Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MIKROBIOLOGI ANALIS

TOPIK 1&2
“ASPEK MIKROBIOLOGIS BAHAN DAN SEDIAAN FARMASI DAN
MIKROBA DAN PENGARUH EKOLOGINYA DALAM BIDANG FARMASI”

NAMA : NURLAILAH

NIM : G 701 18 036

KELAS :E

HARI/TANGGAL : 07 OKTOBER 2020

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur, kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan yang maha Pengasih
dan Maha Penyayang, karena atas segala nikmat karunia dan ridho-nya yang telah
dilimpahkan kepada hamba-Nya, sehingga penyusunan makalah mata kuliah
Mikrobiologi Analisis tentang “Aspek Mikrobiologis Bahan Dan Sediaan Farmasi
Dan Mikroba Dan Pengaruh Ekologinya Dalam Bidang Farmasi” selesai tepat pada
waktunya.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini banyak mendapat saran dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.

Palu, 07 Oktober 2020

Nurlailah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................II

DAFTAR ISI..........................................................................................................III

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................2

C. TUJUAN...............................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. PENGERTIAN MIKROBIOLOGI........................................................................3

B. BAHAN DAN SEDIAAN FARMASI...................................................................3

C. ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF................................................3

D. UJI MIKROBIOLOGIS……………………………………………………..…….3

E. PENGERTIAN EKOLOGI....................................................................................4

F. PENGARUH ATMOSFIR DAN AIR TERHADAP INDUSTRI FARMASI........4

H. PERPINDAHAN MIKROORGANISME..............................................................4

BAB III..................................................................................................................14

PENUTUP..............................................................................................................14

A. KESIMPULAN..................................................................................................14

B. SARAN...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu mikrobiologi dewasa ini sangat dibutuhkan demi kelancaran imu
pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan berkembang. Adanya ilmu
mikrobiologi merupakan titik awal lahirnya ilmu pengetahuan yang lain. Tidak
ada mikrobiologi, maka kehidupan tidak akan terjadi. Disekitar kita terdapat
bermilyar-milyar yang siap untuk diteliti. Mikroba sangat penting dalam proses
kehidupan kita, dalam proses penguraian zat-za organic mikroba yang sangat
berperan aktif, akan tetapi mikroba ada yang merupakan mikroba baik untuk
tubuh atau buruk untuk tubuh kita. Mikroba dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis sesuai dengan karakteristik, fisiologi dan keberadaannya. Metode analisa
merupakan proses pembuktian atau konfirmasi pengujian secara obyektif
dilaboartorium yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan
sesuai dengan tujuan penggunannya (Harmita, 2004).
Kualitas mikrobiologi dari suatu produk-produk farmasi dipengaruhi oleh
faktor lingkungan dimana produk-produk farmasi tersebut dibuat dan juga bahan-
bahan yang digunakan dalam pembutannya, kecuali sediaan yang telah
disterilkan pada pengisian terakhir. Mikroflora pada produk akhir tersebut dapat
menunjukkan asal pencemara dari bahan-bahan yang digunakan, peralatan,
atmosfir, para pekerja atau  personalia atau, wadah yang membungkusnya
(kemasan).
Populasi mikroorganisme di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks.
Beratus-ratus spesies berbagai mikroba berada disekitar kita. Mikroorganisme
ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikrorganisme yang
merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi,
menghasilkan racun dan merusak bahan dengan cara menyebabkan pembusukan,
menguraikan bahan-bahan. Terdapatnya mikroorganisme dalam sediaan farmasi,
makanan, minuman sebagai kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara
pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara pengepakan yang kurang bagus,
cara penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain. Sedangkan sumbernya
kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang digunakan dalam pengolahan,
atau pekerja yang melakukan proses pembuatan.
Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril, serta kosmetik
merupakan suatu sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun
dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya sediaan-sediaan tersebut, diproduksi
oleh industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu yang cukup
lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya sampai ke tangan
konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian mikrobiologi
2. Bahan dan sediaan farmasi
3. analisis kualitatif dan kuantitatif pada mikrobiologi
4. Uji mikrobiologi
5. Pengertian ekologi
6. Bagai mana pengaruh atmosfer dan air terhadap industri farmasi
7. Bagaimana perpindahan mikroorganisme
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi
2. Untuk mengetahui bahan dan sediaan farmasi
3. Untuk mengetahui analisis kualitatif dan kuantitatif pada mikrobiologi
4. Uji mikrobiologi
5. Untuk mengetahui pengertian ekologi
6. Untuk mengetahui pengaruh atmosfer dan air terhadap industry farmasi
7. Untuk mengetahui perpindahan mikroorganisme
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran
sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus
menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut
sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba ataupun jasad renik. Saat
ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu
pengetahuan, misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang
pangan, bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009). Dalam mikrobiologi,
dibutuhkan suatu teknik khusus untuk mempelajari mikroorganisme. Di
laboratorium mikrobiologi dan bakteriologi untuk menumbuhkan dan
mempelajari sifat-sifat mikroorganisme seperti bakteri diperlukan suatu media
sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme (Collyn and Lyne, 1987).
Pengembangan media kultur bakteri memegang peranan yang sangat penting di
bidang mikrobiologi. Dengan mengisolasi suatu bakteri dan menumbuhkanya
dengan media buatan kita dapat mengidentifikasi, dan mempelajari sifat suatu
bakteri. Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang
dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme (Atlas, 2004). Nutrisi yang dibutuhkan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non
logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg,
dan Fe, vitamin, air, dan energi (Radji, 2011).
Mikroorganisme atau mikroba (jasad renik) terdapat dimana-mana dan
disekitar kita. Mereka menghuni tanah, air dan atmosfer planet kita. Adanya
mikroorganisme di planet lain diluar bumi telah kita selidiki, namun ssejauh ini
diluar angkasa-dalam (deep-space probes) belum menampakkan adanya
mikroorganisme luar bumi.
               Studi tentang mikroorganisme dilingkungan alamiahnya disebut
juga ekologi mikroba.  Ekologi merupakan bagian dari biologi yang berhubungan
dengan studi mengenai hubungan organisme dengan lingkungannya.Penghuni
suatu lingkungan tertentu dipandang sebagai bagian suatu system ekologi atau
ekosistem. Ekosistem yang paling besar ialah planet bumi atau disebut juga
dengan biosfer.
               Ekosistem merupakan sistem yang dinamis suatu kenyataan yang
menjadi jelas bila kita mengenali adanya populasi yang sedemikian besar dengan
keanekaragaman organism yang juga besar. Adanya keprihatinan yang besar di
antara masyarakat akan kualitas lingkungan telah membantu dicurahkannya
minat yang kian besar untuk mempelajari mengenai ekologi mikroba. Sebagai
contoh, mikroorganisme memegang peranan yang menentukan dalam
menguraikan sampah yang berasal dari manusia dan industry yang dibuang
kedalam air atau tanah , mereka mampu melaksanakan daur ulang terhadap
banyak macam bahan. Kualitas produktivitas perairan alamiah saling berkaitan,
terutama dengan populasi mikrobanya. Udara yang bersih serta bebas debu
mengandung relatif sedikit mikroorganisme. Dengan demikian nyatalah bagi kita
bahwa penilaiaan terhadap kualitas suatu lingkungan mempunyai kaitan yang
rumit dengan flora mikroba yang ada. Beberapa ciri ekosistem mikroba:
a. Keaneka Ragaman Spesies Mikroba
Mikroorganisme dalam lingkungan alamiahnya jarang terdapat sebgai biakan
murni. Berbagai specimen tanah atau air boleh jadi mengandung berbagai
macam spesies cendawan, protozoa, alaga, bakteri dan virus. Karena itu
konsep kultur murni harus dinilai kembali dalam penelaan ekosistem
mikroba. Teknik-teknik biakan murnidiperlukan untuk dapat
mengidentifikasi berbagai spesies dalam suatu habitat tertentu. Namun
transformasi kimiawi yang diwujudkan oleh mikroorganisme ini tidak dapat
ditentukan hanya dengan semata-mata menghimpun sifat-sifat biokimiawi
setiap spesies sebagaimana ditentukan dalam biakan murni. Dipandang dari
segi ekositem mikroba alamiah , biakan murni merupakan suatu keadaan
artificial (bukan wujud atau bentuk alami).
b. Dinamika Populasi
Setiap spesies mikroorganisme akan tumbuh dengan baik didalam
lingkungannya hanya selama kondisinya menguntungkan bagi
pertumbuhannya dan untuk mempertahankan dirinya. Begitu terjadi
perubahan fisik atau kimiawi, seperti misalnya habisnya nutrient atau
terjadinya perubahan radikal dalam hal suhu atau pH, yang membuat kondisi
bagi pertumbuhan spesies lain lebih menguntungkan, maka organism yang
telah teradaptasidengan baik di dalam keadaan lingkungan terdahulu
terpaksa menyerahkan tempatnya kepada organisme yang telah teradaptasi
dengan baik didalam kondisi yang baru itu. Dengan demikian faktor-faktor
lingkungan memiliki pengaruh selektif , artinya memilih-populasi mikroba.
c. Adaptasi dan Mutasi
Bertahan hidupnya suatu spesies dan kelangsungan pertumbuhannya di
dalam komunitas biologis membutuhkan suatu kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan keadaan lingkungan. . adaptasi
fenotipik merupakan respons mikroorganisme terhadap perubahan terbatas
yang bersifat sementara. Misalnya banyak spesies mikroorganisme dapat
tumbuh dalam selang waktu yang luas. Namun aktivitas metaboliknya tidak
selalu sama pada suhu-suhu ekstrim di dalam selang tersebut. Kemampuan
adaptasi ini terletak di dalam batas-batas genotip mikroorganisme yang
bersangkutan. Perubahan genotipik mengakibatkan mutasi. Mutan yang
dihasilkan merupakan organism yang telah berubah secara permanen.
Apabila mutan tersebut mampu hidup dengan baik di dalam lingkungan
maka akan berkembang biak.
d. Hubungan Antar-Mikroba dalam Ekosistem
Mikroorganisme yang menghuni suatu ekosistem memperlihatkan berbagai
macam tipe asosiasi dan interaksi di antara spesies. Beberapa diantaranya
bersifat netral (artinya spesies-spesies yang bersangkutanr tidak
terpengaruh). Beberapa bersifat menguntungkan atau positif bagi satu
anggota atau lebih., yang lainnya bersifat merugikan.
B. Bahan Dan Sediaan Farmasi
Menurut UU No 36 Tahun 2009 obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia. Sementara obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik),
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Pengertian sediaan farmasi dalam Undang-Undang ini diatur dalam pasal 1
ayat (4) yaitu, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetik, dimana sediaan berupa obat yaitu semua bahan tunggal atau
campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun
bagian luar, guna mencegah, meringankan, mapupun menyembuhkan penyakit
(Syamsuni, 2007). Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril,
serta kosmetik merupakan suatu sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan,
mineral, maupun dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya sediaan-
sediaan tersebut, diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan biasanya
memakan waktu yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan
akhirnya sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi
pertumbuhan mikroba di dalamnya.
C. Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif
Definisi analisis kualitatif yaitu pekerjaan yang bertujuan untuk
menyelidiki dan mengetahui kandungan senyawa-senyawa yang terdapat dalam
suatu sampel uji. Analisa kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan teknik-
teknik pengujian standard di dalam laboraturium. Analisis kuantitatif ialah
pekerjaan yang dilakukan untuk untuk mengetahui kadar suatu senyawa dalam
sampel, dapat berupa satuan mol, ataupun persentase dalam gram. Teknik ini
membutuhkan ketelitian yang tinggi karena kesalahan dalam pengukuran akan
menghasilkan kesalahan data dalam penelitian. Analisa kuantitatif pada
umumnya dilakukan setelah analisa kualitatif.
D. Uji Mikrobiologis
Uji mikrobiologi merupakan salah satu jenis uji yang penting, karena selain
dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai
indikator sanitasi makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian
mikrobiologi diantaranya meliputi uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan
daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan
tingkat keamanannya, dan uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi
makanan tersebut (Fardiaz, 1993).
Mikrobiologi pangan merupakan salah satu disiplin ilmu mikrobiologi
terapan yangmengkaji tentang peran mikroorganisme dalam produksi makanan,
menimbulkan kerusakandan keracunan makanan serta peran mikroorganisme
sebagai salah satu sumber makananmanusia. Banyak sekali produk makanan dan
minuman yang diproduksi melibatkan ataumemanfaatkan aktivitas
mikroorganisme, seperti roti, tape, tempe, anggur, bir dansebagainya. Di satu sisi
mikroorganisme sangat bermanfaat untuk produksi makanan danminuman namun
demikian pada sisi lain mikroorganisme juga yang menimbulkan kerusakandan
keracunan makanan. Makanan dapat menjadi media untuk membantu
penyebaran berbagai jenis penyakit. Sampai saat ini banyak produk komersial
dengan nutrisi tinggi yangdikenal dengan single cell protein (SCP),
memanfaatkan mikroorganisme seperti Chlorella. Produk lain, seperti yakult
merupakan minuman yang mengandung bakteri Lactobacillus.Makanan tidak
hanya bernilai nutrisional bagi manusia tetapi juga merupakan mediakultur yang
ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme. Makanan dapat menjadi
terawetkanmelalui fermentasi atau mengalami kerusakan bergantung pada
kehadiran mikroorganismedan kondisi penyimpanan.Mikroorganisme dapat
digunakan untuk mengubah bahan baku makanan menjadi produk-
produk yang bermanfaat, seperti anggur, keju, saus dan bir. Makanan juga dapat 
berperan sebagai media penularan penyakit, deteksi dan kontrol patogen. Mikror
ganismeyang menimbulkan kerusakan makanan merupakan bagian yang penting
dari mikrobiologi makanan. Mikroorganisme mempengaruhi makanan mulai dari
pengolahan dari produsenhingga ke konsumen akhir.Mikrorganisme dapat
menyebabkan penyakit melalui 2 cara ketika memakan makananyang
terkontaminasi. Seseorang dapat terinfeksi melalui patogen berperantara
makanan,kemudian tumbuh dalam tubuh yang bersangkutan. Pada kasus yang
lain, komponen toksikdibentuk ketika mikroorganisme tumbuh dalam makanan
sebelum dicerna denganmemperlihatkan gejala-gejala penyakit setelah
dikonsumsi. Kontaminasi olehmikroorganisme penyebab penyakit dapat terjadi
pada saat tertentu ketika pengolahan makanan.
E. Pengertian Ekologi
Ekologi merupakan cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari tentang
hubungan makhluk hidup dengan habitatnya. Pada dasarnya makhluk hidup
bergantung pada makhluk hidup lainnya ataupun habitatnya sehingga terjadi
hubungan timbal balik antara suatu makhluk hidup dengan makhluk hidup
lainnya ataupun dengan habitatnya. Hubungan antar makhluk hidup ataupun
dengan habitatnya inilah yang merupakan interaksi yang dapat bersifat predasi,
parasitisme, komensalisme, dan mutualisme. Dalam ekologi, dikenal istilah
rantai makanan. Rantai makanan merupakan lintasan konsumsi makanan yang
terdiri dari beberapa spesies organisme [9]. Bagian paling sederhana dari suatu
rantai makanan berupa interaksi dua spesies yaitu interaksi antara spesies mangsa
(prey) dengan pemangsa (predator). Apabila antara dua spesies ini tidak terjadi
interaksi dan lingkungan tidak membatasi maka untuk spesies prey akan
meningkat secara tidak terbatas yang disebut sebagai model pertumbuhan
eksponensial. Selain model eksponensial, dikenal juga model pertumbuhan
logistik. Model pertumbuhan logistik merupakan model pertumbuhan populasi
dengan kapasitas daya tampung (carrying capacity). Daya tampung (carrying
capacity) merupakan batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi, dimana
jumlah populasi itu tidak lagi dapat didukung oleh sarana, sumberdaya, dan
lingkungan yang ada.
F. Pengaruh Atmosfir dan Air Terhadap Industri Farmasi
1. Mikroorganisme  Atmosfir
        Atmosfer atau udara sebenarnya bukan merupakan lingkungan yang
cocok untuk pertumbuhan dan reproduksi mikroorganisme kalau tidak
mengandung sejumlah air dan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan untuk suatu
mikroorganisme tumbuh. Walaupun setiap contoh udara tetap mengandung
sejumlah mikroorganisme seperti bakteri , tetapi untuk mempertahankan
hidupnya , mereka harus bertahan dalam keadaan kering.
         Jenis mikroorganisme yang umum terdapat dalam udara adalah bentuk-
bentuk spora dan bakteri. Jumlah mikroorganisme pada pada atmosfir atau
udara tergantung pada aktivitas sekitar dan debu yang terdapat dalam udara
tersebut. Pada tempat-tempat dimana mesin-mesin sedang bekerja dan para
pekerja sedang bekerja akan mempunyai total mikroorganisme yang tinggi
disbanding  tempat-tempat yang tidak ada kegiatan. Disamping itu jumlah
udara dalam udara pada suatu tempat juga dipengaruhi oleh kelembapan.
Atmosfir yang basah atau beruap biasanya mengandung mikroorganisme
yang sedikit dibandingkan dengan atmosfir yang kering, salah satu alasannya
karena kontaminan tersebut terbawa turun oleh titik uap air. Maka
penyimpanan pada keadaan dingin biasanya jumlah mikroorganismenya
sedikit dan pada umumnya pada musim dingin yang basah udara tidak
terkontaminasi dibandingkan dengan udara pada keadaan panas dan kering.
        Mikroorganisme yang terbawa dalam suspensi udara menempati
partikel debu , bahan pakaian, titik air, air liur yang memercik pada saat
berbicara, batuk atau bersin. Ukuran partikel-partikel dimana
mikroorganisme terikat dan kelembaban udara yang sangat menentukan
kecepatan turunnya dari udara . kecepatan penurunannya tergantung pada
aliran udara yang disebabkan oleh ventilasi udara, system penyaringan
udara, kebiasaan aliran diatas sumber panas dan tingkat aktivitas didalam
ruangan tersebut.
         Kadar mikroorganisme dalam udara dapat bertambah selama
pengolahan bahan seperti pembagian, pencampuran dan saat penambahan
dalam pembuatan dalam suatu produk. Penggunaan bahan seperti pati dan
gula pada keadaan kering dapat meningkatkan jumlah fungi (kapang dan
khamir) atau jamur. Beberapa bagian dari pengemasan misalnya karton-
karton dan kardus-kardus dapat mengandung bakteri.
a. Penurunan Jumlah Mikroorganisme
Jumlah mikroorganisme dalam udara dapat diturunkan dengan berbagai
cara antara lain : dengan cara filtrasi, desinfeksi kimia dan dengan
penyinaran ultra violet. Filtrasi adalah metode yang paling sering
digunakan dan filter-filter dapat dibuat dalam suatu jenis bahan berupa
selulosa, glass wool, campuran, fibre glass, atau bahan pengikat akrilat.
Penyaringan uara dapat digunakan untuk membersihkan suatu ruangan
secara sempurana atu dapat membatasi suatu areal atau daerah yang
khusus dan dalam hal ini dapat digabungkan dengan prinsip laminar,
yang memungkinkan pekerjaan untuk mengeluarkannya dalam
arus  lemah dari udara steril. Arah aliran dapat horizontal atau vertical,
tergantung dari jenis peralatan yang digunakan, jenis pengoperasiannya
dan jenis bahan yang ditangani. Mengukur alirn udara sangat penting
untuk memonitor kecepatan aliran yang baik dari unit-unit aliran
laminar dan dalam jajaran yang lengkap untuk menjamin bahwa tekanan
positif dari daerah yang bersih kedaerah yang kurang bersih selalu
terjaga.
Keutuhan sistem penyaringan udara harus selalu diperiksa secara
rutin. salah satu metode yang sering digunaka adalah menghitung
jumlah partikulat baik. Untuk system yang mempunyai saluran yang
kompleks atau pada saringan-saringan yang telah dilepas , pengujian
asap dari bahan kimia seperti Droctylphtalate (DOP) menggunakan
kipas angin dan dimonotor terhadap tiap autelet. Uji tersebut berfungsi
ganda, karena dapat digunakan untuk memeriksa pusat saringan juga
kebocoran-kebocoran yang terjadi pada saluran penyaring .
      Desinfektan (bahan kimia) penggunaannya sangat terbatas dalam
sterilisasi udara, hal ini disebabkan karena dapat menyebabkan iritasi
pada saat disemprotkan, meskipun demikian , masih banyak
memberikan hasil yang memuaskan.
b. Udara Bertekanan
Udara yang bertekanan banyak digunakan dalam memproduksi
produk-produk industry farmasi, beberapa contoh penggunaannya
adalah dalam produk serbuk dan suspensi , dimana udara bertekanan
dilengkapi dengan aerasi dan sebagai salah satu cara untuk mereduksi
ukuran partikel melalui tumbukan-tumbukan. Apabila tidak dibebas
hamakan,dengan cara panas dan filtrasi, maka mikroorganisme dapat
tumbuh dalam produk. Kandungan mikroorganisme dari sterilisasi
dengan udara bertekanan dapat digunakan dengan cara sebagai berikut:
Sejumlah dilewatkan pada medium Nutrien Broth, kemudian
disaring dengan melalui membran dan diinokulasi pada Medium Nutrien
Agar, kemudian setelah diinkubasi jumlah mikroorganisme yang
tumbuh dapat dihitung.
2. Mikroorganisme Air (Akuatik)
                 Ekologi mikroorganisme air merupakan hal yang paling utama yang
mempengaruhi industry farmasi. Hal ini disebabkan karena penggunaan air itu
sendiri mulai dari proses pencucian dan seterusnya sampai pendinginan. Hal-
hal yang berhubungan dengan kualitas air dalam industry farmasi tersebut
adalah sebagai bahan mentah. Beberapa proses menggunakan air dan system
distribusi.
                  Jenis mikroorganisme yang terdapat dalam air adalah Pseudomonas
sp, Alculigenes sp dan Serratia sp. Beberapa bakteri tidak membutuhkan
nutrisi dan relative tumbuh pada suhu rendah. Bakteri-bakteri yang berasal
dari tanah erosi lumpur dan sampah tanaman dapat mencemari air ,
seperti Bacillus subtilis, Bacillus megaterium, Klebstella aerogenes,
dan Enterobacter cloacae. Kontaminan dari air buangan dengan adanya
bakteri Proteus sp. E. coli dan beberapa Enterobacter, Streptococcus
faecalis dan Clostridium sp. Bakteri-bakteri yang diperoleh dari sisa tanaman
dan binatang yang telah mati dapat menhasilkan kondisi yang buruk..
                  Uji terhadap bahan industry yang mengandung air menunjukkan bahwa 98%
telah terkontaminasi oleh bakteri gram negative. Beberapa mikroorganisme
yang diisolasi dari hasil pengujian tersebut adalah Micrococcuc, Yeast,
Kapang, dan Actinomyces. Mikroorganisme air dapat mempengaruhi
kesehatan manusia dan hewan, mereka menempati posisi kunci dalam rantai
makanan dengan cara menyediakan makanan bagi kehidupan akuatik
berikutnya yang bertaraf lebih tinggi. Mikroorganisme ini dapat membantu
berlangsungnya rantai reaksi biokimia yng mengatur daur ulang unsur-unsur,
seperti yang terjadi dalam tanah. Mikrobiologi akuatik menjadi makin penting
dengan adanya urbanisasi yang disertai makin meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan air, pentingnya perairan alamiah sebagai reservoir makanan
utama, penyelidikan lepas pantai untuk mendapatkan minyakdan mineral,
didirikannya badan perlindungan keadaan lingkungan , serta perkembangan-
perkembangaan lainnya.
a. Perarian Alamiah
Kelembapan bumi berada dalam sirkulasi yang sinambung yaitu
suatu proses yang dikenal sebagai daur air atau daur hiddrologis.  Istilah
ini mengacu pada sirkulasi air dari lautan dan air-akar pemukaan lain
menuju atmosfir melalui evaporasi dan traspirasi diikuti dengan
presipitasi kembali ke bumi sebagai hujan batu es. Perairan alamiah
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Air atmosfer, air yang terkandung didala awan dan dipresipitasikan
sebagai hujan, salju, atau hujan batu es.
2. Air permukaan, kumpulan air seperti danau, sungai, kali, dan laut.
3. Air di bawah permukaan tanah: air di bawah permukaan tanah di
daerah yang semula  yang pori tanahnya serta ruang di dalam dan di
antara batu-baatuannya jenuh dengan air.
b.  Mikroorganisme di Perairan Alamiah
Mengingat bahwa berbagai lingkungan perairan alamiah itu begitu
berbedanya, maka tidaklah mengherankan bila flira mikrobanya juga
amat berbeda-beda. Flora mikroba di perairan atmosfer banyak berasal
dari udara. Sebenarnya udara dapat dikatakan” tercuci” hujan sehingga
partikel-partikel debu tempat melekatnya mikroorganisme
terakumulasikan di dalam perairan atmosfir. Flora mikroba perairan di
bawah permukaan tanah dipengaruhi oleh proses penyaringan .
mikroorganisme tertahan oleh bahan partikulat dalam tanah yang
berfungsi sebagai saringan (filter). Dengan demikian besar
kemungkinan perairan yang berada jauh di bawah permukaan tanah
bebas dari mikroorganisme. Mata air terdiri dari air tanah yang
mencapai permukaan melalui bagian bebatuan yang retak atau pori
tanah; sumber-sumber air semacam ini dapat mempunyai kualitas
mikrobiologis yang baik. Perairan permukaan , seperti danau, sungai,
muara dan lautan, merupakan suatu ekosistem mikrobiologis yang amat
rumit. Peraian demikian lebih rentan tercemar terhadap pencemaran
berkala oleh mikroorganisme dari atmosfir, aliran air pada permukaan
tanah dan limbah domestic ataupun industry yang dibuang ke dalamnya.
Perairan permukaan amat bervariasi dalam hal kandungan nutrient yang
tersedia bagi mikroba yang terdapat di dalamnya. Mikroorganisme
merupakan komponen ekosistem yang teramat penting.
c.  Penyebaran Mikroorganisme dalam Lingkungan Akuatik
Mikroorganisme dalam suatu lingkungan akuatik mungkin terdapat
pada semua kedalaman, berkisaran dari permukaan sampai ke dasar
parit-parit yng paling dalam di dasar lautan. Populasi tersebar
mikroorganisme menghuni lapisan teratas dan sedimen dasar , terutama
di perairan dalam.
1.  Plankton (Fitoplankton dan Zooplankton)
Kumpulan organisme hidup yang sebagian besar terdiri dari
mikroorganisme, yang terapung dan hanyut pada permukaan
ekosistem akuatik dinamakan plankton. Populasi plankton terdiri dari
alga(fitoplankton), protozoa,hewan kecil(zooplankton), dan
mikroorganime lain. Mikroorganisme fototrofik dianggap sebagai
plankton yang paling penting karena merupakan produsen primer
bahan organik; artinya pelaku fotosintesis. Sebagian besar organisme
planktonik dapat bergerak atau mengandung tetesan minyak, atau
memiliki struktur khusus yang memungkinkan mereka mengapung,
kesemua cirri ini membantu mikroorganisme tersebut untuk
mempertahankan lakasinya di zone fotosintetik yang berada di
lapisan air paling atas.
2.  Mikroorganisme Bentik
Mikroorganisme bentik merupakan penghuni suatu dasar perairan
(lumpur tanah) dinamakan organism bentik . daerah terkaya akan
jumlah dan macam organisme pada sistem muara-laut ialah daerah
bentik, yang terbentuk dari pasang naik sampai suatu kedalaman di
tempat tanaman sudah jarang tumbuh. daerah dasar laut mengandung
berjuta-juta bakteri per gram.
Keadaan fisik dan komponen-komponen kimiawi yang mencirikan
daerah perairan di antara zone planktonik dan bentik bervariasi
sehingga tidak ada gunanya untuk mencoba membuat gambaran
umum.
d. Peranan Mikroorganisme dalam Lingkungan Akuatik
Kehidupan akuatik mempertunjukkan adanya interaksi yang amat
rumit di antara mikroorganisme, dan antara mikroorganisme dengan
mikroorganisme lainnya, baik tumbuhan maupun hewan.
Mikroorganisme terutama alga memegang peranan penting dalam rantai
makanan lingkungan akuatik. Produsen primer dalam lingkungan
akuatik adalah alga yang didominasi oleh fitoplankton. Dengan
fotosintesis, alga mampu mengubah energy cahaya menjadi energy
kimiawi(persenyawaan organik). Plankton terutama fitoplankton
dianggap sebagai “padang rumput di laut”. Ikan, ikan paus dan cumi-
cumi secara langsung memakan plangton atau hewan yang lebih besar
pemakan plankton. Istilah kesuburan laut dipakai untuk menyatakan
kemampuan organisme-organisme yang terdapat didalamnya untuk
menghasilkan bahan organic. Lingkungan darat menghasilkan 1-10
gram bahan organic kering per meter persegi per hari, sedangkan
daerah-daerah lautan yang dalam, menghasilkan 0,5 gram.
Bagaimanapun juga, daerah laut jauh lebih luas daripada lahan yang
produktif sehingga perbedaan tersebut tidak penting karena pada
akhirnya  produktivitas total lautan jauh melebihi produktivitas total
lahan. Kesuburan ini terutama bergantung pada produksi fitoplankton.
C. Perpindahan Mikroorganisme
1. Melalui Pekerja
Mikroorganisme dapat berpindah kedalam preparat farmasi pada proses
pengerjaan oleh para pekerja. Hal tersebut tidak diinginkan pada sediaan
tablet dan serbuk-serbuk pada pembuatan larutan larutan dan suspense. Lebih-
lebih pada sediaan parental. Sebagai contoh adalah flora kulit
seperti Staphylococcus aureus yang pada umumnya terdapat pada tangan dan
wajah, tiak keluar atau tercuci pada saat dilakukan pencucian. Disamping itu
juga terdapat bakteri lain seperti Sarcina Sp. dipteroid   kadang-kadang juga
ditemukan bakteri gram negative berbentuk batang seperti Mina Sp. Penghuni
tempat-tempat lembab. Keadaan yang lembab pada kulit yang beminyak dan
mengandung lapisan seperti lilin sering terdapat khamir lipofilik. Bahaya
pemindahan mikroorganisme dari manusia ke sediaan farmasi, dapat
dikurangi dengan latihan yang kontinyu dari personalianya, serta dilakukan
pengecekan kesehatan yang teratur untuk mencegah adanya bakteri yang
berasal dari kontak dengan beberapa hasil jadi dari obat-obatan.
2. Peralatan
Tiap bagian peralatan yang digunakan dalam pabrik atau pengemasan suatu
sediaan farmasi, pasti mempunyai sudut-sudut tertentu dimana
mikroorganisme dapat berkembang biak dan secara berkala dilakukan
pengujian. Hal-hal yang perlu dilakukan yang berhubungan dengan peralatan
di pabrik sesuai petunjuk umum untuk mengurangi resiko pembentukan
koloni mikroorganisme antara lain:
a. Seluruh peralatan harus mudah dibuka dan dibersihkan
b. Seluruh permukaan yang berhubungan langsung dengan sediaan harus licin
atau rata dan sambungan-sambungan yang mengelilinginya atau
terletak  miring, harus selalu dibersihkan dengan zat anti mikroba yang
cocok untuk menghindari terjadinya pertumbuhan organism.
c. Semua system alat harus dapat menunjag dari produk terhindar dari
pencemaran dan kerusakan.
3. Bahan yang digunakan
Pengemasan bahan mempunyai peran ganda, keduanya mempunyai tujuan
untuk mengisi hasil olahan dan melindungi masuknya mikroorgaisme atau air
yang dapat merusak produk tersebut, oleh karena itu sumber pencemaran
tersebut diusahakan jangan ikut dalam kemasan . mikroflora pada pengemasan
bahan-bahan adalah tergantung dari komposisi dan kondisi penyimpanan. Hal
ini perlu mendapat pertimbangan perlu tidaknya tindakan sterilisasi. Baik
gelas maupun plastic sebagai bahan pengemasan masih dapat membawa
berbagai jenismikroflora, hanya saja bahwa kemasan plastik jumlah
mikrofloranya lebih sedikit,tetapi kemungkinannya masih mengandung
sejumlah spora mikroorganisme. Bahan-bahan pengemasan yang halus, kedap
air, bebas dari retakan dan celah seperti selulosa aseta, polytetraethylen,
polyprophylen, kertas perak dan pelapis, semuanya memiliki jumlah
mikroorganisme yang rendah pada permukaannya. Pengemasan sediaan
injeksi dan obat mata yang dibuat dengan cara aseptis yaitu tidak dilakukan
sterilisasi akhir, perlu dijaga selama proses pembuatannya. Sterilisasi udara
kering dengan menggunakan suhu 160-170 0 C digunakan untuk vial-vial dan
ampul-ampul. Pengisian penutupan juga dapat dibebas hamakan dengan
menggunakan uap panas.
4. Perlindungan Pakaian
Ruangan untuk pembuatan sediaan-sediaan injeksi dan sediaan mata
dan telinga biasanya dirancang khusus yang memiliki fasilitas pembersihan
dengan kran-kran untuk mencuci kaki atau anggota badan lainnya, dan
pekerja, sabun-sabun antiseptik dan pengering tangan dengan udara panas
yang dilakukan sebelum memasuki ruangan oleh para pekerja pada setiap
proses pengerjaan. Dalam pabrikasi terhadap  beberapa produk  harus
menggunakan pakaian pelindung  steril termasuk gowns, celana panjang,
sepatu, penutup kepala, masker wajah serta sarung tangan.
Untuk memproduksi sediaan oral dan topikal, para pekerja atau staf harus
membersihkan tangannya sebelum memasuki ruangan produksi. Keperluan 
akan pakaian pelindung biasanya dibuat dari bahan yang lembut dan bersih
termasuk penutup kepala, sarung tangan dan masker  wajah. 

Soal:
1. Kenapa harus ada mikroorganisme dalam sediaan farmasi?
Jawab:
Produk alami yang disentesis oleh mikroorganisme menjadi sangat pnting.
Praduk antikoagulan, antidepresan, vasodilator, her4bisida, insektisida, hormon
tanaman, enzim, dan inhibitor enzim telah diisolasi dari mikroorganisme.
Mikroorganisme lebih sering digunakan untuk menghasikan enzim seperti enzim
amilase yang digunakan untuk membuat bir, roti, dan memperoduksi tekstil, serta
enzim protease yang digunakan untuk mengempukkan daging, melunakkan kulit,
membuat detergen dan keju (Budiyanto, 2011).
2. Apa dampak yang terjadi jika kita atau konsumen mengonsumsi produk yang
terdapat mikroorganisme?
Jawab:
Beberapa sediaan farmasi jika disimpan dalam lingkungan yang tidak baik, dapat
berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme. Sediaan larutan seperti
emulsi, suspense, sirup, dan lain-lain adalah sediaan yang memiliki resiko besar
terhadap kontaminasi mikroba karena pada sediaan tersebut terdapat pemanis dan
memiliki kelembaban yang mendukung pertumbuhan mikroba (Pratiwi, 2008).
Sediaan larutan harus terjaga kualitas mikrobiologinya terutama karena sediaan
ini banyak digunakan untuk anak-anak. Pada anak-anak sistem kekebalan tubuh
belum sempurna sehingga tidak mampu mengatasi obat yang telah
terkontaminasi mikroba. Kontaminasi mikroba pada akhirnya dapat berkontribusi
terhadap infeksi bakteri sekunder pada pasien pediatric (Mugoyela, 2013).
Dampak negative mikroba tidak hanya disebabkan oleh adanya fisik
mikroorganisme, tetapi juga metabolitnya/racun tang menjadi berbahaya
meskipun dalam jumlah minimal dapat menimbulkan gangguan pada saluran
pencernaan seperti gastroenteritis akut, ketidaknyamanan perut, dan diare
(Nester, et al., 2004).
3. Apa dampak mikroorganisme pada sediaan itu sendiri?
Jawab:
Mikroorganisme yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat
kehidupannya yang khas. Walaupun di bidang lain mikroorganisme tampil
merugikan, tetapi perannya yang menguntungkan jauh lebih menonjol.
mikrobilogi farmasi modern berkembang setelah perang dunia ke 2 dengan
dimulainya produk antibiotik. Suplay produk farmasi dunia termasuk antibiotik,
steroid, vitamin, vaksin, asam amino, dan hormon manusia diproduksi dalam
jumlah besar oleh mikroorganisme.
Industri farmasi telah menggunakan bakteri untuk produksi vaksin dan antibiotik.
Banyak antibiotik yang dibuat oleh bakteri yang hidup di tanah, seperti
Tetracycline, erythromycin dan streptomycin. Vaksin yang diproduksi untuk
melawan penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri, dibuat dari bagian bakteri
yang menyebabkan penyakit tersebut. Dipteri, tetanus dan pertusis telah hilang
dari beberapa negara maju karena penggunaan vaksin yang disebarluaskan untuk
mencegah penyakit-penyakit tersebut. Vaksin untuk demam thypoid dan kolera
memiliki dampak yang sangat besar terhadap kualitas hidup di negara
berkembang, karena mereka menghadirkan biaya yang relatif murah untuk
mencegah penyakit tersebut. Dengan mikrobiologi para ahli farmasi dapat
mengembangkan metode pembuatanobat baru dengan memanfaatkan
mikroorganisme dan juga untuk menciptakan obatbaru yang lebih aman
digunakan untuk memerangi mikroorganisme  penyebab penyakit (prasetyo,
2007).
4. Pentingnya analisis mikrobiologi
Jawab:
Pentingnya Analisis Mikrobiologi
- Setiap produsen bahan dan obat-obatan selalu mengusahakan untuk dapat
menghasilkan produk yang terbaik, yaitu produk yang bermanfaat, dan
produk yang mutu dan kualitasnya terjamin. Untuk itu, maka dilakukan
analisis-analisis terhadap produk tersebut mulai dari bahan baku yang
digunakan, proses produksi, serta produk yang telah dihasilkan. Analisis yang
umumnya dilakukan adalah analisis kimia, analisis produk dan analisis
mikrobiologi.
- Uji Mikrobiologi pada produk pangan dan bahan pangan memang seharusnya
dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan suatu produk serta untuk
dapat melihat tingkat daya tahan dan daya simpan produk tersebut.
Selain itu , hal tersebut untuk memberikan jaminan kepada masyarakat
tentang produk yang telah dihasilkan perusahaan.
- Oleh karena itu analisa mikrobiologi sangat penting, terutama untuk
menentukan keamanan pangan bagi kesehatan, penjagaan kua- litas serta
untuk maksud standarisasi produk pangan. Adanya pencemaran bahan
pangan oleh mikroorganisme memerlukan analisa mikrobiologi yang baku
agar diperoleh hasil analisa yang akurat.

                  

      
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran
sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus
menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut
sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba ataupun jasad renik. Saat
ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu
pengetahuan, misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang
pangan, bahkan bidang antariksa
Ekologi mikroorganime merupakan studi tentang mikroorganisme
dilingkungan alamiahnya. Kualitas mikrobiologi dari suatu produk-produk
farmasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana produk-produk farmasi
tersebut dibuat dan juga bahan-bahan yang digunakan dalam pembutannya,
keculai sediaan yang telah disterilkan pada pengisian terakhir. Cara perpindahan
mikroorganisme di dalam industry farmasi dapat melalui pekerja, peralata, bahan
yang digunakan, dan perlindungan pakaian.
                       
B. Saran
Sebagai seorang farmasis sebaiknya kita lebih memperhatikan produk-
produk yang di olah oleh industry farmasi itu sendiri, untuk meminimalisirkan
infeksi yang akan terjadi di masyarakat dan lebih mendalami mengenai peranan
mikroorganisme di dalam industry farmasi.
DAFTAR PUSTAKA

Edi Atmawinata, Drh. 2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit Yrama.

Natsir, M. Djide. dan Sartini.,2007, Dasar-Dasar Mikrobiologi. UNHAS. Makassar

Natsir, M. Djide. dan Sartini., 2010, Mikrobiologi Klinik. UNHAS. Makassar

Pelczar, M.J., 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi 1, (tejemahan oleh Hadioetomo,


R.S.,   dkk). Mc Graw-Hill Book Compani

Siti Laila dan Bagod Sudjadi,2007. Biologi.Penerbit Yudhistira. Bandung

  

Anda mungkin juga menyukai