ABSTRACT
70
Evaluasi Potensi Interaksi Obat Antibiotika Pada Penyakit Infeksi Gastrointestinal Pasien Rawat Inap
Periode Januari-Juni 2016 Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
71
Evaluasi Potensi Interaksi Obat Antibiotika Pada Penyakit Infeksi Gastrointestinal Pasien Rawat Inap
Periode Januari-Juni 2016 Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
2016 sesuai kriteria inklusi. Data pasien yang Interaction Checker (drugs.com), kemudian
diambil yaitu data nomor rekam medik, identitas dibandingkan dengan literatur EBM (Evidence
pasien dan diagnosis penyakit . Based Medicine) lalu dihitung jumlah kejadian
Tahap pengolahan data interaksi obat, interaksi obat berdasarkan
Data yang diperoleh dikelompokkan mekanisme, dan interaksi obat berdasarkan
dalam satu tabel yang terdiri dari nomor Rekam level signifikansi.
Medik, identitas pasien (jenis kelamin, umur), HASIL DAN PEMBAHASAN
resep obat, dosis, rute penggunaan dan lama Hasil evaluasi data rekam medis di
rawat inap. Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode
Analisis Data Januari – Juni 2016 diperoleh data pasien
Karakteristik pasien yang meliputi rawat inap yang didiagnosa infeksi
nomor rekam medis, usia, jenis kelamin, lama gastrointestinal (diare, dispepsia, demam tifoid)
perawatan, dan jenis obat yang diberikan, sebanyak 79 pasien. Hasil penelitian yang
karakteristik tersebut diolah menjadi bentuk diperoleh disajikan dalam bentuk tabel sebagai
data tabel persentase. Data pemberian obat berikut :
dianalisis menggunakan website Drug
Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Pasien Rawat Inap Infeksi Gastrointestinal (Diare, Dispepsia,
Demam Tifoid) di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari – Juni 2016
Total 79 100
Tabel 2. Distribusi Kategori Umur Pasien Rawat Inap Infeksi Gastrointestinal (Diare, Dispepsia, Demam
Tifoid) di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari – Juni 2016
Tabel 3. Distribusi Lama Rawat Inap Pasien Infeksi Gastrointestinal (Diare, Dispepsia, Demam Tifoid)
di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari-Juni 2016
2-7 63 79,75
8-10 15 18,99
>11 1 1,27
Total 79 100
72
Evaluasi Potensi Interaksi Obat Antibiotika Pada Penyakit Infeksi Gastrointestinal Pasien Rawat Inap
Periode Januari-Juni 2016 Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
Tabel 4. Distribusi Jenis Terapi Antibiotik Yang Diperoleh Pasien Rawat Inap Infeksi Gastrointestinal
(Diare, Dispepsia, Demam Tifoid) di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari – Juni
2016
Rute Jumlah
Komposisi Jenis Antibiotik Persentase (%)
Pemberian Kasus
Cotrimoxazol Oral 2 2,44
Metronidazol Oral 1 1,22
Cefotaxim IV 1 1,22
Ceftriaxon IV 49 59,76
Terapi Tunggal Ciprofloxacin Oral/ 4 4,88
IV 1 1,22
Levofloxacin Oral/ 6 7,32
IV 5 6,10
Cefixim Oral 7 8,54
Amoxicillin Oral 1 1,22
Cotrimoxazol-Metronidazol Oral-IV 1 1,22
Terapi Kombinasi
Gentamicin-Ceftriaxon IV 3 3,66
Antibiotik
Ampicillin-Gentamicin IV 1 1,22
Total 82 100
Tabel 5. Distribusi Berdasarkan Mekanisme Interaksi Obat Pasien Rawat Inap Infeksi Gastrointestinal
(Diare, Dispepsia, Demam Tifoid) di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari – Juni
2016
Tabel 6. Distribusi Berdasarkan Tingkat Keparahan (Signifikansi) Interaksi Obat Pasien Rawat Inap
Infeksi Gastrointestinal (Diare, Dispepsia, Demam Tifoid) di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
periode Januari – Juni 2016
Pada penelitian ini karakteristik pasien dirumah sakit dapat dilihat pada table 1, 2 dan
seperti jenis kelamin, umur dan lama inap 3. Sedangkan berdasarkan jenis pengobatan
73
Evaluasi Potensi Interaksi Obat Antibiotika Pada Penyakit Infeksi Gastrointestinal Pasien Rawat Inap
Periode Januari-Juni 2016 Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
dan potensi interaksi yang terjadi dapat dilihat banyak dari kombinasi antibiotik gentamicin
pada table 4, 5 dan 6. Berdasarkan pada tabel dengan ceftriaxon. Pada penggunaan antibiotik
1 diatas, menunjukkan bahwa pasien infeksi tunggal bahwa penggunaan antibiotik tunggal
gastrointestinal rawat inap di RS. Ibnu Sina yang paling banyak digunakan yaitu ceftriaxon
terdiri dari 46,83% pasien laki-laki dan 53,16% IV.
perempuan dimana jumlah pasien perempuan Berdasarkan pada tabel 5 diatas,
lebih banyak dari jumlah pasien laki-laki. menunjukkan data interaksi obat
Berdasarkan pada tabel 2 diatas, farmakokinetik dan interaksi farmakodinamik
diperoleh data pasien rawat inap infeksi dengan total sebanyak 9 kasus interaksi dari 79
gastrointestinal di RS. Ibnu Sina Makassar pasien rawat inap. Interaksi obat dengan terapi
bahwa paling sedikit menderita penyakit infeksi bersama dengan antibiotik, terdapat 3 kasus
gastrointestinal yaitu pada umur 0-5 tahun dan (3,80%) interaksi farmakokinetik yang terjadi.
umur lebih dari 65 tahun (1,27%) . Hal tersebut Interaksi tersebut yaitu (1) interaksi antara
disebabkan pada umur 0-5 tahun pasien lebih attapulgit dengan ciprofloxacin yang secara
banyak menderita dehidrasi, sehingga jumlah signifikan dapat mengurangi penyerapan
pasien yang menggunakan antibiotik sangat golongan antibiotik kuinolon digastrointestinal,
sedikit. Dehidrasi akibat diare akut dengan (2) interaksi antara omeprazol dengan
etiologi apapun dan pada usia berapa pun, ciprofloxacin; penyerapan ciprofloxacin sedikit
kecuali bila parah, dapat dengan aman dan berkurang (20%) bila diberikan bersamaan
diobati secara efektif oleh lebih dari 90% kasus dengan omeprazol, (3) interaksi antara
dengan metode sederhana oral rehidrasi ampicillin dengan gentamicin; menggunakan
menggunakan cairan tunggal11 .Sedangkan ampicilin bersama dengan gentamicin dapat
jumlah pasien yang paling banyak pada pasien mengurangi efek dari gentamisin. Interaksi
umur 18-40 tahun (50,63%). Umur pasien farmakodinamik dengan terapi bersama
dapat digunakan untuk mengetahui banyaknya antibiotik, terdapat 6 kasus (7,60%) interaksi
pasien infeksi gastrointestinal berdasarkan obat. Interaksi tersebut yaitu interaksi antara
pemberian antibiotik yang tepat pada pasien, cotrimoxazol dengan metronidazol,
sehingga dapat memberikan efek yang optimal. ciprofloxacin dengan loperamid dan interaksi
Berdasarkan pada tabel 3 diatas, antara levofloxacin dengan albuterol;
menunjukkan kategori lama rawat inap pasien pemberian bersamaan dapat memperpanjang
yaitu 2-7 hari sebanyak 63 pasien (79,75%), 8- interval QT yang dapat mengakibatkan efek
10 hari sebanyak 15 pasien (18,99%), >11 hari aditif dan peningkatan risiko aritmia ventrikel
hanya 1 pasien (1,27) Berdasarkan data (torsade de pointes) dan kematian mendadak,
tersebut lama rawat inap pasien yang diberikan sedangkan interaksi antara ceftriaxon dengan
terapi bersama antibiotik, paling banyak 2-7 gentamicin; pemberian aminoglikosida dan
hari. sefalosporin dapat meningkatkan risiko
12
Berdasarkan pada tabel 4 diatas, nefrotoksisitas.
menunjukkan data terapi obat antibiotik yang Berdasarkan pada tabel 6 diatas,
diberikan pada pasien dengan antibiotik menunjukkan dari 79 data pasien rawat inap
kombinasi yaitu kombinasi antibiotik paling yang diberikan terapi bersama antibiotik
74
Evaluasi Potensi Interaksi Obat Antibiotika Pada Penyakit Infeksi Gastrointestinal Pasien Rawat Inap
Periode Januari-Juni 2016 Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
dengan obat lain, hanya terdapat 9 kasus 5. Febrianto AW, Mukaddas A, Faustine I.
Rasionalitas penggunaan antibiotik pada
(11,40%) yang berinteraksi minor ataupun
pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di
moderat. Interaksi obat potensial, yang menjadi Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu
Tahun 2012. Jurnal of Natural Science.
perhatian utama adalah relevansi klinis atau
2013;2(3):20-29.
signifikansi interaksi. Signifikansi berkaitan
6. Dewi CAK, Athiyah U, Mufarrihah, Nita Y.
dengan jenis dan besarnya efek dengan
Drug therapy problems pada pasien yang
perlunya pemantauan pasien atau mengubah menerima resep polifarmasi (Studi di
Apotek Farmasi Airlangga Surabaya).
terapi untuk menghindari konsekuensi yang
Jurnal Farmasi Komunitas. 2014;1(1):17-
berpotensi merugikan.13 Berdasarkan hasil 22.
yang didapatkan, interaksi antara antibiotik
7. Gitawati R. Interaksi obat dan beberapa
dengan obat lain sangat sedikit. implikasinya. Media Litbang Kesehatan.
2018;18(4):175-184.
KESIMPULAN
Interaksi obat pada penggunaan terapi 8. Tatro DS. Drug Interaction Facts: The
Authority on Drug Interactions, Facts and
bersama antibiotik kurang berpotensial untuk
Comparisons. St. Louis, 2006.
berinteraksi. Hal ini ditunjukkan dari
9. Stockley IH. Stockley’s Drug Interaction.
mekanisme interaksi farmakokinetik sebanyak
Great Britain : The Pharmaceutical Press,
3,80% kasus dan interaksi farmakodinamik 2005.
sebanyak 7,60% kasus. Berdasarkan tingkat
10. Dahlan SM. Besar Sampel dan Cara
keparahan minor ataupun moderat, interaksi Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :
obat antara antibiotik dengan obat lain yaitu
Salemba Medika, 2010.
sebanyak 11,40% kasus.
11. World Health Organization. The Treatment
DAFTAR PUSTAKA
of diarrhoea : a manual for physicians and
1. Soedarto. Mikrobiologi Kedokteran. other senior health workers. 4th rev.
Jakarta : CV.Sagung Seto, 2015. Department of Child and Adolescent Health
and Development, 2005.
2. Jenkins AJ and Valentine JL. Buku Ajar
Interaksi Obat: Pedoman Klinis & Forensik. 12. Mara JC, and Carlos JT. Prevalence of
Jakarta : EGC,2012. potential drug-drug interactions and its
associated factors in a Brazilian Teaching
3. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Hospital Brazil. J Pharm Pharm Sci.
Jakarta : Badan Penelitian dan 2006;9(3):427-33.
Pengembangan Kesehatan, 2013.
13. Rahmawati F, Handayani R, and Gosal V.
4. Cunha BA. Esensial Antibiotik Edisi 7. Kajian retrospektif interaksi obat di Rumah
Jakarta : EGC, 2014. Sakit Pendidikan Dr. Sardjito Yogyakarta.
Majalah Farmasi Indonesia.
2006;17(4):177-183.
75