Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diet makanan dan minuman sehat telah menjadi pilihan hidup masyarakat
jaman sekarang. Perubahan pola hidup sehat mulai membudaya sejak 20 tahun
terakhir baik di belahan dunia barat maupun timur. Pola hidup dan budaya
masyarakat timur yang lebih dominan tinggal di daerah tropis lebih bervariasi
dibanding negara barat, termasuk variasi masakan yang kaya akan rempah –
rempah dan bahan alam yang melimpah. Akan tetapi peningkatan jumlah
penderita penyakit metabolik kedua belahan bumi itu tidak berbeda secara
signifikan. Adanya perkembangan IPTEK saat ini menunjang pengembangan ilmu
gizi menjadi ilmu nutrigenomik dan nutrigenetik yang mengupas secara lebih
dalam faktor makanan penyebab penyakit metabolik atau degeneratif dan
mekanisme metabolisme tubuh. Nutrigenomik lebih membahas tentang
pengontrolan gen – gen terkait penyakit dengan bahan biologis atau senyawa aktif
dalam sumber alami makanan baik nabati maupun hewani. Sedang nutrigenetik
memfokuskan pada penetapan makanan individu berbasis pada profil penanda
gen-gen tertentu.
Kehadiran ilmu nutrigenomik membuka wawasan budaya baru dari budaya
lama dimana ilmu gizi hanya selalu dikaitkan dengan faktor kuantitatif yang
disebut dengan kalori, data kuantitatif asupan makanan menjadi terlalu tidak
efisien, sehingga ilmu gizi lama dapat dianggap benar – benar usang.
Nutrigenomik tidak hanya memahami hubungan kualitas dan kuantitas makanan
dan metabolismenya tetapi juga diukur kualitas makanan terkait dengan hubungan
informasi genetik individu atau secara umum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari nutrigenetik?
2. Apa pengertian dari nutrigenomik?
1.3 Tujuan

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Nutrigenetik
2.2.1 Pengertian Nutrigenetik
Nutrigenetik adalah ilmu tentang variasi genetik terhadap respon diet, dengan
memfokuskan pada studi individu yang berbeda yang memiliki satu atau lebih
mutasi gen tunggal polimorfisme (SNP: Single Nucleotide Polymorphism) yang
dapat mempengaruhi respon terhadap diet. Komponen genetik yang dimiliki
individu tersebut mempunyai kemampuan menginduksi metabolisme komposisi
gizi atau zat-zat bioaktif dalam makanan (Fatchiyah, 2008). Nutrigenetik lebih
ditujukan untuk pola diet tertentu untuk individu tertentudenganpetapolimorfisme
yang spesifik.
Nutrigenetik juga bertujuan untuk memahami bagaimana genetic makeup dari
indvidu mengkoordinasikan responnya terhadap diet dan mempertimbangkan
polimorfisme genetik atau mutasi. Nutrigenetik menggambarkan variasi genetik
yang menimbulkanperbedaan dalam menanggapi kebutuhan zat –zat gizi spesifik
dan akhirnya menimbulkan status kesehatan dan penyakit yang berbeda. Oleh
karena itu kebutuhan zat – zat gizi orang berbeda karena ekspresi gen masing-
masing orang juga bervariasi (Wahyuni, S., 2012)

2.2 Nutrigenomik
2.2.1 Pengertian Nutrigenomik
Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan molekuler antara zat
makanan dan respon gen, yang bertujuan supaya dapat meramalkan bagaimana
perubahan pada unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia
(Chavez et all., 2003). Nutrigenomik merupakan ilmu pengetahuan baru, sehingga
memiliki beberapa definisi yang berbeda. Nutrigenomik mempunyai focus pada
pengaruh zat gizi terhadap genome, proteome, dan metabolome, sehingga
nutrigenomik dihubungkan dengan gagasan mengenai kebutuhan zat gizi
perseorangan berdasarkan genotipnya (Muller et all., 2003).
Menurut Kaput dan Raymond L Rogriguez ( 2004), pakar biologi
molekuler dan seluler Universitas California, mengemukakan konsep dasar
berkembangnya ilmu ini dilandasi oleh fakta-fakta yang telah terdokumentasi dan
dikenal sebagai 5 prinsip nutrigenomik, yaitu pertama, zat-zat makanan, baik
langsung maupun tak langsung, berpengaruh pada genom manusia, yang dalam
aksinya dapat mengubah ekspresi atau struktur gen. Kedua, pada kondisi tertentu
dan bagi beberapa individu, diet merupakan faktor risiko yang serius sebagai
penyebab munculnya sejumlah penyakit. Ketiga, besarnya pengaruh nutrien
pangan dapat menyehatkan atau menyebabkan sakit tergantung pada susunan
genetik masing-masing individu. Keempat, beberapa gen yang diregulasi oleh diet
memainkan peranan dalam inisiasi, insiden, progresi, dan atau keparahan suatu
penyakit kronis. Kelima, konsumsi makanan yang didasarkan pada pengetahuan
akan kebutuhan gizi (nutrisi),status gizi, dan genotipe individu dapat digunakan
untuk mencegah, meredakan, atau menyembuhkan penyakit kronis (Trayhum,
2003).
Nutrigenomik meliputi pembelajaran yang luas dengan dua tujuan utama.
Tujuan yang pertama adalah untuk “menganalisis karakter dari masingmasing
individu.” Tujuan yang kedua adalah untuk “menggunakan informasi tersebut
dalam pencegahan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup dengan
efektifitas dari konsumsi dan komponen makanan”. Nutrisi berbasis genomik
dapat meningkatkan pengetahuan untuk melakukan diet dan pemilihan gaya hidup
yang mungkin dapat mengubah kerentanan terhadap penyakit dan meningkatkan
potensi kesehatan (Kato, 2008).

Anda mungkin juga menyukai