Oleh Kelompok 3:
Ni Putu Winda Ayuningtyas (1981611032) (01)
Ni Putu Lisna Vitriani (1981611036) (05)
Ni Wayan Ristiari Jananti (1981611043) (12)
A.A Istri Pranyanita (1981611049) (18)
Candra Widi Sari (1981611060) (29)
Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau
laba sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating income) hanya mencakup
pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. Sedangkan, laba bersih (net income)
adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan. Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka
1
dapat dikembangkanlah persamaan laba operasi denganmenyatakan pendapatan penjulan dan
beban variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan
penjualan dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya
variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian,
persamaan laba operasi menjadi :
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit x
jumlah unit terjual ) – Total biaya tetap
3. Target Keuntungan
Target Keuntungan merupakan Penjualan dalam unit yang diperlukan untuk mencapai
target laba meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan
ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis cost volume profit
menyediakan suatu cara menentukan jumlah unit yang harus dijual untuk menghasilkan target
laba tertentu. Target laba di sini adalah laba operasi di atas nol (titik impasnya), yang dapat
dinyatakan dengan jumlah dolar atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan. Untuk
mencari target laba, pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan laba operasi
atau pendekatan margin kontribusi.
Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka
menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan dari pada unit yang
terjual. Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan
penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual. Setiap jawaban
yang dinyatakan dalam unit yang terjual dapat secara mudah dikonversi menjadi satu jawaban
yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan, tetapi jawaban tersebut bisa dihitung secara lebih
langsung dengan mengembangkan rumus terpisah untuk kasus pendapatan penjualan. Dalam
kasus ini, variabel yang penting adalah dolar penjualan, sehingga pendapatan maupun biaya
variabel harus dinyatakan dalam dolar, bukan unit. Karena pendapatan penjualan selalu
dinyatakan dalam dolar, maka pengukuran variabel tidak menjadi masalah. Selanjutnya akan
dibahas secara lebih mendalam mengenai biaya variabel dan melihat bagaimana biaya tersebut
dapat dinyatakan dalam ukuran dolar penjualan. Untuk menghitung titik impas dalam dolar
penjualan, biaya variabel didefenisikan sebagai suatu persentase dari penjualan bukan sebagai
sebuah jumlah per unit yang
terjual. Dapat diilustrasikan mengenai pembagian pendapatan penjualan menjadi biaya variabel
dan margin kontribusi.
1. Target keuntungan
Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi dapat
digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan penjualan. Untuk
memperoleh total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan, kalikan
rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan.
Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi impas
dalam pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian hargajual per unit dengan unit
yang terjual. Namun ada dua alasan yang membuat manajemen menggunakan kedua rumus
tersebut, yaitu:
Banyak perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa. Kompleksitas
konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multi produk, namun pengoperasiannya
tidak berbeda jauh. Terdapat pemisahan beban tetap langsung dari beban tetap umum. Beban
tetap langsung adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika
produk tersebut tidak ada. Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke
produk dan akan tetap muncul meskipun salah satu produk dieliminasi.
Mesin Manual Mesin Otomatis Total
Penjualan $480.000 $640.000 $1.120.000
Beban Variabel 380.000 480.000 870.000
Margin Kontribusi $ 90.000 $160.000 $ 250.000
Beban Tetap Langsung 30.000 40.000 70.000
Margin Produk $ 60.000 $120.000 $ 180.000
Beban Tetap Umum 26.250
Laba Operasi $ 153.750
Dalam proyeksi laba rugi Whittier, total biaya tetap perusahaan adalah $96.250 sehingga
perhitungan titik impasnya sebagai berikut :
Paket Impas = Biaya Tetap / Margin Kontribusi per Paket
= $96.250/$625
= 154 Paket
1. Grafik Laba-Volume
Grafik laba-volume menggambarkan hubungan antara volume penjualan dan laba Dalam
grafik laba volume, variable terikatnya adalah laba operasi sedangkan variable bebasnya adalah
unit. Nilai variable bebas diukur pada sumbu horizontal dan nilai variable terikat diukur pada
sumbu variabel. Grafik ini merupakan grafik dari persamaan laba operasi yaitu:
Laba Operasi = (Harga x Unit) - (Biaya variabel per unit x unit) - biaya tetap
Sebagai contoh para perusahaan Tyson Company, persamaan pendapatan dan biayanya:
Total Biaya Tetap = $100
Biaya Variabel Per unit = 5
10
Harga Jual Per Unit=
Dengan data diatas maka laba operasi yaitu:
Laba Operasi= ($10 x Units) – ($5xUnits) – $100
=($5 x Units) - $100
Dari gambar grafik dapat dilihat bahwa pendapatan dimulai dari pada titik nol dengan
kemiringan yang sama dengan harga jual per unit yaitu 10, sedangkan garis total biaya
memotong sumbu vertikal pada titik yang sama dengan biaya tetap dan meningkat dengan
kemiringan yang sama dengan biaya per unit yaitu 5. Jika garis pendapatan di bawah total biaya,
maka akan muncul
daerah rugi, sebaliknya bila garis pendapatan di atas total biaya, maka akan muncul daerah laba.
Pada saat garis pendapatan dan garis total biaya berpotongan disebut titik impas.
Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan
perubahan – perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variable, dan biaya tetap. Perusahaan
juga harus memperhitungkan pengaruh resiko dan ketidakpastian. Kita akan membahas pengaruh
dari perubahan harga, margin kontribusi per unit, dan biaya tetap terhadap titik impas. Kita juga
akan membahas cara – cara yang dapat ditempuh para manajer untuk menangani risiko dan
ketidakpastian dalam kerangka CVP
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti. Namun,
hal tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan keputusan
bisnis dan bagaimananpun hal itu harus ditangani. Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak
pastian. Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi
probabilitas variable pada ketidakpastian tidak diketahui. Namun, pada tujuan pembahasan kita,
kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian.
Risiko adalah akibat yang harus diterima atas suatu tindakan / perbuatan. Atas setiap perbuatan pasti ada risiko
yg timbul dan harus ditanggung.
Sedangkan ketidakpastian adalah hal/akibat yg belum pasti terjadi dr suatu tindakan/perbuatan. Jadi menurut
saya risiko itu pasti terjadi sedangkan ketidakpastian kebalikannya.
Margin pengaman (margin of safety) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau
pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas.
Margin pengamandapat dipandang sebagai ukuran kasar dari risiko. Pada kenyataannya peristiwa
yang tidak diketahui selalu muncul ketika rencana disusun. Hal itu dapat menurunkan penjualan
di bawah jumlah yang diharapkan. Apabila margin pengaman perusahaan adalah besar atas
penjualan tertentu yang diharapkan tahun depan, maka risikomenderita kerugian jika penjualan
menurun lebih kecil daripada margin pengamannya kecil. Manager yang menghadapi margin
pengaman yang rendah mungkin ingin mempertimbangkan berbagai tindakan untuk
meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya.
Pengungkit Operasi,
Dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin sederhana yang digunakan untuk
melipatgandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut melipatgandakan kekuatan tenaga
yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan. Semakin besar beban yang
digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin besar keunggulan mekanis dari alat tersebut.
Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan bauran relative dari biaya tetap dan
biaya variable dalam suatu organisasi. Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variable adalah
suatu hal yang mungkin dilakukan.
Total biaya = Biaya tetap + (Biaya variabel per Unit x Jumlah unit) + (Biaya pengaturan
x Jumlah pengaturan) + (Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)
Laba operasi, seperti sebelumnya, adalah total pendapatan dikurangi total biaya. Hal ini
dinyatakan sebagai berikut:
Laba operasi = Total pendapatan – [Biaya tetap + (Biaya variabel per unit x Jumlah Unit)
+ (Biaya pengaturan x Jumlah Pengaturan) + (Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)]
Menggunakan pendekatan margin kontribusi untuk menghitung titik impas dalam unit. Pada
impas, laba operasi adalah nol, dan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas adalah
sebagai berikut:
Unit impas = [(Biaya tetap + (Biaya pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya rekayasa
x Jumlah jam rekayasa)] / (Harga – Biaya variabel per unit)
Dengan menggunakan analisis CVP, jumlah yang harus terjual untuk menghasilkan laba
sebelum pajak sebesar $20.000 dihitung sebagai berikut:
Jumlah unit = (Target laba + Biaya)/(Harga-Biaya variabel per unit)
= ($20.000 + $100.000)/($20-$10)
= $120.000/$10
= 12.000
Dengan menggunakan persamaan ABC, jumlah unit yang harus terjual untuk
menghasilkan laba operasi sebesar $20.000 dihitung sebagai berikut:
Jumlah unit = [$20.000 + $50.000 + ($1.000x20) + ($30x1.000)]/($20-$10)
= 12.000 unit
Satu tahun kemudian, Presiden Direktur mendapati bahwa peningkatan laba yang
diharapkan tidak terjadi. Sebaliknya,perusahaan mengalami kerugian, mengapa? Jawabannya di
berikan oleh pendekatan ABC pada analysis CVP.
Hubungan biaya ABC awal pada contoh tersebut adalah sebagai berikut:
Total biaya = $ 50.000 + ($ 10 x unit ) + ( $ 1000 x pengaturan) + ($ 30.000 x jam rekayasa)
Misalkan bahwa rancangan baru tersebut membutuhkan pengaturan yang lebih rumit,
sehingga meningkatkan biaya per pengaturan dari $ 1000 menjadi $ 1600. Juga misalkan bahwa
rancangan baru itu, karena peningkatan kandungan teknis, membutuhkan dukungan teknik
tambahan sebesar 40 persen (dari 1000 jam menjadi 1400 jam).
Persamaan biaya yang baru, termasuk pengurangan biaya variabel tingkat unit, adalah :
Total biaya = $ 50.000 + ($ 8 x unit) + ($ 1600 x pengaturan) + ($ 30 x jam rekayasa)
Titik impas, dengan laba operasi nol dan menggunaan persamaan ABC, dihitung:
(anggap bahwa 20 pengaturan masih di lakukan)
Jumlah unit = [ ( $ 50.00 + ($ 1600 x 20 ) + ( $ 30.000 x 1400 ) ] : ($ 20 - $ 8)
= $ 124.000 : $ 12
= 10.333 unit.
Total biaya = biaya tetap + ( biaya variabel per unit x jumlah unit ) + ( biaya rekayasa
x jumlah jam rekayasa)
Oleh karena aplikasi JIT merupakan kasus khusus dari persamaan ABC, maka tidak ada
contoh yang akan diberikan.
Daftar Pustaka
Guan.Limimg. Hansen. Don R., and Mowen, Maryanne M., 2009. Cost Management. 6thedition.
South-Western Chengage Learning (HM)