Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Rw 05 kelurahan Kebon Lega

Wilayah Puskesmas Kopo

Dini Diah Pitaloka ˡ, Denni Fransiska ², Yuppi Rosmala S³


Program Studi Fakultas Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana Bandung Jl. Soekarno-Hatta No.754
Dinidiah49@gmail.com
ABSTRAK

Di Indonesia (2018) prevalensi penyakit kanker payudara sebesar 42.1 per 100.000, di
Kota Bandung kanker payudara (2018) sebanyak 676 kasus (1.6%), dengan kasus
kematian sebanyak 22 kasus. Salah satu cara deteksi dini kanker payudara yaitu dengan
pelaksanaan SADARI setiap bulannya, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
tindakan pelaksanaan SADARI yaitu pengetahuan ibu.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur (WUS) di Rw 05
Kelurahan Kebon Lega Wilayah Puskesmas Kopo.
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan
menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu
seluruh ibu WUS sebanyak 236 orang. Sampel sebanyak 71 orang. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner yang sudah di uji validitas. Analisa data menggunakan analisa
univariat dan analisa bivariat dengan uji statistik analisis chisquare.
Hasil analisis univariat diperoleh hasil hampir sebagian responden (45.1%) termasuk
kategori pengetahuan cukup, dan sebagian besar responden (57.7%) tidak melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Hasil uji statistic diperoleh hasil nilai value
(0.000) < α 0.05 yang berarti Ha diterima maka diartikan terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita
usia subur (WUS) di Rw 05 kelurahan Kebon Lega Wilayah Puskesmas Kopo.
Kesimpulan hasil penelitian yaitu adanya hubungan antara pengetahuan dengan
pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), cukup pengetahuan wus menjadi
penyebab rendahnya pelaksanaan SADARI, sehingga perlunya peningkatan promosi
kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan agar dapat meningkatkan pengetahuan
wus sehingga dapat meningkatkan kesadaran pelaksanaan SADARI.

Kata Kunci : SADARI, Wanita usia subur (WUS)


Kepustakaan : 29 buku (2012-2019)
4 jurnal (2016-2017)
3 website (2016-2017)
ABSTRACT

In Indonesia (2018) the prevalence of breast cancer disease amounted to 42.1 per
100,000, in the city of Bandung, breast cancer (2018) as many as 676 cases (1.6%), with
the case of the death of as many as 22 cases. One of the ways of early detection of breast
cancer by implementation of ecstasy every month, one of the factors that may affect the
implementation of the action realize that is the mother of knowledge.
The purpose of this research is to know the relationship of knowledge with the
implementation of breast self examination (realize) in women of fertile age (wus) on Rw 05
Kelurahan Kebon Relief Area Clinics Kopo.
Research methods in this study using the analytic korelasional by using the draft
cross sectional study. The population in this study i.e. the whole mother WUS as much as 236
people. Sample as many as 71 people. Data analysis using univariate analysis and analysis
of the statistical test analysis with bivariat chisquare.
The results of the univariate analysis of the obtained results of most of the
respondents (45.1%) categories include knowledge enough, and most of the respondents
(57.7%) don't do breast self examination (aware). Test result statistics retrieved results value
value (0.000) 0.05 meaning α < Ha accepted then there is defined the relationship between
the knowledge with the implementation of breast self examination (realize) in women of
fertile age (wus) on Rw 05 kelurahan Kebon Relief Area Clinics Kopo.
Conclusion the results of the study, namely the existence of a relationship between
knowledge with the implementation of breast self examination (realize), lack of knowledge of
the causes of the low implementation of the wus became aware of the need for improvement,
so that the health promotion conducted by health workers in order to increase the knowledge
of wus so as to increase awareness of the implementation of the realize.

Keywords: SADARI, women of fertile age (WUS)


Libraries: 29 books (2012-2019),
4 journals (2016-2017)
3 website (2016-2017)

PENDAHULUAN reproduksi dan payudara. Kesehatan


Kesehatan reproduksi merupakan reproduksi remaja adalah untuk membantu
keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial remaja agar memahami dan menyadari ilmu
secara utuh yang semata-mata bebas dari tersebut, sehingga memiliki sikap, dan
penyakit atau kecacatan alat-alat reproduksi perilaku sehat. Ruang lingkup kesehatan
pada wanita yang terdiri dari saluran reproduksi dalam lingkup kesehatan yaitu
selain pencegahan dan penanggulangan infeksi mempunyai kepekaan untuk bisa meraba
saluran reproduksi (PMS/HIV/AIDS), juga massa yang berukuran satu centimeter (1 cm)
salah satu yang paling penting adalah (Olfah, 2013).
penanganan kanker pada usia lanjut seperti Wanita usia subur (WUS) yaitu wanita
kanker serviks, dan kanker payudara dengan keadaan organ reproduksinya
(Manuaba,2017). berfungsi dengan baik. Wanita usia subur
Berdasarkan data GLOBOCAN atau (WUS) dianggap salah satu target sasaran
International Agency For Research on Cancer yang tepat menjadi objek penelitian tentang
(IARC) tahun 2018 angka kejadian kanker di SADARI karena wus adalah cikal bakal yang
Indonesia yaitu 136.2/100.000 penduduk kemungkinan besar dapat terjangkitnya kanker
berada pada urutan ke 8 di Asia Tenggara, payudara, oleh karena itu perlunya untuk
sedangkan di Asia urutan ke 23, dengan angka mengetahui pengetahuan dan sikap wus
kejadian kanker payudara yaitu sebesar 42.1 sehingga wus dapat melakukan SADARI
per 100.000 penduduk dengan rata-rata dengan baik sebagai upaya pencegahan dini
kematian 17 per 100.000 penduduk. Menurut kanker payudara (Morrison,2014).
data Riskesdas angka kejadian kanker Pengetahuan yang baik akan
mengalami kenaikan dari tahun 2013 sebesar mempengaruhi dalam pelaksanaan SADARI
1.4% menjadi 1.8% di tahun 2018 (Riskesdas, sebagai cara mendeteksi dini kanker payudara.
2018). Semua wanita perlu diberikan informasi
Kanker payudara merupakan tumor mengenai kanker payudara dan cara deteksi
ganas yang tubuh di dalam jaringan payudara, SADARI, hal ini merupakan elemen penting
bisa berada di dalam kelenjar susu, jaringan untuk meningkatkan kesadaran dalam
lemak, ataupun dalam jaringan ikat yang melakukan SADARI sejak dini sehingga
terdapat pada payudara. Ada beberapa faktor mereka dapat memberikan edukasi mengenai
pemicu kanker payudara pada perempuan kanker payudara dan cara deteksinya kepada
yaitu faktor genetik, lingkungan, merokok, dan lingkungan sosialnya agar para wanita
gaya hidup sehari-hari menjadi momok waspada terhadap risiko-risiko yang berkaitan
munculnya kanker payudara. (Olfah,2014). dengan
Gejala awal berupa benjolan dipayudara, Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota
perubahan warna kulit dan perubahan bentuk Bandung angka kejadian kanker payudara di
kulit yang berisiko terkena kanker payudara, Jawa Barat pada tahun 2017 sebesar 0.3%. Di
putting terasa sakit, gatal dan ruam di Kota Bandung angka kejadian kanker
payudara, muncul benjolan disekitar ketiak, payudara tahun 2018 sebanyak 676 kasus
dan adanya cairan abnormal seperti nanah atau (1.6%), dengan kasus kematian akibat kanker
darah dari puting (Ranggiasanka, 2014). payudara sebanyak 22 kasus. Angka kejadian
Program SADARI (pemeriksaan di Kota Bandung lebih tinggi dibandingkan
payudara sendiri) ini merupakan suatu gerakan Kabupaten Bandung yaitu sebesar 1.0%.
yang dilakukan oleh diri sendiri mudah dan Angka tertinggi kejadian kanker payudara di
murah, sebagai salat satu cara deteksi dini Kota Bandung tahun 2018 yaitu di wilayah
kanker payudara yang paling banyak puskesmas Kopo yaitu sebesar 23 kasus
dianjurkan bagi setiap wanita. Tindakan ini (0.3%), wilayah puskesmas Sukajadi sebesar
sangat penting karena hampir 85% benjolan di 19 kasus (0.2%), dan wilayah puskesmas
payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Pasirkaliki sebesar 19 kasus (0.2%),
Caranya sangat mudah dan murah karena berdasarkan data tersebut maka wilayah
dilakukan oleh diri sendiri, tidak menimbulkan puskesmas Kopo merupakan penyumbang
rasa sakit, tidak mengakibatkan kerusakan tertinggi angka kejadian kanker payudara
jaringan dan dapat mendeteksi tumor sekecil (Dinkes Kota Bandung, 2018).
apapun karena ujung – ujung jari tangan kita
Puskesmas Kopo menaungi enam belum terlalu penting melakukan SADARI
kelurahan yaitu Kelurahan Situsaeur, karena masih usia belum terlalu tua yang
Kelurahan Kebon Lega, Kelurahan Cibaduyut, beranggapan tidak akan terkena kanker
Kelurahan Cibaduyut Kidul, Kelurahan payudara di usia muda.
Mekarwangi, Kelurahan Cibaduyut Wetan. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
Angka kejadian kanker payudara di Puskesmas tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Kopo (23 kasus) tersebar di Kelurahan Kebon “Hubungan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan
Lega sebanyak 8 kasus (0.34%) pada adanya 1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada
orang warga yang meninggal akibat kanker Wanita Usia Subur (WUS) Di Rw 05 kelurahan
payudara, Kelurahan Cibaduyut sebanyak 6 Kebon Lega Wilayah Puskesmas Kopo”.
kasus (0.26%), dan Kelurahan Mekarwangi
sebanyak 4 kasus (0.17%), dan Kelurahan METODOLOGI PENELITIAN
Cibaduyut Wetan sebanyak 5 kasus (0.21%) Jenis penelitian ini menggunakan
(Data PKM Kopo, 2018). analitik korelasional yaitu peneliti berusaha
Berdasarkan data Puskesmas Kopo mempelajari dinamika hubungan-hubungan
dapat dilihat bahwa angka kejadian tertinggi atau korelasi antara faktor-faktor risiko dengan
kejadian kanker payudara yaitu di Kelurahan dampak atau efeknya dengan menggunakan
Kebon Lega yang memiliki 11 RW dan 70 RT penelitian ini dengan cara pendekatan cross
dengan jumlah wanita usia subur (WUS) sectional yang merupakan suatu penelitian
sebanyak 1.547 orang, yang merupakan dengan mempelajari hubungan antara faktor
jumlah terbanyak dibandingkan dengan jumlah independen dengan faktor dependen, dimana
wus di Kelurahan lainnya. Berdasarkan data melakukan observasi atau pengukuran variabel
dari Kelurahan Kebon Lega kasus kanker sekali dan sekaligus pada waktu yang sama
payudara adanya data kematian warga akibat (Budiman, 2016). Tujuan dalam penelitian ini
kanker payudara yaitu pada warganya usia 35 adalah mengetahui hubungan pengetahuan
tahun yang bertempat tinggal di rw 05. WUS dengan pelaksanaan SADARI.
Hasil studi pendahuluan tanggal 13 Pengetahuan merupakan domain yang
April 2019 hasil wawancara kepada salah satu sangat penting dalam membentuk tindakan
ibu PKK di RW 05 menyatakan bahwa di seseorang (over behavior) karena perilaku
lingkungan Pukesmas setiap 3 bulan sampai 6 yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat
bulan sekali mengadakan penyuluhan langgeng (long lasting), dan sebaliknya
kesehatan kepada seluruh ibu yang memiliki apabila perilaku tidak didasari oleh
bayi/balita dan juga lansia untuk bidang pengetahuan maka tidak akan berlangsung
kesehatan, dan bagi WUS penyuluhan yang lama (Notoatmodjo, 2014). Perilaku seseorang
dilakukan lebih kearah kesehatan mengenai dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu predisposisi,
seputar kehamilan, masa nifas, serta kesehatan faktor pendorong, dan faktor pendukung
reproduksi termasuk permasalah kanker (Notoatmodjo, 2014). Faktor predisposisi
payudara dalam hal ini kegiatan penyuluhan (pengetahuan, sikap, pendidikan, persepsi)
hanya dilakukan di Puskesmas saja. Hasil merupakan faktor yang memberi alasan
wawancara langsung dengan melakukan perilaku seseorang termasuk dalam perilaku
pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada 6 dalam pelaksanaan SADARI.
orang wus tentang SADARI terdapat 4 orang Tingginya angka kematian akibat
menyatakan tidak pernah melakukan SADARI kanker payudara disebabkan karena penderita
selama ini. 2 orang lainnya menyatakan seringkali terlambat mengetahui dan datang ke
mengetahui SADARI dari iklan yang ada di pelayanan kesehatan dalam stadium sudah
televisi dan media sosial yang mereka miliki lajut sehingga sukar disembuhkan, padahal
tetapi mereka pun sama belum pernah pemeriksaan dan pencegahan terhadap
melakukan SADARI, dan menyatakan merasa kemungkinan adanya gejala kanker payudara
sejak dini dapat dilakukan oleh diri sendiri, Ya 30 42.3%
mudah dan ekonomis. Pemeriksaan payudara
Tidak 41 57.7%
sendiri (SADARI) adalah pengembangan
kepedulian seorang wanita terhadap kondisi Total 71 100
payudara sendiri. Pemeriksaan ini sangat
sederhana dan dapat dilakukan oleh semua Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukan
wanita yang sibuk hanya perlu menyediakan sebagian besar wus yaitu sebanyak 41 orang
waktunya selama kurang lebih lima menit (57.5%) tidak melakukan pemeriksaan
(American Cancer Society, 2019) payudara sendiri (SADARI).
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) merupakan salah satu cara untuk 3. Hubungan Pengetahuan Dengan
mengetahui ada tidaknya kelainan pada Pelaksanaan Pemeriksaan Payudara
payudara seorang wanita. SADARI dapat Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur
dilakukan mulai usia berapapun tetapi sangat (WUS) Di Rw 05 kelurahan Kebon Lega
dianjurkan bila usianya sudah lebih dari 20 Wilayah Puskesmas Kopo
tahun. Dampak jika tidak melakukan SADARI Pelaksanaan SADARI P
Pengetahua Total Valu
adalah tidak dapat mendeteksi dini jika adanya n Ya Tidak e
benjolan pada payudara dan jika mengetahui F % F % F %
kanker payudara dengan stadium akhir maka
Baik 15 88.2 2 11.8 17 100
tidak dapat mengurangi tingkat harapan hidup.
0.000
Oleh karena itu SADARI ini sebaiknya Cukup 10 31.2 22 68.8 32 100
dilakukan sekali setiap satu bulan secara
Kurang 5 22.7 17 77.3 22 100.
teratur (Varney,2014).
Total 30 42.3 41 57.7 71 100
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji statistik diperoleh nilai -value
1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan (0.000) < α 0.05 yang berarti Ha diterima
Wanita Usia Subur (WUS) Tentang maka diartikan terdapat hubungan antara
SADARI Di Rw 05 kelurahan Kebon Lega pengetahuan dengan pelaksanaan pemeriksaan
Wilayah Puskesmas Kopo payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia
Pengetahuan Frekuensi Prosentase subur (WUS) di Rw 05 kelurahan Kebon Lega
Baik 17 23.9 Wilayah Puskesmas Kopo.
Cukup 32 45.1
Kurang 22 31.0
Total 71 100
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukan hampir Pembahasan
sebagian wus yaitu sebanyak 32 orang (45.1%) 1. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia
termasuk kategori pengetahuan cukup tentang Subur (WUS) Tentang SADARI Di Rw 05
SADARI. kelurahan Kebon Lega Wilayah Puskesmas
Kopo
2. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Berdasarkan hasil penelitian di RW 05
Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI kelurahan Kebon Lega Wilayah Puskesmas
Wanita Usia Subur (WUS) Di Rw 05 Kopo diperoleh hasil hampir sebagian wus
kelurahan Kebon Lega Wilayah Puskesmas yaitu sebanyak 32 orang (45.1%) termasuk
Kopo kategori pengetahuan cukup, hampir sebagian
wus yaitu 22 orang (31.0%) pengetahuan
SADARI Frekuensi Presentase
kurang, dan sebagian kecil wus yaitu 17 orang
(23.9%) pengetahuan baik tentang SADARI.
Pengetahuan merupakan hasil tahu mencari informasi tentang pelaksanaan
seseorang terhadap objek melalui alat indra. payudara sendiri tersebut. Terlebih hampir
Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi kebanyakan seluruh wus di sekitar lingkungan
pengetahuan seseorang, diantaranya tempat tinggalnya tidak saling mengingatkan
pendidikan, usia, pengalaman, dan informasi. atau memberi dorongan untuk melakukan
Perilaku seseorang yang disadari oleh sadari, sehingga kurangnya pengalaman ibu
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada untuk melakukan sadari.
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sudah adanya program-program yang
(Notoatmodjo, 2014). Berdasarkan hasil dilakukan oleh puskesmas Kopo dalam
analisa univariat pada variabel pengetahuan pemberian informasi terkait kesehatan untuk
diketahui bahwa sebagian besar WUS masyarakatnya, namun hasil penelitian
memiliki pengetahuan baik 17 orang (23,9%). menunjukkan bahwa kurangnya keaktifan ibu
Berdasarkan pada variabel pengetahuan dalam menghadiri program-program yang
dengan sub variabel pengertian mendapatkan diadakan di sekitar lingkungannya, sehingga
jumlah skor terbesar (61) dari seluruh kemungkinan besar ini yang menjadi pemicu
pertanyaan. Hal tersebut dikarenakan WUS kurangnya pengetahuan ibu di tempat
telah mengetahui definisi atau pengertian dari penelitian tentang sadari.
SADARI. Dari penelitian di atas peneliti
Hasil penelitian pengetahuan di RW 05 menyimpulkan bahwa masih rendahnya
kelurahan Kebon Lega Wilayah Puskesmas pengetahuan wanita usia subur tentang sadari,
Kopo tentang sadari, diperoleh sebagian ibu kurangnya informasi yang diperoleh ibu
pengetahuan cukup tentang sadari, hal tersebut menjadi salah satu permasalahan yang harus
dapat dilihat pada pertanyaan subjek yang segera diatasi, dan mengingat adanya kasus
salah yaitu pada sub variabel langkah-langkah kanker payudara yang dialami oleh warga
SADARI dengan jawaban salah 5 soal dan pada stadium lanjut sampai meninggal dan ada
yang benar hanya 1 soal dari seluruh juga yang pernah mengalami kanker payudara
pertanyaan. Hasil ini diperoleh dari hasil yang disebabkan oleh radiasi karena bekerja
penelitian paling banyak ibu mengetahui dipabrik tetapi tidak punya riwayat keluarga.
tentang pengertian dan manfaat sadari karena sehingga menjadi tugas besar yang harus
sebagian ibu di RW 05 Kelurahan Kebon segera ditangani agar WUS ditempat
Legamengikuti penyuluhan yang diadakan di penelitian dapat mengetahui dan memahami
Puskesmas. tujuan, manfaat, dan langkah-langkah sadari
Adapun pengetahuannya kurang sebagai deteksi dini kejadian kanker payudara
terdapat pada jumlah pertanyaan yang paling salah satu caranya yaitu dengan lebih
terendah dengan skor benar 9 soal dari mengoptimalkan pelaksanaan penyuluhan
keseluruhan soal yang diajukan kepada subjek kesehatan yang dilakukan petugas kesehatan
penelitian. Dan pada ibu pengetahun kurang agar meningkatnya pengetahuan wus tentang
terlihat hasil penelitian bahwa sebagian besar sadari.
ibu tidak mengetahui tentang waktu dan 2. Gambaran Pelaksanaan Pemeriksaan
langkah-langkah sadari karena sebagian ibu Payudara Sendiri (SADARI) Wanita Usia
tidak pernah mengikuti penyuluhan yang ada Subur (WUS) Di Rw 05 kelurahan Kebon
di Puskesmas dan sibuk bekerja. Lega Wilayah Puskesmas Kopo
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi Berdasarkan hasil penelitian di Rw 05
pengetahuan WUS, diantaranya hasil kelurahan Kebon Lega Wilayah Puskesmas
wawancara secara langsung WUS tidak Kopo diperoleh sebagian besar wus yaitu
mengetahui banyak tentang sadari yaitu karena sebanyak 41 orang (57.7%) tidak melakukan
kurangnya WUS mendapat informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), dan
sadari tersebut, serta tidak aktif nya ibu hampir sebagian wus yaitu 30 orang (42.3%)
melakukan pemeriksaan payudara sendiri Selain itu pernyataan dari WUS yang
(SADARI). melakukan sadari menyatakan bahwa
Pemeriksaan payudara sendiri pelaksanaan dilakukan ketika WUS ingat saja,
(SADARI) adalah pengembangan kepedulian ketika mandinya tidak terburu-buru, dan
seorang wanita terhadap kondisi payudara dilakukan pun tidak secara rinci sesuai
sendiri. Pemeriksaan ini sangat sederhana dan prosedur yang seharusnya dilakukan, hanya
dapat dilakukan oleh semua wanita yang sibuk dengan meraba-raba sekitar payudara saja,
hanya perlu menyediakan waktunya selama padahal pemeriksaan sadari sangat penting
kurang lebih lima menit. (Nisman, 2014) dilakukan oleh wanita usia subur (WUS).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Dari hasil penelitian diatas maka
merupakan salah satu cara untuk mengetahui pelaksanaan SADARI masih tergolong rendah,
ada tidaknya kelainan pada payudara seorang karena kurangnya kesadaran ibu untuk
wanita. SADARI dapat dilakukan mulai usia melakukan SADARI yang sangat bermanfaat
berapapun tetapi sangat dianjurkan bila untuk kesehatan terutama sebagai pendeteksi
usianya sudah lebih dari 20 tahun. SADARI dini kejadian kanker payudara yang dapat
ini sebaiknya dilakukan sekali setiap satu dialami oleh WUS. Rendahnya pelaksanaan
bulan secara teratur. (Varney, 2014). SADARI di tempat penelitian menjadi salah
Hasil penelitian di 05 kelurahan satu permasalahan yang harus segera diatasi,
Kebon Lega Wilayah Puskesmas Kopo perlunya stimulus (rangsang) yang diberikan
diperoleh hasil sebagian besar WUS tidak kepada wus agar semakin meningkatnya
melakukan sadari setiap bulannya, sebagian kesadaran untuk melakukan sadari, salah satu
besar WUS tidak melakukan sadari secara caranya yaitu dengan lebih meningkatkan
rutin karena kurangnya kesadaran ibu terhadap penyuluhan-penyuluhan kesehatan termasuk
pentingnya sadari dilakukan setiap bulannya. tentang pelaksanaan pemeriksaan payudara
Terlebih sebagian besar WUS menyatakan sendiri (SADARI).
tidak mengetahui dengan jelas tentang sadari, 3. Hubungan Pengetahuan Pelaksanaan
sebagian besar ibu hanya mengetahui sadari Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
secara pengertiannya saja, dibandingkan Wanita Usia Subur (WUS) Di Rw 05
tentang cara dan waktu untuk melakukannya. kelurahan Kebon Lega Wilayah Puskesmas
Berdasarkan hasil uji validalitas Kopo
penelitian dari point pertanyaan Berdasarkan hasil penelitian di Rw 05
pelaksanaan SADARI yang dapat kelurahan Kebon Lega Wilayah Puskesmas
dilakukan denga berbaring ternyata tidak Kopo diperoleh hasil uji statistik diperoleh
ada seorang pun WUS yang nilai value (0.000) < α 0.05 yang berarti Ha
diterima maka diartikan terdapat hubungan
melakukannya, WUS menyatakan bahwa
antara pengetahuan dengan pelaksanaan
dengan posisi berdiri melakukan SADARI
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada
pun jarang untuk dilakukan ketika sedang wanita usia subur (WUS) di RW 05 kelurahan
mandi, terlebih jika harus melakukan Kebon Lega Wilayah Puskesmas Kopo.
SADARI dengan posisi berbaring, Hasil penelitian menunjukkan adanya
dianggap sangat sulit dilakukan, karena hubungan antara pengetahun dengan
posisi berbaring tidak efektif dibanding pelaksanaan sadari. hal ini sejalan dengan
posisi berdiri tegak karena pada posisi terori Notoatmodjo (2014) yaitu pengetahuan
berdiri tegak pada saat dilakukan SADARI merupakan faktor domain yang mempengaruhi
lebih teraba apabila adanya benjolan perilaku kesehatan seseorang, dimana
seseorang yang pengetahuan baik cenderung
didaerah payudara.
menunjukkan perilaku kesehatan yang baik,
dan sebaliknya orang yang memiliki
pengetahuan kurang akan menunjukkan sadari setiap harinya, hal ini karena motivasi
perilaku kesehatan yang kurang. atau dorongan dari anggota keluarga terutama
Sebagian besar WUS yang pada salah satu anggota keluarga yang
pengetahuan baik tentang sadari (23,9%) memiliki riwayat kanker payudara untuk
dilihat dari hasil penelitian menunjukkan ibu melakukan sadari, meski ibu menyatakan
banyak yang melakukan sadari dengan baik belum bisa melakukannya dengan cara yang
setiap bulannya, hal ini karena ibu mengetahui tepat.
dengan baik manfaat dan tujuan dilakukannya Hasil penelitian sejalan dengan hasil
sadari untuk kesehatannya, sehingga ibu selalu penelitian oleh Sari Septiani (2017) tentang
menyempatkan setiap bulannya melakukan hubungan pengetahuan dengan perilaku
sadari dengan rutin dan baik. Tetapi hasil pemeriksaan SADARI di Desa Tumpaan Baru
penelitan pada ibu pengetahuan baik masih uji statistik spearman rank pvalue (0.000)
adanya yang tidak melakukan sadari, hal ini yang berarti ada hubungan tingkat
karena pernyataan ibu yang terkadang ibu pengetahuan dengan pemeriksaan. dan sejalan
tidak melakukan sadari setiap bulannya, ibu dengan hasil penelitian oleh Nurmala Sari
melakukan sadari pada setiap tiga atau enam (2017) tentang Hubungan Tingkat
bulan sekali sehingga dikatakan ibu tidak Pengetahuan Dengan Pelaksanaan
melakukan sadari setiap bulannya. Pemeriksanaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pada ibu yang pengetahuan cukup pada ibu rumah tangga di Kelurahan Jati hasil
(45,1%) pelaksanaan sadari dilakukan secara uji statistik chis quare diperoleh pvalue
seimbang (ada yang baik pelaksanaannya (0.003) yang berarti ada hubungan tingkat
dalam melakukannya SADARI setiap sebulan pengetahuan dengan pemeriksaan SADARI.
sekali, dan masih ada juga ibu yang tidak Pengetahuan baik menandakan bahwa wus
melakukannya karena tidak mengetahui telah memiliki pengetahuan yang baik terkait
tentang pelaksanaan SADARI). Pada ibu pemeriksaan SADARI sehingga mau
pengetahuan cukup sebenarnya dapat dilihat melaksanakan pemeriksaan payudara sendiri.
bahwa pengetahuan mereka dianggap cukup Hasil penelitian sejalan dengan hasil
mengetahui tentang sadari, tetapi masih penelitian oleh Rizka Angrainy (2018) tentang
banyaknya ibu yang tidak melakukannya hubungan pengetahuan dengan SADARI
bukan karena ketidaktahuan ibu tentang sadari, dalam mendeteksi dini kanker payudara di
tetapi lebih kearah kurangnya kesadaran ibu Desa Mojodoyong dengan jumlah wus 83
tentang pelaksanaan sadari. hal ini diperkuat orang diperoleh hasil mayoritas WUS
oleh pernyataan ibu yang menyatakan bahwa berpengetahuan kurang (62%), dan sejalan
ibu mengetahui tentang manfaat sadari, tapi dengan hasil penelitian oleh Nurmala Sari
kebanyakan ibu lupa untuk melakukannya (2017) tentang Hubungan Tingkat
sesuai waktu yang tepat dilakukannya sadari. Pengetahuan Dengan Pelaksanaan
Hasil penelitian pada ibu pengetahuan Pemeriksanaan Payudara Sendiri (SADARI)
kurang (31.0%), jelas sekali terlihat kurangnya pada ibu rumah tangga di Kelurahan Jati dari
ibu wus dalam pelaksanaan sadari, banyaknya 64 wus diperoleh sebagian besar (64.9%)
ibu yang tidak melakukan sadari karena pengetahuan cukup.
ketidaktahuan ibu tentang waktu dan langkah- Hasil penelitian menunjukkan
langkah sadari. pengetahuan kurang kurangnya pengetahuan ibu dan rendahnya
mempengaruhi dalam pelaksanaan sadari pelaksanaan sadari menjadi salah satu
karena ibu tidak mengetahui cara yang harus penyebab tingginya angka kejadian kanker
dilakukannya dan manfaat yang akan payudara stadium lanjut di tempat penelitian,
diperoleh jika melakukan sadari. tetapi ada oleh karena itu perlunya peningkatan
sebagian kecil ibu yang pengetahuan kurang informasi yang diberikan sehingga dapat
tentang sadari namun ibu selalu melakukan menambah wawasan ibu serta dengan
meningkatnya pengetahuan ibu maka akan wilayah tempat penelitian agar lebih
semakin timbulnya rasa kesadaran ibu untuk meningkatkan program penyuluhan
melakukan pemeriksaan payudara sendiri kesehatan yang dilakukan kepada ibu
sebagai kebutuhan kesehatan setiap bulannya. wus, sehingga dapat menambah
wawasan pengetahuan yang diperoleh
KETERBATASAN PENELITIAN wus tentang kesehatan termasuk
Penelitian ini tentu memiliki tentang SADARI sebagai cara untuk
keterbatasan, diantaranya pengumpulan data mendeteksi secara dini kanker
menggunakan kuesioner, bersifat subyektif, payudara, sehingga timbulnya rasa
sehingga kebenaran data sangat tergantung kesadaran wus untuk melakukan
kepada kejujuran responden pada saat pelaksanaan pemeriksaan payudara
menjawab pengambilan data responden. Selain sendiri (SADARI) secara rutin setiap
itu, keterbatasan sumber pustaka dan waktu bulannya.
yang singkat menyebabkan penelitian ini tidak 2. Bagi Institusi Pendidikan
banyak membandingkan teori-teori atau Agar pihak pendidikan
pendapat yang telah ada dengan hasil diharapkan hasil penelitian ini
penelitian, serta pengetahuan dan biaya dapat menjadi sumber referensi
penulis masih terbatas sehingga penelitian ini bagi mahasiswa keperawatan untuk
masih jauh dari sempurna dalam menganalisi pelaksanaan SADARI
lebih mendalam lagi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat
KESIMPULAN DAN SARAN menjadi bahan dasar referensi atau
informasi bagi penelitian selanjutnya.
Berdasarkan penelitian Hubungan Penelitian selanjutnya dapat dilakukan
Pengetahuan Dengan Pelaksanaan dengan menambahkan faktor-faktor
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) lainnya faktor lainnya seperti sikap,
Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di RW 05 faktor pendukung,dan faktor
kelurahan Kebon Lega Wilayah Puskesmas pemungkin yang dapat
Kopo, kesimpulan yang di peroleh adalah: mempengaruhi pelaksanaan
1. Hampir sebagian responden termasuk pemeriksaan payudara sendiri
kategori pengetahuan cukup tentang (SADARI).
SADARI.
2. Sebagian besar responden tidak DAFTAR PUSTAKA
melakukan pemeriksaan payudara Americam Cancer Society. 2016. Cancer
sendiri (SADARI). Facts For Woman. Semin Oncol.
3. Terdapat hubungan pengetahuan (https://www.cancer.org/cancerfactsfig
pelaksanaan pemeriksaan payudara ure2016).
sendiri (SADARI) pada wanita usia Arikunto S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu
subur (WUS) di Rw 05 kelurahan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Kebon Lega Wilayah Puskesmas Kopo. Cipta
Arikunto S. 2014. Prosedur Penelitian.
SARAN Jakarta: Rineka Cipta
1. Bagi Tempat Penelitian Budiman, 2016. Kapita Selekta Kuesioner
Sebagai bahan informasi kepada Pengetahuan dan Sikap Dalam
wanita usia subur (WUS) akan Penelitian Kesehatan. Jakarta:
pentingnya pelaksanaan SADARI Salemba Medika.
sebagai deteksi dini kejadian kanker Budiman, 2016. Metodologi Penelitian.
payudara, dan sebagai bahan masukan Jakarta: Salemba Medika.
terhadap pihak petugas kesehatan di
Depkes, RI. 2012. Pedoman Pemantauan Kelurahan Jati. Jurnal Kesehatan.
Wilayah Kesehatan Ibu dan Anak Vol.1. No. 2
(PWS-KIA). Jakarta: Departemen Olfah Y, Mendiri Dnk. 2013. Kanker
Kesehatan Republik Indonesia. Payudara Dan Sadari. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Dinas Kesehatan. 2019. Profil Kesehatan Kota Pulungan, R. M. 2012. Karakteristik
Bandung. Bandung: Dinas Kesehatan Penderita Kanker Payudara Rawat
. Inap di RS st Elizabeth. Skripsi. FKM
Handayani, dkk. 2012. Menaklukkan Kanker USU Medan.
Serviks dan Kanker Payudara dengan Puskesmas Kopo. 2018. Profil Kesehatan
3 Terapi Alam. Jakarta: PT. Puskesmas Kopo. Bandung:
AgroMedia Pustaka. Puskesmas Kopo.
Ramadano, Winda. 2012. Karakteristik
International Union Against Cancer. 2016.
Penderita Kanker Payudara Rawat
Global Action Against Cancer.
Inap di RSUD Dr Pirnadi. Skripsi.
Genewa: Switzerland.
FKM USU Medan.
Kosir. 2014. Breast cancer. USA: Merck.
Ranggiasanka A. 2014. Waspada Kanker
Available From:
Pada Pria Dan Wanita. Jakarta:
http://www.merckmanuals.com.
Salemba Medika.
LPPM Program Studi Sarjana Keperwatan.
Rasjidi. 2016. Kanker Payudara Dalam Buku
(2019). Buku Panduan Penulisan
Epidemiologi Kanker. Jakarta: Sagung
Dan Penyusunan Skripsi. Bandung: Seto.
STIKes Bhakti Kencana Bandung Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar.
Manuaba. 2017. Ilmu Kebidanan Penyakit Jakarta.
Kandungan Dan Keluarga Berencana Rizka, A. 2018. Hubungan Pengetahuan
Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Dengan SADARI Dalam Mendeteksi
EGC. Dini Kanker Payudara Di Desa
Morrison, 2014. Kanker Payudara Dan Mojodoyong. Jurnal Kesehatan. Vol.2.
Pemeriksaan Payudara Sendiri. No.3
Jakarta: Pt. Gramedika Pustaka. Sari, S. 2017. Hubungan Pengetahuan
Mubarak, W, Chayanti. 2014. Ilmu Dengan Perilaku Pemeriksaan
Keperawatan Komunitas Pengantar SADARI Di Desa Tumpaan Baru.
Dan Teori. Jakarta: Salemba Medika. Jurnal Keperawatan. Vol.10. No.1
Mulyani dan Nuryani. 2014. Kanker Payudara Setiati, E. 2014. Waspadai Empat Kanker
dan PMS Pada Kehamilan. Ganas. Yogyakarta: Andi Offset.
Yogyakarta: Nuha Medika. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Nisman. 2014. Lima Menit Kenali Payudara Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Anda. Yogyakarta: Penerbit CV. Andi. Bandung: ALFABETA, CV.
Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan Sujarweni. 2014. Panduan Penelitian Dengan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka SPSS. Yogyakarta: Pustaka Baru
Cipta. Press.
Notoatmodjo. 2014. Metode Penelitian Suliha. 2012. Pendidikan dan Kesehatan
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Nurmala, S. 2017. Hubungan Tingkat Suparyanto. 2012. Wanita Usia Subur.
Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Diakses pada tanggal 3 April 2016.
Pemeriksanaan Payudara Sendiri http://id.wikipedia.org/wiki/promosike
(SADARI) pada ibu rumah tangga di sehatan.
Varney H. 2014. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Varney. Jakarta: ECG.
Yustiana O. 2014. Kanker Payudara dan
SADARI. Yogyakarta: PT Nuha
Medika.
Yustiana. 2013. Remaja dan
Permasalahannya. Yogyakarta: Media
Abadi.

Anda mungkin juga menyukai