Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lambung adalah sebuah organ tubuh yang bentuknya menyerupai

kantong besar yang letaknya dibagian atas rongga perut sebelah kiri dibawah

sekat rongga badan yang mempunyai fungsi untuk menyimpan makanan

sementara. Sindrom dispepsia adalah keluhan yang berhubungan dengan

makanan. Menjaga pola makan adalah salah satu cara untuk menjaga agar

lambung tetap dalam keadaan sehat.

Allah SWT berfirman didalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 168

yang menjelaskan bahwa kita harus selalu memilih dan memakan makanan

yang baik.

'ِ‫ط' يِّ' بً' ا' َ'و' اَل تَ' تَّ'بِ' ُع' و'ا' ُخ' طُ' َو' ا'ت‬ ِ '‫س' ُك' لُ'و'ا' ِم' َّم' ا' فِ' ي' ا'أْل َ' ْ'ر‬
َ ‫ض' َ'ح' اَل اًل‬ 'ُ '‫يَ'ا' أَ' ُّي' هَ'ا' ا'ل'نَّ'ا‬
'‫ا'ل' َّش' ْي' طَ' ا' ِ'ن' ۚ' إِ'نَّ'هُ' لَ' ُك' ْم' َع' ُد' ٌّو' ُم' بِ' ي' ٌ'ن‬
Artinya : ‘’Hai sekalian manusia, makanlah lagi yang halal lagi baik dari
apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan karena sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagimu’’ (Q.S Al-Baqarah : 168).

Dispepsia merupakan keluhan umum yang dalam waktu tertentu dapat

dialami oleh seseorang. Berdasarkan penelitian pada populasi umum

didapatkan bahwa 15-30% orang dewasa pernah mengalami hal ini dalam

beberapa hari. Dari data pustaka Negara Barat didapatkan angka

prevalensinya berkisar 7-41%, tapi hanya 10-20% yang akan mencari

1
2

pertolongan medis. Angka insiden dispepsia diperkirakan antara 1-8 %

(Djojoningrat, 2009).

Keluhan berupa sindroma dispepsia merupakan keadaan yang sebenarnya

sering ditemui dalam praktek klinis sehari-hari. Prevalensi dispepsia di

Amerika serikat sebesar 23-25,8 %, di India 30,4 %, New Zealand 34,2 %,

Hongkong 18,4 %, dan Inggris 38-41%. Diperkirakan bahwa hampir 30%

kasus pada praktek umum dan 60% pada praktek gastroenterologist

merupakan kasus dispepsia. Sindrom Dispepsia ditandai dengan nyeri ulu

hati, rasa mual, dan kembung. Gejala ini bisa berhubungan atau tidak ada

hubungannya dengan makanan atau keluhan yang berkaitan dengan makan

atau keluhan yang oleh pasien ataupun dokternya dikaitkan dengan gangguan

saluran cerna bagian atas (Nugroho, 2011).

Secara garis besar, penyebab sindrom dispepsia ini dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok penyakit organik (seperti tukak peptik, gastritis,

batu kandung empedu dll) dan kelompok dimana sarana penunjang diagnostik

yang konfensional atau baku (radiologi, endoskopi, laboratorium) tidak dapat

memperlihatkan adanya gangguan patologis struktural atau biokimiawi

(gangguan fungsional) (Djojoningrat, 2009).

Menurut profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 yang diterbitkan

oleh Depkes RI pada tahun 2012, Dispepsia termasuk dalam 10 besar

penyakit rawat inap di rumah sakit tahun 2010, pada urutan ke-5 dengan

angka kejadian kasus sebesar 9.594 kasus pada pria dan 15.122 kasus pada

wanita. Sedangkan untuk 10 penyakit rawat jalan di rumah sakit tahun 2010,
dispepsia berada pada urutan ke-6 dengan angka kejadian kasus sebesar

34.981 kasus pada pria dan 53.168 kasus pada wanita, jumlah kasus baru

sebesar 88.599 kasus (sinta.ukdw.ac.id.>sinta>getintro>intro).

Puskesmas Cigugur Kabupaten Pangandaran sebagai fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya, menjadi fasilitas kesehatan tingkat pertama terhadap

semua jenis penyakit yang terjadi pada seluruh sistem tubuh, diantaranya

adalah penyakit sistem pencernaan Sindrom Dispepsia.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Medical Record Puskesmas

Cigugur tahun 2020 Ruang Rawat Inap dan rawat jalan, jumlah pasien yang

dirawat akibat Sindrom Dispepsia adalah sebanyak 9 orang dan menduduki

peringkat ke-7 dari 10 besar penyakit, untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 1.1
Data 10 Besar Penyakit di Puskesmas Cigugur Kabupaten Pangandaran
Tahun 2020

No Nama Penyakit Jumlah


1 Diare 45
2 Typoid 36
3 DBD 28
4 ISPA 27
5 Hipertensi 25
6 Gastritis 20
7 Sindrom Dispepsia 9
8 DM 6
9 ASMA 4
10 TBC 3
Total 203
Sumber : Medical Record Puskesmas Cigugur 2020

Data yang diperoleh dari Medical Record Puskesmas Cigugur tahun 2020

Periode Bulan Januari – Juni Tahun 2020, jumlah pasien


dirawat akibat Sindrom Dispepsia adalah sebanyak 9 orang dan menduduki

peringkat ke-7 dari 10 besar penyakit, untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 1.2
Data 10 Besar Penyakit Di Puskesmas Cigugur Kabupaten
Pangandaran Periode Januari-April Tahun 2020

No Nama Penyakit Jumlah


1 Diare 45
2 Typoid 36
3 DBD 28
4 ISPA 27
5 Hipertensi 25
6 Gastritis 20
7 Sindrom Dispepsia 9
8 DM 6
9 ASMA 4
10 TBC 3
Total 203
Sumber : Medical Record Puskesmas Cigugur bulan Januari-April Tahun 2019

Dilihat dari tabel 1.1 dan tabel 1.2, penyakit sindrom dispepsia dari tahun

2017 – bulan April 2020 selalu memasuki 10 besar penyakit yang ada di

Puskesmas Cigugur, bahkan pada tahun 2017 Sindrom Dispepsia termasuk

penyakit yang banyak diderita pasien di Puskesmas Cigugur

Proses keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang sistematis

dan bersinambung meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan individu atau kelompok baik yang aktual maupun potensial,

kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan, mengurangi, atau

mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau

menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta

mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan (Rohmah, 2009).


Hasil pengkajian pada tanggal 23 - 26 Juli 2020 di Dusun Ciwangkal

RT.02/RW01 Desa Cimindi Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran

pada klien Ny. D dengan sindrom dispespsia ditemukan masalah

keperawatan diantaranya nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis,

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk memasukkan makanan, gangguan pola tidur kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nyeri, defisit perawatan diri

berhubungan dengan kelemahan, kecemasan berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis merasa

tertarik untuk membuat asuhan keperawatan sesuai dengan peran dan fungsi

sebagai perawat dengan judul : “Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. D

Dengan Gangguan Sistem Pencernaan: Sindrom Dispepsia di Dusun

Ciwangkal RT.02 RW.01 Desa Cimindi Kecamatan Cigugur Kabupaten

Pangandaran Tanggal 23-26 Juli 2020‘’

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memperoleh pengalaman secara nyata dalam melaksanakan

asuhan keperawatan kepada klien dengan sindrom dispepsia serta

mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif meliputi

aspek bio-psiko-sosio dan spiritual dengan pendekatan proses

keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi dan evaluasi.


2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komprehensif pada klien

Sindrom dispepsia secara bio-psiko-sosial-spiritual.

b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan serta menentukan

prioritas masalah.

c. Mampu membuat perencanaan tindakan Asuhan keperawatan.

d. Mampu melaksanakan tindakan Asuhan keperawatan sesuai rencana

yang telah ditetapkan.

e. Mampu mengevaluasi hasil dari tindakan Asuhan keperawatan

yang telah ditetapkan.

f. Mampu mendokumentasikan Asuhan keperawatan.

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan penulis adalah metode deskriptif

dalam bentuk studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan yang

komprehensif dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1) Observasi yaitu mengamati perilaku dan keadaan untuk memperoleh data

tentang tingkat kesehatan klien.

2) Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengadakan wawancara

langsung terhadap klien, perawat dan keluarga untuk memperoleh data

yang lengkap dari tim kesehatan yang terkait dalam memberikan asuhan

keperawatan.
3) Partisipasi Aktif yaitu kerjasama yang baik antara perawat, klien, penulis

dan keluarga klien yang sangat menunjang dalam pengumpulan data.

4) Studi kepustakaan yaitu penulis mempelajari buku-buku yang

berhubungan dengan kasus sindrom dispepsia melalui Al-Qur’an, buku

kepustakaan maupun materi perkuliahan yang didapat selama

pendidikan.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan karya tulis ini terdiri dari empat bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini meliputi: latar belakang, tujuan penulisan,

metode telaahan dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini meliputi: konsep dasar meliputi pengertian,

anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi

klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis dan

dampak penyakit terhadap kebutuhan dasar manusia

serta tinjauan teoritis asuhan keperawatan pada sindrom

dispepsia meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.


BAB III : TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Memaparkan tentang pengkajian keperawatan, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

pembahasan dari seluruh proses keperawatan yang

meliputi kesenjangan antara tinjauan teoritis dengan

tinjauan kasus.

BAB IV : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisikan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan

keperawatan dan formulasi rekomendasi atau saran

yang operasional untuk meningkatkan mutu pelayanan

pada klien di ruangan.

Anda mungkin juga menyukai