ABSTRAK
Kista endometriosis atau chocolate cyst adalah tumor jinak yang sering terjadi pada sistem reproduksi
perempuan saat ini. Perempuan dengan masalah ini akan mengalami gangguan pada kualitas hidup
seorang perempuan baik secara fisik, psikospiritual, lingkungan maupun sosiokultural. Resiko lainnya
adalah timbulnya keganasan pada sistem reproduksi. Tujuan dari laporan ini adalah memberikan gambaran
tentang pelaksanaan praktik penelitisi ners spesialis yaitu pengelolaan kasus klien kista endometriosis
dengan pendekatan studi kasus yang menerapkan teori comfort dan loss & grief. Asuhan diberikan untuk
mengatasi ketidaknyamanan yang dialami klien baik secara fisik, psikospiritual, lingkungan dan
sosiokultural, pada saat penatalaksanaan pembedahan dilakukan pada klien. Pemilihan konsep teori
keperawatan comfort yang dielaborasi dengan teori loss & grief dapat saling melengkapi sehingga asuhan
yang diberikan dapat lebih maksimal.
ABSTRACT
Endometriosis cysts or chocolate cyst is a benign tumor that often occurs in the female reproductive
system at this time. Women with this problem would be impaired on a woman's quality of life both
physically, psychospiritual, environment, and socio-cultural. Another risk is the incidence of malignancies
of the reproductive system. The purpose of this report is to provide an overview of the implementation of
the practice peneliticy specialist nurses are managing client cases cysts of endometriosis with a case study
approach to apply the theory of comfort and loss and grief. Care given to overcome the discomfort
experienced by clients both physically, psychospiritual, environmental and socio-cultural, management
during surgery is done on the client. Selection of comfort nursing theory concepts elaborated the theory of
loss and grief can be complementary so that the care provided can be maximized.
118
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
119
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
pada klien, meliputi kenyamanan secara fisik, kehidupannya di masa datang bersama
psikospiritual, lingkungan dan sosiokultural pasangan dan keluarga dengan lebih baik dari
(Kolcaba, K., Tilton, C. & Drouin, C., 2006) sebelum dilakukan pembedahan.
dapat diterapkan dalam memberikan asuhan
pada klien perioperatif dengan penyakit kista METODOLOGI
endometriosis. Teori Comfort secara Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
komprehensif dan melihat manusia secara utuh menggunakan pendekatan case study. Penelitian
digunakan untuk memfasilitasi klien ini melibatkan dua partisipan dengan kista
mendapatkan kenyamanan-kenyamanan atas endometriosis yang dirawat di ruang rawat
ketidaknyamanan yang dapat terjadi selama Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta.
proses asuhan keperawatan perioperatif Tujuan penelitian ini adalah untuk
diberikan. Pendekatan Teori Comfort di menggambarkan klien dengan focus of interest
kembangkan dalam ilmu keperawatan yang teori keperawatan Comfort Kolcaba dan Loss-
diperkenalkan oleh Katharine Kolcaba (Tomey Grief Kubler-Ross dalam memberikan asuhan
& Alligood, 2010; Peterson & Bredow, 2004). keperawatan pada klien dengan kista
endometriosis
Ketidaknyamanan secara psikospiritual yang
dialami oleh klien selama perawatan HASIL DAN PEMBAHASAN
perioperatif dielaborasikan dengan konsep Loss Hasil
dan Grief dari Kubler-Ross. Klien dengan kista Teori keperawatan Comfort Kolcaba dan Loss
endometriosis yang harus dilakukan & Grief Kubler-Ross diterapkan pada dua kasus
pembedahan untuk pengangkatan kista atau klien kelolaan kista endometriosis dengan
jaringan dan organ dimana kista berada, akan masalah utama nyeri dan distress. Asuhan
menimbulkan respon psikologis yang berbeda- keperawatan dilakukan menggunakan lima
beda. Tahapan respon psikologis terhadap tahap proses keperawatan yaitu pengkajian,
kehilangan terutama organ tubuh yang dianggap diagnosis, intervensi, implementasi dan
sebagai organ vital bagi seorang perempuan evaluasi. Berikut ini gambaran pelaksanaan
perlu diperhatikan seorang perawat maternitas. aplikasi teori pada kasus kelolaan. Kasus
Karena respon maladaptif secara psikologis dari kelolaan dengan penerapan konsep dan teori
klien terhadap proses kehilangan akan tersebut sebagaimana berikut di bawah ini:
mempengaruhi kondisi fisik, lingkungan, dan
sosiokultural. Setelah diberikan perawatan Gambaran kasus 1
secara komprehensif diharapkan klien dapat Ny. R.U. 44 tahun, P2 A2. Muslim, ibu rumah
menerima kondisinya saat ini dan melanjutkan tangga (IRT), Post operasi Histerektomi,
120
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
Salfingektomi, Oophorektomi sinistra (HT SOS) Sedangkan operasi ini dilakukan untuk
atas indikasi adenomiosis dan kista mengangkat rahim dan sumber penyakit yang
endometriosis sinistra, hari pertama. Klien selama ini saya rasakan. Pernikahan sekarang
mengeluh nyeri pada ulu hati dan luka operasi, baru berjalan 5 bulan, sebelumnya pernah
perut kembung, mual, dan banyak keringat. menikah selama 3 tahun namun akhirnya cerai
Pemeriksaan fisik TD: 150/90 mmHg, N: 83 karena KDRT. Klien bertanya apakah
x.menit, S: 36oC, RR: 24x/menit, VAS 6. penyakitnya ini karena ditularkan oleh suaminya
Abdomen terdapat luka operasi secara vertical, karena klien merasakan masalah ini setelah
panjang sekitar 15 cm, luka tertutup perban, menikah dengan suami kedua. Ada perasaan
perut kembung, bising usus positif, dan nyeri tampak sedih saat cerita tentang kondisinya saat
tekan positif. Terpasang dower chateter, infus, ini dan kesal terhadap suaminya sekarang.
tranfusi PRC kolf kedua paska operasi. Klien iniPemeriksaan fisik TD: 110/70 mmHg, N:
menangis karena merasa sedih rahimnya sudah 80x/mnt, S: 36,4oC, RR: 20x/mnt, VAS 4-5. Klien
tidak ada lagi merasa ketakutan. Klien belum punya riwayat pembedahan appendectomy saat
dapat mobilisasi bertahap miring kanan miring SMA.
kiri karena merasakan nyeri hebat saat bergerak.
Klien punya riwayat pembedahan seksio sesarea Pengkajian Kasus
pada persalinan kedua tahun 2002. Riwayat kesehatan
Ny. R.U mempunyai keluhan utama nyeri pada
Gambaran kasus 2 ulu hati yang disertai kembung, mual, dan nyeri
Ny. E.P. 38 tahun, P0 A0. Muslim, ibu rumah pada luka operasi serta banyak keringat. Saat
tangga (IRT), Laparoskopy Histerektomy pengkajian klien mengeluh nyeri yang sangat
Salfingektomy + Oophorectomy sinistra atas pada ulu hati hingga susah untuk menarik nafas,
indikasi adenomiosis dan kista endometriosis perut kembung dan klien gelisah. Nyeri seperti
ovarium sinistra. Klien mengeluh nyeri pada ada yang menekan dadanya dari bagian bawah
perut bagian kiri bawah terutama saat datang yang terasa tajam dan sakit sekali sehingga klien
bulan (haid), skala nyeri 6, nyeri akan tidak dapat beraktifitas. VAS: 6, nyeri semakin
bertambah ketika klien naik motor dan terasa ketika klien makan dan minum dan
kelelahan dan akan berkurang setelah minum berkurang bila klien istirahat. Klien pernah
obat. Teraba massa di kuadran kiri bawah menjalani pembedahan seksio sesaraea tahun
sebesar telur ayam. Klien mengatakan cemas 2002, tapi tidak pernah merasakan hal seperti
untuk menjalani tindakan operasi, dan bertanya ini. Klien tidak ada alergi makanan dan obat-
apakah ada alernatif lain untuk masalahnya ini obatan. Ny. E.P mengeluh nyeri pada perut
selain operasi, karena klien belum punya anak. bagian kiri bawah terutama saat datang bulan
121
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
(haid), skala nyeri 4-5, nyeri akan bertambah Berdasarkan laporan intraoperatif sudah terjadi
ketika klien naik motor dan kelelahan dan akan perlekatan antara uterus bagian korpus belakang
berkurang setelah minum obat. Teraba massa di dengan rectum. Ovarium kanan tetap
kuadran kiri bawah sebesar telur ayam. Klien dipertahankan karena kondisi dalam batas
mengatakan cemas untuk menjalani tindakan normal. Bilamana kista tidak segera diangkat
operasi, dan bertanya apakah ada alernatif lain lesi dapat menyebar dan merusak jaringan
untuk masalahnya ini selain operasi, karena sekitarnya dan kemudian klien akan beresiko
klien belum punya anak. mengalami kanker ovarium epitel (Worley,
Welch, Berkowitz & Shu-Wing, 2013)
Riwayat Obstetri
Ny. R.U P2A2, P1 lahir spontan, G2 keguguran Kebutuhan Kenyamanan (Comfort)
dan tidak dikuret, didapat klien mengalami Fisik
mioma tapi tidak dianjurkan untuk diangkat Relief: Klien pada kasus 1 (post operasi)
hanya dengan terapi medis, P2 partus dengan mengeluh nyeri pada ulu hati, perut terasa
seksio sesarea karena letak lintang klien penuh, dan nyeri pada luka operasi, ekspresi
menikah satu kali, tahun 2003 klien keguguran wajah tampak tegang, menahan nyeri, klien
kehamilan ke 4 dan tidak dikuret. Tidak ada gelisah, klien tampak memegangi perutnya,
perdarahan melalui kemaluan di luar siklus haid. klien berkeringat, bising usus positif, perut
HPHT: 14 Desember 2014. Sedangkan Ny. E.P kembung, belum platus, terdapat nyeri tekan,
P0A0, HPHT 01 Januari 2014, saat haid atau klien tidak nafsu makan sejak masuk RS, TD:
diluar siklus haid beberapa bulan belakang ini 160/110 mmHg, N: 84x/mnt, S: 36oC, RR:
klien mengeluh nyeri yang hebat pada daerah 30x/mnt, saturasi O2 98, VAS: 6, CRT: < 3dtk,
perut bagian kiri bawah. klien berulang kali menyeka keringatnya dengan
Riwayat Intra operatif handuk, baju klien basah, akral dingin dan klien
Ny. R.U dengan tindakan operasi Histerektomi, pucat, fokus klien menyempit, klien tidak bisa
Salfingektomi, Oophorektomi sinistra (HT SOS) tidur tadi malam, mata tampak sayu, terdapat
dilaksanakan selama empat jam. Setelah luka vertikal di perut, panjang 15 cm, klien
dilakukan adhesiolisis karena adanya perlekatan masih terpasang cateter. Klien satu hari post
endometriosis ke organ sekitarnya. Organ yang operasi HT SOS (lama operasi 4 jam) karena
diangkat pada saat pembedahan uterus, tuba dan adanya perlekatan. Leukosit: 10.67 ribu. Ease:
ovarium sebelah kiri, dan hidrosalfing sebelah Klien menggunakan minyak kayu putih yang
kanan. Begitupula pada Ny. E.P dengan dioleskan ke perut kecuali daerah luka, klien
tindakan Laparoskopy Histerektomy menyeka keringatnya dengan handuk kecil,
Salfingektomy + Oophorectomy sinistra. klien berusaha untuk makan dan minum sedikit
122
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
walaupun perut terasa bertambah nyerinya, licin, tempat tidur terdapat handrail, alat tenun
klien dapat bersendawa beberapa kali. dan selimut tersedia dan bersih. Ease; Klien di
Transendence: Ingin masalah klien dapat rawat di kelas III. Transendence; Klien ingin
diselesaikan apapun caranya. Masalah: Nyeri lingkungan ruang rawat nyaman bagi diriya
akut, intoleransi aktifitas, resiko tinggi infeksi, sampai klien pulang. Masalah: Gangguan rasa
Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi nyaman.
Psikospiritual Sosiokultural
Relief: Klien cemas dengan kondisinya seperti Relief: Support keluarga cukup menurut klien,
ini, pembedahan sebelumnya tidak seperti ini klien seorang ibu rumah tangga saat ini,
masalah yang muncul, klien cemas dan takut sebelumnya klien bekerja sebagai karyawan,
suaminya menikah lagi, klien merasa tidak klien tidak boleh ditemani oleh keluarga karena
sempurna lagi sebagai seorang istri bagi peraturan di ruangan, klien hanya boleh
suaminya karena sudah tidak punya rahim, klien dikunjungi pada saat jam besuk dan bila
sedih dan menangis saat ceritakan perasaannya, diperlukan oleh ruangan, klien saat pengkajian
klien menyesali keadaannya saat ini yang sudah hanya terbaring di atas tempat tidur, menurut
berat penyakitnya sehingga rahim harus budaya pasien post operasi tidak boleh makan
diangkat, klien mengungkapkan perasaan sembarangan, pengetahuan klien tentang
penyesalan kenapa tidak mengikuti terapi medis penyakitnya kurang. Ease; Suami dan keluarga
sejak dulu sebelum penyakitnya bertambah secara bergantian menemani klien hanya pada
berat seperti sekarang ini. Klien mengatakan saat jam besuk dan bila diperlukan, teman dan
cukup lama berada di ruang operasi. Ease; saudara datang berkunjung saat jam besuk.
Klien memegang erat tangan perawat, klien Transendence: Klien ingin segera pulang ke
yakin akan kesembuhannya. Transendence: rumah karena yakin dirinya akan lebih baik
Ingin adanya campur tangan Alloh atas ketika dirumah, sembuh dan menjalankan
kesembuhan penyakitnya. Masalah fungsinya sebagai ibu dan istri.
keperawatan: cemas, berduka
Kehilangan dan Berduka
Lingkungan Proses kehilangan yang sedang dialami oleh
Relief: Ruangan ber AC, namun tidak berfungsi klien karena adanya stimulus eksternal dan
dengan baik sehingga suhu lingkungan kamar internal menyebabkan klien masih menyangkal
agak panas, kebutuhan klien terpenuhi seperti dan tidak percaya dengan kehilangan yang
makan dan minum, pakaian dan dapat dialaminya saat ini. Sifat kehilangan dapat
terjangkau dengan mudah, kamar mandi tidak diramalkan karena sudah diberitahu oleh dokter
123
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
sebelumnya. Klien kehilangan anggota badan 1. Nyeri akut b.d iritasi saluran pencernaan;
yaitu rahim, kedua saluran telur dan ovarium kembung dan adanya luka insisi pembedahan
sebelah kiri. Kategori kehilangan yang dialami 2. Berduka b.d kehilangan anggota tubuh,
oleh klien termasuk kehilangan aspek diri, histerektomi
dimana ada bagian dari tubuh klien yang 3. Resiko tinggi infeksi b.d adanya trauma insisi
dianggap sangat berarti sebagai seorang pembedahan
perempuan dan istri yaitu kehilangan rahim. 4. Resti manajemen terapeutik inefektif b.d
kurangnya pengetahuan
Respon dan perilaku klien pada fase-fase 5. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan
kehilangan: 1) fase denial: Klien mengatakan 6. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan
apakah benar rahimnya telah diangkat, klien nutrisi b.d tidak nafsu makan
gelisah dan cemas, 2) fase anger: klien marah 7. Cemas b.d kurangnya informasi,
pada dirinya sendiri karena semua ini terjadi 8. Gangguan body image b.d diangkatnya rahim
akibat dirinya tidak mengikuti saran dari dokter
untuk pengobatan dari sejak awal, 3) fase Implementasi
bargaining: klien mengungkapkan pernyataan Rencana tindakan keperawatan yang diberikan
“kalau boleh memilih klien ingin kembali ke sesuai keadaan here and now yang terjadi pada
saat dimana dia harus menjalani pengobatan klien saat asuhan diberikan, dengan tujuan
tanpa harus operasi pengangkatan rahim”, 4) untuk mengatasi ketidaknyamanan pada klien
fase depresi: klien sedih dan menangis saat baik secara fisik yaitu adanya nyeri pada ulu
bercerita, merasa tidak ada harganya lagi hati dan luka operasi; psikospiritual yaitu
sebagai seorang perempuan, klien takut kehilangan rahim dan cemas dengan respon
suaminya menikah lagi karena klien sudah tidak suaminya nanti karena klien merasa tidak
bisa melayani lagi, dan 5) fase acceptance: klien sempurna lagi sebagai seorang perempuan dan
belum dapat menerima kenyataan saat ini baik istri; lingkungan yaitu suhu kamar agak panas
secara verbal dan nonverbal. Stress psikologis sehingga klien kegerahan; sosiokultural yaitu
klien mempengaruhi kondisi fisik klien seperti klien tidak boleh ditemani atau ditunggui oleh
gelisah, berkeringat banyak, tekanan darah keluarga saat dirawat. Prinsip tindakan adalah
meningkat, nyeri semakin hebat walau sudah memfasilitasi klien untuk mendapatkan
dilakukan intervensi. Masalah keperawatan: kenyamanan pada seluruh aspek dan membuat
berduka, gangguan body image. klien dapat menerima kehilangan yang terjadi
dan menunjukkan perilaku yang adaptif pada
Diagnosa Keperawatan setiap fase kehilangan.
124
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
125
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
126
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
jaringan akibat insisi pembedahan, berduka b.d Selain itu masalah resiko tinggi terjadi infeksi
kehilangan anggota tubuh; histerektomi, resiko penulis tegakkan pada kedua kasus karena
tinggi infeksi b.d adanya luka insisi dengan adanya luka, terpasangnya alat-alt
pembedahan, dan intoleransi aktifitas b.d kesehatan dan ketidaktahuan klien tentang
kelemahan. perawatan luka. Tujuan diberikan perawatan
pada masalah ini adalah salah satu komplikasi
Diagnosa keperawatan nyeri ditegakkan pada pembedahan yaitu terjadinya infeksi pada klien
semua kasus kelolaan baik pada lima kasus setelah tindakan pembedahan tidak dialami oleh
sebelumnya dan dua kasus yang menerapkan klien, karena masalah ini hanya akan menambah
teori keperawatan comfort dan loss & grief. masalah baru bagi klien yang akhirnya akan
Karena adanya lesi kista saat sebelum menimbulkan ketidaknyamanan yang lain.
pembedahan akan menyebabkan nyeri ringan
hingga berat pada klien terutama pada saat klien Intervensi dan implementasi keperawatan yang
haid. Setelah pembedahan, dengan adanya insisi dilakukan berdasarkan diagnosa keperawatan
dan kemungkinan munculnya komplikasi paska yang muncul pada klien. Menggunakan teori
pembedahan akan menimbulkan ketidak comfort, peneliti memberikan tindakan yang
nyamanan tersendiri bagi klien. memfasilitasi klien untuk mengatasi masalah
yang dialami selama proses keperawatan
Masalah berduka dan cemas menjadi masalah perioperatif dengan melihat bahwa individu
prioritas kedua karena pada semua klien yang adalah mahluk yang unik dan memiliki respon
mengalami kista endometriosis sudah berada yang berbeda (Perry & Poter, 2005). Intervensi
pada tahap endometriosis berat, dimana tidak yang dirumuskan untuk mengatasi klien antara
cukup dengan tindakan terapi pengobatan saja lain manajemen nyeri efektif, pemenuhan
tapi harus ditatalaksana dengan pembedahan kebutuhan sehari-hari untuk meningkatkan rasa
untuk pengangkatan kista atau organ saluran nyaman klien, ciptakan lingkungan yang
reproduksi dimana kista tumbuh dan kondusif bagi klien, menggunakan komunikasi
berkembang. Kehilangan organ reproduksi terapeutik untuk mengeksplorasi perasaan
sebagian atau keseluruhan sehingga tidak dapat kehilangan dan dapat menunjukkan koping
berfungsi lagi setelah pembedahan dapat yang efektif pada setiap tahap berduka, motivasi
menimbulkan masalah berduka sebagai respon klien untuk kehidupannya di masa depan dan
emosional terhadap kehilangan (Keliat, 2009). melibatkan support system yang dimiliki.
Mengatasi nyeri yang menjadi masalah prioritas
pada seluruh kasus klien dengan kista
127
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
endometriosis (Ozawa, Murakami & Terada, pembedahan sendiri memiliki komplikasi yang
2006; Ozkan dan Arici, 2009) dengan teori dapat terjadi pada klien setelah pembedahan.
Comfor, tindakan yang dilakukan menggunakan Akibat efek samping pembedahan seperti
konsep standar comfort, coaching dan comfort perdarahan, gangguan pencernaan, infeksi dan
food dan intervensi untuk menghadapi proses lainya, serta efek jangka panjang yaitu
berdukanya karena kehilangan rahim dengan kehilangan organ tubuh yang penting bagi
maenggunakan konsep intervensi sesuai Loss- seorang perempuan karena kondisi kista
Grief. endometriosis yang berat.
Seorang individu yang kehilangan mengalami Pemberian asuhan keperawatan pada seluruh
fase-fase berduka yang dikemukan oleh Kubler- kasus pasien yang ditemukan harus secara
Ross pada tahun 1996, yaitu: 1) fase denial holistik, karena manusia adalah mahluk holistik.
(tidak percaya atau menolak kenyataan), 2) Penerapan teori keperawatan pada asuhan
anger (perasaan yang meningkat dan keperawatan klien dapat diterapkan bersamaan
diproyeksikan pada orang lain atau diri sendiri), dengan teori lain agar asuhan yang diberikan
3) bargaining (tawar menawar dengan kondisi lebih intensif dan komprehensif. Pelayanan
yang dialami saat ini, individu senang berandai- asuhan keperawatan khususnya pada klien kista
andai, 4) depression (bersedih yang mendalam, endometriosis ditatanan klinik sebaiknya tidak
cenderung menarik diri dan terkadang hanya memperhatikan segi atau aspek fisik dan
mengungkapkan keputusasaan serta perasaan hanya bersifat rutinitas saja, karena klien adalah
tidak berharga, dan 5) acceptance (menerima mahluk yang unik dan berbeda satu dengan
kenyataan kehilangan dengan perilaku lebih yang lain walaupun diagnosa medis mereka
adaptif) (Perry & Poter, 2005). Disetiap fase sama.
berduka itu perawat mendampingi klien agar
dapat melewati fase berduka dan menerima SARAN
kehilangan yang dialami Penggunaan teori comfort dan loss & grief
sudah dapat maksimal mengatasi masalah klien
KESIMPULAN saat asuhan diberikan, namun kualitas hidup
Permasalahan klien dengan kista endometritis klien sesudah perawatan, ketika klien kembali
yang ditatalaksana dengan pembedahan identik ke tengah keluarga dengan segala keterbatasan
dengan rasa ketidaknyamanan yang terjadi baik yang diyakini dan dimiliki oleh klien yaitu tidak
secara fisik, psikospiritaul, lingkungan dan memiliki rahim lagi peneliti menyarankan teori
sosiokultural pada tahap pre operatif, intra keperawatan Health-related quality of live dapat
operatif dan post operatif. Kemudian tindakan diaplikasikan pada kondisi klien yang
128
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
129
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Oktober 2018 P- ISSN 2338-0020
E- ISSN 2615-8604
Mosby/Elsivier
Worley, M.J., Welch, W.R., Berkowitz,
R.S., & Ng, S.W. (2013).
Endometriosis- associated
ovarian cancer: a review of
pathogenesis. International
Journal Melecular Sciences.
2013, 14,5367-
5379; doi: 10.3390/ijms 14035367
Yamashita, Y. & Toyokuni, S. (2012).
Endometriosis-associated
ovarian cancer, The role of
oxidative stress. ISBN: 978-953-
51-0524-4.
130