Anda di halaman 1dari 11

8.

Hukum administrasi negara wilayah dan daerah

e. Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah dan wilayah yang dibagi menjadi :

1. Hukum Administrasi Kepegawaian

. ISTILAH-ISTILAH DALAM DISIPLIN KEPEGAWAIAN

1. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil peraturan yang mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi
apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil.

2. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang
melanggar ketentuan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan di dalam maupun di
luar jam kerja.

3. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil karena melanggar
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

4. Pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi wewenang menjatuhkan hukuman
disiplin Pegawai Negeri Sipil.

5. Atasan pejabat yang berwenang menghukum adalah atasan langsung dari pejabat yang berwenang
menghukum.

6. Perintah kedinasan adalah perintah yang diberikan oleh atasan yang berwenang mengenai atau yang
ada hubungannya dengan kedinasan.

7. Peraturan kedinasan adalah peraturan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang mengenai
kedinasan atau yang ada hubungannya dengan kedinasan.

[Dasar Hukum: Pasal 1 PP No.30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil]

8. Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau
diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang bukan termasuk TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan POLRI (Kepolisian Republik Indonesia).

[Dasar Hukum: Pasal 1 angka 1 jo Pasal 2 ayat (1) UU No.43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU
No.8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian]

9. Eselon I adalah tingkatan tertinggi dalam jabatan struktural.

10. Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara.

[Dasar Hukum: Pasal 1 angka 5 PP No.99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil]

11. Lembaga Tertinggi/Lembaga Tinggi Negara


12. Jam Kerja (Pasal 1 huruf b): berapa jam sehari?apa sama dengan UU Ketenagakerjaan?

13. Tindakan yang bersifat negatif adalah tindakan yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil terhadap
bawahannya/orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya, yang dimaksud untuk membalas
dendam.

[Dasar Hukum: Pasal 3 huruf g PP No.30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil]

14. Alasan-alasan yang kuat adalah alasan yang digunakan untuk meninjau kembali hukuman disiplin
yang telah dijatuhkan oleh Pejabat bawahannya yang berwenang menghukum dalam lingkungannya
masing-masing.

[Dasar Hukum: Pasal 25 PP No.30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil].

15. Batas usia pensiun adalah batas usia pegawai negeri yang telah mencapai usia minimal 50 tahun
dengan masa kerja minimal 20 tahun.

Dasar Hukum: Pasal 9 PP No.11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai]

16. Badan Administrasi Kepegawaian adalah Lembaga Pemerintah Pusat yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden, yang mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian negara sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (www.bkn.go.id)

17. Badan Pertimbangan Kepegawaian (Keppres No.67 Tahun 1980)

2. MEKANISME PENJATUHAN SANKSI DISIPLIN PNS:

1. Sebelum menjatuhkan sanksi displin disiplin terlebih dahulu dilakukan pemeriksaaan secara lisan dan
tertulis. Pemeriksaaan ini bersifat tertutup. (pasal 9 PP 30/ 1980)

2. Pemeriksaaan dapat dilakukan dengan mendfengarkan keterangan orang lain. (pasal 10 PP 30/ 1980)

3. Pemeriksaaan dapat diperintahkan oleh pejabat berwenang (atasan PNS yang disangkakan) agar
dijalankan oleh bawahan yang bersangkutan. (pasal 11 PP 30/ 1980)

4. Pejabat yang berwenang n menghukum, meutuskan jenis hukum disiplin yang dijatuhkan dengan
mempertimbangkan secara seksama pelanggaran disiplin tersebut dengan menyebutkan pelanggaran
disiplin apa yang dilakukan oleh PNS bersangkutan. (pasal 12 PP 30/ 1980)

5. Pemeriksaaan tersebut hanya dijatuhkan terhadap satu jenis hukuman disiplin. (pasal 13 PP 30/ 1980)

6. Jenis hukuman disiplin disampaikan secara lisan atau tertulis yang ditetapkan dalam surat keputusan
dan disampaikan oleh pejabat yang berwenang yang dilakukan secara tertutup juga. (pasal 14 PP 30/
1980)
Dari mekanisme penjatuhan sanksi disiplin tersebut, PNS dapat mengajukan upaya hukum terhadap
keputusan penjatuhan hukuman disiplin, yakni pengajuan keberatan (pasal 15-21 PP 30/ 1980), yang
dilakukan hanya terhadap jenis hukuman yang sedang dan berat dengan jangka waktu 14 hari sejak si
PNS menerima keputusan hukuman disiplin secara tertulis yang memuat alasan-alasan dari keberatan
tersebut.

3. Berlakunya Keputusan Hukuman Disiplin (Pasal 22 PP No. 30 Tahun 1980)

Untuk hukuman disiplin ringan yang dijatuhkan kepada seorang Pegawai Negeri Sipil berlaku sejak
tanggal disampaikan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada yang bersangkutan, sedangkan
hukuman disiplin sedang dan berat berlaku sejak hari 15 (kelima belas) terhitung mulai tanggal Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan menerima keputusan hukuman disiplin itu, kecuali jenis hukuman disiplin
berat yang berisi pembebasan dari jabatan dan tidak ada keberatan dari PNS yang bersangkutan. Selain
itu, keputusan hukuman disiplin sedang dan berat akan mulai berlaku sejak ada keberatan atas
keputusan keberatan itu, kecuali jenis hukuman disiplin yang berisi pembebasan dari jabatan dan tidak
ada keberatan dari PNS yang bersangkutan dan jenis hukuman disiplin tersebut mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menghukum. Apabila Pegawai Negeri Sipil yang
dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada waktu penyampaian keputusan hukuman disiplin, maka
hukuman disiplin itu berlaku pada hari ketiga puluh terhitung mulai tanggal yang ditentukan untuk
penyampaian keputusan hukuman disiplin tersebut.

2. Hukum Administrasi Keuangan

HUKUM ADMINISTRASI KEUANGAN NEGARA

Hubungan Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Presiden slk Kepala Pemerintahan mgg kekuasaan pengel. keu. negara sbg bagian dari kekuasaan
pemerintahan. Kekuasaan tersebut

dikuasakan kpd Menkeu selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dlm kepemilikan kekayaan negara
yg dipisahkan;

dikuasakan kpd Menteri/pimpinan lembaga selaku PA/PB kementerian negara/lembaga yang


dipimpinnya;

diserahkan kpd gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemda utk mengelola keuangan daerah dan
mewakili pemda dlm kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
3. HukumAdministrasi Materiil

Sumber hukum dalam arti material ialah sumber hukum sebagai tempat asalnya hukum itu.
Sumber hukum material adalah faktor-faktor yang ikut mempengaruhi materi atau isi dari aturan-
aturan hukum atau faktor-faktor masyarakat yang memengaruhi pembentukan hukum atau
tempat dimana materi hukum itu diambil. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor historis,
filosofis, dan sosiologis

a. Sumber Hukum Historis/ Faktor historisFaktor sejarah dapat menjadi sumber hukum materiil
dalam arti ikut berpengaruh atas penentuan materi aturan hukum dalam hukum administrasi
negara dari sudut sejarah, ada dua jenis sumber hukum historis/ faktor historis , yaitu: 1)
Undang-undang dan sistem hukum tertulis yang berlaku pada masa lampau di suatu tempat.

2) Dokumen-dokumen dan surat-surat serta keterangan lain dari masa lampau. Sumber hukum
dari sudut historis ini yang paling relevan adalah undang-undang dan sistem hukum tertulis di
masa lampau, sebab undang-undang dan sistem hukum tertulis merupakan hukum yang betul-
betul berlaku, sedangkan dokumen dan surat-surat keterangan hanya bersifat mengenalkan
hukum yang berlaku di masa

b. Sumber Hukum Sosiologis/ Faktor Sosiologis/ AntropologisDari sudut sosiologis, sumber


hukum materiil itu adalah seluruh masyarakat. Sudut ini menyoroti lembaga-lembaga sosial
sehingga dapat diketahui apakah yang dirasakan sebagai hukum oleh lembaga-lembaga itu. Dari
pengetahuan tersebutlah dapat dibuat materi hukum yang sesuai dengan kenyataan sosiologisnya.
Bisa dikatakan bahwa faktor-faktor sosial dalam masyarakat dapat mempengaruhi isi hukum
positif, faktor tersebut bisa meliputi pandangan ekonomis, pandangan agamais, dan psikologis.

c. Sumber Hukum Filosofis/ Faktor FilosofisDalam Sumber hukum dalam arti filosofis terdapat
dua hal yang dapat menjadi sumber hukum, yaitu: 1) sebagai ukuran/ sumber untuk menentukan
bahwa sesuatu bersifat adil. Karena hukum itu dimaksudkan antara lain untuk menciptakan
keadilan, maka hal-hal yang secara filosofis dianggap adil dijadikan juga sumber hukum
material; 2) sebagai faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk menaati kewajiban terhadap
hukum. Hukum itu diciptakan agar ditaati, oleh sebab itu, semua faktor yang dapat mendorong
seseorang taat pada hukum harus diperhatikan dalam pembuatan aturan hukum positif. Dengan
kata lain, sumber hukum filosofis mengandung makna agar hukum sebagai kaidah perilaku
memuat nilai-nilai positif tersebut.

4. Hukum Administrasi Perusahaan


Organisasi merupakan suatu kelompok orang dalam suatu wadah yang memiliki tujuan bersama. Artinya
memiliki subjek di dalamnya. Sebuah Perusahaan bisa dikatakan sebagai organisasi, karena memiliki
karyawan sebagai subjek dan memiliki tujuan bersama, yaitu secara umum adalah memperoleh
keuntungan.

Karyawan di suatu perusahaan memiliki masing-masing peran untuk “mendapatkan” tujuannya, porsi
paling kompleks sampai paling sederhana. Pemimpin perusahaan, pemimpin divisi, pemimpin
departemen, sampai pelaksana. Semua tergantung kebijakan masing-masing perusahaan dalam
membuat struktur organisasinya.

Peraturan dibuat sebagai salah satu pendukung sistem suatu perusahaan, misalnya Peraturan
Perusahaan, Tata Tertib, SOP, dll. Ketika terjadi sesuatu/ diduga akan terjadi sesuatu yang perlu
diperhatikan karena berdampak pada perusahaan maka perlu dibuat Surat Keputusan/ Surat Ketetapan
dalam rangka memberi kejelasan dan/atau perintah terhadap seluruh/ individu sebagai elemen SDM
perusahaan.

7. Kegiatan-kegiatan administrasi negara

Ada dua macam kegiatan aktifitas atau perbuatan dari pejabat administrasi negara yaitu:

- kegiatan yang bersifat yuridis (administratief rechtelijke rechtshandelingen), yakni perbuatan-


perbuatan hukum yang bersifat HAN.

- kegiatan yang bersifat non yuridis, yang meliputi 4 bidang pokok kegiatan/proses yang dijalankan oleh
pejabat-pejabat pemerintahan yang merangkap juga sebagai pejabat-pejabat administrasi negara, yakni

a. pemerintahan negara

b. managemen keadminitrasian negara

c. pengendalian/pengawasan terhadap badan-badan usaha negara

d. tata usaha negara.

Perbuatan Administrasi Negara Yang Bersifat Yuridis

Kegiatan atau aktifitas yang yuridis ini menciptakan hubungan HAN (administratief rechtelijke rechts
betreckkingen) antara pihak penguasa negara dengan para warga masyarakat yang bersangkutan.
Perbuatan HAN tersebut harus memenuhi syarat seperti : kepentingan umum atau perlindungan atau
pengamanan kepentingan masyarakat, karena perbuatan HAN tersebut adalah perbuatan hukum
sepihak (eenzijdige rechtshandelingen) yang mengikat masyarakat yang bersangkutan karena wewenang
UU.

Perbuatan administrasi negara yang bersifat yuridis menurut Prajudi Atmosudirdjo adalah:

1. Penetapan (Beschikking, administrative, discretion) yaitu perbuatan sepihak yang bersifat administrasi
negara yang dilakukan oleh pejabat atau instansi penguasa negara yang berwenang.

2. Rencana (plan) adalah:

- suatu perbuatan administrasi negara yang menciptakan hubungan hukum (yang mengikat) antara
penguasa dan warga masyarakat.

- seperangkat tindakan-tindakan yang terpadu dengan tujuan agar tercipta suatu keadaan yang tertib
bilamana tindakan-tindakan tersebut telah selesai di realisasikan.

3. Norma Jabaran (Concrete Norm Geving): perbuatan hukum dari penguasa administrasi yang membuat
norţma-norma agar isi dari UU dapat bersifat konkret dan praktis sehingga dapat diterapkan menurut
keadaan waktu dan tempat. Seperti jutlak dari UU atau penjabaran dari UU. Contoh: PP, Inpres.

4. Legislasi Semu (Pseudo Wetgeving): pejabat administrasi juga berwenang untuk membuat aturan-
aturan hukum yang dimaksudkan sebagai garis pedoman pelaksanaan police (kebijaksanaan suatu
ketentuan UU) yang dipublikasikan secara luas.

6. Oppen Hein

“ Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat
badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenagnya yang
telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara.”

J.H.P. Beltefroid

“ Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan tentang cara bagaimana alat-alat
pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak
memenuhi tugasnya.”

Logemann
“ Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat dari norma-norma yang menguji hubungan Hukum
Istimewa yang diadakan untuk memungkinkan para pejabat administrasi Negara melakukan tugas
mereka yang khusus.”

De La Bascecoir Anan

“ Hukum Administrasi Negara adalah himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab
Negara berfungsi/ bereaksi dan peraturan-peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara warga
Negara dengan pemerintah.”

L.J. Van Apeldoorn

“ Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan yang hendaknya diperhatikan oleh para
pendukung kekuasaan penguasa yang diserahi tugas pemerintahan itu.”

A.A.H. Strungken

“ Hukum Administarsi Negara adalah aturanaturan yang menguasai tiap-tiap cabang kegiatan penguasa
sendiri.”

J.P. Hooykaas

“Hukum Administarsi Negara adalah ketentuanketentuan mengenai campur tangan dan alat-alat
perlengkapan Negara dalan lingkungan swasta.”

Sir. W. Ivor Jennings

“Hukum Administarsi Negara adalah hukum yang berhubungan dengan Administrasi Negara, hukum ini
menentukan organisasi kekuasaan dan tugas-tugas dari pejabat-pejabat administrasi.”

Marcel Waline

“Hukum Administarsi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan yang menguasai kegiataqn-kegiatan


alat-alat perlengkapan Negara yang bukan alat perlengkapan perundang-undangan atau kekuasaan
kehakiman menentukan luas dan batas-batas kekuasaan alat-alat perlengkapan tersebut,
baik terhadap warga masyarakat maupun antara alat-alat perlengkapan itu sendiri, atau pula
keseluruhan aturan-aturan yang menegaskan dengan syarat-syarat bagaimana badan-badan tata usaha
negara/ administrasi memperoleh hak-hak dan membebankan kewajiban-kewajiban kepada para warga
masyarakat dengan peraturan alat-alat perlengkapannya guna kepentingan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan umum.

E. Utrecht

“Hukum Administarsi Negara adalah menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan agar
memungkinkan para pejabat pemerintahan Negara melakukan tugas mereka secara khusus.

Jadi ada tiga ciri-ciri Hukum Administarsi Negara :

Menguji hubungan hukum istimewa

Adanya para pejabat pemerintahan

Melaksanakan tugas-tuigas istimewa.

Baca Juga : Lembaga Sosial

Prajudi Atmosudirdjo

“Hukum Administarsi Negara adalah hukum mengenai operasi dan pengendalian dari kekuasaan-
kekuasaan administrasi atau pengawasan terhadap penguasa-penguasa administrasi.

Bachsan Mustofa

“Hukum Administarsi Negara adalah sebagai gabungan jabatan-jabatan yang dibentuk dan disusun
secara bertingkat yang diserahi tugas melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintahan dalam arti luas
yang tidak diserahkan pada badan-badan pembuat undang-undang dan badan-badan kehakiman.

5. Sistematika Hukum Administrasi Negara

Materi HAN (Heteronom) oleh Prajudi dibagi dalam:

Hukum tentan dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum dari administrasi negara


Hukum tentang organisasi dari administrasi negara

Hukum tentang aktifitas-aktifitas adminstrasi negara, terutama yang bersifat yuridis

Hukum tentang sarana-sarana dari admiistrasi negara, terutama tentang kepegawaian negara dan
keuangan negara.

Hukum peradilan administrasi negara.

Untuk membatasi kekuasaan administrasi negara dan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan-
kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan oleh administrasi negara, terdapat beberapa jalan yang
ditempuh antara lain dengan pengembangan administrasi negara.

Dalam arti luas: peradilan administrasi negara adalah peradilan yang menyangkut pejabat-pejabat dan
instansi administrasi negara, baik yang bersifat “perkara-perkara pidana dan perdata” dan “perkara
adminstrasi murni”.

Dalam arti sempit: peradilan administrasi negara adalah peradilan yang menyelesaikan perkara-perkara
administrasi negara murni semata-mata. Suatau perkara administrasi negara murni adalah suatu perkara
yang tidak mengandung pelanggaran hukum (pidana dan perdata), melainkan suatu konflik/ sengketa
yang berpangkal pada atau mengenai intepretasi dari suatu pasal atau ketentuan UU (dalam arti luas)
dikenal PTUN

Perkara-perkara administrasi internal yang terjadi antara peabat/ isntansi satu sama lain, pada
umumnya berpangkal pada konflik mengenai yuriidiksi atau kopetensi, diselesaikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang mengatur instansi yang bersangkutan dan pada instansi terakhir
oleh Presiden.

Perkara-perkara administrasi negara eksternal yaitu antara pejabat/ instansi dengan warga masyarakat,
penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

a. Perkara-perakra administrasi negara murni, diselesaikan melalui cara-cara:

Pengaduan pada pejabat atasan/ instansi yang lebih tinggi

Pengaduan kepada badan-badan lain misal panitia perumahan

Pengaduan administrasi murni (majelis pertimbangan pajak)


b. Perkara-perkara administrasi negara yang mengandung unsur-unsur pidana/ kejahatan jabatan,
pelanggaran jabatan atau unsur peradilan (perbuatan yang bertentangan dengan hukum) diselesaikan
oleh pengadilan umum (pidana atau perdata)

Peranan peradilan administrasi negara besar dalam usaha penyempurnaan aparatur negara melalui:

Tindakan hukum terhadap praktek dan perbuatan para pejabat yang:

Melanggar Hukum

Melanggar UU

Melanggar kewajiban atau

Tidak efisien, melanggar kepentingan umum.

(Benny M Junus: Bab I – IV)

Objek administrasi dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar:

Administrasi berobyek kenegaraan

Administrasi pemerintahan yang dapat dibagi:

Administrasi sipil, yaitu seluruh aktifitas yang dilakukan oleh departemen, direktorat sampai aktifitas
camat dan lurah

Administrasi militer (angakatan bersenjata)

administrasi militer angkatan darat

administrasi militer angkatan laut

administrasi militer angkatan udara

Administrasi kepolisian negara

Adalah seluruh aktifitas yang begerak di bidang perusahaan yang hakekatnya dapat dibedakan
berdasarkan gerak usaha untuk produksi, distribusi, transportasi, banking, asuransi dan sebagainya
Administrasi berobjek privat
Administrasi perusahaan

Yang termasuk di dalamnya adalah aktifitas-aktifitas di bidang produksi, transportasi, banking , dan
sebagainya. Pada hakekatnya sama dengan ruang gerak dari administrasi perusahaan negara

Administrasi bukan perusahaan (non business)

Yang termasuk di dalamnya adalah aktifitas yang cenderung ke arah usaha sosial, seperti:

Adminstrasi perguruan swasta

Administrasi rumah sakit swasta

Administrasi hotel swasta

Administrasi berobjek internasional

yang termasuk di dalamnya adalah seluruh aktifitas yang bergerak dalam bidang internasional yang
dilakukan oleh PBB serta cabang-cabangnya: UNICEF, ILO, UNDP, dan sebagainya (Kansil: Bab XIX)

Perbuatan Hukum Tata Usaha

Perbuatan hukum tata usaha dapat bermacam-macam jenisnya yang dikenal antara lain: putusan,
ketetapan, surat perintah, izin (undian berhadiah, mengedarkan daftar derma, menjual minuman keras)
konsesi, perjanjian (ikatan dinas) Perbuatan hukum tata usa asifatnya dapat sepihak, dapat juga 2 pihak
(perjanjian) yang banyak dijumpai dalam hukum tata usaha adalah perbuatan yang sifatnya sepihak
(Kusumadi Pudjosewojo, Bab VI dan VII)

Anda mungkin juga menyukai