Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-
idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu,
kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Madiun, 10 September 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...…………………………………..…………………………………………………


KATA PENGANTAR …………………………………….……………………………………………… 
DAFTAR ISI.………………………………….…………………………………………………………. 
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..…………………………………..
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………..………..
B. Rumusan Masalah …………………………………….
C. Tujuan Penulisan ……………………………………….
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………
BAB III PENUTUP ………………………………………………
A. Kesimpulan ……………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….
BAB 1

A. LATAR BELAKANG
Dalam teori dan praktek, Administrasi telah mengalami perubahan yang sangat signifikan.
Perkembangan itu dimulai pada masa sebelum lahirnya konsep Negara Bangsa hingga lahirnya ilmu
modern dan Administrasi yang hingga saat ini telah mengalami beberapa kali pergeseran paradigma,
mulai dari model klasik yang berkembang daam kurun waktu 1855/1887 hingga akhir 1980an; New
Public Management (NPM) yang berkembang dälam kurun waktu akhir 1980an hingga pertengahan
1990an; sampai kepada Good Governance yang berkembang sejak pertengahan 1990an hingga saat
ini.
Pergeseran paradigma Administrasi tersebut, telah membawa implikasi terhadap penyelenggaraan
peran Administrasi khususnya terkait dengan pendekatan yang digunakan dalam pembuatan dan
pelaksanaan strategi; pengelolaan organisasi secara internal; serta interaksi antara Administrasi Publik
dengan politisi, masyarakat dan aktor Lainnya. Implikasi yang demikian tentu saja pada akhirnya
akan sangat menentukan corak dan ragam dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan sebuah Negara,
termasuk Indonesia. Corak dan ragam tersebut akan sangat ditentukan oleh kondisi lokal yang ada di
Negara tersebut, dalam artian sejauh mana Administrasi di Negara tersebut telah menyesuaikan diri
dengan perkembangan paradigma yang ada; serta sejauh mana penyesuaian tersebut dilakukan dengan
memperhatikan konteks lokal dan permasalahan yang ada di Negara tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang pemakalah akan paparkan sebagai bahan diskusi,antara lain :
1. Apa saja ruang lingkup administrasi?
2. Bagaimana perkembangan ilmu administrasi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami ruang lingkup administrasi
2. Memahami perkembangan ilmu administrasi
BAB II

A. PEMBAHASAN

RUANG LINGKUP ADMINISTRASI

Ruang lingkup ilmu administrasi dibatasi unsur-unsur seperti dibawah ini :


1. Organisasi
Merupakan wadah dimana usaha kerja sama itu diselenggarakan. Wewenang, tugas dan tanggung jawab
menjadi kesatuan yang laras. Termasuk pula dalam proses mengorganisir atau membentuk organisasi
ialah penentuan tujuan yang hendak dicapai.
2. Manajemen
Dapat dianggap sebagai suatu proses yang menggerakan kegiatan dalam administrasi itu sehingga tujuan
yang telah dibentuk benar-benar tercapai. Kegiatan untuk mengurus, membimbing dan mengarahkan agar
supaya tujuan dapat tercapai”. (Budioro, 2002 : 5). Seorang manajer bertanggung jawab untuk
melaksanakannya ke arah tercapainya tujuan tersebut. Manajemen menentukan tujuan organisasi : “Titik
tolak proses manajemen adalah menentukan ‘objectives’ atau tujuan-tujuan organisasi. ‘Objectives’
direncanakan untuk memberikan kepada suatu organisasi dan anggota-anggotanya arah dan maksud ”.
(Terry dan Rue, 1988 : 29).
3. Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dalam administrasi adalah untuk memimpin suatu kegiatan administrasi,
mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur di dalam kelompok atau organisasinya
untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
“Pemimpin itu menyampaikan rencana itu kepada sekutu-sekutunya, menjelaskan maksud dari kegiatan
itu, mengatakan apa yang akan dibuat oleh setiap anggota, berusaha untuk membangkitkan kegembiraan,
dan berusaha untuk menyelesaikan setiap perselisihan di kalangan anggota-anggotanya”. (Terry dan Rue,
1988).
4. Hubungan antar manusia
Merupakan urat nadi yang memungkinkan orang-orang dalam usaha bersama mengetahui apa yang terjadi
atau diinginkan oleh masing-masing. Tanpa tata hubungan yang baik, tidak mungkin kerja sama dapat
terlaksana dengan baik. Hubungan antar manusia dalam sistem administrasi di Indonesia secara umum
terikat pada budaya organisasi yang feodalistik. Di mana budaya feodal ini menanamkan sikap rukun
antar sesama bawahan, dan sikap hormat bawahan pada atasan meskipun atasan itu melakukan
kekeliruan, tetapi sebagai bawahan harus tetap hormat kepada atasan, atasan itu dikarenakan
kedudukannya tetap pada posisi benar.

PERKEMBANGAN ADMINISTRASI

A. Administrasi sebagai ilmu (science) dan seni (art).

Pengembangan di bidang administrasi dalam rangka penigkatan kemampuan administratif (administrativ


capability), bukan saja di peruntukan dalam lingkungan pemerintah saja, tetapi juga bagi organisasi-
organisasi swasta, terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional. Administrasi sebagai ilmu
pengetahuan termasuk kelompok ‘’appilied sciences’’ karena kemamfaatanya hanya ada apabila perinsip-
perinsip, rumus-rumus dan dalil=dalilnya di terapkan mutu berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara .
Sedangkan administrasi dalam suatu peraktek atau sebagai suatu seni pada zaman modern sekarang ini
merupakan peroses kegiatan yang perlu di kembangkan secara terus menerus, agar administrasi sebagai
suatu sarana untuk mencapai suatu tujuan benar-benar dapat memegang peranan yang dapat di harapkan.

Administrasi sebagai seni pada hakekatnya timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia.
Jelasnya semenjak manusia telah berbudaya, yaitu dengan mengembangkan ciptanya/akal pikirannya,
rasanya/seninya, karsanya/kehendaknya dan adanya kerja sama antara 2 orang atau lebih telah merupakan
unsur-unsur administrasi dalam kehidupan bersama/barmasyarakat. Oleh karena itu administrasi sebagai
suatu seni sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru, karena dengan adanya 2 manusia yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu, disana sudah terdapat  administrasi, yaitu administrasi dalam
praktek. Herbert A.Simon, misalnya, pernah mengatakan bahwa apabila ada 2 orang yang bekerjasama
untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh satu orang di antara mereka,
di sana telah terdapat administrasi.

B. Administrasi sebagai sesuatu disiplin ilmiah.

Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa sejak periode prasejarah dan periode sejarah, manusia
telah menjalankan sebagian prinsip-prinsip administrasi yang sekarang kita kenal, dan telah menerapkan
dalam bidang pemerintahan, perdagangan, perhubungan, pengangkutan dan sebagainya, misalnya terlihat
pada zaman Pemerintahan Kerajaan Mataram I, Majapahit dan Sriwijaya (di Indonesia), zaman
Pemerintahan Kerajaan Mesir kuno, zaman Perintahan Kerajaan Tiongkok kuno dan sebagainya.

Bukti-bukti peningalan pada zaman tersebut berupa hasil kebudayaan yang sekarang masih dikagumi
orang, yaitu candi borobudur, candi kalasan (indonesia). Piramid dari mesir dan pagar tembok raksasa
dari tiongkok dll.

Berakhirnya perkembangan administrasi sebagai seni di tandai oleh lahirnya “gerakan manajemen
ilmiah’’yang di pelopori oleh frederick w.taylor dari amerika serikat dan henry fayol dari perancis, pada
akhir abad XIX dan di sini terdapat dua hal yang perlu di catat,yaitu:
1. Berakhirnya setatus administrasi sebagai seni semata-mata dan lahirnya administrasi dan
manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan (disiplin baru) .
2. Berahirnya periode prasejarah dan periode sejarah manusia dalam perkembangan administrasi
dan manajemen dan tibanya periode “zaman modern” yang dimulai sejak berahirnya abad yang lalu dan
terus berkembang sampai sekarang dalam abad XX ini.

Perlu di tambahkan di sini bahwa setiap perkembangan ilmu administrasi yang telah dikemukakan di atas,
maka pada waktu yang bersamaan timbul perkembangan-perkembangan mengenai substansi-substansi
yang mengenai obyek penelitian dalam ilmu administrasi, misalnya : ilmu manajemen, ilmu aorganisasi,
ilmu administrasi negara/ niaga, ilmu administrasi keuangan, kepegawaian, material dan lain-lain

Ilmu pengetahuan timbul dan berkembang oleh karna adanya kebutuhan yang nyata yang dirasakan oleh
masyarakat terhadap sesuatu ilmu tertentu. Bagi negara-negara yang pada waktu sekarang ini digolongkan
kepada ”negara yang sedang berkembang” (developing countries) dirasakan bahwa teori-teori dan
prinsip-prinsip dari pada ilmu administrasi negara yang tradisional yang terutama dikembangkan di dunia
barat, khususnya amerika srerikat, sudah tidak memadai terhadap kebutuhan bagi negara-negara yang
sedang giat melakukan pembangunan. Oleh karena itu para ahli mulai mengalihkan pikiran, perhatiannya
serta waktunya terhadap satu cabang ilmu administrasi yang relevan dengan negara-negara yang sedang
berkembang, yaitu ilmu administrasi pembangunan.

C.    Pelopor dan bapak ilmu administrasi 

Kenyataan menunjukkan bahwa sebenarnya ilmu administrasi dan manajemen baru di kembangkan pada
akhir abad ke-19, yaitu oleh henry fayol dari perancis dan frederick w.taylor dari amerika serikat. Oleh
karena kedua orang tersebut telah mengembangkan ilmu administrasi/manajemen yang di angap moderen
pada waktu itu, maka mereka di angap sebagai pelopor atau bapak ilmu administrasi/manajemen.
Adapun perbedaan dari pada analisanya ialah kalau H.fayol pendekatanya mendasarkan diri atas
administrative manajement (manajemen administratif), sedangkan f.w.taylor karena pengalamannya
mendasarkan analisanya atas operative manajemen (manajemen operatif) yang dimaksud dengan
administrative manajement ialah suatu pendekatan dari pimpinan atas sampai ketingkat pimpinan yang
terbawah sekalipun, termasuk para pekerjanya. Sedangkan yang di maksud dengan operative manajement
ialah pendekatan dari bawah ketingkat yang lebih atas. Titik beratnya ialah efisiensi dan produktivitas
para pelaksananya yang terdapat di tingkat bawah.

Henry fayol (1841-1925)

Henry fayol adalah seorang insinyur bangsa perancis yang bekerja pada industri pertambangan.
Berdasarkan analisanya ia menarik kesimpulan bahwa perinsip-prinsip pokok dari poada administarasi
dapat diterapkan/dijalankan pada semua bentuk dari pada organisasi.

Menurut fayol administrasi merupakan bagian kegiatan dalam badan usaha. Badan usaha adalah yang
melaksanakan ke arah suatu sasaran atau tujuan (obyektif) dengan usaha mendapatkan keuntungan yang
oftimum dari semua sumber-sumber yang tersedia. Untuk mulaksanakan maksud tersebut diperlukan
pekerjaan yang lancar dengan menerapkan ke-6 (enam) fungsi utama, dimana administrasi hanyalah salah
satu fungsi kegiatan.

Adapun 6 (enam)fungsi/kegiatan itu ialah:

1. Kegiatan teknis (operations techniques), yaitu produksi, fabrikasi, pengolahan.


2. Kegiatan kommersial (operation commerciales), yaitu jual beli, tukar menukar.
3. Kegiatan finansial (operation financieres), yaitu mencari dan menggunakan uang/kapital.
4. Kegiatan keamanan (operetion de securite), yaitu perlindungan harta kekayaan dan orang.
5. Kegiatan akunting (operetion de comptabilite), yaitu imventaris, neraca, nilai harga, statistik.
6. Administrasi (operotion administratives), yaitu perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
penkoordinasian dan pengawasan.

Henry fayol mendefinisikan administrasi dalam 5 unsur (elemen)yaitu:

1. Untuk meramalkan (forecast) dan untuk merencanakan (planning/prevonyance)


2. Untuk mengorganisasi (organizing/organisation).
3. Untuk memimpin (commanding/comandement)
4. Untuk mengkoordinasi (coordinating/coordinatin).
5. Untuk mengawasi (controlling/controle)

Frederick W. Taylor (1856-1916)

Taylor sebagai seorang Sarjana Teknik yang bekerja pada suatu perusahaan baja di philadelpia mulai
mengadakan penyelidikan-penyelidikan dalam rangka usahanya menungkatkan efisiensi perusahaan dan
meningkatkan produktivitas para pekerja. Taylor memperhatikan bahwa efisiensi perusahaan tidak terlalu
tinggi dan produktivitas buruh rendah karena terlalu banyak waktu dan gerak-gerik kaum buruh yang
tidak produktif.
Pada tahun 1898 Taylor diminta oleh perusahaan pabrik baja bethlemen untuk memajukan perusahaan
tersebut yang mengalami kemunduran. Taylor mempelajari pekerja-pekerja yang mengangkat besi batang
yang harus di bawa dan diletakkan pada gerbong kereta api tiap besi batangan itu beratnya 92 pon (42 kg)
setiap pekerja dapat mengangkut 12 ton (125 kwintal) sehari. Berdasarkan atas percobaan dan analisanya,
ya sampai pada kesimpulan bahwa:
1. Tidak semua pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan bakatnya, maka perlu diadakan
pemilihan pekerja yang baik.
2. Setiap pekerja harus melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya, maka perlu diadakan
latihan daripada pekerja agar dapat diperbaiki metode pekerjaannya 
3. Untuk menjaga  produktivitas kerja yang baik maka perlu diadakan pembagian waktu bekerja dan
waktu beristirahat.
4. Produktivitas kerja akan terjamin, apabila diadakan sistem standar dari pada hasil kerja dan sistem
insentif

KESIMPULAN

Ruang lingkup ilmu administrasi sebenarnya sangat luas sekali, yaitu menyangkut hal-hal apa
saja yang termasuk dalam bahasa atau bagian daripada administrasi tersebut. Ruang lingkup ini sangat
perlu diberi kepastian sehingga memudahkan kita membahas tentang administrasi itu sendiri. Diantaranya
adalah organisasi, manajemen, kepemimpinan, dan hubungan antar manusia

Pengembangan di bidang administrasi dalam rangka peningkatan kemampuan administratif


(administrative capability), bukansaja di peruntukkan dalam lingkungan pemerintahan saja, tetapi juga
bagi organisasi-organisasi swasta, terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional.
Administrasi sebagai ilmu pengetahuan termasuk kelompok “appiliend sciences’’, karena
kemanfaatannya hanya ada apabila prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalilnya diterapkan untuk
meningkatkan mutu berbagai kehidipan bangsa dan negara.
Adapun perbedaan dari pada analisa 2 pelopor ilmu administrasi ialah kalau H.fayol
pendekatanya mendasarkan diri atas administrative manajement (manajemen administratif), sedangkan
f.w.taylor karena pengalamannya mendasarkan analisanya atas operative manajemen (manajemen
operatif)

DAFTAR PUSTAKA
http://liyanaputriafifah.blogspot.com/2014/09/administrasi-dan-ruang-lingkupnya.html?m=1
http://www.sarjanaku.com/2010/01/makalah-perkembangan-ilmu-administrasi.html

Anda mungkin juga menyukai