VALUE (NPV)
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
NURHAMIDAH 1910247691
PROGRAM PASCASARJANA
TAHUN 2020
1
TIME VALUE OF MONEY
2
Bunga Sederhana (Simple Interest)
Apabila total bunga yang diperoleh berbanding linear dengan besarnya
pinjaman awal/pokok pinjaman, tingklat suku buang dan lama periode pinjaman
yang disepakati, maka tingkat suku bunga tersebut dinamakan tingkat suku bunga
sederhana (simple interest rate). Bunga sederhana jarang digunakan dalam praktik
komersial modern. Total bunga yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus :
I = P.i.n
P = Pinjaman awal
n = Periode pinjaman.
Jika pinjaman awal P, dan tingkat suku bunga, I, adalah suatu nilai yang tetap,
maka besarnya bunga tahunan yang diperoleh adalah konstan. Oleh karena itu,
total pembayaran pinjaman yang harus dilakukan pada akhir periode pinjaman F,
sebesar :
F=P+I
Apabila bunga yang diperoleh setiap periode yang didasarkan pada pinjaman
pokok ditambah dengan setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan
awal periode tersebut, maka bunga itu disebut bunga majemuk. Bunga majemuk
lebih sering digunakan dalam praktik komersial modern.
Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh pengaruh pemajemukkan
(compounding). Perhitungan bunganya dilakukan berdasarkan pinjaman pokok
dan bunga yang dihasilkan pada periode sebelumnya. Perbedaan tersebut akan
semakin besar bila jumlah uang semakin sebesar,atau periode lebih lama.
3
B. Metode – metode yang Digunakan
Future Value (nilai yang akan datang)
Adalah nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang diterima atau
dibayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap
periode selama jangka waktu tertentu. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
dibawah ini :
26/10/11 26/10/12
Po FV
Rp 1,000,000 ?
RUMUS :
FV = Po (1+i)n
Keterangan :
n : Jangka waktu
Contoh :
4
FV = Po (1+r)n
FV = Rp 5,000,000 (1+0.18)5
FV = Rp 11,438,789
Adalah nilai uang sekarang yang akan diperoleh atau dibayar dimasa yang
akan datang dengan tingakat suku bunga tertentu pada setiap periode. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :
26/10/11 26/10/12
PV Po
? Rp 1,000,000
Rumus :
PV Po 1 n
(1i )
Keterangan :
PV : Nilai sekarang
n : Jangka waktu.
CONTOH :
5
1
PV = Rp 40,000,000 x
(1 0.2) 6
6= Rp 13,396,000
Nilai uang Tn B sebesar Rp 40,000,000 yang akan diterima 6 tahun lagi pada
tingkat bunga 20 % pada saat sekarang adalah sebesar Rp 13,396,000.
Anuitas
Future value annuity adalah suatu hal yang dimanfaatkan untuk mencari nilai
dari suatu penjumlahan tahun yang akan datang dari jumlah yang diterima
sekarang pada waktu yang sudah ditentukan atau dengan kata lain penjumlahan
dari future value. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini.
Po FV
Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta ?
Rumus :
( 1 i ) n 1
FVA A
i
6
4 4.6410 4.9934 5.3680 6.1870 7.1040 8.1250
r
A = FVa
(1 r ) n 1
Keterangan :
A : Anuitas
r : Tingkat bunga
n : Periode tertentu
Contoh soal:
Jawab:
Diket: Po = Rp 5,000,000
i = 15 %
n = 5 tahun
ditanya: Fv…..?
jawab;
7
6/06/07 6/07/07 6/08/07 6/09/07 6/10/07 6/11/07
Po FV
Rp5 juta Rp5 juta Rp5 juta Rp5 juta Rp5 juta ?
5(1+0.15)1
5(1+0.15)2
5(1+0.15)3
5(1+0.15)4
5(1+0.15)5
(1+0.15)1 = 1.1500
(1+0.15)2 = 1.3225
(1+0.15)3 = 1.5209
(1+0.15)4 = 1.7490
(1+0.15)5 = 2.0114 total = 7.7538
FVA = PMT ( FVIFA i,n )
= Rp 5,000,000 (7.7538)
= Rp 38,769,000
Jadi uang tunai yang dimiliki Tn a setelah menabung selama 5 tahun dengan
tingkat suku bunga 15 % sebesar Rp 38,769,000
Present value annuity adalah suatu bilangan yang dapat dimanfaatkan untuk
mencari nilai sekarang dari suatu penjumlahan yang diterima setiap akhir periode
pada jangka waktu tertentu. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini
PV Po
? Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta
8
(1 i) n 1
PV A A n
i (1 i )
Keterangan:
A = anuitas / angsuran
i = tigkat bunga
Contoh Soal:
Jawaban :
9
i = 20 %
n = 2 tahun
Dit : PVA......?
Jawab :
PVA = A ( 1 + i )n – 1
I ( 1 + i )n
I ( 1 + 0.2 )2
=Rp. 1.527.777.778,-
Rumusnya:
i(1 i) n
A PVA
(1 i ) 1
n
Keterangan :
A = anuitas / angsuran
i = tingkat bunga
n = jangka waktu
C. Konsep Ekuivalensi
10
Untuk menjelaskan konsep ekuivalensi, misal seseorang meminjam uang
sebesar Rp 1.000,- dan sepakat untuk mengembalikan dalam waktu 4 tahun
dengan tingkat suku bunga 10% per tahun. Terdapat banyak cara untuk
membayarkan kembali pokok pinjaman dan bunga untuk menunjukkan konsep
ekuivalensi , seperti pada table berikut. Ekuivalensi disini berarti semua cara
pembayaran yang memiliki daya tarik yang sama bagi peminjam. Tabel Berbagai
Cara Pembayaran Pinjaman :
Bunga
Jumlah Total Total
pinjaman Pinjaman
Pinjaman pinjaman pembayaran
Tahun untuk pokok yang
pada awal pada akhir pada akhir
tahun dibayarkan
tahun tahun tahun
tersebut
Cara 1 : Pada setiap akhir tahun dibayar satu per empat pinjaman pokok ditambah
bunga yang jatuh tempo.
1 1.000,00 100,00 1.100,00 250,00 350,00
2 750,00 75,00 825,00 250,00 325,00
3 500,00 50,00 550,00 250,00 300,00
4 250,00 25,00 275,00 250,00 275,00
2.500,00 250,00 1.000,00 1.250,00
Cara 2 : Pada setiap akhir tahun dibayar bunga yang jatuh tempo, pinjaman pokok
dibayarkan kembali pada akhir tahun ke-4.
1 1.000,00 100,00 1.100,00 0,00 100,00
2 1.000,00 100,00 1.100,00 0,00 100,00
3 1.000,00 100,00 1.100,00 0,00 100,00
4 1.000,00 100,00 1.100,00 1.000,00 1.100,00
4.000,00 400,00 1.000,00 1.400,00
Cara 3 : Pada setiap akhir tahun dilakukan pembayaran yang sama besar, yang
terdiri dari sejumlah pinjaman pokok dan bunga yang jatuh tempo.
1 1.000,00 100,00 1.100,00 215,47 315,47
2 784,53 78,45 862,98 237,02 315,47
3 547,51 54,75 602,26 260,72 315,47
4 286,79 28,68 315,47 286,79 315,47
2.168,79 261,88 1.000,00 1.261,88
Cara 4 : Pokok pinjaman dan bunga dibayarkan dalam satu kali pembayaran di
akhir tahun ke-4.
1 1.000,00 100,00 1.100,00 0,00 0,00
2 1.100,00 110,00 1.210,00 0,00 0,00
3 1.210,00 121,00 1.331,00 0,00 0,00
4 1.331,00 133,10 1.464,10 1.000,00 1.464,10
4.641,00 464,10 1.000,00 1.464,10
11
Meskipun total pembayaran kembali uang pinjaman berbeda menurut
caranya, tetapi bisa ekuivalensi satu sama lain merupakan konsep yang penting
dalam ekonomi teknik. Ekuivalensi tergantung pada :
12
keuangan. Disebut penting, karena selain penanaman modal pada bidang usaha
yang membutuhkan modal yang besar, juga keputusan tersebut mengandung
risiko tertentu, serta langsung berpengaruh pada nilai perusahaan.
Pada umumnya, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengambilan
keputusan investasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya usulan investasi (proposal investasi).
2. Memperkirakan arus kas (cash flow) dari usulan investasi tersebut.
3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan menggunakan beberapa
metode penilaian kelayakan investasi.
4. Memutuskan menerima atau menolak usulan investasi tersebut.
13
B. Rumus Net Present Value (NPV)
Arus kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini (present value
(PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan
rumus:
dimana:
t - waktu arus kas
i - adalah suku bunga diskonto yang digunakan
- arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t
NPV merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang
yang didiskontokan pada saat ini.Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang
perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.
r = tingkat suku bunga yang relevan
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan
investasi yang akan dilakukan.
14
3. Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV
adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan
NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV
terbesar harus dipilih .
Di dalam aliran kas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak
2. Informasi tersebut haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau
selisih) suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran
kas seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada
proyek pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa produk lama akan
“termakan” sebagian karena kedua produk itu bersaing dalam pemasaran
3. Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila
proyek itu direncanakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya
bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required
rate of return) untuk penilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut
memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas ke luar, maka
akan terjadi penghitungan ganda.
KESIMPULAN
15
pada tahun yang akan datang. Kondisi ini juga berlaku dalam pemilihan
alternative proyek investasi.
Teknik investasi modal yang mengakui kedua karakteristik investasi bisnis
adalah teknik yang melibatkan arus kas yang didiskontokan(discounted cash
flow), yaitu arus kas yang dinilai kembali menurut kesetaraan waktu. Dengan
penilaian kembali tesebut, angka-angka rupiah dapat diperbandingkan satu sama
lain dan perusahaan dapat pula mengetahui apakah sebuah usulan proyek investasi
memenuhi standar (criteria) minimum yang telah ditetapkan atau tidak. Dan salah
satu cara untuk mengetahui apakah proyek investasi memenuhi standar minimum
adalah dengan perhitungan Net Present Value (NPV).
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi
untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat
pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV
positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang
dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan
kepada pemegang saham perusahaan. Keunggulan NPV = menggunakan konsep
nilai waktu uang (time value of money). Maka sebelum penghitungan/penentuan
NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau menaksir aliran kas masuk di
masa yang akan datang dan aliran kas keluar.
Mengapa analisis menekankan pada arus kas? Alasan utamanya adalah
bahwa laba akuntansi dihitung berdasarkan konsep acrual yang mengabaikan
timing arus masuk dan arus keluar kas. Meskipun informasi laba bersih sangat
bermanfaat bagi keperluan lain, namun informasi laba bersih tidak digunakan
dalam analisis pendiskontoan arus kas. Dengan demikian, manajer dapat
mengabaikan informasi laba bersih dan lebih berkonsetrasi pada upaya
mengidentifikasi arus kas yang berhubungan dengan sebuah proyek investasi
DAFTAR PUSTAKA
16
James C. Van Horne.,John M. Wachowicz,Jr, Fundamental of Management,
terjemahan Salemba Empat, Edisi 9, Buku satu, 1997.
James C. Van Horne.,John M. Wachowicz,Jr, Fundamental of Management,
terjemahan Salemba Empat, Edisi 9, Buku satu, 1997.
Suad Husnan., Pembelanjaan Perusahaan (Dasar-Dasar Manajemen Keuangan),
Edisi 5, Liberty, Yogyakarta, 1999.
17