Aplikasi Mesin Pendingin Susu: Rohmad Maulidin Jamil Fakultas Peternakan Universitas Boyolali

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 13

APLIKASI MESIN PENDINGIN SUSU

Oleh

ROHMAD MAULIDIN JAMIL

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BOYOLALI


KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Mengetahui atas rahmat
serta hidayah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan paper berjudul : APLIKASI MESIN PENDINGIN SUSU.

Paper ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi dan Mekanisasi
Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Boyolali. Penulis menyadari dalam penulisan Paper ini
masih jauh dari sempurna, dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam
pembahasan materi.

Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan Penulis. Sehingga Penulis mengharapkan


saran dan kritik yang bersifat membangun mudah-mudahan dikemudian hari dapat memperbaiki segala
kekuranganya.
BAB I
PENDAHULUAN

Teknologi merupakan suatu upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan juga dunia
industry. Upaya pengembangan tersebut meliputi: penggunaan bahan dan peralatan tradisional
maupun modern, penerapan aturan dan juga prosedur yang sesuai dengan tujuan.

Teknik pengolahan dan pengawetan merupakan dua hal yang berbeda namun memiliki
tujuan yang sama. Tujuannya yaitu menjaga kualitas dan kesegaran dari suatu bahan pangan.

Teknik pengawetan bahan pangan bisa menggunakan bahan kimia atau dengan bantuan
mesin yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan agen-agen pembusuk dari
bahan pangan, sedangkan peran dari teknik pengolahan adalah menciptakan makanan yang
lezat dan mudah dimakan.(Angela Nitia,2018)
BAB II

LANDASAN TEORI

Susu merupakan salah satu bahan pangan yang mudah rusak. Salah satu penyebabnya
karena adanya kontaminasi mikroba. Susu yang diperoleh dari proses pemerahan, kemudian
akan disimpan. Teknik penyimpanan merupakan suatu syarat untuk memperoleh kualitas susu
yang baik. Pada dasarnya susu setelah diperah harus langsung disimpan pada suhu dingin.
Penyimpanan susu tanpa dengan pendingin tidak disarankan disimpan terlalu lama dan harus
segera dioah.

Peran penting dalam menjaga kualitas susu adalah suhu penyimpanan. Susu yang baru
deperah memiliki suhu sektar 37oC, pada suhu tersebut, mikroorganisme dapat tumbuh dan
berkembang dengan pesat(Angela Nitia,2018) oleh karena itu suhu susu harus diturunkan
dibawah suhu 4oC karena pada suhu tersebut mikroorganisme menjadi sangat lambat
pertumbuhannya. Tetapi jika suhu susu naik diatas suhu 4 oC maka pertumbuhan
mikroorganisme menjadi pesat sediakala. Oleh sebab itu tindakan pengontrolan atau
pengecekan terhadap suhu penyimpanan susu segar sangat penting. (Legowo, 2009)

Sistim pengembangan peternakan sapi perah di Indonesia yang memisahkan antara


peternak sebagai produsen, koperasi sebagai pengumpul, dan IPS sebagai pengguna
produk, mengakibatkan rantai perjalanan susu dari peternak sampai IPS menjadi sangat
panjang dan membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke pusat pengolahan.
BAB III

PEMBAHASAN

Susu merupakan komoditi peternakan yang mudah rusak diakibatkan oleh serangan
bakteri/kapang serta pembusukan akibat reaksi kimia dari rantai proses penghancuran
sehingga kecepatan pemrosesan setelah pemerahan susu sangat menentukan kualitas hasil
akhir.

Koperasi mendapatkan susu dari angggota. Satu koperasi susu (KSU) mempunyai
puluhan bahkan ratusan anggota peternak sapi perah yang lokasinya tersebar di sekitar
KSU. Pengiriman susu dari anggota biasanya dilakukan 2 kali yaitu pagi dan sore. Susu yang
diperah pada pagi hari akan langsung dikirim ke IPS pada siang hari, sedang yang diperah
sore hari baru keesokan harinya dikirim ke IPS. Sehingga ada jeda waktu tertentu untuk
mengumpulkan susu. Selama waktu menunggu tersebut susu seharusnya didinginkan
sampai 3 oC agar bakteri yang telah ada tidak berkembang.

Guna mendinginkan susu, KSU pada umumnya menggunakan alat yang disebut
cooling unit (tangki penyimpanan susu pada suhu 3 oC) yang berfungsi sebagai alat
penyimpanan susu pada suhu rendah. Alat ini tidak mempunyai kemam-puan untuk
menurunkan suhu susu dengan cepat. Paling tidak dibutuhkan waktu sekitar 3 sampai 5 jam
untuk menu-runkan suhu dari 28 oC sampai dengan suhu aman, yaitu 3 oC, tergantung
kapasitas cooling unit yang dipergunakan.

Salah satu alat yang digunakan dalam proses pendinginan susu bernama Chiller, yang
fungsi utamanya adalah mendinginkan susu dari suhu awal (28 oC) ke suhu aman (3 oC)
dalam waktu maksimal 1 jam, sehingga diharapkan mikroba yang sudah ada tidak
berkembang lebih lanjut. Setiap suhu turun sebesar 8 oC maka kemampuan mikroorganisme
untuk berkembang akan menurun sebesar 50 % (Winarno,1993)

Chiller adalah alat yang dapat digunakan untuk menurunkan suhu susu dalam waktu
yang cepat. Sistem yang digunakan adalah ice bank, yaitu alat yang mampu menyimpan dan
mendinginkan air dalam jumlah yang besar. Agar air tetap dalam kondisi cair pada kondisi
suhu di bawah titik beku maka air pada ice bank dapat dicampur dengan zat anti beku
(Supriyanto dkk,2009).

Awalnya condensing unit mendinginkan air dalam jumlah yang besar sampai – 1oC,
setara atau sedikit lebih besar dari jumlah susu yang akan didinginkan. Kemudian suhu yang
ada di dalam ice bank ditransfer ke susu dengan menggunakan penukar kalor, sehingga
suhu susu turun (Gambar 4).

Penukar kalor (heat exchanger) adalah komponen utama dari chiller susu yang
berfungsi mentransfer energi dingin dari ice bank ke susu. Terdapat berbagai macam
penukar kalor yang dikenal banyak digunakan pada proses pendinginan susu, yang umum
dipakai adalah tipe plate (berupa tumpukan plat yang digabungkan menjadi satu), dimana
setiap plat mempunyai profil sehingga pada saat disatukan akan terbentuk lubang. Pada
lubang tersebut air dingin dan susu saling mentransfer energi yang dibatasi oleh plat. Hal ini
berbeda pada tipe sirip, dimana susu yang didinginkan disalurkan di dalam pipa yang pada
bagian luarnya diberi sirip (plat berlubang yang dimasukkan ke dalam pipa) (Gambar 3) yang
berfungsi sebagai bidang penangkap energi dingin yang kemudian disalurkan ke dalam pipa
untuk mendinginkan susu, dan keseluruhan penukar kalor di rendam di dalam ice
bank.chiller susu yang berfungsi mentransfer energi dingin dari ice bank ke susu. Terdapat
berbagai macam penukar kalor yang dikenal banyak digunakan pada proses pendinginan
susu, yang umum dipakai adalah tipe plate (berupa tumpukan plat yang digabungkan
menjadi satu), dimana setiap plat mempunyai profil sehingga pada saat disatukan akan
terbentuk lubang. Pada lubang tersebut air dingin dan susu saling mentransfer energi yang
dibatasi oleh plat. Hal ini berbeda pada tipe sirip, dimana susu yang didinginkan disalurkan
di dalam pipa yang pada bagian luarnya diberi sirip (plat berlubang yang dimasukkan ke
dalam pipa) (Gambar 3) yang berfungsi sebagai bidang penangkap energi dingin yang
kemudian disalurkan ke dalam pipa untuk mendinginkan susu, dan keseluruhan penukar
kalor di rendam di dalam ice bank.

Secara fungsional alat ini mempunyai dua fungsi utama yang bekerja secara
terintegrasi. Bagian pertama adalah ice bank yang berfungsi mengumpulkan energi untuk
digunakan pada saat kerja untuk menurunkan suhu susu, dan bagian kedua adalah alat yang
berfungsi memindahkan energi dingin yang ada pada air yang berasal dari ice bank ke susu
yang akan diturunkan suhunya.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
- Upaya untuk memperlambat pembusukan susu maka salah satu caranya dengan
menurunkan suhu susu menjadi dibawah 4oC.
- Alat chiller merupakan salah satu teknologi yang dapat membantu menurunkan suhu
susu
- Pada alat chiller terdapat berbagai komponen: ada kompresor sebagai penekan susu
(power) ada alat ekpansi sebagai (transmisi) ada evaporator sebagai penukar panas
menjadi dingin

Daftar Pustaka
Angela Nitia N, S.Pt., M.Si,. (2018) TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TERNAK .
Plantaxia

Supriyanto dan Uning Budiharti. (2009) PENGEMBANGAN CHILLER SUSU DENGAN


PENUKAR PANAS TIPE SIRIP
1.1 Latar Belakang

Pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, selain sebagai pemasok
kebutuhan pangan, pertanian juga member kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional.
Sektor pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman bahan pangan, perkebunan, peternakan,
kehutanan, dan perikanan memberi kontribusi yang cukup besar terhadap Pendapatan Domestik Bruto
(PDB). PDB Indonesia pada tahun 2007 tumbuh sebesar 10,3 persen dibandingkan tahun 2006.
Pertumbuhan tertinggi dihasilkan dari subsector tanaman bahan makanan sebesar 10,89 persen
Peternakan sebagai salah satu bagian dari pertanian dalam arti luas merupakan komponen utama yang
paling penting artinya dalam perekonomian Indonesia. Pembangunan peternakan merupakan bagian
integral dari pembangunan pertanian. Subsektor peternakan di Indonesia berpeluang untuk
dikembangkan lebih lanjut. Hal ini mengingat bahwa peternakan melibatkan sebagian besar masyarakat
Indonesia dan merupakan sumber mata pencaharian, baik mata pencaharian pokok maupun sambilan
Susu sapi merupakan salah satu pangan yang tinggi kandungan gizinya, bila ditinjau dari kandungan
protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin. Dalam memenuhi kebutuhan protein, terutama pada
kasus penderita gizi buruk, susu merupakan pilihan pertama. Sehingga ketersediaan susu perlu
diperhatikan untuk memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Akan tetapi, susu juga merupakan
media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Usaha
memenuhi ketersediaan susu harus disertai dengan usaha meningkatkan kualitas dan keamanan produk
susu, karena seberapa pun tinggi nilai gizi suatu pangan tidak akan ada artinya apabila pangan tersebut
berbahaya bagi kesehatan.

Salah satu komoditas peternakan yang berpotensial untuk dikembangkan adalah susu. Susu segar
sebagai salah satu komoditas hasil peternakan memiliki peran dalam meningkatkan kualitas masyarakat
melalui pemenuhan kebutuhan protein dan mineral. Susu dibutuhkan karena kandungan gizinya yang
tinggi dan lengkap, sehingga menjadi bahan makanan penting sebagai penyempurna susunan menu
makanan sehari- hari. Dalam setiap 100 gram susu segar mengandung 3,5 gram lemak, 3,2 gram protein,
4,3 gram karbon, 143 mg kalsium dan 60 mg fosfor, vitamin A dan D . susu merupakan komoditas yang
mudah dan cepat bauk sehingga susu memerlukan penaganan yang cepat dan cermat dalam upaya
mempertahankan kualitas susu dari peternak sapi perah, untuk itu perlu adanya pengawetan yang dapat
menjaga kualitas mutu susu tetap segar. Susu yang telah diperah oleh peternak kemudian akan
didistribusikan ke koperasi-koperasi pengumpul susu. Jika peternakan tidak mempunyai alat pendingin,
susu harus dibawa ke cooling unit atau Koperasi Unit Desa (KUD) yang mempunyai alat pendingin (Saleh,
2005). Pendinginan susu bertujuan agar terjadi penurunan suhu untuk menahan mikroba perusak susu
agar pertumbuhannya terhambat atau tidak berkembang biak, sehingga susu tidak mengalami
kerusakan dalam waktu yang relatif singkat (Toledoa et al., 2015). Susu yang telah didinginkan di KUD
kemudian didistribusikan ke Industri Pengolah Susu (IPS). Distribusi susu di kota Batu Jawa Timur
membutuhkan waktu distribusi susu dari koperasi ke IPS rata-rata sebesar 90 menit tergantung dari
jarak dan kondisi geografis (Misgiarta et al., 2008). Adanya jalur distribusi yang panjang seperti ini
menyebabkan penurunan kualitas susu. Salah satu cara untuk mempertahankan mutu dan kesegaran
susu adalah dengan dilakukan penerapan teknologi refrigrasi yaitu dengan menurunkan suhu susu
tertentu sehingga bakteri terhambat untuk berkembang dan pembusukan dapat terhindar. Dari uraian
diatas kita tahu bahwa yang dibutuhkan oleh para peternak untuk mendinginkan susu adalah sebuah
mesin pendingin. Dengan perkembagan teknologi dibidang induestri sekarang ini sudah banyak mesin-
mesin pendingin susu, akan tetapi masih banyak juga yang menggunakan system pendingin hanya saja
system ini masih

independent dalam artian system refrigrasi biasa. Oleh sebab itu, para peternak membutuhkan suatu
alat mesin pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan susu. Berdasarkan model yang direncanakan
peternak maupun pabrik susu kemasan dipasaran dibutuhkan alat pendingin susu yang bisa menampung
susu berkapasitas kecil maupun besar dengan hasil yang maksimal. Dari urutan diatas yang dibutuhkan
oleh peternak dan pabrik susu kemasan adalah mesin pendingin. Demikian diperoleh design tugas akhir
yang berjudul “Mesin Pendingin Susu Kapasitas 2500 liter “

1.2 Rumusan Masalah Agar perancangan instalasi pendingin ini lebih mendetail dan terarah, maka
penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana menentukan dimensi tabung
pendinginan susu dengan kapasitas 2500 liter. 2. Bagaimana merancang komponen dari mesin
pendingin susu kapasitas 2500 liter.

1.3 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan ini untuk Mesin Pendingin susu kapasitas 2500 liter

1.4 Manfaat Perancangan Manfaat dari perancangan tugas akhir ini diharapkan bermanfaat sebagai
berikut : 1. Dibuat sebagai prototype dalam refrigrasi yang dapat dilanjutkan untuk penelitian lebih
lanjut.

1.5 Batasan Masalah Mesin pendingin yang direncanakan hanya untuk ruang penyimpanan ( cooling ice
bank ). Suhu yang direncanakan 4 ᵒC dengan daya tampung 2500 liter susu. Dalam penyusunan tugas
akhir ini dibatasi pada masalah berikut: 1. Produk yang disimpan adalah susu segar dengan kapasitas
2500 liter. 2. Perancangan dimensi tabung pendigin susu kapasitas 2500 liter. 3. Perancangan evaporator
dan kondensor untuk mesin pendingin susu.

4. Pemilihan kompresor dan katup ekspansi pada mesin pendingin. 5. Suhu didalam ruang pendinginan
yang direncanakan 4 ᵒC. 6. Perancangan komponen untuk instalasi pendingin sus

Anda mungkin juga menyukai