Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No.

2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020


E- ISSN 2615-8604
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KISTA ENDOMETRIOSIS
MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI COMFORT DAN LOSS & GRIEF

Oleh: Marlinda 1, Yati Afiyati 2, Tri Budiati 3


STIKes Muhammadiyah pringsewu Lampung¹, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia²ˈ³
Email: elin_1978@yahoo.com

ABSTRAK

Kista endometriosis atau chocolate cyst adalah tumor jinak yang sering terjadi pada sistem reproduksi
perempuan saat ini. Perempuan dengan masalah ini akan mengalami gangguan pada kualitas hidup
seorang perempuan baik secara fisik, psikospiritual, lingkungan maupun sosiokultural. Resiko lainnya
adalah timbulnya keganasan pada sistem reproduksi. Tujuan dari laporan ini adalah memberikan gambaran
tentang pelaksanaan praktik penelitisi ners spesialis yaitu pengelolaan kasus klien kista endometriosis
dengan pendekatan studi kasus yang menerapkan teori comfort dan loss & grief. Asuhan diberikan untuk
mengatasi ketidaknyamanan yang dialami klien baik secara fisik, psikospiritual, lingkungan dan
sosiokultural, pada saat penatalaksanaan pembedahan dilakukan pada klien. Pemilihan konsep teori
keperawatan comfort yang dielaborasi dengan teori loss & grief dapat saling melengkapi sehingga asuhan
yang diberikan dapat lebih maksimal.

Kata kunci: comfort, kista endometriosis, Loss & Grief, nyeri.

ABSTRACT

Endometriosis cysts or chocolate cyst is a benign tumor that often occurs in the female reproductive
system at this time. Women with this problem would be impaired on a woman's quality of life both
physically, psychospiritual, environment, and socio-cultural. Another risk is the incidence of malignancies
of the reproductive system. The purpose of this report is to provide an overview of the implementation of
the practice peneliticy specialist nurses are managing client cases cysts of endometriosis with a case study
approach to apply the theory of comfort and loss and grief. Care given to overcome the discomfort
experienced by clients both physically, psychospiritual, environmental and socio-cultural, management
during surgery is done on the client. Selection of comfort nursing theory concepts elaborated the theory of
loss and grief can be complementary so that the care provided can be maximized.

Keywords: comfort, endometriosis cysts, loss & grief, pain

118
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

PENDAHULUAN masih meyakini bahwa bila seorang perempuan


Kista endometriosis atau kista coklat merupakan mengalami kista pada saluran reproduksinya
suatu lesi yang berada di ovarium (Yamashita & kemandulan akan menghantui kehidupan rumah
Toyokuni, 2012). Kista endometriosis sebanyak tangganya kelak (Solomon, 2014). Perawat
5-10% dapat ditemukan pada perempuan usia maternitas sebagai salah satu tenaga kesehatan
reproduksi (Kim, Chae, Kim & Kang, 2013; berperan penting dalam penatalaksanaan
Harzif, 2014; Murray & McKinney, 2007; masalah kesehatan perempuan khususnya pada
Iafrate, et.al. 2012). Kejadian endometriosis kasus klien dengan kista endometriosis.
diperkirakan terjadi pada 7-10% perempuan
pada populasi umum, dan 2-50% terjadi pada Tindakan pembedahan menjadi alternatif
perempuan infertil serta 71-87% perempuan terakhir dari masalah klien dengan kista
akan mengalami nyeri kronik (Ozawa, endometriosis walaupun tindakan ini dapat
Murakami & Terada, 2006; Ozkan & Arici, menimbulkan efek samping atau komplikasi
2009). Kista endometriosis tidak hanya baik secara fisik, psikologis dan sosial ekonomi.
mengakibatkan nyeri pada saat haid atau di luar Ketidaknyamanan-ketidaknyamanan secara
siklus haid, namun kondisi ini dapat fisik, psikospiritual, lingkungan dan
mengganggu ovulasi, mengganggu kondisi sosiokultural akan dirasakan oleh klien selama
organ reproduksi bagian dalam sehingga menjalani perawatan perioperatif untuk
interaksi sel telur dan sperma terganggu dan mengangkat jaringan kista (cystectomy),
mengganggu implantasi (Harzif, 2014; Ricci & pengangkatan rahim (hysterectomy), tuba
Kyle, 2009). faloppii (salfingectomy) dan ovarium
(oophorectomy).
Ozkan dan Arici (2009) menegaskan dalam
ulasannya bahwa akibat dari kista endometriosis Hal ini bila tidak ditatalaksana dengan baik akan
yaitu nyeri dan infertil yang dapat membuat klien mengalami masalah lain yang
menghancurkan dan berpengaruh terhadap lebih kompleks seperti cemas sampai dengan
kondisi fisik, mental dan kehidupan sosial takut, nyeri hebat, infeksi, kehilangan yang
seorang perempuan serta kualitas hidupnya kronis, ketidakmampuan perempuan memiliki
secara keseluruhan, dan resikonya menjadi tujuh keturunan, permasalahan rumah tangga
kali lebih besar jika ibu atau saudara (hubungan suami istri) dan kekambuhan dari
perempuannya mempunyai riwayat penyakit penyakit.
yang sama atau penyakit keganasan yang
lainnya (Matalliotakis, 2010; Yamashita, & Konsep Teori Comfort dengan melihat pada
Toyokuni, 2012). Sebagian besar perempuan empat konteks kenyamanan yang dapat terjadi

119
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

pada klien, meliputi kenyamanan secara fisik, kehidupannya di masa datang bersama
psikospiritual, lingkungan dan sosiokultural pasangan dan keluarga dengan lebih baik dari
(Kolcaba, K., Tilton, C. & Drouin, C., 2006) sebelum dilakukan pembedahan.
dapat diterapkan dalam memberikan asuhan
pada klien perioperatif dengan penyakit kista METODOLOGI
endometriosis. Teori Comfort secara Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
komprehensif dan melihat manusia secara utuh menggunakan pendekatan case study. Penelitian
digunakan untuk memfasilitasi klien ini melibatkan dua partisipan dengan kista
mendapatkan kenyamanan-kenyamanan atas endometriosis yang dirawat di ruang rawat
ketidaknyamanan yang dapat terjadi selama Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta.
proses asuhan keperawatan perioperatif Tujuan penelitian ini adalah untuk
diberikan. Pendekatan Teori Comfort di menggambarkan klien dengan focus of interest
kembangkan dalam ilmu keperawatan yang teori keperawatan Comfort Kolcaba dan Loss-
diperkenalkan oleh Katharine Kolcaba (Tomey Grief Kubler-Ross dalam memberikan asuhan
& Alligood, 2010; Peterson & Bredow, 2004). keperawatan pada klien dengan kista
endometriosis
Ketidaknyamanan secara psikospiritual yang
dialami oleh klien selama perawatan HASIL DAN PEMBAHASAN
perioperatif dielaborasikan dengan konsep Loss Hasil
dan Grief dari Kubler-Ross. Klien dengan kista Teori keperawatan Comfort Kolcaba dan Loss
endometriosis yang harus dilakukan & Grief Kubler-Ross diterapkan pada dua kasus
pembedahan untuk pengangkatan kista atau klien kelolaan kista endometriosis dengan
jaringan dan organ dimana kista berada, akan masalah utama nyeri dan distress. Asuhan
menimbulkan respon psikologis yang berbeda- keperawatan dilakukan menggunakan lima
beda. Tahapan respon psikologis terhadap tahap proses keperawatan yaitu pengkajian,
kehilangan terutama organ tubuh yang dianggap diagnosis, intervensi, implementasi dan
sebagai organ vital bagi seorang perempuan evaluasi. Berikut ini gambaran pelaksanaan
perlu diperhatikan seorang perawat maternitas. aplikasi teori pada kasus kelolaan. Kasus
Karena respon maladaptif secara psikologis dari kelolaan dengan penerapan konsep dan teori
klien terhadap proses kehilangan akan tersebut sebagaimana berikut di bawah ini:
mempengaruhi kondisi fisik, lingkungan, dan
sosiokultural. Setelah diberikan perawatan Gambaran kasus 1
secara komprehensif diharapkan klien dapat Ny. R.U. 44 tahun, P2 A2. Muslim, ibu rumah
menerima kondisinya saat ini dan melanjutkan tangga (IRT), Post operasi Histerektomi,

120
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

Salfingektomi, Oophorektomi sinistra (HT SOS) Sedangkan operasi ini dilakukan untuk
atas indikasi adenomiosis dan kista mengangkat rahim dan sumber penyakit yang
endometriosis sinistra, hari pertama. Klien selama ini saya rasakan. Pernikahan sekarang
mengeluh nyeri pada ulu hati dan luka operasi, baru berjalan 5 bulan, sebelumnya pernah
perut kembung, mual, dan banyak keringat. menikah selama 3 tahun namun akhirnya cerai
Pemeriksaan fisik TD: 150/90 mmHg, N: 83 karena KDRT. Klien bertanya apakah
x.menit, S: 36oC, RR: 24x/menit, VAS 6. penyakitnya ini karena ditularkan oleh suaminya
Abdomen terdapat luka operasi secara vertical, karena klien merasakan masalah ini setelah
panjang sekitar 15 cm, luka tertutup perban, menikah dengan suami kedua. Ada perasaan
perut kembung, bising usus positif, dan nyeri tampak sedih saat cerita tentang kondisinya saat
tekan positif. Terpasang dower chateter, infus, ini dan kesal terhadap suaminya sekarang.
tranfusi PRC kolf kedua paska operasi. Klien iniPemeriksaan fisik TD: 110/70 mmHg, N:
menangis karena merasa sedih rahimnya sudah 80x/mnt, S: 36,4oC, RR: 20x/mnt, VAS 4-5. Klien
tidak ada lagi merasa ketakutan. Klien belum punya riwayat pembedahan appendectomy saat
dapat mobilisasi bertahap miring kanan miring SMA.
kiri karena merasakan nyeri hebat saat bergerak.
Klien punya riwayat pembedahan seksio sesarea Pengkajian Kasus
pada persalinan kedua tahun 2002. Riwayat kesehatan
Ny. R.U mempunyai keluhan utama nyeri pada
Gambaran kasus 2 ulu hati yang disertai kembung, mual, dan nyeri
Ny. E.P. 38 tahun, P0 A0. Muslim, ibu rumah pada luka operasi serta banyak keringat. Saat
tangga (IRT), Laparoskopy Histerektomy pengkajian klien mengeluh nyeri yang sangat
Salfingektomy + Oophorectomy sinistra atas pada ulu hati hingga susah untuk menarik nafas,
indikasi adenomiosis dan kista endometriosis perut kembung dan klien gelisah. Nyeri seperti
ovarium sinistra. Klien mengeluh nyeri pada ada yang menekan dadanya dari bagian bawah
perut bagian kiri bawah terutama saat datang yang terasa tajam dan sakit sekali sehingga klien
bulan (haid), skala nyeri 6, nyeri akan tidak dapat beraktifitas. VAS: 6, nyeri semakin
bertambah ketika klien naik motor dan terasa ketika klien makan dan minum dan
kelelahan dan akan berkurang setelah minum berkurang bila klien istirahat. Klien pernah
obat. Teraba massa di kuadran kiri bawah menjalani pembedahan seksio sesaraea tahun
sebesar telur ayam. Klien mengatakan cemas 2002, tapi tidak pernah merasakan hal seperti
untuk menjalani tindakan operasi, dan bertanya ini. Klien tidak ada alergi makanan dan obat-
apakah ada alernatif lain untuk masalahnya ini obatan. Ny. E.P mengeluh nyeri pada perut
selain operasi, karena klien belum punya anak. bagian kiri bawah terutama saat datang bulan

121
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

(haid), skala nyeri 4-5, nyeri akan bertambah Berdasarkan laporan intraoperatif sudah terjadi
ketika klien naik motor dan kelelahan dan akan perlekatan antara uterus bagian korpus belakang
berkurang setelah minum obat. Teraba massa di dengan rectum. Ovarium kanan tetap
kuadran kiri bawah sebesar telur ayam. Klien dipertahankan karena kondisi dalam batas
mengatakan cemas untuk menjalani tindakan normal. Bilamana kista tidak segera diangkat
operasi, dan bertanya apakah ada alernatif lain lesi dapat menyebar dan merusak jaringan
untuk masalahnya ini selain operasi, karena sekitarnya dan kemudian klien akan beresiko
klien belum punya anak. mengalami kanker ovarium epitel (Worley,
Welch, Berkowitz & Shu-Wing, 2013)
Riwayat Obstetri
Ny. R.U P2A2, P1 lahir spontan, G2 keguguran Kebutuhan Kenyamanan (Comfort)
dan tidak dikuret, didapat klien mengalami Fisik
mioma tapi tidak dianjurkan untuk diangkat Relief: Klien pada kasus 1 (post operasi)
hanya dengan terapi medis, P2 partus dengan mengeluh nyeri pada ulu hati, perut terasa
seksio sesarea karena letak lintang klien penuh, dan nyeri pada luka operasi, ekspresi
menikah satu kali, tahun 2003 klien keguguran wajah tampak tegang, menahan nyeri, klien
kehamilan ke 4 dan tidak dikuret. Tidak ada gelisah, klien tampak memegangi perutnya,
perdarahan melalui kemaluan di luar siklus haid. klien berkeringat, bising usus positif, perut
HPHT: 14 Desember 2014. Sedangkan Ny. E.P kembung, belum platus, terdapat nyeri tekan,
P0A0, HPHT 01 Januari 2014, saat haid atau klien tidak nafsu makan sejak masuk RS, TD:
diluar siklus haid beberapa bulan belakang ini 160/110 mmHg, N: 84x/mnt, S: 36oC, RR:
klien mengeluh nyeri yang hebat pada daerah 30x/mnt, saturasi O2 98, VAS: 6, CRT: < 3dtk,
perut bagian kiri bawah. klien berulang kali menyeka keringatnya dengan
Riwayat Intra operatif handuk, baju klien basah, akral dingin dan klien
Ny. R.U dengan tindakan operasi Histerektomi, pucat, fokus klien menyempit, klien tidak bisa
Salfingektomi, Oophorektomi sinistra (HT SOS) tidur tadi malam, mata tampak sayu, terdapat
dilaksanakan selama empat jam. Setelah luka vertikal di perut, panjang 15 cm, klien
dilakukan adhesiolisis karena adanya perlekatan masih terpasang cateter. Klien satu hari post
endometriosis ke organ sekitarnya. Organ yang operasi HT SOS (lama operasi 4 jam) karena
diangkat pada saat pembedahan uterus, tuba dan adanya perlekatan. Leukosit: 10.67 ribu. Ease:
ovarium sebelah kiri, dan hidrosalfing sebelah Klien menggunakan minyak kayu putih yang
kanan. Begitupula pada Ny. E.P dengan dioleskan ke perut kecuali daerah luka, klien
tindakan Laparoskopy Histerektomy menyeka keringatnya dengan handuk kecil,
Salfingektomy + Oophorectomy sinistra. klien berusaha untuk makan dan minum sedikit

122
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

walaupun perut terasa bertambah nyerinya, licin, tempat tidur terdapat handrail, alat tenun
klien dapat bersendawa beberapa kali. dan selimut tersedia dan bersih. Ease; Klien di
Transendence: Ingin masalah klien dapat rawat di kelas III. Transendence; Klien ingin
diselesaikan apapun caranya. Masalah: Nyeri lingkungan ruang rawat nyaman bagi diriya
akut, intoleransi aktifitas, resiko tinggi infeksi, sampai klien pulang. Masalah: Gangguan rasa
Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi nyaman.

Psikospiritual Sosiokultural
Relief: Klien cemas dengan kondisinya seperti Relief: Support keluarga cukup menurut klien,
ini, pembedahan sebelumnya tidak seperti ini klien seorang ibu rumah tangga saat ini,
masalah yang muncul, klien cemas dan takut sebelumnya klien bekerja sebagai karyawan,
suaminya menikah lagi, klien merasa tidak klien tidak boleh ditemani oleh keluarga karena
sempurna lagi sebagai seorang istri bagi peraturan di ruangan, klien hanya boleh
suaminya karena sudah tidak punya rahim, klien dikunjungi pada saat jam besuk dan bila
sedih dan menangis saat ceritakan perasaannya, diperlukan oleh ruangan, klien saat pengkajian
klien menyesali keadaannya saat ini yang sudah hanya terbaring di atas tempat tidur, menurut
berat penyakitnya sehingga rahim harus budaya pasien post operasi tidak boleh makan
diangkat, klien mengungkapkan perasaan sembarangan, pengetahuan klien tentang
penyesalan kenapa tidak mengikuti terapi medis penyakitnya kurang. Ease; Suami dan keluarga
sejak dulu sebelum penyakitnya bertambah secara bergantian menemani klien hanya pada
berat seperti sekarang ini. Klien mengatakan saat jam besuk dan bila diperlukan, teman dan
cukup lama berada di ruang operasi. Ease; saudara datang berkunjung saat jam besuk.
Klien memegang erat tangan perawat, klien Transendence: Klien ingin segera pulang ke
yakin akan kesembuhannya. Transendence: rumah karena yakin dirinya akan lebih baik
Ingin adanya campur tangan Alloh atas ketika dirumah, sembuh dan menjalankan
kesembuhan penyakitnya. Masalah fungsinya sebagai ibu dan istri.
keperawatan: cemas, berduka
Kehilangan dan Berduka
Lingkungan Proses kehilangan yang sedang dialami oleh
Relief: Ruangan ber AC, namun tidak berfungsi klien karena adanya stimulus eksternal dan
dengan baik sehingga suhu lingkungan kamar internal menyebabkan klien masih menyangkal
agak panas, kebutuhan klien terpenuhi seperti dan tidak percaya dengan kehilangan yang
makan dan minum, pakaian dan dapat dialaminya saat ini. Sifat kehilangan dapat
terjangkau dengan mudah, kamar mandi tidak diramalkan karena sudah diberitahu oleh dokter

123
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

sebelumnya. Klien kehilangan anggota badan 1. Nyeri akut b.d iritasi saluran pencernaan;
yaitu rahim, kedua saluran telur dan ovarium kembung dan adanya luka insisi pembedahan
sebelah kiri. Kategori kehilangan yang dialami 2. Berduka b.d kehilangan anggota tubuh,
oleh klien termasuk kehilangan aspek diri, histerektomi
dimana ada bagian dari tubuh klien yang 3. Resiko tinggi infeksi b.d adanya trauma insisi
dianggap sangat berarti sebagai seorang pembedahan
perempuan dan istri yaitu kehilangan rahim. 4. Resti manajemen terapeutik inefektif b.d
kurangnya pengetahuan
Respon dan perilaku klien pada fase-fase 5. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan
kehilangan: 1) fase denial: Klien mengatakan 6. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan
apakah benar rahimnya telah diangkat, klien nutrisi b.d tidak nafsu makan
gelisah dan cemas, 2) fase anger: klien marah 7. Cemas b.d kurangnya informasi,
pada dirinya sendiri karena semua ini terjadi 8. Gangguan body image b.d diangkatnya rahim
akibat dirinya tidak mengikuti saran dari dokter
untuk pengobatan dari sejak awal, 3) fase Implementasi
bargaining: klien mengungkapkan pernyataan Rencana tindakan keperawatan yang diberikan
“kalau boleh memilih klien ingin kembali ke sesuai keadaan here and now yang terjadi pada
saat dimana dia harus menjalani pengobatan klien saat asuhan diberikan, dengan tujuan
tanpa harus operasi pengangkatan rahim”, 4) untuk mengatasi ketidaknyamanan pada klien
fase depresi: klien sedih dan menangis saat baik secara fisik yaitu adanya nyeri pada ulu
bercerita, merasa tidak ada harganya lagi hati dan luka operasi; psikospiritual yaitu
sebagai seorang perempuan, klien takut kehilangan rahim dan cemas dengan respon
suaminya menikah lagi karena klien sudah tidak suaminya nanti karena klien merasa tidak
bisa melayani lagi, dan 5) fase acceptance: klien sempurna lagi sebagai seorang perempuan dan
belum dapat menerima kenyataan saat ini baik istri; lingkungan yaitu suhu kamar agak panas
secara verbal dan nonverbal. Stress psikologis sehingga klien kegerahan; sosiokultural yaitu
klien mempengaruhi kondisi fisik klien seperti klien tidak boleh ditemani atau ditunggui oleh
gelisah, berkeringat banyak, tekanan darah keluarga saat dirawat. Prinsip tindakan adalah
meningkat, nyeri semakin hebat walau sudah memfasilitasi klien untuk mendapatkan
dilakukan intervensi. Masalah keperawatan: kenyamanan pada seluruh aspek dan membuat
berduka, gangguan body image. klien dapat menerima kehilangan yang terjadi
dan menunjukkan perilaku yang adaptif pada
Diagnosa Keperawatan setiap fase kehilangan.

124
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

Evaluasi merupakan gejala yang sangat signifikan dan


Hasil evaluasi menunjukkan pencapaian selalu dilaporkan oleh klien yang mengalami
kenyamanan (enhanced comfort) sehingga klien endometriosis (Harzif, 2014; Ricci & Kyle,
dapat menunjukkan perilaku mencari kesehatan 2009; Ozkan & Arici, 2009). Walaupun respon
(Health Seeking Behavior) yang lebih positif. nyeri masing-masing individu sangat bervariasi
Pembahasan karena tergantung ambang nyeri yang dimiliki.
Berdasarkan hasil kelolaan dua kasus klien Semua kasus kelolaan yang dilaporkan dan
dengan kista endometriosis. Peneliti dapat kasus sama yang ada di rumah sakit, peneliti
menerapkan konsep teori comfort dan loss & menemukan nyeri menjadi masalah utama bagi
grief secara bersamaan dan saling memperkuat klien dan terus menerus dialami oleh klien dan
satu dengan yang lainnya. Kasus pertama pada terberat dirasakan oleh klien saat siklus
klien Ny. R.U, usia 44 tahun belum menopause, menstruasi datang setiap bulan sebelum
peneliti hanya dapat memberikan asuhan tindakan operasi dilakukan. Bahkan hampir
keperawatan pada waktu postoperatif sedangkan semua klien mengatakan saat nyeri datang klien
pada kasus kedua pada klien Ny. E.P, usia 38 mengalami gangguan saat melakukan aktifitas
tahun, siklus menstruasi normal setiap bulan dan bahkan sampai mual muntah.
belum memiliki keturunan peneliti memberikan
asuhan keperawatan sejak perawatan Nyeri bersifat subyektif dan sering
preoperative sampai dengan post operatif. dipersepsikan klien sebagai suatu tanda
Klien Ny. R.U dilakukan tindakan operasi penurunan kondisi kesehatan klien sehingga
laparotomi histerektomi radikal, salfingektomi sering menjadi alasan klien menjadi tidak
bilateral dan oophorektomi sinistra, sedangkan berdaya dan terlalu bergantung pada orang lain
pada klien Ny. E.P tindakan pembedahan yang untuk membantu memenuhi kebutuhannya baik
dijalani yaitu laparoskopi histerektomi, pada tahap pre operasi maupun tahap post
salfingektomi bilateral dan oophorektom operasi. Sehingga memicu ketakutan dan
sinistra. Usia klien pada kedua kasus berada kecemasan klien yang akhirnya dapat memacu
pada rentang perempuan usia subur, seperti epinefrin diproduksi berlebihan dan akhirnya
beberapa literatur mengatakan bahwa kejadian respon nyeri semakin bertambah berat. Oleh
kista endometriosis terjadi pada perempuan usia karena itu, membantu klien mengatasi nyeri
subur. dengan teori comfort diharapkan dapat membuat
klien dapat beradaptasi dengan menunjukkan
Dysmenarche atau nyeri pada saat haid atau perilaku adaptif dan memberi respon dan
diluar siklus haid pada perempuan usia subur perilaku yang menunjukkan peningkatan
harus diwaspadai dengan cermat, karena kenyamanan.

125
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

Kedua kasus kelolaan semua klien sudah


Masalah medis kista sering terjadi pada menikah, namun aplikasi asuhan pada kasus 1
perempuan usia subur dan sering dikaitkan peneliti belum maksimal melibatkan keluarga
dengan perihal kesuburan seorang wanita terutama suami klien karena suaminya tetap
(Matalliotakis, et al. 2010). Masalah infertil harus bekerja dan datang ke rumah sakit pada
primer dan sekunder peneliti temukan pada malam hari. Kasus kedua klien baru menikah
kedua klien kelolaan. Nyeri dan infertil yang lima bulan yang lalu, pernikahan kedua,
terjadi pada klien dengan kista endometrium menurut klien pernikahan sebelumnya hanya
dapat menghancurkan dan berpengaruh terhadap bertahan 3 minggu karena suami main tangan,
kondisi fisik, mental dan kehidupan sosial klien cerai. Kedua klien sebelumnya adalah
seorang perempuan serta kualitas hidupnya perempuan pekerja, namun karena penyakit dan
secara keseluruhan (Ozkan & Arici , 2009). menjalani pengobatannya semua klien keluar
dari tempat kerjanya. Klien merasakan nyeri
Kasus kista endometriosis juga dapat dialami yang hebat pada saat haid maupun di luar siklus
oleh perempuan usia subur yang belum menikah haid terutama pada klien Ny. E.P. sehingga
karena penyakit kista endometriosis terjadi mengganggu klien saat bekerja dan akhirnya
dengan penyebab yang belum jelas namun dari klien keluar dari pekerjaannya.
beberapa literatur diperoleh informasi
penyebabnya kemungkinan terjadi menstuasi Masalah keperawatan yang muncul dari kasus 1
retrograde melalui tuba akhirnya sel (Ny. R.U) nyeri akut berhubungan dengan iritasi
endometrium keluar dan tumbuh di luar kavum saluran pencernaan; kembung dan adanya insisi
uteri dan berasal dari keadaan endometritis pembedahan, berduka berhubungan dengan
kronik (Bernardi & Pavone, 2013; Takebayashi, kehilangan anggota tubuh; histerektomi, resiko
2014). Namun berdasarkan hasil pengkajian tinggi infeksi b.d adanya trauma insisi
peneliti tidak menemukan riwayat penyakit pembedahan, resti manajemen terapeutik
endometritis yang ditegakkan pada klien, hal inefektif b.d kurangnya pengetahuan,
ini kemungkinan karena tidak adanya gejala intoleransi aktifitas b.d kelemahan, resiko
yang mengganggu klien seperti nyeri pada gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b.d
panggul, perdarahan, keputihan dan dyspareunia tidak nafsu makan, cemas b.d kurangnya
(Takebayashi, 2014) atau karena klien selama informasi, gangguan body image b.d
ini menganggap nyeri pada saat haid yang tidak diangkatnya rahim. Sedangkan pada kasus 2
sangat menggangu adalah biasa terjadi pada (Ny. E.P) masalah preoperatif: cemas b.d
perempuan. tindakan pembedahan; histerektomi, masalah
postoperatif: nyeri akut b.d adanya trauma

126
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

jaringan akibat insisi pembedahan, berduka b.d Selain itu masalah resiko tinggi terjadi infeksi
kehilangan anggota tubuh; histerektomi, resiko penulis tegakkan pada kedua kasus karena
tinggi infeksi b.d adanya luka insisi dengan adanya luka, terpasangnya alat-alt
pembedahan, dan intoleransi aktifitas b.d kesehatan dan ketidaktahuan klien tentang
kelemahan. perawatan luka. Tujuan diberikan perawatan
pada masalah ini adalah salah satu komplikasi
Diagnosa keperawatan nyeri ditegakkan pada pembedahan yaitu terjadinya infeksi pada klien
semua kasus kelolaan baik pada lima kasus setelah tindakan pembedahan tidak dialami oleh
sebelumnya dan dua kasus yang menerapkan klien, karena masalah ini hanya akan menambah
teori keperawatan comfort dan loss & grief. masalah baru bagi klien yang akhirnya akan
Karena adanya lesi kista saat sebelum menimbulkan ketidaknyamanan yang lain.
pembedahan akan menyebabkan nyeri ringan
hingga berat pada klien terutama pada saat klien Intervensi dan implementasi keperawatan yang
haid. Setelah pembedahan, dengan adanya insisi dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan
dan kemungkinan munculnya komplikasi paska yang muncul pada klien. Menggunakan teori
pembedahan akan menimbulkan ketidak comfort, peneliti memberikan tindakan yang
nyamanan tersendiri bagi klien. memfasilitasi klien untuk mengatasi masalah
yang dialami selama proses keperawatan
Masalah berduka dan cemas menjadi masalah perioperatif dengan melihat bahwa individu
prioritas kedua karena pada semua klien yang adalah mahluk yang unik dan memiliki respon
mengalami kista endometriosis sudah berada yang berbeda (Perry & Poter, 2005). Intervensi
pada tahap endometriosis berat, dimana tidak yang dirumuskan untuk mengatasi klien antara
cukup dengan tindakan terapi pengobatan saja lain manajemen nyeri efektif, pemenuhan
tapi harus ditatalaksana dengan pembedahan kebutuhan sehari-hari untuk meningkatkan rasa
untuk pengangkatan kista atau organ saluran nyaman klien, ciptakan lingkungan yang
reproduksi dimana kista tumbuh dan kondusif bagi klien, menggunakan komunikasi
berkembang. Kehilangan organ reproduksi terapeutik untuk mengeksplorasi perasaan
sebagian atau keseluruhan sehingga tidak dapat kehilangan dan dapat menunjukkan koping
berfungsi lagi setelah pembedahan dapat yang efektif pada setiap tahap berduka, motivasi
menimbulkan masalah berduka sebagai respon klien untuk kehidupannya di masa depan dan
emosional terhadap kehilangan (Keliat, 2009). melibatkan support system yang dimiliki.
Mengatasi nyeri yang menjadi masalah prioritas
pada seluruh kasus klien dengan kista

127
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

endometriosis (Ozawa, Murakami & Terada, pembedahan sendiri memiliki komplikasi yang
2006; Ozkan dan Arici, 2009) dengan teori dapat terjadi pada klien setelah pembedahan.
Comfor, tindakan yang dilakukan menggunakan Akibat efek samping pembedahan seperti
konsep standar comfort, coaching dan comfort perdarahan, gangguan pencernaan, infeksi dan
food dan intervensi untuk menghadapi proses lainya, serta efek jangka panjang yaitu
berdukanya karena kehilangan rahim dengan kehilangan organ tubuh yang penting bagi
maenggunakan konsep intervensi sesuai Loss- seorang perempuan karena kondisi kista
Grief. endometriosis yang berat.

Seorang individu yang kehilangan mengalami Pemberian asuhan keperawatan pada seluruh
fase-fase berduka yang dikemukan oleh Kubler- kasus pasien yang ditemukan harus secara
Ross pada tahun 1996, yaitu: 1) fase denial holistik, karena manusia adalah mahluk holistik.
(tidak percaya atau menolak kenyataan), 2) Penerapan teori keperawatan pada asuhan
anger (perasaan yang meningkat dan keperawatan klien dapat diterapkan bersamaan
diproyeksikan pada orang lain atau diri sendiri), dengan teori lain agar asuhan yang diberikan
3) bargaining (tawar menawar dengan kondisi lebih intensif dan komprehensif. Pelayanan
yang dialami saat ini, individu senang berandai- asuhan keperawatan khususnya pada klien kista
andai, 4) depression (bersedih yang mendalam, endometriosis ditatanan klinik sebaiknya tidak
cenderung menarik diri dan terkadang hanya memperhatikan segi atau aspek fisik dan
mengungkapkan keputusasaan serta perasaan hanya bersifat rutinitas saja, karena klien adalah
tidak berharga, dan 5) acceptance (menerima mahluk yang unik dan berbeda satu dengan
kenyataan kehilangan dengan perilaku lebih yang lain walaupun diagnosa medis mereka
adaptif) (Perry & Poter, 2005). Disetiap fase sama.
berduka itu perawat mendampingi klien agar
dapat melewati fase berduka dan menerima SARAN
kehilangan yang dialami Penggunaan teori comfort dan loss & grief
sudah dapat maksimal mengatasi masalah klien
KESIMPULAN saat asuhan diberikan, namun kualitas hidup
Permasalahan klien dengan kista endometritis klien sesudah perawatan, ketika klien kembali
yang ditatalaksana dengan pembedahan identik ke tengah keluarga dengan segala keterbatasan
dengan rasa ketidaknyamanan yang terjadi baik yang diyakini dan dimiliki oleh klien yaitu tidak
secara fisik, psikospiritaul, lingkungan dan memiliki rahim lagi peneliti menyarankan teori
sosiokultural pada tahap pre operatif, intra keperawatan Health-related quality of live dapat
operatif dan post operatif. Kemudian tindakan diaplikasikan pada kondisi klien yang

128
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

kemungkinan mengalami komplikasi Endometriosis related to family


history of malignancies in the
penyakit atau komplikasi paska operasi, Yale series. Surgical Oncology
serta teori self- efficacy pada pasangan (2010). 19, 33-37. Doi: 10.1016
Murray, S.M. & McKinney, E.S.
yang belum memiliki keturunan setelah (2007). Foundation of maternal-
penatalaksanaan kista endometriosis Newborn nursing. 4th edition.
Singapore: Elsevier
maksimal dilakukan untuk perencanaan Ozawa, Y., Murakami, T., Terada, Y., et
memiliki anak. al. (2006). Management of
the pain
associated with endometriosis:
KEPUSTAKAAN an update of the painful
problems. Tokoku. J. Exp. Med.
Bernardi, L.A., & Pavone, M.E.
210: 175-188.
(2013). Endometriosis: an update
Ozkan, S. & Arici, A. (2009).
on management. Women Health,
Advances in treatment options
2013. 9(3). 233-250.
of endometriosis. Gynecology
Daniels, R., Grendell, R.N., &
and Obstetric Investigation.
Wilkins, F.R. (2010). Nursing
2009;67: 81-91. Doi:
fundamentals, caring & clinical
10.1159/000163071
decision making. second edition.
Potter, P.A, & Perry, A.G. (2005).
USA: Delmar Cencage Learning
Buku Ajar Fundamental
Harzif, A.K. (2014). Apakah kista
Keperawatan: Konsep, Proses,
ovarium ganggu kesuburan. Halo
Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.
Cipto, Media informasi dan
Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk.
edukasi RSCM. Edisi November,
Jakarta
2014. Hal 7, ISSN 1411-
: EGC.
1784
Perry & Poter (2005). Fundamental of
Iafrate, F., Ciolina, M., Lanitti, M.,
nursing.
Baldassari, P., Pichi, A., Rengo,
Philadelphia: Lippincott William
M., De Cecco, C.N., & Laghi,
& Wilkins.
A. (2012). Gallbladder and
Ricci, S.S. & Kyle, T. (2009). Maternity
muscular endometriosis: case
and pediatric nursing. Leesburg,
report. Abdomen Imaging, 2013
Florida: Wolter Kluwer,
38:120-124. Doi:
Lippincott William Wilkins
10.1007/s00261-012-9879-1
Solomon, N. (2014). Mengenal kista
Keliat, Budi Anna. (2009). Proses
endometrium. Diakses di
Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG.
http://kewanitaan.net/kista-
Kim, S.H., Chae, H.D., Kim, C. &
endometrium/2012/05. tanggal
Kang, B.M. (2013). Update on
12 Desember 2014
treatment of endometriosis. Clin
Takebayashi, A., et al. (2014). The
Exp Reprod Med (CERM)
association between
2013;40(2). 55-59
endometriosis and chronic
Kolcaba, K., Tilton, C. & Drouin, C.
endometriosis. Plos One, Vol 9.
(2006). Comfort theory; Unifying
Issue 2. E88354
framework to enhance the
Tomey, A.M. & Alligood, M.R. (2010).
practice environment. JONA.
Nursing theorist and their
Vol. 36. 11. 538-544
work. 6th edition. St. Louis;
Matalliotakis, I.M., et al. (2010)

129
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604

Mosby/Elsivier
Worley, M.J., Welch, W.R., Berkowitz,
R.S., & Ng, S.W. (2013).
Endometriosis- associated
ovarian cancer: a review of
pathogenesis. International
Journal Melecular Sciences.
2013, 14,5367-
5379; doi: 10.3390/ijms 14035367
Yamashita, Y. & Toyokuni, S. (2012).
Endometriosis-associated
ovarian cancer, The role of
oxidative stress. ISBN: 978-953-
51-0524-4.

130

Anda mungkin juga menyukai