Anda di halaman 1dari 2

Cara Pencegahan Penularan Virus Corona

1. Mencuci tangan dengan benar


Cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama 20 detik. Pastikan seluruh bagian
tangan tercuci hingga bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku.
Setelah itu, keringkan tangan menggunakan tisu, handuk bersih, atau mesin pengering tangan.
Jika Anda adalah pekerja komuter yang berada di dalam transportasi umum, akan sulit untuk
menemukan air dan sabun. Anda bisa membersihkan tangan dengan hand sanitizer. Gunakan
produk hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% agar lebih efektif membasmi kuman.
2. Menggunakan masker
Ada dua tipe masker yang bisa Anda digunakan untuk mencegah penularan virus Corona, yaitu
masker bedah dan masker N95.

3. Menjaga daya tahan tubuh


Daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit. Untuk menjaga
dan meningkatkan daya tahan tubuh, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti
sayuran dan buah-buahan, dan makanan berprotein, seperti telur, ikan, dan daging tanpa lemak. Bila
perlu, Anda juga menambah konsumsi suplemen sesuai anjuran dokter.
Selain itu, rutin berolahraga, tidur yang cukup, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman
beralkohol juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan virus Corona.

4. Tidak pergi ke negara terjangkit


Agar tidak tertular virus ini, Anda disarankan untuk tidak bepergian ke tempat-tempat yang sudah
memiliki kasus infeksi virus Corona atau berpotensi menjadi lokasi penyebaran coronavirus, baik di
luar maupun dalam negeri.
Anda juga disarankan untuk melakukan physical distancing dengan cara menjaga jarak minimal 1
meter saat berinteraksi dengan orang lain dan hindari bepergian ke tempat yang ramai.

5. Menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi menularkan coronavirus


Coronavirus jenis baru diduga kuat berasal dari kelelawar dan disebarkan oleh beberapa hewan
mamalia dan reptil. Oleh karena itu, hindarilah kontak dengan hewan-hewan tersebut

Tanda atau Gejala

Gejala Virus Corona


Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti demam, pilek, batuk
kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa mengalam
demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut
muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona,
yaitu:
 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
 Batuk
 Sesak napas

Yang Harus dilakukan jika ada gejala

Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang
dijelaskan sebelumnya, terutama jika gejala muncul 2 minggu setelah kembali dari daerah yang
memiliki kasus COVID-19 atau berinteraksi dengan penderita infeksi virus Corona.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak
perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi
kontak dengan orang lain.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berikut:

 Uji sampel darah


 Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
 Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

Penggunaan Obat untuk mengatasi gejala

 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita


 Memberikan obat batuk pilek sesuai gejala dan kondisi penderita
 Memberikan obat sesak sesuai gejala dan kodisi penderita (Jika ada keluhann)
Penggunaan Chloroquin dan Avigan
Avigan merupakan obat favipiravir yang dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical. Fujifilm
Toyama mengembangkan obat ini pada 2014. Obat itu awalnya digunakan untuk mengobati flu.

Otoritas medis di China mengatakan mereka menguji obat antivirus favipiravir itu pada 340 pasien
dan menemukan bahwa obat itu mampu mengurangi waktu pemulihan dan meningkatkan kondisi
paru-paru pasien yang terinfeksi COVID-19.
Sedangkan Klorokuin, sebenarnya merupakan obat malaria yang sudah digunakan sejak Perang Dunia
II. Menurut penelitian di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada 2005, obat ini
efektif melawan sel primata yang terinfeksi SARS atau coronavirus generasi pertama yang
mempengaruhi manusia.
Di samping belum terbukti sebagai obat yang tepat untuk COVID-19, chloroquine dan avigan juga
berbahaya digunakan secara sembarangan tanpa adanya arahan dari dokter.

Anda mungkin juga menyukai