Anda di halaman 1dari 9

Mengenal Stunting, Isu Kesehatan yang Didebatkan Ma'ruf-Sandi

Tim, CNN Indonesia | Minggu, 17/03/2019 22:58 WIB

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan balita. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Jakarta, CNN Indonesia -- Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2019


memanas di segmen ke-5 debat kandidat. Saat itu, cawapres nomor urut 01 Ma'ruf
Amin menanyakan program 'Sedekah Putih' yang digadang-gadang oleh pasangan
capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sandi menjelaskan sedekah putih adalah program pembagian susu bagi anak-anak
yang mengalami kekurangan asupan gizi.

Sementara Ma'ruf Amin beranggapan bahwa program 'Sedekah Putih' tidak tepat
untuk anak yang mengalami stunting. Keduanya sempat berdebat terkait definisi
stunting atau kondisi kekerdilan pada bayi di bawah lima tahun tersebut.

"Isu sedekah putih itu ditangkap oleh banyak pihak memberikan sedekah susu
setelah anak itu selesai disusukan oleh ibunya. Padahal stunting itu adalah
(terkait) 1000 hari pertama sejak dia (dalam) kehamilan sampai disusui oleh
ibunya," kata Ma'ruf di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Minggu (17/3).

"Maka itu menurut saya istilah sedekah putih menimbulkan pemahaman yang
mengacaukan masyarakaat," lanjut Ma'ruf.

 Stunting sendiri merupakan salah satu masalah kesehatan yang dihadapi


masyarakat Indonesia dengan angka yang mencapai 30 persen lebih.
 Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Aman Bakti
Pulungan, pada pertengahan 2018 lalu mengatakan stunting dan anak
berbadan pendek itu dua hal yang berbeda. Setidaknya ada dua syarat
untuk menyebut anak sebagai orang yang mengalami stunting, yakni
malnutrisi dan mengalami infeksi kronis.

Ia menyebutkan tidak semua anak-anak yang bertubuh pendek dapat


disebut mengalami stunting. Kata Aman, anak bertubuh pendek terbagi
dalam tiga kategori yakni pendek tapi gemuk, pendek tapi sehat, dan
pendek tapi kurus.

Penanganan stunting hanya dapat dilakukan kepada anak-anak yang


bertubuh pendek dan kurus, bukan pendek tapi sehat dan pintar.

"Jadi kalau ada anak sehat tapi tidak tinggi, jangan disebut stunting," kata
Aman seperti yang dikutip dari Antara, Senin (23/7) silam.

 Sementara itu, Pakar nutrisi dan metabolik anak dokter Damayanti Rusli
Sjarif pada Agustus 2018 menjelaskan gagal tumbuh adalah kondisi tubuh
anak yang tidak dapat menerima, mempertahankan atau memanfaatkan
kalori untuk menambah berat badan.

Dengan kata lain, kondisi ini membuat pertumbuhan bayi yang dilihat dari
berat atau tinggi badannya jauh dari kondisi normal yang
direkomendasikan WHO. Istilah kedokteran mengenal kondisi ini dengan
nama failure to thrive atau weight faltering.
Pada tahap awal, Damayanti menyebut ciri-ciri gagal tumbuh hanya
ditandai dengan grafik berat badan bayi yang tidak mengalami kenaikan,
cenderung stagnan bahkan menurun.

"Ciri-ciri gagal tumbuh itu cuma bisa dilihat dari grafik berat badannya
saja. Kalau berat badannya tidak sesuai dengan grafik maka disebut weight
faltering atau gagal tumbuh," kata Damayanti dalam diskusi Nutrisi
Penyebab dan dampak gagal tumbuh pada balita di Jakarta, Senin (13/8).

 Dokter dari RSCM ini menyebut pertumbuhan itu hanya dapat diketahui
melalui grafik KIA (Kartu Kesehatan Ibu dan Anak) atau KMS (Kartu
Menuju Sehat) yang tersedia di rumah sakit dan posyandu. Grafik itu
mengukur menimbang pertumbuhan bayi berdasarkan jenis kelamin,
umur, lingkar badan, kepala dan sebagainya.

Menurut Damayanti, penelitian di banyak negara termasuk Indonesia


menunjukkan ciri-ciri anak gagal tumbuh rata-rata mulai terlihat saat
masuk usia tiga bulan.

Saat kondisi anak mulai menunjukkan ciri-ciri gagal tumbuh, Damayanti


menyarankan para orang tua untuk segera berkonsultasi dengan dokter
anak. Menurut akademisi Universitas Indonesia itu, gagal tumbuh bisa
disebabkan karena penyakit atau kurang asupan ASI.

"Kuncinya begitu berat badannya turun, cepat cari pertolongan untuk tahu
kenapa berat badannya turun dan segera diambil tindakan seperti diberi
makanan pendamping ASI," tuturnya.

Pada kondisi akut, dia menyebut gagal tumbuh dapat mengakibatkan gizi
buruk. Sedangkan dalam kondisi kronis, gagal tumbuh menyebabkan
stunting.

"Gagal tumbuh dulu, lalu bisa kena gizi buruk jangka waktunya beragam.
Atau bisa menjadi stunting yang baru diketahui saat usia 18 bulan. Kondisi
ini yang parah karena otak tidak bisa terbentuk maksimal dan
menyebabkan kebodohan," ucapnya

Jika kondisi gagal tumbuh tidak ditangani, maka bakal berdampak pada
stunting dan membuat pertumbuhan otak tidak maksimal. Kondisi ini
berbahaya karena setelah melewati usia dua tahun sebab otak tak lagi bisa
dikoreksi atau diperbaiki dengan cara apapun. "Tidak bisa kembali normal,
IQ-nya otomatis berkurang," ujarnya.

 Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek menyatakan angka stunting di


Indonesia mengalami penurunan menjadi 30,8 persen. Angka itu menurun
sekitar 6,4 persen dari lima tahun sebelumnya.

Penurunan angka stunting tersebut didapat dari hasil Riset Kesehatan


Dasar tahun 2018. Menurutnya, berdasarkan data Riskesdas 2018,
kematian ibu menurun secara signifikan sejak 2015 hingga September
2018.

Pada tahun 2015, tercatat sebanyak 4.999 kematian ibu terjadi. Angka itu
sedikit menurun pada 2016 dengan 4.912 kematian ibu. Selanjutnya, angka
kematian ibu terus menurun hingga 2017 menjadi 4.295 dan 2.355 hingga
September 2018.
Judul Jurnal : Jurnal Kesehatan Andalas.

Tahun : 2018

Penulis : Eko Setiawan, Rizanda Machmud, Masrul

ANALISA PICOT

PROBLEM (MASALAH)

Stunting merupakan keadaan indeks tinggi badan menurut umur di bawah minus
dua standar deviasi berdasarkan standar WHO.. Stunting merupakan manifestasi
jangka panjang faktor konsumsi diet berkualitas rendah, penyakit infeksi
berulang, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan. Jenis
penelitian ini adalah studi analitik observasional dengan desain cross-sectional.
Sebanyak 74 sampel dipilih secara simple random sampling. Penelitian dilakukan
dari Maret sampai April 2018. Jenis penelitian ini adalah studi analitik
observasional dengan desain cross-sectional. Sebanyak 74 sampel dipilih secara
simple random sampling

kebiasaan buruk seperti rokok dan alkohol, sehingga memiliki status kesehatan
yang lebih baik. Tingkat pendidikan juga berhubungan dengan pendapatan,
dimana tingkat pendapatan cenderung meningkat seiring peningkatan tingkat
pendidikan. Pendapatan yang cukup memungkinkan untuk hidup dengan kualitas
yang lebih baik.

INTERVETION (INTERVENSI)

Data diperoleh dengan melakukan pengukuran TB terhadap anak dengan


menggunakan microtoise, wawancara dan pengisisan kuesioner terhadap ibu.
Hasil pengukuran TB selanjutnya diolah untuk mendapatkan status gizi anak
dengan menggunakan standar WHO-2005, yaitu Z-skor indeks TB/U. Data
mengenai tingkat asupan nutrien (energi dan protein) diperoleh dengan pengisian
Food Frequency Questionnaire (FFQ) semi kuantitatif, kemudian diolah dengan
Nutri Survey 2007. Data mengenai riwayat penyakit infeksi (durasi dan
frekuensi), berat badan lahir, status pemberian ASI eksklusif, status kelengkapan
imunisasi dasar, tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu tentang gizi,
tingkat pendapatan keluarga, dan jumlah anggota rumah tangga diperoleh dengan
wawancara dan pengisian kuesioner

Data dianalisis dengan analisis univariat untuk memperoleh gambaran distribusi


frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji Chi-square untuk memperleh
hubungan dua variabel. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik
ganda untuk mengetahui variabel independen yang memiliki hubungan paling
dominan dengan variabel dependen

COMPARE

Jurnal : Kesehatan Andalas. 2018

Latar Belakang : Stunting merupakan keadaan indeks tinggi badan menurut umur
di bawah minus dua standar deviasi berdasarkan standar WHO.. Stunting
merupakan manifestasi jangka panjang faktor konsumsi diet berkualitas rendah,
penyakit infeksi berulang, dan lingkungan.

Hasil uji Chisquare menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara


tingkat asupan energi, riwayat durasi penyakit infeksi, berat badan lahir, tingkat
pendidikan ibu dan tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian stunting. Tingkat
pendidikan ibu memiliki hubungan paling dominan dengan kejadian stunting.
Penelitian ini menyarankan pemerintah, instansi kesehatan, dan pihak terkait
berkolaborasi menerapkan kebijakan untuk mengurangi risiko stunting.
Masyarakat disarankan mendapatkan pendidikan yang berkualitas, memberikan
asupan nutrien yang seimbang dan meningkatkan derajat kesehatan anak

Masalah kurang gizi dan stunting merupakan dua masalah yang saling
berhubungan. Stunting pada anak merupakan dampak dari defisiensi nutrien
selama seribu hari pertama kehidupan. Hal ini menimbulkan gangguan
perkembangan fisik anak yang irreversible, sehingga menyebabkan penurunan
kemampuan kognitif dan motorik serta penurunan performa kerja. Anak stunting
memiliki rerata skor Intelligence Quotient (IQ) sebelas poin lebih rendah
dibandingkan rerata skor IQ pada anak normal. Gangguan tumbuh kembang pada
anak akibat kekurangan gizi bila tidak mendapatkan intervensi sejak dini akan
berlanjut hingga dewasa

Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Kejadian Stunting

Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian
stunting. Hasil yang sama diperoleh penelitian yang dilakukan di wilayah
Puskesmas Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak.7 Berdasarkan analisis
multivariat, faktor pendidikan ibu merupakan faktor yang memiliki hubungan
paling dominan dengan kejadian stunting pada anak.

Hubungan Karakteristik Gizi dengan Kejadian Stunting

Hubungan antara tingkat asupan energi dengan kejadian stunting secara statistik
bermakna

Masa awal anak anak ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (growth spurt).
Mencukupi kebutuhan asupan energi yang adekuat merupakan hal yang sangat
penting bagi anak. Energi tersebut bersumber dari makronutrien seperti:
karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat merupakan sumber energi yang
secara kuantitas paling penting bagi tubuh. Karbohidrat menyediakan energi untuk
seluruh jaringan di dalam tubuh, terutama di otak yang normalnya menggunakan
glukosa sebagai sumber energi aktivitas sel. Protein merupakan zat yang esensial
bagi sel-sel tubuh. Lemak yang dikonsumsi dalam makanan dijadikan sebagai
sumber energi dan asam lemak esensial. Asam lemak struktural merupakan bagian
penting dari membran sel, serabut saraf, dan struktur sel secara umum. Cadangan
lemak terutama pada jaringan adiposa sebagai sumber energi jangka panjang bagi
tubuh
OUTCOME (HASIL / KELUARAN)

Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat asupan energi, rerata durasi
sakit, berat badan lahir, tingkat pendidikan ibu, dan tingkat pendapatan keluarga
dengan kejadian stunting pada anak usia 2459 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang. Faktor tingkat pendidikan ibu
memiliki hubungan paling dominan. Tingkat asupan protein, rerata frekuensi
sakit, status pemberian ASI eksklusif, status kelengkapan imunisasi dasar, tingkat
pengetahuan ibu tentang gizi, dan jumlah anggota rumah tangga tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting

Lebih dari separuh (71,6 persen) ibu memiliki tingkat pendidikan rendah.
Umumnya (91,0 persen) ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi.

Sebagian besar (85,1 persen) keluarga berada pada tingkat pendapatan di atas
garis kemiskinan Kota Padang. Mayoritas (67,1 persen) keluarga tergolong
keluarga kecil.

Kelompok usia anak hampir merata. Kelompok usia 24-35 bulan memiliki
frekuensi yang paling banyak (35,8 persen). Frekuensi jenis kelamin laki-laki
sedikit lebih tinggi (52,2 persen) dibandingkan jenis kelamin perempuan. Lebih
dari separuh anak memiliki riwayat durasi sakit ≤ 3 hari per episode sakit, riwayat
frekuensi sakit ≤ 6 episode sakit per tahun, BBL normal, ASI eksklusif dan
imunisasi lengkap.

TIME

Penelitian dilakukan dari Maret sampai April 2018


TUGAS

KEPERAWATAN KELUARGA

DIBUAT OLEH

NAMA : YANSYE NOYA

NPM : 12114201180005

KELAS : C

SEMESTER : IV

ANGKATAN 2018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2020

Anda mungkin juga menyukai