Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014

ISSN : 2339-1553

PENGEMBANGANMODEL MINA WISATA BERBASIS PERIKANAN


TANGKAP DI KABUPATEN BULELENG BALI
Oleh
Ida Bagus Jelantik Swasta
Jurusan Budidaya Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha
E-Mail : bagusjelantik@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model mina wisata yang berbasis perikanan tangkap
sebagai upaya mensejahterakan para nelayan dan pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Buleleng, Bali.
Penelitian ini tergolong penelitian pengembangan yang mengambil lokasi di pesisir Desa Anturan, Buleleng.
Prosedur penelitian ini terdiri atas beberapa tahap yaitu survey pendahuluan, penyusunan instrumen,
pengumpulan dan analisis data, pembuatan draft model, uji publik, ujicoba draft model, analisis hasil uji coba draft
model, perbaikan draft model (finalisasi model). Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,
wawancara, kuesioner dan telaah pustaka, sedangkan analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif
dan deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan ; 1) Desa Anturan memiliki potensi yang
besar untuk pengembangan mina wisata berbasis perikanan tangkap karena potensi sumberdaya ikannya cukup
besar, nelayannya cukup handal, dan sarana prasarana wisatanya cukup baik ; 2) model mina wisata berbasis
perikanan tangkap yang cocok dikembangkan di Buleleng, khususnya di Desa Anturan adalah model mina wisata
yang terdiri atas lima unsur yaitu penguatan sistem usaha perikanan tangkap, pengembangan sarana dan
prasarana penunjang mina wisata, pengembangan sumberdaya manusia pendukung mina wisata, pengembangan
sistem promosi dan pemasaran mina wisata, dan pembangunan sistem komunikasi dan dukungan masyarakat
lokal.
Kata-Kata Kunci : Model, Mina Wisata, Perikanan Tangkap

ABSTRACT
The purpose of this research is to develop the fishing tourism model which based on catch fisheries as a effort to
wellfaring the fisherman communities and to develop tourism in Buleleng Regency, Bali. This research can
classified as development research which take place at Anturan coastal waters. The procedure of this research
consist of some steps is that peasibilities survey, instrument making, data collecting and analyzing, making the draft
of model, public consultation, try out of draft model, analyze of try out results, drfat model correction (model
finalization). The data collected by observation, interview, anquete, and references studies, while the data analyzed
by descriptive methods, both quantitative and qualitative. Some results which produced in this research are ; 1)
the Anturan village have big potency to develop the fishing tourism because this village have big potency in fish,
fisherman in this village have hight skill, and the tourism facilities complete ; 2) the fishing tourism model which very
well developed in Anturan village is the model which consist of five component is that ; a) stringing in fishing effort
system ; b) developing of fishing tourism facilities ; c) developing of fishing tourism man power ; d) developing of
promoting and marketing system ; e) developing of communication and public support system.
Key Words : Model, Fishing Tourism, Catching Fisheries.

PENDAHULUAN keagamaannya yang berbasis Hindu. Wisata


Sampai saat ini, pariwisata merupakan salah budaya yang dikembangkan di Bali, di samping
satu pilar ekonomi yang amat penting bagi telah terbukti memberikan lapangan kerja dan
masyarakat Bali. Corak wisata Bali yang kesejahteraan bagi sebagian masyarakat Bali,
menyebabkan Bali menjadi destinasi wisata juga telah terbukti menimbulkan satu ekses
yang paling dikenal di dunia adalah wisata negatif yang sangat prinsip bagi tatanan
budaya (culture tourism) yang menyajikan kehidupan dan mental masyarakat Bali. Satu
keunikan-keunikan budaya masyarakat Bali ekses negatif prinsipil yang dimaksud adalah
dengan segala adat istiadat dan ritual adanya komersialisasi beberapa produk budaya

971
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

dan keagamaan Hindu di Bali yang bersifat berbasis perikanan budidaya ini tampak masih
sakral. jauh lebih sedikit dibanding jumlah peminat
Bilamana kepariwisataan Bali hanya corak wisata berbasis budaya. Karena itu,
bertumpu pada wisata budaya, maka di perlu upaya tambahan agar peminat wisata
samping dapat memperparah ekses negatif budaya lebih banyak lagi beralih ke wisata
seperti yang telah disinggung di atas, tetapi perikanan. Terkait dengan itu, maka sangat
juga dapat membuat kepariwisataan Bali menarik jika usaha perikanan tangkap dicoba
menjadi tidak berkembang karena tidak pernah untuk dijadikan objek wisata untuk melengkapi
menyediakan objek wisata alternatif untuk mina wisata yang berbasis perikanan budidaya.
mengakomodasi selera wisatawan yang Pengembangan mina wisata yang berbasis
beragam. Dengan hanya bertumpu pada wisata perikanan tangkap di wilayah Buleleng
budaya, sektor kepariwisataan Bali tampaknya merupakan hal yang sangat realistik
sesungguhnya mengalami kerugian karena dan logis karena ; 1) Kabupaten Buleleng
potensi wisata yang lain tidak terangkat dan yang memiliki pantai sepanjang 157, 05
tidak bisa terjual. Perlu diingat bahwa corak kilometer dan laut seluas 1051,2 km2
wisata budaya yang monoton dapat merupakan kabupaten yang memiliki potensi
menciptakan kejenuhan (kebosanan) tersendiri perikanan tangkap yang cukup besar ; 2)
bagi wisatawan yang melakukan kunjungan sampai saat ini sektor perikanan di Buleleng
ulangan ke Bali. Di samping itu, kepariwisataan masih dijual sebatas produknya dalam bentuk
yang bercorak tunggal umumnya lebih rentan komoditas perikanan padahal kenyataan
terhadap permasalahan dibanding menunjukkan bahwa selama ini banyak
kepriwisataan dengan corak yang beragam, wisatawan yang berkunjung ke Buleleng
Karena itu perlu ada objek wisata alternatif agar memiliki ketertarikan untuk melihat sektor
tekanan komersialisasi terhadap produk budaya perikanan, terutama proses penangkapannya ;
sakral menjadi berkurang, kejenuhan tidak 3) upaya pengembangan mina wisata di
terjadi dan kepariwisataan Bali dapat Buleleng tampaknya bukan hal yang sulit
berkembang. karena di sepanjang pesisir Buleleng banyak
Untuk mengurangi ekses negatif dari terdapat destinasi wisata pendukung seperti
wisata yang bercorak budaya ini, maka di tahun kawasan Lovina, kawasan Pulaki, kawasan
2013, khusus di wilayah Buleleng telah Pemuteran dan kawasan Taman Nasional Bali
dikembangkan model wisata alternatif berupa Barat yang dipastikan dapat memberikan imbas
wisata perikanan yang berbasis perikanan positif bagi pengembangan mina wisata di
budidaya. Selama satu tahun masa Buleleng.
pengembangannya, maka mina wisata yang Terkait dengan upaya pengembangan mina
berbasis perikanan budidaya ini telah terbukti wisata berbasis perikanan tangkap di Buleleng,
mampu menyedot perhatian banyak wisatawan. maka dipandang perlu memilih satu komunitas
Sebagai contoh sejak tahun 2013 hingga saat nelayan tangkap yang hidup di suatu kawasan
ini, usaha budidaya perikanan laut yang dikelola nelayan di Buleleng untuk dikembangkan
oleh CV. Dewata Laut telah dikunjungi oleh menjadi objek mina wisata. Sehubungan
sedikitnya 531 orang wisatawan yang terdiri dengan itu, maka salah satu komunitas nelayan
atas 474 wisatawan asing dan 57 wisatawan yang ada di Buleleng yang cukup siap untuk
domestik. Ini berarti mina wisata yang berbasis dikembangkan menjadi objek mina wisata
perikanan budidaya ini mampu mengalihkan adalah kelompok nelayan Taruna Samudera
perhatian wisatawan dari wisata bercorak yang ada di Desa Anturan, Buleleng, Bali.
budaya ke wisata bercorak perikanan budidaya. Adapun alasannya adalah karena kelompok
Kendatipun mina wisata yang berbasis nelayan Taruna Samudera merupakan
perikanan budidaya ini telah terbukti diminati kelompok nelayan terbaik yang ada di Bali, dan
oleh wisatawan, namun dilihat dari jumlah bahkan pernah meraih predikat kelompok
peminatnya, maka jumlah peminat corak wisata nelayan teladan di tingkat nasional.. Di samping

972
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

karena memiliki prestasi yang baik dibidang kegiatan penelitian, yang kemudian dilajutkan
perikanan tangkap, kelompok nelayan Taruna dengan upaya uji publik dan ujicoba
Samudera sangat mudah diakses oleh para implementasi terhadap draft model yang dibuat.
wisatawan mengingat kelompok nelayan ini Dalam pelaksanaannya, penelitian ini
berada di Desa Anturan yang merupakan salah menggunakan masyarakat nelayan tangkap
satu desa wisata di Buleleng yang lokasinya dan masyarakat pelaku wisata yang ada di
ada di dalam kawasan wisata Lovina. Desa Anturan, Buleleng sebagai subjek dalam
Dari uraian latar belakang masalah di atas, penelitian. Dalam pelaksanaannya, kegiatan
maka permasalahan yang cukup menarik untuk penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap
dikaji adalah sebagai berikut ; 1) sejauh yang dimulai dari survey pendahuluan,
manakah usaha perikanan tangkap yang pengumpulan dan analisis data, pembuatan
ditekuni oleh kelompok nelayan Taruna draft model mina wisata berbasis perikanan
Samudera yang ada di Desa Anturan, Buleleng tangkap, uji publik terhadap draft model, uji
dapat dikembangkan menjadi objek mina wisata coba implementasi draft model, analisis hasil
; 2) dengan mengacu pada hasil uji coba draft model, perbaikan draft model
pengembangan mina wisata berbasis perikanan menjadi model yang bersifat final, dan
tangkap di Desa Anturan ini, maka model mina pembuatan naskah akademik. Seluruh tahapan
wisata berbasis perikanan tangkap seperti dalam penelitian ini dilakukan di Anturan dan
apakah yang cocok dikembangkan di Buleleng sekitarnya dengan memakan waktu kurang
? lebih enam bulan.
Dilihat dari tujuannya, maka tujuan jangka Metode pengumpulan data yang
pendek dari penelitian ini adalah untuk dipergunakan adalah metode observasi,
menemukan model pengembangan mina wisata metode wawancara, dan metode kuesioner
yang cocok diterapkan di Buleleng. Sementara dengan menggunakan masyarakat nelayan,
itu, tujuan jangka panjang dari penelitian ini masyarakat pelaku wisata, kawasan dan
adalah untuk mengembangkan perikanan dan aktivitas perikanan dan pariwisata di Desa
pariwisata yang ada di Buleleng. Dengan Anturan sebagai sumber data dan informasi.
demikian, manfaat yang dapat dipetik dari Sedangkan metode analisis data yang
penelitian ini adalah dampaknya yang dapat digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif
meningkatkan kesejahteraan para nelayan dan dan deskriptif kualitatif yang dilengkapi dengan
pelaku industri pariwisata yang ada di Buleleng. sajian tabel, gambar grafis dan foto yang
terkait dengan data dan informasi penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


METODE PENELITIAN Beberapa hasil yang diperoleh dalam
Penelitian ini merupakan penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,
pengembangan. Dikatakan penelitian perairan laut di dalam wilayah Buleleng,
pengembangan karena penelitian ini khususnya Desa Anturan memiliki potensi
dilaksanakan dalam rangka mengembangkan sumberdaya ikan laut yang sangat besar baik
suatu model mina wisata berbasis perikanan dari segi ragam dan jumlah, yang mana hal ini
tangkap yang cocok diterapkan di wilayah merupakan dampak positif dari kondisi laut
Buleleng. Yang dimaksud pengembangan Buleleng yang masih baik dan penerapan
model dalam penelitian ini adalah serangkaian sarana penangkapan ikan yang ramah
upaya mengubah idea, gagasan tentang model lingkungan. Hal ini dapat dipakai sebagai modal
mina wisata berbasis perikanan tangkap pokok dalam mengembangkan mina wisata
menjadi konsepsi tertulis tentang model mina yang berbasis perikanan tangkap di Buleleng.
wisata berbasis perikanan tangkap melalui Berbagai jenis komoditas perikanan yang cukup
kegiatan analisis terhadap sejumlah data dan melimpah adalah ikan tuna, cakalang, tongkol,
informasi yang dikumpulkan dalam suatu kembung, kerapu, kakap, marlin, lemuru, teri,

973
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

berbagai jenis ikan hias cumi-cumi, udang Gambar 01. Grafik peningkatan kemampuan
lobster, kepiting rajungan, dan lain-lainnya. para nelayan dalam hal bahasa
Kedua, masyarakat nelayan tangkap di wilayah Inggris.
Buleleng, khususnya yang tergabung dalam
kelompok nelayan Taruna Samudera yang ada Peningkatan Kemampuan
di Desa Anturan sudah cukup handal dan cukup Teknik Kepemanduan (%)
professional dalam menekuni pekerjaannya
sebagai nelayan tangkap, yang mana hal ini 40
merupakan dampak positif dari pembinaan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah 30
Buleleng terhadap kelompok-kelompok nelayan
yang ada di Buleleng. Hal ini dapat dijadikan 20
modal penting dalam mengembangkan mina
wisata yang berbasis perikanan tangkap di 10
Buleleng
Ketiga, setelah melalui kegiatan pendidikan 0
dan pelatihan para anggota kelompok nelayan T.Komunikasi T.Pelayanan PMOW
Taruna Samudera meningkat secara signifikan
kemampuannya dalam hal bahasa Inggris dan Gambar 02. Grafik peningkatan kemampuan
teknik kepemanduan. Dalam hal Bahasa para nelayan dalam hal teknik
Inggris, peningkatan kemampuan yang terjadi kepemanduan
adalah ; a) vocabulary sebesar 37,39 % ; b)
reading sebesar 38,22 % ; c) writing sebesar Keempat, sarana dan prasarana penangkapan
35,62 % ; d) speaking sebesar 19,85 %. ikan yang dimiliki oleh para nelayan tangkap
Sementara itu dalam hal teknik kepemanduan, yang ada di Buleleng,khususnya yang ada di
peningkatan kemampuan yang terjadi adalah ; Desa Anturan masih cukup sederhana
a) teknik komunikasi sebesar 23,17 % ; b) sehingga dimasa depan perlu dikembangkan
teknik pelayanan sebesar 25,45 % ; c) agar dapat secara maksimal menopang
pemahaman materi objek wisata sebesar 32,05 pengembangan mina wisata yang berbasis
%. Hal ini dapat menopang partisipasi para perikanan tangkap. Sederhananya sarana
nelayan di Desa Anturan dalam pengembangan tangkap ini berkait erat dengan relatif
mina wisata yang berbasis perikanan tangkap rendahnya modal kerja yang dimiliki oleh para
di Buleleng, khususnya di Desa Anturan.. Untuk nelayan di Desa Anturan ini.
lebih jelasnya, berikut disajikan data dan grafik Kelima, para pelaku wisata (pengusaha hotel
peningkatan kemampuan para nelayan dalam dan restoran, pemandu wisata, pelayan hotel
hal bahasa Inggris dan teknik kepemanduan dan restoran) yang ada di Buleleng, khususnya
tersebut. yang ada di Desa Anturan sudah cukup
professional dalam menekuni profesinya
sehingga dapat diandalkan untuk menopang
pengembangan mina wisata yang berbasis
Peningkatan Kemampuan perikanan tangkap. Hal ini tidak terlepas dari
Berbahasa Inggris (%) pengalaman kerja yang cukup panjang dari
para pelaku wisata ini sehingga mereka tampak
50 dimatangkan oleh pengalaman ini.
Keenam, sarana dan prasarana wisata yang
40 ada di Buleleng, khususnya yang ada di Desa
30 Anturan secara umum sudah memadai untuk
pengembangan mina wisata yang berbasis
20 perikanan tangkap, walaupun dalam beberapa
10
0 974
Vocabulary Writing Reading Speaking
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

hal seperti keberadaan kios cenderamata, unit dimiliki oleh masyarakat nelayan di Desa
jasa penukaran mata uang (money changer), Anturan masih tergolong sederhana ; 5) para
travel dan dermaga di masa depan perlu pelaku wisata di Buleleng, khususnya di Desa
dikembangkan. Hal ini perlu dilakukan agar Anturan sudah cukup professional dalam
sarana wisata di Desa Anturan benar-benar menjalankan profesinya ; 6) sarana dan
lengkap. prasarana wisata yang ada di Buleleng,
Ketujuh, pemerintah daerah Buleleng dalam khususnya yang ada di Desa Anturan secara
hal ini Dinas Perikanan dan Dinas Pariwisata umum sudah cukup memadai, walaupun masih
Buleleng telah memiliki visi dan misi ada beberapa kekurangan ; 7) pemerintah
pengembangan mina wisata di Buleleng, dan daerah Buleleng sudah punya perhatian dan
telah berupaya mewujudkan visi misinya itu upaya dalam mengembangkan mina wisata di
dengan melakukan sinergi dengan pihak Buleleng ; 8) model mina wisata berbasis
swasta dan masyarakat. Pihak swasta yang perikanan tangkap yang cocok dikembangkan
diajak bersinergi oleh pemerintah adalah pihak di Buleleng adalah model mina wisata berbasis
pengusaha yang tergabung dalam Pengusaha perikanan tangkap yang memiliki lima unsur
Hotel Dan Restoran Indonesia (PHRI) wilayah pokok yaitu penguatan sistem usaha perikanan
Buleleng dan Himpunan Nelayan Seluruh tangkap, pengembangan sarana dan prasarana
Indinesia (HNSI) wilayah Buleleng. wisata penunjang mina wisata yang berbasis
Delapan, model mina wisata berbasis perikanan tangkap, pengembangan
perikanan tangkap yang cocok dikembangkan sumberdaya manusia pendukung mina wisata
di Buleleng, khususnya di Desa Anturan adalah yang berbasis perikanan tangkap,
model mina wisata berbasis perikanan tangkap pengembangan sistem promosi dan pemasaran
yang memiliki lima unsure pokok yaitu mina wisata yang berbasis perikana tangkap,
penguatan sistem usaha perikanan tangkap, dan pembangunan sistem komunikasi dan
pengembangan sarana dan prasarana wisata dukungan masyarakat lokal terhadap program
penunjang mina wisata yang berbasis pengembangan mina wisata yang berbasis
perikanan tangkap, pengembangan perikanan tangkap.
sumberdaya manusia pendukung mina wisata
yang berbasis perikanan tangkap, DAFTAR PUSTAKA
pengembangan sistem promosi dan pemasaran
mina wisata yang berbasis perikana tangkap,
dan pembangunan sistem komunikasi dan Erawan, N., 1994, Pariwisata dan
dukungan masyarakat local terhadap program Pembangunan Ekonomi (Bali
pengembangan mina wisata yang berbasis Sebagai Kasus), Penerbit Uphada
perikanan tangkap. Sastra, Denpasar.

SIMPULAN DAN SARAN Jelantik, S. Anton Santyasa, Yudasmara, 2011,


Peranan Pendidikan dan Pelatihan di
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari
Bidang Kelautan dan Perikanan
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1)
dalam Menumbuh Kembangkan
laut Buleleng, khususnya yang ada di wilayah
Wawasan dan Minat Anak-Anak
Desa Anturan memiliki potensi sumberdaya
Remaja Pesisir dalam Aspek
ikan yang sangat beasr ; 2) Buleleng,
Kelautan dan Perikanan di
khususnya Desa Anturan memiliki masyarakat
Kecamatan Buleleng, Kabupaten
nelayan tangkap yang cukup profesional dalam
Buleleng, Provinsi Bali, Laporan
menjalankan profesinya ; 3) setelah melalui
Penelitian Hibah Bersaing,
pendidikan dan pelatihan, kemampuan para
Universitas Pendidikan Ganesha,
nelayan dalam hal bahasa Inggris dan teknik
Singaraja (Tidak Diterbitkan)
kepemanduan meningkat secara signifikan ; 4)
Jelantik, S., Dodik Prasetya, Alexander KM,
sarana dan prasarana penangkapan ikan yang
2012, Model Pengelolaan Kawasan

975
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

Pesisir dan Laut Secara Terpadu dan Berbasis Perikanan dalam Rangka
Pengembangan Unggulan Daerah di PeningkatanKesejahte raan Para
Bidang Perikanan dan Kelautan Nelayan dan Pengembangan
Sebagai Strategi Pemberdayaan KepariwisataanDi Kabupaten
Masyarakat Nelayan di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Laporan
Buleleng, Provinsi Bali Laporan Penelitian MP3EI Tahun ke 2
Penelitian Hibah Bersaing, Universitas pendidikan Ganesha
Universitas Pendidikan Ganesha, (Tidak Diterbitkan)
Singaraja (Tidak Diterbitkan)
Jelantik, S, Manik Widiyanti, Dodik Prasetia Kusumastanto, T., 2002, Reposisi Ocean Policy
Yudi Wisnawa, 2013, Pengembangan dalam Pembangunan Ekonomi
Mina Wisata Sebagai Model Indonesia di Era otonomi Daerah,
Pembangunan Sektor Wisata Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
Berbasis Perikanan dalam Rangka Lautan (PKSPL), Institut Pertanian
PeningkatanKesejahte raan Para Bogor (IPB), Bogor.
Nelayan dan Pengembangan
Pendit, N.S., 1997, Ilmu Pariwisata, Sebuah
KepariwisataanDi Kabupaten
Pengantar Perdana, Penerbit
Buleleng, Provinsi Bali, Laporan
Pradnya Paramitha, Jakarta.
Penelitian MP3EI Tahun ke 1
Universitas pendidikan Ganesha Yoeti, OA, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata,
(Tidak Diterbitkan) Penerbit Pradnya Paramitha, Jakarta.
Yoeti, OA, 1997, Perencanaan dan
Jelantik, S, Manik Widiyanti, Dodik Prasetia
Pengembangan Pariwisata, Penerbit
Yudi Wisnawa, 2014, Pengembangan
Pradnya Paramitha, Jakarta.
Mina Wisata Sebagai Model
Pembangunan Sektor Wisata

976

Anda mungkin juga menyukai