Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 61

PRINSIP PENENTUAN DIAGNOSIS PADA OLAHRAGAWAN DENGAN KELUHAN


NYERI PUNGGUNG BAWAH DI LAPANGAN: LAPORAN KASUS

Alvin Wiharja, Nora Sutarina


Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI
email: alvin.ismc@gmail.com

ABSTRACT

Low back pain can be the most common health and musculoskeletal problem in athletes.
Low back pain can be occurred on all age groups. Applying an accurate diagnosis on patient would
determine the prognosis of the disease. Determining the possibility of low back pain causes on field
must be done accurately, effectively, efficiently become the most important of initial treatment
procedure.
Firstable, researcher determined the research question: how to diagnose athletes with low
back pain. Then conducted systematic review to gather the latest scientific evidence in order to help
explain the procedure and step-to-step for diagnosis. Obtained 2 literatures, entitled: ³1RQ-specific
ORZ EDFN SDLQ´ DQG ³%DFN SDLQ SDWKRJHQHVLV GLDJQRVLV DQG PDQDJHPHQW´. At the released
publication described the procedure and determination on diagnosing low back pain and limits the
possible etiology factor of low back pain. The uniqueness of this case report that diagnosis
determination on athletes with low back pain can be done immediately on the field by using
anamnesis, assisted with a list of red-flags and yellow-flags of low back pain, and also the
application of physical examination with special test. It can avoid the excessive use of radiology
imaging.

Keywords: low back pain, on-field diagnosis, special test

ABSTRAK

Nyeri pungung bawah dapat menjadi salah satu masalah kesehatan dan muskuloskeletal
yang paling sering dialami oleh olahragawan ada umumnya. Semua kelompok umur dapat
mengalami gejala nyeri punggung bawah. Membuat diagnosis yang akurat merupakan hal yang
penting dalam penanganan dan penentuan prognosis dari masalah kesehatan yang dialami.
Menentukan kemungkinan diagnosis pada pasien keluhan ini secara cepat dan dapat dilakukan di
lapangan secara tepat, efektif dan efisien dari segi prosedural, keilmuan maupun biaya menjadi
langkah awal penanganan yang sangat penting.
Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah menentukan pertanyaan penelitian, yaitu:
bagaimana proses penetapan diagnosis pada olahragawan dengan keluhan nyeri punggung
bawah?Kemudian dilakukan systematic review untuk mengumpulkan bukti-bukti ilmiah terbaru
agar membantu menjelaskan prosedur dan cara penentuan diagnosisnya.Dan didapatkan 2 pustaka
bertajuk ³Non-specific low back pain´ GDQ ³Back pain: pathogenesis, diagnosis and
management´.Pada pustaka tersebut menjabarkan mengenai prosedur dan analogi penentuan
diagnosis pada olahragawan dengan keluhan nyeri punggung bawah serta tata cara mengkerucutkan
kemungkinan faktor penyebab timbulnya gejala klinik tersebut yang dapat dilakukan di
lapangan.Keunikan dari laporan kasus ini, penentuan diagnosis pada olahragawan dengan keluhan
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 62

nyeri punggung bawah dapat dilakukan di lapangan dengan segera dengan menggunakan anamnesis
yang dibantu dengan daftar keluhan red-flags dan yellow-flags low back pain serta penerapan
pemeriksaan fisik dengan special test. Hal ini dapat menghindari penggunaan pemeriksaan
penunjang radiologi yang berlebihan.

Kata kunci: nyeri punggung bawah, diagnosis lapangan, pemeriksaan fisik khusus

PENDAHULUAN
Nyeri pungung bawah dapat menjadi mempertajam penentuan diagnosis, para
salah satu masalah kesehatan dunia di peneliti dilakukan studi penelitian diagnostik
pertengahan abad ke-20 ini dan juga yang dapat menilai akurasi dari tes-tes atau
merupakan salah satu dari masalah pemeriksaan penunjang yang dilakukan.
muskuloskeletal yang paling sering dialami Keluaran dari hasil pemeriksaan yang
oleh olahragawan pada umumnya.(Balague et diharapkan adalah pemeriksaan yang menjadi
al. 2012; Heuch et al. 2015) Data dari baku standar atau pemeriksaan yang menjadi
pemerintah Amerika Serikat memperlihatkan acuan (Henschke et al. 2014; Heuch et al.
bahwa proporsi kunjungan pada praktek 2015).
dokter dengan keluhan nyeri punggung sedikit Penentuan diagnosis ini dimulai dari
bertambah namun biaya yang ditimbulkan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
bertambah secara drastis.(Balague et al. Hal ini telah tercantum diberbagai garis
2012). panduan diagnosis serta satu hal lagi yang
Semua kelompok umur dapat perlu diperhatikan adalah penggunaan
mengalami gejala nyeri punggung bawah. pemeriksaan penunjangradiologi secara lebih
Dalam beberapa dekade, dikemukan bahwa bijaksana, dikarenakan efek samping negatif
anak-anak dan remaja memiliki angka yang dapat diperoleh dari prosedur
kejadian nyeri punggung bawah yang lebih pemeriksaan hingga dari segi biaya yang
rendah jika dibandingkan dengan kelompok cukup tinggi.(Balague et al. 2012; Henschke
dewasa dan lanjut usia. Mereka yang et al. 2014; Dutton 2012; Stokes et al. 2013;
mengalami gejala tersebut pada umumnya Heuch et al. 2015; Evans et al. 2005; Walker
berkaitan dengan kelainan serius dan 2012).
mengancam nyawa.(Balague et al. 2012; Tujuan dari penyusunan laporan kasus
Stokes et al. 2013). ini adalah membahas langkah-langkah
Membuat diagnosis yang akurat diagnosis pada penatalaksanaan olahragawan
merupakan hal yang penting dalam dengan gejala klinis nyeri punggung bawah di
penanganan dan penentuan prognosis dari lapangan yang tidak memerlukan
masalah kesehatan yang dialami. Untuk dapat perlengkapan pemeriksaan penunjang yang
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 63

canggih dan kompleks. Dan juga dengan posisi crunch. Olahragawan tersebut
mempertajam langkah-langkah anamnesis dan melakukan latihan fisik tanpa pengawasan
pemeriksaan fisik yang dilakukan pada dari tenaga kebugaran professional.
olahragawan dengan keluhan nyeri punggung Olahragawan tersebut baru pertama
bawah.Penentuan kemungkinan diagnosis kali merasakan nyeri pada punggung bawah
pada pasien keluhan ini dengan tes-tes khusus seperti ini. Tidak ada riwayat mengalami
sehingga differential diagnosis dapat nyeri punggung bawah sebelumnya. Tidak
disingkirkan dan apabila memerlukan ditemukan demam/peningkatan suhu tubuh
pemeriksaan penunjang tambahan, dapat bermakna klinis, mengalami gejala klinis
ditentukan pemeriksaan penunjang yang tepat, neurologis seperti rasa kesemutan, kebas atau
efektif dan efisien dari segi prosedural, nyeri alih pada tungkai. Keringat malam yang
keilmuan maupun biaya.(Balague et al. 2012; keluar saat tidur dan gangguan pencernaan
Henschke et al. 2014; Dutton 2012; Stokes et disangkal. Berat badan cenderung stabil
al. 2013; Heuch et al. 2015; Evans et al. selama 3 bulan terakhir. Kelainan
2005; Walker 2012). kongenital/bawaan disangkal. Tingkat
penilaiankesehatan sendiri baik. Tidak
PEMBAHASAN dirasakan nyeri alih pada tungkai.
Laporan Kasus
Pekerjaan/aktivitas dilakukan secara normal
Seorang laki-laki berumur 27 tahun
pada 12 bulan terakhir. Tidak mengalami
datang dengan keluhan nyeri punggung
ketakutan dan sejenisnya yang berlebihan ±
bawah sejak 2 bulan yang lalu yang tidak
hal yang meningkatkan rasa nyeri secara
kunjung hilang selama latihan fisik.
signifikan. Pada saat ini olahragawan tersebut
Pada anamnesis lebih lanjut
merasa cukup puas dengan pekerjaan yang
didapatkan nyeri punggung bawah
dimilikinya dan tidak sedang menjalani terapi
olahragawan tersebut sudah dirasakan selama
medis. Masalah ketergantungan pada alkohol,
2 bulan belakangan. Nyeri punggung bawah
masalah perkawinan atau masalah finansial,
terjadi beberapa hari setelah dia melakukan
tekanan secara psikologis dan gejaladepresi
latihan fisik di gimnasium. Seiring dengan
disangkal. Tidak terdapat gangguan berkemih,
perjalanannya penyakitnya, rasa sakit yang
memiliki kebiasaan minum yang baik (sekitar
dialami belum mengalami perbaikan. Rasa
+/- 2 liter per hari nya).
nyeri pada punggung bawah terus dirasakan
Riwayat Latihan Fisik
dengan skala 5 dari 10. Disinyalir bahwa rasa
Latihan fisik dilakukan dengan
nyeri timbul setelah menerapkan gerakan baru
frekuensi 3-5x seminggu, latihan fisik
pada saat latihan fisik di gimnasium. Gerakan
tersebut merupakan perpaduan latihan daya
yang dilakukan adalah rotasi otot perut
tahan jantung paru, latihan beban dan latihan
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 64

fleksibilitas yang dilakukan secera bergantian


dan dikombinasikan sendiri. Seluruh latihan
fisik dilakukan tanpa supervisi. Berikut
adalah tabel gambaran latihan fisik yang
dilakukan secara rutin setiap minggunya.
Tabel 1. Tabel Riwayat Latihan Fisik

Gambar 1. Status lokalis dalam


pemeriksaan fisik palpasi.

Pergerakan (Move):
Pada pemeriksaan ini dilakukan dengan
Pemeriksaan Fisik memperhatikan gerakan yang dilakukan
Inspeksi (Look): secara aktif maupun pasif yang menyertai
Pada inspeksi hal-hal yang diperiksa adalah gejala. Tidak ditemukan nyeri pada saat
tanda-tanda radang dan kelainan yang dapat melakukan gerakan fleksi ke depan (forward
dilihat secara kasat mata. Pada hasil flexion), ekstensi maupun lateral bending
pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda pada kedua sisi tubuh. Rasa nyeri hanya
kemerahan di sekitar area punggung bagian timbul saat melakukan gerakan rotasi, baik ke
bawah. Juga tidak tampak adanya deformitas arah kanan dan kiri dengan skala nyeri 5 dari
ataupun skoliosis pada olahragawan tersebut. 10.
Palpasi (Feel): Pemeriksaan khusus punggung bawah:
Palpasikan dilakukan pada daerah yang terasa Untuk membantu penegakan diagnosis dan
nyeri. Struktur penting yang dipalpasi adalah sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
area tulang belakang bagian bawah yang yang lain, selain dari anamnesis dan
memiliki keluhan nyeri serta sisi sekitar dan pemeriksaan fisik dasar maka dilakukan
kontralateralnya. Pada prosesus spinosus pemeriksaan fisik khusus. Tabel berikut
bagian lumbal dan torakalis tidak ditemukan (tabel.2) berisi hasil pemeriksaan special test
nyeri tekan saat dilakukan palpasi. Nyeri untuk musculoskeletal regio tulang punggung
tekan dirasakan pada regio punggung setinggi bawah.
L4-L5 baik dengan palpasi superfisial dan
profundus. Skala nyeri pada nyeri tekan
tersebut adalah skala 5 dari 10. Berikut adalah
gambar lokalisasi nyeri tekan pada
pemeriksaan palpasi. (Gambar.1).
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 65

Tabel 2. Tabel Hasil Pemeriksaan Special beberapa episode. Nyeri pada punggung
Test bagian bawah pasien terlokalisasi pada daerah
m. multifidus, m. quadratus lumborum, m.
psoas mayor dan m. multisegmental erektor
spinae yang sejajar dengan ruas tulang
belakang bagian L3-L5 (Paulsen 2011).
Pada saat pasien melakukan crunch,
gerakan dasar yang terjadi pada batang tubuh
adalah gerakan fleksi. Pada keadaan ini, fleksi
pada batang tubuh yang dilakukan terjadi
dalam keadaan pemanjangan otot profundus
dan superfisial dari otot-otot punggung dan
kontraksi dari otot-otot perut (otot rektus
abdominus, oblikus internal,dan oblikus
eksternal) dan otot-otot hip-flexor (rectus
femoris, iliopsoas, tensor fascia lata,
Sartorius) (Prentice 2011). Pada keadaan
pemanjangan otot-otot punggung atau yang
lebih dikenal sebagai kontraksi eksentrik,
otot-otot yang berperan adalah otot-otot
erector spinae dan otot ekstensor lumbal.
Ekstensor lumbal dapat dibagi menjadi 2 grup
utama:otot-otot multisegmental erector
spinae dan otot-otot segmental ekstensor
(Andrews et al. 2012). Olahragawan dalam
Gambar 2. Pemeriksaan Straight Leg Raise posisi crunch terjadi gaya kosentrik dari otot-
(SLR)//DVDJXH¶V 7HVW yang dilakukan otot fleksor batang tubuh dan dan gaya

Mekanisme Terjadinya Cedera eksentrik otot-otot ekstensor batang tubuh


Berdasarkan anamnesis dan yang maksimal. Kemudian diikuti dengan
pemeriksaan fisik, penegakan diagnosis ke gerakan rotasi/twisting dari batang tubuh
arah nyeri punggung bawah non-spesifik yang sehingga terdapat penambahan gaya kearah
diakibatkan oleh trauma proses mekanis yang lateral. Gaya tersebut tidak dapat ditoleransi
diakibatkan proses twisting saat melakukan dan melampaui kemampuan otot tersebut
crunch pada latihan fisik dengan posisi dan untuk menerima gaya. Hal ini berakibat,
postur yang tidak simetris serta terjadi dalam terjadinya cedera strain pada otot-otot
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 66

ekstensor lumbal yang sedang dalam keadaan bagian bawah akibat kelainan tulang belakang
eksentrik.(Paulsen 2011; Prentice 2011; ataupun bukan akibat kelainan tulang
Andrews et al. 2012). belakang yang gawat/serius dari nyeri
punggung bagian bawah akibat kelainan
muskuloskeletal dengan menggunakan
metode anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
menitikberatkan pada daftar keluhan yang
berada dalam kelompokred-flags.(Balague et
al. 2012; Henschke et al. 2014; Dutton 2012;
Stokes et al. 2013; Heuch et al. 2015).
Anamnesis yang dilakukan pada
pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah
meliputi: lokasi nyeri dirasakan, onset ±
Gambar 3. Nyeri Alih yang Sesuai Letak Otot gejala klinis tersebut timbul secara mendadak
(Brukner P & Khan K. 2014) atau merupakan gejala klinis yang sudah
Diagnosis Banding
sering dirasakan berkali-kali sebelumnya,
Berdasarkan anamnesis dan
radiasi ± yang dimaksudkan dengan radiasi
pemeriksaan fisik yang didapatkan serta
disini adalah nyeri alih/referred pain. Pada
meninjau biomekanika gerak pasien, dapat
umumnya nyeri alih akan dirasakan pada
dicurigai terjadinya cedera strain pada otot-
tungkai.Juga termasuk faktor-faktor yang
otot ekstensor batang tubuh. Dan berdasarkan
memperparah dan meringankan gejala yang
letak nyeri tekan dan hasil tes stabilitas
dialami ± efek dari nyeri dengan melakukan
lumbal (H & I Stability Test) dicurigai otot
pergerakan atau istirahat/pembatasan gerak,
yang mengalami cedera adalah m. multifidus
gejala-gejala klinis yang berhubungan dan
L3-L5 dan/atau m. quadratus lumborum
tingkat keparahan.(Balague et al. 2012).
dan/atau m. psoas mayor (Dutton 2012).
Selama melakukan anamnesis, praktisi klinis
akan mencoba untuk mengidentifikasi
DISKUSI
penyebab dari nyeri dan menentukan apakah
Rekomendasi diagnosis klinik utama
ada kemungkinan bahwa nyeri tersebut
pasien dengan keluhan nyeri punggung
merupakan gejala yang timbul akibat
belakang mengacu pada rekomendasi yang
penyebab yang serius/gawat, contohnya
masih berlaku di dekade-dekade terakhir
infeksi. Penegakan diagnosis pada nyeri
ini.Diagnosis yang pertama kali ditentukan
punggung bawah dengan penyebab
atau disingkirkan adalah diagnosis triase.
keganasan, infeksi dan fraktur sangat penting
Diagnosis ini digunakan untuk membedakan
pasien dengan keluhan nyeri pada punggung
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 67

untuk dilakukan dan diberikan tatalaksana kelompok pemeriksanaan neurologis.(Dutton


secepatnya (Walker 2012). 2012; Magee & Sueki 2011; Wong 2010;
Untuk membantu penegakan diagnosis Gross et al. 2009).
gawat/serius secara lebih akurat dan terarah, Penggunaan daftar keluhan red-flags
penggunaan daftar keluhan gejala di dalam juga memiliki keterbatasan.Berdasarkan
kelompokred-flagssangat disarankan. Daftar penelitian, apabila pasien tidak memiliki
keluhan red-flags berisi keluhan-keluhan gejala dari daftar keluhan red-flags, masih ada
yang berhubungan dengan penurunan berat kemungkinan 1% penyebab nyeri tulang
badan yang berlebihan dalam waktu singkat, belakang tersebut dikategorikan sebagai
riwayat penyakit keganasan, nyeri yang patologis gawat/serius. Tujuan utama dari
kambuh saat malam hari, umur pasien yang penggunaan daftar keluhan red-flags tersebut
lebih dari 50 tahun, trauma kekerasan, saddle adalah untuk mendeteksi lebih awal kelainan
anaesthesia, kesulitan berkemih, riwayat yang dianggap serius dan dapat melakukan
penggunaan obat intravena, gangguan penatalaksanaan segera serta mengurangi
neurologis yang progresif dan penggunaan penggunaan pemeriksaan penunjang radiologi
kortikosteroid (Balague et al. 2012). Seluruh yang berlebihan (Balague et al. 2012; Wong
kumpulan gejala yang berada di kelompok 2010). Hal tersebut tergambarkan pada
Red-flagsmengarah kepada faktor-faktor yang likelihood ratiored-flags pasien-pasien
dapat menimbulkan gejala nyeri punggung dengan suspek keluhan tulang belakang yang
bawah secara patofisiologi (Walker 2012). gawat/serius, misalnya pasien yang berusia
Ketika diagnosis dengan etiologi lebih dari 55 tahun tidak memerlukan
dalam red-flags disingkirkan, langkah pemeriksaan penunjang radiologi apabila
selanjutnya dalam menegakan diagnosis nyeri keluhannya hanya nyeri pada tulang belakang,
punggung bawah yang tidak spesifik adalah tetapi pasien dengan riwayat keganasan perlu
dengan menentukan kemungkinan etiologi dipertimbangkan untuk melakukan
yang diakibatkan nyeri radikulopati. Apabila pemeriksaan penunjang radiologi segera
ditemukan diagnosis nyeri punggung bagian (Balague et al. 2012).
bawah akibat nyeri radikulopati yang tidak Selain daftar keluhan kelompok red-
spesifik maka perlu dinilai tingkat keparahan flags dikenal pula daftar keluhan kelompok
sindroma tersebut, efeknya terhadap status yellow-flags (Walker 2012; Wong 2010). Di
fungsional sehari-hari dan faktor risiko dari dalam daftar keluhan yellow-flagsberisi gejala
keluhan tersebut yang mengarah ke tahap klinik yang relatif lebih ringan dengan
kronis (Walker 2012). Kemudian hasil komponen faktor psikososial yang dapat
anamnesis dikonfirmasi ulang dengan memperparah kekronisan dan pengaruh
melakukan pemeriksaan fisik khusus proses penyembuhan dari episode nyeri
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 68

punggung bagian bawah pasien tersebut. pada korpus vertebrae.(Walker 2012; Dutton
Penatalaksanaan faktor psikososial tersebut 2012; Magee & Sueki 2011; Wong 2010;
dapat menjadi kompleks dan membutuhkan Gross et al. 2009).
kerjasama multidisplin dari berbagai bidang Dalam penegakan diagnosis nyeri
ilmu terkait (Walker 2012). punggung bawah dengan dugaan nyeri
Gejala klinis yang umumnya terdapat radikulopati dilakukan pemeriksaan fisik
pada daftar keluhan yellow-flags antara lain: khusus untuk pemeriksaan
tingkat kebugaran yang buruk; penilaian neurologis.Pemeriksaan neurologis tersebut
tingkat kesehatan sendiri yang buruk; riwayat membantu dalam mengkonfirmasi kelainan
mengalami nyeri punggung bawah patologis secara objektif. Penjalaran
sebelumnya; nyeri alih pada tungkai; nyeri/gejala klinik sesuai dengan
ketidakmampuan melakukan dermatomnya, peningkatan nyeri saat batuk,
pekerjaan/aktivitas secara total pada 12 bulan bersin atau pada prosedur tes straight leg
terakhir; pola penyakit yang tidak sesuai; raise dan tes kontralateralnya dapat
ketakutan dan sejenisnya ± hal yang digunakan untuk memprediksi adanya
meningkatkan rasa nyeri secara signifikan kompresi pada percabangan saraf tulang
pada pasien; tingkat kepuasan pada pekerjaan belakang yang dikonfirmasi dengan
yang rendah; sedang menjalani terapi medis; pemeriksaan MRI.(Balague et al. 2012;
masalah pribadi, contohnya ketergantungan Magee & Sueki 2011).
pada alkohol, masalah perkawinan atau Pemeriksaan neurologis pada
masalah finansial; dan tekanan secara punggung bawah meliputi pemeriksaan
psikologis dan gejala-gejala depresi.(Walker refleks (patella dan pergelangan kaki) serta
2012; Wong 2010). kekuatan dan sensasi dermatom.Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik pada nyeri ini ditujukan untuk diagnosis struktur syaraf
punggung bawah meliputi inspeksi dari tulang yang terkompresi.Dengan melakukan dan
belakang dan pemeriksaan postur, struktur mendokumentasikan pemeriksaan neurologis
tulang belakang untuk mengidentifikasi secara baik dapat menjadikan pemeriksaan
perubahan deretan tulang belakang yang bisa tersebut sebagai bahan acuan perbandingan
menyebabkan nyeri tulang belakang bawah. perjalanan penyakit selanjutnya.
Gerakan pada tulang belakang termasuk Perbandingan hasil pemeriksaan dulu dan
fleksi, ekstensi dan lateral fleksi dari tulang sekarang akan dapat disimpulkan
belakang bagian lumbal. Gerakan tersebut perburukan, perbaikan atau kelainan yang
akan mengalami keterbatasan akibat nyeri menetap.(Walker 2012; Magee & Sueki
atau keadaan fisiologis yang menyebabkan 2011; Wong 2010).
kelainan, seperti adanya osteofit atau fusi
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 69

Fraktur pada punggung mempunyai Jika membahas penggunaan


prevalensi yang lebih tinggi pada kelompok pemeriksaan penunjang radiologi, MRI
dengan gejala klinisfour features, yaitu: jenis memiliki potensi dalam memprediksi,
kelamin (wanita memiliki insidensi yang menentukan diagnosis, penilaian tingkat
lebih tinggi dibandingkan dengan pria), umur keparahan, perencanaan tatalaksana, target
lebih dari 70 tahun, riwayat trauma yang terapi dan skrining pada pasien dengan
berat dan penggunaan kortikosteroid dalam keluhan nyeri punggung bawah. Rata-rata
jangka panjang. Sedangkan prevalensi rekomendasi untuk penatalaksanaan nyeri
keganasan lebih sering didapatkan pada punggung bawah menyarankan pemeriksaan
pasien dengan gejala kombinasi antara umur penunjang radiologi dilakukan serial untuk
lebih dari 50 tahun, riwayat kanker melihat progresivitas defisit neurologis atau
sebelumnya, penurunan berat badan kemungkinan etiologi yang cukup
berlebihan yang tidak diketahui sebabnya gawat/serius. Ketika pemeriksaan penunjang
dan kegagalan terapi konservatif. Sindroma radiologi dilakukan tanpa adanya indikasi
tersebut memilikilikelihood ratio negatif dan maka tidak akan memberikan hasil klinis
sensitivitas yang cukup akurat (0.0 dan 1.0), yang baik.(Balague et al. 2012; Jensen et al.
tetapi spesifiksitas dan likelihood ratio 2016; El Barzouhi et al. 2014; Jenkins et al.
positif dalam tingkat cukup (2.5 dan 0.60) 2015).
(Balague et al. 2012). Pada dasarnya, pemeriksaan
Penilaian mobilitas lumbar dalam penunjang radiologi tersedia untuk
menentukan diagnosis ankylosing spondylitis membantu penentuan diagnosis nyeri
menggunakan tes Schober atau tes punggung bawah, namun tidak semua pasien
modifikasi sejenisnya. Jika dibandingkan membutuhkan pemeriksaan ini. Penggunaan
dengan pemeriksaan radiologis, tes Schober radiografi yang masih memegang peranan
memiliki validitas yang cukup (r 0.67; 95% penting dalam penegakan diagnosis yang
CI 0.44-0.84), reabilitas yang baik sangat baik adalah magnetic resonance
(intraclass correlation 0.95; 95% 0.83-0.96) imaging (MRI) dan computerized
dan perubahan hasil yang baik dengan tomography (CT). MRI memiliki keunggulan
perubahan hasil sebesar 1 cm. Satu hal yang dalam memberikan gambaran yang lebih
harus menjadi perhatian adalah penempatan jelas pada struktur jaringan penyokong
landmarks dalam pengukuran karena tulang belakang seperti diskus
reliabilitas dan validitas dalam intervertebralis struktur syaraf dan ligament
penatalaksaannya buruk (Balague et al. (Walker 2012; Jensen et al. 2016; El
2012; Wong, 2010). Barzouhi et al. 2014; Jenkins et al. 2015).
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 70

KESIMPULAN Gross, J., Fetto, J. & Rosen, 2009.


Musculoskeletal examination 3rd ed.,
Diagnosis nyeri punggung bawah
New Jersey: Wiley-Blackwell.
ditegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan Henschke, N. et al., 2014. The
fisik. Penegakan diagnosis nyeri punggung methodological quality of diagnostic test
accuracy studies for musculoskeletal
bawah dengan menggunakan metode conditions can be improved. Journal of
anamnesis dapat dilakukan dengan Clinical Epidemiology, 67(4), pp.416±
424. Available at:
menerapkan daftar keluhan red-flags terlebih http://dx.doi.org/10.1016/j.jclinepi.2013.
dahulu untuk menegakan dan menyingkirkan 11.008.
diagnosis nyeri punggung bawah yang gawat Heuch, I. et al., 2015. A Comparison of
Anthropometric Measures for Assessing
(Balague et al. 2012; Walker 2012). the Association between Body Size and
Pemeriksaan fisik khusus dapat dilakukan Risk of Chronic Low Back Pain: The
HUNT Study. PloS one, 10(10),
untuk menegakkan sekaligus menyingkirkan p.e0141268. Available at:
diagnosis pada nyeri punggung bawah dengan http://www.pubmedcentral.nih.gov/articl
erender.fcgi?artid=4623972&tool=pmce
penyebab kelainan neurologis, stabilitas ntrez&rendertype=abstract.
batang tubuh dan kelainan fungsi sendi. Jenkins, H.J. et al., 2015. Effectiveness of
Dengan menerapkan anamnesis, pemeriksaan interventions designed to reduce the use
of imaging for low-back pain: a
fisik dan pemeriksaan fisik khusus akan systematic review. &0$-ß &DQDGLDQ
mempertajam diagnosis dan mengurangi Medical Association journal = journal
GH O¶$VVRFLDWLRQ PHGLFDOH FDQDGLHQQH,
penggunaan pemeriksaan penunjang radiologi 187(6), pp.401±8. Available at:
(Balague et al. 2012; Walker 2012). http://www.pubmedcentral.nih.gov/articl
erender.fcgi?artid=4387031&tool=pmce
ntrez&rendertype=abstract.
DAFTAR PUSTAKA Jensen, R.K. et al., 2016. Degenerative
Pathways of Lumbar Motion Segments -
Andrews, J., Harrelson, G. & Wilk, K., 2012. A Comparison in Two Samples of
Physical Rehabilitation of the injured Patients with Persistent Low Back Pain.
athlete. Philadelphia: Elvesier. Plos One, 11(1), p.e0146998. Available
Balague, F. et al., 2012. Non-specific low at:
back pain. The Lancet, 379(9814), http://dx.plos.org/10.1371/journal.pone.0
pp.482±491. 146998.
El Barzouhi, A. et al., 2014. Influence of low Magee, D.J. & Sueki, D., 2011. Orthopedic
back pain and prognostic value of MRI physical assessment atlas and video,
in sciatica patients in relation to back Missouri: Elvesier.
pain. PLoS ONE, 9(3), pp.1±9. Paulsen, W., 2011. Sobotta: Atlas of Human
Dutton, M., 2012. 'XWWRQ¶V RUWKRSDHGLF Anatomy Latin Nomenclature 15th ed.,
examination, evaluation and intervention Munich: Elvesier.
3rd ed., New York: McGraw Hill. Prentice, W.E., 2011. Rehabilitation
Evans, K. et al., 2005. Predictor of low back techniques for sports medicine and
pain in young elite golfers: a preliminary athletic training, New York: McGraw
study. Physical Therapy in Sports, 6, Hill.
pp.122±130. Stokes, J. et al., 2013. Development of a
Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 12, Nomor 2, Juli 2016 | 71

questionnaire to assess the impact of


chronic low back pain for use in
regulated clinical trials. Springer
International Publishing Switzerland,
6(4), pp.291±305.
Walker, J., 2012. Back pain: pathogenesis,
diagnosis and management. Nursing
Standard/RCN Publishing, 27(14),
pp.49±56.
Wong, M., 2010. Pocket orthopaedics
evidence-basec survival guide,
Massachusetts: Jones and Bartlett
Publishers.

Anda mungkin juga menyukai