Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN TERPADU DI SD


(PDGK 4105)

MODUL 2 & 3

TIM PENYUSUN :

1. BAYU PRASETYA
2. BINA SAPUTRA
3. CHOIRU AMALA NISFAYANI
4. GALIH PRASETYA

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDAR LAMPUNG
POKJAR SEPUTIH BANYAK
LAMPUNG TENGAH
2020.2
Daftar isi
Bab I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu cara, seperangkat cara,
teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam
melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap.
Strategi pembelajaran merupakan salah satu cara guru yang digunakan
dalam guru menyampaikan materi pelajaran . Proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru tidak bisa terlepas dari penerapan strategi pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pembelajaran di sekolah dasar
2. Pengertian karakteristik proses belajar dan tahapan perkembangan siswa
sekolah dasar
3. Pengertian model-model belajar
4. Pengertian rumpun model mengajar
C. Tujuan
1. Memahami pembelajaran di sekolah dasar
2. Memahami karakteristik proses belajar dan tahapan perkembangan siswa sekolah dasar
3. Memahami model-model belajar
4. Memahami rumpun model mengajar
Bab II
PEMBAHASAN

Modul 2
Pembelajaran di sekolah Dasar

Kegiatan Belajar 1
Pengertian Belajar
A. PENGERTIAN BELAJAR
Hilgard (1948) menyatakan bahwa, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang
diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena adanya dukungan dari
lingkungan yg positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Definisi belajar yg
umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
B. HAKIKAT BELAJAR
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses
melihat, mengamati, menyelesaikan, masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan.
Ada 4 pilar yang perlu di perhatikan dalam belajar yaitu:
1.Learning to know ( belajar untuk mengetahui)
2. Learning to to (belajar untuk berbuat)
3. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)
4. Learning to be (belajar untuk menjadi)

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR

Keberhasilan belajar sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut


dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Faktor dalam diri siswa(intern)
Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antara nya adalah
kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta
kebiasaan siswa.
2. Faktor dari luar diri siswa (ekstern)
Yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik,
lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah, guru, pelaksanaan
pembelajaran dan teman sekolah.
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
A. KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DI SEKOLAH DASAR
1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar
a. Teori belajar
1) Teori Belajar Disiplin Mental
Karakteristik teori belajar ini menganut bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental
seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berfikir dan sebagainya yang dapat
dilatih dan di disiplinkan.
2) Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang bisa disebut S-R Bond.
Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang menekankan pola
perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas yang otomatis. Dalam teori ini,
belajar lebih mengutamakan stimulus-respons yang membentuk kemampuan siswa secara
spesifik dan terkontrol. Hukuman (punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan
(reinforcement) yang dipakai.
3) Teori Insight
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi
apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang bersifat eksploratif,
imajenatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat
tinggi yaitu berfikir tinggi. Perlu dipahami bahwa proses belajar yang baik adalah proses
belajar yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
mempelajari suatu kegiatan alam, budaya, atau sosial.
4) Teori belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karena nya, belajar lebih
mengutamakan keseluruhan, kemudian melihat bagian-bagiannya yang mengandung makna
dan hubungan. Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk problematik, aktual, dan nyata.

b. Tipe belajar
Menurut Gagne (1970) ada 8 tipe belajar yang dapat dilakukan siswa, yaitu:
1. Signal learning (belajar melalui isyarat)
2. Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas)
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaian)
4. Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
5. Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
6. Concept learning (belajar melalui konsep)
7. Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
8. Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)

c. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar.
Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus
menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa
yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Menurut Benyamin Bloom (1956)
yang dapat menunjukan gambaran hasil belajar, mencankup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Gagne (1979) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh
siswa 1)motor skill; 2) verbal information; 3) intelectual skill; 4) attitude; dan 5) cognitive
strategis. Seperti telah dikemukakan diatas bahwa hasil belajar merupakan perubahan
perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh.

B. TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR


Tahapan Perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut:
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan perkembangan
motorik.
2. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada tingkat sekolah dasar sudah ada pemisahan kelompok jenis
kelamin (separation of the sexes) sehingga dalam pengelompokan, siswa lebih senang
berkelompok berdasarkan jenis kelamin padahal kurang sesuai menurut kriteria
pengelompokan belajar. Rasa kepemimpinannya sangat tinggi dan ini perlu dikembangkan
supaya siswa lebih mampu mengatur diri sendiri dan mengatur orang lain.
3. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis. Dilihat dari
cara siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah mampu menggunakan bahasa
yang halus dan kompleks.
4. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif pada siswa sekolah dasar berlangsung secara dinamis. Untuk
menumbuh kembangkan kemampuan kognitif dalam fase konkret operasional pada siswa
sekolah dasar, acuan nya adalah terbentuknya hubungan-hubungan logis di antara konsep-
konsep atau skema-skema.
5. Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa sekolah dasar adalah kemampuan bertindak
jadi orang baik.
6. Perkembangan Ekspresif
pola perkembangan ekspresif siswa sekolah dasar dilihat dari kegiatan ungkapan bermain dan
kegiatan seni (art).
7. Aspek-aspek Inteligensi
Dalam psikologi, teori Gadner (utami munandar, 1999;265) membedakan jenis inteligensi.
Aspek intelegensi tersebut di antaranya adalah:
a. Intelegensi linguistik
b. Intelegensi logis-matematis
c. Intelegensi spasial
d. Intelegensi musik
e. Intelegensi fisik-kinestetik
f. Intelegensi intrapribadi
g. Intelegensi interpribadi
8. Aspek Kebutuhan Siswa
Selain aspek perkembangan siswa yang telah dikemukakan di atas juga perlu
dipertimbangkan aspek kebutuhan siswa sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
materi apa yang akan dipelajari siswa. Secara umum ada 2kebutuhan siswa:1) psiko-biologis
yang dinyatakan dalam keinginan, minat, tujuan, harapan, dan masalahnya ; 2) sosial yang
berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat, biasanya menurut pandangan orang
dewasa.
Kegiatan Belajar 3
Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar
A.) KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS RENDAH
Pembelajaran dikelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran (silabus) yang
telah dikembangkan oleh guru. Pembelajaran konkret lebih sesuai diberikan pada siswa kelas
rendah (kelas 1,2,3) di sekolah dasar. Proses pembelajaran ini harus dirancang oleh guru
sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar dan sistem penilaian sesuai dengan
taraf pekembangan siswa. Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar
di kelas rendah sekolah dasar, di antaranya adalah ceramah, tanya jawab, latihan atau drill,
belajar kelompok, observasi atau pengamatan. Dalam pengembangan kreativitas siswa proses
pembelajaran dapat diarahkan supaya siswa melakukan kegiatan kreativitas yang sesuai
dengan tingkat perkembangannya. Dibawah ini adalah beberapa contoh kegiatan belajar yang
dapat dilakukan siswa sekolah dasar dikelas rendah :
1. Menggolongkan peran anggota keluarga
2. Menerapkan etika dan sopan santun dirumah, sekolah, dan di lingkungan.
3. Menggunakan kosa kata geografi untuk menceritakan tentang tempat
4. Melakukan latihan dalam meningkatkan kualitas fisik-motorik
5. Memperagakan rangkaian gerak (ritmik) dengan musik
6. Mengkomunikasikan gagasan dengan satu kalimat.

B.) KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS TINGGI

Esensi proses pembelajaran dikelas tinggi (kelas 4,5,6) adalah suatu


pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa
tentang konsep dan generalisasi sehingga penerapannya (menyelesaikan
soal,menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan,melipat, dan
membagi) . Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di kelas tinggi
sekolah dasar, diantaranya ceramah, tanya jawab, latihan, atau drill, belajar kelompok,
observasi, atau pengamatan, inkuiri, pemecahan masalah, dan diskaveri. Pengembangan sikap
ilmiah pada siswa kelas tinggi di sekolah Dasar dapat dilakukan dengan cara menciptakan
pembelajaran yang memungkinkan siswa berani berargumentasi dan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, mendorong siswa supaya memiliki rasa ingin mengetahui, memiliki sikap jujur
terhadap dirinya dan orang lain. Di bawah ini ada beberapa contoh kegiatan belajar yang
dapat dilakukan siswa dikelas tinggi sekolah dasar:
1. Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku di keluarga
2. Membandingkan kelompok-kelompok sosial di masyarakat
3. Menyajikan hubungan antara sumber daya alam dengan kegiatan ekonomi setempat
4. Melakukan diskusi kelompok tentang jual beli
5. Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah
6. Melakukan latihan untuk meningkatkan kualitas fisik-motorik
Modul 3
Model-model Belajar dan Rumpun Model Mengajar

Kegiatan Belajar 1
Model-model Belajar
A. BELAJAR KOLABORATIF (COLLABORATIVE LEARNING)
1. Hakikat Belajar Kolaboratif
Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antarsiswa dalam suatu kelompok biasa,
tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila 2orang atau lebih bekerja bersama,
memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Dua unsur yang penting
dalam belajar kolaboratif adalah (1) adanya tujuan yang sama, dan (2) ketergantungan yang
positif.
Dalam menerapkan belajar kolaboratif ini anda harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar
sebagai berikut.
a: mengajarkan kererampilam kerja sama,mempraktikqn dan balikan diberikan dalam hal
seberapa baik keterampilan-keterampilan digunakan.
b: kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang kohesif.
c: individu-individu di beri tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-
masing.
2. Manfaat Belajar Kolaboratif
Manfaat nya yaitu:
a: meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok
merupakan faktor berpengaruh terhadap penguasaan konsep.
b: pembelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
c: memupuk rasa kebersamaan antar siswa, setiap individu tidak dapat lepas dari kelompok
nya,mereka perlu mengenali sifat, pendapat berbeda dan mampu mengelola nya

B. BELAJAR KUANTUM ( QUANTUM LEARNING)


1. Hakikat Belajar Kuantum
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah yaitu
“kebosanan”. Istilah kuantum secara harfiah berarti “ kualitas sesuatu”, mekanis (yang
berkenaan dengan gerak). Kuantum mekanisme merupakan suatu studi tentang gerakan-
gerakan partikel-partikel subatomic (Shelton,1999).
2. Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kuantum
Prinsip utama dalam pembelajaran kuantum yaitu
A: segalamya berbicara, segala sesuatu, lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari
kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran semuanya mengirim pesan tentang
belajar.
B: segalamya bertujuan, semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan, yaitu para
siswa mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.
3. Manfaat Belajar Kuantum
Manfaat dari belajar kuantum yaitu,
A: suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar.
B: siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekeliling nya sebagai pendorong
belajar.
C: Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
D: apapaun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.

C BELAJAR KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)


1. Hakikat Belajar Kooperatif
Kooperatif berarti bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tujuan. Dalam kegiatan
kooperatif, seseorang mencari hasil yang menguntungkannya dan menguntungkan pula bagi
seluruh anggota kelompok. Belajar Kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan
kelompok kecil sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajar nya
sendiri dan juga anggota lain.
2. Prinsip Utama Belajar Kooperatif
Prinsip utama dari belajar kooperatif yaitu:
a)kesamaan tujuan
b)ketergantungan positif

3. Manfaat Belajar Kooperatif


Manfaat dari belajar kooperatif diantaranya:
a)Meningkatkan hasi belajar pelajar.
b)Memadukan dan menerapkan keterampilan.
c) Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas .

4. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif


a)memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
b)memerlukan latihan agar siswa terbiasa dalam tim.
c) memerlukan format penilaian yang berbeda.

D BELAJAR TEMATIK
1. Hakikat Belajar Tematik
Belajar Tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide
pokok (tema), dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan dengan
tema.
2. Prinsip Belajar Tematik
Belajar Tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung. Semua
kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Para ahli mengasumsikan bahwa belajar
tematik merupakan suatu cara untuk mencapai keterpaduan kurikulum.
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainya. Rohde
dan Kostelnik (1991) mengemukakan karakteristik pembelajaran tersebut sebagai berikut
a)Memberikan pengalaman langsung dan objel-objek yang nyata bagi pebelajar untuk menilai
dan memanipulasinya.
b)Menciptakan kegiatan diamana anak menggunakan semua pemikirannya.
c)Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
d)Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pebelajar.

4. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di SD


5. Manfaat Belajar Tematik
Dalam belajar tematik, ada perubahan peranan guru dari seorang pemimpin dan penyedia
kebijakan serta pengetahuan fasilitator, pembimbing, penantang, pemberi saram, dan
organisator. Pembelajaran Tematik menghadapkan pebelajar pada arena yang realistik,
mendorong pebelajar memanfaatkan suatu konteks dan literatur yang luas.
Kegiatan Belajar 2
Rumpun Model Mengajar
A RUMPUN MODEL SOSIAL
1. Patner dalam Belajar
Akhir-akhir ini banyak dikembangkan belajar kooperatif (seperti telah dibahas pada kegiatan
belajar 1) yang merupakan kemajuan besar dalam pemgembangan strategi mengajar yang
membantu pebelajar bekerja secara efektif.
2. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau konvensional.
Rencana tersebut meliputi pendalaman materi yang terpadu secara kelompok, diskusi, dan
perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Dengan bermain peran, guru mengajak pebelajar untuk memahami pengertian perilaku sosial,
peranannya dalam interaksi sosial, dan cara-cara memecahkan masalah-masalah sosial
dengan cara-cara yang lebih efektif.
4. Inkuiri Yurisprudensi
Dengan model ini pebelajar belajar berfikir tentang kebijakan-kebijakan sosial. Studi tentang
isu-isu sosial di masyarakat suatu negara, ditingkat nasional maupun internasional dapat
dipersiapkan bagi para pebelajar.
5. Kepribadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan guru yakin bahwa semua
itu dapat berkembang. Perkembangan dapat terjadi secara optimal, apabila lingkungan
menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.
6. Inkuiri Sosial
Model ini dirancang dengan maksud khusus, yaitu mengajarkan informasi, konsep-konsep,
cara berfikir dan studi tentang nilai-nilai sosial dengan memberi tugas-tugas yang
menggabungkan aspek kognitif dan sosial.

B RUMPUN MODEL PEMROSESAN INFORMASI


1. Berfikir Induktif
Model ini memaparkan cara belajar para pebelajar untuk mendapatkan dan
mengorganisasikan informasi, serta menciptakan dan menguji hipotesis yang
mendeskripsikan hubungan di antara serangkaian data.
2. Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk menyajikan informasi yang terorganisasi dan
topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan data dan menganalisis data,
mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan sebab akibat
dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep, dan
hipotesis serta mengujinya.
5. Mnemonic
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
6. Sinektik
Model ini dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-
kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik-topik dari suatu bidang
ilmu yang luas.
7. Pengorganisasi Awal (Advance Organizer)
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk memahami
materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
8. Penyesuaian dengan Pebelajar
Model ini bertolak dari studi Kohlberg yang digunakan untuk membantu kita menyesuaikan
pembelajaran pada suatu tahap kematangan pebelajar secara individual dan merancang cara
meningkatkan perkembangan pebelajar.

C RUMPUN MODEL PERSONAL


1. Dikembangkan dari teori konseling, model ini menekankan kerja sama antara pebelajar
dengan guru. Guru berusaha membantu pebelajar memahami bagaimana memainkan peran
utama dalam pencapaian pendidikannya.
2. Peningkatan Harga Diri
Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa harga
diri dan kemampuan aktualisasi diri.
D RUMPUN MODEL SISTEM PERILAKU
Dasar teoritik model ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi perilaku, terapi
perilaku, dan cybernetic.
1. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Aplikasi teori sistem perilaku untuk ttujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut
belajar tuntas (mastery learning).
2. Pembelajaran Langsung
Dari studi tentang perbedaan antara guru mengajar yang lebih efektif, serta dari teori belajar
sosial, suatu paradigma untuk pembelajaran secara langsung disusun.
3. Belajar melalui Simulasi: Latihan dan Latihan Mandiri
Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic.
Bab III
PENUTUP

A Kesimpulan
Kegiatan yang paling menentukan dalam keberhasilan kurikulum adalah proses
pembelajaran atau kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses yang harus ditempuh
oleh siswa,tetapi esensi dan hakikatnya harus dipahami oleh guru.
Daftar pustaka
Glesser, william.(1985). Control theory in the classroom. New york: harper dan Winston.
Hamalik,O.(1990). Pendekatan belajar mengajar berdasarkan CBSA. Bandung:Sinar baru.
Houstoj, W.R, Clift, R.T. Freiberg, H.J, Warner A.R. (1988).Touch the future teach. St.Paul:
West Publishing Co.

Anda mungkin juga menyukai