Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Bela negara sangat penting untuk dipelajari oleh semua warga negara, saat
ini banyak warga negara yang kurang memperhatikan pengaruh luar yang masuk,
tidak dapat kita sadari bahwa pengaruh itu membawa perubahan pada tatanan nilai
di Indonesia. Euforia reformasi telah menjadikan kehidupan nasional Indonesia
salah arah, kebablasan, kehilangan kompas, dan mengabaikan kewaspadaan
nasional dari berbagai bentuk ancaman yang menghadangnya. Kondisi seperti ini
dirasakan sudah lebih dari satu dasa warsa ditengah hirup pikuk, kebisingan dan
kegaduhan demokratisasi.

Demokrasi dianggap seakan hanya sebuah tujuan dari suatu kebutuhan


kehidupan nasional yang dianggap juga sudah tidak lagi membutuhkan rambu-
rambu, pedoman dan atau sikap yang disebut kewaspadaan nasional. Kedepan,
kondisi ini seharusnya segera diakhiri, agar kehidupan nasional kembali kepada
relnya yang benar, sesuai dengan kesepakatan nasional 4 pilar kebangsaan.
Kondisi ini juga harus segera diakhiri, sebelum disintegrasi bangsa semakin
mendekat didepan mata, karena kualitas kewaspadaan nasional kita semakin
rendah.

Bersyukur, akhir-akhir ini semakin berkumandang kerinduan terhadap


kesepakatan nasional itu kerinduan dan kesadaran terhadap 4 pilar kebangsaan
meliputi; Pancasila, UUD 1945, sesanti Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, sebagai
bentuk dari kesadaran terhadap kewaspadaan nasional. Oleh sebab itu penulis
membuat makalah yang berjudul “Pentingnya Bela Negara Bagi Seluruh Warga
Negara” . hal ini dimaksud agar kita lebih bisa menumbuhkan rasa bela Negara
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia.

B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimanakah cara agar semua warga Negara Indonesia memahami
pengertian bela Negara?
2. Mengapa warga negara perlu menanamkan sikap dan perlu melakukan
bela Negara?

1
3. Bagaimana cara menumbuhkan sikap bela Negara bagi semua
Warganegara?
4. Apasaja sikap dan tindakan bela Negara yang dapat dilakukan oleh
warga negara?
C. Tujuan.
1. Agar semua warga Negara mengetahui dan memahami pengertian bela
negara.
2. Agar semua warga Negara mengetahui dan memahami pentingnya
sikap bela negara.
3. Agar semua warga Negara mengetahui dan memahami bagaimana
menumbuhkan sikap bela Negara.
4. Agar semua warga Negara dapat melakukan sikap dan tindakan bela
Negara pada kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bela Negara.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya.Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan diatur
dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaanberkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus,hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap danberbuat yang terbaik bagi bangsa dan
Negara.
B. Dasar Hukum Bela Negara.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa
"Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara." dan "Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang".
Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari
segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri. Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang
Wajib Bela Negara:
1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan
Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam
Negara Rl. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

3
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.
C. Pentingnya Sikap Bela Negara.
Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai
banyak celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada
akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa
Indonesia. Indonesia yang memiliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan
pengawas yang cukup ketat. Dimana pengawas tersebut tidak hanya dilakukan
oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia/ bila hanya
mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya kurang lengkap mungkin
bangsa Indonesia sudah tercabik-cabik oleh bangsa lain/dengan adanya bela
negara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia yang
saling berbhineka tunggal ika. Sikap bela negara terhadap bangsa Indonesia
merupakan kekuatan Negara Indonesia bagi proses pembangunan nasional menuju
tujuan nasional dan merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses
pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu,
diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakterristik
bangsa Indonesia.Dengan adanya kesadaran akan bela negara, kita harus dapat
memiliki sikap dan prilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela
berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa
hendaknya ditanamkan sikap cinta tanah air sejak dini sehingga kecintaan mereka
terhadap bangsa dan Negara lebih meyakini dan lebih dalam.
Dalam sikap bela negara kita hendaknya mampu menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi yang sedang berlangsung di negara kita, tidak mungkin kita
tunjukan sikap bela negara yang bersifat keras seandainya situasi keamanan
nasional terkendali.
Menjaga diri, keluarga dan lingkungan sekitar sudah merupakan salah satu
sikap bela negara dalam sekala kecil. Mentaati peraturan pemerintah dan lain
sebagainya. Bahkan menyanyikan lagu bela negara yang diciptakan oleh Dharma
Oratmangun atau mengenang hari bela negara yang jatuh pada tanggal 19
Desember yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2006 adalah salah satu
bentuk bela negara sekala kecil.

4
Sehingga ketika kita sebagai warga negara sudah terbiasa melakukan hak
dan kewajiban sebagai warga negara dengan baik dan benar maka seandainya ada
konprontasi atau intervensi terhadap negara, kita akan peka menyikapinya bahkan
dengan mengangkat senjatapun kita akan berani karena jiwa bela negara dalam
diri kita sudah terlatih dan terbiasa.

D. Cara Menumbuhkan Sikap Bela Negara.


1. Dengan menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air maka akan secara
tidak langsung akan terbangun sikap bela Negara dalam diri setiap
warrga.
2. Mengembangkan rasa kesadaran berbangsa dan bernegara.
3. Yakin dengan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
4. Rela berkorban demi Bangsa dan Negara.
5. Mengembangkan kemampuan awal bela negara.
E. Pelaksanaan Bela Negara.
Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara". Konsep bela negara dapat
diuraikan yaitu secara fisik maupun non-fisik. Secara fisik yaitu dengan cara
"memanggul senjata" menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela negara secara
fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan bela negara
secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan
negara kesatuan republik indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran
berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta
berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara".
1. Bela Negara secara fisik.
Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara
merupakan hak dan kewajiban konstitusional setiap warga negara republik
indonesia. Tapi, seperti diatur dalam uu no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan
doktrin sistem pertahanan semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh rakyat
terlatih (ratih) yang terdiri dari berbagai unsur misalnya resimen mahasiswa,
perlawanan rakyat, pertahanan sipil, mitra babinsa, okp yang telah mengikuti
pendidikan dasar militer dan lainnya. Rakyat terlatih mempunyai empat fungsi
yaitu ketertiban umum, perlindungan masyarakat, keamanan rakyat dan

5
perlawanan rakyat. tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada
masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana
unsur-unsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani
keamanan dan ketertiban masyarakat, sementara fungsi perlawanan rakyat
dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana rakyat terlatih merupakan
unsure bantuan tempur bagi pasukan reguler tni dan terlibat langsung di medan
perang.

Apabila keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara


memungkinkan, Maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk
mengadakan wajib militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang
dilakukan di banyak negara maju di barat. Mereka yang telah mengikuti
pendidikan dasar militer akan dijadikan cadangan tentara nasional Indonesia
selama waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya sebulan dalam setahun untuk
mengikuti latihan atau kursus-kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat perang,
mereka dapat dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun
tugas-tugas teritorial. Rekrutmen dilakukan secara selektif, teratur dan
berkesinambungan. penempatan tugas dapat disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan atau profesi mereka dalam kehidupan sipil misalnya dokter
ditempatkan di rumah sakit tentara, pengacara di dinas hukum, akuntan di bagian
keuangan, dan sebagainya. Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya
militerisasi masyarakat sipil, tapi memperkenalkan "dwi-fungsi sipil". Maksudnya
sebagai upaya sosialisasi "konsep bela negara" di mana tugas pertahanan
keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab TNI, tapi adalah hak dan
kewajiban seluruh warga negara republik indonesia.

2. Bela Negara secara non-fisik.


Di masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi
saat ini, justru kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal
berbagai potensi ancaman, Gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar
maupun dari dalam seperti yang telah diuraikan di atas.
Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu
harus berarti "memanggul bedil menghadapi musuh". Keterlibatan warga negara

6
sipil dalam bela negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk,
sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
a. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk
menghayati arti demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat
dan tidak memaksakan kehendak.
b. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian
yang tulus kepada masyarakat.
c. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan
berkarya nyata (bukan retorika).
d. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/Undang-
Undang dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM).
e. Pembekalan mental spiritual dikalangan masyarakat agar dapat
menangkal pengaruh pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih
bertaqwa kepada yang Maha Esa melalui ibadah sesuai
agama/kepercayaan masing-masing.
Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan
bela negara secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada
gilirannya merupakan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi
keamanan negara dan bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan sama sekali. kegiatan bela negara secara non-fisik sebagai upaya
peningkatan ketahanan nasional juga sangat penting untuk menangkal pengaruh
budaya asing di era globalisasi abad ke 21 di mana arus informasi (atau
disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat semakin
canggihnya teknologi komunikasi.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kewaspadaan nasional harus selalu ditanamkan pada diri kita untuk
mempertahankan keutuhan NKRI. Adanya globalisasi tidak mungkin dihindari,
mahasiswa harusmelakukan kewaspadaan nasional terhadap pengaruh budaya
asing. Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik non-fisik, secara fisik
dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-
fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara
dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara. Guna menjamin tetap tegaknya Negara Republik
Indonesia dan kelangsungan hidup bangsa dan negara, maka sumber daya manusia
menjadi titik sentral yang perlu dibina dan dikembangkan sebagai potensi bangsa
yang mampu melaksanakan pembangunan maupun mengatasi segala bentuk
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang berasal dari dalam maupun
luar negeri.
B. Saran.
Penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca lebih bisa
memahami kenapa kita harus melakukan kewaspadaan nasional dan memebela
negara kita ini dan janganlah sekali-kali menodai tanah kelahiran kita ini dengan
perbuatan yang tdak baik, karena tercela satu bernoda semua. Hati-hati pula
dengan gerakan pendirian negara didalam negara.

8
DATRA PUSTAKA
Dwiyono, Agus. dkk. 2006. Kewarganegaraan. Jakarta: Yudistira.
Kaelan, dan Ahmad Zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai