Anda di halaman 1dari 10

Chindy Meliana

(1041711028)
DEFINISI
Corona virus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui
menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek
hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru
yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih
dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menular ke manusia. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini
sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga
orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
EPIDEMIOLOGI
Global Indonesia Mortalitas

Kasus COVID-19 pertama kali Kasus COVID-19 pertama di Indonesia Sampai tanggal 30 April 2020,
ditemukan pada Desember 2019 di dikonfirmasi pada tanggal 2 Maret 2020 jumlah mortalitas akibat COVID-
Wuhan, Cina. Dalam beberapa berjumlah 2 orang. Sampai 30 April 19 adalah sebesar 207.973 kasus.
minggu, virus ini menyebar ke seluruh 2020, kasus COVID-19 di Indonesia Di Indonesia, jumlah kematian
bagian negara Cina dan dalam kurun sudah mencapai 8.882 kasus konfirmasi. akibat COVID-19 adalah sebesar
waktu 1 bulan menyebar ke negara Angka kematian mencapai 3.087 atau 792 kasus. Indonesia merupakan
lainnya, termasuk Italia, Amerika 2.3% dengan angka kesembuhan negara dengan tingkat mortalitas
Serikat, dan Jerman. Sampai tanggal 45.726orang. Terbukti pasien konfirmasi tinggi di Asia Tenggara, yaitu
30 April 2020, COVID-19 sudah Covid-19 di Indonesia berawal dari 7,8%. Tingkat mortalitas
ditemukan di 213 negara, dengan total suatu acara di Jakarta dimana penderita COVID-19 diperkirakan sebesar
kasus konfirmasi sebesar 3.018.681 kontak dengan seorang warga Negara 6,9% di seluruh dunia.
kasus. Amerika Serikat merupakan asing (WNA) asal jepang yang tinggal di
negara dengan kasus COVID-19 Malaysia. Setelah pertemuan tersebut
terbanyak dengan total kasus penderita mengeluhkan demam, batuk
konfirmasi 983.457, diikuti dengan dan sesak nafas (WHO,2020).
Spanyol 210.773 kasus, dan Italia
201.505 kasus.
E T I O L O G I
Virus korona baru awalnya disimbolkan 2019-nCoV oleh WHO,
dengan huruf n yang berarti novel atau baru, dan CoV yang berarti
coronavirus atau virus korona. Virus ini tergolong dalam ordo
Nidovirales, keluarga Coronaviridae, dan genus
Betacoronavirus(Beta-CoV). Genus betacoronavirus terdiri atas
empat garis keturunan (subgenus), di mana 2019-nCoV bersama
dengan SARS-CoV digolongkan dalam garis keturunan
B(subgenus Sarbecovirus). Virus 2019-nCoV merupakan spesies
ketujuh dalam keluarga Coronaviridae yang mampu menginfeksi
manusia, selain 229E, NL63, OC43, HKU1, MERS-CoV, dan
SARS- CoV.Pada 11 Februari 2020, Komite Internasional
Taksonomi Virus (ICTV) memberi nama virus ini koronavirus
sindrom pernapasan akut berat 2 (Severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2, disingkat SARS-CoV-2) yang merupakan
galur dalam spesies SARS-CoV.Beberapa ilmuwan lain
berpendapat bahwa 2019-nCoV dikembangkan sebagai hasil dari
"virus gabungan antara kelelawar dan ular.Hasil penelitian telah
menunjukkan bahwa virus 2019-nCoV masuk ke tubuh manusia
melalui Reseptor ACE 2, sama seperti virus SARS.
PATOFISIOLOGI
1 COVID-19
Covid-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel
manusia. Setelah memasuki sel, enconding genome akan terjadi
dan menfasilitasi ekspresi gen yg membantu adaptasi severe acute
respiratory syndrome virus corona pada inang. Rekombinasi,
pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan
perubahan genom yg menyebabkan outbreak di kemudian hari.
Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS- CoV-2)
menggunakan reseptor angiostensin converting enzyme 2 (ACE2),
yang ditemukan pada traktus respiratori bawah manusia dan
enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike (S)
virus melekat pada reseptor ACE2 pada permukaan sel manusia.
Sub-unit S1 memiliki fungsi sebagai pengatur receptor binding
domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi dalam fusi
membran antara sel virus dan sel inang. Setelah terjadi fusi
membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang.
RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab dan
membentuk kompleks replikasi-transkripsi (RTC). Selanjutnya,
RTC akan mereplikasi dan mensintesis subgenomik RNA yang
mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan.
Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yg luas, mulai dari tanpa gejala
(asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80%
kasus tergolong ringan atau sedang, 13,8% mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1%
pasien jatuh kedalam keadaan kritis. Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan
infeksi akut saluran napas atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue,
batuk (dengan atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal,
atau sakit kepala. Pasien tidak membutuhkan suplementasi oksigen. Pasien Covid-19
dengan pneumonia berat ditandai dengan demam, ditambah salah satu dari gejala frekuensi
pernapasan >30x/menit, distres pernapasan berat atau saturasi oksigen 93% tanpa bantuan
oksigen. Perjalanan penyakit dimulai dengan masa inkubasi yg lamanya sekitar 3-14 hari
(median 5 hari). Pada masa ini leukosit dan limfosit masih normal atau sedikit menurun
dan pasien tidak bergejala. Pada fase berikutnya (gejala awal), virus menyebar melalui
aliran darah, diduga terutama pada jaringan yg mengekspresi ACE2 seperti paru-paru,
saluran cerna dan jantung. Serangan kedua terjadi empat hingga tujuh hari setelah timbul
gejala awal. Pada saat ini pasien masih demam dan mulai sesak, lesi di paru memburuk,
limfosit menurun. Penanda inflamasi meningkat dan mulai terjadi hiperkoagulasi. Jika
tidak teratasi, fase selanjutnya inflamasi makin tak terkontro, terjadi badai sitokin yg
mengakibatkan ARDS, spesis, dan komplikasi lainnya.
TATALAKSANA MEDIS
Anamnesis
Demam (38>C) batuk sesak,
riwayat bepergian luar negeri.

Pemeriksaan Fisis
Sesuai gambaran pneumonia

Radiologi
Foto toraks ditemukan infiltrate
konsolidasi, gambaran ARDS

Laboratorium
Pemeriksaan OCR dari swab
tenggorokan dari sputum.
TERAPI FARMAKOLOGI
Vitamin C (14 Hari) Tanpa Gejala

Vitamin C 500mg/ 12jam (14 hari), klorokuin fosfat 500mg/12


jam oral selama 5 hari, azitromisin 500mg/24 jam selama 5
hari, paracetamol (bila demam), bila perlu antivirus Gejala Ringan
(Oseltamivir 75mm/12jam) .

Vitamin C 200-400mg/ 8jam dlm 100CC NaCl, klorokuin


fosfat 500mg/12 jam oral selama 5-7 hari berikutnya
03
400mg/12jam (5-7 hari), azitromisin 500mg/24 jam selama 5 Gejala Sedang
hari, oseltamivir 75mm/12jam) selanjutnya 2x 600mg (2-5
hari), pct bila perlu

Vitamin C 200-400mg/ 8jam dlm 100CC NaCl, klorokuin


fosfat 500mg/12 jam oral (1-3hari) lanjut 250mg/12jam (5
hari), azitromisin 500mg/24 jam selama 5 hari, oseltamivir Gejala Berat
75mm/12jam) selanjutnya 2x 600mg (2-5 hari), vitamin B1 1
ampul/24jam, hydrocortisone 100mg/24jam (3 hari pertama)
TERAPI NON FARMAKOLOGI
TANPA GEJALA
GEJALA RINGAN
1. Edukasi kegiatan dirumah
Edukasi terkait tindakan yang harus
2. Mengukur suhu tubuh 2-3x sehari
dilakukan ( sama dengan edukasi
3. Berjemur matahari 10-15 menit
tanpa gejala ).
4. Selalu menggunakan masker
5. Cuci tangan dengan air mengalir
dgn sabun
6. Jaga jarak GEJALA SEDANG
7. Menerapkan etika batuk
1. Istirahat total
2. Intake kalori adekuat
GEJALA BERAT

1. Istirahat total
3. Kontrol elektrolit
4. Status hidrasi
STOP
2. Intake kalori adekuat
3. Kontrol elektrolit
5. Saturasi oksigen
6. Pemantauan Lab: DPL, bila
COVID-19
4. Status hidrasi mungkin + dg CRP dan PCT, fungsi
5. Saturasi oksigen ginjal dan ronsen dada secara
6. Pemantauan Lab: seperti kasus berkala.
sedang, ditambah Hemostasis, D-
dimer, LDH.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai