Yang Terbesar
Publikasi: 11/03/2004 03:33 WIB
Pada saat yang sama sekaligus aku dengarkan bisik-bisik yang berisi
caci maki dan protes di belakangku. Dan mungkin ini yang membuatku
selalu menangis dalam kesendirian di awal-awal perubahan itu.
Entahlah, aku tidak begitu megingat apa yang sedang terjadi waktu
itu.
Aku tidak sedang sakit hati karena putus cinta, aku tidak sedang
frustasi karena apapun.
Yang terjadi waktu itu adalah (dan ini yang saya yakin sekali),
Dari mereka resahku terjawab. Dari mereka aku fahami kebenaran itu.
Aku mendapat banyak ilmu dari seluruh pertanyaan yang kulontarkan
dan mampu mereka jawab.
Selain itu, ada lagi sosok manusia yang tidak hanya memperhatikan
unsur jasad mereka tapi juga ruh ruhani dan aqli. Mereka
membebaskan diri dari pandangan-pandangan sempit materalisme.
Mereka memandang bahwa unsur terpenting mereka adalah unsur ruh
karena ruh itulah yang bergerak. Ia masuk ke rahim ibu, kemudian ke
alam jasadi, alam fisik atau dunia materi. Dan akhirnya ia kembali ke
alam yang sebenarnya.
Begitulah….
Bukan aku memang yang membuat kata-kata itu. Tapi hal itu tidak
membuatku menjadi tidak merenung lebih dalam ketika membacanya.
Aku lantas bertekad untuk hidup lebih lama di dunia. Aku perlu hidup.
Karena dengan menjadi hidup dan bernyawa, aku mampu melakukan
perniagaan kepada Allah SWT. Perniagaan yang memperjual belikan
surga ….Aku harus mampu membuktikan bahwa saya mampu menjadi
manusia fitrah !
AMICK TEAK!
me_1706@yahoo.com
eramuslim - Aku menangis. Untuk ke sekian kali. Entahlah, aku tidak dapat menjelaskan
dengan kata-kata kenapa aku bisa terus mengeluarkan air itu di kedua sudut mataku itu. Aku
hanya bisa berdiam, di sudut kamar, mencoba merefleksikan dimana aku sekarang, dan sudah
Aku tiba-tiba menjadi sorotan banyak kawan. Aku diberi selamat. Dilontari dengan pujian dan
rasa syukur. Banyak kudapati mata-mata yang menyorot tidak percaya. Jujur…..itu yang
Pada saat yang sama sekaligus aku dengarkan bisik-bisik yang berisi caci maki dan protes di
belakangku. Dan mungkin ini yang membuatku selalu menangis dalam kesendirian di awal-
Aku memang memutuskan berubah. Aku yang semula dikenal amburadul, aktivis pecinta
alam, yang sangat mengagungkan komunitas lelaki, sekaligus seorang penggiat di kelompok
teater TEMIS, tiba-tiba memutuskan untuk menghijabi penampilan, bahkan langsung dengan
Entahlah, aku tidak begitu megingat apa yang sedang terjadi waktu itu.
Aku tidak sedang sakit hati karena putus cinta, aku tidak sedang frustasi karena apapun.
Yang terjadi waktu itu adalah (dan ini yang saya yakin sekali),
Banyak orang bertanya kenapa aku bisa mengambil keputusan yang begitu kontroversal
seperti itu ? (kontroversial…? Tidak juga !) Well, satu prinsip yang selalu aku pegang adalah :
Maka ketika mulai muncul keresahan dalam diriku mengenai kehidupan yang sedang aku
jalani. Ada beragam pertanyaan yang aku sendiri tiada mampu menjawabnya. "Apa yang
sebenarnya aku cari dari begitu banyak aktivitas yang kugeluti?" "Apa yang aku dapati
Kami bisa menghabiskan waktu berjam-jam (kebun mawar di jimbaran menjadi tempat favorit
kami), kadang seharian hanya untuk bersenang-senang. Tapi begitu pulang aku kembali
merasa kesepian…….. Aku mulai bertanya "akan seperti inikah hidup saya?" "Akan seperti ini
Akhirnya aku mulai berkenalan dengan orang-orang rohis di kampus. Awalnya aku emoh
mengenal mereka. Aku berfikir bahwa mereka adalah kelompok eksklusif yang pasti akan
Ternyata.... aku keliru. Stempelku terhadap mereka basi. Mereka ternyata adalah orang-orang
ilmu dari seluruh pertanyaan yang kulontarkan dan mampu mereka jawab.
Aku merasa menemukan sesuatu yang kucari selama ini. Jujur….aku mulai merasa nyaman
Maka inilah yang kudapati dari pengembaraan ini. Untuk mengingatnya selalu aku coba
menuliskannya. Tidak hanya dalam buku catatanku, tapi turut tersimpan rapi dalam ruang
Kehidupan pada hakekatnya merupakan arena besar untuk manusia. Dalam kehidupan, jasad
manusia menjadi bagian dari realita dunia materi. Jasad tersebut menjadi potensi besar yang
dimiliki oleh manusia. Dengannya manusia mampu mengekspresikan dua unsur, yaitu akal
Maka ketika hanya kekuatan jasad yang dominan, manusia akan menjadi sosok yang ‘bodoh
dan penantang’. Allah sebutkan hal ini dalam Q.S Yaasiin :77
"Dan apakah manusia tidak bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani). Maka tiba-tia
Selain itu, ada lagi sosok manusia yang tidak hanya memperhatikan unsur jasad mereka tapi
juga ruh ruhani dan aqli. Mereka membebaskan diri dari pandangan-pandangan sempit
materalisme. Mereka memandang bahwa unsur terpenting mereka adalah unsur ruh karena
ruh itulah yang bergerak. Ia masuk ke rahim ibu, kemudian ke alam jasadi, alam fisik atau
Manusia-manusia ini disebut manusia fitrah. Yaitu manusia-manusia yang memahami hakekat
Keyakinan manusia-manusia fitrah ini begitu kuat. Mereka menjalani hari-hari dalam hidupnya
dengan optimis.
Merekalah manusia yang menjual dirinya kepada Allah dengan tebusan surga yang penuh
Amruna bil ma’ruf wan Nabuna anil munkar, al Hafidzuna li bududillah. Dan gembirakanlah
Begitulah….
Bukan aku memang yang membuat kata-kata itu. Tapi hal itu tidak membuatku menjadi tidak
Aku lantas bertekad untuk hidup lebih lama di dunia. Aku perlu hidup. Karena dengan menjadi
hidup dan bernyawa, aku mampu melakukan perniagaan kepada Allah SWT. Perniagaan yang
memperjual belikan surga ….Aku harus mampu membuktikan bahwa saya mampu menjadi
manusia fitrah !
"Bagaimana aku mampu menjadi manusia cerdas, yang memiliki visi jauh ke depan, tidak
hanya di dunia materi ini tapi juga di alam kekal abadi, tempat manusia sebenarnya. Dengan
itu aku termotivasi untuk mencari bekal hidup, melalui kesadaran awal bahwa saya hanyalah
seorang hamba."
Tidak terasa aku sudah menjalani proses ‘keajaiban’ ini selama 3 tahun kurang 97 hari. Aku
tidak berusaha mengatakan bahwa saya jauh lebih baik dari orang lain. Tapi setidaknya diriku
hari ini jauh lebih baik daripada diriku yang beberapa tahun lalu.
AMICK TEAK!
(buat all ikhwah di FH Undip-dan UNDIP Semarang; ijinkan aku menggelorakan hamazah ini
setiap waktu...!!!)
me_1706@yahoo.com