Tapi aku tahu, kelegaanku akan diuji dan dibuktikan kala hari
seseorang menjabat tangan ayahku dan menjawab ijab yang ayah
ucapkan. Maka kala itulah gundahku terjawab tuntas.
Teringat ucapan seorang ustadz, "para lelaki sibuk membaca apa saja
hak suami, bagaimana istri yang baik dan ideal. Sedangkan
perempuan sibuk dengan bacaan tentang hak istri serta kriteria suami
baik dan ideal. Lantas ketika keduanya bertemu dalam bahtera rumah
tangga, harapan yang terlanjur dibuat tinggi berbenturan dengan
realita yang mungkin tidak seindah yang pernah dibaca. Bukan tidak
boleh membaca itu semua, namun hendaklah proporsional dan
seimbang. Justru dahulukan ilmu tentang kewajiban dan bagaimana
menjadi pasangan yang baik dan tepat. Agar menjadi cermin untuk
diri kita sendiri"