Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matahari merupakan sumber energi panas terbesar di muka bumi. Bumi menjadi hangat
karena adanya energi panas matahari. Suhu udara pada atmosfer bumi merupakan suhu yang
sesuai untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup di bumi. Perputaran air atau siklus air
di bumi karena adanya panas matahari. Perubahan musim yang terjadi dibelahan bumi utara
dan selatan juga dipengaruhi oleh matahari. Panas matahari juga dimanfaatkan untuk
mengeringkan pakaian, makanan, dan lain-lain. Sehingga panas matahari merupakan salah
satu bentuk energi panas yang penting bagi mahluk hidup. Energi panas adalah segala
kemampuan yang terjadi akibat adanya pengaruh panas. Energi panas sering disebut kalor
(panas).
Kalor sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk memasak air. Ketika air
dingin dipanaskan di atas kompor, temperatur air akan naik. Kalor akan mengalir dari
kompor ke air yang dingin. Ketika dua benda temperaturnya berbeda diletakkan saling
bersentuhan, kalor akan mengalir seketika dari yang panas ke yang dingin. Aliran kalor yang
mengalir seketika ini selalu dalam arah yang cenderung menyamakan temperatur. Jika kedua
benda tersebut disentuhkan cukup lama sehingga temperatur keduanya sama, keduanya
dikatakan dalam keadaan setimbang termal, dan tidak ada lagi kalor yang mengalir
diantaranya,namun apa yang dimaksud dengan kalor itu ?.
Istilah kalor pertama kali diperkenalkan oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794),
seorang ahli kimia berkembangsaan Prancis. Berpendapatbahwa kalor merupakan semacam
zat alir, yaitu zat yang mengalir dari suatu benda ke benda yang lain. Kalor akan mengalir
dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah, jika kedua benda
itu bercampur atau bersentuhan. Akan tetapi, gaya dorong untuk aliran ini adalah perbedaan
suhu. Bila sesuatu benda ingin dipanaskan, maka harus dimiliki sesuatu benda lain yang lebih
panas, demikian pula halnya jika ingin mendinginkan sesuatu, diperlukan benda lain yang
lebih dingin(Kern: 1950).Perpindahan suhu tersebut disebutdriving force yang
memungkinkan panas berpindah.Satuan kalor pada masa itu dinyatakan dalam satuan kalori.
Satuan kalori di definisikan sebagai banyaknya kalor yang di perlukan untuk memanaskan
satu gram air sehingga suhunya naik sebesar satu derajat celcius.
Kalor merupakan bentuk energi yang tidak dapat dilihat maupun terlihat, tetapi dapat
dirasakan manfaatnya.Kalor yang diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan untuk dua
cara, yaitu untuk merubah wujud benda atau untuk menaikkan suhu benda itu. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu
benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar,
begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Mengingat manfaat perpindahan panas konveksi itu sangat erat hubungannya dengan
kegiatan manusia sehari-hari. Oleh karena itu, setidaknya manusiamampu mengetahui konsep
kerja perpindahan panas konveksiserta manfaatnya bagi kehidupan dan mampu menerapkan
manfaat tersebut untuk membantu memudahkan kegiatan manusia itu sendiri. Seperti pada
radiator, pengering rambut (hair dryer), dan lain-lain. Sehinggaterjadi kesadaran bahwa
terdapat ilmu fisika dalam kehidupan manusia.Jadi, kegiatan sehari-hari yang pada umumnya
hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup dapat juga dijadikan sebagai media pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang masalah diatas permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:“Bagaimana konsep perpindahan konveksi?”
1.2.1 Rincian Masalah
Rumusan masalah di atas dirinci kedalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1.2.1.1 Apa saja alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui
konsep perpindahan panas konveksi ?
1.2.1.2 Bagaimana konsep kerja perpindahan panas konveksi ?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini akan diadakan penelitian perpindahan panas konveksi berupa air yang
dipanaskan dalam pipa berbentuk U. Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan
tidak menyimpang maka peneliti membatasi permasalah sebagai berikut:
1.3.1 Air
Air merupakan pelarut yang baik dan sering disebut Sebagai pelarut universal. Zat yang
larut dalam air misalnya, garam, gula, asam, alkali, dan beberapa gas terutama oksigen,
karbon dioksida (karbonasi) dikenal sebagai hidrofilik (menyukai air) zat. Sementara zat yang
tidak bercampur dengan baik dengan air (misalnya , lemak dan minyak) dikenal sebagai
hidrofobik (takut air) zat.
1.3.2 Panas
Kalor (panas) didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu
benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar,
begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
1.3.3 Perpindahan
Perpindahan merupakan perubahan posisi suatu benda. Namun perpindahan dalam hal ini
adalah perpindahan kalor. Perpindahan kalor adalah bentuk kalor yang dapat berpindah dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
1.3.4 Konveksi
Istilah konveksi dipakai untuk perpindahan panas yang diikuti perpindahan zat perantaranya.
Konveksi terjadi karena gerakan massa molekul pada suatu tempat ke tempat lain, yang
disebabkan oleh adanya perbedaan massa jenis zat. Perpindahan kalor secara konveksi dapat
terjadi pada zat cair dan zat gas.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.4.1 Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai penerapan panas
konveksi.
1.4.2 Menerapkan pengetahuan yang penulis dapatkan dalam perkuliahan.
1.4.3 Untuk mengetahui konsep kerja perpindahan panas konveksi.
1.5 Manfaat Penelitian
Secara umum hasil karya ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa dan untuk para
pembaca.Adapun secara khusus hasil karya ini dapat berguna
1.5.1 Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang perpindahan panas konveksi.
1.5.2 Agar mahasiswa dapat mengetahui manfaat mempelajari perpindahan panas
konveksi.
1.5.3 Agar dapat membedakan perpindahan panas konveksi dengan perpindahan
panas yang lain.
1.5.4 Agar dapat mambuat alat dari konsep perpindahan panas konveksi yang
bermanfaat bagi kehidupan seperti radiator.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan pelarut yang baik dan sering disebut sebagai pelarut universal. Menurut KBBI
(2009:18) air merupakan benda cair yang secara kimia mengandung hidrogen dan oksigen,
biasa terdapat disumur, sungai, danau, yang mendidih pada suhu 100 0C. Zat yang dapat larut
dalam air misalnya, garam, gula, asam, soda kue dan beberapa jenis gas dan banyak macam
molekul organik terutama oksigen, karbon dioksida (karbonasi) dan dikenal sebagai
hidrofilik. Salah satu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui di
bumi sampai saat ini adalah air tetapi tidak di planet lain. Air sebagian besar terdapat di laut
(air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung) akan tetapi juga
dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Pergerakan air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air yaitu: melalui
penguapan, hujan dan aliran air di atas permukaan tanah (meliputi mata air, sungai, muara)
menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air).
Secara alami air merupakan satu-satunya zat yang terdapat di permukaan bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut. Jika dikelola dengan baik air merupakan sumber daya alam yang tidak
akan ada habisnya.
Sifat-sifat kimia dan fisika air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
2.2 Kalor
Kalor (panas) didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu
benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar,
begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu
benda(zat) bergantung pada 3 faktor :
1) massa zat
2) jenis zat (kalor jenis)
3) perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Dimana :
Q : kalor yang dibutuhkan (J)
M : massa be nda (kg)
c : kalor jenis (J/kgC)
(t2-t1) : perubahan suhu (C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis :
· Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu.
· Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang
digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor
uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg).
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas
kalor (H) dan kalor jenis (c).
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda
sebesar 1 derajat celcius.
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar
1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah
kalorimeter.
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru :
Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik
ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.
Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C
kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi
kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima
digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap
semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5).
2.3 Perpindahan
Perpindahan merupakan perubahan posisi suatu benda. Namun perpindahan dalam hal ini
adalah perpindahan kalor. Perpindahan kalor adalah bentuk kalor yang dapat berpindah dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kalor merupakan salah satu bentuk
energi yang dapat berpindah dari satu zat ke zat yang lain. Kalor berpindah dari benda atau
zat yang bersuhu tinggi ke benda atau zat yang bersuhu rendah. Ada tiga cara berpindahnya
kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Perpindahan panas konduksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai
dengan perpindahan, partikel-partikel dalam zat itu, contoh: zat padat (logam) yang
dipanaskan.Berdasarkan kemampuan kemudahannya menghantarkan kalor, zat dapat dibagi
menjadi: konduktor yang mudah dalam menghantarkan kalor dan isolator yang lebih sulit
dalam menghan tarkan kalor. Contoh konduktor adalah aluminium, logam besi, dan
sebagainya, sedangkan contoh isolator adalah plastik, kayu, kain, dan lain-lain.
Besar kalor yang mengalir persatuan waktu pada proses konduksi ini tergantung pada:
- Berbanding lurus dengan luas penampang batang
- Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan
- Berbanding terbalik dengan panjang batang.
Perpindahan panas konveksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai
dengan perpindahan pergerakanfluidaitu sendiri. Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi
alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakanfluidaterjadi karena
perbedaan massa jenis, sedangkan pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluidakarena
ada paksaan dari luar. Contoh konveksi alamiah: nyala lilin akan menimbulkan konveksi
udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin darat,
dan sebagaianya. Contoh konveksi paksa: sistem pendingin mobil, pengering rambut, kipas
angin, dan sebagaianya. Panas dingin besar laju kalor ketika sebuah benda panas
memindahkan kalor ke fluidadi sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas permukaan
benda yang bersentuhan dengan fluidadan perbedaan suhu antara benda dengan fluida.
Perpindahan panas radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik, contoh : cahaya matahari, gelombang radio, gelombang TV, dan
sebagaianya.Berdasarkan hasil eksperimen besarnya laju kalor radiasi tergantung pada: luas
permukaan benda dan suhu mutlak benda seperti dinyatakan dalam hukum Stefan- Boltzman
berikut ini: Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam dalam bentuk radiasi
kalor tiap satuan waktu sebanding dengan luas permukaan benda (A) dan sebanding dengan
pangkat empat suhu mutlak permukaan benda itu.
2.4 Konveksi
Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan fluidayang telah dipanaskan dikatakan
perpindahan kalor secara konveksi. Perpindahan panas konveksi adalah proses transport
energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan
mencampur (Bayapcitoglu dan Ozirik, 1988). Perpindahan panas konveksi dapat
diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu konveksi bebas (free convection), konveksi paksa
(forced convection) dan konveksi campuran (mixture convection). Bila gerakan mencampur
berlangsung semata-mata sebagai akibat dari perbedaan kerapatan yang disebabkan gradien
temperatur, maka dikatakan sebagai konveksi bebas/alamiah (natural), sedangkan bila
gerakan mencampur disebabkan oleh suatu alat tertentu dari luar dikatakan sebagai konveksi
paksa dan gerakan mencampur berlangsung disebabkan akibat dari perbedaan kerapatan dan
alat dari luar dikatakan sebagai konveksi campuran (Bejan,A., 1993). Fenomena perpindahan
panas konveksi terdiri dari dua mekanisme yaitu perpindahan energi sebagai akibat dari
pergerakan molukuler acak (difusi) dan energi yang dipindahkan secara makroskopik dari
fluida (Kays, W. M dan Crawford, M. E., 1993).
Besarnya konveksi tergantung pada:
a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (DT).
c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada:
a) viscositas fluida
b) kecepatan fluida
c) perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
d) kapasitas panas fluida
e) rapat massa fluida
f) bentuk permukaan kontak
Hukum Newton tetang pendinginan menyatakan bahwauntuk konveksi:
Dimana adalah koefisien perpindahan kalor konveksi. Dengan menghitung besaran harga
maka dapat ditentukan besarnya laju perpindahan kalor konveksi, dengan menggunakan
persamaan:
dimana H adalah arus konveksi panas (panas karena adanya konveksi diterima diterima atau
hilang dari suatu permukaan per satuan waktu). luas permukaan, dan perbedaan suhu.
Proses perpindahan kalor secara aliran atau konveksi merupakan satu fenomena permukaan.
Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian
dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta
kedudukan permukaan itu adalah yang utama.
Konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan kalor
ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi aliran, karena masa
yang akan dipanaskan tidak sekaligus dibawa ke suhu yang sama tinggi. Oleh karena itu
bagian yang paling banyak atau yang pertama dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih
kecil daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga
kalor akhirnya tersebar pada seluruh zat (Dewitt, 2002).
Padakedua proses konduksi dan konveksi, faktor yang paling penting yang menjadi penyebab
dan pendorong proses tersebut adalah perbedaan suhu. Apabila perbedaan suhu terjadi maka
keadaan tidak stabil termal akan terjadi. Keadaan tidak stabil ini perlu diselesaikan melalui
proses perpindahan kalor (Dewitt, 2002).
Dalam penelitian ini yang diteliti merupakan konsep perpindahan panas konveksi pada zat
cair (air) yang dipanaskan menggunakan sumber panas (api). Air di tuangkan ke dalam
wadah yang berbentuk pipa U berbahan stainlis. Seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Alat Peraga Konveksi


Pada gambar (a), suhu air dalam kedua kaki pipa U itu sama sehingga tinggi air juga sama.
Sedagka pada gambar (b), kaki kanan pipa U telah dipanasi. Air akan memuai dan oleh sebab
itu, karena rapat massanya lebih kecil, maka kolomnya harus lebih panjang guna
mengimbangi tekanan yang ditimbulkan air dingin dalam kaki kiri. Jika keran dibuka, air
akan mengalir dari bagian atas kolom yang lebih panas masuk ke dalam kolom yang lebih
dingin. Hal ini akan menambah tekanan kolom dingin terhadap dasar pipa U, dan akan
mengurangi tekanan kolom panas terhadap dasar pipa U. Jadi, di dasar pipa U air didesak dari
bagian yang dingin ke bagian yang panas. Jika bagian yang panas terus dipanaskan,
sedangkan dari bagian yang dingin terus-menerus terambil panasnya, peredaran air akan
berlangsung terus dengan sendirinya. Dan hasilnya ialah pemindahan panas yang terus-
menerus dari kolom panas ke kolom yang dingin.
2.5 Manfaat Pepindahan Kalor Konveksi
1) Sistem pendingin pada lemari es
Pada lemari es, mesin pendinginnya ditempatkan di bagian atas. Mesin pendingin itu
berfungsi mendinginkan udara di sekitarnya. Karena udara yang dingin massa jenisnya besar,
udara itu turun dan digantikan oleh udara hangat yang naik dari bagian bawah. Demikian hal
itu berlangsung secara terus-menerus. Peredaran (sirkulasi) udara itu membawa kalor (energi
panas) dari semua makanan yang ada dalam lemari. ltulah sebabnya, makanan yang ada
dalam lemari es menjadi dingin.
2) Sistem pendingin pada radiator mobil
Pada sistem pendingin mesin mobil (radiator), air di paksa mengalir melalui pipa-pipa dengan
batuan pompa air (water pump). Panas mesin yang tidak di kehendaki dibawa oleh sirkulasi
air tersebut menuju radiator. Di dalam radiator, air di dinginkan dengan bantuan udara. Air
yang telah mendingin ini kemudian di pompa untuk mengulang kembali proses transfer panas
dari mesin mobil ke radiator. Jadi, dalam hal ini terjadi konveksi paksa. Ingat bahwa proses
konveksi melibatkan fluida (dalam kasus ini di wakili oleh air) sebagai penghantar panas.
Air yang di gunakan dalam radiator lama-lama akan berkurang akibat penguapan dan
akhirnya akan habis. Oleh karena itu, radiator perlu di isi air kembali untuk memastikan
lancarnya proses pendinginan mesin selama mobil berjalan.
3) Terjadinya angin darat dan angin laut
Pada siang hari, suhu udara di darat lebih tinggi daripada di laut. Hal itu karena kalor jenis
tanah (daratan) lebih kecil daripada air laut. Dengan kata lain, daratan lebih cepat panas
daripada lautan. Oleh karena itu, terjadilah aliran udara (angin) dari laut ke darat yang disebut
angin laut. Aliran udara itu berlangsung dengan cara udara di atas daratan naik kemudian
tempatnya diisi oleh udara dingin yang berasal dari laut. Sebaliknya, pada malam hari suhu
udara di permukaan laut lebih tinggi daripada suhu udara di darat. Hal itu terjadi karena air
laut lebih lama menahan panas daripada daratan. Keadaan inilah yang menyebabkan
terjadinya aliran udara (angin) dari darat ke laut yang disebut angin darat.
2.6 Kegunaan Perpindahan Kalor Konveksi
1) Pada bidang otomotif: digunakan sebagai sistem pendinginan untuk mesin, baik
mesin mobil maaupun sepedah motor yang menggunakan sistem pendinginan radiator.
2) Pada bidang elektronik: digunakan untuk sistem pendingin pada lemari es, kipas
angin, dan pengering rambut.
3) Pada bidang industri: digunakan pada cerobong pabrik dalam proses
pembuanganasap.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.1.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2013. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
penerapan konsep perpindahan panas konveksi pada sebuah pipa U.
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan didesa Sumber Mulyo Buay Madang Timur Ogan Komering Ulu
Timur.
3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan tugas seminar ini yaitu studi literatur.
Dengan pembuatan tugas seminar yang menggunakan studi literatur yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur - literatur yang relevan dapat
dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, mengutip dari berbagai sumber berupa buku,
internet, surat kabar dan sumber – sumber lainnya.
3.3 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pipa stanlis sebagai kerangka dalam penerapan
konsep perpindahan panas konveksi. Dengan desain rancangan seperti (Gambar 3.1) berikut:
Gambar 3.1 Desain Perpindahan Panas Konveksi Pada Pipa U
3.4 Persiapan Alat dan Bahan Penelitian
Dalam melakukan penerapan konsep perpindahan panas konveksi pada pipa U, perlu
adanyakomponen-komponen alat dan bahan yang digunakan yang diperlukan.
3.4.1 Persiapan Alat Penelitian
Adapun alat-alat yang diperlukan dalam penerapan konsep perpindahan panas konveksi pada
pipa U adalah sebagai berikut:
1) Gergaji besi
2) Gergaji kayu
3) Gerinda
4) Las karbon
5) Kawat karbon
6) Lilin
7) Korek api
8) Palu
9) Mistar gulung
10) Sugu listrik
11) Kuas
12) Amplas
3.4.2 Persiapan Bahan Penelitian
Bahan – bahan yang perlu disiapkan dalam penerapan konsep perpindahan panas
konveksi pada pipa Uadalah sebagai berikut:
1) Pipa Stanlis
2) Air
3) Kran air
4) Tempat kran air
5) Kayu
6) paku
7) Plitur
8) Tiner
9) Kompor gas
10) Regulator gs
3.5 Metode Pembuatan Alat
Metode pembuatan alat penerapan konsep perpindahan panas konveksi ini meliputi beberapa
tahap, yaitu :
3.5.1 Tahap Pembentukan Pipa dan Pemasangan Kran Air
Pipa stanlis sepanjang dua meter dilengkungkan hingga membentuk huruf U, memiliki kedua
kaki dengan panjang yang berbeda (kiri dan kanan). Kaki pipa yang kiri berukuran 40 cm dari
dasar lengkungan pipa, dan kaki pipa yang kanan berukuran 60 cm dari dasar lengkungan
pipa. Hal tersebut bertujuan dikarenakan kaki pipa kanan akan dipanaskan, sehingga dibuat
lebih panjang supaya dapat mengimbangi tekanan air saat mendidih.
Kemudian pada kaki kanan pipa dibuat sebuah lubang berdiameter inci dan berjarak 50 cm
dari dasar lengkungan. Lubang tersebut merupakan tempat penyambungan pipa dengan kran
air. Penyambungan pipa dilakukan dengan cara pengelasan.
3.5.2 Tahap Pembuatan Tiang Penumpu dan Papan Dasar
Sediakan kayu dengan panjang 70 cm dengan diameter berkisaran 5 cm, kemudian haluskan
dengan sugu listrik hingga halus. Setelah itu, sambungkan dengan papan pesegi yang telah
dihaluskan juga dengan sisi 26 cm. Penyambungan tiang penumpu dan papan dasar dilakukan
dengan cara dipaku supaya dapat menyambung dengan kuat. Dan langkah berikutnya adalah
pengecetan menggunakan plitur, kemudian dilanjutkan dengan menyambungkan tiang
penumpu pada kaki kiri pipa U menggunakan besi penyambung.
3.6 Prosedur Pembuatan Alat
Adapun prosedur pembuatan alat dalam penerapan perpindahan panas konveksi pada pipa U
yang dipanaskan adalah sebagai berikut:
1) Sediakan pipa stanlis dengan diameter inci danpanjang 2 meter, kemudian bentuk pipa
tersebut menyerupai hufur U.
2) Langkah berikutnya adalah mengukur masing-masing kaki pipa. Kaki kiri pipa (a)
diukur dengan panjang 40 cm dan kaki kanan pipa (b) dengan panjang 60 cm.
3) Pada jarak 50 cm dari dasar diberi lubang dengan diameter inci di kaki b.
4) lubang tersebut merupakan tempat penyambungan pipa dan kran air dengan cara
pengelasan.
5) Pastikan lubang kran tempat keluarnya air tepat diatas lubang pada pipa kiri.
6) Setelah semuanya sudah dipastikan terpasang dengan benar, langkah berikutnya
adalah pembuatan tiang penyangga.
7) Sediakan kayu dengan panjang 70 cm yang telah dihubungkan vertical terhadap kayu
berbentuk persegi, kemudian sambungkan dengan pipa yang telah dibentuk menjadi huruf U
dengan menggunakan besi penyambung.
8) Kemudian membuat kayu berbentuk persegi dengan sisi 26 cm dengan menggunakan
gergaji kayu, yang dilanjutkan dengan menghaluskan pemukaan kayu menggunakan sugu
listrik. Setelah halus, kayu dicat menggunakan plitur. Kayu ini berfungsi sebagai dasar dan
tempat tegaknya tiang penyangga.
3.7 Cara Kerja Alat Penerapan Konsep Perpindahan Panas Konveksi
Cara kerja alat penerapan konsep perpindahan panas konveksi adalah ketika air dituangkan
kedalam kaki pipa hingga kaki kiri pipa penuh. Dengan demikian antara kaki kanan dan kaki
kiri akan mempunyai tinggi air yang sama karena memiliki suhu yang sama. Setelah itu kaki
kanan pipa dipanaskan menggunakan sumber panas yaitu lilin. Air pada kaki kanan akan
memuai karena terus dipanasi.Oleh sebab itu, karena rapat massanya lebih kecil, maka air
akan memuai ke atas hingga hampir memenuhi kaki kanan pipa. Kemudian kran air dibuka,
air akan mengalir dari kaki kanan pipa ke kaki kiri pipa. Hal ini akan menambahkan tekanan
pada kaki kiri yang bersuhu lebih rendah terhadap dasar lekungan pipa. Sehingga, di dasar
lengkungan pipa air didesak dari bagian yang dingin ke bagian yang panas. Jika bagian kaki
kanan terus menerus dipanaskan, sedangkan dari bagian yang dingin terus menerus
mengambil panasnya, peredaran air akan terus berlangsung dengan sendirinya.

3.8 Rancangan Alat Penerapan Konsep Perpindahan Panas Konveksi


Adapun rancangan alat penerapan konsep perpindahan panas konveksi dan komponennya
dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini:
1

2
3

Gambar 3.2 Rancangan alat penerapan perpindahan panas konveksi


Keterangan:
1. Kran air: berfungsi sebagai saluran pengubung unntuk mengalirnya air dari kaki pipa
kanan menuju kaki pipa kiri.
2. Pipa stanlis: berfungsi sebagai wadah tempat air.
3. Tiang penyangga: berfungsi sebagai media penghubung antara pipa bentuk U dengan
kayu penumpu.
4. Papan Dasar: berfungsi untuk menopang semua komponen lainnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perpindahan Panas Konveksi
Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan dikatakan
perpindahan kalor secara konveksi. Bila perpindahannya dikarenakan perbedaan kerapatan
disebut konveksi alami (natural convection) dan bila didorong, misal dengan fan atau pompa
disebut konveksi paksa (forced convection).
Besarnya konveksi tergantung pada:
1) Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
2) Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (DT).
3) koefisien konveksi (h),
dan dapat ditulis secara matematis:
H = h x A x DT.

Konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan kalor ini
hanya terdapat pada zat cair dan gas.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai konsep perpindahan panas konveksi tersebut, akan
dilakukan percobaan dengan menggunakan sebuah pipa stanlis berisi air dan berbentuk U
yang dipanaskan salah satu kakinya.
4.2 Proses Kerja Alat Perpindahan Panas Konveksi
Alat perpindahan panas konveksi merupakan alat yang menjelaskan tentang perpindahan
panas secara konveksi pada zat cair. Zat cair yang digunakan adalah air. Hal tersebut
dikarenakan air mudah didapat dan mempunyai titik didih lebih rendah dari pada minyak
goreng.
Perpindahan panas konveksi merupakan perpindahan panas yang diikuti dengan perpindahan
zat itu sendiri. Hal tersebut akan mudah dipahami saat proses pemasakan air. Proses tersebut
diterapkan pada alat perpindahan panas konveksi yang menggunakan prinsip perpindahan air.
Dalam hal ini, panas akan mengalir karena adanya perbedaan suhu.
Percobaan dilakukan dengan cara memanaskan air di dalam pipa berbentuk U yang
dipanaskan. Ketika sumber api dinyalakan dan diletakkan tepat di bawah kaki kanan pipa, air
yang berada di dasar kaki kanan pipa akan memiliki suhu yang lebih tinggi dari pada air yang
berada di bagian atasnya. Hal tersebut mengakibatkan air di dasar wadah akan memuai
karena terus dipanasi. Oleh sebab itu, karena rapat massanya lebih kecil, maka air akan
memuai ke atas hingga hampir memenuhi kaki kanan pipa. Kemudian kran air dibuka, air
akan mengalir dari kaki kanan pipa ke kaki kiri pipa. Hal ini akan menambahkan tekanan
pada kaki kiri yang bersuhu lebih rendah terhadap dasar lengkungan pipa. Sehingga, di dasar
lengkungan pipa air didesak dari bagian yang dingin ke bagian yang panas. Dan
mengakibatkan aliran air pada pipa secara terus-menerus sampai semua air mempunyai suhu
yang sama.
4.3 Hasil Penerapan Alat Perpindahan Panas Konveksi
Model alat perpindahan panas konveksi dapat menjelaskan konsep perpindahan panas
konveksi pada zat cair. Perpindahan panas konveksi merupakan perpindahan panas yang
diikuti dengan perpindahan zat perantara. Dalam hal ini, panas akan berpindah dengan
mengalirnya air. Air dapat mengalir karena adanya perbedaan suhu. Seperti yang telah
diketahui, air akan mengalir dari yang bersuhu tinggi ke air yang bersuhu rendah. Perbedaan
suhu tersebut disebabkan adanya pemanasan pada kaki kanan pipa. Pada dasarnya, alat ini
hanya melakukan percobaan dengan cara memanaskan air pada pipa. Sehingga, mudah
dilakukan dan dipahami.
Pada alat ini terdapat kran air yang dipasang pada kaki kanan pipa dengan jarak 50 cm dari
dasar lengkungan. Kran air tersebut berfungsi sebagai tempat mengalirnya air dari kaki kanan
pipa menuju kaki kiri pipa setelah air yang berada di dalam kaki kanan pipa mengalami
kenaikan suhu akibat dipanaskan. Dan air akan terus mengalir melalui kran sampai air
tersebut memiliki suhu yang sama.
4.4 Kelebihan
Adapun kelebihan penerapan alat perpindahan panas konveksi adalah sebagai berikut:
1) Alat perpindahan panas konveksi hanya membutuhkan ruang dan tempat yang sedikit,
sehingga mudah dalam melakukan percobaan.
2) Dengan model alat peraga perpindahan panas konveksi ini akan memudahkan untuk
memahami proses perpindahan panas secara konveksi hal tersebut dikarenakan hanya
memperhatikan proses pemasakan air di dalam pipa stanlis berbentuk U. pemasakan air juga
sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Alat perpindahan panas konveksi mampu membuktikan konsep perpindahan panas
konveksi pada zat cair dengan terjadinya aliran air pada kaki kanan pipa menuju kaki kiri
pipa akibat dipanaskannya kaki pipa bagian kanan.
4) Alat perpindahan panas konveksi dapat digunakan sebagai alat pembelajaran
mengenai penerapan konsep perpindahan panas konveksi.
4.5 Kekurangan
Adapun kekurangan penerapan alat perpindahan panas konveksi adalah sebagai berikut:
1) Bahan pipa yang terbuat dari stanlis mengakibatkan tidak tembus pandang, sehingga
tidak dapat melihat secara langsung pergerakan air.
2) Membutuhkan waktu yang lama sampai terjadinya aliran air pada kaki kanan ke kaki
kiri pipa, dikarenakan pipa stanlis yang memiliki ketebalan yang cukup tebal.
3) Bahan pembuatan alat perpindahan panas konveksi (stanlis) relatif mahal dan tidak
mudah didapatkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pembuatan alat penerapan perpindahan
panas konveksi, maka dapat disimpulkan bahwa:
5.1.1 Alat penerapan panas konveksi ini memiliki dua buah kaki yaitu kaki kanan dan
kaki kiri. Masing-masing kaki memiliki panjang yang berbeda dengan kaki kanan pipa
memiliki panjang 60 cm dan kaki kiri pipa memiliki panjang 40 cm. serta terdapat kran
dengan panjang 50 cm dari dasar lengkungan pada pipa kanan yang berfungsi sebagai tempat
mengalirnya air dari kaki kanan pipa ke kaki kiri pipa. Alat penerapan perpindahan panas
konveksi merupakan alat peraga yang dapat digunakan untuk pengaplikasian perpindahan
panas secara konveksi pada zat cair.
5.1.2 Perpindahan panas konveksi adalah perpindah panas yang disertai dengan
perpindahan zat perantaranya. Besarnya konveksi tergantung pada:
a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (Dt).
c. koefisien konveksi (h),
atau dapat ditulis dengan:
5.2 Saran
Dari percobaan dan laporan ilmiah ini, peneliti berharap:
5.2.1 Alat perpindahan panas konveksi dapat digunakan dalam pembelajaran mengenai
pengaplikasian perpindahan panas konveksi pada zat cair.
5.2.2 Mahasiswa dapat mengembangkan teori-teori fisika dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
5.2.3 Pemerintah mendukung mahasiswa dalam melakukan percobaan-percobaan, agar
mahasiswa lebih berinovatif dan menemukan sesuatu yang dapat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
http://alljabbar.wordpress.com/2008/03/23/kalor/
http://avframa.blogspot.com/2013/04/aplikasi-konduksikonveksiradiasi.html
http://id.scribd.com/doc/119993782/Dasar-Teori-Kalor-Lebur-docx
http://id.scribd.com/doc/86304367/Pengertian-Panas

http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2287675-pengertian-dan-definisi-perpindahan/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2287886-pengertian-perpindahan-panas
http://id.wikipedia.org/air

http://id.wikipedia.org/wiki/Panas

http://marskrip.blogspot.com/2009/12/suhu-dan-kalor.html

http://melianasimanungkalit.blogspot.com/2013/01/pengertian-suhu-dan-kalor.html

http://organisasi.org/pengertian_definisi_kalor_dan_teori_kalor_umum_dasar_kuantitas_jumlah_panas_pe
ndidikan_ilmu_sains_fisika_via_internet_gratis

http://suhanasulastri.blogspot.com/2011/03/pindah-panas-konveksipadaberbagai.html

http://tikatiwiberbagitentangfisika.blogspot.com/2013/06/perpindahan-kalor-secara konveksi_7.html

http://www.fisika.org/2013/04/03/apa-sih-bedanya-jarak-dan-perpindahan/
http://www.miung.com/2013/05/pengertian-perpindahan-panas-konveksi.html /

Zemansky, Sears. 1982. FISIKA untuk Universita 1 Mekanika, Panas, Bunyi. Bandung:
Binacipta.By

Anda mungkin juga menyukai