Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Gerontik yang dibimbing oleh
Ahmad Khusnaeni., M.Kep

Disusun Oleh:
ANGGI IVANKA
108117062

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka
kematian ( mortalitas ) ( Adib, 2009 ).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer,2001)
Menurut WHO tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi.

B. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi essensial (primer)
merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena
faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang
merupakan akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan
gaya hidup dan pola makan yang kurang baik.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan
menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya
hipertensi antara lain stress, kegemukan (obesitas), pola makan, merokok (M.Adib,2009)
Adapun fakort risiko seseorang terkena Hipertensi
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah Konsumsi
garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), Kegemukan atau makan berlebihan dan
Stress, Merokok, Minum alcohol, Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison,
epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah : penyebab hipertensi sekunder adalah

a. Ginjal ; Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut dan Tumor.


b. Vascular ; Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, dan
Vaskulitis.
c. Kelainan endokrin ; DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidismed
d. Saraf ; Stroke, Ensepaliti Obat – obatan ; Kontrasepsi oral, Kortikosteroid

C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis
ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).

D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada penderita hipertensi yaitu: Sakit
kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat
beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering
buang air kecil terutama di malam hari, telinga berdenging (tinnitus), vertigo, mual,
muntah, gelisah (Ruhyanudin, 2007).
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk
terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat
ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah dari hidung)

E. PATHWAYS

Umur
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan
( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
2) BUN: memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3) Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
4) Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
5) Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
6) Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
7) Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
8) Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
Steroid urin
9) Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
10) CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopat
11) EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
G. PENATALAKSANAAN
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi
tanpa obat ini meliputi
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr, Diet
rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
b. Penurunan berat badan
c. Menghentikan merokok
d. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu :Macam olah raga yaitu isotonis dan
dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam
zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling
baik 5 x perming
2. Edukasi Psikologis
a. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi
rileks
b. Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih
lanjut.
3. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita.

H. KOMPLIKASI
Hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya,
melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas
berat alias mematikan. Laporan Komite Nasional Pencegahan, Deteksi,
Evaluasi dan Penanganan Hipertensi menyatakan bahwa tekanan darah yang
tinggi dapat meningkatkan resiko serangan jantung, gagal jantung, stroke dan
gagal ginjal (Wahdah, 2011)
Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya komplikasi
kardiovaskular dan merupakan masalah utama kesehatan masyarakat yang
tengah mengalami transisi sosial ekonomi.Dibandingkan dengan individu
yang memiliki tekanan darah normal, penderita hipertensi memiliki risiko
terserang penyakit jantung koroner 2 kali lebih besar dan risiko yang lebih
tinggi untuk terserang stroke. Apabila tidak diobati, kurang lebih setengah dari
penderita hipertensi akan meninggal akibat penyakit jantung dan sekitar 33%
akan meninggal akibat stroke sementara 10 sampai 15 % akan meninggal
akibat gagal ginjal. Oleh sebab itu pengontrolan tekanan darah merupakan hal
yang sangat penting (Junaidi, 2010).

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Risiko Jatuh
J. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
agen cedera keperawatan selama 2 x 24 jam - Lakukan pengkajian ulang
biologis pertemuan diharapkan nyeri pasien nyeri secara komprehensif
berkurang. Dengan kriteria hasil : - Gali bersama pasien faktor-
Tingkat Nyeri faktor yang dapat
Indikator IR ER menurunkan nyeri
1. N
- Ajarkan penggunanaan
yeri yang
teknik non-farmakologi
dilaporkan
- Evaluasi kefektifan dari
2. E
tindakan control nyeri yang
kspresi nyeri
dipakai
wajah
3. Ti
dak bisa
istirahat

Keterangan :
1. Berat
2. Cuku berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

2. Ketidakseimban Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi


gan nutrisi keperawatan selama ….x…jam di 1. Identifikasi adanya alergi
kurang dari harapkan penurunan curah jantung atau intoleransi makanan
kebutuhan tubuh tidak terjadi dengan 2. Tentukan apa yang
Kriteia Hasil : Status Nutrisi menjadi preferensi
Indikator IR ER makanan yang dimiliki
Asupan Gizi pasien
Asupan makanan
Asupan cairan 3. Ciptakan lingkungan yang
optimal saat
mengkonsumsi makanan
4. Monitor kecenderungan
terjadinya penurunan atau
kenaikan berat badan
3. Risiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Jatuh
keperawatan selama .…x…. jam 1. Identifikasi perilaku dan
diharapkan risiko cidera berkurang faktor yang
Kriteria hasil : Keparahan Cidera mempengaruhi risiko jatuh
fisik 2. Kaji ulang riwayat jatuh
Indikator IR ER bersama pasien dan
Gangguan imobilitas
keluarga
Memar
Luka gores 3. Orientasikan pasien pada
lingkungan fisik
Keterangan 4. Sarankan menggunakan
1 : Berat alas kaki yang aman
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 :Ringan
5: Tidak ada

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/80375223/LP-Hipertensi-Pada-Lansia
https://www.academia.edu/17020959/Laporan_Pendahuluan_LP_Hipertensi
https://www.academia.edu/17787117/LP_HIPERTENSI

Anda mungkin juga menyukai