Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Faktor abiotik merupakan salah satu komponen atau faktor dalam lingkungan yang
mempengaruhi organisme. Komponen abiotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas
makhluk tak hidup atau segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, iklim,
kelembaban, cahaya, dan bunyi (Megurran,1988).

Salah satu contoh sumber daya fisik adalah udara, yang mencakup oksigen, karbon
dioksida dan gas gas lain yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Pengukuran temperatur udara dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.


Pengukuran kuantitatif dinyatakan dalam satuan kalori yaitu gram kalori atau kilogram kalori
sedangkan pengukuran kualitatif dinyatakan dalam satuan derajat Celcius, derajat Fahrenhet,
Reamur atau Kelvin. Pengukuran secara kualitatif dilakukan dengan alat termometer.
Termometer bekerja berdasarkan prinsip pemuaian atau pengerutan suatu zat padat atau
cairan akibat pemanasan atau pendinginan. Zat cair yang digunakan adalah air raksa atau
alkohol yang diberi warna agar mempermudah dalam pembacaan.

Kelembaban udara menandakan sejumlah uap air yang terkandung di udara atau
atmosfer, biasanya dinyatakan dalam berat uap air untuk setiap volume udara tertentu.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka setiap suhu tertentu di tempat yang sama akan
memberikan harga kelembaban tertentu yang disebut kelembaban absolut. Kelembaban yang
umum dipergunakan adalah kelembaban udara relatif, yaitu berdasarkan perbandingan
tekanan uap air di udara pada waktu pengukuran dengan tekanan uap air jenuh pada suhu
yang bersamaan. Alat yang dipergunakan untuk menentukan kelembaban udara relatif
(relative humidity) adalah sling psychrometer.

Intensitis cahaya adalah intensitas dan lamanya radiasi sinar matahari tidak hanya
mempengaruhi variabel atmosfer seperti suhu, kelembaban dan angin, tetapi juga
memengaruhi jumlah energi untuk produksi bagi hewan dan tumbuhan. Pengukuran
intensitas cahaya dapat dilakukan dengan menggunakan Light Meter atau Lux Meter.

Faktor abiotik lain adalah tanah yang merupakan faktor abiotik geografi dan geologi.
Tanah merupakan sebuah badan yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan induk akibat
aktivitas iklim dan organisme serta materi organik hasil proses dekomposisi yang mampu
mendukung kehidupan. Komponen penyusun tanah terdiri dari partikel mineral, bahan
organik, air dan udara.Parameter tanah terdiri dari tekstur tanah, suhu tanah yang dapat
diukur dengan termomoter tanah. sedangkan Ph tanah, kadar air, kadar organic dam kadar
anorganik tanah dapat diukur dengan soil moisture tester, bobot isi tanah dan porositas tanah.
(Undang, dkk, 2006).

1.2 Rumusan masalah

 Apa saja faktor abiotik yang memengaruhi populasi serangga?


 Bagaimana pengaruh faktor abiotik terhadap populasi serangga?

1.3 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk :

 Mengetahui faktor abiotik yang memengaruhi populasi serangga

 Mengetahui pengaruh faktor abiotik terhadap populasi serangga

Metode

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ekoogi umum yang berjudul “Penentuan Faktor Abiotik Ekosistem


Teresterial”ini dilaksanakan pada hari sabtu ……….. Praktikum dilakaukan di Kebun Al-
Qur’an Universitas Islam Malang.

2.2 Cara Kerja

Melakuksn pengukuran
Penentuan lokasi pengamatan
beberapa faktor lingkungan

Menentukan apakah ada Menjelaskan faktor abiotik


interaksi antara faktor abiotic mana yang berpengaruh
yang diamati pada faktor biotik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor abiotic
yang dapat memengaruhi terhadap populasi serangga yang diteliti adalah iklim mikro yang
meliputi suhu (temperature) dan kelembapan udara. Faktor geografis yang meliputi topografi dan
kemiringan. Faktor edafis yang meliputi jenis tanah dan sifat fisik tanah yaitu kelembapan tanah
dan ketersediaan air tanah. Pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa suhu (temperature)
menunjukkan 30º celsius dengan kelembapan ?. faktor iklim mikro Kehidupan serangga sebagai
hewan berdarah dingin (poikilotermal) akan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim
tempat hidup/ habitatnya. Cuaca dan iklim berpengaruh besar terhadap perilaku, perkembangan
populasi maupun penyebaran suatu spesies serangan. Selain faktor iklim mikro, faktor geografis
juga berpengaruh terhadap penyebaran populasi serangga. Salah satu faktor geografisnya adalah
kemiringan. Selain faktor geografis ada faktor edafis yang juga berpengaruh terhadap perilaku
perkembangan populasi maupun penyebaran suatu spesies serangga. Faktor edafis yang terdapat
adalah jenis tanah dan sifat fisik tanah. Jenis tanah pada tempat yang kami teiti adalah tanah
andosol. Struktur tanah adalah beragregat . temperature tanah adalah 8ºC.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada bebrapa faktor
yang mempengaruhi populasi serangga. Beberapa faktor yaitu faktor geografis yang leiputi
kemiringan , faktor iklim yaitu iklim mikro dan faktor edafis yang meliputi jenis tanah,struktur
tanah, dan temperature tanah. dipengaruhi oleh faktor-faktor abiotik yaitu : suhu,  kecerahan,
kecepatan arus, salinitas,pH, DO. Sedangkan faktor biotik yang dapat mempengaruhi distribusi
zooplankton adalah bahan nutrien dan ketersedian makanan.

REFERENSI

Megurran, A.E. 1988. Ecological Diversity and It’s Measurments. Princeton University Press :
New Jersey
Undang, K., F. Agus., A. Dariah & A. Adimihardja. 2006. Sifat Fisik Tanah Dan Metode
Analisisnya. Balai besar litbang sumber daya lahan pertanian Departemen pertanian : Jakarta.

Wijayanti, Fahma., K. Hidayah, & Mardiansyah. 2015. Modul Praktikum Ekologi Dasar. UIN
Jakarta : Jakarta.

Wirakusumah, Sambas. 2003. Dasar-dasar Ekologi. UI Press : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai