h
0-2 HARI DENGAN PREMATUR DI RUANGAN ST. MONICA
t
RS ST. ELISABETH BATAM
e
NOVEMBER 2017
a b
l is
STUDI KASUS
a E
n t
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas Akhir
a
Pendidikan Diploma 3 Kebidanan STIKes Santa Elisabeth Medan
s S
K e
I
ST n
da
M e
Disusun Oleh :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
t h
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BY. NY. Y USIA
b e
is a
0-2 HARI DENGAN PREMATUR DI RUANGAN ST. MONICA
l
RS ST. ELISABETH BATAM NOVEMBER 2017
a E
t
Studi Kasus
a n
S
Diajukan Oleh
s
Lorena Yanti Naemi Sirait
e
NIM : 022015038
I K
ST n
Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian LTA Pada
Program Studi D3 Kebidanan STIKes Santa Elisabeth Medan
da
e
Oleh:
M Pembimbing
Tanggal
: Oktafiana Manurung, S.ST., M.Kes
: 18 Mei 2018
Mengetahui
Ketua Program Studi D3 Kebidanan
STIKes Santa Elisabeth Medan
ii
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
T I
S an
e d
M
CURRICULUM VITAE
t h
be
i s a
E l
t a
n
Sa
Nama : Lorena Yanti Naemi Sirait
e s
NIM : 022015038
K
Tempat/Tanggal Lahir : Muara Delang, 13 Januari 1997
I
ST n
Agama : Katolik
Jenis Kelamin : Perempuan
a
Anak Ke : 1 dari 5 Bersaudara
e d
Alamat : Desa Rawa Jaya, Merangin, Jambi.
M
Pekerjaan : Mahasiswi
Status : Belum Menikah
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia
Riwayat Pendidikan :
1. SD Swasta Assisi : 2003 - 2009
2. SMP Swasta Katolik Cinta Kasih : 2009 - 2012
3. SMA Negeri 2 Tebing Tinggi : 2012 - 2015
4. D3 Kebidanan di STIKes Santa Elisabeth Medan : 2015 - 2018
iv
PERNYATAAN
t h
Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By. Ny. Y Usia 0-2 Hari Dengan Prematur
be
di Ruangan St. Monica RS St. Elisabeth Batam November 2017” ini,
i s a
l
sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan
a E
plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
n t
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
S a
berlaku dalam masyarakat keilmuan.
e s
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
I K
kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
ST n
keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
da
saya ini.
M e
Medan, Mei 2018
vi
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By. Ny. Y Usia 0-2 Hari Dengan
Prematur di Ruangan St. Monica RS St. Elisabeth Batam
November 20171
INTISARI
t h
be
Latar belakang: Bayi Prematur adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
s a
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan
l i
atau disebut Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK). Pada tahun
E
2014 jumlah kelahiran prematur diperkirakan mencapai 15 juta setiap tahun. Hampir satu
juta anak meninggal setiap tahun akibat komplikasi kelahiran prematur di mana lebih dari
a
60% kelahiran prematur terjadi di Afrika dan Asia Selatan. Sementara itu, negara
t
berpenghasilan rendah, rata-rata ada 12% bayi lahir prematur, sedangkan di negara
a n
berpenghasilan tinggi hanya 9% (WHO, 2014).
Tujuan: Mampu melakukan Perawatan Kebidanan Baru Lahir Di Lahir Oleh. Ibu Y usia
S
0-2 hari dengan Prematur di Rumah Sakit Elisabeth Batam pada tahun 2017
s
menggunakan pendekatan manajemen obstetri Varney dan memecahkan masalah jika ada
e
kesenjangan antara praktek dan teori pada bayi.
K
Metode: Berdasarkan studi kasus pada By. Ny. Y, metode yang digunakan untuk
I
pengumpulan data yaitu data primer yang terdiri dari pemeriksaan fisik inspeksi tampak
ST n
bayi menangis megap-megap, tonus otot lemah, reflek lemah, pemeriksaan palpasi
meliputi nadi, pemeriksaan auskultasi meliputi pemeriksaan denyut jantung bayi.
Hasil: Berdasarkan kasus By. Ny. Y dengan prematur dilakukan penanganan dan
a
perawatan selama 2 hari di RS St. Elisabeth Batam. Setelah dilakukan perawatan dan
d
pemberian terapi keadaan bayi mulai membaik.
e
Kesimpulan: Bayi baru lahir dengan prematur adalah menangis lemah, tonus otot lemah
M
dan refleks lemah. Berdasarkan kasus By. Ny. Y setelah dilakukan penatalaksanaan
dimana keadaan bayi sudah adaptasi dengan lingkungan.
Kata Kunci : Bayi Baru Lahir dengan Prematur, Prematuritas, Kelahiran Prematur
Referensi : 10 buku ( 2008- 2017 ), 1 Jurnal
1
Judul Penulisan Studi Kasus
2
Mahasiswa Prodi D3 Kebidanan STIKes Santa Elisabeth Medan
3
Dosen Ilmu Kesehatan Sekolah Menengah Santa Elisabeth Medan
vii
Newborn Midwifery Care on Baby of Mrs. Y Age 0-2 Days With Premature at St.
Monica Room of St. Elisabeth Hospital Batam November 20171
ABSTRACT
t h
be
Background: Premature infant is a baby born with a gestational age of less than 37
s a
weeks and weighs according to body weight for the duration of pregnancy or is called
l i
Neonate Less Month-Match Pregnancy (NKB-SMK). By 2014 the number of premature
E
births is estimated to reach 15 million every year. Nearly one million children die each
year from complications of preterm birth where over 60% of preterm births occur in
a
Africa and South Asia. Meanwhile, low-income countries, on average there are 12% of
t
babies born prematurely, whereas in high-income countries only 9% (WHO, 2014).
a n
Objective: Able to do Newborn Midwifery Care on the baby of Mrs. Y age 0-2 days with
Premature at Elisabeth Hospital Batam in 2017 by using the Varney obstetrics
S
management approach and solve the problem if there is a gap between practice and
s
theory in infants.
e
Method: Based on a case study on baby of Mrs. Y, the method used for data collection
K
was primary data that consisted of physical inspection; the baby cried gasping, weak
I
muscle tone, weak reflex, palpation examination covering pulse, auscultation
ST n
examination cover examination of baby heart rate.
Result: Based on By case. Mrs. Y with premature treatment and treatment for 2 days in
St. Elisabeth Hospital Batam. After the care and treatment, the baby condition began to
a
improve.
d
Conclusion: Premature newborns are prone to weak crying, weak muscle tone and weak
e
reflexes. Based on By case. Mrs. Y after the management where the state of the baby has
M
adapted to the environment.
1
Title of Case Study Writing
2
Students Prodi D3 Midwifery Lecturers High School Health Science Santa Elisabeth
Medan
3
Lecturers High School Health Science Santa Elisabeth Medan
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
t h
atas rahmatnya dan karunia-Nya sehingga penulis mendapatkan kesempatan yang
be
baik untuk mengikuti pelaksanaan dalam praktik klinik kebidanan, serta dapat
i s a
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi
E l
Baru Lahir Pada By. Ny. Y Usia 0-2 Hari Dengan Prematur di Ruangan St.
t a
n
Monica RS St. Elisabeth Batam November 2017”. Karya tulis ini di buat
S a
sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di STIKes Santa Elisabeth
e s
Medan Program Studi D3 Kebidanan.
ST n
bahasanya dan masih jauh dari sempurna. Dengan hati terbuka dan lapang dada
a
penulis mohon kiranya pada semua pihak agar dapat memberikan kritik dan saran
e dyang bersifat membangun guna lebih menyempurnakan Laporan Tugas Akhir ini.
bantuan dan bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak, baik dalam
bentuk moral, material, maupun spiritual. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
1. Mestiana Br. Karo, S.Kep., NS, M.Kep selaku Ketua STIKes Santa Elisabeth
2. Anita Veronika, S.SiT., M.KM selaku Ketua Prodi D3 Kebidanan yang telah
ix
3. Flora Naibaho, S.ST., M.Kes dan Risda Manik, S.ST., M.KM selaku
t h
e
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan pada penulis untuk
a b
l i s
5. Flora Naibaho, S.ST., M.Kes dan Bernadetta Ambarita, S.ST., M.Kes selaku
a E
dosen penguji Laporan Tugas Akhir yang membimbing penulis dalam
n t
a
penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
s S
6. Flora Naibaho, S.ST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik selama tiga
K e
tahun kurang telah banyak memberi motivasi dan semangat kepada saya.
I
ST n
7. Para Staf Dosen pengajar program studi D3 Kebidanan dan pegawai yang telah
M e 8. Ardi Samosir, S.Kep, Ns selaku CI diruangan St. Lukas dan Rugun Pandiangan,
9. Sr. Avelina, FSE sebagai koordinator asrama, Sr. Flaviana Nainggolan, FSE
dan Ida Tamba selaku ibu asrama St. Agnes yang dengan sabar membimbing
10. Ucapan Terima Kasih yang terdalam dan Rasa hormat kepada kedua orang tua
saya, Ayahanda tercinta Robin Sirait dan Ibunda Rosmelyanti Br. Sinaga yang
dukungan dan doa serta motivasi yang luar biasa kepada saya.
x
11. Seluruh teman-teman Prodi D3 Kebidanan Angkatan XV dan seluruh
t h
e
Akhir ini.
a b
Sebagai penutup akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
l i s
pihak yang telah membantu dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini. Semoga
a E
Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan dan bantuan yang telah
n t
a
diberikan kepada penulis.
s S
K e
I
ST n
Medan, Mei 2018
Penulis
da
M e (Lorena Y. Naemi Sirait)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
t h
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
e
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
b
HALAMAN CURICULUM VITAE............................................................ iv
a
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ......................................... v
i s
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... vi
E l
INTISARI ...................................................................................................... vii
ABSTRAC...................................................................................................... viii
a
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
n t
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
a
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
S
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
s
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
Ke
BAB I PENDAHULUAN
I
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
ST n
B. Tujuan .......................................................................................... 4
1. Tujuan Umum ........................................................................... 4
2. Tujuan Khusus .......................................................................... 4
a
C. Manfaat ........................................................................................ 5
d
1. Manfaat Teoritik....................................................................... 5
e
2. Manfaat Praktis ........................................................................ 5
xii
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus................................................................................ 36
B. Pembahasan Masalah...................................................................... 53
BAB V PENUTUP
t h
A. Kesimpulan ..................................................................................... 60
e
B. Saran ................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
a b
i s
LAMPIRAN
E l
t a
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
xii
DAFTAR TABEL
t h
be
i s a
E l
t a
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
xiii
DAFTAR GAMBAR
t h
be
i s a
E l
t a
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
h
2. Surat Permohonan Ijin Studi Kasus
3. Jadwal Studi Kasus
e t
a b
4. Informed Consent (Lembar persetujuan Pasien)
i s
5. Daftar Tilik/ Lembar observasi
6. Dokumentasi Manajemen
E l
a
7. Daftar Hadir Observasi
8. Leaflet
n t
S a
9. Lembar Konsultasi
e s
I K
ST n
da
M e
xv
BAB I
PENDAHULUAN
t h
A. Latar Belakang
be
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2014 jumlah
i s a
kelahiran prematur diperkirakan 15 juta setiap tahun. Hampir satu juta anak
E l
meninggal setiap tahun akibat komplikasi kelahiran prematur di mana lebih dari
t a
n
60% kelahiran prematur terjadi di Afrika dan Asia Selatan. Sementara itu, negara-
S a
negara berpenghasilan rendah, rata-rata terjadi 12% bayi lahir prematur,
e s
sedangkan di negara-negara berpenghasilan tinggi hanya 9%.
ST n
15,5 per 100 kelahiran hidup dan menempatkan Indonesia diposisi ke-9 tertinggi
a
dari 184 negara. Angka ini cukup besar jika dibandingkan dengan negara Belarus
e dyang menempati urutan terakhir dengan jumlah kelahiran prematur sebesar 4,1 per
M 100 kelahiran hidup. Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara ASEAN
kemudian diikuti oleh Filipina (14,9 per 100kelahiran hidup), dan Myanmar (12,4
per 100 kelahiran hidup). Angka kelahiran bayi sebanyak 4.371.800 jiwa. Dari
jumlah tersebut, satu dari enam yang lahir mengalami prematur atau 15,5 per 100
Kematian bayi neonatal dini (0-6 hari) sebesar 78,5%. Proporsi terbesar
selanjutnya urutan kedua oleh prematuritas dan ketiga disebabkan oleh sepsis.
1
2
bahwa penanganan bayi prematur belum memuaskan, atau karena alasan lainnya,
(Kemenkes, 2008).
t h
e
Angka kematian perinatal dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan
a b
kesehatan di suatu Negara, diperkirakan 1 juta bayi meninggal setiap tahunnya,
l i s
data hasil Riskesdas 2014 menunjukkan 78,5% kematian neonatal terjadi pada
a E
umur 0-6 hari dengan penyebab kematian di antaranya adalah bayi prematur
n t
a
dengan berat lahir rendah sebesar 32,4%. Bayi prematur dengan berat badan
s S
rendah sampai saat ini masih menjadi penyebab kematian perinatal terbesar
K e
(Kemenkes RI, 2014).
I
ST n
Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, yakni
da
mencapai 168.170, banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian bayi,
M e yaitu salah satunya prematur sebesar 40% penyebab petama kematian bayi (IDAI,
2014).
bayi di Sumatera Utara pada tahun 2016 yang di laporkan sebanyak 1.056 orang.
Jumlah ini mengalami penurunan di bandingkan tahun 2015 yaitu 1.360 per
kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi
dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka ini
didapatkan angka kelahiran bayi mencapai 30 kelahiran hidup. Bayi lahir normal
3
sebanyak 12 orang per 30 kelahiran hidup , bayi lahir dengan asfiksia sebanyak 5
orang per 30 kelahiran hidup, bayi lahir dengan hiperbilirubin sebanyak 4 orang
per 30 kelahiran hidup, bayi lahir dengan BBLR sebanyak 6 orang per 30
t h
e
kelahiran hidup, sedangkan bayi lahir dengan prematur sebanyak 3 orang per 30
a
kelahiran hidup (Rumah Sakit Elisabeth Batam, 2017).
b
l i s
Menurut Mira Astri Koniyo (2010). Bayi yang dilahirkan prematur adalah
a E
indikasi terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi selama
n t
a
kehamilan, kurangnya pemanfaatan antenatal care (ANC), riwayat penyakit
s S
infeksi, status gizi ibu, namun penyebab sebenarnya prematur tidak diketahui pada
K e
sebagian besar kasus, insiden prematur paling rendah pada kelas ekonomi
I
ST n
menengah ke atas, insiden tertinggi terjadi pada kelas sosial ekonomi rendah
M e dari 48.336 wanita terdapat 36% ibu yang mengalami kejadian kelahiran
prematur. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas yang
rekomendasi program harus lebih dipromosikan dan fasilitas dan tenaga kesehatan
4
perdesaan.
t h
e
Studi D3 Kebidanan yang bervisi “ Menghasilkan Tenaga Bidan Yang Unggul
a b
Dalam Pencegahan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal Berdasarkan
l i s
E
Daya Kasih Kristus yang Menyembuhkan Sebagai Tanda Kehadiran Allah
a
di Indonesia Tahun 2022”, Penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul
n t
a
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By. Ny. Y Usia 0-2 Hari Dengan
s S
Prematur di Ruangan St. Monica RS St. Elisabeth Batam November 2017.
K e
B . Tujuan
I
ST n
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
terjadi pada By. Ny. Y usia 0-2 hari dengan prematur di RS Elisabeth
t h
e
hari dengan prematur di RS Elisabeth Batam November 2017.
a b
6. Mahasiswa mampu melakukan pelaksanaan tindakan pada By. Ny. Y
l i s
usia 0-2 hari dengan prematur di RS Elisabeth Batam November 2017.
a E
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang diberikan pada By.
n t
a
Ny. Y usia 0-2 hari dengan prematur di RS Elisabeth Batam November
s S
2017.
K e
C. Manfaat Studi Kasus
I
ST n
1. Teoritis
da khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
M e prematur.
2. Praktis
Medan
kuliah.
t h
e
baik dari segi sarana prasarana maupun tenaga kesehatan yang ada di
RSE Batam.
a b
l i s
E
c. Klien
a
Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat
n t
a
umumnya dalam perawatan bayi baru lahir, serta dapat mengenali
s S
tanda-tanda bahaya dan resiko pada bayi baru lahir prematur.
K e
I
ST n
da
M e
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
t h
e
A. Teori Medis
a b
l i s
E
a. Pengertian
a
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
n t
a
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
s S
genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-
K e
4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah & Yulianti,
I
ST n
2013). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai
M e 1) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-
2) Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan 38–42 minggu
dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar
berikut:
7
8
t h
e
6) Lingkar lengan 11-12 cm
a
7) Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit
b
8) Pernapasan ±40-60 x/menit
l i s
a E
9) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
n t
a
cukup
s S
10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
K e
sempurna.
I
ST n
11) Kuku agak panjang dan lemas
15) Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada
16) Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
dengan baik
t h
e
jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.
a b
Tabel 2.1 Penilaian Keadaan Umum Bayi Berdasarkan Nilai APGAR
E lis
Tanda 0 1 2
t a
Appearance Biru, pucat Badan pucat, Semuanya merah
n
tungkai biru muda
a
Pulse Tidak teraba < 100 >100
S
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
s
Activity Lemas/lumpuh Gerakan Aktif/ fleksi
Ke
sedikit/fleksi tungkai baik/
tungkai reaksi melawan
I
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak Baik, menangis
ST n
teratur kuat
a
Interpretasi:
dengan menempatkan bayi baru lahir diatas perut pasien dan ditutupi dengan
selimut atau handuk kering yang hangat (Walyani dan Purwoastuti, 2015)
1) Refleks graff sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak
2) Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
t h
e
succedaneum, cephal hematoma, hidrosefalus, rambut meliputi : jumlah,
a
warna, dan adanya lanugo pada bahu dan punggung
b
2) Muka : Tanda-tanda paralisis
l i s
3) Mata :
a
Ukuran, bentuk
E
(strabismus, pelebaran epicanthus) dan
n t
a
kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, perdarahan
s S
subkonjungtiva
K e
4) Telinga : Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak, dihubungkan dengan
I
ST n
mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran.
sianosis.
abnormalitas kromosom.
10) Abdomen : Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan
tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut dan
11
11) Genetalia : Kelamin laki-laki: panjang testis, testis sudah turun berada
t h
e
dalam skrotum, orifisium uretra di ujung penis, kelainan (fimosis,
a b
hipospedia/epispadia). Kelamin perempuan : Labia mayora dan labia
l i s
minora, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra, sekret dan lain-lain.
a E
12) Tungkai dan kaki : Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari,
n t
a
pergerakan, pes equinovarus/peseguinovalgus.
s S
13) Anus : Berlubang atau tidak, posisi, fungsi sfinter ani, adanya atresia ani,
K e
mekonium plug syndrome, megacolon.
I
ST n
14) Punggung : Bayi tengkurap, raba kurvatula kolumna vertebralis, scoliosis,
M e 15) Pemeriksaan kulit : Verniks caseosa, lanugo, warna, oedama, bercak, tanda
Beberapa perubahan fisiologi yang dialami bayi baru lahir antara lain
yaitu:
12
1) Sistem pernapasan
t h
e
mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan
a b
menarik napas dan mengeluarkan napas dengan merintih sehingga udara
l i s
tekanan didalam respirasinya biasanya pernapasan diafragmatik dan
a E
abdominal (Manggiasih dan Jaya, 2016).
n t
a
Ketika struktur matang, ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan
s S
system alveoli. Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran
K e
gas melalui plasenta dan setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui
I
ST n
paru-paru bayi. Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena
M e -
(stimulasi mekanik)
2) Suhu tubuh
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu
13
ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu tubuh aksila pada bayi
t h
be
i s a
E l
t a
a n
s S
e
Terdapat empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan
I K
bayi kehilangan panas yaitu:
ST n
1) Konduksi
a
Konduksi adalah kehilangan panas dari objek hangat dalam kontak
e d langsung dengan objek yang lebih dingin. Panas dihantarkan dari tubuh bayi
2) Radiasi
bayi baru lahir keluar dari tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin
3) Konveksi
t h
e
Konveksi terjadi saat panas hilang dari tubuh bayi ke udara
a b
disekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung
l i s
pada kecepatan dan suhu udara). Contohnya konveksi dapat terjadi ketika
a E
membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, atau
n t
a
membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas.
s S
4) Evaporasi
K e
Jika saat lahir tubuh bayi tidak segera di keringkan dapat terjadi
I
ST n
kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi
yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan
da diselimuti. Apabila bayi baru lahir diletakkan dalam suhu kamar 25°C, maka
M e bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi yang
3) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa
sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Oleh karena itulah,
bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga
energi dapat diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak. Pada jam-
hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu,
15
sekitar dihari keenam energi diperolah dari lemak dan karbohidrat yang
t h
e
Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fiologis pada bayi
a b
baru lahir, yaitu setelah tubuh bayi lahir akan terjadi proses penghantaran
l i s
oksigen ke seluruh tubuh, maka terdapat perubahan, yaitu penutupan foramen
a E
ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus arteri paru dan aorta.
n t
a
Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh
s S
darah, dimana oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah
K e
tenaga dengan cara meningkatkan atau menguragi resistensi. Perubahan
I
ST n
tekanan sistem pembuluh darah dapat terjadi pada saat tali pusat dipotong,
resistensinya akan meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun karena
peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan akan terjadi
penurunan atrium kiri, foramen ovale akan menutup, atau dengan pernapasan
kadar oksigen dalam darah akan meningkat yang dapat menyebabkan duktus
hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit
setelah tali pusat diklem dan penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu
t h
e
sekitar 2-3 bulan (Manggiasih dan Jaya, 2016).
a b
l i s
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar
a E
natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas.
n t
a
Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyak
s S
orang dewasa, keseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus
K e
proksimal, sertarenal Blood flow relatif kurang bila dibandingkan orang
I
ST n
dewasa.
7) Warna kulit
Pada saat kelahiran tangan dan kaki warnanya akan kelihatan lebih
t h
e
bagian ini akan lebih merah jambu (Manggiasih dan Jaya, 2016).
8) Imunoglobin
a b
l i s
Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang juga
tidak
a E
n t
a
memiliki lamina propia ilium dan apendiks. Plasenta merupakan sawar,
s S
sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imonologis. Pada BBL hanya
K e
terdapat gamaglobulin G, sehingga imonologi dari ibu dapat berpindah
I
ST n
melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Akan tetapi, bila ada infeksi
M e dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma serta antibodi gama A, G, dan
M. (Dewi, 2013).
9) Traktus Digestivus
pertama kehidupan dan dalam 4 hari setelah kelahiran biasanya feses sudah
sudah terdapat pada neonatus, kecuali enzim amylase pankreas (Dewi, 2013).
18
10) Hati
t h
e
lemak serta glikogen. Selm hemopoetik juga mulai berkurang, walupun
a b
dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu
l i s
bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonates juga belum
a E
sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih
n t
a
dari 50 mg/kg BB/hari dapat menimbulkan grey syndrome (Dewi,2013).
s S
e. Tahapan Bayi Baru Lahir
K e
Adapun tahapan pada bayi baru lahir adalah :
I
ST n
1) Tahap I terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama
pengkajian
pertama
- Menjepit tali pusat dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu
mengurut tali pusat kearah ibu dan memasang klem ke-2 dengan
t h
e
- Memegang tali pusat diantara 2 klem dengan menggunakan tangan
a b
kiri (jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat
diantara 2 klem.
l i s
a E
- Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilikus dengan
n t
a
simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati. Untuk
s S
kedua kalinya bungkus dengan kasa steril, lepaskan klem pada tali
K e
pusat, lalu memasukkannya dalam wadah yang berisi larutan klorin
I
ST n
0,5 %.
da ibu.
- Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban atau aliran
t h
e
dekapan ibu.
a b
4) Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil
l i s
5) Pada BBL cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2.500 gram dan
a E
menangis kuat bisa dimandikan ± 24 jam setelah kelahiran dengan tetap
n t
a
menggunakan air hangat. Pada BBL berisiko yang berat badannya
s S
kurang dari 2.500 gram atau keadaannya sangat lemah sebaiknya jangan
K e
dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil dan mampu menghisap ASI
I
ST n
dengan baik.
6) Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir. Ada empat cara
Trauma pada bayi baru lahir adalah cedera yang didapatkan saat
dan persalinan dengan tindakan (vakum atau forceps). Trauma atau cedera
intracranial)
(Dewi, 2013).
2. Tinjauan Prematur
t h
e
1. Pengertian prematur
a b
Bayi Prematur adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari
l i s
37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
a E
kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan
n t
a
(NKB-SMK) (Maryanti & dkk, 2011). Bayi yang dilahirkan pada minggu ke
s S
37 usia kehamilan serta bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan
K e
kurang dari 2500 gram bukan prematur, walau lebih kecil dari semestinya.
I
ST n
2. Klasifikasi bayi prematur
M e 1. Bayi yang sangat prematur berat (extreme prematur ) : bayi yang lahir
2. Bayi pada derajat prematur sedang (moderately prematur): bayi yang lahir
3. Bayi yang kurang bulan (borderline prematur): bayi yang lahir pada usia
a. Faktor ibu
- Umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
t h
e
darah
a b
l i s
E
b. Faktor kehamilan
a
- Hamil dengan hidramnion
n t
a
- Hamil ganda
s S
Perdarahan antepartum
K e
- Komplikasi pre-eklampsia/ eklampsia ketuban pecah dini
I
ST n
c. Faktor janin
- Cacat bawaan
M e d. Faktor lainnya
badannya kurang dari 2500 gram, panjang badannya kurang dari 48 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm. Ukuran
23
badannya kecil, kepalanya terlihat besar untuk tubuhnya yang kecil. Mukanya
kecil tapi tidak ada lemak di pipinya dan matanya menonjol. Elastisitas daun
kupingnya tidak ada atau kurang sempurna. Rambutnya tipis serta banyak
t h
e
lanugo di tubuhnya, verniks sedikit sekali, kulitnya keriput tipis dan merah
a b
muda. Scrotumnya belum berbentuk dan tidak berisi testikel. Pada bayi
l i s
perempuan klitosinya besar dan labia minora terlihat jelas. Refleksnya masih
a E
buruk, demikian juga tonus ototnya lemah, di saluran cerna dan di sistem
n t
a
kemih belum siap menunaikan fungsinya. Bagi prematur sebenarnya masih
s S
harus dalam uterus dengan segala kenyamanannya malah bukan malah
K e
berjuang keras beradaptasi dengan dunia luar. Oleh karna itu tubuhnya belum
I
ST n
cukup siap untuk berjuang hidup di luar uterus meskipun ada sebagian kecil
M e Alat tubuh yang prematur belum berfugsi seperti bayi matur. Maka
1. Suhu tubuh
c. Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehinga cepat kehilangan panas
badan
2. Pernapasan
e
belum
th
sempurna, sehingga
a b
4. Hepar yang belum matang (immatur)
l i s
a E
Mudah menimbulkan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi
n t
a
hiperbilirubin (kuning)
s S
5. Perdarahan dalam otak
K e
a. Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah
I
ST n
b. Sering mengalami gangguan pernapasan, sehingga mudah terjadi
M e kematian bayi
t h
e
c. Pengawasan nutrisi/ASI
a b
Organ pencernaan prematur masih belum sempurna, lambung kecil,
l i s
enzim pencernaan belum matang, reflek menelan prematur dengan
a E
berat badan rendah belum sempurna, sedangkan kebutuhan protein 3
n t
a
sampai 5 g/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB, sehingga
s S
pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3
K e
jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung.
I
ST n
Refleks mengisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
Yulianti, 2013).
26
t h
e
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari
a b
pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
n t
a
langkah disempurnakan secara periodik, proses ini dimulai dari pengumpulan
s S
data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Dengan adanya proses manajemen
K e
asuhan kebidanan ini maka mudah kita dapat mengenali dan mengidentifikasi
I
ST n
masalah selanjutnya, merencanakan dan melaksanakan suatu asuhan yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir. Pengkajian pada bayi
baru lahir dibagi dalam 2 bagian, yaitu pengkajian segera setelah bayi lahir
dan pengkajian keadaan fisik untuk memastikan bayi dalam keadaan normal
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari
reflek atau respon terhadap rangsangan), activity (tonus otot), dan respiratory
27
effort (usaha bernapas). Pengkajian sudah dimulai sejak kepala tampak dengan
t h
e
kesulitan lahir. Prematur dapat terjadi pada janin besar, kesan panggul ibu
a b
yang sempit dan presentase atau posisi janin yang abnormal, prematur dapat
l i s
diketahui melalui pemeriksaan VT, dan dapat terlihat jelas setelah bayi lahir.
a E
n t
a
Setelah pengkajian segera setelah bayi lahir, untuk memastikan bayi
s S
dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan.
K e
Langkah II (Kedua) : Interpretasi Data Dasar
I
ST n
Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah dan
yang bisa timbul dari prematur adalah bisa mengakibatkan hipotermi dan
asfiksia.
atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
28
anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi. Pada kasus prematur tidak
diperlukan adanya tindakan segera dan atau kolaborasi, jika dalam keadaan
tertentu terjadi komplikasi lain seperti, asfiksia maka perlu dilakukan tindakan
t h
e
tergantung keadaan yang dialami bayi.
a b
Langkah V (Kelima): Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
l i s
Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan
a E
temuan pada langkah sebelumnya. Adapun penalatalaksanaan prematur adalah
n t
a
dengan melakukan perawatan bayi sama dengan bayi normal, melakukan
s S
pengawasan keadaan umum bayi, memberikan lingkungan yang baik, adanya
K e
ventilasi dan sinar matahari yang cukup, pemberian ASI yang adekuat dimana
I
ST n
bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar, melakukan
datali pusat, serta memberikan konseling pada orang tua tentang : menganjurkan
aman. Pada kondisi prematur pada bayi baru lahir dapat dilakukan
dimana terjadi komplikasi pada prematur atau mengalami syok maka perlu
t h
e
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir sebagaimana telah
a b
l i s
E
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
a
Metode 4 langkah pendokumentasian yang disebut SOAP ini
n t
a
dijadikan proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan dipakai untuk
s S
mendokumentasikan hasil pemeriksaan klien dalam rekam medis sebagai
K e
catatan perkembangan kemajuan yaitu:
I
ST n
1. Subjektif (S)
2. Objektif (O)
3. Assesment (A)
terhadap klien.
30
4. Planning (P)
t h
e
hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan klien yang diambil dalam
a b
rangka mengatasi masalah klien dan memenuhi kebutuhan klien SOAP ini
l i s
dilakukan pada asuhaun pada bayi dengan prematur pada tahap berikutnya,
a E
dan atau kunjungan berikutnya yang dilakukan setiap bulan selama 4 kali
n t
a
kunjungan untuk memantau perkembangan bayi. kunjungan rumah dilakukan
s S
untuk asuhan yang lebih efektif.
K e
I
ST n
da
M e
BAB III
t h
A. Jenis studi kasus
be
Menjelaskan jenis studi kasus yang digunakan adalah studi kasus
i s a
dengan menggunakan metode deskriptif yakni melihat gambaran kejadian
E l
tentang asuhan kebidanan yang dilakukan di lokasi tempat pemberian asuhan
t a
kebidanan. “Studi kasus ini dilakukan pada By. Ny. Y usia 0-2 hari dengan
a n
S
Prematur di Ruangan St. Monica RS St. Elisabeth Batam pada tanggal 21
s
November – 23 November 2017”.
K e
I
B. Tempat dan Waktu Studi Kasus
ST n
Studi kasus ini dilakukan di Ruangan St. Monica RS St. Elisabeth
a
Batam pada tanggal 21 November – 23 November 2017.
M Dalam studi kasus ini penulis mengambil subyek yaitu By. Ny. Y usia
0-2 hari dengan Prematur di Ruangan St. Monica RS St. Elisabeth Batam pada
a. Data Primer
1. Pemeriksaan Fisik
31
32
a) Inspeksi
t h
e
pernapasan, pergerakan, warna kulit, dan tonus otot bayi. Inspeksi pada
a b
kasus ini dilakukan secara berurutan dari kepala sampai ke kaki, pada
a E
n t
a
Palpasi adalah suatu tehknik yang menggunakan indra perababa
s S
tangan dan jari dalam hal ini palpasi dilakukan warna kulit bayi (Nursalam,
K e
2007). Pada kasus ini pemeriksaan palpasi meliputi nadi.
I
ST n
c) Perkusi
d) Auskultasi
2. Wawancara
t h
e
pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penulis (responden) atau
a b
bercakap-cakap berhadapan dengan orang tersebut. Wawancara dilakukan
l i s
oleh tenaga medis dengan Ny. Y selaku orang tua By. Y usia 0-2 hari
dengan prematur.
a E
n t
a
3. Observasi
s S
Observasi adalah tehknik pengumpulan data dengan cara
K e
mengamati subjek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang
I
ST n
berhubungan dengan kasus yang diambil. Observasi dapat berupa
da Observasi pada kasus bayi baru lahir dengan prematur dilakukan untuk
b. Data Sekunder
kasus atau dekomentasi pasien serta catatan asuhan kebidanan dan studi
1. Studi Dokumentasi
biografi dan catatan harian. Pada kasus bayi baru lahir dengan prematur
34
diambil dari catatan status pasien diruangan Santa Monica Rumah Sakit
2. Studi Kepustakaan
t h
e
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dan
a b
menunjang latar belakang teoritis dari studi penelitian. Pada kasus ini
l i s
mengambil studi kepustakaan dari buku, laporan penelitian, majalah
a E
ilmiah, jurnal dan sumber terbaru terbitan tahun 2013-2018.
n t
a
E. Alat-Alat dan Bahan yang dibutuhkan
s S
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara
K e
lain:
I
ST n
1. Wawancara
M e - Buku tulis
- Bolpoin + Penggaris
2. Observasi
- Tensimeter
- Stetoskop
- Thermometer
3. Dokumentasi
t h
e
b. Alat tulis.
a b
l i s
a E
n t
S a
e s
I K
ST n
da
M e
BAB IV
t h
A. Tinjauan Kasus
be
a
RUMAH SAKIT ELISABETH BATAM DI RUANGAN ST. MONICA
i s
21 NOVEMBER 2017
E l
ta
Tgl masuk : 21 - 11 - 2017 Tanggal pengkajian : 21 – 11 - 2017
n
Jam masuk : 18.40 Wib Jam pengkajian : 18.45 Wib
Tempat
S a
: RSE Batam Pengkaji : Lorena
e s
I. PENGUMPULAN DATA
I K
A. Identitas Bayi
ST n
Nama Bayi : Bayi Ny. Y
da
Umur Bayi : 0 hari
M e Tanggal Lahir/Jam
Jenis Kelamin
: 21-11-2017/ 18:40 wib
: Perempuan
Ibu Suami
36
37
t h
B. Anamnese (Data Subyektif)
be
Pukul : 18.20 Wib Oleh: Lorena
i s a
a. Jantung
E l : Tidak ada
ta
an
b. Hipertensi : Tidak ada
S
c. Diabetes melitus : Tidak ada
s
Ke
d. Malaria : Tidak ada
I
e. Ginjal : Tidak ada
ST n
f. Asma : Tidak ada
a
g. Hepatitis : Tidak ada
UK : 36 minggu
Jenis Persalinan : SC
38
Komplikasi Persalinan :
Ibu : Oligohidramnion
t h
e
Bayi : Tidak ada
Ketuban pecah
a b
: Jernih (18:35 wib)
Keadaan Plasenta
l i s
: Baik, lengkap
Tali Pusat
a E
: Baik, tidak ada tanda abnormal
n t
a
4. Riwayat kehamilan :
S
a. Riwayat komplikasi kehamilan
I K
ST n
2) Pre Eklampsia : Tidak ada
M e 5) Lain-lain
5. Kebutuhan Bayi
b. Eliminasi : Ada
Data Objektif
Antropometri
t h
e
2. Panjang badan : 42 cm
3. Lingkaran kepala : 31 cm
a b
4. Lingkar dada
l
: 30 cm
i s
Pemeriksaan Umum:
a E
n t
Sa
1. Jenis Kelamin : Perempuan
s
2. APGAR skor : 6/7
K e
3. Keadaan umum bayi : Lemah
I
ST n
4. Suhu : 360C
5. Bunyi jantung
da Frekuensi : 98 kali/menit
M e Respirasi
C. PEMERIKSAAN FISIK :
: 36 kali/menit
2. Tanda Vital :
3. Kepala
a. Bentuk : Simetris
t h
e
4. Mata
a. Letak
a b
: Simetris, sejajar mata
b. Bentuk
l i
: Normal
s
c. Sekret
a E
: Tidak ada
n t
Sa
d. Conjungtiva : Merah muda
s
e. Sclera : Tidak ikterik
K e
5. Telinga
I
ST n
a. Bentuk : Normal
da6. Mulut
M e a. Bibir
b. Palatum
: Simetris, tampak pucat
: Ada
7. Hidung
a. Bentuk : Simetris
8. Leher
a. Pergerakan : Lemah
9. Dada
a. Bentuk : Simetris
t h
e
10. Abdomen
a b
b. Tali pusat
l i s
: Tidak ada infeksi
11. Punggung
a E
n t
Sa
a. Bentuk : Simetris
s
b. Tulang belakang : Ada
K e
12. Ekstremitas atas dan bawah
I
ST n
a. Gerakan : Lemah
b. Bentuk : Normal
da c. Jumlah : Lengkap
M e d. Warna
13. Genitalia
: Tampak pucat
mayora
14 Anus
a. Lubang : Ada
15. Refleks :
t h
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa
be
: Bayi Ny. Y usia 0 hari dengan bayi baru lahir prematur
Dasar :
i s a
DS :
E l
t a
n
- Ibu mengatakan bayi lahir pukul 18.40 wib, jenis kelamin
S a Perempuan
s
Ke
- Ibu mengatakan ini adalah bayi keempat
I
- Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya.
ST n
DO :
a
- Tanda Vital : HR : 98 kali/menit
e d RR : 36 kali/menit
M -
Temp : 36 0C
- APGAR 6/7
- Refleks lemah
Kebutuhan :
- Pemberian O2
- Pemberian ASI
43
- Hipotermi
- Asfiksia
t h
e
IV. TINDAKAN SEGERA, KOLABORASI, RUJUKAN
Tidak ada
a b
l i s
E
V. INTERVENSI
a
Tanggal : 21 November 2017 Pukul : 18.45 WIB
n t
a
No. Intervensi Rasional
1.
s S
Beritahu kepada ibu dan Memberitahu kepada ibu dan
e
keluarga tentang keadaan keluarga mengenai keadaan bayi
K
bayi mereka. saat ini, dengan memberitahukan ibu
I
dan keluarga, keluarga menjadi tidak
ST n
terlalu khawatir mmengenai keadaan
bayinya.
a
2. Berikan dan Dengan memberikan dan
d
mempertahankan rasa hangat mempertahankan rasa hangat kepada
e
kepada bayi. bayi, diharapkan bisa mencegah
M
terjadinya hipotermi kepada bayi
baru lahir. Maka untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi di
masukkan ke dalam inkubator.
Dengan suhu 32 derajat celcius.
h
kepada ibu cara merawat tali pusat
t
akan membantu ibu dalam
e
melakukan perawatan tali pusat di
b
kemudian hari.
i s a
l
6. Mandikan bayi dan Kebersihan bayi baru lahir sangat
E
melakukan personal hygiene penting. Dan pada usia ini bayi
masih rentan terhadap
t a
mikroorganisme maka bayi di
n
mandikan minimal 2 kali sehari.
7.
S a
Pantau intake dan output Pantau intake dan output bayi
s
bayi. karena dengan memantau intake dan
e
output bayi kita dapat mengetahui
K
apakah intake dan out put seimbang.
I
ST n
8. Ajarkan ibu cara melakukan Agar bayi tetap memperoleh
metode kanguru setelah bayi kehangatan melalui kontak kulit dari
membaik. ibu dan mencegah hipotermi.
e
dokter dalam pemberian dengan dokter perawatan dan
M
therapy. therapy yang di lakukan dapat sesuai
dengan kebutuhan bayi.
VI. IMPLEMENTASI
h
Ev : Ibu dan keluarga sudah tahu
t
hasil pemeriksaan bayi
2. 21-11- 18.55
be
Melakukan rangsangan takstil dan Lorena
a
2017 pengisapan lendir pada bayi baru
l i s
lahir
E
Ev : Bayi sudah dilakukan
rangsangan takstil dan pengisapan
t a
lendir
3.
a
21-11-
n
19.00 Melakukan pemasangan oksigen pada Lorena
S
2017 bayi 1 liter
s
Ev : Bayi sudah mendapatkan 02 1
Ke
liter/menit
I
4. 21-11- 19.05 Memberikan dan mempertahankan Lorena
ST n
2017 rasa hangat kepada bayi dengan cara
membedong bayi, tidak membiarkan
bayi dalam keadaan basah dan segera
a
mengganti pakaian bayi bila basah
d
dengan mengganti pakaian yang
e
kering. Dan memasukkan bayi ke
M
dalam inkubator dengan suhu 320C.
Ev : Bayi sudah dibedong dengan
kain bersih dan sudah berada didalam
inkubator dengan suhu 320C dan
sudah ibu sudah mengetahuinya.
h
dari atas kepala hingga keseluruh
t
badan. kemudian kita mengangkat
e
bayi dari bak mandi,
b
menggeringkannya dan memakaikan
a
baju bayi yang kering dan bersih.
l i s
Ev : Bayi sudah dimandikan dan
E
dibedong kembali dengan kain
bersih.
t a
n
6. 22-11- 08:35 Melakukan perawatan tali pusat Lorena
a
2017 kepada bayi dengan tidak
S
memberikan sabun di tali pusat ketika
s
memandikan bayi dan ketika
e
mengeringkan tali pusat tidak
K
membubuhkan atau memberi tali
I
pusat apapun seperti betadin, bedak,
ST n
dll, cukup dengan membungkusnya
menggunakan kasa steril.
Ev : Tali pusat bayi sudah dibungkus
a
dengan kassa steril.
M
2017 dengan melihat seberapa banyak bayi
meminum ASI yang diberikan dan
melihat seberapa banyak bayi BAB
atau BAK dalam sehari.
Ev : Bayi sudah diberikan ASI 20 cc
dan diselangi dengan pemberian susu
formula 30 cc setiap 2 jam atau setiap
bayi menangis dan popok bayi sudah
10-12 kali ganti/hari
h
secara terus-menerus.
e t
a b
i s
VII. EVALUASI
S:
E l
-
t a
Ibu mengatakan ini anaknya yang keempat dan pernah
a n
mengalami keguguran.
s
-
S Ibu mengerti dengan keadaan bayinya
Ke
I
- Ibu mengatakan bayinya menangis lemah
ST n
- Ibu mengatakan bayinya bergerak lemah
a
O: Keadaan umum : Lemah
M
TTV :T : 36 0C
P : 98 kali/menit
RR : 36 kali/menit
BB : 2310 gram
PB : 42 cm
LK : 31 cm
LD : 30 cm
A:
lahir prematur
t h
e
- Masalah : Belum teratasi
a b
l i s
- Jaga kehangatan tubuh bayi
a E
- Perawatan tali pusat
n t
Sa
- Cukupi nutrisi bayi
s
- Beri therapy
K e P:
I
ST n
- Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong bayi dan
M e -
Ev : Bayi sudah diselimuti dan bayi tidak hipotermi
menangis.
DATA PERKEMBANGAN-I
S:
t h
e
- Ibu mengatakan ia senang dengan keadaan bayinya saat ini
a b
O:
l i s
- Keadaan umum
a E
: Sedang
n t
Sa
- Kesadaran : Compos Mentis
TTV :T : 36,90C
K es
P : 132 kali/menit
I
ST n
RR : 46 kali/menit
BB : 2320 gram
da PB : 42 cm
M e LK
LD
: 30 cm
: 31 cm
A:
- Diagnosa : Bayi Ny. Y usia 1 hari dengan bayi baru lahir prematur
P:
t h
e
Ev : Bayi sudah diselimuti dan bayi tidak hipotermi
a b
Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat dengan
n t
a
- Menjaga kebersihan bayi jika bayi sedang dalam BAB dan BAK
s S
membersihkan bayi dengan air hangat
K e
Ev : Kebersihan bayi sudah terjaga
I
ST n
- Memberi bayi minum ASI ketika rawat gabung dan susu formula setiap 2
M e
51
DATA PERKEMBANGAN-II
t h
S:
be
Ibu mengatakan ia senang dengan keadaan bayinya saat ini
i sa
Ibu mengatakan bayi sudah menyusu dengan baik
E l
Ibu mengatakan pola eliminasi bayi lancar dan tidak ada keluhan
O:
t a
-
a
Keadaan umum
n: Baik
s S
Kesadaran : Compos Mentis
K e TTV :T : 36,70C
I
ST n
P : 142 kali/menit
RR : 48 kali/menit
da BB : 2330 gram
M e PB
LK
: 42 cm
: 30 cm
LD : 31 cm
A:
- Diagnosa : Bayi Ny. Y usia 0 hari dengan bayi baru lahir prematur
P:
t h
e
Ev : Bayi sudah diselimuti dan bayi tidak hipotermi
a b
Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat dengan
l i s
a E
Ev : Tali pusat bayi sudah dibungkus dan dirawat dengan baik
n t
a
- Menjaga kebersihan bayi jika bayi sedang dalam BAB dan BAK
S
membersihkan bayi dengan air hangat
e s
Ev : Kebersihan bayi sudah terjaga
I K - Memberi bayi minum ASI ketika rawat gabung dan susu formula setiap 2
ST n
jam sekali 60 cc atau jika bayi dalam keadaan menangis.
M e - Memantau pola eliminasi bayi yaitu : BAK : 10-12 kali sehari, warna :
T : 36,80C
P : 142 kali/menit
RR : 48 kali/menit
B. Pembahasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
t h
e
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
a b
l i s
Berdasarkan kasus pada Bayi Baru Lahir By. Ny. Y usia 0-2 hari dengan
a E
prematur, masalah yang timbul yaitu bayi menangis lemah, reflek lemah dan
n t
a
ekstremitas kebiruan. Untuk mengatasi masalah tersebut bayi membutuhkan jaga
s S
kehangatan bayi, perawatan tali pusat, dan pemberian O2 melalui asuhan
K e
kebidanan yang diterapkan dalam manajemen menurut Varney (Sarwono, 2009).
I
ST n
2. Pembahasan Masalah
da
kasus yang telah diambil tentang kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada
M e praktik yang dilakukan dilahan praktik dengan teori yang ada, dengan
terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan
kebidanan yang efektif dan efisien khususnya pada bayi baru lahir dengan
Berdasarkan hasil studi kasus bayi Ny. Y yang dilaksanakan mulai tanggal
t h
e
Penulis melakukan pembahasan yang menghubungkan antara teori dengan kasus
a b
yang dialami oleh bayi Ny. Y dengan menggunakan manajemen kebidanaan
l i s
dengan tujuh langkah Varney, maka pembahasan akan diuraikan langkah demi
a E
n t
a
1. Pengkajian Data
s S
Penilaian APGAR, meliputi apperance (warna kulit), pulse (denyut nadi),
K e
grimace (reflek atau respon terhadap rangsangan), activity (tonus otot), dan
I
ST n
respiratory effort (usaha bernapas). Setelah pengkajian segera setelah lahir, untuk
da
(Manuaba, 2010).
M e Dalam teori (Manuaba, 2010), mengatakan bahwa tanda dan gejala BBL
Prematur adalah berat badan kurang dari 2500 gram, lingkar kepala kurang dari 33
Pada pengkajian bayi Ny. Y dengan prematur diperoleh data subjektif dengan
keluhan bayi menangis lemah,reflek lemah dan badan agak kebiruan. Data
tampak kebiruan.
t h
e
teori dan praktek karena pengkajian yang didapatkan hasilnya sama dengan yang
a b
l i s
E
2. Interprestasi Data Dasar
a
Pada kasus ini penulis mendapatkan diagnosa kebidanan Bayi Ny. Y usia
n t
a
0-2 hari dengan berat badan lahir prematur. Masalah yang ditentukan pada bayi
s S
baru lahir Ny.Y adalah hipotermi dan asfiksia. Kebutuhan yang diberikan adalah
K e
menjaga kehangatan bayi, memeriksa kondisi bayi setelah lahir, membersihkan
I
ST n
jalan nafas, memantau tanda vital bayi dan mencukupi kebutuhan nutrisi bayi
(Manuaba, 2010).
da Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek,
diagnosa, masalah dan kebutuhan yang telah di lakukan pengkajian sama dengan
Dalam teori (Proverawati Atikah, 2010) masalah potensial pada bayi baru
lahir prematur yaitu hipotermi dan asfiksia. Tetapi pada kasus ini tidak terdapat
masalah potensial yang timbul pada asuhan yang di berikan pada Bayi Ny. Y
dengan berat badan lahir prematur karena bayi segera dilakukan rangsangan
segera dan menempatkan bayi di dalam inkubator dengan suhu 320C. pada
4. Tindakan Segera
t h
e
Berdasarkan teori (Proverawati Atikah, 2010) bayi baru lahir prematur,
a b
modren dilengkapi dengan alat
l i s
pengukur suhu dan kelembapan agar bayi mempertahankan suhu tubuhnya yang
normal.
a E
n t
a
Pada kasus ini Bayi setelah lahir langsung dibungkus kain dengan kain
S
bersih dan dimasukkan di inkubator dengan suhu 320C agar bayi tetap hangat.
s
K e
Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek.
I
ST n
5. Intervensi
Pada kasus ini tanggal 21-11-2017 beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
da
bayinya, jaga kehangatan tubuh bayi, lakukan rangsangan takstil dan pengisapan
mandikan dan ajarkan ibu lakukan perawatan tali pusat, ajarkan ibu metode
kanguru, pantau intake dan ouput dan kolaborasi dengan dokter anak. Pada
langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan pratek. Tanggal 22-11-
2017 jaga kehangatan bayi dan letakkan pada tempat yang hangat, lakukan
perawatan tali pusat, jaga kebersihan bayi jika BAB atau BAK, pantau nutrisi ASI
atau susu formula. Tanggal 23-11-2017 jaga kehangatan bayi dan letakkan pada
tempat yang hangat, lakukan perawatan tali pusat, jaga kebersihan bayi jika BAB
atau BAK, pantau nutrisi ASI atau susu formula, pantau pola eliminasi bayi,
lakukan uji coba bayi diluar inkubator, penkes ibu perawatan bayi baru lahir.
57
6. Implementasi
Pada tanggal 21-11-2017 bayi Ny.Y usia 0-2 hari dengan prematur antara
lain: memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya, menjaga kehangatan tubuh bayi
t h
e
dengan memasukkan kedalam inkubator, melakukan pemasangan oksigen
a b
1liter/menit ,mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, memandikan dan melakukan
l i s
perawatan tali pusat, mengajarkan ibu metode kanguru, pantau intake dan output
a E
bayi, serta melakukan kolaborasi dengan dokter anak. Tanggal 22-11-2017
n t
a
menjaga kehangatan bayi tubuh bayi dengan membedong dan memasukkan
s S
kedalam inkubator, memandikan dan melakukan perawatan tali pusat,
K e
membersihkan bayi dengan air hangat jika BAB atau BAK, memberi minum ASI
I
ST n
20 cc atau susu formula 30 cc setiap 2 jam sekali. Tanggal 23-11-2017 menjaga
da
inkubator, memandikan dan melakukan perawatan tali pusat, membersihkan bayi
M e dengan air hangat jika BAB atau BAK, memberi minum ASI 20 cc atau susu
formula 30 cc setiap 2 jam sekali, pola eliminasi bayi BAK : 10-12 kali sehari,
warna : kuning jernih, BAB 2-3 kali sehari, warna : kuning kehitaman, bayi sudah
bisa adaptasi diluar inkubator, ibu sudah mengerti dengan perawatan bayi baru
pemberian ASI dilakukan melalui sendok atau pipet. Pada kasus ini bayi tetap di
latih menyusui akan tetapi pemberian ASI tambahan di berikan melalui sendok.
Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.
58
7. Evaluasi
e
bantuan
th
sebagaimana telah
a b
diidentifikasikan didalam masalah dan diagnosa (Sudarti, 2010).
l i s
Setelah memberikan therapy pada bayi dan mencukupi kebutuhan nutrisi
a E
bayi dengan tetap menjaga kehangatan tubuh bayi berat badan bayi bertambah
n t
a
kurang lebih 10 gram per harinya. Dan setelah dipantau perkembangannya selama
s S
3 hari berat badan bayi bertambah 20 gram dengan nadi 136 kali/menit dan
K e
pernapasan 42 kali/menit. Bayi sudah adaptasi dengan lingkungan. Pada tahap ini
I
ST n
tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.
a
b. Penatalaksanaan menurut teori
cukup bulan) mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
c. Pengawasan nutrisi/ASI
pencernaan belum matang, reflek menelan prematur dengan berat badan rendah
t h
e
belum sempurna, sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 g/kg BB dan kalori
a b
110 kal/kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum
l i s
bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan
a E
lambung. Refleks mengisap masih lemah, sehingga pemberian minum
n t
a
sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.
s S
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI-lah yang
K e
paling dahulu diberikan. Bila faktor mengisapnya kurang maka ASI dapat
I
ST n
diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang
da cc/kg BB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kgBB/hari.
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
harus dilakukan setiap hari selama perawatan (Rukiyah & Yulianti, 2013).
BAB V
PENUTUP
t h
A. Kesimpulan
be
Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah dilakukan dan pembahasan
i s a
asuhan kebidanan pada Bayi Ny. Y dengan prematur di Ruangan St. Monica RS
E l
Elisabeth Batam tanggal 21 November sampai 23 November tahun 2017 yang
t a
n
menggunakan 7 langkah varney dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi,
S a
maka penulis dapat mengambil kesimpulan.
e s
1. Pengkajian telah dilaksananakan dengan mengumpulkan semua data
ST n
Data objektif keadaan umum lemah, refleks lemah, APGAR SCORE 6/7,
a
BB : 2310 gram, PB : 42 cm, LK : 31 cm, LD : 30 cm, pemeriksaan tanda-
Ny. Y usia 0-2 hari dengan Prematur masalah yang terjadi adalah hipotermi
dan asfiksia yaitu 2310 gram dengan APGAR SCORE 6/7 dan kebutuhan
3. Diagnosa potensial pada kasus ini yaitu hipotermi dan asfiksia, tidak terjadi
60
61
liter/menit.
t h
e
5. Perencanaan yang diberikan pada Bayi Ny.Y usia 0-2 hari dengan Prematur
a b
antara lain, yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya, jaga
l i s
kehangatan tubuh bayi, lakukan pemasangan O2 1 liter, cukupi kebutuhan
a E
nutrisi pada bayi, mandikan dan ajarkan ibu lakukan perawatan tali pusat,
n t
a
ajarkan ibu metode kanguru, pantau intake dan ouput dan kolaborasi
s S
dengan dokter anak.
K e
6. Pelaksanaan yang diberikan pada Bayi Ny.Y usia 0-2 hari dengan prematur
I
ST n
antara lain: memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya, menjaga
kanguru, pantau intake dan output bayi, serta melakukan kolaborasi dengan
dokter anak.
menangis spontan, tonus otot dan reflek sudah aktif, BB 2330 gram, nadi
B. Saran
t h
e
baik teori maupun praktek. Agar mahasiswa dapat meningkatkan
a b
pengetahuan dan wawasan tentang teori-teori Bayi Baru Lahir Prematur.
l i s
E
2. Bagi RSE Batam dan Tenaga Kesehatan
a
Diharapkan RSE Batam dan petugas kesehatan lainnya dapat lebih
n t
a
meningkatkan pelayanan dalam menangani kasus Bayi Baru Lahir
s S
Prematur, baik dari segi sarana prasarana maupun tenaga kesehatan yang
K e
ada di RSE Batam.
I
ST n
3. Bagi Ibu Klien
t h
Kesehatan dan Lingkungan. Vol. 1, No. 2 diakses tanggal 16 Mei 2017.
be
Dewi, VNL. 2013. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
a
Medika
l i s
Gupte. 2008. Asuhan Kebidanan Pada Neonatal. Jakarta : EGC
a E
Laddewig, Patricia. 2016. Asuhan Ibu & Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
n t
Manggiasih & Jaya. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi,
a
Balita, Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Trans Info Media
s S
Manuaba, Sp.OG. 2010. Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
K e
Maryanti, Dwi, S.Si.T & dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi, dan Balita.
I
Jakarta: Trans Info Media
ST n
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
da
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
e
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
M Rukiyah & Yulianti. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Trans Info Media
Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Malang: Erlangga
63
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e
t h
be
i sa
E l
ta
a n
s S
K e
I
ST n
da
M e