 2 2
Jumlah jam pelajaran per minggu 40 40 40
ALOKASI WAKTU
Kegiatan PER MINGGU
VII VIII IX
Bimbingan Konseling 2 jp 2 jp 2 jp
Pembimbingan TIK 1 jp 1 jp 1 jp
Ekstrakurikuler Kepramukaan 120 120 120
( Aktualisasi ) mnt mnt Mnt
Literasi Sekolah 15 15 mnt 15
mnt mnt
ALOKASI WAKTU
Mata Pelajaran PER MINGGU
VII VIII IX
Kemuhammadiyahan 1 1 1
Bahasa Arab 1 1 1
Hafalan al Qur’an Juz ke-30 1 1 1
34
Mata pelajaran umum Kelompok B merupakan program
kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan
peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya,
dan seni.
Mata pelajaran umum Kelompok B terdiri atas:
a. Seni Budaya;
b. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan
c. Prakarya dan/atau Informatika.
Penjelasan tentang mata pelajaran umum kelompok B
terdapat dalam silabus.
3) Mata Pelajaran Seni Budaya
a) Sesuai dengan analisis konteks, khususnya ketersediaan guru,
sarana, dan prasarana, aspek yang diselenggarakan di SMP
Muhammadiyah Adipala adalah aspek seni tari, seni rupa,
seni musik, untuk kelas VII, VIII, dan IX
b) Peserta didik mengikuti satu aspek untuk setiap semester, dan
diganti untuk semester berikutnya dalam satu tahun
pelajaran.
c) Tabel Pelaksanaan Tahun Pelajaran 2020/2021
35
c. Beban Belajar Bukan Mata Pelajaran
1) Bimbingan Konseling
a) Jenis Layanan
Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik baru memahami lingkungan
bavru, seperti lingkungan sauan pendidikan bagi siswa baru,
dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyusaikan
diri serta mempermudah dan memperlancar peran di
lingkungan baru yang efektif dan berkarakter.
i. Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik menerima dan memahami
berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
ii. Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di
dalam kelas, kelompok belajar, permintaan/lintas
minat/pendalaman minat, program latihan ,magang dan
kegiatan ekstrskurikuler secara terarah, objekif dan bijak.
iii. Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam
melakukan,berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna
dalam kehidupan di sekolah/madrasah,keluarga, dan
masyarakat sesuai dengan tuntutan kemajuan dan
perminatan dirinya.
iv. Layanan konseling Perseorangan yaitu layanan bimbingan
dan konseling yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur
perseorangan.
v. Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi,kemampuan hubungan
sosial,kegiatan belajar, karir/jabatan,dan pengambilan
keputusan,serta melaksanakan kegiatan tertentu sesuai
dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika
kelompok.
vi. Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik dalam pembahasan
dan pengentasan masalah yang dialami sesuai dengan
tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika
kelompok.
vii. Layanan Konsultasi yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dan pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dan atau
perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga
sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas terpuji.
viii. Layanan Mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik dalam menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak lain
sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
ix. Layanan Advokasi yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik untuk memperoleh kembali
hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat
36
perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan karakter-
cerdas terpuji.
c) Format Layanan
i. Individual yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani peserta didik secara perorangan.
ii. Kelompok yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana
dinamika kelompok.
iii. Klasikal yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan
belajar.
iv. Lapangan yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui
kegiatan di luar kelas atau lapangan.
v. Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan
bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta
didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat
memberikan kemudahan.
vi. Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling
yang melayani kepentingan siswa melalui media dan atau
saluran jarak jauh, seperti surat dan sarana elektronik.
37
i. kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal
dengan rombongan belajar siswa dalam tiap kelas untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan
penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan kegiatan lain yang dapat
dilakukan didalam kelas.
ii. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1 (satu)
jam per kelas (rombongan belajar per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal).
iii. Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggrakan dalam
bentuk layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasusu,
himpunan data, kunjungan rumah, tampilan
kepustakaan dan alih tangan kasus.
2) Diluar jam pembelajaran :
i. Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa
dilaksanakn untuk layanan orientasi, konseling
perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok,
mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya yang dapa
dilaksanakan diluar kelas.
ii. Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan
konseling diluar kelas/diluar jam pembelajaran
ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka
dalam kelas.
iii. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling diluar jam
pembelajaran satuan pendidikan maksimum 50% dari
seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling,
diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan
pendidikan.
Program pelayanan bimbingan dan konseling pada
masing - masing satuan pendidikan dikelola oleh Guru
Bimbingan dan konseling atau konselor dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan
program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan
mensinkronisasikan program pembelajaran mata
pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler dengan
mengefektikan dan mengefisienkan penggunaan
fasilitas satuan pendidikan.
2) Pembimbingan TIK
Tugas dan Tanggung Jawab Guru TIK
1. Guru TIK melaksanakan bimbingan TIK kepada peserta
didik pada SMP, atau yang sederajat dalam rangka:
a. mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta
menyebarkan data dan informasi dalam rangka untuk
mendukung kelancaranproses pembelajaran; dan
b. pengembangan diri peserta didik yang sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan
kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah dengan
memanfaatkan TIK sebagai sarana untuk
mengeksplorasi sumber belajar.
2. Guru TIK melaksanakan layanan/fasilitasi TIK kepada
sesama guru pada SMP, atau yang sederajat dalam rangka
:
38
a. pengembangan sumber belajar dan media
pembelajaran;
b. persiapan pembelajaran;
c. proses pembelajaran;
d. penilaian pembelajaran; dan
e. pelaporan hasil belajar.
3. Guru TIK melaksanakan layanan/fasilitasi kepada tenaga
kependidikan pada SMP dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas sistem manajemen sekolah.
Rincian kegiatan guru TIK dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai berikut:
1. menyusun rancangan pelaksanaan bimbingan dan
layanan/fasilitasi TIK;
2. melaksanakan bimbingan dan layanan/fasilitasiTIK per
semester;
3. menyusun alat ukur/lembar kerja program
bimbingan dan layanan/ fasilitasi TIK;
4. mengevaluasi proses dan hasil bimbingan dan
layanan/fasilitasi TIK;
5. menganalisis hasil bimbingan dan
layanan/fasilitasi TIK;
6. melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan
memperbaiki bimbingan dan layanan/fasilitasi TIK;
7. menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap
proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;
8. membimbing peserta didik dalam kegiatan
ekstrakurikuler;
9. memberikan layanan/fasilitasi bagi guru dalam
penggunaan TIK
10. memberikan layanan/fasilitasi bagi tenaga
kependidikan dalam penggunaan TIK;
11. melaksanakan pengembangan diri
12. melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau membuat
karya inovatif
39
5) Penilaian Umum
6) Pengorganisasian kolaboratif dan bersifat intramural
dan ekstramural
7) Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah
selaku Ketua Mabigus.
8) Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata
pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau
Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh
Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur
Pramuka).
b) Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Diikuti oleh seluruh siswa.
2) Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
3) Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120
menit.
4) Pengorganisasian oleh pembina pramuka bersifat
intramural
5) Penilaian formal
c) Model Reguler.
1) Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan
Gerakan Pramuka di dalam Gugus Depan.
2) Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing
Gugus Depan.
3. Prosedur Pelaksanaan
a) Prosedur Pelaksanaan Model Blok Kurikulum 2013
Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib.
i. Peserta Didik dibagi dalam beberapa kelompok, setiap
kelompok didampingi oleh seorang Pembina Pramuka
dan atau Pembantu Pembina.
ii. Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan Orientasi
Pendidikan Kepramukaan.
iii. Guru kelas/Guru Mata Pelajaran yang bukan Pembina
Pramuka membantu pelaksanaan kegiatan Orientasi
Pendidikan Kepramukaan.
b) Prosedur Pelaksanaan Model Aktualisasi Kurikulum
2013 Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib..
i. Guru kelas/Guru Mata Pelajaran mengidentifikasi
muatan-muatan pembelajaran yang dapat
diaktualisasikan di dalam kegiatan Kepramukaan.
ii. Guru menyerahkan hasil identifikasi muatan-muatan
pembelajaran kepada Pembina Pramuka untuk dapat
diaktualisasikan dalam kegiatan Kepramukaan.
iii. Setelah pelaksanaan kegiatan Kepramukaan, Pembina
Pramuka menyampaikan hasil kegiatan kepada Guru
kelas/Guru Mata Pelajaran.
4. Penilaian
40
Penilaian Pendidikan Kepramukaan mencakup hal-hal
sebagai berikut :
a) Penilaian dilakukan secara kualitatif
b) kriteria penilaian lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik
c) peserta didik wajib mendapat nilai baik pada setiap
semester
d) nilai peserta didk berpengaruh terhadap kenaikan kelas
e) peserta didik yang belum mendapat nilai baik perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mendapat
nilai baik
5. Teknik Penilaian
a) Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi,
penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik
b) Teknik penilaian ketrampilan dilakukan melalui
demonstrasi ketrampilannya
6. Media Penilaian
a) Jurnal/ buku harian
b) Portofolio
7. Proses penilaian:
a) Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan
setiap hari di dalam proses pembelajaran.
b) Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib menitikberatkan pada ranah nilai
sikap. Keterampilan kepramukaan merupakan
pendukung terhadap penilaian pendidikan
kepramukaan itu sendiri.
c) Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode
observasi.
d) Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan
disesuaikan dengan Kompetensi Dasar dari masing-
masing Tema dan Matapelajaran sebagai penguatan
yang bermuatan Nilai Sikap dan Keterampilan dalam
Kurikulum 2013.
e) Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru
Kelas/Guru Matapelajaran, pemangku kepentingan
dan/atau Pembina Pramuka.
f) Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru
Matapelajaran selaku Pembina Pramuka.
4. Literasi
a. Pengertian
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan
sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.
b. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah ( GLS )
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
41
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik.
5. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan
dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
b. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah
2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar
literat.
3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu
mengelola pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan
beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi
membaca.
6. Tahap Pelaksanaan GLS
a. Tahap Pembiasaan
Penumbuhan minat baca melalui 15 menit membaca
b. Tahap Pengembangan
Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan
menanggapi buku pengayaan
c. Tahap Pembelajaran
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran
menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di
semua mata pelajaran
2. Muatan Lokal
a. Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran
pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses
pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik
terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.
b. Muatan lokal sebagaimana diajarkan dengan tujuan membekali
peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang diperlukan untuk:
1) mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya,
dan spiritual di daerahnya; dan
2) melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan
daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam
rangka menunjang pembangunan nasional.
c. Berdasarkan :
1) Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/5/2010
tentang Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal ( Bahasa
Jawa ) untuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI,
SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Tengah
42
2) Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Jawa tengah No 423.5/
14995 tanggal 4 Juni 2014tentang Kurikulum Mata
Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk Jenjang
Pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs Negeri dan
Swasta di Provinsi Jawa Tengah
Muatan Lokal SMP Muhammadiyah Adipala adalah Bahasa Jawa,
yang dilaksanakan 2 jam pelajaran per minggu untuk semua
kelas, dan termasuk dalam muatan kurikulum kelompok mata
pelajaran B.
Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa dikembangkan
dengan penyempurnaan pola pikir, baik secara makro (jagad
gedhe) dansecara mikro (jagad cilik).Pola pemikiran secara mikro
(jagad cilik) mengacu pada :
a) pola pembelajaran bahasa Jawa mengarah pada pembentuk
kepribadian danpenguat jati diri masyarakat Jawa yang
tercermin pada pocapan, patrap, dan polatan;
b) pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya pengolahan kearifan
budaya lokal untuk didayagunakan dalam pembangunan
budaya nasional, watak, dan karakter bangsa;
c) pembelajaran bahasa Jawa sebagai penjaga dan pemelihara
kelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa;
d) pembelajaran bahasa Jawasebagai upaya penyelarasan
pemakaian bahasa, sastra, dan aksara Jawa agar sejalan
dengan perkembangan bahasa Jawa (nut ing jamankalakone);
e) pembelajaran bahasa Jawa sebagai proses pembiasaan
penggunaan bahasa Jawa yang laras dan leres dalam
berkomunikasidan berinteraksi sehari-hari di dalam keluarga
dan masyarakat sesuai dengan kaidah, etika, dan norma yang
berlaku;
f) pembelajaranbahasa Jawa memiliki ciri sebagai pembawa dan
pengembang budaya Jawa.
Penjelasan lebih rinci muatan lokal Bahasa Jawa diatur pada
Silabus Mata Pelajaran Bahasa Jawa SMP Muhammadiyah
Adipala
43
pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang
terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas
pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri,maksimal 50% untuk SMP dari waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan
b. Beban Belajar Tambahan ( bila ada )
Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta faktor lain yang dianggap penting, namun yang
diperhitungkan Pemerintah, maksimal 2 (dua) jam/minggu
Beban belajar tambahan merupakan mata pelajaran tambahan
berupa :
b. Bahasa Arab, Kemuhammadiyahan dan Hafalan al Qur’an
juz ke- 30
1) Latar Belakang
Pembelajaran Kemuhammadiyahan adalah mata pelajran yang
menjadi identitas bagi pendidikan Muhammadiyah dan menjadi
sala satu mata pelajaran pokok di semua lembaga pendidikan
Muhammadiyah dari pendidikan dasar, menengah hinga
perguruan tinggi. Semua tingkatan pendidikan tersebut wajib
melaksanakan pendidikan Kemuhammadiyahan. Bahasa Arab
juga menjadi mata pelajaran yang harus diikuti oleh peserta
didik; sehingga mata pelajaran Agama pada sekolah
Muhammadiyah dikenal dengan istilah ISMUBA yang
merupakan kepanjangan dari Al Islam Kemuhammadiyahan
dan Bahasa Arab. SMP Muhammadiyah Adipala menambahkan
Hafalan al Qur’an juz ke-30.
2) Tujuan
Kemuhammadiyahan dijadikan mata pelajaran pokok dengan
maksud agar dapat diamati, dipahami dan dihayati oleh setiap
peserta didik sehingga diharapkan peserta didik kelak bersedia
dengan suka rela mengamalkan berbagai prinsip keyakinan dan
cita-cita persyarikatan Muhammadiyah.
3) Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi Kemuhammadiyahan terdiri dari aspek
sejarah berdirinya, organisasi, perjuangan, amal usaha dan
tokoh pemimpinnya
4) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran
Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab dan Hafalan al Qur’an juz
ke-30 dilaksanakan pada jam tatap muka di kelas sehingga
peserta didik memperoleh 6 jam pelajaran dalam satu minggu.
44
a. Pelaksanaan beban kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma
lima) jam kerja efektif bagi Guru mencakup kegiatan pokok:
1) merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
2) melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
3) menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
4) membimbing dan melatih peserta didik; dan
5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan Beban Kerja Guru.
b. Pemenuhan beban kerja dilaksanakan dalam kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
45
c) Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) meliputi antara
lain :
1) kompetensi pendidik (misalnya nilai Uji Kompetensi
Guru);
2) jumlah peserta didik dalam satu kelas;
3) predikat akreditasi sekolah; dan
4) kelayakan sarana prasarana sekolah.
c. Model KKM
SMP Muhammadiyah Adipala menggunakan model KKM lebih
dari satu KKM ( muliti KKM )
d. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) SMP Muhammadiyah
Adipala Tahun Pelajaran 2020/2021
Berdasarkan analisis penentuan KKM, ditetapkan KKM sbb :
Kelas VII
Kelas VII
No Mata Pelajaran Pengetahuan Ketrampilan
Sem 1 Sem 2 Sem 1 Sem 2
1 PABP 70 70 70 70
2 PPKn 70 70 70 70
3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70
4 Matematika 61 61 61 61
5 IPA 66 66 66 66
6 IPS 70 70 70 70
7 Bahasa Inggris 68 68 68 68
8 Seni Budaya 75 75 75 75
9 PJOK 75 75 75 75
10 Prakarya/ Informatika 75 75 75 75
11 Bahasa Jawa 68 68 68 68
Kelas VIII
Kelas VIII
No Mata Pelajaran Pengetahuan Ketrampilan
Sem 1 Sem 2 Sem 1 Sem 2
1 PABP 70 70 70 70
2 PPKn 70 70 70 70
3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70
4 Matematika 61 61 61 61
5 IPA 66 66 66 66
6 IPS 70 70 70 70
7 Bahasa Inggris 68 68 68 68
8 Seni Budaya 75 75 75 75
46
9 PJOK 75 75 75 75
10 Prakarya/ Informatika 75 75 75 75
11 Bahasa Jawa 68 68 68 68
Kelas IX
Kelas IX
No Mata Pelajaran Pengetahuan Ketrampilan
Sem 1 Sem 2 Sem 1 Sem 2
1 PABP 70 70 70 70
2 PPKn 70 70 70 70
3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70
4 Matematika 61 61 61 61
5 IPA 66 66 66 66
6 IPS 70 70 70 70
7 Bahasa Inggris 68 68 68 68
8 Seni Budaya 75 75 75 75
9 PJOK 75 75 75 75
10 Prakarya/ Informatika 75 75 75 75
11 Bahasa Jawa 68 68 68 68
47
Pendidik tidak boleh memaksakan untuk memberi nilai tuntas
(sesuai KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
Pemberian nilai setelah remidial, guru dapat memilih salah satu
alternatif sbb :
1. Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta
didik setelah mengikuti remedial
2. Peserta didik diberi nilai dengan cara merata-rata antara nilai
capaian awal (sebelum mengikuti remedial) dan capaian akhir
(setelah mengikuti remedial), dengan ketentuan, apabila nilai
rata-rata lebih dari KKM, maka nilai akhirnya adalah nilai rata
rata tersebut; sedangkan jika nilai rata-rata kurang dari KKM,
maka nilai akhirnya adalah sebesar nilai KKM.
3. Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan
oleh sekolah untuk suatu mata pelajaran, meskipun nilai yang
dicapai melampaui KKM. Keuntungan dari alternatif ini adalah
memotivasi siswa untuk belajar sungguh-sungguh dan tidak
mengandalkan kesempatan mengikuti remidial.
b. Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik yang telah melampaui KKM.
Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari
kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera
setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan
hasil PH.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak
berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial.
Bentuk Pengayaan :
1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki
minat tertentu diberikan tugas untuk memecahkan
permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan KD
yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam
pelajaran sekolah.
2. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar
mengenai sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang
membutuhkan
Pendidik dapat menyelenggarakan penilaian terhadap peserta didik
yang mengikuti program pengayaan.
Mekanisme dan pengolahan hasil penilaian dalam program
pengayaan diserahkan kepada pendidik dan atau satuan
pendidikan.
Pemanfaatan hasil penilaian dapat digunakan sebagai bagian dari
portofolio peserta didik.
48
dari KI-1, KI-2, dan nilai-nilai lain yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
b. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi :
Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen
berupa lembar observasi, atau buku jurnal( yang selanjutnya
disebut jurnal)
Teknik lainnya yang relevan:
Penilaian diri dan Penilaian antar teman
c. Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan
teknik observasi:
1) Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali
kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK selama periode satu
semester.
2) Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas
yang menjadi tanggungjawabnya.
3) Bagi guru mata pelajaran, 1 (satu) jurnal digunakan untuk
setiap kelas yang diajarnya.
4) Bagi guru BK, 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas di
bawah bimbingannya.
5) Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik
dapat dicatat dalam 1 (satu) jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal
yang terpisah.
6) Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah
mereka yang menunjukkan perilaku yang sangat baik atau
kurang baik secara alami (peserta didik yang menunjukkan
sikap baik tidak harus dicatat dalam jurnal).
7) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam
jurnal tersebut tidak terbatas pada butir-butir nilai sikap
(perilaku) yang hendak ditanamkan melalui pembelajaran
yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang
dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya yang
ditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut
ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya secara
alami.
8) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat
(perkembangan) sikap peserta didik segera setelah mereka
menyaksikan dan/atau memperoleh informasi terpercaya
mengenai perilaku peserta didik sangat baik/ kurang baik
yang ditunjukkan peserta didik secara alami.
9) Apabila peserta didik tertentu PERNAH menunjukkan sikap
kurang baik, ketika yang bersangkutan telah (mulai)
menunjukkan sikap yang baik (sesuai harapan), sikap yang
(mulai) baik tersebut harus dicatat dalam jurnal.
10) Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK
meringkas perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial
setiap peserta didik dan menyerahkan ringkasan tersebut
kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut
d. Penilaian Diri
1) Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik
penilaian terhadap diri sendiri (peserta didik) dengan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam
berperilaku.
2) Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai
data konfirmasi perkembangan sikap peserta didik.
49
3) Untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan
meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri.
4) Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri
yang berisi BUTIR-BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG
DIHARAPKAN dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan
Likert Scale. Satu lembar penilaian diri dapat digunakan
untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus.
e. Penilaian Antar Teman
1) Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang
dilakukan oleh seorang peserta didik (penilai) terhadap
peserta didik yang lain terkait dengan sikap/perilaku peserta
didik yang dinilai.
2) Selain itu penilaian antarteman juga dapat digunakan untuk
menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang
rasa, dan saling menghargai
f. Pelaksanaan Penilaian Sikap
1) Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama
proses pembelajaran pada jam pelajaran) dan/atau di luar
jam pembelajaran, guru bimbingan konseling (BK), danwali
kelas (selama peserta didik di luar jam pelajaran).
2) Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-
menerus selama satu semester
3) Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam kelas maupun
diluar jam pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran,
wali kelas dan guru BKmencatat perilaku peserta didik yang
sangat baik ataukurang baik dalam jurnal segera setelah
perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang
perilaku peserta didik
4) yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang
baik dan sangat baik saja, tetapi juga setiap perkembangan
sikap menuju sikap yang diharapkan
5) Sikap dan perilaku peserta didik yang teramati oleh pendidik
ini dan tercacat dalam jurnal, akan lebih baik jika
dikomunikasikan kepada peserta didik yang bersangkutan
dan kepadanya diminta untuk paraf di jurnal, sebagai bentuk
“pengakuan” sekaligus merupakan upaya agar peserta didik
yang bersangkutan segera menyadari sikap dan perilakunya
serta berusaha untuk menjadi lebih baik.
50
2. Penilaian Pengetahuan
a. Pengertian
Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil
pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa
kombinasipenguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir)
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif.
b. Teknik Penilaian
1) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan secara
tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.
2) Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
pendidik secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan
tersebut secara lisan pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
3) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik
untuk mengukur dan/atau memfasilitasi peserta didik
memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.
Penugasan untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan
setelah proses pembelajaran (assessment of learning).
Sedangkan penugasan untuk meningkatkan pengetahuan
diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran
(assessment for learning).
c. Pelaksanaan Penilaian
1) Penilaian harian dilaksanakan setelah serangkaian kegiatan
pembelajaran berlangsung sebagaimana yang direncanakan
dalam RPP.
2) Penilaian tengah semester (PTS) merupakan kegiatan
penilaian yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi dasar mata pelajaran setelah kegiatan
pembelajaran berlangsung 8-9 minggu.
3) Frekuensi penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh
pendidik ditentukan berdasarkan hasil pemetaan penilaian
dan selanjutnya dicantumkan dalam program tahunan dan
program semester.
4) Penentuan frekuensi penilaian tersebut didasarkan pada
analisis KD.
5) KD “gemuk” dapat dinilai lebih dari 1 (satu) kali, sedangkan
beberapa KD “kurus” dapat disatukan untuk sekali
penilaian atau diujikan bersama. Dengan demikian
frekuensi dalam penilaian atau ulangan dalam satu
semester dapat bervariasi tergantung pada tuntutan KD dan
hasil pemetaan oleh pendidik.
51
nilai rata-rata DAPAT diberikan pembobotan untuk nilai
tes tertulis dan penugasan. Misalnya 60% untuk bobot tes
tertulis dan 40% untuk penugasan.
b) Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali
untuk KD yang “gemuk” (cakupan materi yang luas)
sehingga PH tidak perlu menunggu selesainya
pembelajaran KD tersebut. Materi dalam suatu PH untuk
KD “gemuk” mencakup sebagian dari keseluruhan materi
yang dicakup oleh KD tersebut.
c) Bagi KD dengan cakupan materi sedikit, PH dapat
dilakukan setelah pembelajaran lebih dari satu KD.
3. Penilaian Ketrampilan
a. Pengertian
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan
pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam
konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.
Penilaian keterampilan tersebut meliputi ranah berpikir dan
bertindak.
Keterampilan ranah berpikir meliputi antara lain keterampilan
membaca, menulis, menghitung, dan mengarang.
Keterampilan dalam ranah bertindak meliputi antara lain
menggunakan, mengurai, merangkai, modifikasi, danmembuat.
52
c. Pengolahan Hasil Penilaian Praktik
1) Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian setiap KD.
2) Hasil penilaian pada satu KD yang dilakukan lebih dari satu
kali dengan teknik yang sama, maka nilai pada KD tersebut
adalah yang tertinggi.
3) Satu KD yang dinilai dengan lebih dari satu Teknik maka
nilai KD tersebut merupakan nilai rata-ratanya.
4) Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan
angka pada skala 0 – 100, predikat dan deskripsi
5) Portofolio dikumpulkan dari penilaian dengan berbagai
teknik digunakan sebagai sebagian data perumusan
deskripsi pencapaian keterampilan
53
d) Hasil penilaian ini dimanfaatkan untuk program remedial,
pengayaan, dan pengisian rapor.
H. Kriteria Kelulusan
Kriteria kelulusan dari satuan pendidikan minimal mempertimbangkan
hal-hal berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran, dibuktikan dengan
peserta didik telah memiliki nilai raport 6 ( enam ) semester.
2. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik, ditentukan nilai
sikap/ perilaku pada semester terakhir ( ke-6 ) dengan
mempertimbangkan nilai sikap/ perilaku semester ke-5.
3. Lulus US sesuai dengan kriteria :
54
a. Tidak memiliki LEBIH DARI 3 (tiga) mata pelajaran yang
masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan/atau
kompetensi keterampilan di bawah KKM atau belum tuntas.
b. Rata-rata nilai kompetensi pengetahuan dan ketrampilan
minimal sama dengan rata-rata KKM kompetensi
pengetahuan dan ketrampilan.
c. Nilai mata pelajaran PABP dan PPKn pada kompetensi
pengetahuan dan ketrampilan minimal sama dengan KKM
kompetensi pengetahuan dan ketrampilan.
Penetapan kelulusan peserta didik melalui rapat dewan guru.
I. Ekstrakurikuler
1. Pengertian
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan
oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan
kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan
pendidikan.
2. Tujuan
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
3. Bentuk Kegiatan
a. Ekstrakurikuler Wajib
Kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan ( telah
diuraikan di atas )
b. Ekstrakurikuler Pilihan
1) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dapat berbentuk latihan
olah-bakat dan latihan olah-minat.
2) Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Pilihan dilakukan dengan mengacu pada prinsippartisipasi
aktif danmenyenangkan.
c. Pengembanganberbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Pilihandilakukan melalui tahapan:
1) identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik;
2) analisis sumber daya yang diperlukan untuk
penyelenggaraannya;
3) pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan peserta
didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau
lembaga lainnya;
4) penyusunan program Kegiatan Ekstrakurikuler; dan
5) penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;
4. Program Ekstrakurikuler
55
a. Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan
Ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari Rencana Kerja
Sekolah.
b. Program Kegiatan Ekstrakurikuler memuat:
1) rasional dan tujuan umum;
2) deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler;
3) pengelolaan;
4) pendanaan; dan
5) evaluasi.
c. Program Kegiatan Ekstrakurikulerdisosialisasikan kepada
peserta didik dan orangtua/wali pada setiap awal tahun
pelajaran.
5. Pelaksanaan
Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal
tahun pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala
sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal
Kegiatan Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat
pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler.
6. Penilaian
Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu
mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria
keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian kompetensi
peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Penilaian dilakukan secara kualitatif.Peserta didik wajib
memperoleh nilai minimal “baik” pada Pendidikan Kepramukaan
pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan
Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik.
Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
7. Evaluasi
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan
dalam perencanaan satuan pendidikan. Satuan pendidikan
hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai
maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan
pendidikan dapat melakukan perbaikan rencana tindak lanjut
untuk siklus kegiatan berikutnya.
8. Daya Dukung
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
merupakan kewenangan dan tanggung jawab penuh dari
satuan pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat
mengembangkan dan melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam
rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah baik langsung maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Pembina
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler harus didukung dengan
ketersediaan pembina. Satuan pendidikan dapat bekerja sama
dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pembina.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
56
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan
berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan.
Yang termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala
kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk
mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan. Selain
itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan,
prasarana olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana
lainnya.
J. Kegiatan Pembiasaan
57
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
1. Juli 2020 4 2 2
2. Agustus 2020 4 1 3
3. September 2020 5 1 4
4. Oktober 2020 4 0 4
5. Nopember 2020 4 1 4
6. Desember 2020 5 4 1
7. Januari 2021 5 1 4
8. Februari 2021 4 1 3
9. Maret 2021 4 1 4
10. April 2021 4 1 4
11. Mei 2021 5 2 2
12. Juni 2021 4 3 1
Jumlah 52 18 34
C. Kegiatan Sekolah
58
Hari-Hari Pertama Masuk Sekolah, Kegiatan Tengah Semester, Ulangan
Umum, Ujian Sekolah/Ujian Nasional, Penyerahan Buku Laporan
Penilaian Perkambangan/Buku Laporan Penilaian Hasil Belajar (Rapor),
Mengikuti Upacara Hari Nasional, Libur Sekolah, Perkiraan Hari Libur
Umum, Libur Bulan Ramadhan/Hari Raya Dan Permulaan Tahun
Pelajaran 2020/2021 seperti tabel sebagai berikut:
59
D. Kalender Pendidikan
Semester 1 (ganjil)
Hari
Hari/Tanggal Efektif
Tgl Jenis Kegiatan
Bulan
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Ahad
1 2 3 4 5 1 – 12 Libur Kenaikan Kelas
Awal sekolah TA.
6 7 8 9 10 11 12 13
2020/2021
Juli 13 14 15 16 17 18 19 14 13 – 15 MPLS/MOPD
20 21 22 23 24 25 26 30 Libur arafah
27 28 29 30 31 31 Idul adha
1 2 1–3 Libur tasyrik
3 4 5 6 7 8 9 17 HUT RI ke 75
Libur tahun baru Islam
Agustus 10 11 12 13 14 15 16 20
20 1442 H
17 18 19 20 21 22 23 21 Cuti bersama
24/31 25 26 27 28 29 30
1 2 3 4 5 6 7 - 12 PTS 1
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
September 21 22 23 24 25 26 27
20
28 29 30
1 2 3 4 1 Kesaktian Pancasila
5 6 7 8 9 10 11 28 Sumpah Pemuda
12 13 14 15 16 17 18 29 - 30 Maulid Nabi SAW dan Cuti
Oktober 19 20 21 22 23 24 25
23
26 27 28 29 30 31
1 10 Hari Pahlawan
2 3 4 5 6 7 8
November 9 10 11 12 13 14 15 25
16 17 18 19 20 21 22
23/30 24 25 26 27 28 29
1 2 3 4 5 6 1 - 12 PAS 1
7 8 9 10 11 12 13 13 – 16 Susulan PAS 1
14 15 16 17 18 19 20 18 Pembagian Rapor
Desember 21 22 23 24 25 26 27
0
24 – 25 Cuti bersama dan natal
28 29 30 31 26 – 31 Cuti bersama Idul Fitri
60
Semester 2 (Genap)
Hari
Hari/Tanggal Tanggal Jenis Kegiatan
Bulan Efektif
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Ahad
1 2 3 1 Tahun Baru 2021
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
Januari 18 19 20 21 22 23 24 25
26 26 27 28 29 30 31
1 2 3 4 5 6 7 12 Libur IMLEK
8 9 10 11 12 13 14
Februari 15 16 17 18 19 20 21 23
22 23 24 25 26 27 28
1 2 3 4 5 6 7 1–6 PTS 2
8 9 10 11 12 13 14 11 Isro’ Mi’roj Nabi SAW
15 16 17 18 19 20 21 14 Hari Nyepi
Maret 22 23 24 25 26 27 28
26
15 – 24 Ujian Praktik
29 30 31 26 – 31 Ujian sekolah
1 2 3 4 1 – 10 Libur semester 2
5 6 7 8 9 10 11 Hari Pertama Masuk Sekolah
12 Juli
12 13 14 15 16 17 18 Tahun 2021/2022
Juli 19 20 21 22 23 24 25 0
26 27 28 29 30 31
61
BAB V
PENUTUP
62