Anda di halaman 1dari 5

NAMA : HAIRI SALSABILA SIREGAR

NIM : 201000256
1.Apa itu kesehatan masyarakat?
Jawab
Pengertian Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat
(Public Health) adalah Ilmu dan Seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “ untuk :
1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan.
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan
masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif,
ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan
masyarakat.
Sumber : http://www.indonesian-publichealth.com/pengertian-kesehatan-masyarakat-2/

2. Apa Perbedaan Ilmu kesehatan masyarakat dengan Dokter ?


Jawab
Perbedaan ilmu kesehatan masyarakat dengan dokter adalah
Kedokteran dalam menggunakan metodenya mengunakan prinsip kuratif dan rehabilitatif.
Kuratif (pengobatan) digunakan untuk orang-orang sakit atau dengan kata yang lebih
mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit
secara fisik dan psikis sedangkan rehabilitatif (pemulihan) adalah proses menjaga agar
seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh) kembali bugar seperti semula.
Kesehatan masyarakat menggunakan pendekatan preventif dan promotif.
Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih
baik lagi dan yang preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari
penyakit. Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengamatan
individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah upaya upaya pencegahan
(preventif)dan peningkatan kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan
bukan hanya puskesmas atau balkesma saja tetapi juga bentuk bentuk kegiatan berbaring,
baik yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan dan penunda penyakit, juga yang
secara tidak langsung sungguh kepada peningkatan kesehatan.
Perbedaan lain yang cukup mencolok adalah kesehatan masyarakat mengambil obyek sasaran
kesehatannya yaitu masyarakat atau komunitas (skala makro) sedangkan kedokteran
menangani individu (skala mikro).
Pelayanan Kedokteran Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan
kedokteran (medical services) ditandai dengan cara perorganisasian yang dapat bersifat
sendiri (solo practice)atau secara bersama sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya
untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk
perseorangan dan keluarga, dengan ciri ciri:
a. Tenaga pelaksanaannya adalah tenaga para dokter
b. Perhatian umumnya adalah penyembuhan penyakit
c. Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga
d. Kurang memperhatikan efisien
e. Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika kedokteran
f. Menjalankan fungsi perseorangan dan terkait undang undang
g. Penghasilan diproleh dari imbalan jasa
h. Bertanggung jawab hanya kepada penderita
i. Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat persaingan
j. Masalah administrasi sangat sederhana Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayaanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok kesehatan masyarakat (public health
service)disertai dengan cara perorganisasian yang umumnya secara bersama sama dalam
suatu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat. Dengan ciri:
a. Tenaga pelaksanannya terutama ahli kesehatan masyarakat
b. Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
c. Sasaran utamanya adalah masyarakat
d. Slalu berupaya mencari cara efisien
e. Dapat menarik perhatian masyarakat
f. Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat dukungan undang
undang
g. Penghasilan berupa gaji dari pemeritah
h. Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat
i. Dapat memonopoli upaya kesehatan
j. Menghadapi berbagai persoalan kepemimpinan
Sumber :
1. https://sunartoedris.wordpress.com/2009/04/18/sehat-perbedaan-antara-kedokteran-dan-
kesehatan-masyarakat/
2. https://osc.medcom.id/community/perbedaan-kedokteran-dengan-kesehatan-masyarakat-
827

3.Jelaskan tingkat pencegahan penyakit!


Jawab
Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien
dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain pencegahan penyakit adalah upaya
mengekang perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit dan melindungi
tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang membahayakan.
Menurut Winslow, Profesor Kesehatan Masyarakat dari Yale University pada tahun 1920
(dalam Leavel dan Clark, 1958) mengungkapkan bahwa untuk mengatasi masalah kesehatan
termasuk penyakit, ada tiga tahap pencegahan yang dikenal sebagai teori five levels of
prevention. Hal ini meliputi pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan
tersier.

1.Pencegahan primer
Pencegahan primer dilakukan saat individu belum menderita sakit, meliputi hal-hal
berikut:
a.Peningkatan kesehatan (health promotion)
Promosi kesehatan ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah
kesehatan.
Contoh :
- Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
- Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
- Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk kalangan menengah ke
atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.
- Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
- Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.
- Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
- Rekreasi atau hiburan untuk perkembangan mental dan sosial

b.Perlindungan khusus (specific protection)


Perlindungan khusus berupa upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisaasi, dan peningkatan ketrampilan remaja
untuk mencegah ajakan menggunakan nerkotika, penanggulangan stress.
Contoh :
- Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit
dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN )
- Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu burung
ditempatkan di ruang isolasi.
- Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja dengan
menggunakan alat perlindungan diri.
- Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun
maupun alergi.
- Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan jumsih “ jum’at
bersih “ untuk mebersihkan sungai atau selokan bersama – sama.
- Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS
2.Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit meliputi hal-hal berikut.
a.Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama tindakan ini adalah mencegah penyebaran penyakit jika penyakit ini
merupakan penyakit menular, mengobati dan menghentikan proses penyakit,
menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
Contoh :
- Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda – tanda anemia diberikan tablet Fe dan
dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi
- Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan. Misalnya
pemeriksaan darah, rontgent paru.
- Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular
(contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan
pengobatan.
- Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker
b.Pembatasan kecacatan (disability limitation)
Pada tahap ini, cacat yang terjadi diatasi, terutama agar penyakit tidak berkelanjutan
hingga mengarah pada cacat yang lebih buruk.
Contoh :
- Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi
komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat
- Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan gerakan
– gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat.
- Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan
perawatan yang lebih intensif.

3.Pencegahan tersier (rehabilitasi)


Pada proses ini, diusahakan agar cacat yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga
individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
Contoh :
- Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat.
Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi mantan PSK, mantan pemakai NAPZA dan lain-
lain.
- Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan
dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. Misalnya dengan
tidak mengucilkan mantan PSK di lingkungan masyarakat tempat ia tinggal.
- Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah
cacat mampu mempertahankan diri.
- Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah
ia sembuh dari suatu penyakit.
Sumber : https://karyatulisilmiah.com/makalah-pengertian-pencegahan-penyakit/
4. Bagaimana sejarah kesmas dan siapa tokoh kesmas ?
Jawab
Sejarah kesmas
Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan
Belanda pada abad ke 16. Pada saat itu kesehatan masyarakat dimulai dengan upaya
pemberantasan penyakit cacar dan kolera yang menyebar di masyarakat. Penyakit kolera
mewabah di Indonesia sekitar tahun 1937, kemudia diikuti oleh wabah cacar pada tahun
1948 yang awalnya disinyalir datang dari negara Singapura. Atas kejadian tersebut
pemerintah hindia Belanda mulai melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Sebelumnya tahun1807 melalui pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels juga sudah
melakukan upaya kesmas dengan langkah penurunan angka kematian bayi, yaitu dengan
cara mendirikan pelatihan dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan. Sampai
akhirnya diberikan pelatihan khusus di sekolah dokter Jawa yang didirikan oleh kepala
pelayanan sipil dan militer dr.Bosch. Sekolah ini dikenal juga dengan nama sekolah
STOVIA (School Tot Opleiding Van Indiche Arsten). Tahun 1888 didirikan Laboratorium
kedokteran di Bandung dan tahun 1913 didirikan sekolah kedokteran yang ke 2 di
Surabaya dengan nama NIAS (Nederland Indische Arsten School). Sampai pada tahun
1927 Stovia berubah menjadi Sekolah Kedokteran, sampai akhirnya sejak berdirinya
Universitas Indonesia sekitar tahun 1947 dimasukan menjadi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. STOVIA dan NIAS mempunyai andil sangat besar dalam
perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk ketika mereka ikut
menangani wabah penyakit pes di pulau Jawa dengan memberikan vaksinasi kepada 15
juta penduduk pulau Jawa dan penyemprotan DTT di rumah-rumah mereka. Memasuki era
kemerdekaan, salah satu tonggak penting perkembangan kesmas di Indonesia adalah
dengan diperkenalkannya Bandung Plan tahun 1951 oleh dr.Y. Leimena dan dr.Patah.
Konsep ini memperkenalkan cara pemulihan sakit (kuratif) dan upaya pencegahan
penyakit (preventif) kepada masyarakat serta lembagalembaga kesehatan yang sudah ada.
Hasilnya, pada tahun 1956 dibentuk "Proyek Bekasi" di Lemah Abang sebagai contoh atau
model pelayanan, pelatihan serta pengelolaan program kesehatan masyarakat pedesaan di
Indonesia. Sekitar bulan Nopember tahun 1967, para ahli kesehatan di seluruh Indonesia
mengadakan seminar pertama STOVIA (School Tot Opleiding Van Indiche Arsten) yang
membahas program kesehatan masyarakat terpadu. Hasilnya, konsep pusat kesehatan
masyarakat yang digagas oleh dr. Achmad Dipodilogo disepakati bersama sebagai upaya
program kesehatan terpadu di seluruh negeri, sampai akhirnya diresmikan oleh pemerintah
menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas.
Sumber : https://hanibalhamidi.files.wordpress.com/2013/05/sejarah-singkat-kesehatan-
masyarakat-di-indonesia.pdf

Anda mungkin juga menyukai